Mean lag Model Kelambanan Lag

Nama peneliti Judul Variabel Hasil Dwi Prawani Sri Rejeki 2006 Analisis Penanggulangan Kemiskinan Melalui Implementasi Program P2kp Di Kota Semarang Studi Kasus Di Kelurahan Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang Tahun 2000 - 2003 Variabel pendampingan X 1 Variabel pinjaman modal X 2 Variabel pendapatan usaha X 3 Variabel simpanan usaha Y. Menunjukkan telah terjadi peningkatan dalam kurun waktu 6 bulan sebelum dan sesudah program yang berarti meningkatkan pendapatan sesudah program. JamesErik Siagian 2007 Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang Program Pengembangan Kecamatan yang diukur dari penyediaan sarana sosial dasar, sarana ekonomi, dan lapangan pekerjaan Tingkat kemiskinan diukur dari jumlah rumah tangga miskin sebelum dan setelah program Program Pengembangan Kecamatan yang diukur dari penyediaan sarana sosial dasar, sarana ekonomi, dan lapangan pekerjaan berdampak positif terhadap tingkat kemiskinan Muhammad Syukri, Sultan Mawardi dan Akhmadi Lembaga Penelitian SEMERU 2013 Studi Kualitatif Dampak PNPM Pedesaan di Provinsi Jawa Timur, Sumatera barat, dan Sulawesi Tenggara Evaluasi kegiatan PNPM Isu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas PNPM memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kemiskinan di wilayah sampel. Nama peneliti Judul Variabel Hasil Tejo Birowo 2011 Relationship Between Government Expenditure And Poverty Rate In Indonesia Comparison Of Budget Classifications Before And After Budget Management Reform In 2004 Industry IND, agricultural AGRI, irrigation IRRI, LB Labor, trading, finance, business TRF, transportation TRD, mining MIN, local development LD, environment ENV, education EDU, civil family CIV, health and social HEAL, housing HOU, religion REL, technology TECH, law LAW, government apparatus GA, foreign affair FA, and security defense SD. Secara keseluruhan pertumbuhan pengeluaran pemerintah tidak memiliki hubungan negatif terhadap tingkat kemiskinan. Dari semua sektor pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan industri memiliki hubungan yang negatif terhadap tingkat kemiskinan. John Robets 2003 Poverty Reduction Outcomes in Education and Health: Public Expenditure and Aid Health Outcomes,Public Expenditure, per capita GDP, income distribution, water sanitation, ruralurban, female education, vaccination rates, socio-cultural variables. Pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan dengan pemenuhan fasilitas dasar akan meningkatkan pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin, berpengaruh positif terhadap tingkat kematian anak. Shenggen Fan, Peter Hazell and Sukhadeo Thorat 2000 Government Spending, Growth and Poverty in Rural India Determinants of rural poverty reduction P. Growth in total factor productivity in agri- cultural production TFP, rural wages WAGE and nonagricultural employ- ment NAEMPLY, the terms of trade TT, changes in the percentage of landless households in total households LANDN, one year lag of growth in rural population POP_l, and one year lag of GDP growth GDP_ Peningkatan infrastruktur di pedesaan miliki kontribusi yang baik terhadap penurunan penduduk miskin di pedesaan, namun kontribusi lebih besar di berikan dari sektor pertanian. Nama peneliti Judul Variabel Hasil Ferry Prasetiya Farah Wulandari Pangestuty 2012 Linkages Between Public Sector Expenditure On Economic Growth And Rural Poverty Of Indonesia Health Sector Expenditure Nominal, PP = Education Sector Expenditure Nominal, PI = Infrastructure Sector Expenditure Nominal, PE = Economic growth GDP Growth Pop = Population Growth INV = Investment JPM = Number of Poor Rural IMR = Infant Mortality AHH = Life Expectancy APS = School Enrollment ABH = Figures Illiterate RS = Number of Hospitals MCC = Total Health Center JLN = Long Road JMB = Number of Bridges JS = Number of School Up = Wages Pengeluaran pemerintah untuk sektor kesehatan dan pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan secara signifikan mempengaruhi penurunan jumlah orang miskin di pedesaan. Resha Moniyana Putri 2014 Pengaruh PNPM Dan Alokasi Anggaran Belanja Daerah Untuk Pendidikan, Kesehatan Dan Pekerjaan Umum Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Lampung Alokasi dana PNPM, Alokasi dana APBN pada bidang Pendidikan, bidang Kesehatan, bidang PU, Jumlah Penduduk Miskin Alokasi dana PNPM, alokasi dana APBD bidang infrastruktur dan kesehatan berpengaruh nyata pada penurunan kemiskinan di Provinsi Lampung. Sedangkan Alokasi dana APBD untuk bidang pendidikan tidak signifikan terhadap kemiskinan di provinsi Lampung BAB III METODE PENELITIAN

A. Langkah Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan spesifikasi model Langkah ini meliputi: a. Penentuan variabel, baik variable dependen maupun variabel independen yang akan dimasukkan dalam model; b. Perumusan persarnaan yang membentuk model; c. Pengumpulan data yang sesuai; dan d. Verifikasi konsistensi data; 2. Estimasi model Langkah ini meliputi: a. Menentukan metode estimasi model yang tepat; b. Penyelidikan dan penanganan adanya masalah asumsi dasar ekonometrika yaitu: otokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinieritas dalam persamaan, sehingga diperoleh persamaan yang terbaik berdasarkan kriteria ekonometrika. 3. Mengevaluasi model Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah parameter-parameter dalam model yang telah dihasilkan sudah “bermakna secara teoritis” theoritically meaningful dan „nyata secara statistik” statistically significant. Kriteria bermakna secara teoritis ditentukan dengan melihat nilai maupun tanda taksiran parameter.

B. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder dari berbagai sumber, seperti Badan Pusat Statistik BPS, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri, DJPKDirektorat Jenderal Perimbangan Keuangan Daerah Kementerian Keuangan Indonesia, maupun sumber data sekunder lainnya. Data berupa data panel tahun 2007 hingga tahun 2012. Untuk data yang berasal dan APBN, APBD, dan data kemiskinan digunakan data periode 2007 sampai 2012. Selanjutnya, data-data yang telah diverifikasi dimasukkan dalam database Eviews. Pemilihan data akan didasarkan pada tingkat ruang fiskal dari APBD kabupaten di Lampung. Pemilihan data panel karena adanya keterbatasan banyaknya data bila dilakukan dengan time series maupun cross section.

C. Sampel Daerah Penelitian

Metode sampel yang di gunakan yaitu purposive sampling yaitu menetapkan sampel dengan mempertimbangkan kriteria tertentu. Pada penelitian ini kriteria yang digunakan adalah kabupaten yang mengikuti program PNPM Mandiri Pedesaan di Provinsi Lampung yang masa pemerintahannya lebih dari 10 tahun dan Berdasarkan pertimbangan tersebut maka ukuran sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 8 kabupaten.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel dependent Kemiskinan,

Jumlah Penduduk Miskin P Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasabasic needs approach. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Garis Kemiskinan GK merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan GKM dan Garis Kemiskinan Non Makanan GKNM. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Garis Kemiskinan Makanan GKM merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Sedangkan, garis Kemiskinan Non Makanan GKNM adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. BPS, 2013

2. Variabel Independen Utama , yaitu dikelompokkan menjadi:

APBN PNPM. Alokasi ini mewakili upaya-upaya yang dilakukan pemerintah pusat untuk pengentasan kemiskinan yang dikeluarkan melalui anggaran PNPM. Pemilihan PNPM diantara program pengentasan kemiskinan lainnya yang dilakukan pemerintah pusat seperti jamkesmas, raskin, keluarga harapan, dan beasiswa pendidikan karena PNPM adalah program yang sasarannya adalah kelompok masyarakat umum tidak mengkhususkan kepada penduduk miskin sehingga dapat dibandingkan dengan APBD yang sasarannya juga adalah masyarakat umum. Alokasi PNPM yang digunakan adalah PNPM yang berasal dari Pemerintah Pusat yaitu Dana Urusan Bersama DUB sehingga mengeluarkan faktor APBD sebagai dana pendamping PNPM atau Dana Daerah untuk Urusan Bersama DDUB. Adapun PNPM yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah PNPM Mandiri Pedesaan. APBD APBD yang dibagi atas tiga kelompok belanja, yaitu: a Pendidikan PEND Alokasi ini mewakili upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah kabupatenkota dalam rangka meningkatkan human capital investment melalui belanja daerah dalam urusan pendidikan; b Kesehatan KES Alokasi ini mewakili upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah kabupatenkota untuk memberikan pelayanan kesehatan melalui belanja daerah dalam urusan kesehatan. c Pekerjaan Umum PU Alokasi ini mewakili upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah kabupatenkota dalam rangka meningkatkan infrastruktur melalui belanja daerah dalam urusan pekerjaan umum.Guna menetralkan perbedaan jumlah penduduk antardaerah, alokasi belanja daerah di atas ditransformasikan menjadi data per kapita dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk kabupatenkota masing-masing.

E. Spesifikasi Model Penelitian

Analisis data menggunakan model regresi berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh program PNPM PNPM, alokasi APBD bidang pendidikan PEND, alokasi APBD bidang kesehatan KES, alokasi APBD bidang pekerjaan umum PU terhadap kemiskinan yaitu jumlah penduduk miskin P. Adapun fungsi persamaan model yang akan diregresi adalah sebagai berikut:  P = f PNPM , KES , PEND, PU dengan persamaan regresi P i,t = β +β 1 PNPM t-k +β 2 KES t-k +β 3 PEND t-k + β 3 PU t-k +  .

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH DI PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG (TAHUN 2001-2012)

0 19 77

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH Di KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

1 32 60

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL PADA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI LAMPUNG

0 4 70

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ANGGARAN BELANJA Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Kabupaten Dan Kota Di Jawa Tengah (Tahun 2012)

0 3 12

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ANGGARAN BELANJA Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Kabupaten Dan Kota Di Jawa Tengah (Tahun 2012)

0 2 14

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Provinsi Jawa T

0 1 15

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal (Studi Empiris Pada Kabupaten Atau Kota Di Provinsi Jawa Ten

0 0 15

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA Pengaruh Anggaran Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

0 1 15

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Jaw

0 0 14