Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori 1. Identitas

Identitas dapat diartikan sebagai tanda pengenal baik bersifat individual maupun kelompok. Kata identitas ini berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah yaitu ciri, tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok, atau sesuatu yang lain untuk membedakan dengan yang lainnya. Proses pembentukan identitas ini bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Identitas memiliki sifat yang dinamis, tidak pernah stabil, dan prosesnya sering berubah. Setiap orang berubah sepanjang waktu baik secara pasif maupun secara aktif. Identitas sangatlah penting karena dapat membantu masyarakat luas untuk mengenal sesuatu baik dari segi budaya, agama, ataupun politik, dan dari berbagai aspek kehidupan. Identitas suatu daerah merupakan jati diri atau karakteristik yang menggambarkan ciri-ciri dari suatu daerah yang menunjukkan secara utuh mengenai daerah tersebut. Identitas juga bisa memandu seseorang dalam memilah perjalanan tujuan hidupnya. Misalnya seseorang yang ingin masuk ke sebuah komunitas, maka orang tersebut harus mengenal identitas komunitas itu, dengan demikian maka untuk selanjutnya apabila sudah mengenal dan mengerti tentang karakteristik komunitas tersebut dia bisa akan tetap masuk apabila komunitas tersebut positif, sebaliknya akan meninggalkan apabila komunitas tersebut negatif.

2. Budaya

Kebudayaan menurut Koentjaraningrat 2000: 181, berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan dapat diartikan dengan hal-hal yang berkaitan dengan akal. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Dalam ilmu antropologi, kata budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa, sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari cipta, rasa, dan karsa. Kata budaya di sini hanya dipakai sebagai singkatan dari kebudayaan dengan arti yang sama. Soemardjan melalui Soekanto 2012: 151 merumuskan bahwa kebudayaan sebagai hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Menurut Koentjaraningrat 2000: 186 wujud kebudayaan ada tiga yaitu: a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai, norma, dan peraturan. b. Wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan dari manusia dalam masyarakat. c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Salah satu hasil penciptaan yang dilakukan oleh masyarakat Kota Pekalongan adalah tari Batik Jlamprang. Tari ini merupakan hasil penciptaan yang dilakukan oleh masyarakat Kota Pekalongan dan tari ini menjadi ciri Kota Pekalongan. Kota Pekalongan menciptakan sebuah karya tari mengenai cara membatik tersebut merupakan contoh wujud kebudayaan, maka dapat dirumuskan wujud kebudayaan sebagai ide terletak pada keinginan untuk mencipta, wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan manusia terletak pada mencipta karya dengan cara berekplorasi dan bergerak serta berimprovisasi, dan wujud kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia terletak pada karya tari mengenai cara membatik. Dalam klasifikasi wujud kebudayaan dapat dipahami bahwa nilai budaya bangsa dalam perkembangan zaman adalah hasil adaptasi manusia yang berada dalam budaya tertentu. Misalnya masyarakat Kota Pekalongan yang berada di daerah pesisir lebih suka akan rasa asin, sedangkan masyarakat Kota Yogyakarta lebih suka rasa manis. Hal itu dapat dilihat dari makanan khas Kota Pekalonan yaitu nasi megono yang mempunyai rasa asin gurih dan makanan khas Kota Yogyakarta adalah nasi gudeg yang memiliki rasa manis. Dalam penelitian tentang tari Batik Jlamprang sebagai identitas budaya Kota Pekalongan ini wujud kebudayaan dari hasil adaptasi manusia dalam budaya Kota Pekalongan terletak pada gerak yang dinamis dan penggambaran batik pada masyarakat setemat. Berbeda halnya dengan tari Golek Ayun-ayun dari Kota Yogyakarta yang memiliki gerak halus seperti putri kraton karena tari ini berasal dari budaya kraton di kota tersebut. Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang berbeda satu dengan yang lainnya, namun kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan. Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri setiap kebudayaan Soekanto, 2012: 160. Sifat hakikat kebudayaan tersebut adalah sebagai berikut. a. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.