BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei dengan
tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Bedah
Mulut RSGMP FKG USU tentang anestetikum lokal di bidang kedokteraan gigi.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bagian Bedah Mulut RSGMP FKG USU pada bulan Februari sampai Maret 2014.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kepaniteraan klinik.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kepaniteraan klinik Bedah Mulut RSGMP FKG USU purposive sampling.
3.4 Variabel dan Definisi Operasional No. Variabel
Definisi Operasional
1 Pengetahuan mengenai
anestetikum lokal Pengetahuan responden mengenai penggunaan
anestetikum lokal meliputi definisi anestetikum lokal, anestetikum lokal yang ideal, mekanisme kerja
anestetikum lokal, klasifikasi anestetikum lokal,
Universitas Sumatera Utara
jenis anestetikum lokal, faktor-faktor yang
mempengaruhi mula dan masa kerja anestetikum lokal.
2 Definisi anestetikum lokal
Bahan yang menghasilkan blokade konduksi sementara yang disebabkan adanya depresi eksitasi
di ujung saraf atau penghambatan proses konduksi pada saraf perifer.
3 Anestetikum lokal yang
ideal Sebaiknya tidak mengiritasi, tidak merusak jaringan
saraf secara permanen, harus efektif dengan pemberian secara injeksi setempat pada membran
mukosa, memiliki toksisitas sistemik yang rendah, mula kerja harus sesingkat mungkin, sedangkan
masa kerja harus cukup lama sehingga cukup waktu untuk melakukan tindakan operasi, anestetikum lokal
juga harus larut dalam air dan tahan pemanasan bila disterilkan tanpa mengalami perubahan.
4 Mekanisme anestetikum
lokal Bekerja langsung pada sel saraf dan menghambat
kemampuan sel saraf mentransmisikan impuls melalui aksonnya. Target obat anestesi lokal adalah
saluran Na
+
yang ada pada semua neuron. Saluran Na
+
bertanggung jawab menimbulkan potensial aksi sepanjang akson dan membawa pesan dari badan sel
ke terminal saraf . Anestetikum lokal berikatan secara selektif pada saluran Na
+
, sehingga mencegah terbukanya saluran.
5 Klasifikasi anestetikum
lokal Anestetikum lokal dibagi atas 2 golongan.
a. Golongan ester b. Golongan amida
Universitas Sumatera Utara
6 Klasifikasi anestetikum
lokal berdasarkan mula kerja
Dapat dibagi menjadi 3 kelompok. a. Mula kerja cepat seperti kloroprokain, lidokain,
mepivakain, prilokain, etidokain, artikain b. Mula kerja menengah seperti bupivakain
c. Mula kerja lambat seperti prokain dan tetrakain.
7. Klasifikasi anestetikum
lokal berdasarkan lama kerja
Dapat dibagi menjadi 3 kelompok. Masa kerja singkat seperti prokain dan kloroprokain
Masa kerja menengah seperti lidokain, mepivakain, prilokain dan artikain
Masa kerja panjang seperti etidokain, tetrekain dan bupivakain.
8. Jenis anestetikum lokal
Golongan ester yaitu kokain, benzokain, prokain, tetrakain, kloroprokain
b. Golongan amida yaitu lidokain, mepivakain, prilokain, bupivakain, etidokain, artikain, dibukain,
ropivakain, levobupivakain. 9
Dosis maksimum anestetikum lokal
Lidokain → 7,0 mgkgBB 3,2 mglb BB
Mepivakain → 6,6 mgkgBB 3,0 mglb BB
Artikain → 7,0 mgkgBB 3,2 mglb BB
Bupivakain → 2,0 mgkgBB 0,9 mglb BB
Prilokain → 8,0 mgkgBB 3,6 mglb BB
Etidokain → 8,0 mgkgBB 3,6 mglb BB
10 Faktor-faktor yang
mempengaruhi mula dan lama kerja bahan
anestetikum lokal Nilai pH jaringan, pKa anestetikum lokal, morfologi
saraf, Lipid solubility dan efek vasokonstriktor.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Metode Pengumpulan Data