Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI
PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Hasil pengumpulan informasi terkait analisis kebutuhan Diklat inkuiri dan urutan kompetensi dasar berdasarkan tingkat kesulitan dijelaskan sebagai berikut.
3.2.1.1 Analisis Kebutuhan Diklat Inkuiri Guru IPA SMP
Studi pendahuluan Susilawati dkk, 2014a yang dilakukan dengan cara penyebaran angket kepada 115 orang guru IPA SMP dari 33 Provinsi di Indonesia
yang sedang mengikuti Diklat di P4TK IPA Bandung, ditemukan bahwa 6.1 guru termasuk kategori rendah dalam pemahaman tentang konsep inkuiri, 56.5
lainnya menunjukkan kategori sedang, dan 37.4 tinggi. Dari 115 guru tersebut ternyata 70.45 menyatakan masih membutuhkan peningkatan kompetensi dalam
hal pemahaman konsep inkuiri dan 82.6 membutuhkan peningkatan kompetensi pedagogi dalam membuat perangkat pembelajaran IPA berbasis inkuiri serta
keterampilan mengajarkannya Lampiran B.1. Hasil studi pendahuluan lainnya yang dilakukan pada tahun 2014 terhadap
47 orang guru di kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat Susilawati dkk,
2014 yang sedang mengikuti sosialisasi program Diklat di SEAMEO QITEP in Science Bandung terungkap data sebagai berikut. Pertama, lebih dari setengah
jumlah 63,8 guru masih menunjukkan kompetensi sedang 53,2 dan rendah 10,6 dalam hal pemahaman inkuiri dilihat dari aspek pengetahuan. Kedua,
sebagian besar 61,7 guru mengaku kurang terampil dalam mengajarkan IPA dengan menggunakan pendekatan inkuiri, sisanya 31.9 menunjukkan
kompetensi sedang, dan hanya sedikit sekali 6.4 yang sudah sangat terampil. Ketiga, sikap akan perlunya peningkatan kompetensi pedagogi inkuiri melalui
pelatihan diyakini sangat tinggi oleh sebagian besar 74,5 guru.
3.2.1.2 Urutan Kompetensi Dasar berdasarkan Tingkat Kesulitan
Selain menggali informasi tentang kompetensi inkuiri, juga diidentifikasi tingkat kesulitan cara mengajarkan materi IPA berbasis inkuiri di kelas VIII
berdasarkan Kompetensi Dasar KD secara berurutan. Materi di kelas VIII dipilih sebagai alat untuk meningkatkan kompetensi pedagogi inkuiri guru karena
berdasarkan hasil kajian kurikulum IPA SMP menunjukkan bahwa di kelas VIII
Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI
PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
sebaran untuk materi Fisika, Kimia, dan Biologi lengkap semuanya ada, sedangkan materi yang ada di kelas VII materinya lebih banyak Biologi, demikian
juga di kelas IX.
Tabel 3.1. Urutan KD Berdasarkan Tingkat Kesulitan
Pering- kat
KD1 KD2
KD3 KD4
KD5 KD6
KD7 f
f f
f f
F f
1 14
29.8 8
17.0 5
10.6 0.0
1 2.1
0.0 2
4.3 2
6 12.8
11 23.4
6 12.8
5 10.6
7 14.9
9 19.1
1 2.1
3 9
19.1 11
23.4 7
14.9 10
21.3 7
14.9 11
23.4 6
12.8 4
5 10.6
7 14.9
14 29.8
13 27.7
9 19.1
8 17.0
9 19.1
5 10
21.3 6
12.8 7
14.9 8
17.0 11
23.4 9
19.1 5
10.6 6
0.0 1
2.1 4
8.5 8
17.0 10
21.3 2
4.3 2
4.3 7
1 2.1
1 2.1
1 2.1
1 2.1
0.0 6
12.8 20
42.6 Abstain
2 4.3
2 4.3
3 6.4
2 4.3
2 4.3
2 4.3
2 4.3
Total
47 100
47 100
47 100
47 100
47 100
47 100
47 100
Keterangan: angka yang dicetak tebal bold menunjukkan persentase tertinggi untuk setiap peringkat
KD 1 : Gerak lurus, gaya dan penerapannya pada makhluk hidup KD 2 : Struktur jaringan tumbuhan dan fungsinya serta pemanfaatannya dalam
teknologi KD 3 : Karakteristik bahan dan pengaruhnya bagi kesehatan manusia
KD 4 : Mendeskripsikan struktur rangka dan otot manusia, serta fungsinya pada berbagai kondisi
KD 5 : Mendeskripsikan kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan hubungannya dengan kerja otot pada struktur rangka manusia.
KD 6 : Sistem pencernaan dan keterkaitannya dengan sistem-sistem organ yang lain
KD 7 : Mendeskripsikan zat aditif alami dan buatan dalam makanan dan minuman, dan zat adiktif-psikotropika serta pengaruhnya terhadap
kesehatan
Hasil identifikasi tingkat kesulitan mengajar IPA berbasis inkuiri pada KD satu sampai tujuh terlihat pada Tabel 3.1. Oleh karena terdapat persentase yang
sama pada peringkat kedua dan ketiga untuk KD 2 dan peringkat ketiga untuk KD 2 dan KD 6, maka terjadi pergeseran yang mempengaruhi urutan peringkat. Hasil
akhir urutan peringkat tampak pada Tabel 3.2.
Eneng Susilawati, 2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI
PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2. Peringkat Kesulitan Mengajar IPA Berbasis Inkuiri
KD 1
2 3
4 5
6 7
Pemilihan terbanyak
29.8 23.4
29.8 27.7
23.4 21.3
23.4 42.6
Keadaan awal Posisi peringkat
1 2 dan 3
4 4
5 dan 6 3
7 Kondisi akhir
peringkat 1
2 4
5 6
3 7
Dengan demikian diperoleh urutan kesulitan mengajarkan IPA berbasis inkuiri menurut pendapat guru adalah: Kompetensi Dasar KD 1, 2, 6, 3, 4, 5, dan
7. Mengingat pertimbangan waktu, hanya empat KD 1,2,6,3 pertama yang dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kompetensi pedagogi inkuiri guru IPA
SMP dan disiapkan bahan ajarnya. Hasil identifikasi
Training Need Analysis
TNA ini menunjukkan bahwa Diklat inkuiri sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi pedagogi inkuiri guru IPA SMP.
3.2.2 Tahap