SISTEM KEBUDAYAAN DAN UNSUR UNSUR PEMBEN

SISTEM KEBUDAYAAN DAN UNSUR-UNSUR
PEMBENTUKANNYA
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Sosial Budaya
Indonesia

Dosen pengampu : Cut Dhien Nourwahida, MA

Disusun Oleh :
Dwi Puspa Meilani

11140150000023

Niken Kesuma Wardani

11140150000032

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2017


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Kebudayaan
Dan Unsur-Unsur Pembentukannya” dengan upaya untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Sosial Budaya Indonesia.
Dengan selesainya makalah yang penulis buat ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Perubahan
Sosial Budaya yang penuh pengabdian memberikan bimbingan kepada penulis sehingga penulis
dapat menulis, menyusun dan menyelesaikan tugas ini. Namun semua ini kembali pada
pembelajaran dan penulis menyadari akan kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Jakarta, 15 Oktober 2017
Penyusun,

ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebudayaan .......................................................................3
2.2 Unsur-Unsur Kebudayaan ...................................................................6
2.3 Faktor-faktor Kebudayaan ...................................................................13
2.4 Struktur Kebudayaan ...........................................................................17
2.5 Realitas Kebudayaan ...........................................................................18
2.6 Realitas Sosial Budaya Di Indonesia ...................................................21
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 25
3.2 Saran .................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 26


iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kebudayaan merupakan faktor penting dalam kehikdupan manusia.
Sebab kebudayaan memberikan arah kepada tindakan dan karya manusia.
Kebudayaan yang telah ada akan tetap berjalan meski kadang-kadang
wujudnya dapat berubah. Kebudayaan bukan hanya kesenian dan benda-benda
budaya, akan tetapi mencakup seluruh sendi kehidupan manusia untuk
menciptakan sebuah tatanan yang diharapkan.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan
masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing
kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya
ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang
terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang,
Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lainlainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap
konflik dan kesenjangan sosial. Memang banyak faktor yang menyebabkan
terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar

dalam kehidupan sosial, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu
konflik.
Sistem dan Unsur-unsur yang mempengaruhi keberadaan budaya akan
terus memberikan arah bagaimana wujud dari kebudayaan itu untuk masa
yang akan datang, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang sistem dan
unsur-unsur pembentukan kebudayaan tersebut.

1

1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana pendapat para ahli mengenai kebudayaan ?
2) Apa saja unsur-unsur kebudayaan ?
3) Bagaimana struktur kebudayaan itu ?
4) Bagaimana peran kebudayaan sebagai sistem sosial ?
5) Bagaimana realitas kebudayaan masa kini ?

1.3 Tujuan Penelitian
1) Mengetahui Pengertian kebudayaan dan pendapat para Ahli
2) Untuk memahami unsur-unsur kebudayaan
3) Mengetahui Struktrur Kebudayaan

4) Untuk mengetahui Kebudayaan sebagai sistem Sosial
5) Untuk Memahami Realitas Kebudayaan di masa kini

2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan

sangat

erat

hubungannya

dengan

masyarakat.


Kebudayaan -- cultuur (bahasa belanda) -- culture (bahasa Inggris) berasal
dari kata Latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan,
dan mengembangkan terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktifitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”.
Dilihat dari sudut bahasa Indonesia, kata kebudayaan berasal dari
bahasa sansekerta buddhyah yang merupakan bentuk jamak kata buddhi yang
berarti budi atau akal1. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang
bersangkutan dengan budi atau akal sedangkan kata “budaya” merupakan
perkembangan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya dari budi”
sehingga “budaya” yang berarti “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa, dan
rasa. Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu
artinya sama saja.
Mengenai definisi kebudayaan, banyak ahli-ahli ilmu sosial yang
mencoba menerangkan, atau setidak-tidaknya telah menyusun definisinya.
Ada dua tokoh antropologi yaitu : A.L. Kroeber dan C.Kluchohn yang pernah
mengumpulkan sebanyak mungkin definisi tentang kebudayaan yang
dijadikan dalam banyak buku yang berasa dari banyak pengarang dan ahli-ahli
lainnya. Terbukti ada 160 macam definisi tentang kebudayaan yang kemudian


1

Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada 2007), hal.149150.

3

dianalisis dicari intinya dan diklasifikasikan dalam berbagai golongan, dna
kemudian hasil penyelidikan itu diterbitkan dalam satu buku bernama
‘Culture A Critical Review of Concept and Devinitions” pada tahun 1952.
Beberapa Ahli Antropologi diantaranya yang mengemukakan definisi
tentang kebudayaan antara lain:
1.

Melville J. Herskovits seorang ahli antropologi Amerika dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah CulturalDeterminism.

2.


Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.

3.

Menurut E.B. Tylor, kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
lain

kemampuan-kemampuan

serta

kebiasaan-kebiasaan


yang

didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata
lain kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari
oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari
segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif.
Artinya,

mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir,

merasakan, dan bertindak.2

2

M. Munandar Soelaeman, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: PT. Eresco 1988), hal.12.

4

4.


J.P.H. Dryvendak mengatakan bahwa kebudayaan adalah kumpulan
dari cetusan jiwa manusia sebagai beraneka ragam berlaku dalam
suatu masyarakat tertentu.

5.

Ralph Linton (1893- 1953) yang merupakan antropolog Amerika juga
memberikan definisi kebudayaan adalah ‘Man’s Social Heredity”
9sifat sosial manusia yang temurun).

6.

Prof.Dr.Koentjaraningrat mengatakan kebudayaan adalah keseluruhan
manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata
kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan semuanya
tersusun dalam kehidupan masyarakat.

7.


Drs.Sidi Gazalba, mendefinisikan kebudayaan adalah cara berpikit dan
merasa menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan
manusia yang membentuk kesatuan sosial dengan suatu ruang dan
suatu waktu.

Definisi-definis di atas kelihatannya berbeda-beda, namun semuanya
berprinsip sama, yaitu mengakui adanya ciptaan manusia, meliputi perilaku
dan hasil kelakuan manusia, yang diatur oleh tata kelakuan yang diperoleh
dengan belajar yang semuanya tersusun dalam kehiduan masyarakat.
Di dalam masyarakat kebudayaan sering diartikan sebagai the general
body of the arts, yang meliputi seni sastra, seni music, seni pahat, seni rupa,
pengetahuan filsafat atau bagian-bagian yang indah dari kehidupan manusia.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa yang didapat dari kebudayaan adalah hasil
buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Segala sesuatu yang
diciptakan manusia baik yang kongkrit maupun abstrak, itulah yang disebut
kebudayaan.

5

2.2 Unsur-Unsur Kebudayaan
Unsur merupakan bagian terkecil dari suatu benda. Unsur kebudayaan
adalah bagian terkecil dari kebudayaan. Ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain
sebagai berikut. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4
unsur pokok, yaitu.
1.

Alat-Alat Teknologi

2.

Sistem Ekonomi

3.

Keluarga

4.

Kekuasaan Politik

Menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski, bahwa
Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam
masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu. Herskovits juga memandang kebudayaan sebagai sesuatu
yang super-organic karena kebudayaan yang turun-temurun dari generasi
kegenerasi tetap hidup terus, walaupun orang-orang yang menjadi anggota
masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kemaatian dan kelahiran.
Unsur-unsur Kebudayaan Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat
terdiri dari unsur-unsur

kebudayaan misalnya, Melville J. Herskovits

mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu:
1.

Alat-alat teknologi.

2.

Sistem ekonomi.

3.

Keluarga.

4.

Kekuasaan politik.

Bronislaw Malinowski, yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori
fungsional dalam antropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan,
antara lain.

6

1.

Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya,

2.

Organisasi ekonomi

3.

Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu diingat bahwa
keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama,

4.

Organisasi kekuatan.3

Unsur-unsur di atas tersebut, lazim disebut cultural universals. Istilah ini
menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat
dijumpai pada setiap kebudayaan.
Setiap masyarakat terdapat pola-pola perilaku atau patterns of behavior.
Pola-pola

perilaku

merupakan

cara-cara

masyarakat

bertindak

atau

berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat
tersebut. Setiap tindakan manusia dalam masyarakat selalu mengikuti polapola perilaku masyarakta tadi, pola-pola perilaku masyarakat sangat
dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakatnya. Pola-pola perilaku berbeda
dengan kebiasaan. Kebiasaan merupakan cara bertindak seseorang anggota
masyarakat yang kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh orang lain. Pola
perilaku dan norma-norma yang dilakukan dan dilaksanakan khususnya
apabila seseorang berhubungan dengan orang-orang lain, dinamakan social
organization. Kebiasaan tidak perlu dilakukan seseorang di dalam
hubungannya dengan orang lain4.
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok, meliputi.
1.

Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya

2.
3
4

Organisasi ekonomi

Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada 2007), hal.153.
Ibid. Hlm.29

7

3.

Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
(keluarga adalah lembaga pendidikan utama)

4.

Organisasi kekuatan (politik)

Koentjaraningrat berpendapat bahwa unsur-unsur kebudayaan ada tujuh.
Ketujuh unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut
1.

Teknologi (Peralatan dan Perlengkapan Hidup).
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi
menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta
memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul
dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, cara-cara
mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil
kesenian.Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat
pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan
macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur
kebudayaan fisik), yaitu.
a. Alat-Alat Produktif
b. Senjata
c. Wadah
d. Alat-Alat Menyalakan Api
e. Makanan
f. Pakaian
g. Tempat Berlindung dan Perumahan
h. Alat-Alat Transportasi

2.

Sistem Mata Pencaharian (Sistem Ekonomi)
Pembahasan para ilmuwan tentang sistem mata pencaharian
biasanya terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional
saja, di antaranya.
a. Berburu dan Meramu

8

b. Beternak
c. Bercocok tanam di ladang
d. Menangkap ikan
3.

Sistem Kekerabatan (Organisasi Sosial).
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting
dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem
kekerabatan

suatu

masyarakat

dapat

dipergunakan

untuk

menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit kegiatan sosial yang terdiri dari beberapa
keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan;
anggotanya terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik,
paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologiantropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan; dari yang
jumlahnya relatif kecil hingga besar, seperti keluarga ambilineal, klan,
fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal
kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas,
keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial
yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun
yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi
masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk
yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi
sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka
capai sendiri.
4.

Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan
manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat
tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan
menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya
9

atau orang lain. Melalui bahasa manusia dapat menyesuaikan diri
dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan
sekaligus

mudah

membaurkan

dirinya

dalam

segala

bentuk

masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi
fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah
sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk
mengadakan integrasi dan adaptasi sosial; sedangkan fungsi bahasa
secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan
sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah
kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
5.

Kesenian
Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia
menghasilkan berbagai corak kesenian, mulai dari yang sederhana
hingga perwujudan kesenian yang kompleks. Kesenian adalah karya
manusia yang mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal
dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan
mata ataupun telinga.
Terdapat beberapa pembagian kesenian dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya membagi seni ke dalam Seni Tari, yang meliputi
tari tradisional, tari klasik, tari rakyat (social dance), tari primitif, tari
upacara, tari tertrikal dan tari kreasi baru, tari modern (modern
dance/terlepas dari gerak tari tradisional); Seni Musik yang mencakup
musik tradisional (gamelan, rebab, suling dll), musik modern (gitar,
piano, biola dll);. Seni Rupa, meliputi lukis, ukir, patung, pahat; Seni
Peran (Teater) meliputi teater tradisional, teater modern, film. Adalagi
pembagian seni dalam tiga kelompok, yaitu seni rupa, seni
pertunjukan, dan seni media rekam. Masih terdapat banyak pembagian
seni yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yang
10

kesemuanya merupakan cara pandang seseorang atau sekelompok
orang terhadap seni.
6.

Sistem Kepercayaan (Religi, Agama)
Sistem kepercayaan sering kali diartikan sebagai agama. Ada
kalanya sistem kepercayaan diartikan sebagai keyakinan adanya
penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang mengendalikan
manusia dan sebagai salah satu bagian jagad raya. Pengetahuan,
pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan
mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas, sehubungan dengan
itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia
tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada
penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan seringkali terintegrasi dengan
kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasal dari
bahasa Latin religare, berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur
kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of
Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan
Agama sebagai sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan
biasa berkumpul bersama untuk beribadah dan menerima sebuah paket
doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus
diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman"
dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam.
Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti
misalnya dalam sistem teokrasi.

7.

Sistem Pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan.
Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu,
11

dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat
empiris (trial and error). Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan
menjadi.
a. Pengetahuan Tentang Alam
b. Pengetahuan Tentang Tumbuh-Tumbuhan dan Hewan di
Sekitarnya
c. Pengetahuan Tentang Tubuh Manusia,
d. Pengetahuan Tentang Sifat dan Tingkah Laku Manusia
e. Pengetahuan Tentang Ruang dan Waktu

2.3 Faktor-faktor Kebudayaan
Faktor adalah hal-hal yang menyebabkan/mempengaruhi terjadinya
sesuatu. Faktor kebudayaan adalah hal-hal yang menyebabkan terjadinya
kebudayaan, baik itu perubahan ke arah baik maupun kejadian yang mengarah
sebaliknya. Terdapat beberapa faktor kebudayaan, antara lain.
1.

Interaksi Manusia dengan Alam
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi
dengan alam.

Manusia memanfaatkan alam untuk mencapai

kehidupan yang diinginkan. Dalam hal itu dijumpai permasalahanpermasalahan yang perlu dipecahkan dalam rangka mencapai
kehidupan yang lebih baik sebagai tujuan hidup manusia itu sendiri.
Hasil pemikiran pemcahan permasalahan itulah yang disebut
kebudayaan, mulai dari ide pemecahan, tindakan pemecahan, dan hasil
dari pemecahan permasalahan tersebut.
2.

Evolusi
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat suatu populasi
organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-

12

perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama, yaitu
variasi, reproduksi, seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini
dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk
hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme
bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru.
Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen dengan mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antara spesies. Pada spesies yang
bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan
oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan ini menjadi
lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi mempengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku
organisme. Yang paling terlihat adalah adaptasi perilaku dan fisik
yang

diakibatkan

meningkatkan

oleh

kebugaran

seleksi

alam.

Adaptasi-adaptasi

dengan

membantu

aktivitas

ini

seperti

menemukan makanan, menghindari predator, dan menarik lawan jenis.
Organisme juga dapat merespon terhadap seleksi dengan berkooperasi
satu sama lainnya, biasanya dengan saling membantu dalam simbiosis.
Dalam jangka waktu yang lama, evolusi menghasilkan spesies yang
baru melalui pemisahan populasi leluhur organisme menjadi kelompok
baru yang tidak akan bercampur kawin.
3.

Degenerasi
Degenerasi berarti kemunduran atau kemerosotan generasi
(tidak sebaik generasi sebelumnya). Degenerasi dapat disebabkan oleh
beberapa hal, misalnya penggunaan obat bius di kalangan anak-anak
muda dapat mengakibatkan atau kemunduran, perubahan menjadi
sesuatu yang rusak.
Kemunduran
mempengaruhi

atau

seluruh

rusaknya
aspek

13

suatu

kehidupan.

generasi
Dalam

ini

dapat

kebudayaan

degenerasi mengakibatkan nilai-nilai yang telah dibangun dalam taraf
tertentu tidak dapat diterima generasi yang bersangkutan. Akibatnya
terjadi pencarian nilai baru yang sesuai dengan masyarakat tersebut.
4.

Bioma
Bioma atau Ekosistem adalah komunitas organisme yang
saling tergantung bersama dengan komponen anorganik dari
lingkungan mereka, termasuk air, tanah, dan udara. Bumi adalah
ekosistem terbesar, dibagi menjadi biomes atau daerah yang luas
dengan iklim dan vegetasi yang serupa. Suatu ekosistem yang besar,
membentang dari kawasan geografis yang luas, dicirikan oleh
beberapa bentuk kehidupan yang dominan. Ada dua jenis dasar bioma:
darat, atau berbasis darat (dari mana terdapat enam), dan perairan.
Kedua jenis ini dibagi lebih jauh ke laut dan air tawar biomas.
Dalam bioma atau ekosistem, jumlah dari semua makhluk
hidup disebut sebagai komunitas biologis. Kadang-kadang istilah
biota, yang mengacu pada semua flora dan fauna (tanaman dan hewan)
di suatu daerah, digunakan sebagai gantinya. Dengan demikian,
masyarakat biologis adalah konsep yang lebih besar, karena itu
termasuk mikroorganisme, yang vital bagi fungsi jaringan makanan.
Makanan, yang dapat dianggap sebagai suatu jaringan saling
berhubungan rantai makanan adalah cara energi yang ditransfer
melalui komunitas biologis. Tanpa mikroorganisme yang dikenal
sebagai dekomposer, kunci hubungan dalam jaringan makanan akan
hilang.

5.

Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial atau lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dan segala benda, daya dan keadaan serta makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilaku yang mempengaruhi kelangsungan
kehidupan dan kesejateraan manusia serta makhluk-makhluk lainnya.
14

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah bisa hidup
seorang diri. Dimanapun dan bilamana pun manusia senantiasa
memerlukan kerjasama dengan orang lain. Manusia membentuk
kelompok sosial diantara sesama dalam upayanya mempertahankan
hidup dan mengembangkan kehidupan. Dalam suatu kehidupan sosial,
manusia juga memerlukan organisasi, yaitu suatu jaringan interaksi
social antar sesama untuk menjamin ketertiban sosial, seperti keluarga,
kelompok masyarakat dan lain-lain. Lingkungan sosial merupakan
tempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial antara
anggota atau kelompok masyarakat beserta pranatanya dengan simbol
dan nilai serta norma yang sudah mapan, serta terkait dengan
lingkungan alam dan lingkungan buatan.
Lingkungan alam hayati dan lingkungan alam non hayati
merupakan bagian-bagian dari 1ingkungan alam yang berujud fisik .
Lingkungan alam buatan adalah lingkungan yang dikelola manusia
untuk kepentingannyca. Manusia membentuk linglkungan dengan
mengubah sumber-sumber alam (hayati dan non hayati ) untuk
kenikmatan hidup manusia. Dengan menggunakan ketrampilan dan
teknologi canggih/tepat guna dapat mengubah 1ingkungan fisik.
Dalam lingkungan buatan, manusia menjadi subyek. Contoh
lingkungan buatan yaitu manusia mengubah padang pasir menjadi
daerah pertanian dengan sistem irigasi dan mekanisasi pertanian yang
baik. Dalam lingkungan alam, manusia sebagai obyek, masih hidup
meramu, dengan hanya mengumpulkan buah, daun dari alam sekitar
sebagai bahan makanan. Lingkungan sosial meliputi manusia sebagai
subyek maupun obyek, sebagai perorangan dalam kaitan dengan orang
lain, dimana fungsi dan peranan manusia ditentukan oleh pranatapranata dan nilai-nilai sosial, seperti perkawinan, organisasi, adat,
tradisi dan lain-lain.
15

2.4 Struktur Kebudayaan
Struktur biasanya diartikan sebagai susunan, membahas tentang
terbentuknya suatu bangunan. Dalam kebudayaan, pembahasan struktur selalu
dikaitkan dengan ujud kebudayaan. Ujud kebudayaan dibedakan menjadi
tiga, yaitu kebudayaan yang berupa gagasan, aktivitas, dan artefak atau hasil
karya.
1.

Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan
gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para
penulis warga masyarakat tersebut.

2.

Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitasaktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan dapat diamati dan didokumentasikan.

3.

Artefak (hasil karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan

16

didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan tersebut di atas.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan
yang lain. Sebagai contoh wujud kebudayaan ideal mengatur dan
memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Selain pembagian tersebut terdapat kalsifikasi lain. Klasifikasi
ini membagi kebudayaan dalam kebudayan materiil dan kebudayaan
nonmateriil. :
a. Kebudayaan Material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan
material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi, seperti mangkuk tanah liat, perhiasan,
senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup
barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion
olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
b. Kebudayaan Nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak
yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa
dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

2.5 Realitas Kebudayaan
Realitas berarti kenyataan atau menurut keadaan yang sesungguhnya
(W.J.S Poerwadarminta, 1984: 808). Budaya merupakan hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, adat
istiadat dan sebagainya (W.J.S Poerwadarminta, 1984: 157). Oleh karena itu,
realitas budaya merupakan hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)

17

manusia yang memang benar–benar terjadi di lingkungan masyarakat atau
sesuai dengan fakta yang ada. 5
Berikut ini beberapa realitas sosial budaya yang terdapat di
masyarakat.
1.

Masyarakat, adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah
tertentu dan membina kehidupan bersama dalam berbagai aspek
kehidupan atas dasar norma sosial terntentu dalam waktu yang cukup
lama.

2.

Interaksi Sosial dalah hubungan dan pengaruh timbal balik
antarindividu,antara individu dari kelompok dan antarkelompok.

3.

Status dan Peran, status adalah posisi seseorang dalam masyarakat
yang merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat statis.
Peran merupakan pola tindakan dari orang yang memiliki status
tertentu dan merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat
dinamis.

4.

Nilai, nilai itu adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar
oleh anggota masyarakat dan merupakan sesuatu yang diidamidamkan.Pergeseran nilai akan mempengaruhi kebiasaan dan tata
kelakuan.

5.

Norma, norma merupakan wujud konkret dari nilai sosial,dibuat untuk
melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang telah
dianggap baik dan benar.

6.

Lembaga Sosial, menurut Paul B.Horton dan Chester L Hunt,lembaga
adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir dan mewujudkan
nilai-nilai dan tata cara umu tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat.Lembaga merupaka satu sistem norma untuk mencapai
suatu tujuan yang oleh masyarakat dianggap penting.

5

Riza fahmi. Realitas Budaya Masyarakat Bali Dalam Novel “Sukreni Gadis Bali” Karya A.A.
Pandji Tisna Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus 2011 hal. 874

18

7.

Sosialisasi, sosialisasi merupakan proses individu belajar berinteraksi
di tengah masyarakat.Melalui proses sosialisasi ,seorang individu akan
memperoleh pengetahuan,nilai-nila dan norma-norma yang akan
membekalinya dalam proses pergaulan.

8.

Perilaku Menyimpang, merupakan bentuk perilaku masyarakat yang
tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku.

9.

Pengendalian Sosial, setiap masyarakat menginginkan adanya suatu
ketertiban agar tata hubungan antarwarga masyarakat dapat berjalan
secara tertib dan lancar,untuk kepentingan ini masyarakat membuat
norma sebagai pedoman yang pelaksanaannya memerlukan suatu
bentuk pengawasan dan pengendalian.

10. Proses Sosial, proses sosial merupakan proses interaksi dan
komunikasi antarkomponen masyarakat dari waktu ke waktu hingga
mewujudkan suatu perubahan.Dlama suatu proses sosial terdapat
komponen-komponen yang saling terkait satu sama lain,yaitu:
a. Struktur sosial,yaitu susunan masyarakat secara komprehensif
yang menyangkut individu ,tata nilai,dan struktur budayanya.
b.

Interaksi

Sosial,yaitu

keseluruhan

jalinan

antarwarga

masyarakat.
c. Struktur alam lingkungan yang meliputi letak,bentang
alam,iklim,flora dan fauna.Komponen isi merupakan salah
satu komponen yang turut mempengaruhi bagaimana jalannya
proses sosial dalam suatu masyarakat.
11. Perubahan Sosial Budaya, adalah perubahan struktur sosial dan
budaya akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsurnya
sehingga memunculkan suatu corak sosial budaya baru yang dianggap
ideal.

19

2.6 Realitas Sosial Budaya Di Indonesia
Menurut Tilaar tidak ada suatu masyarakat yang tidak berubah. Oleh
sebab itu telah lahir berbagai jenis teori mengenai perubahan sosial. Philip H.
Phenix menjelaskan social change can be analyzed in terms of the concepts of
structure, function and social needs. While no exact laws of social behavior
have yet been formulated, some insight may be gained into the basis for
individual conformity and deviation and for the transformation that take place
in cultures, institutions, norms, roles and rankings as a result of internal
stresses, environmental factors, or external pressures. Tilaar mengemukakan
bahwa perubahan yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh tiga faktor
utama, yaitu; kebutuhan akan demokratisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta globalisasi.
1.

Demokratisasi
demokratisasi menjadi sangat berpengaruh mengingat masyarakat
dunia menjadi masyarakat tanpa sekat yang harus saling berpengaruh
dan saling membutuhkan.

2.

Kemajuan teknologi telah membawa pengaruh yang besar terhadap
perubahan suatu masyarakat. Kemajuan ini disebabkan oleh kebutuhan
umat manusia untuk lebih cepat dalam bertindak dan untuk
memudahkan segala kebutuhan manusia yang ada serta didasarkan
pada keingintahuan manusia. Ketiga , globalisasi sangat berpengaruh
bagi perubahan mengingat hubungan antar manusia akan terasa lebih
dekat dan saling bersaing. Sebagaimana yang telah dikemukakan
sebelumnya

bahwa

terdapat

kekuatan-kekuatan

yang

dapat

mempengaruhi adanya perubahan sosial di tengah masyarakat.
Indonesia sebagai bagian masyarakat dunia juga akan terkena
dampaknya. Masyarakat Indonesia dewasa ini sangat bergantung dan
terpengaruh oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama
teknologi informasi. Sebagaimana bisa disaksikan bahwa pengaruh
20

teknologi sudah merambah sampai ke pelosok-pelosok desa yang dulu
merupakan masyarakat yang kurang mendapatkan akses keluar.
Teknologi ini dapat kita lihat perkembangannya pada seluruh aspek
kehidupan masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
membawa bangsa Indonesia ke masa transisi yang sangat sulit.
Kehidupan politik, ekonomi dan sosial sangat berbarengan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan ini perlu
dihadapi dengan sangat cepat dan tepat sehingga masyarakat kita tidak
akan menjadi sasaran negatif dari sebuah teknologi, akan tetapi dapat
menjadi pemain untuk mengarahkan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang ada untuk dimanfaatkan menjadi kekuatan yang dapat
membangun masyarakt Indonesia yang lebih baik. Idealnya untuk
dapat memberikan arah yang jelas terhadap perubahan ini, pendidikan
adalah solusi yang terbaik. Pendidikan harus mampu menjadi
penyaring antara kekuatan positif dan negatif dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kemajuan komunikasi dan teknologi
informasi dewasa ini menyebabkan para siswa mendapatkan semburan
informasi yang amat deras, jauh lebih deras dari yang pernah dialami
orang tua mereka. Puluhan ribu halaman dicetak baik dalam wujud
buku, majalah atau koran beredar di masyarakat. Banyak TV
dipancarkan masing-masing stasiun televisi dengan jam tayang amat
panjang.

Di balik perubahan yang amat cepat dalam kehidupan

bermasyarakat, anehnya, pendidikan sendiri selama ini tidak
mengalami perubahan yang berarti. Sekolah dewasa ini sama dengan
sekolah masa lampau. Bagaimana keadaan sekolah dan kelas,
bagaimana guru mengajar, bagaimana siswa belajar dan bagaimana
hubungan di antara warga sekolah sama dengan lima puluh tahun yang
lampau. Perubahan nilai sosial budaya juga bisa dirasakan ketika kita
melihat maraknya kekerasan, perkelahian antar peserta didik baik
21

individual

maupun

kelompok

sampai

meminta

korban

jiwa,

menyontek sudah menjadi hal yang wajar, penjiplakan karya tulis
berkembang,

demo

oleh

guru

bermunculan,

sampai

dengan

penyalahgunaan narkoba masuk dalam lembaga pendidikan
3.

Globalisasi
Perubahan yang dapat kita lihat juga sebagai akibat dari perubahan
sosial adalah keinginan banyak pihak untuk membangun otonomi
daerah yang terarah. Otonomi daerah ini adalah akibat dari
kekuatankekuatan yang mempengaruhi perubahan sosial tadi. Pada
dasarnya tujuan dari adanya otonomi daerah sangat relevan dengan
reformasi yang sedang dibangun masyarakat sekarang ini, akan tetapi
dampak negatif yang bisa timbul adalah disintegrasi bangsa apabila
tidak diarahkan dengan baik. Kebijakan otonomi daerah untuk
menjawab tuntutan lokal dan desakan kecenderungan arus global perlu
diarahkan dan dicermati dengan baik mengingat kondisi masyarakat
dan daerah yang beragam dan sangat rentan terhadap perpecahan
bangsa. Perubahan sosial, politik dan pembangunan daerah dari model
sentralistis ke desentralisasi, bukanlah perkara yang mudah dalam
prosesnya. Perubahan ini memerlukan perubahan sikap dan mental
yang baik dari seluruh aparat di dalamnya. Menurut Muchsan terdapat
sendi-sendi otonomi yang harus terpenuhi dalam melaksanakan
otonomi daerah :
a. pembagian kewenangan ( sharing of power ),
b. pembagian pendapatan ( distribution of income ),
c. kemandirian atau penguatan daerah ( empowering ) (Tilaar,
2002:223)
Oleh karena itu, perlu adanya persiapan yang matang, terencana,
seksama, bertahap dan berkelanjutan dalam melaksanakan otonomi

22

daerah sebagai bentuk dari perubahan sosial masyarakat Indonesia.
Perubahan sosial yang berdampak pada perilaku keseharian sosial di
Indonesia serta adanya otonomi daerah perlu dihadapi dengan
pendidikan. Pendidikan harus mampu menjadi agen perubahan yang
dapat memberikan perubahan positif terhadap perubahan sosial.
Pendidikan harus mampu mengembangkan kreativitas dan pikiran
masyarakat guna menemukan sesuatu yang baru dan berguna bagi
perbaikan masyarakat. Makin banyak masyarakat yang menampilkan
kemampuan kreativitasnya, masyarakat akan kaya dengan perubahanperubahan. Introduktif hal-hal baru, produk perubahan masyarakat, ke
dalam

lembaga

pendidikan

akan

memperbesar

peluang

berkembangnya kreativitas peserta didik. Dengan kata lain, proses
pembelajaran yang mengembangkan kreativitas peserta didik dan
memproduksi perubahan masyarakat akan lebih memperkaya peran
pendidikan dalam upaya perubahan sosial ke arah yang berkualitas
(Abdullah, 2005:5).

23

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebudayaan -- cultuur (bahasa belanda) -- culture (bahasa Inggris) berasal
dari kata Latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan,
dan mengembangkan terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktifitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”.
Koentjaraningrat berpendapat bahwa unsur-unsur kebudayaan ada tujuh.
Ketujuh unsur yang dimaksud adalah ; Teknologi (Peralatan dan
Perlengkapan Hidup). Sistem Mata Pencaharian (Sistem Ekonomi) . Sistem
Kekerabatan (Organisasi Sosial). Bahasa. Kesenian. Sistem Kepercayaan
(Religi, Agama). Dan Sistem Pengetahuan .
Terdapat beberapa faktor kebudayaan, antara lain.

Interaksi Manusia

dengan Alam. Evolusi. Degenerasi. Bioma. Lingkungan Sosial
Realitas berarti kenyataan atau menurut keadaan yang sesungguhnya
(W.J.S Poerwadarminta, 1984: 808). Budaya merupakan hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, adat
istiadat dan sebagainya (W.J.S Poerwadarminta, 1984: 157). Oleh karena itu,
realitas budaya merupakan hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)
manusia yang memang benar–benar terjadi di lingkungan masyarakat atau
sesuai dengan fakta yang ada
Berikut ini beberapa realitas sosial budaya yang terdapat di
masyarakat, diantaranya : Masyarakat, Interaksi Sosial, Status dan Peran,
Nilai,

Norma,

Lembaga

Sosial,

24

Sosialisasi,

Perilaku

Menyimpang,

Pengendalian Sosial, Proses Sosial, Struktur sosial, dan Perubahan Sosial
Budaya.

3.2 Saran
Setelah mengetahui dan memahami tentang kebudayaan dan ruang
lingkupnya, diharapkan pembaca dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Riza fahmi. 2011. Realitas Budaya Masyarakat Bali Dalam Novel “Sukreni
Gadis Bali” Karya A.A. Pandji Tisna Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus
Soekanto , Soerjono.

2007. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada
Soelaeman, M. Munandar. 1988. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : PT.
Eresco
Widagdho,Djoko. 1991. Ilmu Budaya Dasar Cetakan kedua. Jakarta:Bumi
Aksara.

25