PERBEDAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN AKU

PERBEDAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI
DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
Yang dibimbing oleh bapak Gendut Haryono, SE., Ak.,
M.Ak

Disusun oleh :
Nama
NPM
Fak/Jur/Smt

: Dede rahmat
: 1034030024
: Ekonomi / Akuntansi /

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS
1945 JAKARTA
2012-2013
Internal Audit

Page 1


PERBEDAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI
DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Akuntansi dengan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern Akuntansi adalah
Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua
metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam
perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik
perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,
mendorong

efsiensi,

dan

membantu

mendorong


dipatuhinya

kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah
Sistem

pengendalian

Menyeluruh di

Intern

yang

diselenggarakan

secara

lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah


daerah.
B. Tujuan Adanya Sistem Pengendalian Intern Akuntansi dan
Pemerintah
Tujuan SPIA adalah
 Menjaga kekayaan organisasi
 Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi
 Mendorong efsiensi
 Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Tujuan SPIP adalah
 Memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya
efektivitas dan efsiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan Negara
 Keandalan pelaporan keuangan
 Pengamanan asset Negara
 Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

Internal Audit

Page 2


C. Elemen SPIA dan SPIP
Elemen SPIA adalah
1) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi menekankan pada
berbagai macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi
kebijakan dan prosedur pengendalian.
a. Filosof dan Gaya Operasional Manajemen
Filosof adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi
parameter bagi perusahaan dan karyawannya.
(menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan dan yang
tidak dikerjakan)
Gaya

Operasional

bagaimana

mencerminkan

kegiatan


operasi

ide

suatu

manajer

tentang

perusahaan

harus

dikerjakan
(Filosof perusahaan dikomunikasikan melalui gaya operasi
manajemen)
b. Struktur Organisasi
Salah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian

adalah struktur organisasi. Struktur Organisasi menunjukkan
pola wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam suatu
perusahaan. (Desentralisasi maupun sentralisasi).
Dewan komisaris merupakan penghubung antara pemegang
saham dengan pihak manajemen perusahaan. Pemegang
saham

mempercayakan

pengendalian

atas

manajemen

melalui dewan komisaris. (jadi semuanya tergantung dari
dewan komisaris).Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris
untuk

melaksanakan


pengawasan

terhadap

pelaksanaan

pengendalian operasional perusahaan.
c. Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab

Internal Audit

Page 3

Metode

pendelegasian

mempunyai


pengaruh

wewenang
yang

dan

penting

tanggung
dalam

jawab

lingkungan

pengendalian. Biasanya metode ini tercermin dalam suatu
bagan organisasi.

Internal Audit


Page 4

d. Metode Pengendalian Manajemen
Lingkungan pengendalian juga dipengaruhi oleh metode
pengendalian manajemen. Metode ini meliputi pengawasan
yang efektif (melalui peranggaran), laporan pertanggung
jawaban dan audit internal.
e. Kebijakkan dan praktik kepegawaian
Kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan perekrutan,
pelatihan, evaluasi, penggajian dan promosi pegawai,
mempunyai pengaruh yang penting dalam mencapai tujuan
perusahaan
sebagaimana
juga
dilakukan
dalam
meminimumkan resiko.
f. Pengaruh Ekstern
Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan

oleh pemerintah maupun pihak yang mempunyai juridiksi atas
organisasi.
Hal
tersebut
sangat
berpengaruh
pada
pengendalian intern perusahaan.
2) Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk menghasilkan
laporan keuangan saja, tetapi juga menghasilkan pengendalian
manajemen.
3) Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan aturan mengenai
kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan
pengendalian manajemen dapat tercapai.
Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari :
a. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu
kegiatan atau transaksi.
b. Pembagian tugas.

c. Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang
memadai.
d. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.
e. Pengecekan independen terhadap kinerja.

Internal Audit

Page 5

 Penggunaan Wewenang Secara Tepat
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar
otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi
harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk
otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Dengan adanya
pembagian wewenang ini akan mempermudah jika akan
dilakukan audit trail, karena otorisasi membatasi aktivitas
transaksi hanya pada orang-orang yang terpilih. Otorisasi
mencegah terjadinya penyelewengan transaksi kepada orang
lain.
 Pembagian Tugas
Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan
dari fungsi akuntansi (pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi
pencatatan,
catatan
akuntansi
yang
disiapkan
dapat
mencerminkan transaksi yang sesungguhnya terjadi pada fungsi
operasi dan fungsi penyimpanan. Jika semua fungsi disatukan,
akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi
yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga informasi akuntansi
yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan
sebagai
akibatnya
kekayaan
organisasi
tidak
terjamin
keamanannya.
 Dokumen dan Catatan yang Memadai.
Prosedur harus mencakup perancangan dan penggunaan
dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu
meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan kejadian secara
memadai. Selanjutnya dokumen dan catatan yang memadai
akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya
mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan biaya suatu
organisasi.(biasanya
dilakukan
berdampingan
dengan
penggunaan wewenang secara tepat)
 Keamanan yang memadai Terhadap aset dan catatan.
Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke tempat
penyimpanan aset dan catatan perusahaan untuk menghindari
terjadinya pencurian aset dan data/informasi perusahaan.

Internal Audit

Page 6

 Pengecekan independen terhadap kinerja
Semua catatan mengenai aktiva yang ada harus dibandingkan
(dicek) secara periodik dengan aktiva yang ada secara fsik.
Pengecekkan inni harus dilakukan oleh suatu unit organisasi
yang independen (selain unit fungsi penyimpanan, unit fungsi
operasi dan unit fungsi pencatatan) untuk menjaga objektivitas
pemeriksaan.

Elemen SPIP adalah
 Lingkungan Pengendalian
Pemerintah
menciptakan
dan
memelihara
lingkungan
pengendalian yang menimbulkan prilaku dan kondusif untuk
penerapan sistem pengendalian intern dalam lingkungan
kerjanya, melalui :
1. Penegakan integritas dan nilai etika
2. Komitmen terhadap kompetensi
3. Kepimimpinan yang kondusif
4. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan
5. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat
6. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang
pembinaan sumber daya manusia
7. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah
yang efektif
8. Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah
terkait
 Penilaian resiko
1. Pemerintah wajib melakukan penilaian resiko yaitu
identifkasi resiko dan analisis resiko
2. Dalam rangka penilaian resiko, pemerintah menetapkan
tujuan instansi pemerintah dan tujuan pada tingkatan
kegiatan dengan berpedoman pada peraturan perundangundangan.
3. Untuk mencapai tujuan instansi pemerintah, pemerintah
menetapkan strategi operasional yang konsisten dan
strategi manajemen terintegrasi dan rencana penilaian
resiko
4. Identifkasi resiko dilaksanakan dengan menggunakan
metodologi yang sesuai untuk tujuan instansi pemerintah

Internal Audit

Page 7

dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif
serta menilai factor lain yang dapat meningkatkan resiko
5. Analisis resiko dilaksanakan untuk menentukan dampak
dari resiko yang telah diidentifkasi terhadap pencapaian
tujuan instansi pemerintah.

 Kegiatan pengendalian
Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian
sesuai dengan ukuran, kompleksitas dan sifat dari tugas dan
fungsi instansi pemerintah yang bersangkutan.
Kegiatan pengendalian terdiri atas
1. Review
atas
kinerja
instansi
pemerintah
yang
bersangkutan
2. Pembinaan sumber daya manusia
3. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi
4. Pengendalian fsik atas asset
5. Penetapan dan review atas indicator dan ukuran kinerja
6. Pemisahan fungsi
7. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting
8. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan
kejadian
9. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya
10. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya
11. Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern
serta transaksi dan kejadian penting
 Informasi dan Komunikasi
Pemerintah
wajib
mengidentifkasi,
mencatat
dan
mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang
tepat. Komunikasi atas informasi wajib diselenggarakan secara
efektif.
Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif, pimpinan
instansi pemerintah harus menyediahkan dan memanfaatkan
berbagai
bentuk
sarana
komunikasi
dan
mengelola,
mengembangkan, memperbarui sistem informasi secara terus
menerus.
 Pemantauan Pengendalian Intern
Pemerintah wajib melakukan pemantauan sistem pengendalian
intern
Internal Audit

Page 8

Pemantauan sistem pengendalian intern dilaksanakan melalui
pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah dan tindak lanjut
rekomendasi hasil audit dan review lainnya.
Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan
pengelolaan rutin, supervise, pembandingan, rekonsiliasi dan
tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas.
Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian sendiri,
review dan pengujian efektivitas sistem pengendalian intern.
Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern
pemerintah atau pihak eksternal pemerintah.
Evaluasi terpisah dapat dilakukan dengan menggunakan daftar
uji pengendalian intern yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari peraturan pemerintah.
D. Pengendalian Internal pada Lingkungan Pemrosesan Data
Elektronik
Sistem pengendalian intern dalam perusahaan yang menggunakan
manual system dalam akuntansinya lebih menitikberatkan pada
orang yang melaksanakan sistem tersebut (People Oriented).
Jika komputer yang digunakan sebagai alat bantu pengolahan data,
akan terjadi pergeseran dari sistem yang berorientasi pada orang ke
sistem yang berorientasi pada komputer (Computer Oriented).
Pengendalian Intern Akuntansi dalam lingkungan Pemrosesan Data
Elektronik dibagi menjadi Pengendalian Umum dan Pengendalian
Aplikasi.
Untuk menciptakan sistem pengendalian intern dalam lingkungan
PDE, maka perlu diadakan pemisahan fungsi-fungsi berikut :
a. Fungsi perancangan sistem dan penyusunan program.
b. Fungsi operasi fasilitas pengolahan data.
c. Fungsi penyimpanan program dan kepustakaan
Pemisahan tesebut dilakukan dengan tujuan :

Internal Audit

Page 9

a. Pemisahan ini akan menciptakan cross check terhadap ketelitian
dan kewajaran terhadap perubahan yang dimasukkan kedalam
sistem.
b. Untuk mencegah seseorang yang tidak berhak untuk mengakses
komputer.
c. Untuk mendorong efsiensi karena adanya spesialisasi.

Pengendalian umum yang bersangkutan terhadap sistem dan
program meliputi :
a. Prosedur penelaahan dan pengesahan sistem baru.
b. Prosedur pengujian program.
c. Prosedur pengubahan program.
d. Dokumentasi.
Pengendalian terhadap fasilitas pengolahan data meliputi :
a. Operasi konversi data.
b. Operasi Komputer.
c. Perpustakaan.
d. Fungsi Pengendalian.
E. Pengawasan Intern atas Penyelenggaran Tugas dan Fungsi
Intansi Pemerintah
Pengawasan intern dilakukan oleh aparat pengawasan intern
pemerintah
Aparat pengawasan intern pemerintah melakukan pengawasan
intern melalui audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan
pengawasan lainnya
Audit intern terdiri atas audit kinerja dan audit dengan tujuan
tertentu
Audit kinerja merupakan audit atas pengelolaan keuangan Negara
dan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri
dari aspek kehematan, efsiensi, dan efektivitas.
Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit yang tidak termasuk
dalam audit kinerja.

Internal Audit

Page 10

Untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan aparat
pengawasan intern pemerintah, disusun standar audit. Standar
audit disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada
pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.

F. Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern
Faktor-faktor yang menyebabkan pentingnya SPI yaitu
1. Perkembangan kegiatan dan skala
2. Tanggung jawab utama untuk melindungi asset organisasi,
mencegah

dan

menemukan

kesalahan-kesalahan

serta

kecurangan-kecurangan
3. Pengawasan oleh dari 1 orang merupakan cara yang tepat
untuk menutup kekurangan-kekurangan pada manusia.
4. Pengawasan yang buit-in langsung pada sistem berupa
pengendalian intern yang baik dianggap lebih tepat.
Keterbatasan sistem pengendalian intern yaitu
 Persekongkolan
 Biaya
 Kelemahan manusia
Pihak yang berkepentingan atau yang terkait yaitu
1. Manajemen perusahaan
2. Dewan komisaris, auditor intern, dsbnya
3. Para karyawan perusahaan itu sendiri
4. Regulatory body ( badan pengatur / pemerintahan )
5. auditor
Internal Audit

Page 11

Internal Audit

Page 12