Konsep Diri Pengguna Tato Dikalangan Mahasiswa Kota Bandung Sebagai Gaya Hidupnya

(1)

(2)

Skripsi

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh : Hendra Yana NIM. 41806804

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(3)

(4)

iv

BANDUNG SEBAGAI GAYA HIDUPNYA Oleh:

Hendra Yana NIM. 41806804

Skripsi ini dibawah bimbingan, Rismawaty, S.Sos., M.Si,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Konsep Diri Pengguna Tato Dikalangan Mahasiswa Kota Bandung Sebagai Gaya Hidupnya. Untuk mengetahui Pandangan, maka peneliti mengangkat sub fokus Pandangan Pengguna Tato Dikalangan Mahasiswa Kota Bandung Sebagai Gaya Hidupnya, Perasaan Pengguna Tato Dikalangan Mahasiswa Kota Bandung Sebagai Gaya Hidupnya, Konsep Diri Pengguna Tato Dikalangan Mahasiswa Kota Bandung Sebagai Gaya Hidupnya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dengan informan yang berjumlah 6 (enam) orang. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, studi literatur, internet searching. Adapun Teknik analisa data adalah pertama pengumpulan data, kedua klasifikasi data, ketiga analisis data, proses akhir analisis data..

Hasil penelitian adalah, 1) Pandangan Pengguna Tato Dikalangan Mahasiswa Kota Bandung Sebagai Gaya Hidupnya mereka memandang tato sebagai suatu seni, cara mengekspresikan diri, sebagai jati diri, pembeda antara diri mereka dan orang lain. 2) Perasaan Pengguna Tato Dikalangan Mahasiswa Kota Bandung Sebagai Gaya Hidupnya mereka mempunyai kepuasaan tersendiri atas dirinya yang mempunyai tato terlepas dari persepsi yang negatif dari orang-orang sekitarnya. 3) Konsep Diri Pengguna Tato Dikalangan Mahasiswa Kota Bandung Sebagai Gaya Hidupnya pengaruh perilaku yang mereka kaitkan dengan tato lebih kepada motivasi, mereka menilai tato bisa membuat lebih percaya diri.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa konsep diri yang ada pada mahasiswa pengguna tato memang cenderung menilai tato karena rasa ketertarikannya pada seni, suatu bentuk cara mengekspresikan diri lewat tato yang didukung oleh faktor lingkungan, musik dan media informasi yang saat ini semakin berkembang.

Saran Untuk mahasiswa pengguna tato agar lebih bisa menjadikan tato sebgai suatu motivasi tersendiri bukan penghambat bagi diri dan masa depannya pada tahap setelah melewati masa akademiknya.


(5)

v By: Hendra Yana NIM. 41806804

This research under the guidance

Rismawaty, S.Sos., M.Si,

This research aims to determine the User Self Concept Students Amongst the Bandung City Tattoo For His life style. To find out the views, the researcher picked up sub focus Tattoos Amongst Students User view of Bandung For His life style, sense of Users Amongst the students of Bandung Tattoos For Her life style, Self Concept Students Amongst Users Bandung Tattoos For Her life style.

This research used a qualitative approach with descriptive methods with the informant, amounting to 6 (six) people. Data were obtained through in-depth interviews, observation, literature study, searching the internet. The data analysis technique is the first collection of data, both data classification, three data analysis, the final data analysis ..

The results are, 1) User views tattoo Amongst the Bandung Student Styles Her life as they view tattooing as an art, how to express themselves, as an identity, distinguishing between themselves and others. 2) Feelings Amongst Users Tattoos Bandung Student Styles Her life as they have for her own satisfaction that having a tattoo despite the negative perception of the people around him. 3) User Self Concept Students Amongst the Bandung City Tattoo For His life style influences their behavior to associate with tattoos more motivation, they assess the tattoo can make more confident.

The conclusion from this study indicate that self-concept on student users tend to judge a tattoo is a tattoo because of his interest in art, a form of how to express themselves through tattoos that are supported by environmental factors, music and media information that is currently growing.

Suggestions for student users can make tattoos so much a tattoo sebgai own motivation is not a barrier for himself and his future after passing the academic stage.


(6)

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil,alamin, Segala Puji dan syukur seraya peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah meridhoi segala jalan dan upaya peneliti dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam melakukan penelitian skripsi ini tidak sedikit peneliti menghadapi kesulitan serta hambatan baik tekhnis maupun non tekhnis. Namun atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang peneliti terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya peneliti tujukan kepada kedua orang tua yang selalu membantu dan memberikan dukungan baik moral, spiritual, dan material serta doa kepada peneliti hingga detik ini. Doa ananda, semoga ananda dapat membahagiakan Ibu dan Ayah serta menjadi seperti apa yang Ibu dan Ayah harapkan untuk menjadi manusia yang berguna setidaknya untuk hidup ananda sendiri. Amien.


(7)

sebesar-besarnya kepada :

1.Yth Bapak Prof. DR. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A, selaku Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung, Terimakasih telah mengeluarkan Surat Pengesahan Permohonan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan terimakasih telah mendatangani Lembar Pengesahan ini.

2. Yth Bapak Drs. Manap Solihat. M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia yang memberikan pengesahan pada laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini.

3. Yth Ibu Melly Maulin S.Sos. M.Si selaku Sekrertaris Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang memberikan arahan sebelum dan sesudah penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini.

4. Yth Ibu Rismawaty S.Sos. M.Si selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, serta selaku Dosen wali IK-5 2006 (Konversi) dan selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, nasehat, semangat dalam penyusunan penelitian skripsi ini.

5. Yth Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si , selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.


(8)

Komputer Indonesia.

7. Yth Ibu Tine A. Wulandari S.Ikom , selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

8. Yth Bapak Sanggra Juliano S.I.Kom, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

9. Yth Bapak Inggar Prayoga S.I.Kom, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

10.Yth Bapak Arie Prasetio, S,Sos,. M.Si, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

11.Yth Ibu Astri ikawati A.Md. Kom dan Ibu Rr. Sri Intan Fajarini, S.I.Kom selaku Sekretariat Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universtas Komputer Indonesia yang telah membantu dalam mengurus susar-surat yang berkenaan dengan kepentingan penelitian.

12.Ibunda Surayti dan Ayahanda Asep Sapari yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun materi serta doa yang selalu mereka berikan kepada penulis dalam pelaksanaan dan juga penyelesaian Penelitian ini serta


(9)

13.Kepada seluruh teman-teman IK, Humas dan Jurnal di UNIKOM

terutama M.Isya, Denny, Defry, Chandra, Widi, Eko, Ivan, Rino, Ramos, Reza yang telah banyak memberikan semangat serta motivasi kepada penulis.

14.Teman-Teman Alumni SMUN 15 Bandung angkatan 2006, Irwan Kurnia, Dede Ipang, Ikman Faridzy, Rizal Hilmansyah, Resnu Pramudinata yang selama masa akademik ini terus menjalin silaturahmi dan juga banyak memberikan dorongan dan juga semangat kepada penulis saat melaksanakan penyusunan skripsi ini.

15.Serta semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Akhir kata Penulis ucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam proses menyelesaikan penelitian skripsi ini semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umum lainnya.. Semoga semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan itu akan mendapat balasan yang setimbapl dari Allah Swt. Amiiin....

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Februari 2012 Peneliti


(10)

x

LEMBAR PENGESAHAN……….………..… i

SURAT PERNYATAAN………..……….………... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN………....……......… iii

ABSTRAK……….……..…….. iv

ABSTRACT.……….……….………..……..…… v

KATA PENGANTAR……….………... vi

DAFTAR ISI………...………....…………..…...….. x

DAFTAR TABEL.……….…..…..……...….....…... xvi

DAFTAR GAMBAR……….…...….…….... xvii

DAFTAR LAMPIRAN………....…...…... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah..…………..…...……...………..………. 1

1.2 Identifikasi Masalah...……..……….…...……….….… 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian..…..……..………....…...…. 10

1.3.1-Maksud Penelitian ………….…...…... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ………...………... 11

1.4 Kegunaan Penelitian …..……….…………...…………..…….…… 11


(11)

xi

1.5 Kerangka Pemikiran ….….………..….……. 13

1.5.1 Kerangka Teoritis …….…………...…………....……..…... 13

1.5.2 Kerangka Konseptual …….………...………..…………..…… 15

1.6 Pertanyaan Penelitian ………..……….….…...……..…..…. 18

1.7 Subjek Penelitian dan Informan ……….…...….……….... 20

1.7.1 Subjek Penelitian .…………...…..….…….….…..……….…... 20

1.7.2 Informan ...….…..……….. 20

1.8 Metode Penelitian …..………….……….……...……...….….. 22

1.9 Teknik Pengumpulan Data …...……...….……….…..….….… 23

1.10 Teknik Analisa Data ….………....….…….….. 25

1.11Uji Keabsahan Data ……….……….…….….……..….. 28

1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian ………..………..…………...… 30

1.11.1 Lokasi Penelitian ………..…….…...…..…..…..…. 30

1.11.2 Waktu Penelitian ………….….………..….….…...… 30


(12)

xii

Halaman

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 35

2.1.1 PengertianKomunikasi ... 35

2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi ... 36

2.1.3 Tujuan Komunikasi ... 38

2.1.5 Tujuan Komunikasi ... 39

2.2 Tinjauan Tentang Psikologi Komunikasi ... 40

2.2.1 Definisi psikologi Komunikasi ………..………….. 40

2.2.2 Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi …………...……… 40

2.2.3 Penggunaan Psikologi Komunikasi ………. 41 2.3 Tinjauan Komunikasi Intrapersonal ... 42

2.3.1 Pengertian Komunikasi Intrapersonal ... 42

2.3.2 Tahap Komunikasi Intrapersonal ... 43

2.4 Tinjauan Komunikasi Interpersonal ... 45


(13)

xiii

2.4.3 Tujuan Komunikasi Interpersonal ………....…....……….. 47

2.5 Tinjauan Konsep Diri ……….…………...………. 50

2.6 Tinjauan Gaya Hidup ………...…..………. 52

2.7 Tinjauan Pengguna tato ……….. 53

2.8 Tinjauan Mahasiswa ………... 56

BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Tato ... 59

3.2 Sejarah Perkembangan Tato di Indonesia ...…….……….…….…... 63

3.2.1 Tato Dayak ……….…………...………...….………..… 65

3.2.2 Tato Mentawai ………...……...………...…… 67

3.2.3 Tato Bali ………...………….…………...……. 69

3.3 Efek Negatif Tato ……….………...…………...…………...……….. 72

3.4 Teknik Penghapusan Tato ……….……..……… 73 3.5 Jenis-Jenis Gambar Tato ………..…..………...……….. 74

3.6 Perkembangan Tati Di Bandung ………. 74


(14)

xiv

Halaman

4.1 Deskripsi Analisis Informan…………....……….……...…...…. 70

4.1.1 Informan Hardi………...……..……….….…………...… 81

4.1.2 Informan Andre …...………...……… 83 4.1.3 Informan Arief ……….…...….………. 85

4.1.4 Informan Yoga ...…….………..………...….……..…….. 86

4.1.5 Informan Denisa ……...……….. 88

4.1.6 Informan Kang Kimik ……… 89

4.1.7 Informan Egi ... 90

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian.………....……….. 91

4.2.1 Pandangan Pengguna Tato Dikalangan Mahasiswa Kota Bandung Sebagai Gaya Hidupnya...……….….……….…. 91

4.2.2 Perasaan Pengguna Tato Dikalangan Mahasiswa Kota Bandung Sebagai Gaya Hidupnya ………….………101

4.2.3 Konsep Diri Pengguna Tato Dikalangan Mahasiswa Kota Bandung Sebagai Gaya Hidupnya …….…………...…... 109


(15)

xv

5.1 Kesimpulan ………... 125

5.2 Saran ……….………..….. 126

DAFTAR PUSTAKA ………..…. 128


(16)

xvi

Tabel 1.1 Informan …………..……….……… 21

Tabel 1.2 Key Informan ………...………. 22


(17)

xvii

Gambar 1.1 Jenis Tato Treeball.………... 4

Gambar 1.2 Proses Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Pengguna Tato…... 16

Gambar 1.3 Komponen-Komponen Analisa Data Model Kualitatif... 27

Gambr 3.1 Jenis Tato Natural ... 76

Gambr 3.2 Jenis Tato Tereebal... 76

Gambr 3.3 Jenis Tato Oldskool…….…………..………...….….…. 77

Gambr 3.4 Jenis Tato Newschool.……….………... 77


(18)

xviii

Lampiran 1 Surat Persetujuan Menjadi Pembimbing Skripsi …...……… 129

Lampiran 2 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian ………..…….. 130

Lampiran 3 Berita Acara Pembimbing………...…..….. 131

Lampiran 4 Surat pengantar Skripsi …..………...………….. 132

Lampiran 5 Surat Revisi Skripsi ... 133

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Beserta Jawaban Hasil Wawancara Dengan Informan Andre ………...……… 136

Lampiran 7 Pedoman Wawancara Beserta Jawaban Hasil Wawancara Dengan Informan Arief ……… 137

Lampiran 8 Pedoman Wawancara Beserta Jawaban Hasil Wawancara Dengan Informan Hardy ……….…..……… 140

Lampiran 9 Pedoman Wawancara Beserta Jawaban Hasil Wawancara Dengan Informan Yoga ……….…..……… 143

Lampiran 10 Pedoman Wawancara Beserta Jawaban Hasil Wawancara Dengan Informan Denisa ………....……… 146

Lampiran 11 Pedoman Wawancara Beserta Jawaban Hasil Wawancara Dengan Informan Egi ………...… 149

Lampiran 12 Pedoman Wawancara Beserta Jawaban Hasil Wawancara Dengan Informan Kang Kimik ………....… 151

Lampiran 13 Surat Persetujuan Informan Yoga …….….……….…… 156


(19)

xix

Lampiran 17 Surat Persetujuan Informan Denisa …….….……….… 160

Lampiran 18 Surat Persetujuan Informan Kang Kimik …….….……… 161

Lampiran 19 Surat Persetujuan Informan Egi...…….….……… 162

Lampiran 20 Foto Informan dan Wawancara Informan Yoga ……..….…….. 163 Lampiran 21 Foto Informan dan Wawancara Informan Andre …….……...… 164 Lampiran 22 Foto Informan dan Wawancara Informan Arief ……..….…….. 165

Lampiran 23 Foto Informan dan Wawancara Informan Hardy……….…..….. 166

Lampiran 24 Foto Informan dan Wawancara Informan Denisa ……..….….... 167

Lampiran 25 Foto Informan dan Wawancara Informan Egi …...…..…….... 167

Lampiran 26 Foto Wawancara dengan Informan Kang Kimik ……...………. 168

Lampiran 27 Contoh gambar Tato Natural ... 169

Lampiran 28 Contoh gambar Tato Treeball ... 169

Lampiran 29 Contoh gambar Tato Oldskul ... 170

Lampiran 30 Contoh gambar Tato Newskull ... 170


(20)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada masyarakat modern saat ini cenderung lebih terbuka terhadap beragam ekspresi gaya hidup, termasuk tato di kalangan mahasiswa.Tato tersebut menjadi sebuah bentuk komunikasi nonverbal dari pengguna tato tersebut bahwa mereka adalah bagian dari minoritas yang mendukung perubahan image tato secara tidak langsung dari tato yang dipersepsikan berbeda oleh masyarakat yang dulu adalah sebagai simbol dari kriminalitas dan juga budaya. Dengan adanya studio-studio tato yang berada di berbagai penjuru kota Bandung menjadi dukungan tersendiri bagi pengguna tato sekaligus menjadi sarana agar tato bisa memasyarakat.

Di sisi lain kesan garang seperti preman juga tidak selalu muncul jika tato yang dibuat bentuknya lucu, misalnya gambar bintang atau hati dan juga warna-warna yang menarik ataupun cerah seperti warna-warna biru muda dan merah. Namun ketika tato sebagai ekspresi gaya hidup dibuat oleh kalangan mahasiswa, pasti banyak orangtua akan merasa keberatan karena terkesan nakal atau badung. Tato yang saat ini menjadi gaya hidup bagi sebagian orang dalam hal ini adalah mahasiswa.

Tato dijadikan sebagai bagian dari style pada diri mereka masing-masing. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang mereka karena rasa cintanya atau


(21)

ketertarikannya terhadap musik ataupun seni. Jenis-jenis musik seperti musik

hardcore, metal dan juga regea yang identik para anggota atau musisinya mempunyai tato.Mahasiswa saat ini yang menggunakan tato dengan berbagai macam alasan dan juga motif tato yang beragam menjadi warna tersendiri pada tato yang dimiliki mahasiswa, dari mulai tato yang berkonsep natural sampe oriental yang dimiliki para mahasiswa.

Perubahan sosial yang terjadi ini didukukng oleh arus informasi dari canggihnya teknologi yang memungkinkan budaya luar masuk dan dicerna tanpa disaring terlebih dahulu dalam hal ini tato yang banyak dimiliki oleh kalangan artis luar negeri ataupun band-band luar negeri yang nyaman menggunakan tato. Teknologi yang semakin canggih memungkinkan banyaknya informasi yang datang dari berbagai belahan dunia membuat tidak ada sekat-sekat antara negara satu dan yang lainnya.

Orang-orang barat yang membawa budayanya, salah satunya musik yang bergenre rock identik dengan tato pada tubuh para musisinya. Membuat kesan yang muncul tato sebagai simbol dari gaya hidup dari para anggota band/musisi yang sekujur tubuhnya dipenuhi oleh tato. Namun disisi lain tato yang bisa berarti seni ataupun gaya hidup, tato juga bisa berarti simbol dari kriminalitas.

Jika dahulu hanya orang-orang dengan latar belakang budaya tertentu seperti orang Suku Dayak, bagi mereka seorang laki-laki yang di tato lengannya memiliki keberanian luar biasa karena pernah memenggal kepala musuhnya ataupun Suku Mentawai, bagi seorang perempuan muda akan makin cantik bila memiliki banyak


(22)

tattoo. Intinya perempuan ini akan dikagumi laki-laki bila memiliki banyak body painting.1

Dalam bahasa Indonesia tato merupakan pengindonesiaan dari kata tatto

yang berarti goresan, gambar, atau lambang yang membentuk sebuah desain pada kulit tubuh. Didalam Esipklopedia Indonesia dijelaskan bahwa tato merupakan lukisan berwarna permanen pada kulit tubuh (1984:241). Konon kata “tato” berasal dari bahasa Tahiti, yakni “tattau

yang berarti menandai, dalam arti bahwa tubuh ditandai dengan menggunakan alat berburu yang runcing untuk memasukan zat pewarna dibawah permukaan kulit. Amy Krakov mengungkapkan secara teknis bahwa tato adalah pewarnaan permanen pada tubuh dengan cara diserapkan dengan benda tajam ke dalam kulit. (Olong, 2006:83-84) Seni tato pun ternyata mengenal berbagai macam aliaran. Menurut Kenken sebagai salah satu tattoo artist dan pemilik Studio Kenamaan di Bandung Kent Tatto, menklasifikasikan beberapa jenis gambar tato, yaitu:

1. Natural, berbagai macam gambar tato berupa pemandangan alam atau bentuk muka

2. Treeball, merupakan serangkaian gambar yang dibuat menggunakan blok warna. Tato ini banyak dipakai oleh suku Maori.

3. Outschool (Oldskool), tato yang dibuat berupa gambar-gambar zaman dulu, seperi perahu jangkar atau simbol yang tertusuk pisau.

4. Newschool (Nuskool), gambarnya cenderung mengarah ke bentuk grafiti dan anime.

5. Biomekanik (Biomechanic), berupa gambar aneh yang merupakan imajinasi dari teknologi, seperti gambar robot, mesin dll. (Olong, 2006:85)

1

http://tentangseni.blogspot.com/2009/06/tattoo-simbol-seni-atau-simbol-kriminal.html Kamis 17/11/11 pukul 01:29


(23)

Gambar 1.1 Jenis tato Treeball

(Sumber : www.tattoonow.com)

Pada awalnya, secara lokalitas tato merupakan kebudayaan yang eksis di daerah masing-masing namun kini tato ada di seluruh permukaan bumi. Tato menjadi budaya pop, secara sederhana budaya populer lebih sering disebut budaya pop, merupakan fenomena yang menyangkut apapun yang terjadi di sekeliling kita setiap harinya. Apakah itu gaya berpakaianm film, musik, makanan, semuanya termasuk bagian dari budaya pop. Definisi sederhana dari populer sendiri adalah sesuatu yang dapat diterima, disukai, atau disetujui oleh masyarakat banyak. Sementara, definisi sederhana dari budaya adalah salah satu pola yang merupakan kesatuan dari pengetahuan, kepercayaam, serta kebiasaan yang tergantung kepada kemampuan manusia untuk belajar dan menyebarkannya ke generasi selanjutnya. (Olong, 2006:8)


(24)

Jika dulu budaya tato hanya menjadi simbol bagi kalangan tertenu, antara lain orang yang hendak masuk menjadi dewasa dengan melalui proses ritual yang bersifat magis dan berbelit, maka kini tato menjadi konsumsi bagi banyak kalangan tanpa melihat dan merasa bahwa individu tersebut sedang memasuki suatu keadaan tertentu dengan tato sebagai simbolnya. Hal tersebut juga merupakan bukti penguat bahwa tato menjelma dari tradisi dengan budaya tinggi (high culture) menjadi budaya pop (pop culture), dimana dari kalangan artis hingga preman merasa nyaman mengunakannya. (Olong, 2006:12)

Jika dilihat dari sisi kesehatan tato juga memiliki efek yang negatif jika cara pembuatannya tidak profesional. Efek samping yang bisa muncul dari pembuatan tato adalah adanya risiko infeksi seperti penggunaan jarum yang tidak steril atau kandungan zat-zat berbahaya dari tinta yang dipakai. Seperti yang di beritakan di detikhealth.com :

“Jika tidak benar-benar steril, seni merajah kulit alias tato bisa menularkan berbagai jenis infeksi seperti HIV/AIDS dan Hepatitis C. Departemen Kesehatan Australia mengungkapkan seorang warga Australia terinfeksi HIV setelah membuat tato di Bali. Turis tersebut diketahui terkena positif virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) setelah pulang ke negaranya dan melakukan tes darah.Departemen Kesehatan Australia tidak memberikan detil identitas orang tersebut. Namun, menjelaskan hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Demikian ditulis abc.net.au, Sabtu (24/12/2011)”2

Pada tahun 1960-1980an orang-orang yang bertato kehilangan hak di terima sebagai PNS dan ABRI. Orang berato juga mengalami kesulitan dalam mencari Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) dari Kepolisian karena pemerintah

2

http://www.detikhealth.com/read/2011/12/25/080118/1799379/763/bikin-tato-di-bali-1-orang-australia-kena-hiv Senin 26/12/11 pukul 18:30


(25)

menganggap bahwa tato merupakan stempel dari tindak yang tidak baik, jahat. Di negara lain pada kelompok Yakuza di Jepang, mereka menggunakan horimono (tato tradisional Jepang) pada tubuhnya. Karena organisasi Yakuza ini sering terlibat dengan hal-hal kriminal (seperti perjudian, narkoba), maka masyarakat terkonstruksi untuk melihat tato sebagai hal yang negatif.3

Aturan-aturan atas pelarangan penggunaan tato pun sampai sekarang memang diterapkan seperti pada lembaga seperti Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut seperti yang dikutip dalam Pikiran Rakyat Online :

Persyaratan tambahan : Bukan Prajurit TNI, anggota Polri maupun PNS, tidak bertato, bertindik maupun bekasnya, tidak buta warna dan berkacamata, memiliki KTP dan Kartu Keluarga sesuai dengan tempat pendaftaran yang terdekat, tidak diperbolehkan mendaftar lebih dari satu tempat pendaftaran.”4

Disisi lain memang tidak ada aturan tertulis untuk para mahasiswa atas pelarangan penggunaan tato yang memungkinkan pada saat proses penyelesaian akademik inilah sebagian dari mahasiswa memiliki tato pada bagian tubuhnya. Dengan berbagai pelarangan tato yang bisa dianggap sebagai penghalang ataupun penghambat bagi mahasiswa pengguna tato, dalam kenyataannya tato dimiliki oleh sebagian dari mahasiswa yang saat ini tato identik sebagai gaya hidup.

3

http://forum.kompas.com/bentara-budaya/40857-tatto-dan-perubahan-sosial.html Sabtu 18/11/11 pukul 12:30

4


(26)

Seni menggambar dengan media tubuh manusia atau tato, saat ini telah menjadi bentuk karya seni yang digemari, terutama bagi kalangan komunitas penggemarnya di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Palembang dan Bali.5

Dalam kenyataannya pada zaman sekarang ada sebagian mahasiswa yang menjadi bagian dari kelompok minoritas yang mempunyai tato. Tato yang mereka artikan sebagai bagian dari gaya hidup telah menjadi sebuah simbol dari perubahan sosial saat ini. Pada dasarnya tato yang ada pada tubuh mahasiswa tersebut memang mempunyai arti bagi diri mereka sendiri atau sebuah simbol yang mewakili perasaan mereka, namun tidak semua mahasiswa yang mempunyai tato dilakukan karena alasan atau tato yang ada pada tubuhnya mempunyai arti dan juga makna tertentu bagi dirinya sendiri. Ada sebagian dari mereka yang membuat tato pada tubuhnya hanya melihat dari sekedar bentuk atau gambar yang menurut mereka menarik tanpa mengetahui arti tersendiri dari tato tersebut.

Sebelum tato dianggap sebagai sesuatu yang trendi dan fashionable memang dekat dengan budaya pemberontakan. Anggapan negatif masyarakat tentang tato dan larangan memakai rajah atau tattoo bagi penganut agama tertentu semakin menyempurnakan image tato sebagai sesuatu yang dilarang dan haram. Oleh karena itu, memakai tato sama dengan memberontak terhadap tattanan nilai social dan agama yang ada.6

5

http://www.kent-tattoo.com/ina/liat_profil.php?nomer=218 Kamis 15/12/11 pukul 13:12 6


(27)

Namun saat ini tidak sedikit orang-orang yang memiliki tato di Bandung pada kalangan remaja khususnya mahasiswa. Tidak sedikit bila kita berjalan di pusat perbelanjaan dan juga lingkungan kampus ada beberapa remaja yang memiliki tato dan tidak perduli dengan persepsi orang atau tatapan orang-orang pada dirinya dengan percaya diri memamerkan tato yang ada dilengannya atau bagian tubuh lainnya. Perilaku para pengguna tato tersebut tentulah muncul karena mereka mempunyai pandangan tersendiri tentang tato yang mereka miliki terlepas dari persepsi masyarakat tentang tato. Tato yang mereka gunakan bisa merupakan pembeda antara satu sama lain ataupun merupakan ciri khas masing-masing dari mereka.

Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.7

Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas

7


(28)

kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan. Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan seseorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan.

Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil atau menganggap dirinya seseorang yang bisa berhasil dalam melakukan pekerjaan tertentu, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju keberhasilan karena ia akan berusahan untuk meraih keberhasilannya itu.

Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. William D.Brooks yang mengatakan bahwa konsep diri adalah pandangan dan perasaan seseorang tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini dapat bersifat psikologi, sosial, maupun fisis (Rakhmat, 2008:99).

Awal mula ketertarikan dari peneliti mengkaji konsep diri pengguna tato berawal dari adanya pengguna tato dalam hal ini adanya pengguna tato di kalangan mahasiswa kota Bandung. Tato yang saat ini semakin populer karena banyak digunakan oleh orang-orang yang menganggap tato sebagai bagian dari gaya hidup. Tentunya sebagai seorang mahasiswa tentulah mempunyai persepsi tersendiri terhadap tato sehingga berani mengambil keputusan untuk mentato tubuhnya, walaupun ada anggapan negatif dari masyarakat luas yang terbentur oleh nilai-nilai masyarakat Indonesia pada umumnya dan juga larangan dan


(29)

aturan-aturan yang mengikat dalam dunia kerja pada tahap setelah melewati atau lulus dari fase kuliah. Dalam penelitian ini peneliti hanya ingin mendeskripsikan konsep diri pada pengguna tato sebagai gaya hidup di kalangan mahasiswa.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Konsep Diri Pengguna Tato Dikalangan

Mahasiswa Kota Bandung Sebagai Gaya Hidupnya?”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi yang akan menjadi pokok masalah yang akan di teliti yaitu sebagai berikut:

1. Bagimana pandangan pengguna tato dikalangan mahasiswa kota Bandung sebagai gaya hidupnya?

2. Bagiamana perasaan pengguna tato dikalangan mahasiswa kota Bandung sebagai gaya hidupnya?

3. Bagimana konsep diri pengguna tato dikalangan mahasiswa kota Bandung sebagai gaya hidupnya?


(30)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mendeskripsikan konsep diri pengguna tato sebagai gaya hidup dikalangan mahasiswa kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pertanyaan yang telah disusun pada identifikasi. Tujuan penelitian menunjukan apa yang akan dicapai dari penelitian, yang pada akhirnya tujuan akan digunakan sebagai rujukan untuk merumuskan hasil dan kesimpulan peneliti..

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pandangan pengguna tato dikalangan mahasiswa kota Bandung sebagai gaya hidupnya.

2. Untuk mengetahui perasaan pengguna tato dikalangan mahasiswa kota Bandung sebagai gaya hidupnya.

3. Untuk mengetahui konsep diri pengguna tato dikalangan mahasiswa kota Bandung sebagai gaya hidupnya.


(31)

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis peneliti berharap agar penelitian ini dapat mengembangkan kajian studi Ilmu Komunikasi secara umum dan konsep diri secara khusus. Selain itu pula dapat menjadi acuan dan dapat memperdalam pengetahuan dan teori mengenai informasi yang berhubungan dengan studi Ilmu Komunikasi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis adalah untuk membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang pada objek yang akan diteliti di antaranya sebagai berikut :

Kegunaan Bagi Universitas

Untuk pihak universitas khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi berguna sebagai literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian yang sama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk seluruh mahasiswa untuk meningkatan pengetahuan mahasiswa memberikan pengetahuan tentang konsep diri yang ada pada pengguna tato dikalangan mahasiswa.


(32)

Kegunaan Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi mengenai konsep diri pengguna tato sebagai gaya hidup di kalangan mahasiswa dan untuk bisa mendeksripsikan hal-hal mengenai tato secara singkat.

Kegunaan Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan serta pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu komunikasi, khususnya tentang konsep diri pengguna tato dikalangan mahasiswa Bandung. Penelitian ini juga diharapkan menjadi pembelajaran tersendiri bagi peneliti tentang realitas tato yang pada saat ini menjadi bentuk bagian dari gaya hidup dan pengetahuan baru tentang dunia tato.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Pada kerangka teoritis ini peneliti mengambil definisi konsep diri dari William D.Brooks yang mengatakan bahwa konsep diri adalah pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya. Persepsi tentang diri ini dapat bersifat psikologi, sosial, maupun fisis (Rakhmat,


(33)

2008:99). Menurut Brooks dan Emmert dalam Rakhmat (2008:105) ada beberapa tanda orang yang memiliki konsep diri negative, yaitu:

1. Ia peka terhadap kritik, orang ini sangat tidak tahan terhadap kritik yang diterimanya, dan mudah marah. Bagi orang ini koreksi seringkali dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam komunikasi, orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai justifikasi atau logika yang keliru. 2. Orang yang memiliki konsep diri negatif responsif terhadap pujian. 3. Tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau

pengakuan pada kelebihan orang lain.

4. Cenderung merasa tidak disenangi orang lain, ia merasa tidak.(Rakhmat, 2008: 105)

5. Bersikap pesimis terhadap kompetisi seperti terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.

Sebaliknya, orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal, yaitu:

1. Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah. 2. Ia merasa setara dengan orang lain.


(34)

4. Ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. 5. Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan

aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha untuk mengubahnya. (Rakhmat, 2008: 105)

Dalam konsep diri kita menjadi subjek dan objek persepsi sekaligus. Menurut Charles Horton Cooley, kita melakukannya dengan membayangkan diri kita sebagai bagian orang lain; dalam benak kita. Coley menyebut gejala ini looking self (diricermin); seakan-akan kita menaruh cermin di depan kita.. Dengan mengamati diri kita sampailah kita pada gambaran dan penilaian diri kita. Ini disebut konsep diri. (Rakhmat, 2008: 99)

Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu. Individu memandang atau menilai dirinya sendiri akan tampak jelas dari seluruh perilakunya, dengan kata lain perilaku seseorang akan sesuai dengan cara individu memandang dan menilai dirinya sendiri.

1.5.2 Kerangka Konseptual

Berdasarkan definisi dari William D.Brooks yang sudah dipaparkan diatas, maka tergambar beberapa konsep yang akan dijadikan sebagai acuan peneliti dalam mengaplikasikan penelitian ini. Konsep diri yang dimiliki seseorang bisa positif ataupun negatif. Konsep diri dapat berpengaruh


(35)

terhadap kehidupannya dengan cara pandangnya terhadap dirinya sendiri. Adapun analisa tentang proses pembentukan konsep diri pada mahasiswa pengguna tato adalah sebagai berikut :

Gambar 1. 2

Proses Pembentukan Konsep Diri Pada Mahasiswa Pengguna Tato

Sumber : Analisan Peneliti, 2011

Pandangan, yaitu bagaimana seseorang memandang dan menilai dirinya sendiri, pandangan kita mengenai diri kita akan mempengaruhi tindankan dan pandangan kita didasarkan penilaian kita tentang diri kita.

Konsep Diri

Pengguna Tato

Pandangan

Perasaan

Gaya Hidup Mahasiswa Kota


(36)

Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri . Sehingga konsep diri merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu.

Bila mahasiswa tersebut memandang dirinya negatif atas tato yang melekat di tubuhnya tentunya mahasiswa tersebut akan segan untuk memamerkan tato yang melekat ditubuhnya karena takut anggapan negatif dari orang-orang disekitarnya, kecuali orang-orang terdekat yang sudah terbiasa dan sudah tau bahwa mahasiswa tersebut bertato. Di sisi lain Jika mahasiswa tersebut memandang bahwa tato yang melekat ditubuhnya adalah sebuah bentuk dari diri untuk mengekspresikan diri dan bagian dari gaya hidup tentu saja mahasiswa tersebut tidak akan menyembunyikan tatonya dihadapan umum atau tempat-tempat tertentu dan tidak merasa rendah diri.

Perasaan, merupakan gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang seorang dalam berbagai taraf.(Sumardi, 2006:66) Perasaan disni menyangkut mahasiswa pengguna tato tersebut mulai awal mula melekat tato ditubuhanya sampai menumbuhkan perasaan yang membuat dirinya sendiri merasa puas dengan telah menyelesaikan proses tato dan reaksi orang sekitarnya sehingga tato bisa menimbulkan konsep diri baik positif ataupun negatif.

Dari pandangan dan perasaan tersebut akan muncul konsep diri. Konsep diri yang menyatakan bahwa dirinya bisa membentuk konsep diri poisitif maupun negatif. Konsep diri positif bisa membuat rasa percaya diri pengguna


(37)

tato tersebut menjadi bertambah bagi penggunanya ataupun konsep diri negatif yang bisa membuat pengguna tato merasa diri mereka malu akan tato yang ada di tubuhnya ataupun rendah diri.

1.6 Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan data langsung yang didapatkan dari subyek penelitian yang dilakukan dengan menayakan langsung kepada subyek penelitian. Adapun beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada subyek penelitian yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagaimana Pandangan pengguna tato dikalangan mahasiswa kota Bandung sebagai gaya hidupnya?

- Bagaimana awalnya anda tertarik untuk menggunakan tato?

- Apa yang menjadi alasan sehinga akhirnya anda melakukan proses tato?

- Bagaimana anda memandang tato sebagai gaya hidup, jelaskan?

- Sebagai mahasiswa apakah anda mempunyai pandangan tersendiri terhadap tato?

- Apakah anda memandang tato bisa membangkitkan percaya diri anda atau sebaliknya ?

- Apakah sebagai mahasiswa anda optimis bahwa tato tidak akan menghambat karir anda kedepannya ?


(38)

2. Bagaimana Perasaan pengguna tato dikalangan mahasiswa kota Bandung sebagai gaya hidupnya?

- Bagaiman rasanya saat proses pentatoan berlangsung?

- Apa yang membuat anda senang dari menggunakan tato?

- Apa yang membuat anda tidak merasa senang dari menggunakan tato? - Apakah yang anda rasakan ketika berjalan dengan kondisi tato terlihat saat di depan umum atau orang-orang yang tidak anda kenal?

- Bagaimana reaksi orang terdekat anda ketika pertama kali melihat anda mempunyai tato?

3. Bagaimana Konsep diri pengguna tato dikalangan mahasiswa kota Bandung sebagai gaya hidupnya?

- Apakah dengan tato yang melekat ditubuh mempengaruhi perilaku anda? - Apakakah dengan tato yang melekat ditubuh mempengaruhi komunikasi antarpribadi anda?

- Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan tato, dalam diri anda?

- Apa positif dan negatif penggunaan tato bagi anda?


(39)

1.7 Subjek Penelitian dan Informan

1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian.8

Subjek penelitian yaitu keseluruhan objek dimana terdapat beberapa narasumber atau informan yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dan subjek penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah pengguna tato di kalangan mahasiswa Kota Bandung.

1.7.2 Informan Penelitian

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang, karena memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut. Lazimnya informan atau narasumber penelitian ini ada dalam penelitian yang subjek penelitiannya berupa “kasus” (satu kesatuan unit), antara lain yang berupa lembaga atau organisasi atau institusi (pranata) sosial.9

8

http://tatangmanguny.wordpress.com/2009/04/21/subjek-responden-dan-informan-penelitian/ Minggu 20/11/11 pukul 16:00

9

http://tatangmanguny.wordpress.com/2009/04/21/subjek-responden-dan-informan-penelitian/ Minggu 20/11/11 pukul 16:02


(40)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atai mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. (Sugiyono, 2010 :53-54)

Informan dipilih untuk penelitian ini adalah 6 orang yang bisa dijadikan sebagai sumber informasi dan akan dimintai keterangannya melalui wawancara, informan yang dipilih ini memiliki tato permanen, dari tato yang hanya di satu lengan sampai kedua lengannya di penuhi dengan tato.

Tabel 1.-1 Data Informan

No Nama Keterangan

1 Hardi Mahasiswa Universitas Pasundan

2 Andre Mahasiswa Universitas Komputer Indonseisa

3 Arief Mahasiswa Bina Sarana Informatika

4 Denissa Mahasiswa Maranatha

5 Yoga Mahasiswa Unpad

Sumber : data peneliti Januari 2012


(41)

Tabel 1.-2 Key Informan

No Nama Keterangan

1 Kimik Artist Tato

Sumber : data peneliti Januari 2012

1.8 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penulis buku penelitian kualitatif (Denzin dan Lincoln 1987) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yang ada. (Moleong 2011:5)

“ Menurut Travels (1978) Metode penelitian yang paling sederhana dan banyak dilakukan oleh peneliti adalah metode penelitian deskriptif. Tujuan utama menggunakan metode ini untuk menggambarkan sifat sesuatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu”.(Mahi, 2010:44)


(42)

“Menurut Gay (1976) metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari poko suatu penelitian.”(Mahi, 2010:44)

Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situaasi atau kejadian, sehingga berkehendak mengadakan akumulasi data dasar. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode deskriptif utnuk menggambarakan mengenai konsep diri pengguna tato sebagai gaya hidup dikalangan mahasiswa kota Bandung.

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti berupa:

a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2006:180)

Wawancara disini bermaksud untuk bisa mendapatkan informasi berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan yaitu tentang konsep diri pengguna tato dikalangan mahasiswa kota Bandung.


(43)

b. Observasi

Dikemukakan Nasution teknik observasi dapat menjelaskan secara luas dan rinci tentang masalah-masalah yang dihadapi karena data observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan sistem sosial, serta konteks tempat kegiatan itu terjadi. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik pengamatan atau observasi agar bisa mengamati para pengguna tato dikalangan mahasiswa kota bandung. (Mahi, 2011:73)

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.10

d. Penelusuran Data Online

Dengan perkembangan teknologi saat ini internet menjadi media informasi untuk mencari atau mendapatkan data dalam penelitian. Karena

10

http://april04thiem.wordpress.com/2010/11/12/studi-kepustakaan/ Minggu 20/11/11 pukul 17:01


(44)

itu peneliti mememilih media internet sebagai salah satu alat bantu dalam teknik pengumpulan data. Selain itu internet menjadi wadah yang dapat menampung berbagai data termasuk data untuk penelitian yang peneliti lakukan saat ini.

Penelusuran data online menurut Burhan Bungin :

“Tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggung jawabakkan secara akademis”. (Bungin 2008:148)

e. Dokumentasi

Dokumentassi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar-gambar atau karya monumental dari seseorang.

1.10 Teknik Analisa Data

Analisa data Kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982 ) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mesintesiskannya,


(45)

mencari dan menemukan pola, dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain. (Meleong 2011:248)

Aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data,yaitu data reducation, data collection, data display, dan conclusion drawing/verification. (sugiyono 2010:183).

Gambar 1.3

Komponen-Komponen Analisa Data Model Kualitatif

(sumber:Sugiyono, 2010 : 92 ) DATA

COLLECTION

CONCLUTION DRAWING, &

VERIFYING

DATA REDUCTION

DATA DISPLAY


(46)

Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Reduksi Data ( Data reduction ) : Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. (Sugiyono, 2010:92)

2. Pengumpulan Data ( Data collection ): Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian. 3. Penyajian Data ( Data Display ): Melakukan interpretasi data yaitu menginterpretasikan apa yang telah diinterpretasikan informan terhadap masalah yang diteliti.

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/verification): Pengambilan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap ketiga, sehingga dapat memberi jawaban atas masalah penelitian.

5. Evaluasi: Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan informan, yang didasarkan pada kesimpulan tahap keempat. Tahap ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah informan yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya dari fokus penelitian.


(47)

Dari kelima tahap analisis data diatas setiap bagian-bagian yang ada di dalamnya berkaitan satu sama lainnya, sehingga saling berhubungan antara tahap yang satu dengan tahap yang lainnya.

1.11 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian. Peneliti menggunakan Uji Kredibilitas Data atau uji kepercayaam terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan.

Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck. (Sugiyono, 2010:121)

1. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. (Sugiyono, 2010:122)

2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. (Sugiyono, 2010:124)


(48)

3. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. (Sugiyono, 2010 :127)

4. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan sejawat berarti pemerikasaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review

persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. (Moleong, 2011:334)

5. Analisis kasus negatif, peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.(Sugiyono, 2010:128)

6. Member check, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa


(49)

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Sehingga informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.(Sugiyono, 2010:129)


(50)

1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.12.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kota Bandung. Penelitian yang dilakukan tidak terfokus pada satu tempat, tetapi dilakukan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan informan.

1.12.2 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini kurang lebih selama 5 bulan, yaitu mulai dari bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Februari 2012. Mulai dari pengajuan judul, pelaksanaan hingga penyelesaian.


(51)

Tabel 1.3

Waktu dan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 Januari 2012 Februari 2012

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

Judul

2 Penyusunan

BAB I

Bimbingan

3 Seminar UP

4 Penyusunan

BAB II

Bimbingan

5 Penyusunan

BAB III

Bimbingan

6 Pengumpulan

Data

Wawancara

Bimbingan

Pengolahan

Data

7 Penyusunan

BAB IV

Bimbingan

8 Penyusunan

BAB V

Bimbingan

9 Penyusunan

Keseluruhan

10 Sidang

Kelulusan


(52)

1.13 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran tentang penulisan dari skripsi ini, maka ringkasan secara sistematis dijelaskan pada beberapa bab yang akan dibuat sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian (kegunaan teoritis dan kegunaan praktis), kerangka pemikiran, pertanyaan penelitian, metode penelitian dan teknik pengumpulan data, subjek dan informan, teknik analisis data, sistematika penulisan, lokasi dan waktu penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini peneliti mencoba meninjau permasalahan dari aspek teoritis dalam mengkaji tinjauan komunikasi meliputi: Definisi komunikasi, unsur-unsur komukasi, fungsi dan tujuan komunikasi, tinjauan tentang psikologi komunikasi, tinjauan tentang konsep diri tinjauan tentang studi deskriptif, tinjauan tentang gaya hidup, tinajuan tentang tato.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini peneliti memberikan gambaran secara singkat mengenai tato dan sejarahnya.


(53)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang uraian dari hasil penelitian berdasarkan wawancara data yang terkumpul, yang meliputi analisis deskriptif hasil penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini, Peneliti menguraikan mengenai kesimpulan dan saran yang diperoleh dari keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan.


(54)

35

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi atau communications dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communication,

atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara bersama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagai hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna” dan “kita mengirimkan pesan”. (Mulyana, 2007: 46)

Menurut Harold Lasswell “(cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect?” atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana? (Mulyana, 2007:69)


(55)

Berbagai pendapat untuk menjelaskan komunikasi Raymond S. Ross dalam buku “Speech Communication; Fundamentals and Practice” sebagimana yang dikutip oleh Wiryanto mengatakan bahwa, “Komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator.” (Wiryanto, 2004: 6).

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada unsur-unsur yang harus di pahami, Komponen atau unsur-unsur-unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

- Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan;

- Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang;

- Komunikan : Orang yang menerima pesan;

- Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;

- Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Berdasarkan unsur-unsur tersebut Lasswell menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.


(56)

1. KomunikatorKomunikator adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Komunikator boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan negara.

2. Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal maupun nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Kata-kata memungkinkan orang berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh, juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya.

3. Media yaitu alat atau wahana yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan. Saluran merujuk pada penyajian pesan: apakah langsung (tatap muka) atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi).

4.Komunikan yaitu orang yang menerima pesan dari

komunikator.berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal maupun nonverbal yang dia terima menjadi gagasan yang dapat dia pahami.

5. Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan sikap,


(57)

perubahan keyakinan,perubahan perilaku, dan sebagainya. ( Mulyana, 2007 : 69-71)

2.1.3 Sifat Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” menjelaskan dalam berkomunikasi memiliki sifat-sifat adapun beberapa sifat komunikasi tersebut:

1. Tatap muka (face-to-face) 2. Bermedia (Mediated)

3. Verbal (Verbal) : Lisan (Oral), Tulisan

4. Non verbal (Non-verbal) : Gerakan/isyarat badaniah (gestural),Bergambar (Pictorial). (Effendy, 2002:7)

Komuniktor (pengirim pesan) dalam menyampaikan pesan kepada komunikan (penerima pesan) dituntut untuk memiliki kemampuan dan pengalaman agar adanya umpan balik (feedback) dari komunikan itu sendiri, dalam penyampain pesan komunikator bisa secara langsung (face-to-face) tanpa mengunakan media apapun, komunikator juga dapat menggunakan bahasa sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia kepada komunikan, media tersebut sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non verbal. Verbal di bagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan tulisan (Written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau isyarat


(58)

badaniah (gesturual) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata dan sebagainya, dan menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau gagasannya.

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafied adalah mengandung hal-hal sebagai berikut:

1.Supaya yang disampaikan dapat dimengerti.

Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan (komunikator).

2. Memahami orang

Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya. Jangan hanya berkomunikasi dengan kemauan sendiri.

3.Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain

Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan memaksakan kehendak.


(59)

Menggerakkan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki. (Cangara, 2002: 22)

2.2 Tinjauan Psikologi Komunikasi 2.2.1 Definisi Psikologi Komunikasi

George A.Miller membuat definisi psikologi yang mencakup semuanya : Psychology is the science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral event. Dengan demikian, psikologi komunikasi adalah imu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan persistiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah ”internal meditation of stimuli”, sebagai akibat berlangsungya komunikasi. (Rakhmat, 2008:9)

2.2.2 Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi

Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi Hovland, Janis, dan Kelly, semuanya psikolog, mendefinisikan komunikasi sebagai ”the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience). Dance mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal.”


(60)

1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara. 2. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme.

3. Pesan yang disampaikan

4. (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan.

5. (K.Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan peribahan yang berkaitan pada wilayah lain.

6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi. (Rakhmat, 2008:4)

2.2.3 Penggunaan Psikologi Komunikasi

Tanda-tanda komunikasi efektif menimbulkan lima hal :

1. Pengertian : Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh komunikator

2. Kesenangan : Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.

3. Mempengaruhi sikap : Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikate. Persuasi didefiniksikan sebagai ”proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.


(61)

4. Hubungan sosial yang baik : manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham Maslow menyebutnya dengan ”kebutuhan akan cinta” atau ”belongingness”. William Schutz merinci kebuthan dalam tiga hal : kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengar orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), cinta serta rasa kasih sayang (affection).

5. Tindakan : Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dihendaki. Menimbukan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tidakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan pengertian, membentuk dan menguhan sikap, atau menumbukan hubungan yang baik. (Rakhmat, 2008:13-15)

2.3 Tinjauan Komunikasi Intrapersonal

2.3.1 Pengertian Komunikasi Intrapersonal

Menurut Rakhmat komunikasi intrapersonal adalah proses pengolahan informasi. Proses ini melewati empat tahap; sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Proses pertama dari komunikasi intrapersonal terjadi pada saat sensasi terjadi. Sensasi adalah proses menangkap stmuli. Persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi


(62)

informasi. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons. (Rakhmat, 2008:49)

2.3.2 Tahap Komunikasi Intrapersonal

1. Sensasi

Tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata “sense”I,artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dan lingkungannya. “Bila alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf-dengan bahasa yang dipahami oleh otak maka terjadilah proses sensasi.

Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Psikologi menyebut sembilan(bahkan ada yang menyebut sebelas) alat indera : penglihatan, pendengaran, kinestesis, vestibular, perabaan, temperatur, rasa sakit, perasa dan penciuman. Kita dapat mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri individu sendiri (internal). (Rakhmat, 2008:49-50)

2. Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi. Persepsi seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional adapaun faktor lainnya yang mempengaruhi persepsi ialah perhatian.


(63)

Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. (Rakhmat, 2008:51-52)

3. Memori

Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik persepsi (dengan menyediakan kerangka rujukan) maupun berpikir. Memori adalah sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.

Secara singkat memori melewati tiga proses: perekaman, penyimpanan dan pemanggilan. Perekaman (disebut encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal. Penyimanan (storage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa dan dimana. Pemanggilan (retrieval) dalam bahsa sehari-hari mengingat lagi adalah menggunakan informasi yang disimpan. (Rakhmat, 2008:62)

4. Berpikir

Proses keempat yang mempengaruhi penafsiran kita terhadap stimuli adalah berpikir. Dalam berpikir kita melihat semua proses yang kita sebut


(64)

sebelummnya yaitu sensasi persepsi dan memori. Berpikir kita lakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan persoalan dan menghasilkan yang baru.

Memahami realitas berarti menarik kesimpulan, meneliti berbagai kemungkinan penjelasan realitas eksternal dan internal. Sehingga dengan singkat Anita Taylor mendefinisikan berfikir sebagai proses penarikan kesimpulan. (Rakhmat, 2008:68)

2.4 Tinjauan Komunikasi Interpersonal :

2.4.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya, menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. (Mulyana, 2007:81)

Komunikasi antarpersona menurut Joseph A. Devito yang dikutip oleh Effendi (2007) adalah:

“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Berdasarkan definisi tersebut komunikasi antarpersona dapat berlangsung antara dua orang yang sedang bercakap-cakap atau antara dua orang dalam status pertemuan,


(65)

misalnya antara penyaji makalah dengan salah seorang peserta suatu seminar.” (Effendy, 2007:158)

Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

2.4.2 Jenis-jenis Komunikasi Antarpribadi

Secara teoritis komunikasi antar pribadi di klasifikasi menjadidua jenis menurut sifatnya:

1. Komunikasi diadik (dyadic communication) Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yangberlangsung antara dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dari seorang lagi komunikan yang menerima pesan, oleh karena itu prilaku komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung secara intens. komunikator memusatkan perhatianya kepada diri komunikan seorang itu. Situasi komunikan seperti itu akan nampak dalam komunikasi triadik atau


(66)

komunikasi kelompok , baik kelompok dalam bentuk keluarga maupun dalam bentuk kelas atau seminar.

2. Komunikasi triadik (triadik communication) Komunikasi triadik adalah komunikasi antar pribadi (antar persona) yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunkator dan dua orang komunikan. Apabila dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi diadik lebih efektif, karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang komunikan, sehingga ia dapat menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya, juga umpan balik yang berlangsung, kedua faktor yang sangat berpengaruh terhadap efektif atau tidaknya proses komunikasi.

Walaupun demikian dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi kelompok dan komunikasi massa, komunikasi triadik merupakan komunikasi antar pribadi lebih efektif tidaknya proses komunikasi (Effendy, 2003 : 62-63).

2.4.3 Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain :

a. Menemukan Diri Sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.


(67)

Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

b. Menemukan Dunia Luar

Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.

c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku

Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli


(68)

barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak enggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.

e. Untuk Bermain Dan Kesenangan

Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk Membantu

Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.


(69)

2.5 Tinjauan Konsep Diri

William D.Brooks yang mengatakan bahwa konsep diri adalah pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya. Persepsi tentang diri ini dapat bersifat psikologi, sosial, maupun fisis (Rakhmat, 2008:99)

Namun, dalam menilai dirinya seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif. Maksudnya individu tersebut ada yang mempunyai konsep diri negatif dan konsep diri positif seperti yang diungkapkan oleh William D. Brooks dan Philip Emmert. (Rakhmat, 2003:105)

Adapun ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri positif adalah:

1. Ia peka terhadap kritik, orang ini sangat tidak tahan terhadap kritik yang diterimanya, dan mudah marah. Bagi orang ini koreksi seringkali dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam komunikasi, orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai justifikasi atau logika yang keliru. 2. Orang yang memiliki konsep diri negatif responsif terhadap pujian. 3. Tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau

pengakuan pada kelebihan orang lain.

4. Cenderung merasa tidak disenangi orang lain, ia merasa tidak.(Rakhmat, 2008: 105)


(1)

127

perlunya orang tua mengawasi anaknya, yang memang banyak

sekali gaya hidup dari dunia barat yang masuk dan

berpengaruh negatif dan bertolak belakang seperti gaya hidup

pengguna tato.

3. Bagi Akademik

 Peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya, disarankan untuk mencari dan membaca referensi lain lebih

banyak lagi tentang tato sehingga hasil penelitian selanjutnya

akan semakin baik serta dapat memperoleh ilmu pengetahuan

yang baru.

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yakni dalam


(2)

128

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Cangara, Hafied.2002.Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : PT. RajaGrafindo.

Effendy, Onong Uchjana, 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Hikmat, Mahi M. 2011. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi (Cetakan keduapuluh sembilan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2007, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

______________, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosia Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Olong, Hatib Abdul Kadir. 2006. Tato. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi: Edisi Revisi (Cetakan keduapuluh enam). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumardi. 2006. Psikologi Pendidikan.Jakarta : PT Grafindo Graha Persada.

Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta


(3)

129 Skripsi

Abdullah Fikri. 2011. . Universitas Komupter Indonesia. Makna Pesan Tato Sebagai Bentuk Komunikasi Non Verbal Di Kalangan Pengguna Tato Di Kota Bandung.

Reza Trijaya Kusumah. 2011. Universitas Komupter Indonesia. Konsep Diri Pecandu Game Online (Studi Deskripsi Tentang Konsep Diri Pecandu Game Online Di Kota Bandung).

Sumber lain

http://tentangseni.blogspot.com/2009/06/tattoo-simbol-seni-atau-simbol-kriminal.html

http://tatangmanguny.wordpress.com/2009/04/21/subjek-responden-dan-informan-penelitian/

http://jogjapoenyainfo.wordpress.com/2011/01/13/tatto-sebagai-trend-untuk-kalangan-mahasiswa-dan-remaja/

http://forum.kompas.com/bentara-budaya/40857-tatto-dan-perubahan-sosial.html

http://april04thiem.wordpress.com/2010/11/12/studi-kepustakaan/

http://www.kent-tattoo.com/ina/liat_profil.php?nomer=218

http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/

http://www.pikiran-rakyat.com/node/139773

http://www.kent-tattoo.com/ina/liat_profil.php?nomer=218

http://www.membuatblog.web.id/2010/04/pengertian-gaya-hidup.html


(4)

169

Daftar Riwayat Hidup

A.

Identitas Diri

Nama : Hendra Yana

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 16 April 1988

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 23 Tahun

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Mahasiswa

Tinggi Badan : 168 cm

Berat Badan : 50 kg

mat Tinggal Alamat : Jl. Cipedes Tengah no 23a Rt 02/05 Bandung


(5)

170

B.

Pendidikan Formal

No Tahun Uraian Keterangan

1 2006 - sekarang

Program Studi Ilmu Komunikasi

Konsentrasi HUMAS (S1)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UNIKOM Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik UNIKOM

2 2003 - 2006 SMAN 15 Bandung Lulus 2006

3 2000 - 2003 SLTPN 29 Bandung Lulus 2003

4 1994 - 2000 SDN Sukagalih V Lulus 2000

C.

Pelatihan/Seminar

No Tahun Keterangan

1 2011 Seminar Trend Cyberpreneurship di Auditorium Unikom

2 2010 Seminar Budaya Preneurship “Meningkatkan Budaya Bangsa Melalui Jiwa Enterpreneurship

3 2010 Diskusi Komunikasi Politik dengan tema Mendulang Suara

2014: Langkah Panjang Merebut Hati Rakyat di Graha Kompas


(6)

171 3 2009 Study Tour Mass Media (Kunjungan ke Media Massa TRANS

TV dan ANEKA yess)

4 2008 Mentoring Agama Islam di Auditorium Bandung

5 2007 Pelatihan Table Manner di Hotel Jayakarta Bandung