n
–1
= 1 mod 2303 77 = 1 mod 2303
Cipherteks dari Contoh 2. Adalah 144 142 232 142. Plainteks yang berkoresponden diperoleh kembali sebagai berikut:
144 . 77 mod 230 = 48 = 1 + 47 berkoresponden dengan 1000010 142 . 77 mod 230 = 124 = 1 + 5 + 23 + 95 berkoresponden dengan 1010101
232 . 77 mod 230 = 154 = 1 + 11 + 47 + 95 berkoresponden dengan 1001011
142 . 77 mod 230 = 124 = 1 + 5 + 23 + 95 berkoresponden dengan 1010101 Jadi, plainteks yang dihasilkan kembali adalah:
1000010 1010101 1001011 1010101
2.3 Steganografi
Kata steganografi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari steganos tersembunyi graphen menulis, sehingga bisa diartikan sebagai tulisan yang
tersembunyi. Steganografi adalah ilmu yang mempelajari teknik penyembunyian pesan rahasia dalam pesan yang lainnya, sehingga orang tidak akan tahu bahwa
terdapat pesan yang rahasia didalam pesan yang mereka baca [3].
Steganografi biasanya sering disamakan dengan kriptografi karena keduanya sama-sama bertujuan untuk melindungi informasi yang berharga dan
rahasia. Perbedaan yang mendasar antara keduanya terletak pada proses merahasiakan data dan hasil akhir dari proses tersebut. Kriptografi melakukan
proses pengacakan data asli sehingga dihasilkan data terenkripsi yang benar-benar acak dan berbeda dengan aslinya. Sementara itu, steganografi menyembunyikan
data ke dalam data lain dengan cara menumpanginya tanpa mengubah data yang
ditumpanginya tersebut sehingga tampilan data tetap terlihat sama [1].
Steganografi menggunakan sebuah berkas yang disebut dengan cover atau biasa disebut dengan carrier, tujuannya sebagai pembawa dari pesan yang
Universitas Sumatera Utara
dirahasiakan. Banyak format carrier yang dapat dijadikan media untuk menyembunyikan pesan, diantaranya:
1. Format image Format gambar: Bitmap .bmp, Graphics Interchange Format .gif, Paintbrush Bitmap Graphic .pcx, Joint Photographic Expert Group
.jpeg. 2. Format audio Format suara: Wideband Angular Vibration Experiment .wav,
Motion Picture Expert Group Audio Stream Layer III .mp3, Musical Instrument Digital Interface .midi.
3. Format lain: teks file, Hyper Text Markup Language .html, Portable Document Format .pdf, video.
Pada dasarnya setiap media digital dapat digunakan sebagai media pembawa pada proses Steganografi. Penerapan Steganografi pada media digital menggunakan metode
tertentu dan tergantung dari media yang dipilih sebagai carriernya [11].
2.4 Citra digital
Citra digital adalah gambar dua dimensi yang dapat ditampilkan pada layar monitor komputer sebagai himpunan berhingga diskrit nilai digital yang disebut pixel
picture elements. Pixel adalah elemen citra yang memiliki nilai yang menunjukkan intensitas warna.
Berdasarkan cara penyimpanan atau pembentukannya, citra digital dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah citra digital yang dibentuk oleh
kumpulan pixel dalam array dua dimensi. Citra jenis ini disebut citra bitmap bitmap imageatau citra raster raster image. Jenis citra yang kedua adalah citra yang
dibentuk oleh fungsi-fungsi geometri dan matematika. Jenis citra ini disebut grafik vector vector graphics. Dalam pembahasan skripsi ini, yang dimaksud citra digital
adalah citra bitmap. Citra digital diskrit dihasilkan dari citra analog kontinu melalui digitalisasi.
Digitalisasi citra analog terdiri atas penerokan sampling dan kuantisasi quantization Penerokan adalah pembagian citra ke dalam elemen-elemen diskrit
pixel, sedangkan kuantisasi adalah pemberian nilai intensitas warna pada setiap pixel
Universitas Sumatera Utara
dengan nilai yang berupa bilangan bulat. Banyaknya nilai yang dapat digunakan dalam kuantisasi citra bergantung kepada kedalaman pixel, yaitu banyaknya bit yang
digunakan untuk merepresentasikan intensitas warna pixel. Kedalaman pixel sering disebut juga kedalaman warna. Citra digital yang memiliki kedalaman pixel n bit
disebut juga citra n-bit [3].
2.4.1 Format Citra Digital
Citra digital dapat disimpan dalam berbagai macam format. Beberapa format citra digital dapat memanfaatkan metode kompresi dalam penyimpanan data citra.
Kompresi yang dilakukan dapat bersifat lossy maupun lossless, bergantung kepada jenis format yang digunakan. Kompresi yang bersifat lossy menyebabkan penurunan
kualitas citra, meskipun dalam beberapa kasus penurunan kualitas tersebut tidak dapat dikenali oleh mata manusia. Beberapa format citra digital yang banyak ditemui adalah
BMP, JPEG, GIF, PNG, dan lain-lain [3].
2.4.2 Format Citra Bitmap
File format BMP bisa disebut juga bitmap atau format file DIB untuk perangkat independen bitmap, adalah sebuah file gambar format yang digunakan untuk
menyimpan gambar digital bitmap, terutama pada sistem operasi Microsoft Windows dan OS2. Format ini mendukung mode warna dari Bitmap Mode hingga RGB Mode.
File citra bitmap terdiri atas bagian header, palet RGB, dan data bitmap. Pada citra 8- bit, setiap elemen data bitmap menyatakan indeks dari peta warnanya di palet RGB.
Header adalah merupakan informasi dari struktur dari pada sebuah file citra. Header biasanya memberikan informasi tentang nama file, ukuran, dimensi, resolusi
horizontal atau vertikal, format yang digunakan, teknik kompresi yang digunakan, dan lain-lain [2]. Format citra 8-bit 256 warna dapat dilihat pada gambar 2.4.
header palet RGB
Universitas Sumatera Utara
R G
B 1
20 45
24 2
14 13
16 3
12 17
15 …
256 46
78 25
data bitmap 2 2 1 1 1 3 5 …
Gambar 2.4 Format citra 8-bit 256 warna [2]
Pada citra 24-bit, tidak terdapat palet RGB, karena nilai RGB langsung diuraikan dalam data bitmap. Setiap elemen data bitmap panjangnya 3 byte, masing-
masing byte menyatakan komponen R, G, dan B. format citra 24-bit 16 juta warna dapat dilihat pada gambar 2.5.
header data bitmap
2 2 1 1 1 3 5 …
Gambar 2.5. Format citra 24-bit 16 juta warna [2]
Pada contoh format citra 24-bit di atas, pixel pertama mempunyai R = 2, G = 2, B = 1.
BMP mudah dibuka dan disimpan, tetapi ada beberapa aturan khusus yang harus dicermati, diantaranya:
1. Format file ini menyimpan datanya secara terbalik, yaitu dari bawah ke atas 2. Citra dengan resolusi warna 8-bit, lebar citra harus merupakan kelipatan dari 4,
bila tidak maka pada saat penyimpanan akan ditambahkan beberapa byte pada data hingga merupakan kelipatan dari 4.
3. Citra dengan resolusi warna 24-bit, urutan penyimpanan tiga warna dasar adalah blue, green, red B, G, R. Lebar citra dikalikan dengan 3 harus merupakan
kelipatan dari 4, bila tidak maka pada saat penyimpanan akan ditambahkan beberapa byte pada data hingga merupakan kelipatan dari 4.
Universitas Sumatera Utara
Struktur file .BMP seperti pada tabel 2.1:
Tabel 2.1 BMP File Header
Offset Size
Name Description
2 bfType
ASCIIBM 2
4 bfSize
Size of filein Byte 6
2 bfReserved I
Zero 8
2 bfReserved I
Zero
10 4
bgOffBits Byte offset in file where image
begins 14
4 biSize
Size of this header 40 Bytes 18
4 biWidth
Image width in pixels 22
4 biHeight
Image height in pixels 26
2 Biplanes
Number of image planes, must be I 28
2 biBitCount
Bits per pixel : 1,4,8 or 24 30
4 biCompression
Compression type
Keterangan: 1. Offset
: byte ke yang dimulai dari angka 0. 2. Size
: ukuran dari panjang byte. a. byte ke-0 ukuran panjang 2 byte dispesifikasikan dengan nama tipe file yang
diindikasikan berupa kode ASCII “BM”. b. byte ke-2 dengan ukuran panjang 4 byte, nama spesifikasinya bitmap file size
yang berupa ukuran dari file dalam bentuk bytes. c. byte ke – 6 dan 8 yang ukurannya 2 byte berupa field cadangan di set 0.
d. byte ke – 10 ukurannya 4 byte yang merupakan spesifikasi dari struktur bitmap file header ke bit bitmap, dimana file gambar dimulai pada tahap ini.
e. byte ke – 14, panjangnya 4 byte dengan spesifikasi nama bitmap size yang mempunyai ukuran header 40 bytes.
Universitas Sumatera Utara
f. byte ke – 18 dengan panjang 4 bytes merupakan lebar gambar dalam satuan pixel.
g. byte ke 22 dengan panjang 4 bytes merupakan tinggi gambar dalam satuan pixel.
h. byte ke-26 dengan panjang 2 bytes merupakan bitmap planes dengan sejumlah planes umumnya 1.
i. byte ke-28 dengan panjang 2 byte merupakan jumlah bit per pixel : 1, 4, 8, atau 24.
j. byte ke-30 dengan panjang 4 byte yang merupakan tipe kompresi.
2.5 Algoritma LSB