Sistem Penghawaan Ventilasi 1 Sistem Pengkondisian Udara

Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Kelas B 92 Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

5.5 Sistem Penghawaan Ventilasi dan Pengkondisian Udara ;HVAC

5.5.1 Sistem Penghawaan Ventilasi 1

Umum. a Setiap bangunan rumah sakit harus mempunyai ventilasi alami danatau ventilasi mekanikbuatan sesuai dengan fungsinya. b Bangunan rumah sakit harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela danatau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami. 2 Persyaratan Teknis a Jika ventilasi alami tidak mungkin dilaksanakan, maka diperlukan ventilasi mekanis seperti pada bangunan fasilitas tertentu yang memerlukan perlindungan dari udara luar dan pencemaran. b Pada ruang –ruang khusus seperti Ruang Isolasi, Ruang Laboratorium maupun Ruang Farmasi, diperlukan Fasilitas Pengelolaan Limbah Udara Infeksius Paparan Udara. c Sistem Tata Udara harus ditempatkan agar memudahkan dalam pemeriksaan dan pemeliharaan. d Udara segar harus dimasukkan langsung dari luar dan bukan udara yang berasal dari lobi atau koridor tertutup. e Untuk instalasi tata udara sentral, udara segar harus dimasukkan melalui mesin pengolah udara sentral. f Untuk sistem tata udara individu, seperti unit jendela dan unit split, udara segar boleh dimasukkan langsung ke dalam ruangan. g T ata udara untuk ruangan yang dapat menimbulkan pencemaran atau penularan penyakit ke ruangan lainnya, harus langsung dibuang ke luar. h Ruang operasi dan ruang perawatan penyakit menular yang berbahaya, pembuangan udaranya harus ke tempat yang tidak membahayakan lingkungan rumah sakit. i Ruang pengolahan bahan obat, proses foto, dan proses kimia lainnya yang dapat mencemari lingkungan, pembuangan udaranya harus melalui penyaring dan pem p roses untuk menetralisir bahan yang terkandung di dalam udara buangan tsb sesuai ketentuan yang berlak u . j Ketentuan lebih lanjut mengenai perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem ventilasi alami dan mekanikbuatan pada bangunan Ruang Gawat Darurat mengikuti “Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara pada Bangunan Ru mah Sakit” yang disusun oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2011.

5.5.2. Sistem Pengkondisian Udara

1 Umum. a Untuk kenyamanan termal dalam ruang di dalam bangunan rumah sakit harus mempertimbangkan temperatur dan kelembaban udara. Formatted: BT 0 - 10, Indent: Left: 0.98, Hanging: 0.39, Line spacing: At least 12 pt, No bullets or numbering Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Kelas B 93 Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Kementerian Kesehatan RI b Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kelembaban udara di dalam ruangan dapat dilakukan dengan alat pengkondisian udara yang mempertimbangkan : 1 fungsi bangunan rumah sakitruang, jumlah pengguna, letak geografis, orientasi bangunan, volume ruang, jenis peralatan, dan penggunaan bahan bangunan; 2 kemudahan pemeliharaan dan perawatan; dan 3 prinsip-prinsip penghematan energi dan ramah lingkungan 2 Persyaratan Teknis. Untuk kenyamanan termal pada bangunan gedung harus memenuhi “Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara pada Bangunan Rumah Sakit” yang disusun oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2011.

5.6 Sistem Pencahayaan