Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT
PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD., ROKAN HULU, RIAU.

KODRAT

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen
Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di PT. Perdana Inti
Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Kodrat
NIM A24090009

ABSTRAK
KODRAT. Manajemen Pemupukan pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeisg
guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan
Hulu, Riau. Dibimbing oleh Sudirman Yahya.
Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang budidaya
tanaman kelapa sawit, memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja dalam
manajemen pemupukan yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan magang dilakukan di
Afdeling III PT. Perdana Intisawit Perkasa I, Kebun Sei Air Hitam, First Resources Ltd.,
Provinsi Riau sejak Februari–Juni 2013. Magang dilakukan melalui taraf manajemen
sebagai karyawan harian lepas, pendamping mandor dan pendamping asisten. Analisis
manajemen pemupukan dilakukan berdasarkan konsep empat tepat yaitu tepat jenis, tepat
dosis, tepat waktu dan tepat cara. Data sekunder yang dikumpulkan berupa studi literatur
dan mempelajari arsip kebun dalam bentuk laporan bulanan, laporan tahunan, serta dari

dokumentasi kebun. Secara umum pemupukan di Kebun Sei Air Hitam belum
sepenuhnya memenuhi kaidah 4T. Tenaga kerja dengan kualitas yang baik perlu ada
penambahan.
Kata kunci : dosis pupuk, ketepatan waktu, manajemen pemupukan.

ABSTRACT
KODRAT. Fertilization management of oil palm (Elaeis guineensis Jacq) at PT.
Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau. Supervised
by Sudirman Yahya.
Apprenticeship aims to increase knowledge, about the cultivation of oil
palm. To obtain the work experience and skills on oil palm cultivation. Internship
was conducted at Afdeling III PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Sei Air Hitam
Estate, First Resources Ltd., Riau Province in February-June 2013. Internship
activities are enducated though management, mount level experiences of lower
class labour, supervisor (foremen) and field assistant. Management of fertilization
was analyzed base on four raights concept : right kind, right dosage, right time,
right place dan method of application. Secondary data were collected in the form
of literature and field devision archives such as monthly, annuals reports, as well
as documentation of the field. Generally fertilization in Sei Air Hitam Estate was
not fully the of concept four rights. Workforce swith good quality are needed to

be improved.
Key words : fertilization manajement, fertilizer dosage, right time.

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT
PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD., ROKAN HULU, RIAU.

KODRAT

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013


Judul Skripsi: Manajemen
Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First
Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau.
Nama
: Kodrat
NIM
: A24090009

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Sudirman Yahya, M Sc
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, M Sc
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Kegiatan
magang yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini berjudul Manajemen
Pemupukan pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana
Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Sudirman Yahya, M
Sc selaku pembimbing, serta Bapak Prof Dr Ir H M H Bintoro Djoefrie, M. Agr
yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada Bapak Benjamin Basuki SP dari Learning Centre of First
Resources Ltd. Bapak Atmojo Sriwinahyu SP beserta staf dari PT. Perdana Inti
Sawit Perkasa I, serta Bapak Syaiful Azmi SP dan Bapak Rizali SP beserta staf
supervisor, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, yang telah membimbing selama
kegiatan magang. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,
serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, Oktober 2013
Kodrat

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Tujuan

1

TINJAUAN PUSTAKA

2

METODE MAGANG

4

Tempat dan Waktu

4


Metode Pelaksanaan

4

Pengamatan dan Pengumpulan Data

5

Analisis Data dan Informasi

6

KEADAAN UMUM

6

Letak Wilayah Administratif

6


Keadaan Iklim dan Tanah

6

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan

7

Keadaan Tanaman dan Produksi

8

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

9

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek teknis

10

10

Aplikasi Tandan Kosong (Tankos)

10

Aplikasi Limbah Cair (POME (Palm Oil Mill Effuent))

11

Pengambilan Contoh Daun

12

Pemupukan Anorganik

13

Infus Akar dengan Unsur Hara Fe (Besi)


16

Pengendalian Gulma secara Kimiawi (Chemist)

17

Pengendalian Gulma secara Manual

18

Penunasan

19

Sensus Pokok

20

Pemanenan Kelapa Sawit

21

Aspek Managerial
Karyawan Non-Staf
Karyawan harian lepas (KHL)

23
23
23

Mandor panen

24

Mandor pengendalian gulma secara kimia

24

Mandor pupuk

24

Kerani produksi

24

Kerani afdeling

24

Karywan Staf
Asisten kebun
PEMBAHASAN

25
25
25

Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

25

Prestasi Kerja

33

Defisiensi Hara

34

Tenaga kerja

36

SIMPULAN DAN SARAN

37

Simpulan

37

Saran

37

DAFTAR PUSTAKA

38

LAMPIRAN

39

RIWAYAT HIDUP

52

DAFTAR TABEL
1 Produksi dan produktivitas 5 tahun terakhir di Kebun Sei Air Hitam
2 Luas lahan dan jumlah populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun
tanam di kebun Sei Air Hitam
3 Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun 2013
4 Waktu pelaksanaan sensus pokok di kebun kelapa sawit
5 Ketentuan dan pencatatan tanda-tanda sensus pokok
6 Fraksi kematangan TBS di Kebun Sei Air Hitam
7 Ketentuan tarif premi pemanen, premi mandor, dan premi kerani produksi.
8 Ketentuan denda bagi pemanen, denda mandor panen, dan denda kerani
produksi.
9 Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam tahun 2013
10 Realisasi waktu pemupukan di Kebun Sei Air Hitam Juni 2012–Mei
2013.
11 Standarisasi bobot untilan pupuk di Kebun Sei Air Hitam tahun 2013
12 Pengamatan tepat dosis untilan di Kebun Sei Air Hitam
13 Pengamatan tepat dosis penebaran pupuk di Kebun Sei Air Hitam
14 Pengamatan tepat cara penebaran pupuk di Kebun Sei Air Hitam
15 Pengamatan tepat cara infus akar FeSO 4 di Kebun Sei Air Hitam.
16 Tempat penempatan pupuk pada areal tanaman menghasilkan (TM)
17 Pengamatan tepat tempat pemupukan di Kebun Sei Air Hitam
18 Standar prestasi kerja tenaga pemupukan di Kebun Sei Air Hitam
19 Pengamatan prestasi kerja pelangsir dan penebar pupuk di Kebun Sei Air
Hitam
20 Pengamatan desifisiensi hara pada 4 blok di Kebun Sei Air Hitam

8
9
10
21
21
22
23
23
25
27
28
28
29
30
32
33
33
34
34
35

DAFTAR GAMBAR
1 Aplikasi tankos di Kebun Sei Air Hitam
2 Aplikasi limbah cair di long bed
3 Pemupukan di Kebun Sei Air Hitam
4 Titik peletakan pupuk di Kebun Sei Air Hitam
5 Infus akar FeSO 4
6 Pengendalian gulma secara kimia
7 Pengendalian gulma secara manual
8 Penunasan Kelapa Sawit
9 Proses pemanenan dan pengakutan TBS
10 Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam
11 Grafik curah hujan di Kebun Sei Air Hitam periode Juni 2012–Mei 2013
12 Mangkuk takaran tebar pupuk MOP
13 Aplikasi pupuk yang belum tepat cara
14 Infus akar FeSO 4 belum tepat cara
15 Gejala defisiensi beberapa hara

11
12
15
15
16
18
19
20
22
26
27
29
31
32
35

DAFTAR LAMPIRAN
1 Jurnal harian magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) di Kebun Sei
Air Hitam, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Kab.
Rokan Hulu, Riau.
2 Jurnal harian magang sebagai pendamping mandor di Kebun Sei Air
Hitam, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Kab. Rokan
Hulu, Riau.
3 Jurnal harian magang sebagai pendamping Asisten di Kebun Sei Air
Hitam, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Kab. Rokan
Hulu, Riau.
4 Tabel luas lahan kelapa sawit 2003-2012, produksi kelapa sawit tahun
2003-2012 dan ekspor kelapa sawit tahun 2008-2012 di Indonesia
5 Tabel curah hujan dan hari hujan di Kebun Sei Air Hitam tahun 20052012
6 Peta Kebun inti Sei Air Hitam, PT.PISP I.
7 Struktur organisasi PT.PISP I Kebun Sei Air Hitam.
8 Struktur organisasi tingkat Afdeling di PT.PISP I Kebun Sei Air Hitam
tahun 2013

39

41

43

47
48
49
50
51

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ekspor produk minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun 2008 sebanyak 14
291 000 ton mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 18 850 500 ton di
prediksi jumlah ini kana terus meningkat pada tahun 2013 (BPS 2013). Produksi
kelapa sawit di indonesia pada tahun 2012 sebesar 14 788 270 000 ton dengan
luas areal sebesar 9 074 621 ha (BPS 2013) (Lampiran 4). Produksi tersebut perlu
ditingkatkan mengingat permintaan CPO dunia terus meningkat. Dalam usaha
peningkatan produktivitas kelapa sawit dapat dilakukan dengan upaya yaitu
pemupukan yang sesuai dengan rekomendasi kebutuhan hara pada lahan
perkebunan kelapa sawit.
Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang
cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman yang sehat dan produksi
TBS secara maksimum dan ekonomis, serta ketahanan terhadap hama dan
penyakit. Selain itu untuk mencapai kondisi tanah yang subur maka perlu
kombinasi pemakaian pupuk organik dan an-organik. Pemupukan yang baik
mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas standar sesuai
dengan kelas kesesuaian lahannnya (Sutarta et al. 2003).
Setyamidjaja (2006) menyatakan bahwa pemupukan tanaman menghasilkan
(TM) bertujuan untuk menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman
untuk pertumbuhan generatif, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Untuk
menentukan dosis pupuk yang tepat, sebaiknya dilakukan analisis tanah dan daun
terlebih dahulu. Dengan analisis tanah dan daun, maka ketersediaan unsur-unsur
hara di dalam tanah pada saat itu dapat diketahui dan keadaan hara terakhir yang
terdapat pada tanah dapat diketahui juga.
Menurut Mangoensoekarjo (2007) kegiatan manajemen pemupukan,
administrasi pemupukan, tenaga kerja, dan teknis pemupukan mengarah kepada
usaha 4 tepat, yaitu tepat dosis, tepat waktu, tepat cara dan tepat jenis. Manajemen
pemupukan di dalam suatu perusahaan harus berlandaskan pada prinsip-prinsip
pemupukan yang jelas, sehingga kegiatan pemupukan yang dilakukan akan sesuai
dengan standar perusahaan serta proses pemupukan mampu terkendali dengan
baik dan menghasilkan produksi yang maksimal.

Tujuan
Kegiatan magang secara umum bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang budidaya tanaman kelapa sawit, memperoleh pengalaman dan
keterampilan kerja dalam pengelolaan kebun kelapa sawit baik teknis maupun
managerial. Secara khusus tujuan magang adalah mempelajari pengelolaan
pemupukan tanaman kelapa sawit, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
efisiensi dan keefektifan pemupukan yang dilakukan oleh perusahaan.

2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit
Menurut Setyamidjaja (2006) tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam
sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Ordo
: Palmales
Famili
: Palmae
Sub-famili
: Cocoidae
Genus
: Elaeis
Spesies
: 1. Elaeis guineensis jacq (kelapa sawit Afrika)
2. Elaeis melanococca atau Corozo oleifera (kelapa sawit
Amerika Latin)
Varietas/tipe : digolongkan berdasarkan :
1. Tebal tipisnya cangkang (endocarp) dikenal ada tiga
varietas/tipe yaitu : Dura, Pisifera dan Tenera
2. Warna buah dikenal ada tiga tipe yaitu: Nigescens, Virescens
dan Albescens.
Kondisi Akar
Menurut Setyamidjaja (2006) sebagai tanaman jenis palma, kelapa sawit
tidak memiliki akar tunggang dan akar cabang. Akar yang keluar dari pangkal
batang sangat besar jumlahnya dan terus bertambah banyak banyak dengan
dengan bertambahnya umur tanaman. Sistem perakaran kelapa sawit dapat
diuraikan sebagai berikut.
1. Akar primer yaitu akar yang keluar dari bagian bawah batang (bulb),
tumbuh secara vertikal atau mendatar dan berdiameter 5-10 mm.
2. Akar sekunder, yaitu akar yang tumbuh dari akar primer, yang arah
tumbuhnya mendatar ataupun kebawah, dan berdiameter 1-4 mm.
3. Akar tertier, yaitu akar yang tumbuh dari akar sekunder, yang arah
tumbuhnya mendatar, panjang mencapai 15 cm, dan berdiameter 0.5 -1.5
mm.
4. Akar kuarter, yaitu akar-akar cabang dari akar tertier yang berdiameter
0.2-0.5 mm dan panjang rata-rata 3 cm.
Akar-akar tertier dan kuarter inilah yang paling aktif mengambil hara dan air
dari dalam tanah. Pada tanaman yang tumbuh di lapangan akar-akar tersebut
terutama berada 2.0-2.5 m dari tanaman dan terbanyak dijumpai pada kedalaman
0-20 cm dari permukaan tanah serta dapat tumbuh memanjang ke samping hingga
mencapai 6 m dengan pola penyebaran yang berbeda-beda. Zona perakaran
kebanyakan terletak pada kedalaman 1.5 m dengan jumlah perakaran terbesar
berada pada kedalaman antara 15-30 cm. Pada zona yang lebih dalam,
perkembangan akar umumnya sangat sedikit. Sistem perakarannya sangat rapat
(lebat), maka pohon kelapa sawit dapat berdiri dengan kokoh dan kuat, sehingga
jarang sekali ditemukan pohon sawit yang tumbang, kecuali bila solum tanah
dangkal seperti pada lahan gambut (Novizan 2002).

3
Menurut Pahan (2008) pertumbuhan dan percabangan akar dapat terangsang
bila konsentrasi hara dalam tanah (terutama N dan P) cukup besar. Kerapatan akar
yang tinggi terjadi pada daerah gawangan, di mana daun-daun (hasil tunasan)
ditumpuk dan mengalami dekomposisi. Walaupun feeding root (akar absorbsi)
kebanyakan berada di gawangan, pemberian pupuk di piringan bisa dibenarkan
karena alasan kemudahan untuk mengontrol dosis dan pelaksanaan pemupukan.
Berdasarkan asumsi bahwa setiap 1 cm akar tertier (diameter 0.9 mm) mempunyai
2.75 cm akar kuartener (diameter 0.2 mm) maka setiap gram berat akar (segar)
setara dengan panjang 520 cm berdasarkan 1 g berat kering. Jika berat kering akar
tersier dan kuartener per pohon 4 kg maka panjang akar mencapai 60 km per
tanaman atau sekitar 9000 km per hektar pada kerapatan tanam yang umum.
Dengan demikian pemberian pupuk pada piringan tanaman kemungkinan akan
diserap oleh akar tanaman yang letaknya 1-2 pohon dari piringan tersebut.
Pemupukan
Pemupukan merupakan hal yang sangat penting bagi tanaman perkebunan
khususnya kelapa sawit. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
pemupukan mencapai ±60% dari seluruh total biaya operasional kebun. Biaya
yang tinggi maka harus diikuti dengan cara pemupukan yang baik.
Kebutuhan hara tanaman sawit sangat beragam terutama sekali tergantung
pada potensi produksi (fungsi genetik dari bahan tanaman) dan faktor iklim. Pada
kondisi yang kurang menguntungkan, produksi TBS per hektar menjadi jauh lebih
rendah (Pahan, 2008).
Menurut Hakim (2007) strategi dalam menentukan jenis pupuk diwarnai
oleh pertimbangan teknis dan pertimbangan ekonomis. Pengetahuan teknis
tentang sifat pupuk dan sifat tanah, dimana pupuk akan diaplikasikan, akan sangat
menentukan efisiensi pemupukan. Sifat pupuk yang penting diketahui adalah
kandungan unsur hara utama pupuk tersebut, kandungan unsur hara tambahan,
reaksi kimia pupuk di dalam tanah, serta kepekaan pupuk terhadap pengaruh
iklim. Secara teknis, strategi penentuan jenis pupuk sebaiknya dilakukan dengan
cara berikut.
1. Memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama
dan unsur hara tambahan.
2. Memilih jenis pupuk berdasarkan sifat kelarutannya. Pada fase tanaman
muda, penggunaan pupuk lambat larut (seperti ZA, RP, dan dolomit) akan
lebih efektif dan efisien dari pada pupuk yang cepat larut. Pupuk yang
cepat larut lebih cocok untuk tanaman dewasa.
3. Penggunaan RP dan dolomit yang cukup banyak mengandung kalsium
(Ca) akan lebih tepat bila digunakan untuk tanah gambut yang bereaksi
masam. Dengan pemberian pupuk tersebut kemasaman tanah dapat
dikurangi.
Menurut Pahan (2008) cara menempatkan pupuk yang akan diaplikasikan
sangat mempengaruhi jumlah pupuk yang diserap akar tanaman. Dengan aplkasi
yang tepat, kapasitas bawa pupuk dapat ditingkatkan. Peningkatan efisiensi
pemupukan ini mencakup aspek upaya bagaimana pupuk itu lebih cepat sampai
pada zona perakaran dan seminimum mungkin hilang karena adanya aliran
permukaan dan penguapan. Pemupukan kelapa sawit dilakukan pada 3 tahap

4

perkembangan tanaman, yaitu pada tahap pembibitan dan TBM yang mengacu
pada dosis baku, tahap TM yang ditentukan berdasarkan perhitungan faktor-faktor
dasar, serta suatu konsep neraca hara.
Strategi pemupukan kelapa sawit yang baik harus mengacu pada konsep
keefektifan dan efisiensi. Strategi pemupukan yang baik terletak pada aspek
perencanaan dan pelaksanaan pemupukan yang sesuai dengan anjuran
rekomendator. Rencana kerja yang terarah (Pemupukan diselesaikan blok per
blok) dan pelaksanaan pemupukan yang baik sesuai dosis anjuran (semua tanaman
mendapat pupuk secara merata), serta pengawasan yang baik (terutama di daerah
rendahan dan berbukit) (Pahan 2006). Pemupukan yang efektif dan efisien selalu
mengacu pada konsep empat tepat (4T) yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat cara,
dan tepat waktu aplikasi (Poeloengan et al. 2003).

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang Manajemen Pemupukan Pada Tanaman Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) dilakukan di Afdeling III PT. Perdana Intisawit Perkasa
I, Kebun Sei Air Hitam, First Resources Ltd., Kec. Kepenuhan, Kab. Rokan Hulu,
Provinsi Riau selama empat bulan mulai dari tanggal 10 Februari sampai dengan
tanggal 10 Juni 2013.

Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang yang dilakukan penulis meliputi kegiatan praktik teknis di
lapangan dan kegiatan managerial di perkebunan maupun di kantor. Kegiatankegiatan tersebut dilakukan penulis sesuai dengan waktu dan jadwal yang
ditentukan oleh pihak perusahaan maupun atas inisiatif sendiri.
Kegiatan penulis pada bulan pertama bertindak sebagai karyawan harian
lepas (KHL), pada bulan kedua bertindak sebagai pendamping mandor dan kerani,
dan pada bulan ketiga & keempat bertindak sebagai pendamping asisten kebun
Kegiatan teknis yang dilakukan penulis selama berada di lapangan meliputi
kegiatan : penunasan, sensus tanaman, pengendalian gulma, pemupukan,
pemanenan, infus akar, perawatan jalan, pengambilan contoh daun dan kegiatan
pemanenan. Kegiatan managerial berupa mempelajari tentang fungsi-fungsi
manajemen di kebun, meliputi tugas tanaman, fungsi, kewenangan, dan tanggung
jawab di tingkat mandor, kerani, dan asisten kebun serta di tingkatan jabatan yang
ada di kebun.

Pengamatan dan Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam kegiatan magang ini adalah data primer (metode
langsung) dan data sekunder (metode tidak langsung). Data primer merupakan
informasi yang diperoleh secara langsung melalui pengamatan yang dilakukan

5
penulis di lapangan meliputi ketepatan jenis, ketepatan waktu, ketepatan dosis,
ketepatan cara dan tempat pemupukan, jumlah tenaga kerja yang dipakai pada
pemupukan, gejala kekurangan hara tanaman, diskusi langsung dengan KHL dan
staf. Berikut perincian pengumpulan data primer oleh penulis.
Ketepatan jenis pemupukan. Data ketepatan jenis pemupukan diperoleh
dengan cara membandingkan jenis pupuk yang direkomendasikan perusahaan
dengan jenis pupuk yang diaplikasikan di lapangan.
Ketepatan waktu pemupukan. Data ketepatan waktu pemupukan
diperoleh dengan cara membandingkan data realisasi waktu pemupukan di
perusahaan, selanjutnya data dibandingkan dengan standar perusahaan. Data
realisasi waktu pemupukan diambil pada bulan Juni 2012 sampai Mei 2013.
Ketepatan dosis pemupukan. Data ketepatan dosis pemupukan diperoleh
melalui dua tahap yaitu pada saat penguntilan pupuk di gudang dan penebaran
pupuk di lapangan. Data ketepatan dosis untilan diperoleh dengan cara
menimbang secara acak pupuk yang telah diuntil sebanyak 30 karung untuk tiga
jenis pupuk (MOP, Kieserite, dan RP) selanjutnya bobot untilan pupuk ditimbang
untuk mengetahui bobot standar penguntilan perusahaan dengan bobot realisasi
penguntilan yang dilakukan oleh pekerja untilan. Data ketepatan dosis penebaran
diperoleh dengan cara mengamati kegiatan penebaran pupuk di lapangan yang
menggunakan mangkuk takaran penebaran pupuk dengan jumlah tenaga kerja
penebar sebanyak tiga orang, penebaran pupuk dilakukan dengan cara
menggunakan mangkuk yang sudah dikalibrasi. Penulis mengamati secara
langsung kegiatan penebaran pupuk pada setiap tanaman. Jenis pupuk yang
diamati adalah pupuk MOP dengan dosis 1.5 kg per tanaman atau sebanyak 3
mangkuk penebaran, karena mangkuk mampu menampung 0.5 kg pupuk MOP
sehingga data yang diperoleh berupa data tepat dosis (3 mangkuk per tanaman),
data kurang dosis (3 mangkuk
per tanaman). Pengamatan ketepatan dosis dilakukan pada tiga blok dengan
masing-masing tanaman diambil sebanyak 128 tanaman pada setiap tenaga
penebar pupuk.
Ketepatan cara pemupukan. Data ketepatan cara pemupukan diperoleh
melalui dua jenis aplikasi pupuk, yaitu aplikasi pupuk makro dan aplikasi pupuk
mikro (infus akar menggunakan FeSO 4 ). Pada pupuk makro dengan cara
mengamati secara visual hasil penebaran pupuk setelah pekerja menyelesaikan
kegiatan apklikasi pupuk di lapangan. Parameter ketepatan cara pemupukan sesuai
standar perusahaan meliputi pupuk yang ditebar harus merata di setiap piringan,
pupuk tidak mengumpul, pupuk tidak dalam bentuk bongkahan, serta piringan
tanaman harus bersih dari gulma. Data ketepatan cara pemupukan mikro diperoleh
melalui pengamatan hasil aplikasi infus akar FeSO 4 dengan cara melakukan
pemeriksaan hasil infus berdasarkan ketepatan pemilihan akar tanaman.
Pengamatan dilakukan pada tiga blok dengan masing-masing blok diambil sampel
sebanyak 180 tanaman.
Ketepatan tempat pemupukan. Data ketepatan tempat diperoleh dengan
cara mengukur jarak pupuk terdekat dengan tamanan pada piringan tanaman
kelapa sawit. Sampel diambil sebanyak 50 tanaman pada tiga blok dengan jenis
pupuk RP dan Kieserite.
Jumlah tenaga kerja. Data tenaga kerja diperoleh dengan cara mengamati
langsung tenaga kerja yang digunakan pada aplikasi pupuk di lapangan.

6

Defisiensi hara tanaman. Data defisiensi hara diperoleh dengan cara
mengamati secara visual keragaan tanaman di lapangan. Pengamatan dilakukan
pada empat blok dengan jumlah tanaman sebanyak enam baris per blok, dengan
unsur defisiensi yang diamati yaitu unsur N, P, K, Mg, K, B dan Fe.
Prestasi kerja pemupukan. Data presati kerja diperoleh dengan cara
mengamati jumlah tenaga kerja yang dipakai pada saat aplikasi pupuk, luas areal
pemupukan dan jumlah pupuk yang digunakan. Data yang diperoleh selanjutnya
dibandingkan dengan standar perusahaan.
Data sekunder diperoleh dari arsip kantor kebun, kantor pusat, dan studi
pustaka (buku teks, jurnal, dan lain-lain). Data sekunder yang diperoleh berupa
data iklim, produktivitas, rekomendasi pemupukan, struktur organisasi, dan
ketenagakerjaan.

Analisis Data dan Informasi
Hasil kegiatan pengamatan berupa data primer dan sekunder dianalisis
dengan menggunakan metode analisi deskriptif, nilai rata-rata dan persentase,
selanjutnya hasil analisis dibandingkan dengan norma-norma baku tentang
budidaya kelapa sawit baik dengan standar yang digunakan perusahaan maupun
dengan studi pustaka lain.

KEADAAN UMUM
Letak Wilayah Administratif
Kebun Sei Air Hitam merupakan perkebunan kelapa sawit milik PT.
Perdana Inti Sawit Perkasa I (PT. PISP I). Perusahaan ini dahulu tergabung dalam
Ciliandra Perkasa Goup, kemudian diakuisisi oleh First Resources Ltd., pada
tahun 2010, sebuah perusahaan perkebunan swasta asing yang berasal dari
Singapura. Kebun Sei Air Hitam terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan
Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.
Perkebunan ini berjarak 21 km dari Kota Tengah atau 2 jam perjalanan dari
Kota kabupaten Pasir Pengaraian serta 5-6 jam dari kota Pekanbaru yang
ditempuh melalui jalur transportasi darat. Batas-batas Kebun Sei Air Hitam
sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan kebun Tambusai PT. Panca Surya
Agindo, sebelah Selatan berbatasan dengan kebun plasma dan KKPA, sebelah
Timur berbatasan dengan kebun plasma PIR-TRANS.

Keadaan Iklim dan Tanah
Curah hujan rata-rata tahunan Kebun Sei Air Hitam dalam kurun waktu 8
tahun terakhir (2005-2012) adalah 2 616.82 mm tahun-1 dengan jumlah hari hujan
pertahun rata-rata 119.12 hari. Data mengenai curah hujan selama kurun waktu 8
tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran 5. Keadaan iklim di Kebun Sei Air

7
Hitam menurut kelas iklim Schmidt-Ferguson termasuk dalam tipe iklim A, yaitu
daerah sangat basah.
Tanah di Kebun Sei Air Hitam tergolong ke dalam ordo entisol, hasil dari
endapan sungai dan diklasifikasikan menjadi dua subgup, yaitu: Typic
Dystrudepts dan Humic Dystrudepts. Jenis tanah didominasi oleh tanah mineral
(aluvial) yang miskin unsur hara, terutama kation–kation basa seperti Ca, Fe, Mg,
K dan Na.
Ciri-ciri subgup Typic Dystrudepts menunjukkan bahwa tanah ini terbentuk
dari rejim kelembaban humid. Tanah ini juga memiliki kejenuhan basa yang
rendah yakni kurang dari 50%. Jenis sub gup Typic Dystrudepts memiliki cakupan
seluas 1 414 ha.
Ciri-ciri subgup Humic Dystrudept menunjukkan bahwa tanah ini terbentuk
dari rejim kelembaban humid. Tanah ini mempunyai epipedon penciri Umbrik.
Horizon penciri umbrik secara kasat mata berwarna hitam, dan mempunyai
kejenuhan basa kurang dari 50%. Jenis sub gup Humic Dystrudept memiliki
cakupan seluas 1 062 ha dari total luas lahan 2 476 ha yang ada di Kebun Sei Air
Hitam.
Areal Kebun Sei Air Hitam memiliki kondisi topogafi dengan kemiringan 13 % seluas 2 476 ha. Derajat kemasaman tanah (pH) Kebun Sei Air Hitam adalah
4.37 - 5.12. Kebun Sei Air Hitam memiliki suhu rata-rata tahunan berkisar antara
28 o–31oC. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan untuk kelapa sawit, Kebun Sei Air
Hitam tergolong ke dalam kelas S2 (sesuai/suitable) dengan faktor pembatas
utama adalah tekstur tanah liat berdebu dan beberapa titik lahan yang rawan
banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan, Kebun Sei Air Hitam cukup sesuai
untuk pengembangan kelapa sawit, namun harus diikuti dengan upaya untuk
memperbaiki tingkat kesuburan tanah.

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Pada kebun inti Kebun Sei Air Hitam mempunyai hak guna usaha (HGU)
dengan total luas lahan 2 476 ha. Luas lahan yang digunakan untuk areal
penanaman adalah 2 376.28 ha untuk tanaman menghasilkan (TM).
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 menyatakan bahwa kemitraan yang
digunakan oleh Kebun Sei Air Hitam dengan masyarakat sekitar adalah pola PIRTrans (perusahaan inti rakyat) dan KKPA (kredit koprasi primer anggota). Pola
kemitraan PIR-Trans merupakan pola pengembangan perkebunan rakyat dengan
menggunakan perkebunan besar sebagai inti dan sekaligus sebagai pelaksana
pengembangan kebun plasma. Progam PIR-Trans sangat baik dan bermanfaat bagi
masyarakat, setidaknya mampu membuka isolasi wilayah dengan dibangunnya
jalur transportasi.
Pola kemitraan KKPA (kredit koprasi primer anggota) merupakan pola
kemitraan perusahaan inti dan petani dalam wadah koperasi untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan anggota melalui kredit jangka panjang dari bank.
Perusahaan inti membangun dan mengembangkan kelembagaan petani sebagai
wadah pembinaan dan bimbingan bagi petani peserta mengenai budidaya dan
manajemen perkebunan kelapa sawit.

8

Areal kebun inti Kebun Sei Air Hitam dibagi menjadi 3 Afdeling, yaitu
Afedling I (755.06 ha) yang terbagi atas 25 blok, Afdeling II (770.86 ha) terbagi
atas 26 blok, dan Afdeling III (858.34 ha) terdiri dari 28 blok. Pembukaan lahan
dimulai dari tahun 1992 dengan tahun tanam 1993, 1994, 1995, 1998, 2002 dan
2004, serta tanaman sisipan dengan tahun tanam 2008 dan 2010. Selain itu, Kebun
Sei Air Hitam memiliki kebun plasma PIR seluas 8 694.27 ha, dan kebun plasma
integasi KKPA sebanyak 1 758.73 ha.
Kebun Plasma yang dikontrol oleh Kebun Sei Air Hitam dibangun dengan
pola PIR-Trans terdiri dari 5 Satuan Pemukiman (SP). Dengan komposisi PIRTrans SP I sebanyak 535 KK seluas 1 066.1 ha, PIR-Trans SP II sebanyak 506
KK seluas 1 012.54 ha, PIR-Trans SP III sebanyak 500 KK seluas 1 000 ha, PIRTrans SP IV sebanyak 500 KK seluas 1 000 ha, PIR-Trans SP V sebanyak 380
KK seluas 760 ha. Sedangkan Kebun plasma integasi dan kebun KKPA terdiri
dari kebun Integasi SKPD Desa Sukamaju Kecamatan Tambusai sebanyak 470
KK dengan luas 940 ha, dan kebun plasma integasi KKPA Muara Nikum seluas
818.73 ha.

Keadaan Tanaman dan Produksi
Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di Kebun Sei Air Hitam adalah
varietas D x P Marihat (Tenera). Jarak tanam yang digunakan 9.35 m x 9.35 m x
9.35 m dengan jarak antar barisan 8.09 m dan jarak antar tanamn 9.35 m sehingga
populasi tanaman per hektar yaitu 132 pohon. Kenyataan di lapangan
menunjukkan adanya perbedaan jumlah pohon per hektar dikarenakan terdapat
jarak tanam yang berbeda–beda. Hal ini disebabkan karena serangan hama dan
penyakit, dan lahan berawa, sehingga banyak pohon kelapa sawit yang tumbang.
Pengulangan penanaman dimulai pada tahun 1993 dan terus berlanjut
hingga 2004. Data produksi dan produktivitas Kebun Sei Air Hitam tahun 20082012 disajikan pada Tabel 1, serta data populasi tanaman kelapa sawit
berdasarkan tahun tanam, populasi dan luas lahan terdapat pada Tabel 2.
Tabel 1 Produksi dan produktivitas 5 tahun terakhir di Kebun Sei Air Hitam
Tahun

Luas Lahan (ha)

2008
2 344.95
2009
2.384,69
2010
2 384.26
2011
2 384.26
2012
2 384.26
Sumber : Kantor kebun PT. PISP I 2013.

Produksi (ton)
64 163.58
65 237.88
60 512.29
70 383.59
76 784.60

Produktivitas
(ton ha-1 tahun-1)
24.61
22.22
18.94
22.62
32.20

9

Tabel 2 Luas lahan dan jumlah populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun
tanam di kebun Sei Air Hitam
Kebun inti
Kebun Plasma
Luas
Jumlah
Luas
Jumlah
(Ha)
Tanaman
(Ha)
tanaman
1993
398.96
50 552
1994
542.38
69 241
1995
1 235.52
156 819
668.98
88 305
1996
- 1 409.66
186 075
1997
- 2 574.34
339 813
1998
22.29
2 605
736.31
97 193
1999
54.51
6 935
124.00
16 368
2000
30.76
3 859
398.41
52 590
2001
42.00
5 544
2002
22.49
2 786
2003
2004
77.35
8 676
2005
Sub total
2 384.26
301.473
5 953.7
785 888
Sumber : Kantor kebun PT. PISP I 2013.
Tahun
tanam

Kebun KKPA
Luas
Jumlah
(Ha)
Tanaman
48.69
6 427
48.62
6 418
205.83
27 170
175.59
23 178
340.00
44 678
818.73
107 871

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan
Kebun Sei Air Hitam dipimpin oleh seorang general manager yang bertugas
memberikan pengarahan kepada bawahan yang menjadi tanggung jawabnya
dalam mempersiapkan rencana kerja anggaran kebun, dan menyusun rencana
kerja operasional pabrik. General manager memiliki wewenang untuk
memutuskan kebijakan operasional kebun dan pabrik dalam rangka melaksanakan
rencana kerja, juga menandatangani surat/dokumen/perjanjian kerja. General
manager dibantu oleh field manager, field assistant, dan kepala (kasi)
administrasi. Kepala administrasi bertanggungjawab melaksanakan kegiatan
administrasi kebun dalam merencanakan, mengkoordinasi, mengawasi dan
mengendalikan kegiatan agar berjalan dengan baik. Struktur organisasi di Kebun
Sei Air Hitam dapat dilihat pada Lampiran 7. Field manager biasa disebut asisten
kepala (askep) bertugas memimpin operasional bidang tanaman dan non tanaman.
Field Assistant bertugas untuk menyusun dan menyerahkan rencana
anggaran kerja afdeling (harian, bulanan, dan tahunan) kepada atasan untuk
dievaluasi.Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang field assistant dibantu
oleh para mandor dan kerani afdeling. Mandor (panen dan perawatan) bertugas
mengawasi kegiatan pemeliharaan dan perawatan agar sesuai dengan
standar mutu dan norma yang telah ditentukan perusahaan. Kerani afdeling
bertugas membantu field assistant dalam menyusun dan melaporkan hasil
pekerjaan di lapangan serta administrasi afdeling.
Status karyawan di Kebun Sei Air Hitam terdiri atas staf dan non staf.
Karyawan staf meliputi general manager, mill manager, kepala tata usaha (KTU),
field manager, dan field assistant. Karyawan non staf meliputi karyawan pabrik

10

kelapa sawit, karyawan afdeling, karyawan harian tetap, dan pegawai bulanan
tetap. Jumlah staf dan non-staf dapat dilihat pada Tabel 3. Organisasi tingkat
afdeling dapat dilihat pada Lampran 8.
Tabel 3 Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun 2013
Status
Staf

Non-Staf

Jabatan
General Manager (GM)
Mill Manager
Kepala Tata Usaha
Kepala Keamanan
Kepala Timbangan
Kepala Gudang
Asisten HR
Asisten Sortasi
Asisten Proses
Asisten Kepala PKS (Askep PKS)
Asisten Laboratorium
Asisten Kepala kebun (FM)
Asisten Maintenance
Asisten Teknik
Asisten Kebun
Asisten Land Aplication (LA)
Pegawai Bulanan Tetap (PBT)
Karyawan Harian Tetap (KHT)
Karyawan Harian Lepas (KHL/SPKL)

Jumlah
Sumber : Kantor kebun PT. PISP I 2013.

Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
10
1
85
269
12
393

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aplikasi Tandan Kosong (Tankos)
Metode aplikasi tandan kosong (tankos) di Kebun Sei Air Hitam dilakukan
secara manual. Tankos yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam yaitu tankos utuh
(bulat) dan tankos dalam bentuk cacahan. Tankos dihasilkan sebanyak 22% dari
produksi TBS (tandan buah segar) di PKS. Tankos hasil limbah produksi pabrik
kelapa sawit (PKS) diangkut ke blok-blok tanaman kelapa sawit yang akan
diaplikasikan dengan menggunakan dump truck. Bobot tankos per-dump truck
mencapai ± 3-4 ton (untuk 30 ton setara 7-8 trip). Tankos diletakan di jalan
koleksi dan selanjutnya dengan menggunakan angkong langsung diaplikasikan ke
blok. Dosis tankos yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam sebanyak 30 ton ha-1
setara dengan 234 kg tanaman-1.
Tenaga kerja yang digunakan dalam aplikasi tankos adalah tenaga kerja
dengan sistem borongan (SPKL) yang diketuai oleh ketua rombongan dan di
bawah mandoran tankos dan asisten Land aplication. Dalam luasan satu hektar

11
mampu diselesaikan selama 3-4 hari orang-1. Upah untuk aplikasi tankos sebesar
Rp. 455 000 ha-1 dan upah pengakutan menggunakan dump truck untuk AFD III
basis kerja 9 ton setelah mencapai basis kerja selanjutnya lebih basis I dan II
masing-masing 5 ton dengan tarif premi I dan II masing-masing Rp. 1.5 kg-1 dan
Rp. 2 kg-1, untuk tarif III sisa tonase dikurang premi I dan II dikurang basis kerja
dikali tarif sebesar Rp. 2.5 kg-1, sedangkan premi mandor aplikasi tankos sebesar
Rp. 8 000 ha-1.
Permasalahan yang ditemukan pada aplikasi tankos di lapangan yaitu tidak
adanya takaran yang menjadi standarisasi aplikasi tankos di setiap tanaman,
sehingga dosis tankos yang diaplikasikan tidak sama satu sama lain. Pekerja
hanya menggunakan angkong yang sudah dimodifikasi sehingga kapasitas
angkong yang digunakan masing-masing pekerja berbeda. Titik aplikasi tankos
yang berdekatan dengan jalan koleksi mendapatkan porsi tankos lebih banyak
dibandingkan dengan titik aplikasi tankos yang berada di areal kebun. Aplikasi
tankos disajikan pada Gambar 1.

a.

b.

c.

d.

Gambar 1 Aplikasi tankos di Kebun Sei Air Hitam a). Bongkar tankos dari
PKS ke jalan koleksi menggunakan dump truck b). Langsir tankos di hanca c).
Tankos yang sudah diaplikasi di areal d). Posisi aplikasi tankos diantara dua
tanaman kelapa sawit.
Aplikasi Limbah Cair (POME (Palm Oil Mill Effuent))
Limbah cair yang dihasilkan adalah limbah hasil produk sampingan yang
berasal dari proses rebusan (strerilizer) dan proses pemurnian minyak (clarifier).
Pemberian limbah cair ini tidak dilakukan secara langsung. Berdasarkan
pengamatan yang penulis lakukan, limbah cair ini sementara ditampung di kolam
effluent treatment dan akan melalui beberapa perlakuan sebelum diaplikasikan ke
areal pertanaman. Perlakuan ini bertujuan agar menurunkan kandungan BOD
(Biologycal Oxygen Demand) dengan cara memanfaatkan bakteri pengurai yang
bekerja secara anaerob maupun aerob. Kandungan BOD menggambarkan oksigen
yang diperlukan bakteri untuk merombak bahan organik pada limbah cair.

12

Limbah cair yang diaplikasikan ke areal pertanaman harus dikontrol secara
teliti dan berkesinambungan, karena kesalahan dalam aplikasi akan berdampak
langsung terhadap lingkungan sekitar. Land application di Kebun Sei Air Hitam
menerapkan sistem Long bed. Limbah cair ini dialirkan dari kolam limbah dengan
menggunakan pipa PVC berdimensi 8 inchi, 6 inchi, dan 4 inchi. Ukuran Long
bed 280 m x 1.5 m x 0.8 m dengan volume 896 m3 long bed-1. Dosis aplikasi untuk
long bed sebesar 750 ton ha-1 tahun-1, dengan rotasi pengisian Long bed setiap 6
bulan (yakni 375 ton ha-1 rotasi-1), dan rotasi perbaikan dan perawatan Long bed
selama satu tahun sekali.

a.

b.

Gambar 2 Aplikasi limbah cair di long bed a). Pengaliran limbah ke long bed
b). Limbah yang sudah diaplikasikan di long bed.
Aplikasi limbah cair (Gambar 2) hanya terdapat di Afdeling III, dilakukan
pada enam blok, yaitu blok C23, C24, C25, D23, D24, dan D25. Jumlah long bed
di blok C sebanyak 59 long bed blok-1 dan di blok D sebanyak 63 long bed blok-1.
Pelaksanaan aplikasi dan supervisi limbah cair merupakan kerja sama antara pihak
kebun dan pabrik kelapa sawit. Pihak kebun menginformasikan keadaan kolam
pada blok sebagai bahan pertimbangan pembukaan keran aliran limbah pada blok
aplikasi. Petugas Pabrik Kelapa Sawit (PKS) melakukan pengukuran parameter
limbah, seperti BOD, COD, dan pH, secara rutin di kolam pendingin, serta
memantau kondisi sumur pantau yang berfungsi untuk memantau kemungkinan
terjadinya pencemaran air tanah.
Permasalahan dalam aplikasi limbah cair yaitu rotasi yang tidak teratur,
sehingga jatah masing-masing blok tidak terpenuhi dengan baik. Kondisi pipa
saluran yang kurang terawat, sehingga sering terjadi kebocoran pada saat aplikasi
limbah berjalan. Kondisi long bed yang kurang terawat, terjadi terjadi
penumpukan lumpur yang terlalu banyak yang mengakibatkan volume tampung
long bed lebih kecil, sehingga volume long bed tidak sesuai SOP yang ditetapkan
perusahaan.
Pengambilan Contoh Daun
Pengambilan contoh daun merupakan satuan pengambilan contoh daun yang
akan digunakan dalam penentuan dosis pemupukan pada tahun selanjutnya.
Kegiatan pengambilan contoh daun dilakukan atas koordinasi pihak perkebunan
dengan Research and Development Departement. Kegiatan pengambilan contoh
daun dilakukan setahun sekali yang dilakukan setiap bulan ke-4 sampai bulan ke5 setiap tahunnya.

13
Kegiatan pengambilan contoh dilakukan pada semua blok yang terdapat di
perkebunan. Pengambilan tanaman contoh dilakukan sebanyak 1% dari jumlah
populasi blok. Kegiatan pengambilan contoh di Kebun Sei Air Hitam dilakukan
oleh tim khusus yang terdiri dari 2-4 orang per tim yang ditentukan oleh asisten
afdeling, yang selanjutnya diberikan pengarahan terkait metode pengambilan
sampling dan penentuan daun ke-17.
Peralatan yang digunakan antara lain : egek digunakan untuk pemotongan
pelepah, pisau digunakan untuk memotong daun, kantong plastik yang di
dalamnya terdapat label acuan dalam menentukan posisi tanaman contoh dan
sekaligus sebagai wadah sampling daun, kuas dan cat sebagai alat dan bahan yang
digunakan untuk memberi label pada tanaman kelapa sawit, form pencatatan
pohon sampel, kain lap, dan alat tulis.
Penulis mengikuti kegiatan pengambilan contoh di blok D28 dengan aturan
bahwa pengambilan sampel dilakukan dari arah utara ke selatan dengan format
pengambilan sampel 12x11 (artinya : selang 12 baris, selang 11 tanaman dalam
baris), format sampling tidak selalu sama pada setiap blok sesuai yang
direkomendasikan Research and Development Departement. Pengambilan sampel
daun dimulai arah utara ke selatan pada baris ke-3 setiap blok dan minimal pada
tanaman ke-5 pada setiap barisnya sesuai format sampling yang dianjurkan
Research and Development Departement. Pengambilan sampel daun dilakukan
dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya kerusakan dan kontaminasi pada
daun. Setelah daun terkumpul maka proses selanjutnya membersihkan kotoran
pada daun menggunkan kain pembersih sehingga daun bersih dari kotorankotoran dan kontaminasi di lapangan.
Pemupukan Anorganik
Pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dimulai dengan kegiatan perencanaan
pemupukan. Perencanaan pemupukan sangat penting karena akan berhubungan
dengan biaya, material pupuk, dan tenaga kerja yang digunakan. Perencanaan
pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dimulai dengan rekomendasi oleh Research
and Development Departement of First Resources Ltd., dengan rekomendasi
berupa penentuan jenis pupuk dan jumlah dosis. Rekomendasi dikeluarkan
berdasarkan hasil analisis daun, analisis tanah, dan analisi jaringan tanaman, serta
data produksi setiap tahun. Setelah memperoleh rekomendasi maka tahap
selanjutnya membuat rencana kerja yang terdiri atas tiga rencana kerja yaitu
rencana kerja tahunan (RKT), rencana kerja bulanan (RKB), dan rencana kerja
harian (RKH).
Rencana kerja tahunan (RKT) dibuat untuk mengetahui besarnya biaya
operasional, yaitu dosis dan jenis pupuk yang digunakan, jumlah tenaga kerja,
peralatan dan perlengkapan pemupukan dalam satu tahun. Rencana kerja bulanan
(RKB) disusun untuk menentukan jenis dan jumlah pupuk yang akan
diaplikasikan, persiapan lapangan, persiapan peralatan dan perlengkapan pada
bulan tersebut. Rencana kerja harian (RKH) digunakan untuk menentukan jumlah
tenaga kerja yang digunakan, kegiatan unit transportasi pengakutan pupuk dan
pengeceran pupuk serta pembuatan bon permintaan pupuk ke gudang sentral
untuk blok yang akan dipupuk.
Perencanaan pemupukan dibuat untuk menentukan jenis dan dosis pupuk
yang akan diaplikasikan, waktu pelaksanaan pemupukan, peralatan dan

14

perlengkapan kerja yang akan digunakan, tenaga kerja yang dibutuhkan, kesiapan
blok yang kan dipupuk serta administrasi dan kemungkinan hal-hal yang akan
terjadi di lapangan. Mandor pemupukan terlebih dahulu merancang rencana
pergiliran waktu pelaksanaan pemupukan pada setiap blok untuk setiap jenis
pupuk, berdasarkan interval waktu aplikasi masing-masing jenis pupuk. Adapun
jenis-jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam pada tahun 2013 adalah
Urea, Kieserite, Rock Phosphat (RP), Muriate of Pothas (MOP), Super Dolomit,
HGF-Borate dan FeSO 4 .
Sistem dan organisasi pemupukan. Sistem kegiatan pemupukan di Kebun
Sei Air Hitam dikerjakan dengan sistem borongan blok per blok dengan tujuan
agar hasil pemupukan lebih teroganisir dengan baik dengan hasil pemupukan
maksimal, lebih terkonsentrasi dan lebih terfokus dalam hanca pemupukan.
Pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dipimpin oleh mandor perawatan yang
membawahi 6-10 karyawan pemupuk. Organisasi pemupukan meliputi
penguntilan, pengeceran pupuk, pelangsiran pupuk, penebaran pupuk dan
pengumpulan karung bekas pemupukan. Hal ini dilakukan agar mudah melakukan
pengawasan serta kegiatan pemupukan lebih terorganisir dengan baik.
Kegiatan pemupukan (Gambar 3) dimulai dengan penguntilan yang
dilakukan di gudang sentral. Kegiatan penguntilan dilakukan sehari sebelum
pupuk diaplikasikan di lapangan. Penguntilan adalah membagi pupuk berdasarkan
dosis pemupukan dengan tujuan memudahkan dalam menentukan ketepatan dosis
pupuk setiap tanamannya, pengakutan pupuk, pengeceran pupuk, pelangsiran
pupuk dan penebaran pupuk. Alat-alat yang digunakan dalam penguntilan pupuk
antara lain : karung until, parang, takaran until yang berasal dari derigen yang
telah dikalibrasi sesuai dengan dosis masing-masing jenis pupuk. Satu karung
until berisikan pupuk yang dapat diaplikasikan ke dalam 6-8 tanaman sawit
dengan dosis sesuai rekomendasi masing-masing jenis pupuk. Pada penguntilan
karyawan yang bekerja sebanyak 2-3 orang merupakan tenaga borongan. Biaya
penguntilan Rp. 20 000 per-ton.
Kegiatan pemupukan yang kedua adalah pengeceran pupuk (Gambar 4).
Pengeceran pupuk dimulai dengan pemindahan pupuk dari gudang menuju ke
blok pemupukan menggunakan dump truck. Pupuk diangkut menuju blok yang
akan diberi aplikasi pupuk, selanjutnya pupuk diletakkan pada titik suplai yang
berada pada jalan koleksi sesuai jumlah tanaman yang berada dalam setiap jalan
pikul. Titik suplai yang digunakan adalah jalan pikul yang memiliki titi panen,
biasanya titik suplai berada dekat dengan tempat pengumpulan hasil (TPH).
Jumlah tenaga kerja dalam pengeceran pupuk sebanyak 3 orang dengan
didampingi seorang mandor pupuk.
Kegiatan pemupukan yang ketiga adalah pelangsiran pupuk. Pelangsiran
pupuk dilakukan dilakukan dengan cara memindahkan untilan pupuk yang berada
di titik suplai ke jalan pikul. Dalam satu baris jalan pikul dibutuhkan 11 karung
untilan (dosis 1.5 kg tanaman-1). Asumsi setiap satu karung untilan diaplikasikan
untuk 6 tanaman. Pelangsir akan menjatuhkan untilan tanaman pada setiap selang
6 tanaman dan pupuk harus cukup sampai tembus ke jalan koleksi selanjutnya.
Jumlah tenaga kerja pelangsir sebanyak 3 orang.
Kegiatan pemupukan yang keempat adalah penebaran pupuk. Jumlah
Pupuk ditebar harus sesuai dengan rekomendasi perusahaan. Pada kegiatan
pemupukan RP, Kieserite, MOP dan Urea, pupuk ditebar merata di piringan

15
dengan pola penebaran pupuk membentuk huruf U (U-shape) pada piringan
tanaman kelapa sawit. Penebaran pupuk biasanya menggunakan takaran yang

a.

b.

c.

d.

Gambar 3 Pemupukan di Kebun Sei Air Hitam a). Takaran until pupuk dari
potongan derigen, b). Penyusunan untilan pupuk di gudang sentral c ). Titik
suplai pupuk d). Penebaran pupuk RP di areal kebun.

Gambar 4 Titik peletakan dan arah penebaran pupuk di Kebun Sei Air Hitam.
berupa mangkuk yang sudah dikalibrasikan dosisnya oleh asisten afdeling dan
mandor pupuk.
Upah untuk pemupukan sudah termasuk tupah tenaga penebar, tenaga
pelangsir dan tenaga pengumpul karung untilan sebesar Rp. 15 500 ha-1 untuk
dosis > 1.5 kg tanaman-1, Rp. 13 500 ha-1 untuk 1 kg tanaman-1 < dosis

Dokumen yang terkait

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Kajian Faktor Agroekologi Untuk Peramalan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa, Kab. Rokan Hulu, Riau.

1 14 203

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di Kebun Tambusai PT. Panca Surya Agrindo, First Resources Ltd., Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

0 11 125

Manajemen Tenaga Kerja Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Perdana Intisawit Perkasa, Kebun SEI Air Hitam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

1 17 156

Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Riau

3 20 53

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau

1 3 53

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Riau

1 7 54

Manajemen Penunasan pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaies guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa 1, First Resources Ltd, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

1 10 58

Manajemen Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources, Riau.

1 10 60

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau

4 14 95