Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI KEBUN SEI AIR HITAM, PT PERDANA INTISAWIT PERKASA,
ROKAN HULU, RIAU

DIMAS GUNTUR JULIANTO
A24080019

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULUTRA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Manajemen Pemanenan
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam PT Perdana
Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau” adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2013
Dimas Guntur Julianto
NIM A24080019

ABSTRAK
DIMAS GUNTUR JULIANTO. Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan
Hulu, Riau. Dibimbing oleh SINTHO WAHYUNING ARDIE dan ADE
WACHJAR

Kegiatan magang dilakukan di Kebun Sei Air Hitam PT Perdana Intisawit
Perkasa, Rokan Hulu, Riau dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2012.
Kegiatan magang ini bertujuan untuk mempelajari teknik dan manajemen
budidaya kelapa sawit secara umum khususnya pemanenan kelapa sawit. Data
yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Secara umum kualitas
mutu hanca dan mutu buah di Kebun Sei Air Hitam sudah baik dengan rasio
kehilangan hasil sudah di bawah standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan

yaitu kurang dari 3% dan rata-rata kematangan buah mencapai lebih besar dari
95%. Manajemen di Kebun Sei Air Hitam sudah baik dengan persentase efisiensi
panen 94.4% dan tingkat losses 5.6%. Permasalahan utama dalam pemanenan
adalah meningkatnya rotasi panen yang disebabkan oleh adanya hari libur
nasional dan banyaknya intensitas hujan sehingga rotasi panen harus ditingkatkan
agar hasil minyak yang diperoleh sesuai dengan permintaan pasar.
Kata kunci : efisiensi panen, kehilangan hasil, kelapa sawit, tandah buah

ABSTRACT
DIMAS GUNTUR JULIANTO. Harvesting Management of Oil Palm (Elaeis
guineensis Jacq.) in Sei Air Hitam Estate, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan
Hulu, Riau. Supervised by SINTHO WAHYUNING ARDIE and ADE WACHJAR

The internship program has been conducted at Sei Air Hitam Estate, PT
Perdana Intisawit Peerkasa, Rokan Hulu, Riau from February to May 2012. The
purpose of this internship program is to study the technical and management of
oil palm cultivation, especially for oil palm harvesting aspects. The data consisted
of primary and secondary data. Generally, farm quality and fruit grade in Sei Air
Hitam Estate are good with ratio of loses fruit below the standard that has been
stated by the company about 3% and fruit ripenes average reaching more than

95%. Management of Sei Air Hitam estate is good with harvest efficiency
percentage rate of 94.4% and 5.6% losses. The main problem in the harvesting is
a crop rotation due to the national holiday and many rainfall intensity that crop
rotation should be improved so that the oil obtained in accordance with market
demand.
Key words : fruit bunch, harvest efficiency, losses, oil palm

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI KEBUN SEI AIR HITAM PT PERDANA INTISAWIT PERKASA,
ROKAN HULU, RIAU

Dimas Guntur Julianto
A24080019

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura


DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULUTRA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu,
Riau
Nama
: Dimas Guntur Julianto
NIM
: A24080019

Disetujui oleh

Dr Sintho Wahyuning Ardie SP, M.Si
Pembimbing I

Diketahui oleh


Dr Ir Agus Purwito, MSc. Agr.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Dr Ir Ade Wachjar, MS
Pembimbing II

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga karya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan
lancar. Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai syarat untuk kelulusan
S1 di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil dari kerja dan analisis selama
kegiatan magang yang telah dilaksanakan penulis selama tiga bulan di perkebunan
kelapa sawit Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu,
Riau.
Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga
besar atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis, Dr Sintho

Wahyuning Ardie SP, MSi dan Dr Ir Ade Wachjar, MS selaku pembimbing
skripsi yang telah memberikan dukungan, bimbingan serta arahannya selama
pelaksanaan magang dan penyusunan skripsi, Bapak Atmojo SP selaku General
Manager, Bapak Syaiful Azmi, SP selaku Field Manager, Bapak Agus Stefen P.
Barus SP selaku Field Asisstant Afdeling II dan keluarga besar PT Perdana
Initsawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau. Teman-teman magang seperjuangan dan
mahasiswa Agronomi dan Hortikultura angkatan 45 khususnya Syti Sarah
Maesaroh SP beserta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini.

Bogor, Mei 2013
Dimas Guntur Julianto

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

Halaman
vi


DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Magang

2


TINJAUAN PUSTAKA

2

Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit

2

Syarat Tumbuh

3

Manajemen Panen

3

METODE MAGANG

7


Tempat dan Waktu

7

Metode Pelaksanaan

7

Pengamatan dan Pengumpulan Data

8

Pengamatan Panen

8

Analisis Data dan Informasi

9


KEADAAN UMUM

10

Letak Wilayah Administratif

10

Keadaan Iklim dan Tanah

10

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan

11

Kondisi Tanaman dan Produksi

11


Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

12

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

13

Aspek Teknis

13

Aspek Manajerial

23

PEMBAHASAN

24

Pemanenan

24

KESIMPULAN DAN SARAN

28

Kesimpulan

28

Saran

29

DAFTAR PUSTAKA

29

LAMPIRAN

31

RIWAYAT HIDUP

41

DAFTAR TABEL
1 Kriteria matang panen buah kelapa sawit
2 Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam
tahun 2012
3 Daftar premi pemanen, mandor dan krani produksi
4 Angka kerapatan panen di Kebun Sei Air Hitam pada bulan
April
5 Rata-rata kualitas panen TBS di Kebun Sei Air Hitam pada
bulan April
6 Kualitas panen di Kebun Sei Air Hitam pada bulan April

Halaman
6
13
21
25
26
27

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Gulma dominan di Kebun Sei Air Hitam
16
2 Penyemprotan gulma menggunakan alat semprot Micron Herby
Sprayer dan Solo Sprayer
17
3 Aplikasi titik penempatan pupuk
18
4 Pemupukan secara manual Rock Phospate
19
5 Infus akar di Kebun Sei Air Hitam
19
6 Bagan administrasi panen di Kebun Sei Air Hitam
22
7 Jalan licin dan bergelombang
23

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di Kebun
Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau
31
2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai Pendamping Mandor di Kebun
Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau
32
3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai Pendamping Asisten di Kebun
Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau
33
4 Curah hujan di Kebun Sei Air Hitam dari Tahun 2005-2010
35
5 Sub grup jenis tanah di Kebun Sei Air Hitam
36
6 Peta areal statemen Kebun Sei Air Hitam
37
7 Data produksi, produktvitas, dan BJR tahun 2008-2011
38
8 Bagan struktur organisasi Kebun Sei Air Hitam
39
9 Dosis rekomendasi pupuk tahun 2011 di Kebun Sei Air Hitam
40

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu jenis tanaman
dari keluarga palma penyumbang minyak nabati terbesar di dunia yaitu sebesar
6 000 - 8 000 kg/ha. Selain itu kelapa sawit juga merupakan komoditas
perkebunan andalan penghasil devisa negara. Laju perkembangan industri kelapa
sawit semakin meningkat sejalan dengan semakin meningkatnya ilmu
pengetahuan terutama di bidang teknologi. Indonesia merupakan produsen kelapa
sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Sebanyak 85% lebih pasar dunia
kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Ekspor minyak kelapa sawit
pada tahun 2008 mencapai 18 juta ton dengan nilai US$ 14 juta dan pada tahun
2010 mengalami peningkatan dengan volume ekspor 20 juta ton dengan nilai
US$ 12 juta. Luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia pada tahun 2010
mencapai 8.4 juta ha dengan produksi total 20.6 juta ton (Direktorat Jenderal
Perkebunan 2011).
Minyak yang berasal dari kelapa sawit ada dua macam yaitu dari daging
buah (mesocarp) yang dihasilkan melalui proses perebusan dan pemerasan dikenal
sebagai minyak sawit kasar atau crude palm oil (CPO) dan minyak yang berasal
dari inti sawit (endocarp) dikenal sebagai minyak inti sawit atau palm kernel oil
(PKO). Dari segi nutrisi, minyak sawit mengandung tokoferol (vitamin E), beta
karoten sebagai pro vitamin A dan tidak meningkatkan kadar kolesterol darah.
Produk kelapa sawit selain digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, juga
dapat digunakan sebagai bahan kosmetika dan farmasi serta bahan non makanan
seperti biodisel, lilin, detergen (Lubis 1992).
Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan
tanaman kelapa sawit. Selain bahan tanam dan pemeliharaan tanaman, panen juga
merupakan salah satu faktor yang penting dalam peningkatan produksi.
Keberhasilan panen akan menunjang pencapaian produktivitas tanaman kelapa
sawit. Panen meliputi kegiatan pemotongan tandan buah matang panen,
pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan hasil ke tempat
pengumpulan hasil (TPH) dan pengangkutan hasil ke pabrik. Menurut
Mangoensoekarjo (2005), keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan tentang
persiapan panen, kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen, sarana panen,
pengawasan panen dan pengangkutan tandan buah, yang semuanya berpengaruh
nyata, baik terhadap kuantitas maupun kualitas minyak yang akan diperoleh.
Setiap aspek tersebut merupakan kombinasi yang tidak terpisahkan satu sama lain.
Pada umumnya kelapa sawit telah menunjukkan kesiapan untuk dipanen
bila ukuran tandan buahnya telah mencapai bobot 3 kg atau lebih. Tandan buah
telah masak atau siap panen sekitar 5.5 bulan sejak terjadinya penyerbukan
(Setyamidjaja 2006). Panen yang tepat mempunyai sasaran memperoleh
kandungan minyak yang paling maksimal. Pemanenan pada saat buah dalam
keadaan lewat matang akan meningkatkan asam lemak bebas (ALB) atau free
fatty acid (FFA). Apabila pemanenan yang dilakukan lewat matang maka akan
sangat merugikan karena buah yang terlalu masak akan meningkatkan kandungan
ALB sehingga akan menurunkan mutu minyak.

2
Tujuan Magang
Tujuan umum pelaksanaan magang adalah :
Memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja dalam pengelolaan
perkebunan kelapa sawit.
2. Meningkatkan relevansi, keterkaitan dan kesepadanan antara proses
pendidikan dengan lapangan kerja.
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dan menghayati proses kerja nyata
baik secara teknis maupun secara manajerial.
Tujuan khusus pelaksanaan magang adalah :
Mempelajari dan menganalisis aspek pengelolaan panen di perkebunan
kelapa sawit.
1.

TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan tepatnya
Brazilia. Di Brazilia, tanaman ini dapat ditemukan tumbuh secara liar atau
setengah liar di sepanjang tepi Sungai Amazon (Pahan 2008). Ada tiga spesies
kelapa sawit yaitu Elaeis guineensis Jacq (ditanam di Indonesia), Elaeis oleifera
(Elaeis melanocca), dan Elaeis odora (Barcella odora). Berdasarkan ketebalan
kulit buahnya, kelapa sawit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yang
telah dikenal seperti Dura, Pisifera, Tenera, Marco carya, dan Diwikka-wakka
(Fauzi et al. 2006). Elaeis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam bahasa
Yunani, Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Afrika). Jacq berasal dari
nama Botanist Amerika bernama Jacquin. Taksonomi tanaman kelapa sawit yang
dikutip dari Lubis (1992) adalah:
Divisi
: Tracheophyta
Subdivisi : Pteropsida
Kelas
: Angiospermeae
Subkelas : Monocotyledoneae
Ordo
: Cocoideae
Famili
: Palmae
Genus
: Elaeis
Spesies
: Elaeis guineensis Jacq.
Kelapa sawit termasuk tumbuhan monokotil. Akar merupakan bagian
tanaman yang berfungsi untuk menunjang struktur batang di atas tanah, menyerap
air dan unsur-unsur hara dalam tanah, serta sebagai salah satu alat respirasi.
Sistem perakaran kelapa sawit merupakan sistem akar serabut, terdiri atas akar
primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Akar primer umumnya berdiameter
6-10 mm keluar dari pangkal batang dan menyebar secara horizontal dan vertikal
ke dalam tanah dengan sudut yang beragam. Akar primer bercabang membentuk
akar sekunder yang diameternya 2-4 mm. Akar sekunder bercabang membentuk
akar tersier yang berdiameter 0.7-1.2 mm dan umumnya bercabang lagi
membentuk akar kuartener (Pahan 2008).

3
Batang kelapa sawit tumbuh lurus, umumnya tidak bercabang, dan tidak
berkambium. Tanaman kelapa sawit berumah satu atau monoecious, yaitu bunga
jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada tandan yang
sama (Lubis 1992). Walaupun demikian, kadang-kadang dijumpai juga bunga
jantan dan betina pada satu tandan (hermafrodit). Secara botani, buah kelapa sawit
digolongkan sebagai buah drupe, terdiri atas pericarp yang terbungkus oleh
exocarp (kulit), mesocarp, dan endocarp (cangkang) (Pahan 2008).

Syarat Tumbuh
Menurut Lubis (1992), kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah
tropika basah pada garis lintang 12° Lintang Utara dan 12° Lintang Selatan
dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut. Jumlah curah hujan yang baik
adalah 2 000-2 500 mm/tahun. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh optimal pada
kisaran suhu 24-28 °C, dengan kelembaban 80% dan penyinaran matahari
5-7 jam/hari. Kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu proses
penyerbukan. Sastrosayono (2008) menambahkan bahwa tanaman kelapa sawit
dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, yang penting tidak kekurangan air pada
musim kemarau dan tidak tergenang pada musim hujan (drainase baik). Tanahtanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit banyak terdapat di
daerah tropis seperti Latosol dan Alluvial.

Manajemen Panen
Pengertian Manajemen
Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan
organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya
(Sule dan Saefullah 2008). Manajemen diperlukan sebagai upaya agar suatu
kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Agar manajemen yang
dilakukan mengarah kepada kegiatan secara efektif dan efisien, maka manajemen
perlu dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi tersebut
mencakup
fungsi
perencanaan,
fungsi
perorganisasian,
fungsi
pengimplementasian, serta fungsi pengendalian dan pengawasan. Fungsi-fungsi
manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manejemen
berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti tahapan-tahapan tertentu
dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen sebagaimana diterangkan oleh
Terry (2006), terdiri atas empat fungsi, yaitu :
Fungsi perencanaan. Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah
secara sistematik dan teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan
masalah tertentu. Perencanaan juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumbersumber yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai
tujuan secara efisien dan efektif. Dalam melaksanakan perencanaan ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan, yakni specific artinya perencanaan harus jelas
maksud maupun ruang lingkupnya, measurable artinya program kerja organisasi
atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya, achievable artinya dapat

4
dicapai, realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada,
dan time artinya ada batas waktu yang jelas seperti mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan.
Perencanaan panen diawali dengan pembuatan rencana kerja tahunan (RKT).
Rencana kerja tahunan didapatkan dari budget produksi tahunan. Rencana kerja
tahunan tersebut dituangkan ke dalam rencana kerja bulanan (RKB) dan rencana
kerja harian (RKH). Penyusunan rencana kerja bulanan (RKB) panen berdasarkan
pada sebaran produksi yang sudah ditentukan. Penyusunan rencana kerja harian
(RKH) panen dilakukan berdasarkan hasil perhitungan angka kerapatan panen
(taksasi produksi harian). Taksasi produksi harian merupakan dasar untuk
menentukan jumlah tenaga kerja serta jumlah biaya panen dan pengangkutan yang
akan dilakukan. Dengan perencanaan tersebut dapat meningkatkan efisiensi biaya
panen diperusahaan.
Fungsi pengorganisasian. Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan
pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai
dengan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Dalam
pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan
pemaduan segala sumber daya organisasi. Dengan penempatan orang yang tepat
pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas organisasi
tersebut akan terjamin. Setelah menempatkan orang yang tepat untuk tugas
tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi
SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian panen dilakukan dengan pembagian tugas sesuai dengan
kompetensi individu. Setiap afdeling dipimpin seorang field assistant yang
bertugas menyusun rencana kerja baik tahunan, bulanan maupun harian. Selain itu
juga field assistant bertugas mengawasi semua kegiatan di afdeling agar berjalan
sesuai dengan yang direncanakan. Dalam menjalankan tugasnya field assistant
dibantu oleh mandor panen dan krani panen. Mandor panen bertugas mengawasi
dan mengecek pekerjaan karyawannya sesuai dengan kemandoran masing-masing.
Sedangkan krani panen bertugas mengecek kualitas hasil panen di setiap TPH.
Pembagian ancak panen dilakukan pada saat apel pagi yang dipimpin field
assistant dan mandor panen. Pembagian ancak panen disesuaikan dengan output
pemanen. Setiap pemanen harus menyelesaikan panen diancak yang sudah
diberikan. Hal ini bertujuan untuk menjaga rotasi panen agar tetap stabil.
Fungsi penggerakan. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang
berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung
jawab. Untuk itu maka semua SDM yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai
visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan
rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku organisasi harus bekerja sesuai
dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Pemanenan dilakukan terhadap buah yang sudah matang panen sesuai
dengan kriteria perusahaan. Semua brondolan yang jatuh harus dikutip dan
dimasukkan ke dalam karung dan dikumpulkan ke TPH. Pelepah yang diturunkan
pada saat panen haus disusun rapi di gawangan mati.
Fungsi pengawasan/pengendalian. Fungsi pengawasan/pengendalian
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang

5
diharapkan. Field assistant, mandor panen dan krani panen bertugas mengawasi
semua kegiatan yang berlangsung terutama kegiatan panen agar berjalan sesuai
dengan yang diarahkan.
Field assistant bertugas mengawasi serta memastikan setiap kegiatan
berjalan sesuai dengan yang diarahkan khususnya kegiatan pemanenan. Mandor
panen bertugas mengawasi serta mengecek setiap pemanen yang termasuk ke
dalam kemandorannya dan memastikan setiap pemanen melakukan kegiatan
panen hingga selesai. Krani panen bertugas mengecek buah hasil panen di setiap
TPH. Jika terdapat buah mentah yang terpanen maka krani panen melaporkan
kepada mandor panen.

Panen
Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah
matang kemudian mengutip tandan dan brondolan yang tercecer di dalam dan di
luar piringan, selanjutnya menyusun tandan buah di TPH (Risza 1994).
Keberhasilan panen dan produksi bergantung pada bahan tanam yang
dipergunakan, manusia (pemanen) dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang
digunakan untuk panen, kelancaran transportasi serta alat pendukung lainnya
seperti organisasi panen yang baik, keadaan areal, insentif yang disediakan dan
lain-lain. Setyamidjaja (2006) menyatakan bahwa pemanenan kelapa sawit perlu
memperhatikan beberapa ketentuan umum agar tandan buah segar (TBS) yang
dipanen sudah matang, sehingga minyak kelapa sawit yang dihasilkan bermutu.
Hasil penelitian Naibaho et al. (1992) menunjukkan kriteria matang panen
didasarkan pada persyaratan tandan sebagai bahan olah pabrik kelapa sawit dan
teknik pelaksanaan panen yang praktis. Pelaksanaan proses pemanenan perlu
memperhatikan beberapa kriteria tertentu untuk mencapai tujuan dari pemanenan
yaitu di antaranya kriteria matang panen, cara panen, rotasi dan sistem panen,
serta mutu panen harus diikuti.
Kriteria panen. Panen yang tepat mempunyai sasaran memperoleh
kandungan minyak yang paling maksimal. Menurut Lubis (1992), kriteria panen
yang optimal adalah bila tingkat kematangan buah sudah mencapai fraksi
kematangan 1–3 dengan persentase buah luar yang telah membrondol sekitar
12.5-75%, rendemen minyak 21.4-22.2% dan kandungan ALB 1.7-2.1%.
Satyawibawa dan Widyastuti (1999) menambahkan bahwa pemanenan pada saat
buah dalam keadaan lewat matang akan sangat merugikan karena buah yang
terlalu masak akan meningkatkan kandungan ALB sehingga akan menurunkan
mutu minyak. Kriteria matang panen buah kelapa sawit disajikan pada Tabel 1.

6
Tabel 1. Kriteria matang panen buah kelapa sawit
Fraksi

Sifat-sifat Fraksi

00

Sangat mentah

0
1
2
3
4

Mentah
Kurang matang
Matang 1
Matang 2
Lewat matang 1

5

Lewat matang 2

Jumlah Brondolan
(%)
Tidak ada, buah
hitam
1 - 12.5
12.5 – 25
25 – 50
50 – 75
75 – 100
Buah dalam ikut
membrondol

Rendemen
Minyak
(%)

ALB

-

-

16.0
21.4
22.1
22.2
22.2

1.6
1.7
1.8
2.1
2.6

21.9

2.8

Sumber : Lubis (1992)
Persiapan panen. Untuk menghadapi masa panen, segala sesuatunya harus
disiapkan dengan baik. Tempat pengumpulan hasil harus disiapkan dan jalan
angkutan hasil (pasar pikul) perlu diperbaiki untuk memudahkan pengangkutan
hasil panen dari kebun ke pabrik, sehingga pemanenan berjalan lancar. Pada areal
kebun yang topografinya miring perlu dibuat tangga untuk memudahkan
pengangkutan. Selain itu, para pemanen harus mempersiapkan peralatan yang
akan digunakan seperti dodos atau egrek (arit bergagang bambu yang panjang)
dan peralatan-peralatan lainnya yang diperlukan (Setyamidjaja 2006).
Cara panen. Cara pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu
minyak yang dihasilkan. Menurut Setyamidjaja (2006) panen dan pengumpulan
buah kelapa sawit yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
-

Semua tandan yang telah matang panen harus dipanen, jangan ada yang
tertinggal di pohon atau di piringan.
- Untuk tanaman yang masih rendah, gagang tandan dipotong dengan dodos,
sedangkan untuk tanaman yang sudah tinggi gagang tandan dipotong
dengan egrek yang bertangkai panjang. Sebelum tandan dipotong, pelepah
daun yang menyangga buah sebaiknya dipotong terlebih dahulu. Pelepah
daun dipotong sependek mungkin.
- Pelepah daun yang jatuh dipotong tiga dan diletakkan di gawangan mati
dengan posisi terlungkup.
- Tandan buah hasil panen diletakkan di piringan menghadap ke jalan pikul.
Buah yang lepas dikumpulkan dan diletakkan terpisah dari tandannya.
- Gagang tandan yang masih panjang dipotong sependek mungkin.
- Tandan buah dikumpulkan di TPH, disusun 5-10 tandan per baris,
gagangnya menghadap ke atas. Brondolan disatukan dan dimasukkan ke
dalam karung.
- TPH sebaiknya dilapisi karun goni/plastik agar tandan buah segar tidak
kotor.
- Pelukaan buah diusahakan seminimal mungkin.
Rotasi panen. Rotasi panen merupakan jarak waktu antara suatu panen
dengan panen berikutnya. Rotasi panen mempengaruhi transport dan pengolahan
di pabrik kelapa sawit. Rotasi panen yang terlalu cepat dapat merangsang

7
pemanen untuk memanen buah mentah. Menurut Pahan (2008), upaya untuk
menjaga rotasi panen tetap normal sangat penting dan terus menerus memantau
daftar rotasi panen yang ada di kantor afdeling, di samping informasi mengenai
umur tanaman dan kerapatan buah masak/persentase panen di setiap blok, jumlah
tenaga potong buah, jumlah borongan dan persentasi borong, serta curah hujan.
Mutu panen. Sasaran utama pekerjaan potong buah yaitu mencapai
produksi TBS per hektar yang tinggi, rendemen minyak yang maksimal, dan mutu
produksi yang baik berupa kandungan ALB yang rendah dan bebas dari kotoran.
Asam lemak bebas pada minyak kelapa sawit mentah merupakan hasil kegiatan
enzim lipase yang biasanya terjadi sebelum pemrosesan buah dilaksanakan. Buah
kelapa sawit yang sudah matang dan masih segar hanya mengandung 0.1% asam
lemak bebas, tetapi buah-buah yang sudah memar atau pecah dapat mengandung
asam lemak bebas sampai 50% hanya dalam waktu beberapa jam saja. Apabila
buah dibiarkan begitu saja tanpa perlakuan khusus, dalam waktu 24 jam
kandungan asam lemak bebas dapat mencapai 67%. Untuk membatasi
terbentuknya asam lemak bebas, buah kelapa sawit harus segera dipanasi dengan
suhu antara 90-100 oC (Setyamidjaja 2006).

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana
Intisawit Perkasa, Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan, Rokan Hulu,
Riau. Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan dimulai pada bulan
Februari hingga bulan Mei 2012.

Metode Pelaksanaan
Penulis selama kegiatan magang berlangsung turut bekerja aktif baik dalam
pelaksanaan teknis di lapangan maupun dalam pelaksanaan manajemen. Kegiatan
yang dilakukan bekerja langsung sebagai karyawan harian lepas (KHL),
wawancara dengan pemanen, serta diskusi dengan mandor dan asisten. Selama
kegiatan magang penulis juga melakukan pengumpulan data primer berdasarkan
pengamatan dan data sekunder yang bersumber dari laporan harian, laporan
bulanan, laporan tahunan dan arsip kebun.
Pada kegiatan magang ini penulis bekerja langsung di lapangan sebagai
KHL selama tiga minggu, pendamping mandor selama tiga minggu dan
pendamping asisten afdeling selama enam minggu. Kegiatan yang berlangsung
setiap hari ditulis dalam jurnal harian (Lampiran 1, 2 dan 3).
Kegiatan harian yang dilaksanakan oleh penulis selama menjadi KHL yaitu
pengendalian gulma, pemupukan, infus akar, sensus pokok, sensus titi panen,

8
pruning serta pemanenan. Pelaksanaan kegiatan tersebut disesuaikan dengan
kegiatan kebun pada saat kegiatan magang berlangsung.
Kegiatan saat menjadi pendamping mandor yaitu mengawasi dan melakukan
koordinasi tenaga kerja, membuat taksasi dan rencana kerja keesokan hari serta
membuat jurnal harian. Dalam aspek ini, penulis juga melakukan diskusi dengan
mandor mengenai tanggung jawab dan hal-hal yang dilakukan mandor saat di
lapangan.
Tugas sebagai pendamping asisten afdeling secara umum yaitu membantu
memastikan semua kegiatan operasional dan pengendalian biaya di areal yang
dibawahinya agar dapat terlaksana sesuai rencana dan membina bawahan agar
dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

Pengamatan dan Pengumpulan Data
Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung
di lapangan yang dipusatkan pada kegiatan panen, yaitu persiapan panen, kriteria
matang panen, taksasi produksi, angka kerapatan panen, tenaga panen, rotasi
panen, pekerjaan potong buah, kapasitas pemanen, mutu buah dan mutu hanca,
produktivitas pemanen dan produksi TBS, sistem premi panen, pelanggaran dan
denda pemanen.
Data sekunder diperoleh dari arsip kebun yang meliputi letak geografis dan
wilayah administrasi kebun, keadaan tanah dan iklim, luas areal dan tata guna
lahan, kondisi pertanaman dan produksi kebun dan norma kerja di lapangan serta
organisasi dan manajemen perusahaan.

Pengamatan Panen
Pengamatan yang dilakukan terutama terhadap semua aspek yang
berhubungan dengan pengelolaan pemanenan meliputi :
Persiapan Panen
Pengamatan persiapan panen dilakukan sebelum pelaksanaan panen
meliputi apel pagi, pembagian ancak serta pemakaian alat pelindung diri (APD).
Selain itu diamati juga faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran kegiatan
pemanenan, seperti tersedianya titi panen, kebersihan pasar pikul, piringan dan
juga TPH.
Kebutuhan Tenaga Pemanen
Pengamatan terhadap kebutuhan tenaga panen harian dilakukan berdasarkan
taksasi produksi harian. Kebutuhan tenaga kerja panen harian diketahui dengan
rumus sebagai berikut :

T=

9
Keterangan ;
T = Σ Tenaga pemanen (HK)
A = luas kadvel (ha); luas kebun yang harus dipanen tiap hari
(bergantung pada luas kebun dan rotasi)
B = kapasitas panen (kg/orang/hari)
C = kerapatan panen (%)
D = rata-rata bobot tandan (kg)
E = Σ tanaman per ha
Pengambilan sampel dilakukan terhadap hasil pengamatan taksasi pada Kadvel III
yang terdiri atas blok A32, A33, B32, B33, dan B34.
Kriteria Panen
Pengamatan dilakukan di Kadvel III dengan mengambil sampel 30 TPH
untuk dua kemandoran. Kriteria matang panen yang diamati yaitu buah matang
dan buah mentah yang dipanen.
Kerapatan Panen
Kerapatan panen merupakan salah satu parameter yang sangat penting
dalam penentuan taksasi produksi untuk keesokan harinya. Dengan mengetahui
kerapatan panen maka taksasi produksi dapat ditentukan. Penulis melakukan
pengamatan angka kerapatan panen pada Blok B32, B33, B34. Sampel areal yang
diamati seluas 12 ha dengan rata-rata angka kerapatan panen 10%.
Kualitas Panen
Pengamatan dilakukan terhadap sampel tandan buah segar di 30 TPH pada
saat panen dengan parameter yang diamati jumlah buah matang yang dipanen,
jumlah buah mentah yang dipanen, jumlah buah kurang matang yang dipanen,
jumlah brondolan yang tidak dikutip, jumlah pemotongan tangkai panjang, jumlah
buah busuk serta jumlah buah lewat matang yang dipanen.

Analisis Data dan Informasi
Data primer dan data sekunder yang dihasilkan dianalisis secara kualitatif
dan kuantitatif dengan mencari rata-rata, persentase hasil pengamatan, dan
perhitungan statistik sederhana lainnya lalu diuraikan secara deskriptif dengan
membandingkan terhadap norma baku yang berlaku pada perkebunan kelapa sawit
dan standar yang telah ditetapkan perusahaan.

10

KEADAAN UMUM
Letak Wilayah Administratif
Kebun Sei Air Hitam (SAH) merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang perkebunan kelapa sawit. Kebun Sei Air Hitam merupakan kebun milik PT
Perdana Intisawit Perkasa yang dahulunya tergabung dalam Ciliandra Perkasa
Group, tetapi pada tahun 2010 diakuisisi oleh PT First Resources Group,
perusahaan perkebunan swasta asing yang berasal dari Singapura. Kebun Sei Air
Hitam (SAH) terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan,
Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.
Kebun Sei Air Hitam sebelah utara dan barat berbatasan dengan kebun PT
Panca Surya Agrindo, sebelah selatan berbatasan dengan areal plasma dan areal
Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA), dan sebelah timur berbatasan
dengan kebun Plasma PIR-TRANS.

Keadaan Iklim dan Tanah
Kebun Sei Air Hitam mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau dan
musim hujan. Puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus dan September
sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember dan Januari.
Berdasarkan curah hujan dari tahun 2005-2010 rata-rata curah hujan tahunan
adalah 2 299.57 mm/tahun dengan jumlah hari hujan per tahun rata-rata 104 hari.
Keadaan curah hujan dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan curah hujan
bulanan, rata-rata bulan kering 0.16 bulan/tahun, bulan basah 10 bulan/tahun.
Berdasarkan klasifikasi Schmidth-Ferguson, iklim di Kebun Sei Air Hitam
termasuk tipe iklim A (sangat basah).
Keadaan topografi di Kebun Sei Air Hitam datar dengan tingkat kemiringan
1-3%. Derajat kemasaman tanah (pH) Kebun Sei Air Hitam adalah 4.37-5.12.
Kebun Sei Air Hitam memiliki ketinggian 220 m di atas permukaan laut (dpl) dan
suhu rata-rata tahunan berkisar 28-31 oC. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan
untuk kelapa sawit, Kebun Sei Air Hitam tergolong ke dalam kelas S2
(sesuai/suitable) dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu
dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan,
Kebun Sei Air Hitam cukup sesuai untuk pengembangan kelapa sawit, tetapi
harus diikuti dengan upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah sehingga
dapat memberikan dampak positif terhadap produktivitas tanaman kelapa sawit.
Berdasarkan hasil analisis tanah yang dilakukan oleh First Resources
Research Centre, tanah di Kebun Sei Air Hitam tergolong ke dalam ordo Entisol,
hasil dari endapan sungai dan diklasifikasikan menjadi dua sub grup berdasarkan
evaluasi titik boring dan deskripsi profil tanah, yaitu: Humic Dystrudepts, Typic
Dystrudepts. Jenis tanah didominasi oleh tanah mineral (Alluvial) yang miskin
unsur hara, terutama kation-kation basa seperti Ca, Mg, K dan Na. Ciri-ciri sub
grup Humic Dystrudept menunjukkan bahwa tanah ini terbentuk dari rejim
kelembaban humid dan mempunyai epidedon penciri Umbrik. Horizon penciri
umbrik secara kasat mata bewarna hitam, dan mempunyai kejenuhan basa kurang

11
dari 50%. Jenis sub grup Humic Dystrudept memiliki cakupan areal seluas 1 062
ha dari total luas lahan yang ada di Kebun Sei Air Hitam 2 476 ha.
Ciri-ciri sub grup Typic Dystrudepts menunjukkan bahwa tanah ini
terbentuk dari rejim kelembaban humid dan juga memiliki kejenuhan basa yang
rendah yakni kurang dari 50%. Jenis sub grup Typic Dystrudepts memiliki
cakupan seluas 1 414 ha dari total luas lahan yang ada di Kebun Sei Air Hitam.
Pembagian sub grup jenis tanah dapat dilihat pada Lampiran 5.
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Kebun Sei Air Hitam mempunyai hak guna usaha (HGU) dengan total luas
lahan 2 476 ha, yang terdiri atas areal pertanaman kelapa sawit menghasilkan
(TM) 2 376.28 ha, kebun plasma PIR seluas 8 694.27 ha dan kebun plasma
integrasi Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA) sebanyak 1 758.73 ha.
PT Perdana Intisawit Perkasa memiliki pabrik pengolahan minyak kelapa sawit
dengan kapasitas 90 ton/jam.
Kebun Sei Air Hitam terdiri atas tiga afdeling, yaitu Afdeling I 755.06 ha
yang terbagi atas 25 blok, Afdeling II 770.86 ha yang terbagi atas 26 blok, dan
Afdeling III 858.34 ha yang terbagi atas 34 blok. Peta areal statemen Kebun Sei
Air Hitam dapat dilihat pada Lampiran 6.
Kebun Plasma yang dikontrol oleh PT Perdana Intisawit Perkasa dengan
pola PIR-Trans seluas total 8 694.27 ha yang terdiri atas 5 Satuan Pemukiman
(SP), yaitu PIR-Trans SP I seluas 1 066.1 ha sebanyak 535 KK, PIR-Trans SP II
seluas 1 012.54 ha sebanyak 508 KK, PIR-Trans SP III seluas 1 000 ha sebanyak
500 KK, PIR-Trans SP IV seluas 1 000 ha sebanyak 500 KK, PIR-Trans SP V
seluas 760 ha sebanyak 380 KK. Kebun plasma integrasi dan Kebun KKPA terdiri
atas 2 lokasi yaitu kebun plasma integrasi KKPA Muara Nikum seluas 818.73 ha
dan integrasi SKPD Desa Sukamaju Kecamatan Tambusai dengan luas 940 ha
sebanyak 470 KK.

Kondisi Tanaman dan Produksi
Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di Kebun Sei Air Hitam adalah
varietas D x P Marihat yang dihasilkan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit
(PPKS). Jarak tanam yang digunakan adalah 9.35 m x 9.35 m x 9.35 m dengan
jarak antar barisan 8.09 m dan jarak dalam barisan 9.35 m sehingga populasi
tanaman per hektar 132 tanaman (pokok). Pada kenyataannya jarak tanam di
lapangan dalam satu blok berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh lahan yang
ketika ditanami kelapa sawit masih banyak terdapat sisa tumbuhan berupa akar
sehingga menyebabkan jarak tanam berbeda-beda.
Tanaman kelapa sawit di Kebun Sei Air Hitam terdiri atas 8 tahun tanam,
tahun 2004 seluas 77.35 ha dengan tanaman sisipan tahun tanam 2008 dan 2010,
tahun 2002 seluas 22.49 ha, tahun 2000 seluas 30.76 ha, tahun 1999 seluas 54.51
ha, tahun 1998 seluas 22.29 ha, tahun 1995 seluas 1 235.52 ha, tahun 1994 seluas
542.38 ha, tahun 1993 seluas 398.96 ha. Populasi, produksi dan produktivitas
kelapa sawit di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Lampiran 7.

12
Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan
Kebun Sei Air Hitam dipimpin oleh seorang general manager yang
bertanggung jawab dalam rencana kerja dan anggaran kebun, serta menyusun
rencana kerja operasional pabrik. General manager memiliki wewenang untuk
memutuskan kebijakan operasional kebun dan pabrik dalam rangka melaksanakan
rencana kerja, juga menandatangani surat atau dokumen atau perjanjian kerja
sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Seorang general manager dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh staf kebun, yaitu field manager, field
assistant dan kepala administrasi (kasi). Struktur organisasi Kebun Sei Air Hitam
dapat dilihat pada Lampiran 8.
Field manager atau disebut asisten kepala (askep) bertugas memimpin
semua kegiatan operasional bidang tanaman dan non tanaman di rayon melalui
penggunaan faktor-faktor produksi. Selain itu juga field manager bertugas
mengendalikan biaya yang berpedoman kepada anggaran yang telah ditetapkan
oleh manajemen.
Field assistant bertugas untuk menyusun dan menyerahkan rencana
anggaran kerja afdeling (harian, bulanan, dan tahunan) kepada general manager
dan field manager untuk dievaluasi. Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang
field assistant dibantu oleh mandor panen, mandor perawatan dan kerani afdeling.
Mandor panen dan mandor perawatan, bertugas dalam pengawasan kegiatan
perawatan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan
perusahaan, sedangkan kerani afdeling bertugas membantu field assistant dalam
penyusunan dan pelaporan setiap hasil pekerjaan di lapangan serta administrasi
afdeling.
Tugas dan tanggung jawab field assistant meliputi :
1. Menyusun rencana kegiatan operasional.
2. Melaksanakan pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan tanaman.
3. Melaksanakan pengawasan seluruh kegiatan produksi di lapangan.
4. Mengendalikan sistem pelaporan kegiatan afdeling.
5. Melaksanakan pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya.
6. Melaksanakan penjagaan, penggunaan, dan keberadaan inventasi hasil
perusahaan.
7. Mengendalikan biaya pekerjaan perawatan dan produksi afdeling.
8. Melaksanakan koordinasi dengan bidang atau unit lain.
9. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahan, berdasarkan tugas dan tanggung
jawab jabatan bawahan.
10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
Wewenang field assistant meliputi :
1. Mengadakan penilaian prestasi kerja kepada bawahan untuk diusulkan ke
general manager dan diketahui oleh field manager.
2. Memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak efektif dalam bekerja.
3. Mengusulkan penetapan/perubahan penggunaan tenaga kerja.
4. Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
5. Memberikan sanksi dan mengusulkan tindakan pemutusan hubungan kerja
(PHK) terhadap karyawan di bawahnya.

13
6. Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja dengan unit lain setelah
mendapat persetujuan atasan.
7. Mengendalikan pemakaian jam lembur dan premi di afdeling.
Status karyawan di Kebun Sei Air Hitam terdiri atas karyawan non staf dan
karyawan staf. Karyawan non staf meliputi karyawan kantor sentral kebun,
karyawan traksi, karyawan afdeling, karyawan harian tetap, dan pegawai bulanan
tetap, sedangkan karyawan staf meliputi general manager, mill manager, kasi
administrasi, field manager, dan field assistant. Jumlah karyawan staf dan non staf
pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun
2012
Jabatan
Staf Kebun
a. General Manager
b. Mill Manager
c. Kepala Administrasi
d. Kepala Keamanan
e. Kepala Timbangan
f. Kepala Gudang
g. Kepala Traksi
h. Asisten Human Resource (HR)
i. Asisten Sortasi
j. Asisten Proses
k. Asisten Kepala PKS
l. Asisten Laboratorium
m. Asisten Kepala
n. Asisten Maintenance
o. Asisten Tehnik
p. Asisten Kebun.
q. Asisten Land Aplication (LA)
Pekerja Bulanan Tetap (PBT) Staf
Pekerja Bulanan Tetap (PBT) Non Staf
Karyawan Harian Tetap (KHT)
Karyawan Harian Lepas (KHL)
Jumlah

Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
2
1
11
1
30
82
269
12
423

Sumber: Bagian personalia (HR) PT Perdana Intisawit Perkasa (April, 2012)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Kegiatan teknis yang dilakukan di kebun selama magang yaitu sebagai
karyawan harian lepas (KHL). Pekerjaan di lapangan diawali dengan mengikuti
apel pagi setiap hari kerja pukul 06.00 WIB. Pada apel pagi tersebut dilakukan

14
absensi kehadiran dan pembagian ancak panen untuk setiap pemanen. Akan tetapi
tidak semua pemanen mendapatkan ancak panen pada hari tersebut, bergantung
pada hasil taksasi produksi dan kebutuhan tenaga panen. Untuk pemanen yang
tidak mendapatkan ancak panen, maka akan dialihkan untuk kegiatan lainnya
seperti penunasan, babat gulma serta sensus pokok. Semua kegiatan dimulai pada
pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB dan pada pukul 14.00 WIB masuk
kerja kembali hingga pukul 17.00 WIB.
Sensus Pokok
Sensus pokok merupakan kegiatan menghitung jumlah pokok yang masih
hidup/produktif tiap blok dalam areal afdeling. Sensus pokok di Kebun Sei Air
Hitam dilakukan secara teliti dan teratur dengan tujuan memberikan gambaran
mengenai keadaan blok yang sebenarnya. Tujuan dilakukannya sensus pokok agar
memudahkan dalam mengelola kebun, antara lain: mengetahui jumlah pokok,
termasuk keperluan pokok sisipan, pokok sakit/abnormal, pokok mati/kosong,
data parit, data sarana fisik (jalan, titi panen), pekerjaan pemupukan dan
pengendalian hama dan penyakit.
Kegiatan sensus pokok di Kebun Sei Air Hitam dilakukan dengan mendata
kondisi per pokok setiap blok. Setelah kegiatan sensus pokok maka dilakukan
kegiatan pemetaan blok dengan memberikan tanda pada peta blok yang sudah
disiapkan. Keterangan pemetaan blok adalah sebagai berikut.
- S1
= pokok sisipan tahun 2002
- S2
= pokok sisipan tahun 2004
- S3
= pokok sisipan tahun 2010
- tb
= pokok tumbang
- x
= pokok mati/titik tanam kosong
- R
= pokok terkena serangan rayap
- B
= pokok berbenalu
- Abn = pokok abnormal
- Tp- btn = posisi titi panen beton
- Tp-ky = posisi titi panen kayu
= parit sekunder
- ≈
= parit/sungai alami
Selama melakukan kegiatan sensus, terdapat kendala-kendala yang
menyebabkan kesulitan dalam pengamatan, yaitu pada beberapa blok terdapat
parit besar di jalan tengah yang menyulitkan pengamatan sehingga harus
melompat atau memutar. Sebelum dilakukan sensus pokok, tenaga pengamat
harus diberi penjelasan yang lebih terperinci dan jelas mengenai cara pengamatan.
Tenaga pengamat di Kebun Sei Air Hitam adalah pemanen yang tidak melakukan
panen pada hari tersebut. Pemanen tidak mempunyai gambaran yang jelas
mengenai tata cara pengamatan sehingga seringkali didapat data pengamatan yang
tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan.
Penunasan Pokok

Penunasan pada tanaman menghasilkan (TM) adalah pemotongan pelepah
dengan memperhitungkan jumlah pelepah yang dipertahankan. Penunasan pokok

15
adalah pekerjaan yang mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang
yakni mempertahankan jumlah pelepah yang masih produktif dan di lain pihak
harus memotong pelepah untuk mempermudah pekerjaan potong buah,
memperkecil losses (berondolan tersangkut di ketiak pelepah) dan memelihara
sanitasi tanaman sehingga menciptakan lingkungan yang bersih. Jumlah optimal
yang dipertahankan pada tanaman muda adalah 48 - 56 pelepah.
Pemotongan pelepah yang terlalu banyak juga tidak baik karena hal ini
akan menyebabkan over pruning yaitu terbuangnya sejumlah pelepah produktif
secara berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi. Penurunan
produksi terjadi karena berkurangnya areal fotosintesis dan menyebabkan
peningkatan gugurnya bunga betina, penurunan seks ratio (peningkatan bunga
jantan) dan penurunan berat janjang rata-rata (BJR). Under pruning juga dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap produksi, karena unsur hara digunakan
untuk pelepah yang berlebih dan mengganggu proses panen.
Kegiatan penunasan yang dilakukan di Kebun Sei Air Hitam tidak
dilakukan bersamaan dengan kegiatan panen. Masing-masing pemanen memiliki
hanca penunasan sendiri yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu.
Kegiatan penunasan biasanya dikerjakan sore hari ketika selesai kegiatan panen.
Pembayaran tunasan dilakukan segera setelah hanca tunasan selesai dengan upah
Rp 750 per pokok.

Pengendalian Gulma
Gulma adalah tumbuhan pengganggu tanaman pokok yang tumbuh pada
waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan. Keberadaan gulma sangat
merugikan bagi tanaman kelapa sawit sehingga perlu dikendalikan. Pengendalian
gulma di Kebun Sei Air Hitam dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kimia dan
manual. Pengendalian gulma secara manual terdiri atas dongkelan, dan
pembabatan, sedangkan pengendalian gulma secara kimiawi yaitu dengan
menggunakan herbisida.
Pembabatan tumbuhan pengganggu. Pengendalian gulma secara manual
merupakan salah satu usaha dalam mengatasi permasalahan gulma di blok.
Pekerjaan babat tumbuhan pengganggu dilakukan oleh pekerja borongan yang
terdiri atas 5 orang karyawan. Alat yang digunakan adalah golok, sabit, dan
garukan.
Setiap pekerja diharuskan menyelesaikan 1 ha dalam waktu 7 jam kerja.
Permasalahan yang dihadapi di lapangan adalah kurang disiplinnya pekerja
sehingga target yang harus diselesaikan tersebut tidak tercapai. Hal ini disebabkan
oleh banyaknya gulma yang tumbuh sehingga menyulitkan pekerja dalam
menyelesaikan tugasnya.
Penyemprotan piringan dan pasar pikul. Pasar pikul dan piringan
merupakan salah satu sarana terpenting dalam hal kegiatan panen. Pasar pikul
merupakan jalan untuk pemanen mengangkut TBS yang telah dipanen ke TPH.
Jika pasar pikul banyak ditumbuhi gulma, maka akan mempersulit pemanen
membawa angkong ke TPH disebabkan keadaan jalan yang licin, adanya lubang
yang tertutup gulma sehingga menyebabkan pemanen tergelincir.
Piringan merupakan tempat untuk menyebarkan pupuk dan merupakan
tempat jatuhnya brondolan dan tandan buah. Kebersihan piringan sangat mutlak

16
diperlukan, karena jika daerah piringan kotor (ditutupi gulma) maka akan
mempersulit pemanen melihat brondolan yang jatuh di piringan.
Beberapa jenis gulma yang tumbuh dominan di pasar pikul dan di piringan
adalah Chromolaena odorata, Ageratum conyzoides, Cynodon dactylon,
Centotheca lappacea, Asystasia intrusa, Cynodon dactylon, Melastoma avine,
Croton hirtus, dan Axonopus compressus. Selain itu ada juga beneficial plant
yang sengaja ditanam yang berguna sebagai tanaman inang untuk predator ulat api.
Contoh tanaman tersebut yaitu Casia tora, Turnera subulata, dan Neprolepsis
biserata. Beberapa gulma dominan yang terdapat di Kebun Sei Air Hitam dapat
dilihat pada Gambar 1.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 1. Gulma dominan di Kebun Sei Air Hitam
(a) Chromolaena odorata, (b) Asystasia intrusa,
(c) Croton hirtus, dan (d) Melastoma avine

Penyemprotan gulma di piringan dan pasar pikul menggunakan alat semprot
knapsack sprayer “Solo”. Tipe nozzle yang digunakan adalah nozzle biru. Akan
tetapi, Kebun Sei Air Hitam saat ini menggunakan alat semprot Controlled
Droplet Application (CDA) atau di pasaran lebih dikenal dengan nama Micron
Herby Sprayer (MHS). Perbedaan dari dua alat semprot tersebut adalah MHS
hanya menggunakan 35 liter air/blok/HK, sedangkan untuk Solo Sprayer
menggunakan 120 liter air/blok/HK. Cara kerja dari MHS menggunakan sistem
gravitasi sehingga posisi nozzle harus selalu di bawah kep.
Herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik yang bekerja secara
perlahan dengan merusak jaringan dalam dari tumbuhan. Penyemprotan gulma di
pasar pikul menggunakan herbisida berbahan aktif Gliphosat dengan dosis 0.108
liter/ha dan metafuron dengan dosis 5 gram/ha. Sedangkan penyemprotan gulma
di piringan menggunakan herbisida berbahan aktif Gliphosat dengan dosis 0.267
liter/ha dan metafuron dengan dosis 11 gram/ha. Pencampuran metafuron
bertujuan untuk merekatkan larutan herbisida ke permukaan daun gulma agar
tidak mudah hilang atau menguap. Konsentrasi yang digunakan pada
penyemprotan gulma di piringan dan pasar pikul adalah 160 ml/15 liter (1
knapsack). Kegiatan penyemprotan gulma menggunakan alat semprot MHS dan
Solo Sprayer dapat dilihat pada Gambar 2.

17

(a)

(b)

Gambar 2. Penyemprotan gulma (a) dengan Micron Herby Sprayer,
(b) dengan Solo Sprayer
Kendala-kendala yang dihadapi dalam kegiatan penyemprotan gulma adalah
kerusakan alat seperti pompa knapsack yang kurang baik dan tangki knapsack
yang bocor, tidak adanya air pada area penyemprotan saat kemarau, kualitas
pencampuran herbisida kurang baik karena menggunakan air yang berasal dari
parit yang cenderung keruh.
Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan pemberian hara tambahan pada tanaman agar
tanaman tumbuh optimal. Pemupukan bertujuan memenuhi kebutuhan unsur hara
tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang normal, dapat
berproduksi secara maksimal, serta kesuburan tanah dapat dipertahankan.
Pemupukan dilakukan pada tanah kering atau lembab, tidak pada tanah yang
tergenang air agar pupuk dapat diserap oleh akar tanaman.
Jenis pupuk. Pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dilakukan berdasarkan
hasil analisis daun dan analisis tanah yang dilakukan sekali dalam satu tahun.
Analisis tersebut dilakukan oleh bagian Research and Development (R&D) dari
perusahaan. Kebun Sei Air Hitam menggunakan dua jenis pupuk, yaitu pupuk
organik dan anorganik. Pemupukan organik dilakukan dengan menggunakan
limbah berupa janjangan kosong dan Palm Oil Mill Effluent (POME)/Land
Application (LA), sedangkan pemupukan anorganik menggunakan pupuk tunggal
yaitu ZA, Rock Phosphate, MOP, dan Dolomite.
Sistem pemupukan. Prinsip yang digunakan dalam pemupukan adalah
setiap pokok harus mendapatkan dosis pupuk sesuai rekomen

Dokumen yang terkait

Kajian Faktor Agroekologi Untuk Peramalan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa, Kab. Rokan Hulu, Riau.

1 14 203

Manajemen Tenaga Kerja Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Perdana Intisawit Perkasa, Kebun SEI Air Hitam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

1 17 156

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Batang Ulak, PT Ciliandra Perkasa, Riau

0 6 43

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, Rokan Hulu, Riau

0 4 56

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau

2 21 64

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Riau

1 7 54

Manajemen Penunasan pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaies guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa 1, First Resources Ltd, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

1 10 58

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau

4 14 95

Pengendalian Gulma Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Sei Air Hitam, Pt. Perdana Intisawit Perkasa I, Kab. Rokan Hulu, Riau

2 17 58

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Kebun Sei Batang Ulak Pt Ciliandra Perkasa, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

0 10 53