Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau
MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA I,
FIRST RESUORCES Ltd., ROKAN HULU, RIAU
IMAM NUR CHOLIS
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Pemupukan
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First
Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015
Imam Nur Cholis
NIM A24100010
ABSTRACT
IMAM NUR CHOLIS. Fertilization management of palm oil (Elaeis guineensis
Jacq) at PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau.
Supervised by MEMEN SURAHMAN.
Apprenticeship aims to increase knowledge about the cultivation of palm
oil to obtain the work experience and skills on oil palm cultivation. Internship was
conducted at Afdeling II PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Sei Air Hitam Estate,
First Resources Ltd., Riau Province in 10 February-10 June 2014. Internship
activities included, work in the field as laborer, assisten as supervisor and field
manager. Management of fertilization was analyzed base on four concep : proper
in term of kind, proper in term of dosage, proper interm of time of application and
proper in application technique. Secondary data were collected from literature and
field division archives such as monthly and annuals reports, as well as
documentation of the field. Generally fertilization in Sei Air Hitam Estate do not
fully the of concept four proper fertilization. Work with good quality are needed
to be incresed.
Key words : fertilizer dosage, right time, fertilization manajement.
ABSTRAK
IMAM NUR CHOLIS. Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu,
Riau. Dibimbing oleh MEMEN SURAHMAN.
Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
budidaya tanaman kelapa sawit, memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja
dalam manajemen pemupukan yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan magang
dilakukan di Afdeling II PT. Perdana Intisawit Perkasa I, Kebun Sei Air Hitam,
First Resources Ltd., Provinsi Riau sejak 10 Februari–10 Juni 2014. Magang
dilakukan dari taraf sebagai karyawan harian lepas (KHL) , pendamping mandor,
dan pendamping asisten. Analisis manajemen pemupukan dilakukan berdasarkan
konsep empat tepat yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu dan tepat cara. Data
sekunder yang dikumpulkan berupa studi literatur dan mempelajari arsip kebun
dalam bentuk laporan bulanan, laporan tahunan, serta dari dokumentasi kebun.
Secara umum pemupukan di Kebun Sei Air Hitam belum sepenuhnya memenuhi
kaidah 4T. Tenaga kerja dengan kualitas yang baik perlu ada penambahan.
Kata kunci : dosis pupuk, ketepatan waktu, manajemen pemupukan.
MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA I,
FIRST RESUORCES Ltd., ROKAN HULU, RIAU
IMAM NUR CHOLIS
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Judul Skripsi : Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan
Hulu, Riau
Nama
: Imam Nur Cholis
NIM
: A24100010
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Memen Surahman MSc.Agr
Dosen pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr
Ketua departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
dengan judul “Manajemen pemupukan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau.”
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Strata Satu (S1) dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ayah dan ibu, serta seluruh keluarga,
atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak
Prof Dr Ir Memen Surahman, MSc.Agr selaku pembimbing yang telah banyak
memberi saran dalam penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih penulis ucapkan
kepada Bapak Dr. Ir. Ahmad Junaedi, MSi selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses kegiatan akademik
di Departemen Agronomi dan Hortikultura.
Di samping itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Ir
Nuryadi beserta staf dari PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Bapak Guruh
Mahardika SP dan Bapak Irwandi SP beserta staf supervisor, PT. Perdana Inti
Sawit Perkasa I, yang telah membimbing selama kegiatan magang.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2015
Imam Nur Cholis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
2
TINJAUAN PUSTAKA
2
METODE MAGANG
4
Tempat dan Waktu
4
Metode Pelaksanaan
4
Pengumpulan Data dan Informasi
4
Analisis Data dan Informasi
6
KEADAAN UMUM
6
Letak Wilayah Administratif
6
Keadaan Iklim dan Tanah
6
Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan
7
Kondisi Tanaman dan Produksi
7
Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan
8
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
9
9
Pemupukan
10
Infus Akar (FeSO4)
12
Pengambilan Contoh Daun (LSU)
13
Pemanenan
13
Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
16
Pengendalian Gulma
17
Aspek Manajerial
18
Kariawan Harian Lepas (KHL)
18
Pendamping Manor
18
Mandor Pupuk
18
Mandor Perawatan
19
Mandor Panen
19
Kerani Produksi
19
Kerani Afdeling
19
Asisten Kebun
19
PEMBAHASAN
20
Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat
20
Difensiesi Hara
26
Tenaga Kerja
27
SIMPULAN DAN SARAN
29
Simpulan
29
Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
31
RIWAYAT HIDUP
39
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Prduksi dan produktivitas TBS 5 tahun terkahir di Kebun SAH
Luas lahan dan jumlah populasi tanaman kelapa sawit
berdasarkan tahun tanam di Kebun SAH
Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun
2014
Kriteria matang panen berdasarkan tingkat fraksi buah
kelapa sawit PT PISP 1
Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam tahun 2014
Pengamatan tepat dosis untilan di Kebun Sei Air Hitam
Ketepatan dosis pupuk MOP di blok B30 afdeling II PT. PISP I
Rekomendasi waktu pemupukan di Kebun Sei Air Hitam
Juni 2013–Mei 2014
Realisasi waktu pepumupukan di afdeling II
Perbandingan antara pemupukan secara manual dan secara mekanik
di blok B30
Tempat penempatan pupuk pada areal tanaman menghasilkan (TM)
Pengamatan tepat tempat pemupukan di Kebun Sei Air Hitam
afdeling II
Pengamatan desifisiensi hara pada 4 blok di afdeling II Kebun SAH
8
8
9
14
20
21
21
22
23
24
25
25
26
Prestasi kerja penabur dan pelangsir pupuk secara manual di PT PISP I
afdeling II
28
Prestasi kerja penabur pupuk secara mekanis di PT PISP I afdeling II
28
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
Pemupukan di kebun Sei Air Hitam
Aplikasi infus akar dengan FeSO4
Ekor kadal pada pelepah daun kelapa sawit
Proses pemanenan kelapa sawit
Proses pengakutan TBS dari TPH ke PKS
Aplikasi pengendalian gulma secara kimiawi
Grafik curah hujan PT PISP I Juni 2013-Mei 2014
Gejala defisiensi hara
11
12
13
15
16
17
23
27
DAFTAR LAMPIRAN
1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas
di PT. PISP I
2 Jurnal harian magang sebagai pendamping mandor di PT. PISP I
3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping Asisten di
PT. PISP I
4 Peta Kebun Sei Air Hitam PT. PISP I
5 Curah hujan dan hari hujan di Kebun Sei Air Hitam tahun 2008-2013
6 Struktur organisasi PT. PISP I Kebun Sei Air Hitam
32
33
34
36
37
38
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman
yang telah menjadi komoditi subsektor perkebunan yang memiliki peranan
penting bagi perekonomian Indonesia. Prospek usaha yang cerah, harga produk
yang kompetitif, dan indsustri berbasis kelapa sawit yang beragam dengan skala
usaha yang fleksibel, telah menjadikan banyak perusahaan dalam berbagai skala
maupun petani yang berminat untuk membangun industri kelapa sawit mulai dari
kebun hingga hilir (Hanum 2008).
Indonesia merupakan salah satu negara produsen kelapa sawit yang terus
berkembang. Perkembangan luas dan produksi perkebunan kelapa sawit di
Indonesia selama sepuluh tahun terakhir terus meningkat hingga mencapai 10.01
juta hektar pada tahun 2013 dan merupakan perkebunan kelapa sawit yang terluas
di dunia. Demikian pula produksi TBS pada tahun 2013 mencapai 27.74 juta ton
dengan produktivitas CPO sebesar 3 855 kg ha-1 dan menduduki posisi pertama di
dunia melampaui Malaysia (Ditjenbun 2013).
Pencapaian hasil produksi kelapa sawit yang tinggi dipengaruhi oleh tiga
faktor utama, yaitu : faktor lingkungan, faktor genetik dan teknik budidaya. Faktor
lingkungan meliputi iklim, dan kelas kesesuaian lahan. Faktor genetik meliputi
penggunaan bahan tanam/varietas tanaman kelapa sawit yang unggul. Teknik
budidaya kelapa sawit merupakan faktor yang penting dalam memaksimalkan
potensi produksi kelapa sawit. Teknik budidaya yang tidak sesuai dengan standar
rekomendasi dapat mempengaruhi produksi tandan buah segar (TBS). Sebagai
contoh akibat kesalahan pemupukan dapat menurunkan produksi TBS hingga
13 % dari produksi normal (Mangoensoekarjo 2005).
Menurut Setyamidjaja (2006) pemupukan tanaman menghasilkan (TM)
bertujuan untuk menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhan generatif, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Untuk menentukan
dosis pupuk yang tepat, sebaiknya dilakukan analisis tanah dan daun terlebih
dahulu. Dengan analisis tanah dan daun, maka ketersediaan unsur-unsur hara di
dalam tanah pada saat itu dapat diketahui dan keadaan hara terakhir yang terdapat
pada tanah dapat diketahui juga.
Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan
yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan
tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak
menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan unsur
hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya
tercapai produktivitas yang maksimum (Setyamidjaja 2006).
Kefektifan pemupukan berhubungan dengan persentase hara pupuk yang
diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk
diserap tanaman sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan
antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang
2
dihasilkan. Agar kebutuhan tanaman atas unsur hara dapat tercukupi dengan tepat
maka sebelum diadakan pemupukan terlebih dahulu perlu analisis kebutuhan
unsur hara tanaman tersebut melalui analisis tanah dan daun (Pahan 2008).
Tujuan
Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa
dalam melaksanakan proses kerja secara nyata, meningkatkan pengetahuan
mahasiswa mengenai budidaya kelapa sawit, serta meningkatkan kemampuan
manajerial mahasiswa mengelola perkebunan kelapa sawit. Selain itu, tujuan
khusus dari kegiatan magang adalah mempelajari pengelolaan pemupukan kebun
kelapa sawit yang dilaksanakan oleh perkebunan.
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa Sawit
Pohon Kelapa Sawit terdiri atas dua atas yaitu Elaeis guineensis jacq dan
Elaeis melanococca atau Corozo oleifera. Pohon Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis), berasal dari Afrika barat di antara Angola dan Gambia. Tanaman
kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1 000 meter di
atas permukaan laut (dpl). Pertumbuhan tanaman dan produktivitas yang optimal
akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian maksimum 400 meter dpl
(Hanum 2008).
Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24
meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, buahnya kecil dan apabila masak,
berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya
mengandung minyak. Minyaknya digunakan sebagai bahan minyak goreng,
sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya
sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan
sebagai bahan bakar dan arang (Depperin 2007).
Menurut Setyamidjaja (2006) tanaman kelapa sawit (oil palm) dalam
sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Ordo
: Palmales
Famili
: Palmae
Sub-famili
: Cocoidae
Genus
: Elaeis
Spesies
: 1. Elaeis guineensis jacq (kelapa sawit Afrika)
2. Elaeis melanococca atau Corozo oleifera (kelapa sawit
Amerika Latin)
Varietas/tipe : digolongkan berdasarkan :
1. Tebal tipisnya cangkang (endocarp) dikenal ada tiga varietas
yaitu : Dura, Pisifera dan Tenera
2. Warna buah dikenal ada tiga tipe yaitu: Nigescens, Virescens
dan Albescens.
3
Lahan adalah matriks tempat tanaman berada. Tanpa lahan, tanaman
kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial. Lahan yang
optimum untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor yaitu lingkungan,
sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah. Tanah yang baik
digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah Latosol, Podzolik, Alluvial, dan
Gambut. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam budidaya kelapa sawit perlu
memperhatikan sifat fisik dan kimia tanah di antaranya struktur tanah dan drainase
tanah baik, kedalaman solum tanah lebih dari 80 cm, tekstur tanah ringan serta
memiliki reaksi tanah (pH) 4.0 - 6.0. (Pahan 2008)
Pemupukan
Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif
yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, karena
biaya pemupukan mencapai 40 - 60 % dari total biaya pemeliharaan. Biaya pupuk
yang tinggi tersebut menuntut pihak perusahaan perkebunan untuk secara tepat
menentukan jenis dan kulitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya sejak
dari pengadaan hingga aplikasi di lapangan ( Poeloengan et all 2003).
Jenis pupuk yang diberikan untuk tanaman kelapa sawit muda adalah
pupuk buatan yang mengandung unsur hara N, P, K, Mg, dan B. Pada tanah
gambut perlu diberikan pupuk yang megandung unsur mikro Cu dan Zn. Unsur
hara B yang harus diberikan pada tanaman muda sangat penting untuk
menghindarkan kekurangan B (Boron deficiency) karena kekurangan Boron dapat
mengakibatkan kematian pada tanaman kelapa sawit muda. Sementara itu,
kekurangan unsur N, P, K, dan Mg akan hanya menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan tanaman sehingga tanaman akan tumbuh lambat dan kerdil, tetapi
tidak sampai mematikan. (Lubis 1992).
Jenis-jenis pupuk yang digunakan pada tanaman kelapa sawit
menghasilkan (TM) adalah Urea atau ZA (N), Rock Phosphate (P), Muriate of
Potash (K), Kieserit (Mg), dan Borax (B). Dosis pupuk yang digunakan
tergantung pada kesuburan tanah dan ditentukan berdasarkan hasil penelitian
terhadap kandungan unsur hara dari lahan yang ditanami kelapa sawit tersebut.
Dengan demikian, dosis pemupukan pada suatu tempat dengan tempat lainnya
akan berbeda, tergantung pada jenis tanah dan kesuburan tanah (Lubis 1992).
Pemupukan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah yang
juga akan berdampak pada peningkatan produksi tanaman yang relative stabil,
serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh
iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat untuk
melengkapi persediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman
terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produksi) yang maksimal. Pupuk
juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut
melalui produk yang dihasilkan (Pahan 2008).
Praktik pemupukan memberikan kontribusi sangat luas dalam
meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek
pupuk yang bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan
tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan
4
tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak
menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur
hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya
tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan
unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui hasil panen (TBS)
serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan
kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit.
(Setyamidjaja 2006).
Persiapan pemupukan terbagi menjadi tiga yaitu persiapan pupuk,
organisasi penguntilan dan persiapan lapangan. Karung bekas (bekas pembungkus
pupuk) dikumpulkan oleh tim pengecer dan disusun di tempat untilan.
Selanjutnya, karung tersebut diserahkan ke kantor afdeling guna memastikan
jumlah untilan yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh
pupuk sudah ditabur dan tidak ada yang hilang (Pahan 2008).
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Afdeling II Kebun Sei Air Hitam, PT.
Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau. Kegiatan
magang dilaksanakan selama 4 bulan. Kegiatan magang dilakukan pada tanggal
10 Februari hingga 10 Juni 2014.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang yang dilaksanakan penulis meliputi kegiatan teknis di
lapangan dan kegiatan manajerial baik di perkebunan maupun di kantor. Kegiatankegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan waktu dan jadwal yang ditentukan oleh
pihak perkebunan maupun inisiatif sendiri. Kegiatan yang dilakukan penulis pada
bulan pertama adalah sebagai karyawan harian lepas (KHL), kemudian pada bulan
kedua sebagai pendamping mandor, dan pada bulan ketiga dan keempat sebagai
pendamping asisten. Jurnal kegiatan magang disajikan pada lampiran 1, 2, dan 3.
Kegiatan teknis yang penulis lakukan selama kegiatan magang adalah
pengendalian gulma, pemupukan, pemanenan, infus akar, dan pengambilan contoh
daun (LSU). Kegiatan manajerial berupa mempelajari tentang manajemen di kebun,
meliputi tugas, fungsi, kewenangan, dan tanggung jawab di tingkat mandor, kerani,
dan asisten kebun serta di tingkatan jabatan yang ada di kebun.
Pengumpulan Data dan Informasi
Data yang didapatkan dari kegiatan magang ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung
melalui pengamatan yang dilakukan di lapangan maupun diskusi langsung dengan
5
KHL, mandor dan asisten kebun. Data primer meliputi keefektifan pemupukan
(tepat waktu, dosis, jenis dan cara), efisiensi pemupukan (efisiensi waktu, biaya
dan tenaga kerja) dan defisiensi hara. Berikut perincian pengambilan data primer
yang dilakukan.
1. Ketepatan dosis pemupukan. Data ketepatan dosis pemupukan diperoleh
melalui dua tahap yaitu pada saat penguntilan pupuk di gudang dan penaburan
pupuk di lapangan. Data ketepatan dosis untilan diperoleh dengan cara
menimbang secara acak pupuk yang telah diuntil sebanyak 30 untilan untuk
tiga jenis pupuk (Urea, MOP, dan kieserit) selanjutnya untilan pupuk
ditimbang kembali untuk mengetahui bobot standar untilan perusahaan dengan
bobot realisasi untilan yang dilakukan oleh pekerja. Data ketepatan dosis
penaburan diperoleh dengan cara mengamati kegiatan penaburan pupuk di
lapangan yang menggunakan mangkuk takaran penaburan pupuk yang telah
dikalibrasi, jumlah tenaga kerja penabur sebanyak tiga orang. Penulis
mengamati secara langsung kegiatan penaburan pupuk pada setiap tanaman
yang diamati. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk MOP dengan dosis 1.5
kg per tanaman atau sebanyak 3 mangkuk penaburan, karena mangkuk mampu
menampung 0.5 kg pupuk MOP sehingga data yang diperoleh berupa data tepat
dosis (3 mangkuk per tanaman), data kurang dosis (3 mangkuk per tanaman). Pengamatan ketepatan dosis
dilakukan pada tiga blok dengan masing-masing tanaman per blok diambil
sebanyak 90 tanaman.
2. Ketepatan jenis pupuk. Data ketepatan jenis pupuk diperoleh dengan cara
membandingkan jenis pupuk yang direkomendasikan perusahaan dengan jenis
pupuk yang diaplikasikan di lapangan.
3. Ketepatan waktu pemupukan. Data ketepatan waktu pemupukan diperoleh
dengan cara membandingkan waktu realisasi pemupukan yang diaplikasikan di
lapangan dengan rekomendasi waktu pemupukan yang diberikan oleh
perusahaan. Data realisasi diambil dari bulan Januari hingga Mei 2014.
4. Ketepatan cara pemupukan. Data ketepatan cara pemupukan diperoleh
melalui dua jenis aplikasi pupuk, yaitu aplikasi pupuk secara manual dan
aplikasi pupuk secara mekanik. Pada pemupukan secara mekanik
menggunakan spreader fertilizer. Sedangkan pemupukan secara manual
dengan cara mengamati secara visual hasil penaburan pupuk setelah pekerja
menyelesaikan kegiatan apklikasi pupuk di lapangan. Parameter ketepatan cara
pemupukan sesuai standar perusahaan meliputi pupuk yang ditabur harus
merata di setiap piringan, pupuk tidak menggumpal, pupuk tidak dalam bentuk
bongkahan, serta piringan tanaman harus bersih dari gulma. Pengamatan
dilakukan pada tiga blok.
5. Ketepatan tempat penaburan. Data ketepatan tempat diperoleh dengan cara
mengukur jarak pupuk terdekat dengan tamanan pada piringan tanaman kelapa
sawit, kemudian dibandingkan dengan rekomendasi tempat penempatan pupuk
yang ditetapkan oleh prusahaan. Sampel diambil dari tiga blok, pada tiap blok
diambil sebanyak 50 tanaman.
6. Defisiensi hara tanaman. Data defisiensi hara diperoleh dengan cara
mengamati secara visual gejala defisiensi hara utama pada tanaman di
lapangan. Pengamatan dilakukan pada empat blok dengan jumlah tanaman
6
sebanyak 35 tanaman per blok, gejala defisiensi yang diamati yaitu unsur N, P,
K, Mg, B dan Fe.
7. Prestasi kerja pemupukan. Data presati kerja diperoleh dengan cara
mengamati jumlah tenaga kerja yang dipakai pada saat aplikasi pupuk, luas
areal pemupukan dan jumlah atau tonase pupuk yang digunakan.
Data sekunder diperoleh dari arsip kantor kebun, kantor pusat, dan studi
pustaka (buku teks, jurnal, dan lain-lain). Data sekunder yang diperoleh berupa
data iklim, produktivitas, rekomendasi pemupukan, struktur organisasi, dan
ketenagakerjaan.
Analisis Data dan Informasi
Hasil kegiatan pengamatan berupa data primer dan sekunder dianalisis dengan
menggunakan metode analisis dan deskriptif, nilai rata-rata dan persentase,
selanjutnya hasil analisis dibandingkan dengan norma-norma baku tentang
budidaya kelapa sawit baik dengan standar yang digunakan perusahaan standard
operating procedure (SOP) maupun dengan studi pustaka lain.
KEADAAN UMUM
Letak Wilayah Administratif
Kebun Sei Air Hitam (SAH) merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang perkebunan kelapa sawit. Kebuan SAH merupakan kebun milik PT.
Perdana Inti Sawit Perkasa I (PISP I) yang dahulunya tergabung dalam Ciliandra
Perkasa Group, tetapi pada tahun 2010 diakusisi oleh PT First Resources Ltd.,
perusahaan perkebunan asing yang berasal dari Singapura. Kebun SAH terletak di
Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi
Riau.
Kebun SAH sebelah utara dan barat berbatasan dengan kebun PT Panca
Surya Agrindo, sebelah selatan berbatasan dengan areal plasama dan areal Kredit
Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA), dan sebelah timur berbatasan dengan
kebun Plasma perusahaan inti rakyat (PIR-TRANS). Peta kebun SAH disajikan
pada lampiran 4.
Keadaan Iklim dan Tanah
Kebun SAH memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Puncak musim hujan terjadi pada bulan November dan Desember sedangkan
puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juni dan Juli. Berdasarkan curah hujan
dari tahun 2008-2013 rata rata curah hujan tahunan adalah 2 299 mm/tahun
dengan jumlah rata-rata hari hujan pertahun adalah 104 hari/tahun. Beradasarakan
curah hujan bulanan, rata rata bulan kering adalah 0.16 bulan/tahun. Bulan basah
10 bulan/tahun. Berdasrkan klasifikasi Schmidth-Ferguson, iklim di Kebun SAH
7
termasuk tipe iklim A (sangat basah). Data curah hujan di kebun SAH dapat
dilihat pada lampiran 5.
Keadaan tofografi di Kebun SAH datar dengan tingkat kemiringan 1-3%.
Derajat kemasaman tanah (pH) Kebun SAH adalah 4.37-5.12. Kebun SAH
terletak di ketinggian 220 m di atas permukaan laut (dpl) dengan suhu rata-rata
tahunan adalah 28-31 °C. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman
kelapa sawit, Kebun SAH tergolong ke dalam kelas S2 (sesuai/suitable) dengan
faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu dan beberapa titik lahan
yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan, Kebun SAH cukup sesuai
untuk perkembangan kelapa sawit, tatapi harus diikuti upaya untuk memperbaiki
tingkat kesuburan tanah sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap
produktivitas tanama kelapa sawit.
Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan
Kebun SAH mempunyai hak guna usaha (HGU) dengan total luasan
sebesar 2 476 ha, yang terdiri atas areal pertanaman kelapa sawit menghasilkan
(TM) 2 376.28 ha, kebun plasma perusahaan inti rakyat (PIR) seluas 8 694.27 ha
dan kebun Kredit Koperasi untuk Anggota (KKPA) seluas 1 758.73 ha. Pola
kemitraan PIR merupakan pola pengembangan perkebunan rakyat dengan
menggunakan perkebunan besar sebagai inti dan sekaligus sebagai pelaksana
pengembangan kebun plasma.
Pola kemitraan KKPA merupakan pola kemitraan perusahaan inti dan petani
dalam wadah koperasi untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota
melalui kredit jangka panjang dari bank. Perusahaan inti membangun dan
mengembangkan kelembagaan petani sebagai wadah pembinaan dan bimbingan
bagi petani peserta mengenai budidaya dan manajemen perkebunan kelapa sawit.
PT Perdana Inti Sawit Perkasa memeiliki pabrik pengolahan kelapa sawit dengan
kapasits 90 ton/jam.
Kebun SAH terdiri atas tiga Afdeling, yaitu Afdeling I dengan luas
1 755.06 ha yang terbagi atas 25 blok, Afdeling II dengan luas 770.86 ha yang
terdiri atas 26 blok, dan Afdeling III dengan luas 858.34 yang terdiri atas 34 blok.
Kebun Plasma yang dikontrol oleh PT Perdanan Inti Sawit Perkasa dengan
pola PIR-TRANS seluas 8 694.27 ha yang terdiri atas PIR-TRASN SP I seluas
1 066.1 ha, PIR-TRANS SP II seluas 1 012.54 ha, PIR-TRANS SP III seluas 1
000 ha, PIR-TRANS SP IV seluas 1 000 ha. Kebun Plasama Intergrasi dan kebun
KKPA terdiri dari dua lokasi yaitu kebun KKPA Muara Nikum seluas 818.73 ha
dan Integrasi SKPD Desa Suka Maju, Kecamatan Tambusai seluas 940 ha.
Kondisi Tanaman dan Produksi
Tanaman kelapa sawit yang ditanam di Kebun SAH adalah varietas
Tenera. Jarak tanam yang digunakan adalah 9.53 m x 9.53 m x 9.53 m dengan
jarak antar barisan adalah 8.25 m sehingga populasi tanaman per hektar adalah
127 pokok. Pada kenyataannya jarak tanam di lapangan berbeda beda di dalam
satu blok. Hal ini disebabkan ketika penanaman kelapa sawit areal masih banyak
akar dan anak kayu sehingga membuat jarak tanam menjadi berbeda beda.
8
Tanaman kelapa sawit di Kebun SAH terdiri atas delapan tahun tanam,
tahun tanam 2004 seluas 77.35 ha dengan tanaman sisipan tahun 2008 dan 2010,
tahun tanam 2002 seluas 22.49 ha, tahun tanam 2000 seluas 30.76 ha, tahun tanam
1999 seluas 54.51 ha, tahun tanam 1995 seluas 1 235.52 ha, tahun tanam 1994
seluas 542.38 ha, dan tahun tanam 1993 seluas 398.96 ha, sehingga umur rata-rata
tanaman kelapa sawit di Kebun SAH adalah 18 tahun. Data produksi dan
produktivitas Kebun Sei Air Hitam tahun 2009-2013 disajikan pada Tabel 1, serta
data populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam, populasi dan luas
lahan terdapat pada Tabel 2.
Tabel 1 Produksi dan produktivitas TBS 5 tahun terakhir di Kebun SAH
Tahun
Luas Lahan (ha)
Produksi (ton)
Produktivitas
(ton ha-1 tahun-1)
2009
2 384.26
65 237.88
22.22
2010
2 384.26
60 512.29
18.94
2011
2 384.26
70 383.59
22.62
2012
2 384.26
76 784.60
32.20
2013
2 384.26
64 292.64
26.97
Sumber: kantor Kebun PT. PISP I 2014
Tabel 2 Luas lahan dan jumlah populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun
tanam di Kebun SAH
Tahun
Kebun inti
Kebun plasma
Kebun KKPA
tanam
Luas (ha)
Jumlah Luas (ha)
Jumlah
Luas (ha)
Jumlah
tanaman
Tanaman
Tanaman
1993
398.96
50 552
1994
542.38
69 241
1995
1 235.52
156 819
668.98
88 305
1996
- 1 409.66
186 075
1997
- 2 574.34
339 813
1998
22.29
2 605
736.31
97 193
1999
54.51
6 935
124.00
16 368
2000
30.76
3 859
398.41
52 590
48.69
6 427
2001
42.00
5 544
48.62
6 418
2002
22.49
2 786
205.83
27 170
2003
175.59
23 178
2004
77.35
8 676
2005
340.00
44 678
Total
2 384.26
301.47
5 953.7
785 888
818.73
107 871
Sumber: kantor Kebun PT. PISP I 2014
Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan
Kebun SAH dipimpin oleh seorang Group Maneger (GM) yang
bertanggung jawab atas rencana kerja dan anggaran kebun, setra menyusun
rencana kerja operasional pabrik. Group Maneger memiliki hak untuk
memutuskan kebijakan operasional kebun dan pabrik dalam rangka melaksanakan
9
renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai
kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu
oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun dan kepala administrasi (kasi).
Asisten kepala (Askep) bertugas memimpin semua kegiatan operasional
bidang tanaman dan non tanaman di rayon melalui penggunaan faktor-faktor
produksi. Selain itu askep juga bertugas mengendalikan biaya yang berpedoman
kepada anggaran yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Asisten kebun bertugas untuk menyusun dan menyerahkan rencana
anggaran kerja afdeling (harian, bulanan, tahunan) kepada GM dan asisten kepala
untuk dievaluasi. Dalam melaksanakan pekerjaannya seorang asisten kebun
dibantu oleh mandor panen, kerani afdeling, mandor pupuk, mandor perawatan,
dan Kerani produksi.
Mandor panen bertugas dalam mengawasi proses kerja pemanenan kelapa
sawit. Mandor perawatan bertugas dalam mengawasi setiap kegiatan perawatan
tanaman kelapa sawit. Mandor pupuk bertugas mengawasi kegiatan pemupukan
kebun kelapa sawit. Kerani produksi pertugas untuk mengecek hasil panen tandan
buah segar (TBS) untuk diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS), dan kerani
Afdeling bertugas membantu asisten kebun dalam menyusun serta melaporkan
setiap hasil pekerjaan di lapang, serta administrasi afdeling. Jumlah staf dan non
staf disajikan pada Tabel 3, sedangkan struktur organisasi PT PISP I disajikan
pada lampiran 6.
Tabel 3 Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun 2014
Status Pegawai
Jumlah
Karyawan staf
14
Karyawan non staf
Pegawai bulanan tetap (PBT)
49
Karyawan harian tetap (KHT)
168
Karyawan borongan (SPKL)
58
Total
289
Indek Tenaga Kerja (ITK)
0.12
Sumber: kantor Kebun PT. PISP I 2014
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Kegiatan teknis yang diakukan di Kebun SAH selama magang adalah
sebagai karyawan harian lepas (KHL). Sebelum kerja diwajibkan mengikuti apel
pagi setiap hari kerja pada pukul 06.00 WIB. Pada apel pagi dilakukan absensi
kehadiran dan pembagian hanca panen. Tidak selamanya pemanen mendapatkan
hanca panen, kadang ada beberapa pemanen yang tidak mendapatkan hanca
panen. Hal tersebut bergantung pada taksasi dan kebutuhan tenaga panen.
Kegiatan dimulai pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, untuk istirahat
(wolon) pada pukul 12.00 hingga pukul 14.00 WIB, selanjutnya kembali kerja
hingga pukul 17.00 WIB.
10
Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan pemberian hara tambahan kepada tanaman
agar tanaman dapat tumbuh secara maksimum. Pemupukan juga bertujuan untuk
menambah kandungan hara pada tanah supaya menjaga kesuburan tanah sehingga
tanaman dapat tumbuh dengan normal dan dapat meningkatkan produktivitas
tanaman. Pemupukan dilakukan pada tanah lembab dan kering, tidak dilakukan
pada tanah yang tergenang oleh air, agar akar tanaman dapat menyerap pupuk
dengan maksimum. Aplikasi pupuk harus berpedoman kepada 4T (tepat dosis,
tepat aplikasi, tepat waktu, tepat cara). Unsur hara yang terbawa di TBS harus
dikembalikan melalui penambahan pupuk mineral dan mengembalikan sisa-sisa
bahan organik.
Jenis pupuk yang digunakan di Kebun SAH berdasarkan rekomendasi dari
Research and Development setelah melakukan analisis daun dan analisis tanah.
Berdasarkan analisis tersebut pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam ada
dua jenis, yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik yang digunakan
berupa janjangan kosong sedangan pupuk anorganik yang digunakan yaitu Urea,
MOP, Kieserite, Rock Phosphat, dan HGF-Borate.
Sistem yang digunakan dalam pemupukan adalah setiap pokok harus
mendapatkan dosis pupuk sesuai rekomendasi dari tim Research Centre. Sistem
pemupukan di Kebun SAH dikerjakan dengan sistem borongan blok per blok
dengan tujuan agar hasil pemupukan lebih teroganisir dengan baik dengan hasil
pemupukan maksimum, lebih terkonsentrasi dan lebih terfokus dalam hanca
pemupukan. Pemupukan di Kebun SAH dipimpin oleh mandor pupuk yang
membawahi 6-9 karyawan pemupuk. Tim pemupuk terdiri atas mandor pupuk,
penabur pupuk, pelangsir pupuk dan pengecer pupuk, untuk menghemat biaya tim
pelangsir sekaligus menajadi tim pengecer.
Pemupukan dilakukan secara manual dan mekanik, Pemupukan manual
dilakukan pada blok yang bergelombang atau rolling dan pada blok yang terdapat
parit alamnya. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah
ember plastik, kain untuk menggendong ember, dan mangkuk takaran.
Pemupukan secara mekanik dilakukan dengan menggunakan fertilizer spreader
dan hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat.
Pemupukan dengan cara manual lebih efisien dalam hal biaya tetapi
memerlukan pengawasan yang lebih intensif dibandingkan dengan pemupukan
secara mekanik. Sedangakan pemupukan secara mekanik lebih merata dalam
penaburan pupuk dibandingkan sengan pemupukan secara manual.
Sebelum melakukan pemupukan, asisten kebun terlebih dahulu membuat
bon permintaan yang dibuat oleh kerani afdeling. Pengambilan pupuk dari gudang
pupuk dilakukan oleh mandor pupuk dengan membawa bon permintaan bahan
yang telah ditandatangani oleh asisten kebun, asisten kepala, kepala tata usaha
(KTU),dan group manager.
Jumlah pupuk yang diambil oleh mandor pupuk jumlahnya atau bobot harus
sama dengan jumlah yang tertera pada bon permintaan bahan. Pupuk yang telah
diuntil diangkut ke dalam dump truck oleh para tim pengecer untuk diecer ke
lahan. Aplikasi pemupukan disajikan pada Gambar 1.
11
b.
a.
c.
d.
Gambar 1 Pemupukan di kebun Sei Air Hitam a). Aplikasi pupuk mekanik
menggunakan fertilizer spreader, b). Titik suplai untilan pupuk,
c). Pelangsiran pupuk dari titik suplai ke pasar pikul, d). Penaburan
pupuk MOP.
Penguntilan merupakan kegiatan mengemas ulang kembali pupuk dengan
bobot tertentu dan dikemas kembali di dalam karung sesuai dengan dosis pupuk
per pokok. Penguntilan dilakukan oleh tenaga penguntil. Bobot pupuk yang akan
diuntil harus sesuai tonase dengan yang tertera di dalam bon permintaan. Tenaga
penguntil mendapatkan upah sebessar Rp 20/kg.
Pengeceran pupuk ke lahan harus berdasarkan titik penempatan pupuk
yang telah ditentukan, titik penempatan pupuk merupakan titik pengeceran untilan
pupuk yang terletak pada beberapa pasar pikul. Ketentuan titik pengeceran pupuk
berdasarkan dosis pokok dan jumlah pokok di dalam blok yang akan dipupuk.
Jumlah untilan pupuk tiap titik eceran berbeda beda, hal tersebut tergantung dari
dosis pokok dan jumlah pokok pada blok yang akan dipupuk.
Pupuk yang telah diecer pada setiap titik pengeceran pupuk akan dilangsir
masuk ke dalam blok dan segera ditabur oleh tim penabur pupuk sesuai dengan
rekomendasi pupuk pada blok tersebut. Penabur pupuk harus menebarkan pupuk
merata di sekililing piringan dan pupuk yang ditebar tidak boleh menggumpal,
supaya hara yang diserap merata oleh tanaman.
Setelah semua pupuk telah ditabur, maka karung bekas pupuk harus dikutip
untuk dicek kembali, apakah semua pupuk telah benar-benar ditabur. Karung
bekas pupuk digulung setiap kurang lebih 10 lembar karung. Kegiatan tersebut
berfungsi sebagai kontrol jumlah pupuk yang dibawa ke lapangan. Selain itu juga
untuk pemeriksaan apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada pupuk yang
12
hilang. Kemudian karung bekas pupuk tersebut diletakkan di gudang dan ditata
rapi.
Infus Akar (FeSO₄)
Infus akar adalah proses memasukan carian (FeSO₄) dengan
mengguanakan cara injeksi pada akar aktif. Bahan yang digaunkan di Kebun
SAH adalah ferum (Fe). Tujuan dilakukan infus akar adalah untuk mengurangi
dampak gejala defisiensi hara Fe. Kegiatan infus akar dimulai dari sensus pokok
yang terkena gejala defisiensi hara Fe yang dilihat dari warna daun muda atau
pupus (pelepah muda yang belum terbuka) yang menguning dengan tingkat gejala
serangan berat dan sedang.
Setelah itu melakukan pelabelan di batang pokok kelapa sawit yang akan
diaplikasi berisi tingkat defisiensi, bahan yang digunakan, dan tanggal aplikasi.
Kegiatan selanjutnya yaitu mencari akar aktif dengan ciri-ciri akar tersebut
tunggal, tidak bercabang, bukan akar gantung, tidak terlalu kecil, dan akar tersebut
terkubur tanah. Setelah akar aktif ditemukan dosis FeSO₄ yang diberikan untuk
gejala defisiensi sedang sebesar 0.40 kg pokok-1 dan asam sitrat 0.00264 kg
pokok-1, sedangkan untuk gejala defisiensi berat adalah FeSO₄ sebesar 0.60 gk
pokok-1 dan asam sitrat 0.0396 gr pokok-1. Cairan infus terdiri atas 1 kg FeSO₄
ditambah 2.5 liter air dan 0.066 kg asam sitrat.
Infus akar menggunkan tenaga kerja borongan atau SPKL (Surat perintah
Kerja Lokal) yang terdiri datas 12 orang yang terbagi menjadi empat tim. Setiap
tim memiliki hanca sendiri. Untuk upah pekerja berdasarkan gejala tingkat
serangan, jika gejala defisiensi sedang maka upah Rp 800/pokok, sedangkan jika
gejala defisiensi berat Rp 900/pokok.
Kendala yang dihadapi saat melakukan infus akar adalah sulitnya pekerja
menemukan dan memilih akar yang aktif, sehingga penginfusan dilakukan pada
sembarang akar. Aplikasi infus akar FeSO4 disajikan pada Gambar 2.
b.
a.
Gambar 2 Aplikasi infus akar dengan FeSO4 a). Pelabelan pada pokok yang akan
diinfus, b). Aplikasi infus akar
Permasalahan dalam infus akar berupa masih adanya pekerja yang kurang
jujur dalam menentukan tingkat defisiensi Fe sehingga tanaman yang seharusnya
mengalami defisiensi berat hanya diberi aplikasi sedang dengan alasan perbedaan
harga upah aplikasi masing-masing tingkat defisiensi. Sering terjadi pekerja
melakukan kesalahan dalam menentukan akar aktif pada aplikasi infus.
Permasalahan yang lain berupa kurang terampilnya pekerja dalam meletakan
posisi plastik infus sehingga apabila dilakukan pengecekan infus beberapa hari
setelah aplikasi maka banyak ditemukan plastik infus yang kosong akibat tertusuk
13
akar atau kondisi tali pengikat yang kurang baik sehingga cairan infus habis bukan
karena terserap oleh akar kelapa sawit.
Pengambilan Sampel Daun (LSU)
Leaf Sample Unit (LSU) yaitu suatu unit sampel daun yang diambil dari
kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili dan homogen. Manfaat
LSU adalah sebagai indikator status hara tanaman yang menggambarkan
kecukupan hara, indikasi kekurangan dan kelebihan hara yang menjadi
pertimbangan dalam pemberian dosis pupuk. Dasar pembagian LSU yaitu umur
tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi lahan, dan varietas
tanaman. Pengambilan LSU sebaiknya pada pagi hari yaitu pukul 06.00 – 12.00
WIB dan tidak dibenarkan sore hari, apabila malam hujan ≥ 20 mm maka LSU
ditunda besok harinya dan apabila pada saat LSU sedang berjalan, turun hujan,
maka ditunda sampai hujan berhenti dan rintik-rintik hujan tidak ada lagi.
Jumlah pokok sampel yang diambil yaitu 33 – 36 pokok per blok LSU.
Penetapan pokok sampel bergantung pada sistem, misalnya 12 x 9, artinya tiap 12
dalam barisan dan tiap 9 pokok dalam jalur, mulai diambil pokok ke-5 baris ke-3
setiap masuk barisan LSU, kondisi pokok sampel relatif sama dengan kondisi
tanaman di blok tersebut. Pokok yang tidak boleh dijadikan sampel yaitu pokok
sakit atau abnormal, tumbuh miring, di pinggir parit atau sungai, tanaman sisipan,
dan di sekelilingnya ada tanaman kosong atau tidak ditanam.
Pemilihan pelepah untuk LSU yaitu pelepah ke-17, dihitung dari pelepah
satu yaitu pelepah yang paling muda yang telah membuka sempurna. Anak daun
yang diambil yaitu anak daun yang berada di antara ekor kadal dapat dilihat pada
Gambar 3, dua dari kanan dan dua dari kiri, sehingga ada empat anak daun dari
setiap pelepah dan dipotong menjadi 10 cm.
Gambar 3 Ekor kadal pada pelepah daun kelapa sawit.
Cara pengamatan sampel daun yaitu daun disimpan dalam kantong plastik
yang bersih dan diberi label, tidak boleh terkena tanah, kotoran/debu, dan pupuk,
tidak boleh terkena sinar matahari langsung, tidak boleh terkena keringat atau
asap rokok. Setelah itu anak daun akan dioven sampai kering.
Pemanenan
Pemanenan adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi
kriteria matang panen dari pohonnya, selanjutnya bersama-sama brondolannya
dikumpulkan untuk diangkut ke pabrik. Pemanenan merupakan kegiatan inti dari
14
operasional kebun kelapa sawit untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi,
mendapatkan jumlah minyak dan kernel yang tinggi, mendapatkan mutu minyak
yang tinggi, biaya panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan baik sehingga
mencapai umur produktif yang lama.
Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu
pemanen memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria panen kelapa sawit dapat
ditentukan yaitu buah matang yang telah membrondol, minimal sudah terdapat 12
brondolan yang lepas dari TBS/janjang atau 2 brondolan/kg berat janjang. Mutu
panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah yang akan
mempengaruhi rendemen minyak. Tingkat kematangan buah dinyatakan dengan
fraksi tandan atau buah luar yang memberondol tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4 Kriteria matang panen berdasarkan tingkat fraksi buah kelapa sawit PT
PISP 1
Fraksi
% Brondolan Lepas
Derajat Kematangan
00
0
0
1 – 12.5
1
12.5 – 25
2
25 – 50
3
50 – 75
4
75 – 100
5
Buah dalam memberondol
Sumber : Kantor kebun PT Perdana Inti Sawit Perkasa I
Sangat mentah
Mentah
Matang
Matang I
Matang II
Lewat matang I
Lewat matang II
Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen adalah memotong buah
mentah dan meninggalkan brondolan di piringan. Untuk menanggulangi hal
tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di tempat
pengumpulan hasil (TPH) dan hanca panen. Kerugian akibat memotong buah
mentah yaitu kehilangan sebagian potensi produksi minyak, mengganggu
kelestarian produksi, dan merugikan pabrik kelapa sawit. Sedangkan kerugian
meninggalkan brondolan adalah kerugian secara ekonomis bagi perusahaan.
Persiapan panen merupakan kegiatan pra panen yang mempengaruhi
keberhasilan panen. Hal-hal yang dilakukan dalam mempersiapkan pelaksanaan
pekerjaan panen, yaitu persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga kerja,
pembagian hanca panen, dan penyediaan alat-alat kerja (Pahan 2010).
Alat-alat yang digunakan untuk kegiatan panen terbagi menjadi tiga fungsi
yaitu alat untuk memotong tandan, mengangkut TBS ke TPH, dan alat untuk
memuat TBS. Pusingan panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir
sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Di kebun SAH pusingan panen
yang digunakan adalah 6/7 artinya areal dibagi 6 seksi dan dipanen selama 6 hari
dalam 7 hari. Pusingan panen yang digunakan adalah pusingan panen yang normal
karena proses pematangan buah adalah ± 7 hari. Sering kali pusingan panen
berubah bergantung pada kondisi kerapatan buah.
Sebelum dilakukan pemanenan, perlu dilakukan taksasi produksi harian
yang dilakukan sehari sebelum panen. Angka kerapatan panen (AKP) merupakan
perkiraan jumlah tandan matang di suatu areal/blok yang dapat dipanen. Tujuan
adalah memperkirakan produksi harian yang akan dipanen pada areal tersebut
15
besok harinya agar mempermudah pengaturan dan pelaksanaan panen dan
memperkirakan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan.
Rumus AKP:
Taksasi panen merupakan kegiatan perkiraan panen untuk menentukan
jumlah tandan yang akan dipanen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga
betina yang kemungkinan menjadi tandan buah.
Rumus taksasi panen dan kebutuhan tenaga pemanen:
Taksasi Panen = A x B x C x D
Kebutuhan Tenaga Pemanen :
Keterangan
A = Luas blok yang akan di panen
B = Angka kerapatan panen (AKP)
C = Jumlah pokok/ha
D = Bobot janjang rata-rata (BJR)
E = Prestasi pemanen HK-1
Pelaksanaan panen dilakukan sesuai dengan hanca yang telah ditentukan.
Satu orang pemanen dapat juga memanen lebih dari satu hanca dalam satu hari
sesuai dengan pembagian hanca. Pemanen dalam mengerjakan hanca sering kali
dibantu oleh satu atau dua orang dan biasa disebut helper. Helper tersebut
membantu pemanen dalam mengutip brondolan yang jatuh di piringan,
mengangkut TBS ke TPH, dan sebagai pemanen cadangan. Proses pemanenan
disajikan pada Gambar 4.
a.
b.
Gambar 4 Proses pemanenan kelapa sawit, a). Penurunan buah dengan
menggunakan egrek, b). Pelangsiran buah ke TPH
16
Pemanen dalam memotong buah matang terlebih dahulu memotong
pelepah yang menyangga buah tersebut atau yang mengganggu pelaksanaan
panen. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pemotongan tandan buah
yang akan dipanen. Pelepah yang sudah dipotong kemudian disusun membentuk
huruf “U” mengelilingi pokok atau membentuk huruf “I” sebagai gawangan mati
dengan ujung pelepah mengarah utara-selatan. Pemotongan tandan pada tanaman
menghasilkan (TM) yang tinggi dilakukan dengan egrek, sedangkan pada tanaman
yang pendek dengan menggunakan dodos. TBS yang sudah dipanen kemudian
diangkut ke TPH dengan menggunakan angkong. Panjang tangkai dari pangkal
buah ± 1 cm yang berbentuk huruf “V” (cangkem kodok). Alat yang digunakan
untuk memotong tangkai panjang adalah kampak. Pada tangkai buah diberi nomor
kavel pemanen di hanca tersebut. Buah yang sudah di TPH disusun rapi dengan
tangkai buah menghadap ke jalan untuk mempermudah pengangkut melihat
nomor panen serta mempermudah kerani produksi dan mandor panen dalam
melakukan pengecekan buah.
Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
Tujuan dari pengangkutan tandan buah segar (TBS) ke pabrik adalah
untuk mengirim TBS dan brondolan ke pabrik dalam keadaan baik melalui
penanganan secara hati-hati, dan menjaga jadwal pengiriman dan jumlah buah
secara tepat sehingga pabrik kelapa sawit (PKS) dapat bekerja dalam pengolahan
buah secara optimal. Standar perusahaan pengangkutan TBS ke pabrik adalah
seluruh TBS harus dikirim pada hari itu juga, TBS tidak boleh diinapkan di
lapangan. Sebelum TBS dikirim ke PKS, TBS diperiksa terlebih dahulu oleh
kerani prduksi untuk menjamin buah bersih dari buah mentah dan tangkai buah
panjang. Tenga kerja yang digunakan untuk Pengangkutan TBS adalah 7 orang
dengan 2 orang sebagai supir truk dan 5 orang sebagai pemuat, truk yang
digunakan di setiap Afdeling berjumlah 2 truk. Waktu yang dibutuhkan untuk
bongkar muat buah adalah rata-rata 45 menit dengan jumlah buah 280 tandan per
trip. Proses pengangkutan buah dari TPH ke PKS disajikan pada Gambar 5.
.
a.
b.
Gambar 5 Proses pengakutan TBS dari TPH ke PKS a). TBS di TPH,
b). Pemutan TBS ke dum truck
Proses pengangkutan TBS diawasi oleh kerani produksi dan asisten
afdeling dengan tujuan agar memastikan semua buah terkirim ke PKS, tidak ada
buah tertinggal dan TPH bersih dari berondolan. Sebelum dan sesudah muat buah
17
ke PKS, truk harus ditimbang dahulu untuk mendapatkan bobot bersih buah yang
dikirim ke PKS. Standar pengiriman TBS ke PKS adalah 6.5 ton per trip. Jika
teradapat buah restan di lapangan diusahakan agar mengangkut buah yang restan
tersebut terlebih dahulu jika ada.
Pengendalian Gulma
Sebelum melakukan kegiatan pengendalian gulma dengan menggunakan
herbisida, bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diambil di gudang yang
pembagiannya diatur oleh mandor perawatan. Jenis gulma dominan yang terdapat
di areal pertanaman adalah Cleome rutidospermae, Clidemia hirta, Nephrolephis
biserata, Ottochloa nodosa, Ageratum conyzoides, Gleichenia linearis, Mikania
micrantha, Boreria alata, Paspalum conjugatum, dan Melastoma malabathricum.
Pasar pikul dan piringan merupakan salah satu sarana terpenting dalam hal
kegiatan panen. Pasar pikul merupakan jalan untuk pemanen melangsir TBS yang
telah dipanen menuju ke TPH. Apabila pasar pikul dan piringan banyak
ditumbuhi gulma, maka keadaan tersebut akan mempersulit pemanen dalam
melakukan kegiatan panen dan pelangsiran buah ke TPH. Piringan merupakan
tempat untuk menyebarkan pupuk dan merupakan tempat jatuhnya brondolan dan
tandan buah. Kebersihan piringan sangat mutlak diperlukan, karena jika piringan
itu semak tertutup gulma maka akan mempersulit pemanen melihat brondolan
yang jatuh di piringan. Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan
herbisida campuran (paraquat + methyl metsulfuron, atau glyphosate +
methylmetsulfuron, glyphosate + fluroxypir). Di afdeling II chemis pasar pikul
dan piringan menggunakan bahan metafuron yang dilarutkan dengan bionasa
dengan perbandingan 1 : 1. Pencampuran metafuron bertujuan untuk merekatkan.
Standar chemis piringan adalah piringan bebas dari gulma pada radius minimal
1,5m pada TBM dan ≥ 2m pada TM. Sedangkan standar untuk pasar pikul adalah
pada radius 1.2 – 1.5 m pasar pikul bebas dari gulma. Kegiatan Pengendalian
gulma secara kimia dapat dilihat pada Gambar 6.
a.
b.
Gambar 6 Aplikasi pengendalian gulma secara kimiawi, a). Alat semprot micron
herbi, b). Aplikasi penyemprotan.
Pengendalian gulma secara kimia dilakukan oleh tim unit semprot yang
terdiri dari 10 orang dan seorang supir mobil pembawa air dibawah mandoran
perawatan. Peny
guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA I,
FIRST RESUORCES Ltd., ROKAN HULU, RIAU
IMAM NUR CHOLIS
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Pemupukan
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First
Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015
Imam Nur Cholis
NIM A24100010
ABSTRACT
IMAM NUR CHOLIS. Fertilization management of palm oil (Elaeis guineensis
Jacq) at PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau.
Supervised by MEMEN SURAHMAN.
Apprenticeship aims to increase knowledge about the cultivation of palm
oil to obtain the work experience and skills on oil palm cultivation. Internship was
conducted at Afdeling II PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Sei Air Hitam Estate,
First Resources Ltd., Riau Province in 10 February-10 June 2014. Internship
activities included, work in the field as laborer, assisten as supervisor and field
manager. Management of fertilization was analyzed base on four concep : proper
in term of kind, proper in term of dosage, proper interm of time of application and
proper in application technique. Secondary data were collected from literature and
field division archives such as monthly and annuals reports, as well as
documentation of the field. Generally fertilization in Sei Air Hitam Estate do not
fully the of concept four proper fertilization. Work with good quality are needed
to be incresed.
Key words : fertilizer dosage, right time, fertilization manajement.
ABSTRAK
IMAM NUR CHOLIS. Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu,
Riau. Dibimbing oleh MEMEN SURAHMAN.
Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
budidaya tanaman kelapa sawit, memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja
dalam manajemen pemupukan yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan magang
dilakukan di Afdeling II PT. Perdana Intisawit Perkasa I, Kebun Sei Air Hitam,
First Resources Ltd., Provinsi Riau sejak 10 Februari–10 Juni 2014. Magang
dilakukan dari taraf sebagai karyawan harian lepas (KHL) , pendamping mandor,
dan pendamping asisten. Analisis manajemen pemupukan dilakukan berdasarkan
konsep empat tepat yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu dan tepat cara. Data
sekunder yang dikumpulkan berupa studi literatur dan mempelajari arsip kebun
dalam bentuk laporan bulanan, laporan tahunan, serta dari dokumentasi kebun.
Secara umum pemupukan di Kebun Sei Air Hitam belum sepenuhnya memenuhi
kaidah 4T. Tenaga kerja dengan kualitas yang baik perlu ada penambahan.
Kata kunci : dosis pupuk, ketepatan waktu, manajemen pemupukan.
MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA I,
FIRST RESUORCES Ltd., ROKAN HULU, RIAU
IMAM NUR CHOLIS
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Judul Skripsi : Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan
Hulu, Riau
Nama
: Imam Nur Cholis
NIM
: A24100010
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Memen Surahman MSc.Agr
Dosen pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr
Ketua departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
dengan judul “Manajemen pemupukan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau.”
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Strata Satu (S1) dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ayah dan ibu, serta seluruh keluarga,
atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak
Prof Dr Ir Memen Surahman, MSc.Agr selaku pembimbing yang telah banyak
memberi saran dalam penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih penulis ucapkan
kepada Bapak Dr. Ir. Ahmad Junaedi, MSi selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses kegiatan akademik
di Departemen Agronomi dan Hortikultura.
Di samping itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Ir
Nuryadi beserta staf dari PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Bapak Guruh
Mahardika SP dan Bapak Irwandi SP beserta staf supervisor, PT. Perdana Inti
Sawit Perkasa I, yang telah membimbing selama kegiatan magang.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2015
Imam Nur Cholis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
2
TINJAUAN PUSTAKA
2
METODE MAGANG
4
Tempat dan Waktu
4
Metode Pelaksanaan
4
Pengumpulan Data dan Informasi
4
Analisis Data dan Informasi
6
KEADAAN UMUM
6
Letak Wilayah Administratif
6
Keadaan Iklim dan Tanah
6
Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan
7
Kondisi Tanaman dan Produksi
7
Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan
8
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
9
9
Pemupukan
10
Infus Akar (FeSO4)
12
Pengambilan Contoh Daun (LSU)
13
Pemanenan
13
Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
16
Pengendalian Gulma
17
Aspek Manajerial
18
Kariawan Harian Lepas (KHL)
18
Pendamping Manor
18
Mandor Pupuk
18
Mandor Perawatan
19
Mandor Panen
19
Kerani Produksi
19
Kerani Afdeling
19
Asisten Kebun
19
PEMBAHASAN
20
Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat
20
Difensiesi Hara
26
Tenaga Kerja
27
SIMPULAN DAN SARAN
29
Simpulan
29
Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
31
RIWAYAT HIDUP
39
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Prduksi dan produktivitas TBS 5 tahun terkahir di Kebun SAH
Luas lahan dan jumlah populasi tanaman kelapa sawit
berdasarkan tahun tanam di Kebun SAH
Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun
2014
Kriteria matang panen berdasarkan tingkat fraksi buah
kelapa sawit PT PISP 1
Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam tahun 2014
Pengamatan tepat dosis untilan di Kebun Sei Air Hitam
Ketepatan dosis pupuk MOP di blok B30 afdeling II PT. PISP I
Rekomendasi waktu pemupukan di Kebun Sei Air Hitam
Juni 2013–Mei 2014
Realisasi waktu pepumupukan di afdeling II
Perbandingan antara pemupukan secara manual dan secara mekanik
di blok B30
Tempat penempatan pupuk pada areal tanaman menghasilkan (TM)
Pengamatan tepat tempat pemupukan di Kebun Sei Air Hitam
afdeling II
Pengamatan desifisiensi hara pada 4 blok di afdeling II Kebun SAH
8
8
9
14
20
21
21
22
23
24
25
25
26
Prestasi kerja penabur dan pelangsir pupuk secara manual di PT PISP I
afdeling II
28
Prestasi kerja penabur pupuk secara mekanis di PT PISP I afdeling II
28
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
Pemupukan di kebun Sei Air Hitam
Aplikasi infus akar dengan FeSO4
Ekor kadal pada pelepah daun kelapa sawit
Proses pemanenan kelapa sawit
Proses pengakutan TBS dari TPH ke PKS
Aplikasi pengendalian gulma secara kimiawi
Grafik curah hujan PT PISP I Juni 2013-Mei 2014
Gejala defisiensi hara
11
12
13
15
16
17
23
27
DAFTAR LAMPIRAN
1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas
di PT. PISP I
2 Jurnal harian magang sebagai pendamping mandor di PT. PISP I
3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping Asisten di
PT. PISP I
4 Peta Kebun Sei Air Hitam PT. PISP I
5 Curah hujan dan hari hujan di Kebun Sei Air Hitam tahun 2008-2013
6 Struktur organisasi PT. PISP I Kebun Sei Air Hitam
32
33
34
36
37
38
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman
yang telah menjadi komoditi subsektor perkebunan yang memiliki peranan
penting bagi perekonomian Indonesia. Prospek usaha yang cerah, harga produk
yang kompetitif, dan indsustri berbasis kelapa sawit yang beragam dengan skala
usaha yang fleksibel, telah menjadikan banyak perusahaan dalam berbagai skala
maupun petani yang berminat untuk membangun industri kelapa sawit mulai dari
kebun hingga hilir (Hanum 2008).
Indonesia merupakan salah satu negara produsen kelapa sawit yang terus
berkembang. Perkembangan luas dan produksi perkebunan kelapa sawit di
Indonesia selama sepuluh tahun terakhir terus meningkat hingga mencapai 10.01
juta hektar pada tahun 2013 dan merupakan perkebunan kelapa sawit yang terluas
di dunia. Demikian pula produksi TBS pada tahun 2013 mencapai 27.74 juta ton
dengan produktivitas CPO sebesar 3 855 kg ha-1 dan menduduki posisi pertama di
dunia melampaui Malaysia (Ditjenbun 2013).
Pencapaian hasil produksi kelapa sawit yang tinggi dipengaruhi oleh tiga
faktor utama, yaitu : faktor lingkungan, faktor genetik dan teknik budidaya. Faktor
lingkungan meliputi iklim, dan kelas kesesuaian lahan. Faktor genetik meliputi
penggunaan bahan tanam/varietas tanaman kelapa sawit yang unggul. Teknik
budidaya kelapa sawit merupakan faktor yang penting dalam memaksimalkan
potensi produksi kelapa sawit. Teknik budidaya yang tidak sesuai dengan standar
rekomendasi dapat mempengaruhi produksi tandan buah segar (TBS). Sebagai
contoh akibat kesalahan pemupukan dapat menurunkan produksi TBS hingga
13 % dari produksi normal (Mangoensoekarjo 2005).
Menurut Setyamidjaja (2006) pemupukan tanaman menghasilkan (TM)
bertujuan untuk menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhan generatif, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Untuk menentukan
dosis pupuk yang tepat, sebaiknya dilakukan analisis tanah dan daun terlebih
dahulu. Dengan analisis tanah dan daun, maka ketersediaan unsur-unsur hara di
dalam tanah pada saat itu dapat diketahui dan keadaan hara terakhir yang terdapat
pada tanah dapat diketahui juga.
Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan
yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan
tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak
menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan unsur
hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya
tercapai produktivitas yang maksimum (Setyamidjaja 2006).
Kefektifan pemupukan berhubungan dengan persentase hara pupuk yang
diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk
diserap tanaman sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan
antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang
2
dihasilkan. Agar kebutuhan tanaman atas unsur hara dapat tercukupi dengan tepat
maka sebelum diadakan pemupukan terlebih dahulu perlu analisis kebutuhan
unsur hara tanaman tersebut melalui analisis tanah dan daun (Pahan 2008).
Tujuan
Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa
dalam melaksanakan proses kerja secara nyata, meningkatkan pengetahuan
mahasiswa mengenai budidaya kelapa sawit, serta meningkatkan kemampuan
manajerial mahasiswa mengelola perkebunan kelapa sawit. Selain itu, tujuan
khusus dari kegiatan magang adalah mempelajari pengelolaan pemupukan kebun
kelapa sawit yang dilaksanakan oleh perkebunan.
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa Sawit
Pohon Kelapa Sawit terdiri atas dua atas yaitu Elaeis guineensis jacq dan
Elaeis melanococca atau Corozo oleifera. Pohon Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis), berasal dari Afrika barat di antara Angola dan Gambia. Tanaman
kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1 000 meter di
atas permukaan laut (dpl). Pertumbuhan tanaman dan produktivitas yang optimal
akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian maksimum 400 meter dpl
(Hanum 2008).
Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24
meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, buahnya kecil dan apabila masak,
berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya
mengandung minyak. Minyaknya digunakan sebagai bahan minyak goreng,
sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya
sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan
sebagai bahan bakar dan arang (Depperin 2007).
Menurut Setyamidjaja (2006) tanaman kelapa sawit (oil palm) dalam
sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Ordo
: Palmales
Famili
: Palmae
Sub-famili
: Cocoidae
Genus
: Elaeis
Spesies
: 1. Elaeis guineensis jacq (kelapa sawit Afrika)
2. Elaeis melanococca atau Corozo oleifera (kelapa sawit
Amerika Latin)
Varietas/tipe : digolongkan berdasarkan :
1. Tebal tipisnya cangkang (endocarp) dikenal ada tiga varietas
yaitu : Dura, Pisifera dan Tenera
2. Warna buah dikenal ada tiga tipe yaitu: Nigescens, Virescens
dan Albescens.
3
Lahan adalah matriks tempat tanaman berada. Tanpa lahan, tanaman
kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial. Lahan yang
optimum untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor yaitu lingkungan,
sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah. Tanah yang baik
digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah Latosol, Podzolik, Alluvial, dan
Gambut. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam budidaya kelapa sawit perlu
memperhatikan sifat fisik dan kimia tanah di antaranya struktur tanah dan drainase
tanah baik, kedalaman solum tanah lebih dari 80 cm, tekstur tanah ringan serta
memiliki reaksi tanah (pH) 4.0 - 6.0. (Pahan 2008)
Pemupukan
Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif
yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, karena
biaya pemupukan mencapai 40 - 60 % dari total biaya pemeliharaan. Biaya pupuk
yang tinggi tersebut menuntut pihak perusahaan perkebunan untuk secara tepat
menentukan jenis dan kulitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya sejak
dari pengadaan hingga aplikasi di lapangan ( Poeloengan et all 2003).
Jenis pupuk yang diberikan untuk tanaman kelapa sawit muda adalah
pupuk buatan yang mengandung unsur hara N, P, K, Mg, dan B. Pada tanah
gambut perlu diberikan pupuk yang megandung unsur mikro Cu dan Zn. Unsur
hara B yang harus diberikan pada tanaman muda sangat penting untuk
menghindarkan kekurangan B (Boron deficiency) karena kekurangan Boron dapat
mengakibatkan kematian pada tanaman kelapa sawit muda. Sementara itu,
kekurangan unsur N, P, K, dan Mg akan hanya menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan tanaman sehingga tanaman akan tumbuh lambat dan kerdil, tetapi
tidak sampai mematikan. (Lubis 1992).
Jenis-jenis pupuk yang digunakan pada tanaman kelapa sawit
menghasilkan (TM) adalah Urea atau ZA (N), Rock Phosphate (P), Muriate of
Potash (K), Kieserit (Mg), dan Borax (B). Dosis pupuk yang digunakan
tergantung pada kesuburan tanah dan ditentukan berdasarkan hasil penelitian
terhadap kandungan unsur hara dari lahan yang ditanami kelapa sawit tersebut.
Dengan demikian, dosis pemupukan pada suatu tempat dengan tempat lainnya
akan berbeda, tergantung pada jenis tanah dan kesuburan tanah (Lubis 1992).
Pemupukan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah yang
juga akan berdampak pada peningkatan produksi tanaman yang relative stabil,
serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh
iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat untuk
melengkapi persediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman
terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produksi) yang maksimal. Pupuk
juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut
melalui produk yang dihasilkan (Pahan 2008).
Praktik pemupukan memberikan kontribusi sangat luas dalam
meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek
pupuk yang bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan
tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan
4
tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak
menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur
hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya
tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan
unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui hasil panen (TBS)
serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan
kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit.
(Setyamidjaja 2006).
Persiapan pemupukan terbagi menjadi tiga yaitu persiapan pupuk,
organisasi penguntilan dan persiapan lapangan. Karung bekas (bekas pembungkus
pupuk) dikumpulkan oleh tim pengecer dan disusun di tempat untilan.
Selanjutnya, karung tersebut diserahkan ke kantor afdeling guna memastikan
jumlah untilan yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh
pupuk sudah ditabur dan tidak ada yang hilang (Pahan 2008).
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Afdeling II Kebun Sei Air Hitam, PT.
Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau. Kegiatan
magang dilaksanakan selama 4 bulan. Kegiatan magang dilakukan pada tanggal
10 Februari hingga 10 Juni 2014.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang yang dilaksanakan penulis meliputi kegiatan teknis di
lapangan dan kegiatan manajerial baik di perkebunan maupun di kantor. Kegiatankegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan waktu dan jadwal yang ditentukan oleh
pihak perkebunan maupun inisiatif sendiri. Kegiatan yang dilakukan penulis pada
bulan pertama adalah sebagai karyawan harian lepas (KHL), kemudian pada bulan
kedua sebagai pendamping mandor, dan pada bulan ketiga dan keempat sebagai
pendamping asisten. Jurnal kegiatan magang disajikan pada lampiran 1, 2, dan 3.
Kegiatan teknis yang penulis lakukan selama kegiatan magang adalah
pengendalian gulma, pemupukan, pemanenan, infus akar, dan pengambilan contoh
daun (LSU). Kegiatan manajerial berupa mempelajari tentang manajemen di kebun,
meliputi tugas, fungsi, kewenangan, dan tanggung jawab di tingkat mandor, kerani,
dan asisten kebun serta di tingkatan jabatan yang ada di kebun.
Pengumpulan Data dan Informasi
Data yang didapatkan dari kegiatan magang ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung
melalui pengamatan yang dilakukan di lapangan maupun diskusi langsung dengan
5
KHL, mandor dan asisten kebun. Data primer meliputi keefektifan pemupukan
(tepat waktu, dosis, jenis dan cara), efisiensi pemupukan (efisiensi waktu, biaya
dan tenaga kerja) dan defisiensi hara. Berikut perincian pengambilan data primer
yang dilakukan.
1. Ketepatan dosis pemupukan. Data ketepatan dosis pemupukan diperoleh
melalui dua tahap yaitu pada saat penguntilan pupuk di gudang dan penaburan
pupuk di lapangan. Data ketepatan dosis untilan diperoleh dengan cara
menimbang secara acak pupuk yang telah diuntil sebanyak 30 untilan untuk
tiga jenis pupuk (Urea, MOP, dan kieserit) selanjutnya untilan pupuk
ditimbang kembali untuk mengetahui bobot standar untilan perusahaan dengan
bobot realisasi untilan yang dilakukan oleh pekerja. Data ketepatan dosis
penaburan diperoleh dengan cara mengamati kegiatan penaburan pupuk di
lapangan yang menggunakan mangkuk takaran penaburan pupuk yang telah
dikalibrasi, jumlah tenaga kerja penabur sebanyak tiga orang. Penulis
mengamati secara langsung kegiatan penaburan pupuk pada setiap tanaman
yang diamati. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk MOP dengan dosis 1.5
kg per tanaman atau sebanyak 3 mangkuk penaburan, karena mangkuk mampu
menampung 0.5 kg pupuk MOP sehingga data yang diperoleh berupa data tepat
dosis (3 mangkuk per tanaman), data kurang dosis (3 mangkuk per tanaman). Pengamatan ketepatan dosis
dilakukan pada tiga blok dengan masing-masing tanaman per blok diambil
sebanyak 90 tanaman.
2. Ketepatan jenis pupuk. Data ketepatan jenis pupuk diperoleh dengan cara
membandingkan jenis pupuk yang direkomendasikan perusahaan dengan jenis
pupuk yang diaplikasikan di lapangan.
3. Ketepatan waktu pemupukan. Data ketepatan waktu pemupukan diperoleh
dengan cara membandingkan waktu realisasi pemupukan yang diaplikasikan di
lapangan dengan rekomendasi waktu pemupukan yang diberikan oleh
perusahaan. Data realisasi diambil dari bulan Januari hingga Mei 2014.
4. Ketepatan cara pemupukan. Data ketepatan cara pemupukan diperoleh
melalui dua jenis aplikasi pupuk, yaitu aplikasi pupuk secara manual dan
aplikasi pupuk secara mekanik. Pada pemupukan secara mekanik
menggunakan spreader fertilizer. Sedangkan pemupukan secara manual
dengan cara mengamati secara visual hasil penaburan pupuk setelah pekerja
menyelesaikan kegiatan apklikasi pupuk di lapangan. Parameter ketepatan cara
pemupukan sesuai standar perusahaan meliputi pupuk yang ditabur harus
merata di setiap piringan, pupuk tidak menggumpal, pupuk tidak dalam bentuk
bongkahan, serta piringan tanaman harus bersih dari gulma. Pengamatan
dilakukan pada tiga blok.
5. Ketepatan tempat penaburan. Data ketepatan tempat diperoleh dengan cara
mengukur jarak pupuk terdekat dengan tamanan pada piringan tanaman kelapa
sawit, kemudian dibandingkan dengan rekomendasi tempat penempatan pupuk
yang ditetapkan oleh prusahaan. Sampel diambil dari tiga blok, pada tiap blok
diambil sebanyak 50 tanaman.
6. Defisiensi hara tanaman. Data defisiensi hara diperoleh dengan cara
mengamati secara visual gejala defisiensi hara utama pada tanaman di
lapangan. Pengamatan dilakukan pada empat blok dengan jumlah tanaman
6
sebanyak 35 tanaman per blok, gejala defisiensi yang diamati yaitu unsur N, P,
K, Mg, B dan Fe.
7. Prestasi kerja pemupukan. Data presati kerja diperoleh dengan cara
mengamati jumlah tenaga kerja yang dipakai pada saat aplikasi pupuk, luas
areal pemupukan dan jumlah atau tonase pupuk yang digunakan.
Data sekunder diperoleh dari arsip kantor kebun, kantor pusat, dan studi
pustaka (buku teks, jurnal, dan lain-lain). Data sekunder yang diperoleh berupa
data iklim, produktivitas, rekomendasi pemupukan, struktur organisasi, dan
ketenagakerjaan.
Analisis Data dan Informasi
Hasil kegiatan pengamatan berupa data primer dan sekunder dianalisis dengan
menggunakan metode analisis dan deskriptif, nilai rata-rata dan persentase,
selanjutnya hasil analisis dibandingkan dengan norma-norma baku tentang
budidaya kelapa sawit baik dengan standar yang digunakan perusahaan standard
operating procedure (SOP) maupun dengan studi pustaka lain.
KEADAAN UMUM
Letak Wilayah Administratif
Kebun Sei Air Hitam (SAH) merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang perkebunan kelapa sawit. Kebuan SAH merupakan kebun milik PT.
Perdana Inti Sawit Perkasa I (PISP I) yang dahulunya tergabung dalam Ciliandra
Perkasa Group, tetapi pada tahun 2010 diakusisi oleh PT First Resources Ltd.,
perusahaan perkebunan asing yang berasal dari Singapura. Kebun SAH terletak di
Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi
Riau.
Kebun SAH sebelah utara dan barat berbatasan dengan kebun PT Panca
Surya Agrindo, sebelah selatan berbatasan dengan areal plasama dan areal Kredit
Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA), dan sebelah timur berbatasan dengan
kebun Plasma perusahaan inti rakyat (PIR-TRANS). Peta kebun SAH disajikan
pada lampiran 4.
Keadaan Iklim dan Tanah
Kebun SAH memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Puncak musim hujan terjadi pada bulan November dan Desember sedangkan
puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juni dan Juli. Berdasarkan curah hujan
dari tahun 2008-2013 rata rata curah hujan tahunan adalah 2 299 mm/tahun
dengan jumlah rata-rata hari hujan pertahun adalah 104 hari/tahun. Beradasarakan
curah hujan bulanan, rata rata bulan kering adalah 0.16 bulan/tahun. Bulan basah
10 bulan/tahun. Berdasrkan klasifikasi Schmidth-Ferguson, iklim di Kebun SAH
7
termasuk tipe iklim A (sangat basah). Data curah hujan di kebun SAH dapat
dilihat pada lampiran 5.
Keadaan tofografi di Kebun SAH datar dengan tingkat kemiringan 1-3%.
Derajat kemasaman tanah (pH) Kebun SAH adalah 4.37-5.12. Kebun SAH
terletak di ketinggian 220 m di atas permukaan laut (dpl) dengan suhu rata-rata
tahunan adalah 28-31 °C. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman
kelapa sawit, Kebun SAH tergolong ke dalam kelas S2 (sesuai/suitable) dengan
faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu dan beberapa titik lahan
yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan, Kebun SAH cukup sesuai
untuk perkembangan kelapa sawit, tatapi harus diikuti upaya untuk memperbaiki
tingkat kesuburan tanah sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap
produktivitas tanama kelapa sawit.
Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan
Kebun SAH mempunyai hak guna usaha (HGU) dengan total luasan
sebesar 2 476 ha, yang terdiri atas areal pertanaman kelapa sawit menghasilkan
(TM) 2 376.28 ha, kebun plasma perusahaan inti rakyat (PIR) seluas 8 694.27 ha
dan kebun Kredit Koperasi untuk Anggota (KKPA) seluas 1 758.73 ha. Pola
kemitraan PIR merupakan pola pengembangan perkebunan rakyat dengan
menggunakan perkebunan besar sebagai inti dan sekaligus sebagai pelaksana
pengembangan kebun plasma.
Pola kemitraan KKPA merupakan pola kemitraan perusahaan inti dan petani
dalam wadah koperasi untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota
melalui kredit jangka panjang dari bank. Perusahaan inti membangun dan
mengembangkan kelembagaan petani sebagai wadah pembinaan dan bimbingan
bagi petani peserta mengenai budidaya dan manajemen perkebunan kelapa sawit.
PT Perdana Inti Sawit Perkasa memeiliki pabrik pengolahan kelapa sawit dengan
kapasits 90 ton/jam.
Kebun SAH terdiri atas tiga Afdeling, yaitu Afdeling I dengan luas
1 755.06 ha yang terbagi atas 25 blok, Afdeling II dengan luas 770.86 ha yang
terdiri atas 26 blok, dan Afdeling III dengan luas 858.34 yang terdiri atas 34 blok.
Kebun Plasma yang dikontrol oleh PT Perdanan Inti Sawit Perkasa dengan
pola PIR-TRANS seluas 8 694.27 ha yang terdiri atas PIR-TRASN SP I seluas
1 066.1 ha, PIR-TRANS SP II seluas 1 012.54 ha, PIR-TRANS SP III seluas 1
000 ha, PIR-TRANS SP IV seluas 1 000 ha. Kebun Plasama Intergrasi dan kebun
KKPA terdiri dari dua lokasi yaitu kebun KKPA Muara Nikum seluas 818.73 ha
dan Integrasi SKPD Desa Suka Maju, Kecamatan Tambusai seluas 940 ha.
Kondisi Tanaman dan Produksi
Tanaman kelapa sawit yang ditanam di Kebun SAH adalah varietas
Tenera. Jarak tanam yang digunakan adalah 9.53 m x 9.53 m x 9.53 m dengan
jarak antar barisan adalah 8.25 m sehingga populasi tanaman per hektar adalah
127 pokok. Pada kenyataannya jarak tanam di lapangan berbeda beda di dalam
satu blok. Hal ini disebabkan ketika penanaman kelapa sawit areal masih banyak
akar dan anak kayu sehingga membuat jarak tanam menjadi berbeda beda.
8
Tanaman kelapa sawit di Kebun SAH terdiri atas delapan tahun tanam,
tahun tanam 2004 seluas 77.35 ha dengan tanaman sisipan tahun 2008 dan 2010,
tahun tanam 2002 seluas 22.49 ha, tahun tanam 2000 seluas 30.76 ha, tahun tanam
1999 seluas 54.51 ha, tahun tanam 1995 seluas 1 235.52 ha, tahun tanam 1994
seluas 542.38 ha, dan tahun tanam 1993 seluas 398.96 ha, sehingga umur rata-rata
tanaman kelapa sawit di Kebun SAH adalah 18 tahun. Data produksi dan
produktivitas Kebun Sei Air Hitam tahun 2009-2013 disajikan pada Tabel 1, serta
data populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam, populasi dan luas
lahan terdapat pada Tabel 2.
Tabel 1 Produksi dan produktivitas TBS 5 tahun terakhir di Kebun SAH
Tahun
Luas Lahan (ha)
Produksi (ton)
Produktivitas
(ton ha-1 tahun-1)
2009
2 384.26
65 237.88
22.22
2010
2 384.26
60 512.29
18.94
2011
2 384.26
70 383.59
22.62
2012
2 384.26
76 784.60
32.20
2013
2 384.26
64 292.64
26.97
Sumber: kantor Kebun PT. PISP I 2014
Tabel 2 Luas lahan dan jumlah populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun
tanam di Kebun SAH
Tahun
Kebun inti
Kebun plasma
Kebun KKPA
tanam
Luas (ha)
Jumlah Luas (ha)
Jumlah
Luas (ha)
Jumlah
tanaman
Tanaman
Tanaman
1993
398.96
50 552
1994
542.38
69 241
1995
1 235.52
156 819
668.98
88 305
1996
- 1 409.66
186 075
1997
- 2 574.34
339 813
1998
22.29
2 605
736.31
97 193
1999
54.51
6 935
124.00
16 368
2000
30.76
3 859
398.41
52 590
48.69
6 427
2001
42.00
5 544
48.62
6 418
2002
22.49
2 786
205.83
27 170
2003
175.59
23 178
2004
77.35
8 676
2005
340.00
44 678
Total
2 384.26
301.47
5 953.7
785 888
818.73
107 871
Sumber: kantor Kebun PT. PISP I 2014
Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan
Kebun SAH dipimpin oleh seorang Group Maneger (GM) yang
bertanggung jawab atas rencana kerja dan anggaran kebun, setra menyusun
rencana kerja operasional pabrik. Group Maneger memiliki hak untuk
memutuskan kebijakan operasional kebun dan pabrik dalam rangka melaksanakan
9
renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai
kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu
oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun dan kepala administrasi (kasi).
Asisten kepala (Askep) bertugas memimpin semua kegiatan operasional
bidang tanaman dan non tanaman di rayon melalui penggunaan faktor-faktor
produksi. Selain itu askep juga bertugas mengendalikan biaya yang berpedoman
kepada anggaran yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Asisten kebun bertugas untuk menyusun dan menyerahkan rencana
anggaran kerja afdeling (harian, bulanan, tahunan) kepada GM dan asisten kepala
untuk dievaluasi. Dalam melaksanakan pekerjaannya seorang asisten kebun
dibantu oleh mandor panen, kerani afdeling, mandor pupuk, mandor perawatan,
dan Kerani produksi.
Mandor panen bertugas dalam mengawasi proses kerja pemanenan kelapa
sawit. Mandor perawatan bertugas dalam mengawasi setiap kegiatan perawatan
tanaman kelapa sawit. Mandor pupuk bertugas mengawasi kegiatan pemupukan
kebun kelapa sawit. Kerani produksi pertugas untuk mengecek hasil panen tandan
buah segar (TBS) untuk diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS), dan kerani
Afdeling bertugas membantu asisten kebun dalam menyusun serta melaporkan
setiap hasil pekerjaan di lapang, serta administrasi afdeling. Jumlah staf dan non
staf disajikan pada Tabel 3, sedangkan struktur organisasi PT PISP I disajikan
pada lampiran 6.
Tabel 3 Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun 2014
Status Pegawai
Jumlah
Karyawan staf
14
Karyawan non staf
Pegawai bulanan tetap (PBT)
49
Karyawan harian tetap (KHT)
168
Karyawan borongan (SPKL)
58
Total
289
Indek Tenaga Kerja (ITK)
0.12
Sumber: kantor Kebun PT. PISP I 2014
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Kegiatan teknis yang diakukan di Kebun SAH selama magang adalah
sebagai karyawan harian lepas (KHL). Sebelum kerja diwajibkan mengikuti apel
pagi setiap hari kerja pada pukul 06.00 WIB. Pada apel pagi dilakukan absensi
kehadiran dan pembagian hanca panen. Tidak selamanya pemanen mendapatkan
hanca panen, kadang ada beberapa pemanen yang tidak mendapatkan hanca
panen. Hal tersebut bergantung pada taksasi dan kebutuhan tenaga panen.
Kegiatan dimulai pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, untuk istirahat
(wolon) pada pukul 12.00 hingga pukul 14.00 WIB, selanjutnya kembali kerja
hingga pukul 17.00 WIB.
10
Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan pemberian hara tambahan kepada tanaman
agar tanaman dapat tumbuh secara maksimum. Pemupukan juga bertujuan untuk
menambah kandungan hara pada tanah supaya menjaga kesuburan tanah sehingga
tanaman dapat tumbuh dengan normal dan dapat meningkatkan produktivitas
tanaman. Pemupukan dilakukan pada tanah lembab dan kering, tidak dilakukan
pada tanah yang tergenang oleh air, agar akar tanaman dapat menyerap pupuk
dengan maksimum. Aplikasi pupuk harus berpedoman kepada 4T (tepat dosis,
tepat aplikasi, tepat waktu, tepat cara). Unsur hara yang terbawa di TBS harus
dikembalikan melalui penambahan pupuk mineral dan mengembalikan sisa-sisa
bahan organik.
Jenis pupuk yang digunakan di Kebun SAH berdasarkan rekomendasi dari
Research and Development setelah melakukan analisis daun dan analisis tanah.
Berdasarkan analisis tersebut pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam ada
dua jenis, yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik yang digunakan
berupa janjangan kosong sedangan pupuk anorganik yang digunakan yaitu Urea,
MOP, Kieserite, Rock Phosphat, dan HGF-Borate.
Sistem yang digunakan dalam pemupukan adalah setiap pokok harus
mendapatkan dosis pupuk sesuai rekomendasi dari tim Research Centre. Sistem
pemupukan di Kebun SAH dikerjakan dengan sistem borongan blok per blok
dengan tujuan agar hasil pemupukan lebih teroganisir dengan baik dengan hasil
pemupukan maksimum, lebih terkonsentrasi dan lebih terfokus dalam hanca
pemupukan. Pemupukan di Kebun SAH dipimpin oleh mandor pupuk yang
membawahi 6-9 karyawan pemupuk. Tim pemupuk terdiri atas mandor pupuk,
penabur pupuk, pelangsir pupuk dan pengecer pupuk, untuk menghemat biaya tim
pelangsir sekaligus menajadi tim pengecer.
Pemupukan dilakukan secara manual dan mekanik, Pemupukan manual
dilakukan pada blok yang bergelombang atau rolling dan pada blok yang terdapat
parit alamnya. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah
ember plastik, kain untuk menggendong ember, dan mangkuk takaran.
Pemupukan secara mekanik dilakukan dengan menggunakan fertilizer spreader
dan hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat.
Pemupukan dengan cara manual lebih efisien dalam hal biaya tetapi
memerlukan pengawasan yang lebih intensif dibandingkan dengan pemupukan
secara mekanik. Sedangakan pemupukan secara mekanik lebih merata dalam
penaburan pupuk dibandingkan sengan pemupukan secara manual.
Sebelum melakukan pemupukan, asisten kebun terlebih dahulu membuat
bon permintaan yang dibuat oleh kerani afdeling. Pengambilan pupuk dari gudang
pupuk dilakukan oleh mandor pupuk dengan membawa bon permintaan bahan
yang telah ditandatangani oleh asisten kebun, asisten kepala, kepala tata usaha
(KTU),dan group manager.
Jumlah pupuk yang diambil oleh mandor pupuk jumlahnya atau bobot harus
sama dengan jumlah yang tertera pada bon permintaan bahan. Pupuk yang telah
diuntil diangkut ke dalam dump truck oleh para tim pengecer untuk diecer ke
lahan. Aplikasi pemupukan disajikan pada Gambar 1.
11
b.
a.
c.
d.
Gambar 1 Pemupukan di kebun Sei Air Hitam a). Aplikasi pupuk mekanik
menggunakan fertilizer spreader, b). Titik suplai untilan pupuk,
c). Pelangsiran pupuk dari titik suplai ke pasar pikul, d). Penaburan
pupuk MOP.
Penguntilan merupakan kegiatan mengemas ulang kembali pupuk dengan
bobot tertentu dan dikemas kembali di dalam karung sesuai dengan dosis pupuk
per pokok. Penguntilan dilakukan oleh tenaga penguntil. Bobot pupuk yang akan
diuntil harus sesuai tonase dengan yang tertera di dalam bon permintaan. Tenaga
penguntil mendapatkan upah sebessar Rp 20/kg.
Pengeceran pupuk ke lahan harus berdasarkan titik penempatan pupuk
yang telah ditentukan, titik penempatan pupuk merupakan titik pengeceran untilan
pupuk yang terletak pada beberapa pasar pikul. Ketentuan titik pengeceran pupuk
berdasarkan dosis pokok dan jumlah pokok di dalam blok yang akan dipupuk.
Jumlah untilan pupuk tiap titik eceran berbeda beda, hal tersebut tergantung dari
dosis pokok dan jumlah pokok pada blok yang akan dipupuk.
Pupuk yang telah diecer pada setiap titik pengeceran pupuk akan dilangsir
masuk ke dalam blok dan segera ditabur oleh tim penabur pupuk sesuai dengan
rekomendasi pupuk pada blok tersebut. Penabur pupuk harus menebarkan pupuk
merata di sekililing piringan dan pupuk yang ditebar tidak boleh menggumpal,
supaya hara yang diserap merata oleh tanaman.
Setelah semua pupuk telah ditabur, maka karung bekas pupuk harus dikutip
untuk dicek kembali, apakah semua pupuk telah benar-benar ditabur. Karung
bekas pupuk digulung setiap kurang lebih 10 lembar karung. Kegiatan tersebut
berfungsi sebagai kontrol jumlah pupuk yang dibawa ke lapangan. Selain itu juga
untuk pemeriksaan apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada pupuk yang
12
hilang. Kemudian karung bekas pupuk tersebut diletakkan di gudang dan ditata
rapi.
Infus Akar (FeSO₄)
Infus akar adalah proses memasukan carian (FeSO₄) dengan
mengguanakan cara injeksi pada akar aktif. Bahan yang digaunkan di Kebun
SAH adalah ferum (Fe). Tujuan dilakukan infus akar adalah untuk mengurangi
dampak gejala defisiensi hara Fe. Kegiatan infus akar dimulai dari sensus pokok
yang terkena gejala defisiensi hara Fe yang dilihat dari warna daun muda atau
pupus (pelepah muda yang belum terbuka) yang menguning dengan tingkat gejala
serangan berat dan sedang.
Setelah itu melakukan pelabelan di batang pokok kelapa sawit yang akan
diaplikasi berisi tingkat defisiensi, bahan yang digunakan, dan tanggal aplikasi.
Kegiatan selanjutnya yaitu mencari akar aktif dengan ciri-ciri akar tersebut
tunggal, tidak bercabang, bukan akar gantung, tidak terlalu kecil, dan akar tersebut
terkubur tanah. Setelah akar aktif ditemukan dosis FeSO₄ yang diberikan untuk
gejala defisiensi sedang sebesar 0.40 kg pokok-1 dan asam sitrat 0.00264 kg
pokok-1, sedangkan untuk gejala defisiensi berat adalah FeSO₄ sebesar 0.60 gk
pokok-1 dan asam sitrat 0.0396 gr pokok-1. Cairan infus terdiri atas 1 kg FeSO₄
ditambah 2.5 liter air dan 0.066 kg asam sitrat.
Infus akar menggunkan tenaga kerja borongan atau SPKL (Surat perintah
Kerja Lokal) yang terdiri datas 12 orang yang terbagi menjadi empat tim. Setiap
tim memiliki hanca sendiri. Untuk upah pekerja berdasarkan gejala tingkat
serangan, jika gejala defisiensi sedang maka upah Rp 800/pokok, sedangkan jika
gejala defisiensi berat Rp 900/pokok.
Kendala yang dihadapi saat melakukan infus akar adalah sulitnya pekerja
menemukan dan memilih akar yang aktif, sehingga penginfusan dilakukan pada
sembarang akar. Aplikasi infus akar FeSO4 disajikan pada Gambar 2.
b.
a.
Gambar 2 Aplikasi infus akar dengan FeSO4 a). Pelabelan pada pokok yang akan
diinfus, b). Aplikasi infus akar
Permasalahan dalam infus akar berupa masih adanya pekerja yang kurang
jujur dalam menentukan tingkat defisiensi Fe sehingga tanaman yang seharusnya
mengalami defisiensi berat hanya diberi aplikasi sedang dengan alasan perbedaan
harga upah aplikasi masing-masing tingkat defisiensi. Sering terjadi pekerja
melakukan kesalahan dalam menentukan akar aktif pada aplikasi infus.
Permasalahan yang lain berupa kurang terampilnya pekerja dalam meletakan
posisi plastik infus sehingga apabila dilakukan pengecekan infus beberapa hari
setelah aplikasi maka banyak ditemukan plastik infus yang kosong akibat tertusuk
13
akar atau kondisi tali pengikat yang kurang baik sehingga cairan infus habis bukan
karena terserap oleh akar kelapa sawit.
Pengambilan Sampel Daun (LSU)
Leaf Sample Unit (LSU) yaitu suatu unit sampel daun yang diambil dari
kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili dan homogen. Manfaat
LSU adalah sebagai indikator status hara tanaman yang menggambarkan
kecukupan hara, indikasi kekurangan dan kelebihan hara yang menjadi
pertimbangan dalam pemberian dosis pupuk. Dasar pembagian LSU yaitu umur
tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi lahan, dan varietas
tanaman. Pengambilan LSU sebaiknya pada pagi hari yaitu pukul 06.00 – 12.00
WIB dan tidak dibenarkan sore hari, apabila malam hujan ≥ 20 mm maka LSU
ditunda besok harinya dan apabila pada saat LSU sedang berjalan, turun hujan,
maka ditunda sampai hujan berhenti dan rintik-rintik hujan tidak ada lagi.
Jumlah pokok sampel yang diambil yaitu 33 – 36 pokok per blok LSU.
Penetapan pokok sampel bergantung pada sistem, misalnya 12 x 9, artinya tiap 12
dalam barisan dan tiap 9 pokok dalam jalur, mulai diambil pokok ke-5 baris ke-3
setiap masuk barisan LSU, kondisi pokok sampel relatif sama dengan kondisi
tanaman di blok tersebut. Pokok yang tidak boleh dijadikan sampel yaitu pokok
sakit atau abnormal, tumbuh miring, di pinggir parit atau sungai, tanaman sisipan,
dan di sekelilingnya ada tanaman kosong atau tidak ditanam.
Pemilihan pelepah untuk LSU yaitu pelepah ke-17, dihitung dari pelepah
satu yaitu pelepah yang paling muda yang telah membuka sempurna. Anak daun
yang diambil yaitu anak daun yang berada di antara ekor kadal dapat dilihat pada
Gambar 3, dua dari kanan dan dua dari kiri, sehingga ada empat anak daun dari
setiap pelepah dan dipotong menjadi 10 cm.
Gambar 3 Ekor kadal pada pelepah daun kelapa sawit.
Cara pengamatan sampel daun yaitu daun disimpan dalam kantong plastik
yang bersih dan diberi label, tidak boleh terkena tanah, kotoran/debu, dan pupuk,
tidak boleh terkena sinar matahari langsung, tidak boleh terkena keringat atau
asap rokok. Setelah itu anak daun akan dioven sampai kering.
Pemanenan
Pemanenan adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi
kriteria matang panen dari pohonnya, selanjutnya bersama-sama brondolannya
dikumpulkan untuk diangkut ke pabrik. Pemanenan merupakan kegiatan inti dari
14
operasional kebun kelapa sawit untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi,
mendapatkan jumlah minyak dan kernel yang tinggi, mendapatkan mutu minyak
yang tinggi, biaya panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan baik sehingga
mencapai umur produktif yang lama.
Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu
pemanen memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria panen kelapa sawit dapat
ditentukan yaitu buah matang yang telah membrondol, minimal sudah terdapat 12
brondolan yang lepas dari TBS/janjang atau 2 brondolan/kg berat janjang. Mutu
panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah yang akan
mempengaruhi rendemen minyak. Tingkat kematangan buah dinyatakan dengan
fraksi tandan atau buah luar yang memberondol tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4 Kriteria matang panen berdasarkan tingkat fraksi buah kelapa sawit PT
PISP 1
Fraksi
% Brondolan Lepas
Derajat Kematangan
00
0
0
1 – 12.5
1
12.5 – 25
2
25 – 50
3
50 – 75
4
75 – 100
5
Buah dalam memberondol
Sumber : Kantor kebun PT Perdana Inti Sawit Perkasa I
Sangat mentah
Mentah
Matang
Matang I
Matang II
Lewat matang I
Lewat matang II
Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen adalah memotong buah
mentah dan meninggalkan brondolan di piringan. Untuk menanggulangi hal
tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di tempat
pengumpulan hasil (TPH) dan hanca panen. Kerugian akibat memotong buah
mentah yaitu kehilangan sebagian potensi produksi minyak, mengganggu
kelestarian produksi, dan merugikan pabrik kelapa sawit. Sedangkan kerugian
meninggalkan brondolan adalah kerugian secara ekonomis bagi perusahaan.
Persiapan panen merupakan kegiatan pra panen yang mempengaruhi
keberhasilan panen. Hal-hal yang dilakukan dalam mempersiapkan pelaksanaan
pekerjaan panen, yaitu persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga kerja,
pembagian hanca panen, dan penyediaan alat-alat kerja (Pahan 2010).
Alat-alat yang digunakan untuk kegiatan panen terbagi menjadi tiga fungsi
yaitu alat untuk memotong tandan, mengangkut TBS ke TPH, dan alat untuk
memuat TBS. Pusingan panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir
sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Di kebun SAH pusingan panen
yang digunakan adalah 6/7 artinya areal dibagi 6 seksi dan dipanen selama 6 hari
dalam 7 hari. Pusingan panen yang digunakan adalah pusingan panen yang normal
karena proses pematangan buah adalah ± 7 hari. Sering kali pusingan panen
berubah bergantung pada kondisi kerapatan buah.
Sebelum dilakukan pemanenan, perlu dilakukan taksasi produksi harian
yang dilakukan sehari sebelum panen. Angka kerapatan panen (AKP) merupakan
perkiraan jumlah tandan matang di suatu areal/blok yang dapat dipanen. Tujuan
adalah memperkirakan produksi harian yang akan dipanen pada areal tersebut
15
besok harinya agar mempermudah pengaturan dan pelaksanaan panen dan
memperkirakan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan.
Rumus AKP:
Taksasi panen merupakan kegiatan perkiraan panen untuk menentukan
jumlah tandan yang akan dipanen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga
betina yang kemungkinan menjadi tandan buah.
Rumus taksasi panen dan kebutuhan tenaga pemanen:
Taksasi Panen = A x B x C x D
Kebutuhan Tenaga Pemanen :
Keterangan
A = Luas blok yang akan di panen
B = Angka kerapatan panen (AKP)
C = Jumlah pokok/ha
D = Bobot janjang rata-rata (BJR)
E = Prestasi pemanen HK-1
Pelaksanaan panen dilakukan sesuai dengan hanca yang telah ditentukan.
Satu orang pemanen dapat juga memanen lebih dari satu hanca dalam satu hari
sesuai dengan pembagian hanca. Pemanen dalam mengerjakan hanca sering kali
dibantu oleh satu atau dua orang dan biasa disebut helper. Helper tersebut
membantu pemanen dalam mengutip brondolan yang jatuh di piringan,
mengangkut TBS ke TPH, dan sebagai pemanen cadangan. Proses pemanenan
disajikan pada Gambar 4.
a.
b.
Gambar 4 Proses pemanenan kelapa sawit, a). Penurunan buah dengan
menggunakan egrek, b). Pelangsiran buah ke TPH
16
Pemanen dalam memotong buah matang terlebih dahulu memotong
pelepah yang menyangga buah tersebut atau yang mengganggu pelaksanaan
panen. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pemotongan tandan buah
yang akan dipanen. Pelepah yang sudah dipotong kemudian disusun membentuk
huruf “U” mengelilingi pokok atau membentuk huruf “I” sebagai gawangan mati
dengan ujung pelepah mengarah utara-selatan. Pemotongan tandan pada tanaman
menghasilkan (TM) yang tinggi dilakukan dengan egrek, sedangkan pada tanaman
yang pendek dengan menggunakan dodos. TBS yang sudah dipanen kemudian
diangkut ke TPH dengan menggunakan angkong. Panjang tangkai dari pangkal
buah ± 1 cm yang berbentuk huruf “V” (cangkem kodok). Alat yang digunakan
untuk memotong tangkai panjang adalah kampak. Pada tangkai buah diberi nomor
kavel pemanen di hanca tersebut. Buah yang sudah di TPH disusun rapi dengan
tangkai buah menghadap ke jalan untuk mempermudah pengangkut melihat
nomor panen serta mempermudah kerani produksi dan mandor panen dalam
melakukan pengecekan buah.
Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
Tujuan dari pengangkutan tandan buah segar (TBS) ke pabrik adalah
untuk mengirim TBS dan brondolan ke pabrik dalam keadaan baik melalui
penanganan secara hati-hati, dan menjaga jadwal pengiriman dan jumlah buah
secara tepat sehingga pabrik kelapa sawit (PKS) dapat bekerja dalam pengolahan
buah secara optimal. Standar perusahaan pengangkutan TBS ke pabrik adalah
seluruh TBS harus dikirim pada hari itu juga, TBS tidak boleh diinapkan di
lapangan. Sebelum TBS dikirim ke PKS, TBS diperiksa terlebih dahulu oleh
kerani prduksi untuk menjamin buah bersih dari buah mentah dan tangkai buah
panjang. Tenga kerja yang digunakan untuk Pengangkutan TBS adalah 7 orang
dengan 2 orang sebagai supir truk dan 5 orang sebagai pemuat, truk yang
digunakan di setiap Afdeling berjumlah 2 truk. Waktu yang dibutuhkan untuk
bongkar muat buah adalah rata-rata 45 menit dengan jumlah buah 280 tandan per
trip. Proses pengangkutan buah dari TPH ke PKS disajikan pada Gambar 5.
.
a.
b.
Gambar 5 Proses pengakutan TBS dari TPH ke PKS a). TBS di TPH,
b). Pemutan TBS ke dum truck
Proses pengangkutan TBS diawasi oleh kerani produksi dan asisten
afdeling dengan tujuan agar memastikan semua buah terkirim ke PKS, tidak ada
buah tertinggal dan TPH bersih dari berondolan. Sebelum dan sesudah muat buah
17
ke PKS, truk harus ditimbang dahulu untuk mendapatkan bobot bersih buah yang
dikirim ke PKS. Standar pengiriman TBS ke PKS adalah 6.5 ton per trip. Jika
teradapat buah restan di lapangan diusahakan agar mengangkut buah yang restan
tersebut terlebih dahulu jika ada.
Pengendalian Gulma
Sebelum melakukan kegiatan pengendalian gulma dengan menggunakan
herbisida, bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diambil di gudang yang
pembagiannya diatur oleh mandor perawatan. Jenis gulma dominan yang terdapat
di areal pertanaman adalah Cleome rutidospermae, Clidemia hirta, Nephrolephis
biserata, Ottochloa nodosa, Ageratum conyzoides, Gleichenia linearis, Mikania
micrantha, Boreria alata, Paspalum conjugatum, dan Melastoma malabathricum.
Pasar pikul dan piringan merupakan salah satu sarana terpenting dalam hal
kegiatan panen. Pasar pikul merupakan jalan untuk pemanen melangsir TBS yang
telah dipanen menuju ke TPH. Apabila pasar pikul dan piringan banyak
ditumbuhi gulma, maka keadaan tersebut akan mempersulit pemanen dalam
melakukan kegiatan panen dan pelangsiran buah ke TPH. Piringan merupakan
tempat untuk menyebarkan pupuk dan merupakan tempat jatuhnya brondolan dan
tandan buah. Kebersihan piringan sangat mutlak diperlukan, karena jika piringan
itu semak tertutup gulma maka akan mempersulit pemanen melihat brondolan
yang jatuh di piringan. Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan
herbisida campuran (paraquat + methyl metsulfuron, atau glyphosate +
methylmetsulfuron, glyphosate + fluroxypir). Di afdeling II chemis pasar pikul
dan piringan menggunakan bahan metafuron yang dilarutkan dengan bionasa
dengan perbandingan 1 : 1. Pencampuran metafuron bertujuan untuk merekatkan.
Standar chemis piringan adalah piringan bebas dari gulma pada radius minimal
1,5m pada TBM dan ≥ 2m pada TM. Sedangkan standar untuk pasar pikul adalah
pada radius 1.2 – 1.5 m pasar pikul bebas dari gulma. Kegiatan Pengendalian
gulma secara kimia dapat dilihat pada Gambar 6.
a.
b.
Gambar 6 Aplikasi pengendalian gulma secara kimiawi, a). Alat semprot micron
herbi, b). Aplikasi penyemprotan.
Pengendalian gulma secara kimia dilakukan oleh tim unit semprot yang
terdiri dari 10 orang dan seorang supir mobil pembawa air dibawah mandoran
perawatan. Peny