BAB II SELUK BELUK SOAL
VISUDDHI TISARANA
A. Pengertian Visuddhi Tisarana
Dalam setiap agama, ketika seseorang ingin menjadi anggota atau umat dari suatu agama maka ia harus menjalani suatu ritus inisiasi. Inisiasi yang
dimaksud di sini adalah suatu ritual suci yang menandai penerimaan seseorang dari suatu agama ke agama yang lain. Mariasusai Dhavamony menjelaskan bahwa
inisiasi adalah suatu ritual suci atau upacara suci yang dilaksanakan sebagai peresmian dan penerimaan seseorang dari suatu kelompok kepada kelompok yang
baru. Dengan inisiasi tersebut seseorang mendapatkan hak-hak dan kewajiban-
kewajibannya untuk berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan keagamaan di masyarakat.
1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, inisiasi adalah upacara atau ujian yang harus dijalani seseorang yang akan menjadi anggota suatu komunitas, suku
dan lain sebagainya.
2
Adapun yang dimaksud inisiasi di sini adalah suatu upacara pengukuhan yang harus dijalani seseorang ketika ia akan menjadi anggota atau
bagian dari umat suatu agama baru. Setiap agama memiliki suatu upacara pengukuhan bagi seseorang yang
akan menjadi bagian dari agamanya, tentu dengan caranya masing-masing. Dalam agama Islam contohnya, bagi seseorang yang akan memeluk agama Islam, ia
1
Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, Penerjemah A. Sudiarja, ed. Yogyakarta: Kanisius, 1995, h. 189.
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Jakarta: Balai Pustaka, 1990, h. 332.
8
9
harus mengucapkan dua kalimat syahadat syahadatain
3
dengan disaksikan oleh seorang tokoh agama dan beberapa saksi lainnya. Dan pada umumnya
pengucapan dua kalimat syahadat ini dilakukan di masjid. Dengan mengucapkan syahadatain
berarti seseorang telah bertekad dan yakin bahwa ia hanya akan menyembah satu-satunya Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha besar, dan
Tuhan Yang Maha Suci yaitu Allah SWT. Tiada tempat untuk bergantung, tempat meminta dan tempat untuk berlindung selain kepada Allah SWT. Dan ia
menyakini bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang diperintahkan untuk menyampaikan dan menyebarkan agama Allah kepada seluruh manusia.
Begitu juga dalam agama Buddha bila seseorang akan memeluk agama Buddha maka ia harus menjalankan suatu inisiasi yang disebut Tisaranagamana
yakni menyatakan diri berlindung kepada Tiratana yaitu Buddha, Dhamma dan Sa gha
. Pernyataan berlindung kepada Tiratana Tisaranagamana dalam agama
Buddha dilakukan dengan mengucapkan satu rumusan kuno yang terdiri dari tiga bait, yang dikenal dengan nama Tisarana Tisaranagamana. Bunyi rumusan
tersebut adalah sebagai berikut: • Buddha Sara a Gacch mi
: Aku berlindung kepada Buddha •
Dhamma Sara a Gacch mi : Aku berlindung kepada Dhamma
• Sa gha Sara a Gacch mi
: Aku berlindung kepada Sa gha
4
Ada dua macam cara menyatakan Tisaranagamana
5
, yaitu:
3
Dua kalimat syahadat tersebut berbunyi: “Asyhadu allaa ilaahaillallah, wa asyhadu anna muhammadarrasuulullah
.” Artinya: aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”
4
Dharma K. Widya, Menjadi Umat Buddha T. tp.: MAGABUDHI, WANDANI, PATRIA, 2004, h. 1.
10
a. Menyatakan Tisaranagamana seorang diri tanpa meminta disaksikan oleh seorang Bhikkhu.
b. Menyatakan Tisaranagamana dengan meminta disaksikan oleh seorang Bhikkhu. Cara yang kedua berada dalam suatu bentuk upacara yang disebut
dengan visuddhi up sakaup sika atau visuddhi Tisarana.
6
Visuddhi Tisarana terdiri dari dua suku kata visuddhi dan Tisarana.
Visuddhi atau wisuda dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh
W. J. S. Poerwadarminta, memiliki dua arti yaitu: 1 pelantikan atau peresmian yang dilakukan dengan upacara khidmat, 2 bersih, murni, suci.
7
Dalam Kamus Umum Buddha Dhamma
yang disusun oleh PANJIKA, visuddhi memiliki pengertian yang sama dengan pengertian yang kedua dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia yang disusun oleh W. J. S. Poerwadarminta, yaitu suci, kesucian.
8
Adapun visuddhi yang dimaksud di sini adalah suatu upacara pengukuhan atau peresmian yang dilakukan secara khidmat.
Kata Trisarana dalam bahasa Sansekerta, Tisarana dalam bahasa P li, terdiri dari kata tri artinya tiga dan sarana artinya perlindungan.
9
Jadi Tisarana artinya Tiga Perlindungan yang terdiri dari Buddha, Dhamma dan Sa gha.
Tisarana memiliki kedudukan yang penting dalam lubuk hati setiap umat Buddha,
dengan adanya Tisarana ini maka pembebasan dan penderitaan diri dapat dicapai.
5
Pandita Dhammavisarada Teja S. M. Rashid, Sila dan Vinaya Jakarta: Penerbit Buddhis BODHI, 1997, h. 29.
6
Pada tulisan selanjutnya penulis menggunakan sebutan visuddhi Tisarana.
7
W. J. S. Poerwadarminta, diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2006, cet. ketiga, h. 1367.
8
PANJIKA, Kamus Umum Buddha Dhamma, Pali- Sansekerta- Indonesia Jakarta: Tri Sattva Buddhist Centre, 2004, cet kedua, h. 260.
9
Tim Penyusun, Buku Pelajaran Agama Buddha Sekolah Menengah Tingkat Atas Kelas II
Jakarta: Felita Nursatama Lestari, 2003, h. 107.
11
Buddha yang telah menemukan sebab-sebab dari penderitaan, Dhamma adalah penuntun manusia dan karena Sa gha-lah Dhamma dapat bertahan hingga saat
ini.
10
Namun, dengan berlindung kepada Tiratana bukan berarti manusia telah mencapai Kebebasan Sejati, akan tetapi pernyataan Tisarana hanyalah sebagai
tahap awal dalam menyatakan tekad yang kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari.
11
Karena yang terpenting dalam agama Buddha adalah pemahaman, penghayatan dan pengamalan Dhamma
itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan berlindung kepada Tiratana
tanpa adanya praktek dan penghayatan berarti melenyapkan makna dan manfaat dari Tiratana sebagai Perlindungan atau Tisarana.
12
Oka Diputhera dalam sebuah karyanya mendefinisikan, visuddhi Tisarana adalah suatu upacara bagi seseorang yang akan menjadi umat Buddha yakni
dengan menyatakan diri berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sa gha di hadapan altar Sang Buddha, di bawah bimbingan seorang Bhikkhu. Calon umat
Buddha tersebut menyatakan keinginannya kepada sang Bhikkhu sampai tiga kali untuk ditahbiskan sebagai umat Buddha, setelah itu barulah ia diterima sebagai
umat Buddha.
13
Dalam visuddhi Tisarana selain menerima tuntunan Tisarana dari bhikkhu, calon up sakaup sika juga menerima tuntunan Pañcas la.
14
Jadi visuddhi Tisarana
adalah upacara penahbisan dan pengukuhan seseorang menjadi
10
Mengapa Beragama Buddha Jakarta: Dian Dharma, 2004, h. 5.
11
Tim Penyusun, Buku Pelajaran Agama Buddha Sekolah Menengah Tingkat Atas Kelas II
, h. 107.
12
PANJIKA, Rampaian Dhamma Jakarta: DPP PERVITUBI, 2004, cet. kedua, h. 15.
13
Oka Diputhera, Buddhavada, Pendidikan Agama Buddha untuk SMPT kelas I Jakarta: Arya Surya Candra, 1984, cet. kedua, h. 41.
14
Pañcas la atau lima sila yaitu menghindari pembunuhan, pencurian, perzinahan,
berdusta dan menghindari minuman dan makanan memabukkan yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran. PP MAGABUDHI, Buku Panduan Kursus Dasar Agama Buddha, Pengurus
Pusat Majelis Agama Buddha Therav da Indonesia, 2008, h. 15.
12
umat Buddha dengan menyatakan berlindung kepada Tiratana yaitu Buddha, Dhamma
dan Sa gha di depan seorang bhikkhu dan bertekad untuk menjalankan Pañcas la
dalam kehidupannya sehari-hari.
Berikut penulis menjelaskan mengenai perbedaan Tiratana dan Tisarana. Tiratana
berarti tiga Mustika atau permata yang terdiri dari Buddha, Dhamma dan Sa gha
memiliki kedudukan yang amat berharga di hati umat Buddha. Tiratana adalah sebagai lambang manifestasi dari Yang Maha Esa dan Maha Suci yang
tampak di dunia ini, sebagai objek emosi religius dalam kehidupan sehari-hari.
15
Jika Buddha, Dhamma dan Sa gha dipandang sendiri-sendiri maka ia disebut Tiratana
yaitu Buddha Ratana, Dhamma Ratana dan Sa gha Ratana. Namun bila dipandang sebagai satu kesatuan maka Buddha, Dhamma dan Sa gha ini menjadi
Perlindungan Sarana atau yang disebut Tisarana. Tiratana
atau Tiga Mustika masing-masing adalah: 1. Buddha Ratana. Arti kata Buddha berasal dari kata Budh yang artinya bangun
atau sadar. Kata Buddha bukanlah nama seseorang melainkan nama gelar kesucian yang diberikan kepada orang yang telah sadar atau bangun dari
kegelapan batin dan mencapai Kesucian dan Kesempurnaan.
16
Buddha adalah Guru suci junjungan umat Buddha yang telah memberikan pelajaran mulia
kepada umat manusia dan para dewa agar umatnya dapat mencapai Kebebasan Sejati atau Nibb na.
17
Dikatakan Kebebasan Sejati karena ketika seseorang
15
Mulyadi Wahyono, Pokok-pokok Dasar Agama Buddha Jakarta: Departemen Agama R.I., 2002, h. 46.
16
Singthung, Pengertian Tiratana, artikel diakses pada tanggal 12 November 2008, pukul: 10.38, dari http:www.indoforum.orgshowthread.php?t=22195.
17
Mulyadi Wahyono, Pokok-pokok Dasar Agama Buddha, h. 47.
13
mencapai Nibb na maka ia telah lepas dari segala ikatan duniawi dan terlepas dari segala dukkha.
Pada dasarnya para Buddha memiliki ajaran yang sama, seperti terurai dalam Dhammapada 183 yaitu:
1 Sabbap ssa akara a : Janganlah berbuat jahat
2 Kusalassa upasampad : Perbanyaklah perbuatan baik
3 Sacittapariyodapana : Sucikan hati dan pikiran
18
Ajaran Sang Buddha pada intinya membimbing batin manusia terbebas dari kemelekatan dan penderitaan, dan membimbing manusia menuju
Kebebasan Sejati. 2. Dhamma Ratana adalah pelajaran Sang Buddha yang menunjukkan umat
manusia dan dewa ke jalan yang benar dan membimbing mereka mencapai Nibb na
. Dhamma berarti Kebenaran, Kesunyataan, atau bisa juga dikatakan ajaran Sang Buddha.
19
Dhamma akan melindungi mereka yang
mempraktekkan Dhamma, dan praktek Dhamma akan membawa kebahagiaan, dan membimbingnya mencapai Nibb na.
3. Sa gha Ratana adalah persaudaraan para bhikkhu suci yang telah mencapai Empat Tingkat Kesucian yaitu: Sot panna, Sak d g mi, An g mi dan Arahat
atau yang disebut Ariya Sa gha. Ada dua jenis Sa gha yaitu: Ariya Sa gha dan Sammuti Sa gha. Ariya Sa gha adalah sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya, dan Sammuti Sa gha adalah persaudaraan para bhikkhu yang
18
Dhammapada . Penerjemah R. Surya Widya Jakarta: Yayasan Abdi Dhamma
Indonesia, 2008, h. 73.
17
http:www.indoforum.orgshowthread.php?t=22195.
14
belum mencapai tingkat-tingkat kesucian. Yang dimaksud Sa gha Ratana disini adalah Ariya Sa gha yang juga menjadi Perlindungan bagi umat Buddha.
Sa gha Ratana sebagai pelindung Dhamma dan mengajarkan Dhamma kepada
orang lain untuk ikut melaksanakannya hingga mencapai Nibb na.
20
Umat Buddha tidak berlindung kepada Sammuti Sa gha, melainkan hanya
menghormati mereka dan berbuat baik kepada Sammuti Sa gha sebagai pelindung Dhamma.
21
B. Sejarah Visuddhi Tisarana