1. Seni Tato dan Telinga Panjang
Seni tato dan telinga panjang menjadi ciri khas atau identitas yang sangat menonjol sebagai
penduduk asli Kalimantan. Dengan ciri khas dan identitas itulah yang membuat suku Dayak
di kenal luas hingga dunia internasional dan menjadi salah satu kebanggan budaya yang
ada di Indonesa. Namun tradisi ini sekarang justru semakin ditinggalkan dan nyaris punah.
Trend dunia fashion telah mengikis budaya tersebut . Kalaupun ada yang bertahan, hanya
sebagian kecil golongan generasi tua suku Dayak yang berumur di atas 60 tahun.
Generasi suku Dayak diatas tahun 80-an bahkan generasi sekarang mengaku malu. Di
Kalimantan Timur untuk bisa menemui wanita suku Dayak yang masih mempertahankan
budaya telinga panjang sangat sulit. Karena
kini hanya bisa ditemui dipedalaman Kalimantan Timur dengan menempuh jalur melewati sungai yang memakan waktu berhari-hari. Karena gaya hidup suku Dayak
memang lebih akrab dengan hutan maupun gua. Untuk melestarikan budaya, tradsi maupun adat suku Dayak Pemerintah Kota Samarinda membangun perkampungan
budaya suku Dayak yang diberi nama Kampung Budaya Pampang. Di desa ini ada sekitar 1000 warga suku Dayak yang masih mempertahankan budaya, tradisi maupun
adat.
2. Upacara Tiwah
Upacara Tiwah merupakan acara adat suku Dayak. Tiwah merupakan upacara yang dilaksanakan untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung yang
sudah di buat. Sandung adalah tempat yang semacam rumah kecil yang memang dibuat khusus untuk mereka yang sudah meninggal dunia. Upacara Tiwah bagi Suku Dayak
sangatlah sakral, pada acara Tiwah ini sebelum tulang-tulang orang yang sudah mati tersebut di antar dan diletakkan ke tempatnya sandung, banyak sekali acara-acara
ritual, tarian, suara gong maupun hiburan lain. Sampai akhirnya tulang-tulang tersebut di letakkan di tempatnya Sandung.
3. Dunia Supranatural