Prosedur Akuntansi Dalam Two Step Intermediation

44 ditujukan untuk mustahik yang tidak berada dalam kondisi sangat mendesak kebutuhannya terhadap dana zakat tersebut. Dalam hal ini, jenis-jenis mustahik dapat saja terkontekstualisasi mengikuti perkembangan zaman selama substansinya sesuai dengan prinsip 8 asnaf. Skim yang terlibat: Skim yang dapat dipakai dalam pembiayaan bagian ini adalah skim :  Qardh : sertifikasi qardh dalam hal ini dilakukan oleh perbankan yang menyangkut mustahik jenis tertentu yang berhak atas dana zakat. Sertifikasi ini dapat ditawarkan dalam kondisi tertentu dimana mustahik tidak dalam kondisi yang sangat mendesak untuk mempergunakan dana tersebut. Dalam Two Step Intermediation, perbankan juga dapat bertindak sebagai pengambil alih hutang nasabah dengan memberikan sertifikat kepada pemilik piutang yang mana sertifikat itu dapat dicairkan sewaktu-waktu. Dalam memberikan jaminan tersebut, perbankan dapat menerbitkan sertifikat yang akan jatuh tempo pada saat tertentu sepanjang umur hutang. Dalam sertifikasi dana, tidak menutup kemungkinan akan menghasilkan sejumlah uang yang menganggur dalam pool dana Qardh yang berasal dari dana zakat yang disertifikasikan tetapi belum dicairkan. Bila dana tersebut dapat dikelola dengan benar dengan memperhatikan jangka waktu jatuh tempo dan kemungkinan- kemungkinan lain yang berkaitan dengan penangguhan pencairan, maka surplus yang berasal zakat ini sebetulnya dapat dipergunakan untuk kegiatan pembiayaan hasan lainnya.

d. Prosedur Akuntansi Dalam Two Step Intermediation

Dari seluruh proses Two Step Intermediation ini, yang harus diperhatikan adalah seluruh akad yang terjadi dalam Intermediasi Tahap 1 adalah berasal dari Pool dana ZIS serta Qardhul Hassan yaitu: dana zakat, infak dan shadaqah serta waqaf yang dikelola oleh perbankan. Sekalipun dalam prakteknya perbankan mengeluarkan pembiayaan-pembiayaan dalam bentuk akad yang tampaknya 45 berorientasi laba dan fee Mudharabah, musyarakah , rahn, kafalah,dll pada kenyataannya semua itu dilakukan dalam kerangka pengelolaan dana Qard secara profesional. Perbankan tidak berhak untuk mendapatkan lebih daripada yang secara syar’i telah digariskan memang hak perbankan.Hal ini, akan dapat terverifikasi dalam laporan keuangan tahunan yang akan mengungkap Disclose Laporan Sumber dan Penggunaan ZIS dan Laporan Sumber dan Penggunaan Qardhul Hassan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan bagian perbankan yang biasanya didapat lewat prosedur akad laba termasuk bagi hasil UKM dan mustahik , akan dialihkan kepada Pool ZIS dan Qardhul Hassan untuk kemudian diakumulasikan lebih lanjut. Gambar 10. Aliran Dana Dalam Pool Qardhul Hassan Yang Berakad Hassan Dan Berakad Laba Syirkah Tijarah Dalam Produk Perbankan Berorientasi Sosial Tabarru’ ; Two Step Intermediation Intermediation I Orientasi Sosial Pool Dana Zis dan Qardhul Hassan Bagi Hasil Biaya administrasi Bonus Bagian Amil Pengembalian Dana Pendapatan bank dari amil dan biaya administrasi

1. Dana Produktif 2. Dana Konsumtif

3. Sertifikasi Dana

Aliran dana dari mustahik dan UKM Aliran dana dari kas yang dikelola Bank 46 Kondisi tersebut tentu akan berpengaruh juga terhadap pencatatan atau penjurnalan di dalam pengelolaan dana yang ber akad laba Syirkah Tijarah tetapi bertujuan hassan dengan sedikit modifikasi akuntansi yang memungkinkannya terverifikasi dalam laporan keuangan tahunan. Lihat tabel 1. Namun untuk prosedur sistem akuntansi, modifikasi yang prinsipil tidak perlu dilakukan. Karena pada intinya Two Step Intermediation ini adalah sebuah kombinasi berbagai skim dengan prosedur yang sudah lazim pada sebuah perbankan syariah. 47 Tabel 1. Modifikasi Akun Dalam Akad Laba Berorientasi Sosial Two Step Intermediation  Studi Kasus Musyarakah NO. Nama akad Moment Akun Akad Laba Berorientasi laba Akad Laba Beroreintasi Sosial Tabarru’ A 1. Musyarakah Saat penyerahan dana kepada nasabah 10 juta. Nasabah mitra menyetor modal usaha 10 juta 50 : 50 Db Pembiayaan musyarakah 10 juta Kr Kas rekening nasbah 10 juta Db Qard - musyarakah 10 juta Kr Kas rekening nasabah 10 juta 2a. Saat pelaporan periodik. Asumsi hasil usaha 1 juta dengan bagi hasil 50 : 50. Bank syariah akan mengakui pengakuan bagi hasil Rp 500.000 Db Piutang pendapatan bagi hasil 500.000 Kr Pendapatan bagi hasil 500.000 Db Piutang bagi hasil - Qard 500.000 Kr Pendapatan Qard 500.000 Saat pelaporan periodik. Asumsi rugi usaha 1 juta Db Rugi usaha musyarakah Db Rugi usaha Qard - 48 dengan bagi hasil 50 : 50. Bank syariah akan mengakui pengakuan kerugian Rp 500.000 500.000 Kr Pembiayaan musyarakah 500.000 musyarakah 500.000 Kr Pembiayaan Qard-musyarakah 500.000 3. Pada saat pelunasan bagi hasil 2a DbKas 500.000,- Kr Piutang pendapatan bagi hasil 500.000 Db Kas 500.000 Kr Piutang bagi hasil Qard 500.000 4a. Pada saat pelunasan pembiayaan dari mitra kepada bank syariah sebesar 10 juta Db Kas dan setara Kas 10 juta Kr Pembiayaan musyarakah 10 juta Db Kas dan setara Kas 10 juta Kr Qard-musyarakah 10 juta 4b. Pada saat pelunasan pembiayaan dari mitra kepada bank syariah sebesar 10 juta dengan rugi 500. 000 ; lihat 2b Db Kas dan setara Kas 9.5 juta Kr Pembiayaan musyarakah 9.5 juta Db Kas dan setara Kas 9.5 juta Kr Qard-musyarakah 9.5 juta NB : Pada prinsipnya, pergeseran yang terjadi adalah modifikasi dalam penempatan dana dan pencatatannya dalam laporan keuangan. Modifikasi tersebut adalah pergeseran dari Pool dana Kegiatan Usaha Perbankan, kearah Pool dana Qardh. Hal seperti itu terjadi juga dalam kegiatan usaha seperti Mudharabah dan wadiah, Hanya saja pada Skim Mudharabah, yang terjadi adalah Bank tidak ikut menanggung resiko kegiatan usaha Mudharib. Sehingga Perbankan tidak akan dibebani dengan kerugian usaha. Sedangkan pada skim Wadiah, yang terjadi adalah Bank tidak akan 49 diiming-imingi dengan perjanjian pembagian keuntungan. Dalam pengembangan prinsip selanjutnya, gambaran dapat dilihat di bawah ini. B 1. Qard Saat penyerahan dana Db Qard-YYY XXX Kr Kas XXX Db Qard-YYY XXX Kr Kas XXX 2 Saat pembayaran angsuran atau pelunasan Db Kas XXX Kr Qard-YYY XXX Db Kas XXX Kr Qard-YYY XXX 3 Saat mendapatkan bagi hasil atau bonus Db Piutang bagi hasil YYY- Qard XXX Kr Pendapatan Qard-YYY XXX 4 Saat menerima pelunasan bagi hasil Db Kas XXX Kr Piutang bagi hasil YYY- Qard XXX 5 Saat Usaha merugi Db Rugi usaha Qard – YYY XXX Kr Pembiayaan Qard-YYY XXX 50

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN