Neraca Daerah Kinerja Keuangan Masa Lalu

192

3.1.2 Neraca Daerah

Analisis Neraca Daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Neraca Daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban utang, dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, Neraca Daerah merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah, dalam rangka pengelolaan sumber- sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif. Kinerja Neraca Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Ilir selama kurun waktu Tahun 2010 – 2015 yang dapat dilihat pada Tabel 3.7 Untuk mengetahui kondisi rasio keuangan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, dilakukan analisis terhadap rasio likuiditas, solvabilitas, dan rasio aktivitas. Secara lengkap, perkembangan rasio keuangan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada Tabel 3.7 Tabel 3.7 Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2010-2015 No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Rasio Likuiditas 1.1 Rasio Lancar 0,25 12,53 11,40 0,73 0,48 0,43 1.2 Rasio Quick 0,19 11,62 11,05 0,69 0,46 0,39 2 Solvabilitas 2.1 Rasio Total Utang terhadap Total Aset 0,15 0,00 0,01 0,06 0,07 0,12 2.2 Rasio Utang terhadap Modal 0,17 0,00 0,01 0,06 0,08 0,13 Berdasarkan tabel di atas, rasio keuangan yang dianalisis terdiri atas rasio likuiditas, dan solvabilitas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuditas yang digunakan dalam analisis yaitu : 193 1. Rasio Lancar Rasio lancar menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Berdasarkan tabel di atas, Rasio lancar pada Tahun 2015 adalah sebesar 0,43. Hal ini berarti kemampuan membayar hutang Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir adalah hanya sebesar setengahnya saja. 2. Rasio Quick Rasio Quick menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Berdasarkan tabel di atas, Rasio Quick pada Tahun 2015 adalah sebesar 0,39. Hal ini berarti kemampuan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir dalam membayar kewajiban jangka pendeknya belum cukup baik. Sedangkan Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio Solvabilitas terdiri atas : 1 Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset menunjukkan seberapa besar pengaruh hutang terhadap aktiva, dimana semakin besar nilainya diartikan semakin besar pula pengaruh hutang terhadap pembiayaan dan menandakan semakin besar risiko yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir. Besar Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset pada Tahun 2015 sebesar 0,12 2. Rasio Hutang Terhadap Modal Rasio Hutang Terhadap Modal menunjukkan seberapa perlu hutang jika dibandingkan dengan kemampuan modal yang dimiliki, dimana semakin kecil nilainya berarti semakin mandiri, tidak tergantung pembiayaan dari pihak lain. Pada Tahun 2015 Rasio Hutang Terhadap Modal Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir sebesar 0,13 Hal ini menunjukkan bahwa nilai total hutang berada di bawah nilai modal yang dimiliki Kabupaten Ogan Ilir, semakin mandiri dan tidak tergantung pada utang. 194 Tabel 3.8 Neraca Daerah Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2010-2015 NO. URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 r 1 ASET 1.285.597.756.172,49 1.695.756.306.046,23 2.199.004.768.419,10 2.710.143.500.277,81 2.176.935.549.470,88 16,29 2 ASET LANCAR 69.824.246.644,34 148.312.839.170,93 94.665.277.756,67 93.732.677.295,55 106.311.704.048,97 22,18 3 Kas di Kas Daerah 64.294.461.074,42 130.903.854.304,01 61.161.140.925,31 18.884.123.073,28 34.071.757.444,12 15,40 4 Kas di Bendahara Penerimaan - - - 233.648.167,83 5 Kas di Bendahara Pengeluaran 58.119.199,00 161.001.828,00 409.435.203,00 133.517.904,00 87,98 6 Piutang Pajak 86.912.750,00 166.313.750,00 291.480.690,00 13.472.717.453,00 15.823.172.552,00 1.176,56 Penyisihan Piutang Pajak PBB P2 5.232.813.890,90 0,00 7 Piutang Retribusi - - - - 0,00 8 Piutang Lain-lain PAD yang Sah 78.775.817,92 78.775.817,92 78.775.817,92 - 134.333.600,00 0,00 9 Piutang Dana Bagi Hasil - 12.181.472.100,00 27.284.246.760,00 60.753.786.523,34 0,00 10 Piutang Dana Perimbangan 271.963.497,00 271.963.497,00 271.963.497,00 271.963.497,00 271.963.497,00 0,00 11 Piutang PDAM - - - - - 12 Persediaan 5.034.014.306,00 4.549.457.874,00 5.168.234.863,44 5.215.734.568,00 9.379.785.523,20 21,18 13 JUMLAH ASET LANCAR 3 s.d. 12 69.824.246.644,34 148.312.839.170,93 94.665.277.756,67 93.732.677.295,55 106.311.704.048,97 22,17 195 NO. URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 r 14 INVESTASI JANGKA PANJANG 12.559.780.843,85 15.682.124.992,00 26.487.101.000,63 33.085.953.000,63 26.153.386.041,00 39,56 15 Investasi Non Permanen 16 Investasi Non Permanen Lainnya - Dana Bergulir 400.000.000,00 400.000.000,00 400.000.000,00 400.000.000,00 223.877.870,00 0,00 17 Jumlah Investasi Non Permanen 15 s.d. 16 400.000.000,00 400.000.000,00 400.000.000,00 400.000.000,00 0,00 0,00 18 Investasi Permanen 19 Penyertaan Modal 12.159.780.843,85 15.282.124.992,00 26.087.101.000,63 32.685.953.000,63 26.153.389.041,00 25,42 20 Jumlah Investasi Permanen 19 12.159.780.843,85 15.282.124.992,00 26.087.101.000,63 32.685.953.000,63 26.153.389.041,00 25,42 21 Jumlah Investasi Jangka Panjang 17 + 20 12.559.780.843,85 15.682.124.992,00 26.487.101.000,63 33.085.953.000,63 26.153.389.041,00 24,43 22 ASET TETAP 1.196.081.288.233,77 1.524.628.901.432,77 2.061.730.551.011,27 2.567.861.353.924,27 2.029.023.775.795,55 16,57 23 Tanah 107.705.021.575,00 110.661.387.925,00 112.135.623.825,00 114.617.528.325,00 116.161.645.125,00 1,91 24 Peralatan dan Mesin 140.443.239.712,94 164.071.461.012,94 200.636.619.482,94 255.171.549.276,94 278.473.453.068,94 18,86 25 Gedung dan Bangunan 351.324.850.818,00 382.974.424.768,00 572.267.324.719,00 700.920.403.279,00 713.342.126.479,00 20,67 196 NO. URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 r 26 Jalan, Irigasi dan Jaringan 584.770.333.392,83 709.539.795.641,83 1.084.206.799.939,33 1.467.467.569.939,33 1.747.316.429.652,41 32,14 27 Aset Tetap Lainnya 11.837.842.735,00 18.662.464.685,00 24.060.620.385,00 29.684.303.104,00 38.233.326.838,50 36,49 28 Konstruksi Dalam Pengerjaan - 138.719.367.400,00 68.423.562.660,00 - - 0,00 29 Akumulasi Penyusunan Aset Tetap - - - - 864.503.205.368,30 0,00 30 Jumlah Aset Tetap 23 s.d 29 1.196.081.288.233,77 1.524.628.901.432,77 2.061.730.551.011,27 2.567.861.353.924,27 2.029.023.775.795,55 16,57 197

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah Masa Lalu

Kebijakan pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar tercermin pada kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan APBD. Pengelolaan keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah. Keuangan daerah merupakan tatanan, perangkat, kelembagaan dan kebijakan anggaran daerah. Keuangan daerah terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundangundangan. Dalam rangka meningkatkan kinerja pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah, maka dilakukan analisis terhadap proporsi penggunaan anggaran dan analisis pembiayaan.

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran

Analisis proporsi realisasi terhadap anggaran Kabupaten Ogan Ilir bertujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan pada periode tahun anggaran sebelumnya yang digunakan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan di masa datang dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.

A. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja

Gambaran tentang Belanja daerah yang disajikan secara series menginformasikan menganalisa tingkat realisasi belanja Kabupaten Ogan Ilir . Pada Tabel 3....diperoleh data bahwa proporsi dan realisasi belanja tidak langsung lebih kecil dibanding anggaran dan realisasi Belanja Langsung pada tahun 2013-2014, hal ini menunjukkan bahwa alokasi dana APBD Kabupaten Ogan Ilir untuk mendanai program pembangunan sudah cukup besar, sedangkan untuk tahun 2015 anggaran dan realisasi belanja tidak langsung justru lebih besar jika dibandingkan dengan Belanja Langsung. Hal ini harus menjadi perhatian agar penganggaran kedepan anggaran untuk belanja tidak langsung dikurangi dan lebih mengutamakan Belanja langsung. Jika dilihat dari tingkat realisasi rata-rata , diperoleh data bahwa realisasi Belanja tidak langsung rata-rata adalah 86,33 lebih tinggi dari tingkat realisasi rata-rata belanja