Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq.) di kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau

EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR
BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS,
INDRAGIRI HULU, RIAU

RAJA ADE SAPUTRA
A24060030

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

RINGKASAN

RAJA ADE SAPUTRA. Evaluasi Pemupukan pada Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal
Perkasa

Plantation,


Indragiri

Hulu,

Riau.

(Dibimbing

oleh

ADE

WACHJAR).
Kegiatan magang bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan
kemampuan kerja baik secara teknis di lapangan maupun manajerial,
meningkatkan keterampilan penulis dalam memahami proses kegiatan kerja di
perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat memahami secara khusus aspek
pemupukan tanaman kelapa sawit baik dari segi teknis maupun manajerial.
Kegiatan magang telah dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam,
PT Tunggal Perkasa Plantation (PT Asra Agro Lestari, Tbk.), Indragiri Hulu,

Riau. Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari bulan Februari
hingga bulan Juli 2010. Metode yang digunakan dalam kegiatan magang adalah
bekerja langsung di lapangan sebagai karyawan, pendamping mandor, dan
pendamping asisten.
Pengumpulan data dan informasi magang dilakukan dengan metode
langsung dan tidak langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder.
Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung melalui
pengamatan penulis di lapangan meliputi ketepatan jenis, ketepatan waktu,
ketepatan dosis, ketepatan cara pemupukan, jumlah HK yang dipakai pada
pemupukan, gejala kekurangan hara tanaman, diskusi langsung dengan buruh
harian lepas (BHL) dan staf.
Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah
dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi
dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang
terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis
pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait. Baik data primer maupun data
sekunder dianalisis dengan metode deskriptif.
Kebun Radang Seko Banjar Balam merupakan kebun yang terletak paling
ujung dibandingkan dengan kebun lain yang ada di PT Tunggal Perkasa


Plantations. Sebagian besar tanaman kelapa sawit di kebun ini yaitu tanaman
belum menghasilkan (TBM). Pada tahun 2009 produksi di Kebun Radang Seko
Banjar Balam yaitu sebesar 49.7 ton.
Pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam pada semester 1 tahun
2010 dilaksanakan dengan sistem blok ke blok. Kelebihan dari pelaksanaan sistem
tersebut adalah lebih efisien dari segi tenaga kerja, waktu, biaya dan
mempermudah dalam pengawasan.
Kegiatan pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam
meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek
pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang
menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan
daya tahan tanaman terhadap serangan hama serta penyakit dan pengaruh iklim
yang tidak menguntungkan.
Pelaksanaan pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam secara umum
telah mengacu pada prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan
tepat tempat. Pemupukan dilakukan secara manual dengan metode pelansiran pupuk ke
dalam blok secara tuntas terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan penaburan.

EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM,

PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS,
INDRAGIRI HULU, RIAU

Skripsi
sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Raja Ade Saputra
A24060030

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

Judul : EVALUASI METODE PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR
BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI
HULU, RIAU

Nama : RAJA ADE SAPUTRA
NIM

: A24060030

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr Ir Ade Wachjar, MS
NIP. 19550109 1980 03 1008

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr
NIP 19611101 1987 03 1 003

Tanggal Lulus :


RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Januari 1988 di Langgam, Riau. Penulis
merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Raja Anis dan Ibu Nurteti.
Tahun 2000 penulis lulus dari SDN 022 Pekanbaru, kemudian pada tahun
2003 penulis menyelesaikan studi di SMPN 10 Pekanbaru. Selanjutnya penulis
lulus dari SMAN 1 Pekanbaru pada tahun 2006.
Tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD). Pada tahun 2007 penulis diterima
senagai mahasiswa di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir penulis untuk memenuhi syarat kelulusan S1
pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil kerja dan analisis dari kegiatan
magang yang telah dilaksanakan penulis selama 4 bulan di kebun kelapa sawit PT
Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dan Ibu penulis serta seluruh keluarga besar atas doa dan dukungan yang
diberikan kepada penulis.
2. Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS. selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama pelaksanaan magang dan
penyusunan skripsi.
3. Bapak Ir Supijatno, MSi. dan Bapak Ir Adolf Pieter Lontoh, MS. selaku dosen
penguji.
4. Ibu Prof Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS. selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menjalani studi.
5. Bapak Ir H. Sembiring dan keluarga besar PT Tunggal Perkasa Plantation,
Indragiri Hulu, Riau, terutama Bapak Tatang sebagai asisten di Afdeling Viktor
yang telah memberi bimbingan dan masukan kepada penulis.
6. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 43 dan semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, Januari 2011

Penulis


DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
PENDAHULUAN .........................................................................................
1
Latar Belakang ....................................................................................
1
Tujuan .................................................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
Syarat Tumbuh Kelapa sawit ...............................................................
Pemupukan ..........................................................................................

5
5
6


METODE MAGANG .....................................................................................
Tempat dan Waktu ..............................................................................
Metode Pelaksanaan ............................................................................
Pengamatan dan Pengumpulan Data ...................................................
Analisis Data dan Informasi ................................................................

9
9
9
10
10

KEADAAN UMUM .......................................................................................
Sejarah Perusahaan ..............................................................................
Profil Perusahaan .................................................................................
Letak Geografis ...................................................................................
Keadaan Iklim dan Tanah ...................................................................
Luas Areal dan Tata Guna Lahan .........................................................
Keadaan Tanaman dan Produksi .........................................................

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan ........................

12
12
13
13
14
15
15
16

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN .....................................................
Aspek Teknis .......................................................................................
Pembibitan .................................................................................
Perawatan Tanaman ...................................................................
Pengambilan Sampel Daun ........................................................
Pengendalian Gulma ..................................................................
Pemupukan .................................................................................
Pemanenan .................................................................................
Aspek Manajerial ................................................................................

Karyawan Non Staf ....................................................................
Karyawan Staf.............................................................................

19
19
19
20
25
26
28
30
34
34
37

PEMBAHASAN ..............................................................................................

38

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................
Kesimpulan...........................................................................................
Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................

55
55
55
57
59

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1.

Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 – 2009 .............

15

2.

Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau, Tahun 2009 ............................................................

17

3.

Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP ......................

21

4.

Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM .....................

27

5.

Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit .

31

6.

Alat-alat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal
Perkasa Plantations ..................................................................................

32

7.

Faktor Kualitas Pabrik Kelapa Sawit PT Tunggal Perkasa Plantations ..

34

8.

Perbandingan Efisiensi Pemupukan Manual dan Fertilizer Spreader ....

47

9.

Ketepatan Dosis Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP .....................

49

10. Waktu Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling Viktor PT TPP ...............

51

11. Ketepatan Penaburan Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP ..............

51

12. Kehilangan Pupuk Urea di Afdeling Viktor PT TPP ..............................

53

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1.

Penanaman dan Perawatan Mucuna bracteata .......................................

21

2.

Gulma Dominan di Afdeling Viktor .......................................................

26

3.

Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit ............................

29

4.

Pengambilan Pupuk di Gudang ...............................................................

40

5.

Pemupukan Secara Mekanis (Fertilizer Spreader) .................................

41

6.

Pemupukan Secara Manual pada Kelapa Sawit TBM ............................

44

7.

Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk Dengan Truk
dan Sepeda Motor ...................................................................................

45

Pelansiran Untilan Pupuk ke Dalam Blok ...............................................

45

8.

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1.
2.

Halaman

Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas
(KHL) di PT Tunggal Perkasa Plantations .......................................... 60
Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor
di PT Tunggal Perkasa Plantations ....................................................... 63

3.

Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten/Kepala
Afdeling di PT Tunggal Perkasa Plantations ........................................ 65

4.

Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau Periode 2000-2009 .............................................. 67

5.

Kelas Kesesuaian Lahan di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau .............................................................................. 68

6.

Peta PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau ................. 69

7.

Struktur Organisasi di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau ............................................................................... 70

8.

Sistem Perhitungan Premi Pemanen PT Tunggal Perkasa Plantations.. 71

9.

Kriteria Kelas Pemanen di PT Tunggal Perkasa Plantations.................. 72

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia
setelah mampu menggeser Malaysia. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan
produk turunannya telah menjadi komoditas perdagangan internasional yang
menyumbang devisa terbesar bagi negara dari ekspor non-migas tanaman
perkebunan. Pengusahaan kebun kelapa sawit nasional dilakukan oleh perkebunan
besar swasta (PBS), perkebunan rakyat (PR), dan perkebunan besar negara (PBN)
telah menyebar di 19 provinsi. Selain sumber penyumbang devisa bagi negara,
kelapa sawit juga berperan dalam meningkatkan pendapatan petani sekaligus
memberikan kesempatan kerja yang luas (Yahya, 1990).
Perkembangan areal tanaman kelapa sawit di Indonesia mengalami
peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Indonesia menjadi negara produsen
kelapa sawit terbesar dengan luas areal sebesar 7.07 juta hektar dan produksi CPO
mencapai 18.46 juta ton dengan perincian 2 565 000 hektar merupakan
perkebunan rakyat (PR) dengan produksi 5 085 000 ton minyak sawit, 687 000
hektar merupakan perkebunan besar Negara (PBN) dengan produksi sebesar
2 314 000 ton minyak sawit, serta 3 358 000 hektar perkebunan besar swasta
(PBS) dengan produksi sebesar 8 990 000 ton minyak sawit (Direktorat Jenderal
Perkebunan, 2009).
Produksi CPO Indonesia mengalami peningkatan cukup pesat. Pada tahun
1998 produksi CPO sebesar 5.9 juta ton meningkat pada tahun 2008 menjadi 17.5
juta ton sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar di
dunia. Meskipun demikian, Indonesia belum bisa memenuhi permintaan pasar
terhadap minyak kelapa sawit dunia yang mencapai 33.7 juta ton pada tahun 2008.
Jumlah ekspor untuk produk kelapa sawit Indonesia berupa CPO dan produk
turunannya mencapai lebih dari 18.1 juta ton pada tahun 2008 dan menghasilkan
devisa lebih dari US$ 14 milyar (Direktur Jendral Perkebunan, 2009). Hal ini
menunjukkan bahwa prospek usaha kelapa sawit masih sangat baik.
Pencapaian hasil produksi kelapa sawit yang tinggi dipengaruhi oleh tiga
faktor utama, yaitu : faktor lingkungan, faktor genetik dan teknik budidaya. Faktor

2

lingkungan meliputi iklim, dan kelas kesesuaian lahan. Faktor genetik meliputi
penggunaan bahan tanam/varietas tanaman kelapa sawit yang unggul. Teknik
budidaya kelapa sawit merupakan faktor yang penting dalam memaksimalkan
potensi produksi kelapa sawit. Teknik budidaya yang tidak sesuai dengan standar
rekomendasi dapat mempengaruhi produksi tandan buah segar (TBS). Sebagai
contoh akibat kesalahan pemupukan dapat menurunkan produksi TBS hingga
13 % dari produksi normal (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Dengan
produksi yang tinggi, CPO yang dihasilkan juga akan tinggi sehingga dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena
minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan
minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya
memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Minyak nabati yang
dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO
atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm
kerner oil) yang tidak berwarna. CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan
industri pangan, industi sabun, industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan
sebagai bahan bakar alternatif.
Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup baik, karena permintaan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam
negeri tetapi juga di luar negeri. Oleh karena itu, sebagai negara tropis yang masih
memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan
pekebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala
perkebunan rakyat.
Melihat besarnya prospek kelapa sawit di Indonesia, maka diperlukan
adanya upaya peningkatan produktivitas untuk meningkatkan produksi tanaman
kelapa sawit. Salah satu upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan
cara pemberian pupuk secara efisien dan efektif.
Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan
yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan
tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan

3

tanaman terhadap

serangan penyakit

dan

pengaruh

iklim

yang tidak

menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan unsur
hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya
tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal.
Pemupukan pada tanaman kelapa sawit bertujuan untuk menyediakan
kebutuhan hara bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh baik dan mampu
berproduksi maksimal dan menghasilkan minyak berkualitas baik (Adiwiganda
dan Siahaan, 1994). Untuk meningkatkan produksi maksimal kelapa sawit, maka
dalam pelaksanaan pemupukan harus mengacu pada tujuh tepat, yaitu tepat jenis,
dosis, waktu, cara, penempatan, bentuk formulasi, dan rotasi.
Pupuk merupakan salah satu sumber unsur hara utama yang sangat
menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Setiap unsur hara
memiliki peranan masing-masing dan dapat menunjukkan gejala tertentu pada
tanaman apabila ketersediaannya dalam tanah sangat kurang. Penyediaan hara
dalam tanah melalui pemupukan harus seimbang, yaitu disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman.
Untuk mencapai kondisi tanah yang subur diperlukan kombinasi pemakaian
pupuk organik dan anorganik. Unsur hara utama yang mendapat perhatian dalam
pemupukan tanaman kelapa sawit meliputi N, P, K, Mg, Cu, dan B. Tanaman
memperoleh unsur hara dari beberapa sumber, yaitu tanah, residu bahan organik,
dan pupuk buatan yang diberikan pada tanaman (Sutarta et al., 2003).
Biaya pemupukan menyangkut beberapa komponen langsung, antara lain
harga pupuk, kebutuhan pupuk/ha, transportasi, alat, dan sarana yang digunakan
dalam pelaksanaan pemupukan. Selain itu, beberapa faktor penunjang seperti
gudang, jalan, sistem pengawetan tanah, drainase, dan perawatan tanaman juga
memerlukan cara pengolahan yang tepat. Dengan demikan diperlukan pengkajian
yang lebih jauh mengenai potensi, sumber daya alam dan manusia dalam
menentukan kebijakan pemupukan, terutama di daerah pengembangan mengingat
potensi sumber daya serta sarana yang ada sangat beragam.

4

Tujuan
Kegiatan magang bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan
kemampuan kerja baik secara teknis di lapangan maupun manajerial,
meningkatkan keterampilan penulis dalam memahami proses kegiatan kerja di
perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat memahami secara khusus aspek
pemupukan tanaman kelapa sawit baik dari segi teknis maupun manajerial.

TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat
1 000 meter di atas permukaan laut (dpl). Akan tetapi, pertumbuhan tanaman dan
produktivitas yang optimal akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian
maksimum 400 meter dpl (Sukamto, 2008).
Menurut Pahan (2008), lahan adalah matriks tempat tanaman berada. Tanpa
lahan, tanaman kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara
komersial. Lahan yang optimal untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor
yaitu lingkungan, sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah.
Tanah yang baik digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah Latosol,
Podzolik, Alluvial, dan Gambut. Untuk memperoleh hasil

maksimal dalam

budidaya kelapa sawit perlu memperhatikan sifat fisik dan kimia tanah di
antaranya struktur tanah dan drainase tanah baik, kedalaman solum tanah lebih
dari 80 cm, tekstur tanah ringan serta memiliki reaksi tanah (pH) 4.0 - 6.0.
Jumlah curah hujan dan lamanya penyinaran matahari memiliki korelasi
dengan fluktuasi produksi kelapa sawit. Curah hujan ideal untuk tanaman kelapa
sawit berkisar 2 000 – 2 500 mm per tahun dan tersebar merata sepanjang tahun.
Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya tidak kurang dari 6 jam per hari.
Temperatur optimum untuk tanaman kelapa sawit antara 22 – 23 oC. Keadaan
angin tidak terlalu berpengaruh karena tanaman kelapa sawit lebih tahan terhadap
angin kencang dibandingkan dengan tanaman lainnya.
Kelapa sawit tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Podsolik, Latosol,
Hidromorfik Kelabu, Regosol, Andosol, Organosol, dan Aluvial. Tanaman kelapa
sawit akan tumbuh baik pada tanah yang gembur, subur, berdrainase baik,
permeabilitas sedang, dan membuat solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan
padas (Fauzi et al., 2006).
Derajat keasaman (pH) tanah sangat terkait dengan ketersediaan hara yang
diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4.0 – 6.0, tetapi pH
optimumnya berada antara 5.0 – 5.6. Tanah ber-pH rendah dapat ditingkatkan

6

dengan cara pengapuran. Tanah tersebut biasanya dijumpai pada daerah pasang
surut terutama tanah gambut (Lubis, 1992).
Pemupukan
Budidaya kelapa sawit meliputi beberapa tahapan kegiatan yaitu persiapan
areal, pembibitan, penanaman, sensus pokok, penyulaman, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT), pengendalian gulma, kastrasi,
penunasan, pemanenan, dan pemanfaatan limbah.
Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif
yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, kurang
lebih 30 % dari total biaya produksi atau 40 – 60 % dari biaya pemeliharaan
sehingga menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis
dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya mulai dari pengadaan
hingga aplikasinya di lapangan baik secara teknis maupun manajerial (Winarna,
Darmosarkoro dan Sutarta, 2003).
Praktik pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam
meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek
pupuk yang bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan
tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap

serangan penyakit

dan

pengaruh

iklim

yang tidak

menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur
hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya
tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan
unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui hasil panen (TBS)
serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan
kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit.
Persiapan pemupukan terbagi menjadi tiga yaitu persiapan pupuk, organisasi
penguntilan dan persiapan lapangan. Karung bekas (bekas pembungkus pupuk)
dikumpulkan oleh tim pengecer dan disusun di tempat untilan. Selanjutnya,
karung tersebut diserahkan ke kantor afdeling guna memastikan jumlah untilan
yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh pupuk sudah
ditabur dan tidak ada yang hilang (Pahan, 2008).

7

Aspek

manajerial

pemupukan

tanaman

kelapa

sawit

terdiri

atas

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Perencanaan
Rencana pemupukan untuk setiap aplikasi dibuat oleh asisten afdeling.
Rencana tersebut dibuat empat rangkap yaitu untuk administratur, asisten kepala,
bagian gedung dan asisten afdeling yang bersangkutan. Lembar rencana
pemupukan berisi afdeling, tahun tanam, blok, luas, jumlah pokok produktif, jenis
pupuk, dosis per pohon, jumlah pupuk dan waktu pemupukan (Winarna et al.,
2003).
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan asisten afdeling. Asisten afdeling
harus membuat rencana pemupukan mingguan dan harian. Rencana tersebut
merupakan pedoman dalam pelaksanaan di lapangan. Selain itu, asisten juga harus
membuat peta rencana pemupukan harian dan menggambarkan arah pelaksanaan
pemupukan. (Winarna et al., 2003).

Organisasi
Dalam satu afdeling, kegiatan pemupukan dipimpin oleh asisten afdeling
dibantu oleh mandor I dan mandor pupuk. Mandor pupuk membawahi 25 – 60
karyawan bergantung pada luas areal divisi atau afdeling. Kegiatan pemupukan
tersebut menggunakan norma prestasi penabur 2 – 3.5 ha/HK atau 400 – 500
kg/HK, bergantung pada dosis per pokok, topografi areal dan keterampilan
penabur. Sebaiknya, diusahakan agar tidak terjadi penggantian tenaga penabur.
Selain itu, jumlah takaran harus sesuai dengan jumlah penabur (Pahan, 2008).

Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pemupukan, pupuk diecer ke blok oleh tenaga kerja
yang tersedia. Penaburan pupuk sesuai jalurnya (barisan) masing-masing. Pupuk
ditabur di sekeliling piringan penuh, tidak dibenarkan penaburan yang
terputus-putus. Pada sistem benam, lubang bekas pemupukan ditutup kembali.
Jarak tabur pupuk bergantung pada perkembangan pohon, tepatnya jalur
penaburan harus di bawah proyeksi ujung tajuk (Winarna et al., 2003).

8

Pengawasan
Mengingat biaya pemupukan cukup mahal, maka diperlukan pengawasan di
lapangan dengan intensif dan ketat oleh mandor pupuk, mandor besar, asisten
serta asisten kepala hingga manajer. Kebutuhan unsur hara bagi tanaman kelapa
sawit pada setiap fase pertumbuhannya berbeda-beda. Jumlah unsur hara yang
ditambahkan melalui pupuk harus mempertimbangkan kehilangan hara akibat
pencucian, penguapan, penambahan hara dari tanaman penutup tanah, hara yang
terikat dari udara, serta potensi fisik dan kimia tanah. Menurut Sianturi (2005)
untuk mencapai keseimbangan unsur hara yang optimum pada perkebunan kelapa
sawit dibutuhkan pamupukan yang berdasarkan rekomendasi dari penelitian lebih
lanjut dalam kurun waktu yang relatif lama.
Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang penting dalam kegiatan
produksi tanaman, tetapi dalam pelaksanaannya tidak mudah karena harus
memperhatikan tingkat efisiensi atau penghematan. Hal yang menyangkut
efisiensi meliputi tingkat keefektifan pemupukan (tepat jenis, dosis, waktu, cara,
tempat, formulasi, dan rotasi), perimbangan hara, dan harga pupuk (Leiwakabessy
dan Sutandi, 2004). Selain itu, di dalam pelaksanaan pemupukan harus
memperhitungkan tingkat keefisienan dari segi waktu dan tenaga kerja.

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT
Tunggal Perkasa Plantation, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi
Riau, selama empat bulan mulai bulan Februari hingga Juni 2010.

Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut aspek teknis
di lapangan dan aspek manajerial. Kegiatan pada dua bulan pertama penulis
melaksanakan kegiatan sebagai pekerja harian lepas dengan kegiatan di kebun
yang diikuti meliputi: pembibitan, penanaman sisipan, kastrasi, pengendalian
gulma, pemupukan, rawat parit, penunasan dan pengendalian hama penyakit serta
pemanenan. Penulis akan mencatat prestasi kerja baik yang dapat dicapai mandor
maupun karyawan harian lepas (KHL) lainnya, standar kerja, bahan dan alat yang
digunakan serta jumlah tenaga kerja dalam setiap kegiatan teknis. Kegiatan
penulis sebagai KHL dapat dilihat pada Lampiran 1.
Bulan ketiga penulis melaksanakan kegiatan sebagai pendamping mandor.
Posisi sebagai pendamping mandor memilik tugas manajerial, seperti apel pagi,
menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan, mengorganisir karyawan,
memberikan motivasi dan menghitung biaya operasional dalam setiap kegiatan.
Selain itu, penulis juga melakukan kegiatan administratif seperti membuat rencana
kerja, rincian kerja, mengisi buku mandor serta membuat laporan harian alokasi
tenaga kerja. Kegiatan penulis sebagai pendamping mandor dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Bulan keempat yang merupakan bulan terakhir, penulis diberi tanggung
jawab sebagai pendamping asisten divisi yang juga melaksanakan tugas-tugas
menyangkut aspek manajerial yang lebih tinggi di atas mandor. Kegiatan
pendamping asisten antara lain mempelajari kegiatan manajerial tingkat divisi,
membantu mengelola dan mengawasi tenaga kerja serta pembuatan jurnal harian.
Kegiatan penulis sebagai pendamping asisten dapat dilihat pada Lampiran 3.

10

Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi magang dilakukan dengan metode
langsung dan tidak langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder.
Pengumpulan data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap semua

kegiatan yang berkaitan dengan aspek teknis dari kegiatan-

kegiatan di kebun dan diskusi dengan mandor dan asisten divisi.
Data primer yang diamati pada kegiatan pemupukan meliputi distribusi
pupuk; aplikasi pemupukan secara manual mulai dari penguntilan pupuk,
pengangkutan

dan

pengeceran

pupuk

ke

lapangan,

penaburan

pupuk,

pengumpulan karung bekas untilan pupuk; aplikasi pemupukan secara mekanis;
keefektifan pemupukan yaitu tepat jenis, tepat cara dan tepat tempat, tepat dosis,
dan tepat waktu.
Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah
dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi
dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang
terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis
pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait.
Data dan informasi yang didapat setiap harinya ditulis dalam jurnal harian
penulis. Setelah itu, data dipisahkan berdasarkan kegiatan yang dilakukan maupun
berdasarkan status penulis.

Analisis Data dan Informasi
Hasil dari kegiatan magang digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan
skripsi yang ditekankan pada aspek kegiatan pemupukan. Hasilnya berupa data
pengamatan, pengumpulan informasi, dan data mengenai segi teknis dan
manajemen di kebun. Data primer diperoleh dengan metode diskusi dan
pengamatan lapangan.
Untuk mengambil data dari pengamatan ketepatan dosis dan ketepatan cara
(jarak penaburan pupuk dari pohon) pada TBM, penulis mengambil 30 sampel
pohon dari 3 orang pemupuk (tiap orang 10 pohon). Pengamatan dilakukan pada
orang yang sama. Alat yang digunakan untuk pengamatan dosis yaitu timbangan
dan ember. Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang pupuk yang akan

11

diberikan pada tanaman sampel, lalu dimasukkan ke dalam ember. Setiap kali
jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Sedangkan alat yang
digunakan untuk mengukur jarak penaburan pupuk dari pohon yaitu meteran.
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan mempelajari
laporan manajemen (arsip kebun, laporan bulanan, dan laporan tahunan) serta
dokumentasi kebun. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
metode deskriptif.

KEADAAN UMUM
Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang
perkebunan dengan luas lahan 28 000 ha yang berada di Air Molek, Riau.
Perusahaan tersebut adalah NV Cultur Maatachappij Indragiri milik Swiss,
Indragiri Rubber Limited (IRL) dan Klawat Syndicate yang merupakan joint
venture antara perusahaan Inggris dengan Strut Company Malaysia.
Ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh pemerintah Republik
Indonesia (RI)

pada tahun 1963 dan pengelolaannya diserahkan kepada PT

Perkebunan Indragiri (PT PI) yang kemudian dilikuidasi kembali oleh pemerintah
RI dan diserahkan kepada PT Kulit Aceh Raya Kapten Markam (PT Karkam).
Pada tahun 1964 PT Karkam diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Setelah itu,
pada tahun 1966 - 1968 perkebunan tersebut diserahkan kepada PT Aslam
Karkam II (PT Askar II) dan pada tahun 1968 - 1969 perkebunan tersebut
diserahkan kembali kepada PT Perkebunan Indragiri.
Pada Tahun 1969 - 1971 perkebunan PT Karkam dilikuidasi kembali oleh
Pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Berdikari Jakarta dengan status Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Pada tahun 1971, PT Berdikari diserahkan kepada
pemilik lama yaitu IRL – CMI (PT Plantagen) yang berpusat di Zurich, Swiss
serta Klawat Syndicate dan diubah namanya menjadi PT Indragiri Raya. Pada
tahun 1973 masa kontrak PT Indragiri Raya telah habis sehingga PT Indragiri
Raya dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertanian
pada tahun 1973, dan arealnya dibagi menjadi: (1) PTP IV seluas 11 228 ha, (2)
NES II seluas 2 063 ha, (3) perluasan desa seluas 604 ha, dan (4) PT Tunggal
Investment seluas 9 799 ha.
Pada tahun 1975 PT Tunggal Investmen mulai beroperasi dengan komoditi
olah berupa karet dan kelapa sawit. Pada tahun 1979 nama PT

Tunggal

Investmen diubah menjadi PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP ). Pada bulan
September 1983, Astra Group masuk dalam PT TPP, dan sejak saat itu PT TPP
hanya memfokuskan perusahaan pada pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas
produksi 70 ton/hari.

13

Sadang Mas yang merupakan joint venture antara Salim Mas Group dan
Sinar Mas Group juga ikut ambil bagian dalam PT TPP dan kapasitas pabrik
ditingkatkan menjadi 30 ton/jam. Lalu pada bulan Juni 1991, Astra Group melalui
PT Astra Agro Niaga membeli 100 % saham, sehingga sekarang PT TPP resmi
dimiliki secara total oleh Astra Agro Niaga. Pada tahun 1998, PT Astra Agro
Niaga, sebagai holder PT Tunggal Perkasa Plantations mencatatkan sahamnya
pada Bursa Efek Jakarta dan namanya diubah menjadi PT Astra Agro Lestari
Tbk.
Profil Perusahaan
PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP) merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit yang berada di bawah
naungan PT Astra Agro Lestari, Tbk. Produk utama yang dihasilkan oleh PT TPP
adalah minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit (kernel). PT TPP terletak
di Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. PT TPP
memiliki areal kebun kelapa sawit dengan luas Hak Guna Usaha (HGU) sebesar
14 935.40 ha dengan areal tanam seluas 14 153.56 ha dan memiliki pabrik
pengolahan Crude Plam Oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas olah 60 ton/jam.
Jumlah karyawan PT TPP adalah 3 016 orang yang terdiri atas 50 orang staf, 482
orang karyawan bulanan, 1 045 karyawan harian tetap, dan 1 439 karyawan harian
lepas.
Letak Geografis
Secara geografis PT Tunggal Perkasa Plantations berada antara 0°22’12” 0°12’36” Lintang Selatan dan antara 102°9’36” - 102°19’48” Bujur Timur. PT
TPP terletak di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lirik dan Kecamatan Pasir
Penyu dengan

batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah barat berbatasan

dengan Desa Sungai Lala dan Jati Rejo, Kecamatan Sungai Lala; sebelah timur
berbatasan dengan Desa Sungai Sagu, Desa Sungai Karas Desa Japura Kecamatan
Lirik, Desa Kongsi Empat Kecamatan Pasir Penyu; sebelah utara berbatasan
dengan Desa Radang Seko, Desa Banjar Balam Kecamatan Lirik, serta sebelah

14

selatan yang berbatasan dengan Desa Kembang Harum, Desa Air Molek
Kecamatan Pasir Penyu.
Keadaan Iklim dan Tanah
PT Tunggal Perkasa Plantations mempunyai dua musim, yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Puncak musim hujan terjadi pada bulan Oktober dan
November, sedangkan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juni dan Juli.
Rata-rata curah hujan selama 10 tahun terakhir (2000 – 2009) adalah 2 763.5
mm/tahun dengan rata-rata hari hujan adalah 135 hari/tahun. Rata-rata bulan
kering 1.9 bulan/tahun dan rata-rata bulan basah 9.2 bulan/tahun. Menurut
klasifikasi Schmidth-Ferguson, iklim di

PT TPP termasuk tipe iklim B (basah).

Keadaan curah hujan bulanan di PT Tunggal Perkasa Plantation dapat dilihat pada
Lampiran 4. Temperatur udara rata-rata antara 28 - 31 °C.
Jenis tanah PT TPP terdiri atas dua ordo, yang menurunkan lima subgroup,
yaitu Inceptisol (Fluvaquepts, Aquic Dystrudepts) dan Ultisols (Typic,
Hapludults, Typic Kanhapludults, Typic kandiudults) dengan fisiografi pada
sebagian areal berbentuk flat, rolling, dan rendahan.
Sifat-sifat tanah lapisan atas dari kebun kelapa sawit PT TPP semuanya
bereaksi sangat masam dengan pH-H2O (1:5) < 4.5. Keadaan tanah yang sangat
masam tersebut juga disertai dengan kandungan kation-kation basa (Ca, Mg, K,
dan Na) yang sangat rendah, sehingga kapasitas tukar kation (KTK) dan
kejenuhan basanya (KB) juga rendah atau sangat rendah. Kemampuan tanah yang
rendah dalam pertukaran kation tersebut diperburuk oleh adanya tekstur tanah
yang kasar, yaitu tanah pasir (sand) atau tanah berpasir (sandy). Kandungan fosfor
(P) dan Kalium (K) potensial tanah ekstrak HCl 25 % semua contoh tanah
termasuk sangat rendah. Sedangkan P tersedia ekstrak Bray 1 dan K dapat ditukar
bervariasi dari sangat rendah sampai sedang atau tinggi, walaupun demikian
sebagian besar termasuk sangat rendah (Astra Agro Lestari, 2008).
Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kelapa sawit di PT TPP terdiri atas
dua kelas, yaitu kelas S2 (cukup sesuai) dan kelas S3 (sesuai marjinal). kelas S2
mencakup areal seluas 7 318 ha (49.1 %) dengan pembatas utama retensi hara (pH
masam dan sebagian KTK rendah). Kelas S3 seluas 7 580 ha (50.9 %) dengan

15

pembatas utama adalah lereng agak curam, tekstur agak kasar serta drainase
terhambat. Adapun klasifikasi kelas kesesuaian lahan PT TPP dapat dilihat pada
Lampiran 5.
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Luas hak guna usaha PT Tunggal Perkasa Plantations adalah 14 935.40 ha
dengan areal tanam seluas 14 153.56 ha yang terbagi atas lima kebun, yaitu
Kebun Sei Sagu 3 234.88 ha, Kebun Sei Meranti 3 029.79 ha, Kebun Sei Lala
3 377.48 ha, Kebun Redang Seko 4 511.46 ha, dan kebun Plasma KKPA (Kredit
Koperasi Primer Anggota) 1 393.02 ha. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations
dapat dilihat pada Lampiran 6. PT TPP memiliki pabrik pengolahan crude palm
oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas 60 ton/jam.

Keadaan Tanaman dan Produksi
Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di PT Tunggal Perkasa Plantations
adalah jenis Tenera yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Perkebunan
Marihat. Jarak tanam yang digunakan adalah 9 m x 9 m x 9 m dengan jarak antar
barisan 7.79 m dan jarak dalam barisan 9 m sehingga populasi per hektarnya 143
pokok. Akan tetapi di lapangan menunjukkan bahwa populasi tanaman rata-rata
lebih rendah dari populasi yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya
tanaman yang mati karena terserang hama dan penyakit, kemiringan tempat, dan
sebagainya. Produktivitas dan bobot janjang rata-rata (BJR) TBS kebun Radang
Seko Banjar Balam (RSBB) PT TPP tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 - 2009
Tahun

Luas
Areal
(ha)

Produksi
Jumlah TBS
Bobot TBS
(tandan)
(ton)

Produktivitas
(ton/ha)

2005
3 331.25
5 396 710
55 890.56
2006
3 331.25
4 833 602
54 380.98
2007
3 172.23
4 130 203
57 256.14
2008
2 505.50
3 374 427
55 347.46
2009
2 505.50
2 704 483
49 711.63
Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

16.78
16.32
18.05
22.09
19.84

BJR
(kg/tandan)
10.36
11.25
13.86
16.40
18.38

16

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan
Perkebunan Kelapa Sawit PT Tunggal Perkasa Plantations merupakan salah
satu unit usaha dari PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL). Struktur organisasi
PT AAL berdasarkan susunan garis dan staf dengan kekuasaan tertinggi dipegang
oleh presiden komisaris, sedangkan operasional perusahaan dipegang oleh
presiden direksi, direktur area, dan administratur.
PT Tunggal Perkasa Plantations dipimpin oleh seorang administratur yang
bertanggung jawab kepada dewan direksi. Administratur dibantu oleh seorang
deputi administratur, kepala tata usaha (KTU), kepala pabrik, kepala kebun,
kepala teknik, dan staf administratur. Struktur organisasi PT Tunggal Perkasa
Plantations dapat dilihat pada Lampiran 7.
Administratur bertugas sebagai penjamin kesinambungan pertumbuhan
perusahaan melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi kebun dan pabrik,
menjamin operasionalisasi kebun dan pabrik agar berjalan efektif dan efisien guna
mencapai target yang ditetapkan dengan menerapkan aturan yang berlaku, baik
internal maupun eksternal perusahaan atau pemerintah, menjamin keselarasan
operasional kebun dan pabrik dengan lingkungan di sekitarnya termasuk masalah
territorial dan community development, serta menjamin ketersediaan kader
pimpinan di unit organisasinya.
Kepala kebun berperan untuk menjamin kualitas dan kuantitas panen yang
disesuaikan dengan target yang ditetapkan, menjamin aplikasi perawatan,
menjamin terjadinya peningkatan produktivitas tanaman, menjamin operasional
kebun agar berjalan efektif, efisien, dan mengikuti kaidah sistem manajemen yang
berlaku, serta menjamin ketersediaan kader pimpinan dan sumberdaya manusia di
unit organisasinya. Dalam menjalankan tugasnya, kepala kebun dibantu oleh
kepala afdeling yang bertugas menjamin tercapainya target minimal produksi
kebun sesuai dengan kualitas yang ditetapkan, menjamin produksi yang dihasilkan
terangkut ke pabrik, menjamin tercapainya kondisi perawatan standar kebun dan
tanaman bebas hama dan penyakit, menjamin tersedianya tenaga kerja sesuai
dengan kebutuhan produksi serta menjamin produktivitas tenaga kerja, menjamin
keamanan unit kerja, serta menjamin perencanaan dan pemakaian biaya sesuai
dengan kebutuhan atau perencanaan.

17

Kepala afdeling bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola afdeling
secara menyeluruh, baik dalam hal teknis maupun administrasi afdeling.
Pengelolaan teknis meliputi pengarahan dan instruksi kerja kerani afdeling,
mandor satu, mandor, dan pekerja, melakukan pengawasan dan pengontrolan
pelaksanaan pekerjaan serta mengevaluasi hasil kerja lapangan. Pengelolaan
administrasi yang dilakukan oleh asisten divisi meliputi pembuatan rencana kerja
harian, bulanan, dan tahunan, memeriksa dan mengevaluasi laporan kerja mandor,
laporan manajemen dan laporan lainnya, serta membuat bon permintaan dan
pengeluaran barang (BPPB). Dalam melaksanakan tugasnya asisten afdeling
dibantu oleh mandor satu, mandor panen, dan mandor rawat untuk
mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada di lapangan serta kerani afdeling
yang bertugas menangani dan mencatat seluruh kegiatan administrasi dan
keuangan afdeling. Setiap mandor panen memiliki satu orang kerani panen yang
bertugas untuk mencatat seluruh produksi buah matang dan jumlah janjangan
yang didapat oleh setiap pemanen.
Status pegawai di PT Tunggal Perkasa Plantation terdiri atas karyawan tetap
yang disebut serikat karyawan utama (SKU) dan buruh harian lepas (BHL).
Jumlah karyawan staf dan non staf PT Tunggal Perkasa Plantation dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantation,
Indragiri Hulu, Riau, Tahun 2009
No.

Status Pegawai

1.
2.
3.
4.
Jumlah

Staf
Karyawan Bulanan
Serikat Karyawan Utama (SKU)
Buruh Harian Lepas (BHL)

Jumlah
(orang)
50
482
1 045
1 439
3 016

Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Hari kerja karyawan dalam seminggu adalah 6 hari dengan lama jam kerja
7 jam/hari kecuali hari Sabtu yaitu 5 jam/hari. Buruh harian lepas bekerja sesuai
dengan ada tidaknya pekerjaan atau bergantung pada rotasi kerja suatu kegiatan,
bila pekerjaan telah selesai BHL diliburkan dan akan mulai bekerja kembali pada
rotasi baru.

18

PT

Tunggal

Perkasa

Plantations

dalam

menunjang

kesejahteraan

karyawannya menyediakan perumahan yang dilengkapi sarana air bersih dan
listrik, tempat peribadatan, klinik kesehatan, lapangan olahraga, koperasi, dan
sarana pendidikan. Koperasi yang berada dalam lingkungan perusahaan
menyediakan kebutuhan sehari-hari

bagi karyawan. Keberadaan koperasi

diharapkan dapat membantu karyawan dalam memperoleh barang-barang
kebutuhan pokok.
Sarana pendidikan yang berada dalam lingkungan perusahaan adalah taman
kanak-kanak dan sekolah dasar. Perusahaan juga menyediakan kendaraan antar
jemput bagi anak-anak karyawan yang berada pada jenjang sekolah dasar (SD),
sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Pembibitan
Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi
bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan
yang dilaksanakan bertujuan untuk melakukan seleksi sehingga hanya bibit yang
baik yang ditanam di lapangan, untuk memelihara bibit secara intensif sehingga
pertumbuhannya jagur dan seragam, meminimalkan gangguan pada masa
pertumbuhan, menentukan tingkat kematian kecambah dan mengatur penggantian
secara dini.
Pada saat penulis melaksanakan kegiatan magang, di PT Tunggal Perkasa
Plantations sedang tidak melaksanakan kegiatan penanaman kecambah sehingga
penulis hanya melakukan pengawasan, penyiraman, dan pemupukan. Sistem
pembibitan yang digunakan di PT TPP adalah sistem double stage. Luas areal
pembibitan di PT TPP yaitu 23.48 ha.
Penyiraman bibit. Penyiraman pembibitan di PT TPP dilakukan
sebanyak dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari dengan kebutuhan air
sebanyak 1 – 2 liter/hari. Semakin tua umur bibit, semakin besar pula debit air
yang diberikan. Penyiraman tidak mesti dilakukan setiap hari, jika pada malam
hari hujan turun dengan debit air lebih besar dari 8 mm maka penyiraman pagi
hari ditiadakan, sedangkan jika hujan turun pada pagi hari dengan debit air lebih
besar dari 8 mm maka tidak dilakukan penyiraman.
Penyiraman bibit menggunakan dua sistem, yaitu sumi sansui dan drip
irrigation. Mekanisme penyiraman dengan menggunakan sumi sansui, yaitu
dengan memanfaatkan tekanan sehingga air yang masuk ke dalam pipa akan
tersebar melalui lubang kecil yang terdapat pada pipa bagian atas. Pipa sumi
sansui berdiameter 2 inci dengan banyak lubang halus yang dirancang ke arah
kanan kiri secara berselang-seling. Drip irrigation atau irigasi tetes merupakan
sistem penyiraman dengan meletakkan selang infus pada setiap media pembibitan.

20

Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu efiseinsi dalam penggunaan air dan
meminimalkan kehilangan media tanam dan pupuk.
Pemupukan bibit. Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis dan umur
bibit yang mengikuti standar rekomendasi pemupukan. Pupuk diaplikasikan
dengan cara menabur pupuk di atas tanah polybag secara melingkar dengan jarak
4 – 5 cm dari pangkal bibit dan tidak boleh mengenai daun atau akar. Akar yang
terbuka terlebih duhulu harus dibumbun dengan tanah halus. Pemupukan
dilakukan dan diselesaikan petak demi petak. Pemupukan dilakukan setelah 1 jam
penyiraman pertama.
Perawatan Tanaman
Perawatan tanaman merupakan suatu usaha untuk meningkatkan atau
menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman guna
mendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang diharapkan.
Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit dibagi atas dua, yaitu pemeliharaan
tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM).
Pasa fase TBM, pemeliharaan dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang
sehat dan jagur (pertumbuhan vegetatif), sedangkan untuk fase TM pemeliharaan
ditujukan untuk memperoleh produksi optimal.
Penanaman dan perawatan legume cover crop (LCC). Di Afdeling V
Kebun Bandar Balam Radang Seko PT Tunggal Perkasa Plantations jenis LCC
yang ditanam adalah Mucuna bracteata. Peningkatan pertumbuhan Mucuna
bracteata merupakan salah satu item project improvement dari Afdeling V. Satu
pohon sawit ditanam empat bibit Mucuna bracteata yang berbentuk ondol-ondol
(bibit stek yang dibungkus media tumbuh dengan menggunakan plastic yang
dibentuk bulat-bulat) sehingga satu hektar membutuhkan 572 bibit Mucuna
bracteata.
Mucuna bracteata memiliki ciri-ciri berdaun lebar yang berwarna hijau,
batang berwarna ungu untuk batang muda dan berwarna hijau dan berbulu untuk
batang tua, serta berkembang biak dengan menggunakan stolon. Seperti halnya
tanaman penutup tanah lainnya, Mucuna bracteata berfungsi sebagai pengikat
nitrogen, menahan terjadinya erosi, menyimpan air, dan menahan pertumbuhan

21

gulma. Standar perawatan Mucuna bracteata di PT TPP dapat dilihat pada Tabel
3.
Tabel 3. Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP
Umur
(bulan)

Rotasi Rawat Gawangan
Chemis
Manual
(kali/bulan)
(kali/bulan)
1
3
1
1.5
3
3
4

0-6
7-12
12
12-36
48

Rotasi Rawat Piringan
Chemis
Manual
(kali/bulan)
(kali/bulan)
1
2
1
1.5
3
-

Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Standar perawatan Mucuna bracteata

yaitu 4 HK/ha. Pupuk yang

digunakan yaitu Rock Phosphate (RP) dengan dosis 125 kg per hektar. Kegiatan
penanaman dan perawatan Mucuna bracteata di lapangan dapat dilihat pada
Gambar 1.

(a)

(b)

Gambar 1. Penanaman (a) dan Perawatan Mucuna bracteata (b)
Rawat parit dan pembuatan parit. Kegiatan rawat parit dilakukan secara
manual dengan norma kerja 20 m/HK. Merawat parit meliputi kegiatan
pembersihan bibir parit, melebarkan bibir parit, dan melancarkan aliran air parit.
Pembersihan dilakukan selebar 1 m dari bibir parit, bibir parit harus bersih dari
gulma dan pelepah yang jatuh, kemudian pelepah tersebut ditumpuk bersama di
gawangan mati. pelebaran bibir parit dilakukan apabila lebar bibir parit yang ada
kurang dari 1.5 m, tanah dicangkul untuk kemudian diletakkan di se

Dokumen yang terkait

Uji Kompatibilitas Mikoriza Vesikular Arbuskular Pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guimensis Jacq) di Pembibitan Pada Media Tanam Histosol dan Ultisol

0 26 82

Media Tanam dan Super Bionik Mempengaruhi Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Main Nursery

0 23 81

Indeks Keragaman Jenis Serangga pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) di Kebun Rambutan

1 58 50

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan

0 52 93

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau

1 3 53

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau

2 21 64

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau

4 14 95

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Tanaman Mengasilkan Di Kebun Manggala 1 Pt. Tunggal Mitra Plantation, Riau

5 26 71

APLIKASI CITRA SPOT-6 BERBASIS TRANSFORMASI INDEKS VEGETASI UNTUK ESTIMASI PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis jacq) (Kasus Perkebunan Kelapa Sawit PT. Tunggal Perkasa Plantations, Air Molek, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, Sumatera)

0 0 7