Fenomena Gaya Hidup Pengguna Balckberry Smartphone Di Kalangan Mahasiswa Kota Bandung

(1)

v ABSTRACT

LIFESTYLE PHENOMENON OF USE BLACKBERRY SAMRTPHONE AMONG THE STUDENTS

CITY OF BANDUNG By

Ferry Herlinawati 41806010

This thesis under supervisor of Melly Maulin P.,S.Sos.,M,Si

The purpose of this study is to determine the extent to which lifestyle Blackberry usage by answering the purpose of research that consists of a pattern of action, identity, function and lifestyle interactions Blackberry Smartphone users among students of Bandung

The primary object of this research are students and university student residing in Bandung. The informants in this study amounted to 4 people. To investigate this phenomenon used a qualitative approach with descriptive methods (Descriptive Research) is a method which is to describe a situation or a specific population area that is factual and accurate in the system. Data collection techniques used were interviews, literature studies, Search online data and documentation.

The results obtained are action patterns that have a Blackberry use applications that make mobile home owner held it, As a symbol of identity or characteristics that represent the image in ourselves, interaction function in a way to use this phone in every activity to make its users even lazy, lifestyle in view as a feature of the technology is already developing countries.

In conclusion, from the discussion above we can conclude that the influence of technology and trends of Internet usage has become a lifestyle among students. With facilities such as Blackberry mobile technology makes it easier tendency of students to access the data anytime.

Suggestions For Researchers expected that can add insight and knowledge for researchers in the field of Communication Studies, particularly in the development of communication technology. Suggestions for University research is expected to be the Literature and reference for students who will conduct further research, especially regarding the development of Telecommunications.


(2)

iv

Oleh:

FERRY HERLINAWATI NIM 41806010

Skripsi ini dibawah bimbingan, Melly Maulin P.,S.Sos.,M,Si

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana gaya hidup penggunaan Blackberry dengan menjawab tujuan penelitian yang terdiri dari pola tindakan, identitas, fungsi interaksi dan gaya hidup pengguna Blackberry Smartphone di kalangan Mahasiswa Kota Bandung

Objek primer dalam penelitian ini adalah Mahasiswa dan Mahasiswi yang berada di Bandung. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah berjumlah 4 orang. Untuk meneliti fenomena ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif (Descriptive Research) yaitu suatu metode yang dilakukan untuk mendeskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistem atas dan akurat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Wawancara, Studi literature, Penelusuran data online dan Dokumentasi.

Hasil penelitian yang didapatkan ialah pola tindakan penggunaan Blackberry yang mempunyai aplikasi yang membuat pemilik handphone betah menggenggamnya, identitas sebagai simbolisasi atau ciri khas yang mewakili citra yang ada di diri kita sendiri, fungsi interaksi dengan cara menggunakan handphone ini di setiap aktivitasnya bahkan menjadikan para penggunanya malas, gaya hidup di pandang sebagai suatu ciri dari Negara yang Teknologinya sudah berkembang.

Dalam kesimpulan akhir, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh teknologi dan kecenderungan penggunaan internet telah menjadi gaya hidup dikalangan Mahasiswa. Dengan fasilitas teknologi handphone seperti Blackberry membuat kecenderungan Mahasiswa lebih mudah mengakses data kapan pun.

SaranBagi Peneliti Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam Bidang Ilmu Komunikasi khususnya dalam perkembangan teknologi komunikasi. Saran Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan Literature dan acuan bagi Mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya khususnya mengenai perkembangan Telekomunikasi.


(3)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi gaya hidup masyarakat di dunia. Manusia dan kehidupannya yang memiliki lifestyle yang berbeda-beda memberi warna tersendiri dalam kehidupan didunia dan memberikan banyak pengaruh dalam merubah wajah dunia. Lifestyle memiliki perang yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Gaya hidup merupakan ciri sebuah Negara modern, atau yang biasa juga disebut modernitas. Maksudnya adalah siapa pun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup bagian dari kehidupan sosial sehari-hari dunia modern, gaya hidup berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak dapat dipahami oleh mereka yang hidup dalam masyarakat modern.

Dari sekian banyak alat telekomunikasi yang pernah dikenal, mungkin teleponlah yang paling menonjol dan terbanyak menguasai kehidupan masyarakat di kota-kota besar atau kota terbilang besar. Penyalur informasi melalui telepon diperkirakan melebihi kecepatan model komunikasi apapun, disamping hemat, tepat mudah dan murah, juga dapat memperkecil resiko bagi pemakainnya. Terwujudnya komunikasi dua arah melalui telepon, jarak dan waktu sudah bukan persoalan lagi, sehingga


(4)

dirasakan bahwa peran telepon sebagi media transportasi informasi benar-benar telah mampu menjadi substitusi alat tranportasi benda yang sudah ada selama ini.

Pada tahun-tahun belakangan ini kebutuhan manusia untuk saling berkomunikasi semakin berkembang pesat. Perkembangan ini disebabkan oleh kian bertambah ruwetnya berbagai masalah yang harus dihadapi dan diselasaikan dalam waktu cepat dan singkat. Atau mungkin juga disebabkan makin hebatnya saling bergantungan sesama manusia yang satu dengan manusia yang lainnya dalam melengkapi keperluan hidup mereka sehari-hari.

Teknologi yang digunakan dalam komunikasi manusia pada umumnya mempunyai perangkat keras, yang terdiri dari material atau psysical object, dan perangkat lunak, yang terdiri dari perangkat keras informasi.Menurut Roger:

“Teknologi merupakan sesuatu yang dapat dipakai untuk mengurangi ketidakpastian dalam hubungan timbal balik, demi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu teknologi komunikasi dapat membuka jendela dunia yang membuat kita mengetahui berbagai macam peristiwa yang sesungguhnya kita tidak mengalaminya secara langsung”.(Roger, 1986:1-2)

Definisi Smartphone atau telepon pintar adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, terkadang dengan fungsi yang menyerupai komputer. Belum ada standar pabrik yang menentukan definisi telepon pintar Bagi beberapa orang, telepon pintar merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh piranti lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi.


(5)

3

Dengan kata lain, telepon pintar merupakan komputer mini yang mempunyai kapabilitas sebuah telepon. (Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas).

Keberadaan Blackberry sebagai salah satu alat komunikasi canggih, tentunya telah melewati empat generasi, yang berasal pada tahun1921 hingga saat ini. Generasi 0 hadir pada tahun 1921, genersi satu terjadi pada tagun 1973, generasi II hadir pada tahun 1990-an dan juga generasi IV sampai sekarang ini. Keempat generasi itulah yang sudah terjadi pada perkembangan teknologi komuniksi. Karena perkembangannya itu, saat ini muncullah teknologi komunikasi baru yang diberi nama Blackberry. Blackberry diperkenalkan pertama kali pada tahun 1997 oleh salah satu perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM). Didirikan oleh Mike Lazaridis, seorang imigran Yunani di kota Warteloo, kanada.

“Pertumbuhan pengguna BlackBerry di Indonesia begitu pesat. Buktinya selama 2007-2008 pengguna BlackBerry naik hingga 454 %. Hal itu diungkapkan oleh Gregory Wade, Regional Vice President, Research In Motion Asia Pacific. Angka itu juga mengalami peningkatan dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 366 persen. Namun Greg tidak mengungkap angka total pengguna BlackBerry di Indonesia”.1

1.

http://teknologi.vivanews.com/news/read/49413_pengguna_blackberry_indonesia_naik_494_per sen


(6)

"Keuntungan diharapkan didapat dari peluncuran-peluncuran produk baru yang dieksekusi oleh operator-operator mitra, serta ekspansi global. RIM telah berkerja sama dengan sekitar 475 operator dari 160 negara untuk memasarkan Blackberry”.

“Blackberry awalnya ingin dinamakan Pocket Link dan juga hampir dinamakan Strawberryn namun karena terkesan terlalu mirip dengan nama buah hingga alat komunikasi yang berteknologi canggih ini dimanakan Blackberry. Dengan alasan nama Blackberry ini terkesan cerdas dan akrab. Indonesia dikenalkan pada Blackberry pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Namun untuk saat ini Blackberry sudah diramaikan oleh beberapa operator besar, misalnya Telkomsel dan Excelcom.” 2

Selain dapat digunakan untuk telepon dan sms singkat layaknya telepon biasa, fasilitas dan kemudahan yang terdapat di dalam Blackberry ini lah yang membedakannya dengan telepon selular biasa. Blackberry messenger atau lebih di kenal sebagai Blackberry messeger, ini merupakan salah satu fasilitas yang membuat Blackberry memiliki daya tarik yang cukup tinggi, Blackberry messeger ini merupakan fasilitas chatting atau fasilitas percakapan singkat yang disediakan Blackberry.


(7)

5

Dengan fasilitas Blackberry messeger ini maka pengguna dapat mengirimkan pesan singkat, mengirim gambar, data melakukan percakapan secara berkelompok atau conference, mengirimkan pesan suara maupun mengirim lokasi dimana kita berada.Fasilitas lain misalnya: fasilitas push email (mengirim pesan elektronik dengan jaringan internet), browsing, hiburan seperti pemutaran musik, maupun video kamera dan juga kemampuan penyimpanan data yang hamper mirip seperti yang terdapat dalam komputer.

Jika awalnya kebanyakan pengguna Blackberry adalah karyawan perusahaan swasta atau para eksekutif muda dan wanita karir hingga pejabat, kini wacana itu sudah bisa kita buang jauh-jauh. Pasalnya, para pengguna Blackberry saat ini udah jauh meluas sampai ke kalangan mahasiswa dan tak sedikit juga pelajar SLTA. Sebuah perangkat selular yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, sms, browsing internet dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya memang begitu fenomenal belakangan ini, bukan sebagai alat berkomunikasi saja tapi kebutuhan fashion.

Gaya hidup masyarakat di kota-kota besar kini ditandai dari penggunaan ponsel Blackberry di setiap aktivitasnya. Banyaknya public figur dan selebritis yang menenteng Blackberry menjadikan ponsel besutan perusahaan asal Kanada, Research in Motion (RIM), ini berubah menjadi barang yang paling diminati saat ini. Blackberry digemari karena


(8)

kemampuan multitask-nya. Namun,pengguna BlackBerry di Indonesia ternyata lebih banyak memanfaatkan handset canggih itu untuk keperluan lifestyle. Berbagai fitur dan kemudahan yang melengkapi perangkat genggam terkini seperti BlackBerry mutakhir mampu mengubah pola komunikasi penggunanya dan ada perubahan gaya hidup atau kebiasaan dari para pengguna. Seperti yang tadinya mengomel saat macet, sekarang tenang saja tidak mngeluh karena perhatiannya tertuju pada handphone Blackberry yang di genggamnya.

Apalagi dengan memiliki Blackberry, para pengguna seakan dimanjakan oleh kecanggihan smartphone asal Kanada ini. Dengan menggunakan Blackberry, dimanapun dan kapanpun dapat mengakses internet dan email. Aktifitas tentu saja menjadi mudah dan cepat. Bagi para pengiat teknologi atau kalangan yang biasanya memerlukan informasi cepat, Blackberry merupakan perangkat telekomunikasi yang relatif tepat. Dapat mengakses dimana saja dan kapan saja tanpa harus berada di depan komputer atau laptop.

Fitur yang menarik yang ada di Blackberry ini lah yang membuat sebagian Mahasiswa memakai handphone Blakbcerry ini. Handphone ini seperti halnya perangkat yang ada di komputer yang dapat kita akses atau kita gunakan kapan saja dan dimana saja tanpa harus menggunakan laptop atau komputer. Dengan memiliki handphone Blackberry ini mempermudah Mahasiswa mendapatkan informasi atau tugas yang mereka inginkan


(9)

7

kapan saja tanpa harus pergi ke warnet. Kemudahan yang di tawarkan ini lah yang banyak membuat mahasiswa memakainya.

Pola kehidupan sosial yang khusus seringkali disederhanakan dengan istilah budaya. Budaya bisa didefinisikan sebagai “Keseluruhan gaya hidup suatu masyarakat-kebiasaan adat istiadat, sikap , dan nilai-nilai mereka, serta pemahaman yang sama yang menyatukan mereka sebagai suatu masyarakat”.

Gaya hidup adalah bentuk identitas kolektif yang berkembang seirama dengan waktu bahkan dalam kesenangan baru seringkali terlihat menyimpang, seperti kehadiran Blackberry membuat orang berlomba-lomba untuk memiliki dan menggunakannya. Memang banyak juga sisi positif dan manfaat dari "Blackberry", tapi itupun bagi mereka yang benar-benar paham dan mengerti bagaiman menggunakan dan mengfungsikan "Blackberry" untuk kepentingan positif dalam hidup mereka.

Bagi sebagian orang Blackberry justru seperti candu yang benar-benar sudah bercampur dengan dara dan daging mereka. Sepertinya tidak ada "Blackberry" maka hidup mereka kosong, hampa seperti hidup sendiri. Karena "Blackberry" sudah menjadi bagian dari keseharian hidup mereka, dari mulai bangun tidur di pagi hari sampai saat akan memejamkan untuk tidur di malam hari semua tidak lepas dari "Blackberry'. Akhirnya secara tidak sadar, sebagian orang tersebut


(10)

mundur beberapa langkah dari komunitas sosial di lingkungan tempat mereka berada. Mereka mulai tidak perduli dengan lingkungan sekitar mereka saat mereka sedang asyik dengan "Blackberry"-nya. Duduk diam 1-2 jam di satu tempat dengan "Blackberry" di tangan, asyik sendiri dengan sekali-sekali tertawa sendiri dan terkadang kesal sendiri dan mengumpat di hadapan "Blackberry' yang ada di tangannya itu.

Terlihat dan sudah terbukti bahwa saat ini teknologi komunikasi elektronik seperti handphone sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat, pelajar atau pun mahasiswa, dengan melihat fakta-fakta yang ada. Awalnya handphone hanya menjadi kebutuhan dan kini handphone sudah menjadi gaya hidup dan barang kebutuhan yang sulit terpisahkan untuk sebagian orang, karena handphone sudah menyatu dengan diri kita di kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis mengambil rumusan masalah BagaimanaFenomena Gaya Hidup Penggunaan Blackberry Smartphone di Kalangan Mahasiswa Kota Bandung”.


(11)

9

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pola-pola tindakan penggunaan Blackberry Smartphone dikalangan Mahasiswa kota Bandung?

2. Bagaimana identitas penggunaan Blackberry Smartphone dikalangan Mahasiswa kota Bandung?

3. Bagaimana fungsi interaksi penggunaan Blackberry Smartphone dikalangan Mahasiswa kota Bandung?

4. Bagaimana gaya hidup penggunaan Blackberry Smartphone dikalangan Mahasiswa Kota Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fenomena gaya hidup penggunaan Blackberry Smartphone dikalangan Mahasiswa Kota Bandung.

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pola-pola tindakan penggunaan Blackberry Smartphone dikalangan Mahasiswa kota Bandung.

2. Untuk mengetahui identitas penggunaan Blackberry Smartphone dikalangan Mahasiswa kota Bandung.


(12)

3. Untuk mengetahui fungsi interaksi penggunaan Blackberry Smartphone dikalangan Mahasiswa kota Bandung.

4. Untuk mngetahui gaya hidup penggunaan Blackberry Smartphone dikalangan Mahasiswa Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan keilmuan yaitu khususnya ilmu komunikasi dalam kajian Perkembangan Teknologi Komunikasi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam Bidang Ilmu Komunikasi khususnya dalam perkembangan teknologi komunikasi.

b. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan Literature dan acuan bagi Mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya khususnya mengenai perkembangan Telekomunikasi.


(13)

11

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian dapat memberikan wawasan bagi masyarakat tentang gambaran Gaya Hidup penggunaan Blackberry Smartphone di kalangan Mahasiswa Kota Bandung.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teoritis

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai gaya hidup. Mendeskripsikan tentang gaya hidup. Definisi Gaya hidup menurut David Chaney ialah

“Gaya hidup adalah pola-pola tindakan dalam membedakan antara satu dengan yang lain. Gaya hidup adalah bentuk identitas kolektif yang berkembang seiring waktu. Gaya hidup berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak dapat dipahami”. (David Chaney,2004)

Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Menurut Assel (1984, p. 252), gaya hidup adalah “A mode of living that is identified by how people spend their time (activities), what they consider important in their environment (interest), and what they think of themselves and the world around them (opinions )” atau dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada


(14)

lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002, p. 282), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu.

Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi (phenomenological philoshop) yang memfokuskan kepada pemahaman mengenai respon atas kehadiran atau keberadaan manusia bukan sekedar pemahaman atas bagian yang spesifik atau perilaku khusus.

Menurut Stephen W Littlejohn yang dikutip oleh Engkus Koswara dalam metode penelitian komunikasi bahwa

“phenomenology makes actual lived experience the basic data of reality”. (Liitle John, 1996:204). Jadi fenomenologi menjadikan pengalaman terhadap yang sesunguhnya sebagai data dasar dari realitas, sebagai suatu gerakan dalam berfikir fenomenologi (phenomenology) dapat diartikan sebagai upaya studi tentang pengetahuan yang timbul karena rasa kesadaran ingin mengetahui. Objek pengetahuan berupa gejala atau kejadian dipahami melalui pengalaman secara sadar (councious experience). Fenomenologi menganggap pengalaman yang aktual sebagai data tentang realitas yang dpelajari. Kata gejala (phenomenon yang bentuk jamaknya adalah phenomena) merupakan asal istilah fenomenologi di bentuk


(15)

13

dan dapat diartikan sebagai suatu tampilan dari objek. Kejadian atau kondisi-kondisi menurut persepsi. Penelahaan masalah dilaksanakan dengan multi perspektif atau multi study pandang.

1.5.2 Kerangka Konseptual

Ponsel pintar yang awalnya ditujukan bagi pelanggan korporat ini, kini telah berubah menjadi perangkat yang dapat memuaskan ketergantungan kaum muda terhadap fitur pesan pendek dan pesan instan (Instant Messeging). Blackberry kini menjadi begitu popular di kampus-kampus Universitas. Blackberry begitu di gandrungi karena kelebihan tombol Qwerty dan filtr messaging yang mengakomodasi para remaja menyalurkan kerajinan mereka terhadap pesan instant pesan pendek (SMS).

Kecanggihan handphone Blackberry ini membuat mahasiswa tidak fokus dengan kegiatan yang seharusnya mereka kerjakan. Daya tarik dari handphone ini membuat konsentrasi terpecah belah. Fitur yang menarik dan layanan yang lainnya membuat orang yang menggunakannya betah hingga ber jam-jam menggenggam handphone Blackberry ini. Banyak hal negatif dan positifnya bagi kita semua dengan memiliki handphone ini.

Kebanyakan dari pengguna BlackBerry seperti mahasiswa menggunakan BlackBerry yang dimilikinya hanya untuk mengakses Facebook dan Twitter. Padahal, kegunaan dan fungsi dari


(16)

BlackBerry, jauh lebih luas ketimbang hanya untuk mengakses situs jejaring sosial saja. Dengan layanan internet 24 jam, perangkat Blackberry akan bergetar atau berdering setiap saat, ketika ada email dan pesan singkat masuk. Dan setiap saat pula, pengguna akan memainkan Blackberry-nya, termasuk ketika sudah berada di tempat tidur. Tak jarang pula, pengguna begitu sensitif dengan getar Blackberry, sehingga mudah terbangun dari tidur untuk membuka pesan yang masuk. Kebiasaan menyanding Blackberry di tempat tidur inilah yang akhirnya membuat tidur tak berkualitas. Dampak selanjutnya, tentu menyerang kesehatan. Bukan rahasia lagi bahwa rendahnya kualitas tidur berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.

1.6 Pertanyaan Penelitian

A. Pertanyaan Pola-pola Tindakan

1. Kapan dan dimana saja anda menggunakan Blackberry? 2. Apa yang membuat anda memakai handphone Blackberry? 3. Apa saja yang anda lakukan setiap kali anda menggunakan

Blackberry anda?

4. Aplikasi apa saja yang selalu anda gunakan di Blackberry? 5. Berapa lama anda menggunakan fasilitas aplikasi chatting di


(17)

15

6. Seringkah anda menggunakan Blackberry sebagai alat komunikasi untuk telepon dan sms ?

B. Pertanyaan untuk Identitas

1. Apakah handphone Blackberry ini memang handphone yang cocok dengan diri anda, jelaskan?

2. Apakah dengan memiliki handphone Blackberry ini membuat anda merasa gaya karena memilikinya?

3. Apakah dengan memiliki handphone Blackberry membuat anda percaya diri?

C. Pertanyaan untuk Fungsi interaksi

1. Bagaimanakah pendapat anda jika aplikasi dalam Blackberry ditambah?

2. Layanan seperti apa yang anda inginkan yang tidak terdapat dalam Blackberry saat ini?

3. Fungsi utama Blackberry adalah fitur push emailnya, apakah anda mengetahuinya?

4. Apakah fitur push email di Blackberry berguna bagi anda sebagai mahasiswa ?


(18)

D. Pertanyaan untuk Gaya Hidup

1. Apakah penggunaan Blackberry menggangu perkuliahan anda selama ini ?

2. Ketika malam hari apakah anda lebih suka membuka kembali pelajaran-pelajaran kuliah yang sudah didapat atau chatting dengan teman di Blackberry ?

3. Apakah anda sering menggunakan fitur-fitur yang ada di Blackberry untuk kepentingan perkuliahan ?

1.7 Subjek Penelitian dan Informan

1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (“atributt”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian (Tatang M, 2009)3

Peneliti menentukan kriteria dasar orang-orang yang dijadikan responden yaitu para pengguna handphone Blackberry smartphone di kalangan Mahasiswa kota Bandung yang di ambil melalui pertimbangan tertentu.

3


(19)

17

1.7.1 Informan Penelitian

Informan adalah seseorang yang, karena memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, diminati informasi mengenai objek penelitian tersebut. Lazimnya informasi atau narasumber peneliti ini ada dalam penelitian yang subjek penelitiannya berupa “kasus” (satu kesatuan unit) antara lain yang berupa lembaga atau organisasi atau institusi (perantara) sosial.

Teknik yang di gunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah purposive sample (teknik sampel bertujuan) dimana sample diambil dengan melalui pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk lebih jelas, Informan dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1

Informan Penelitian

No Nama Umur Universitas

1 Freddy 23 PTS

2 Nafid 22 PTN

3 Caca 21 PTS

4 Fahmi 23 PTN


(20)

1.8 Metode Penelitian

Untuk meneliti fenomena ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif (Descriptive Research) yaitu suatu metode yang dilakukan untuk mendeskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistem atas dan akurat. Penelitian deskriptif dapat diartikan atau sebagi penelitian yang dimaksudkan untuk memotret fenomena individual, situasi atau kelompok tertentu yang terjangkau secara kekinian. Penelitian deskriptif berarti penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat.

Kirk and Miller (1986:29) mendefiinisikan bahwa:

“Penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial atau secara fundamental bergantung pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahan”.

Dalam metode kualitatif, realitas di pandang sebagai suatu yang berada di dalam dimensi banyak. Suatu kesatuan utuh, serta berubah-rubah, sehingga biasnya rangcangan penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti sebelum penelitiannya dimulai. Untuk alasan itu pula pengertian kualitatif sering di asosiasikan dengan tehnik analisa dari penulisan laporan penelitian


(21)

19

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara menurut Koentjaraningrat adalah:

“percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai orang yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interview) sebagai orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu” (Koentjaraningrat, 1996)

Wawancara dapat beberapa kali dilakukan untuk mendapatkan data-data yang benar-benar aktual. Seperti juga dalam metode penelitian lainnya, kualitatif sangat bergantung dari data dilapangan dengan melihat fakta-fakta yang ada. Data yang terus bertambah dimanfaatkan untuk verifikasi teori yang timbul dilapangan kemudian terus menerus di sempurnakan selama penelitian berlangsung.

2. Studi Literatur

Penelitian juga melaksanakan pencapaian data melalui sumber tertulis untuk memperoleh informasi mengenai objek penelitian ini sebagai data sekunder. Diantaranya, studi literature untuk mendapatkan kerangka teoritis dan memperkaya literature penelitian melalui humas yang berkaitan dengan penelitian, klipping, dari berbagai media cetak, mengunjungi langsung yang mendukung penelitian.


(22)

3. Penelusuran Data Online

Burhan Bungin, dalam bukunya yang berjudul Metodelogi Penelitian Kuantitatif; Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya mengatakan,

“Metode penelusuran data online adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data-informasi yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis” (Iskandar, 2006: 28)”.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan layanan internet dengan cara membuka alamat mesin pencari (search engine), kemudian membuka alamat website yang berhubungan dengan kebutuhan penelitian

4. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Suharsimi

“Dokumentasi ialah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, parasit, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.(Suharsimi,2006)

1.10 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian diperlukan tahap-tahap penelitian yang memungkinkan peneliti untuk tetap berada dijalur yang benar dan memiliki langkah-langkah yang akan diambil dalam penelitian. Tahapan-tahapan ini berguna sebagai sistematika proses penelitian yang akan


(23)

21

mengarahkan peneliti dengan patokan jelas sebagai gambaran dari proses penelitian dan digunakan sebagai analisis data. Teknik analisis data dilakukan dengan langkah:

1. Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data dan serta kejelasan data. Memilah data yang didapatkan untuk dijadikan sebagai bahan laporan penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan dianggap relevan untuk dijadikan sebagai hasil laporan penelitian. Data yang diperoleh kemungkinan tidak sejalan dengan tujuan penelitian sebelumnya, oleh karena itu penyeleksian data yang dianggap layak sangat dibutuhkan. Penyeleksian data ini juga berfungsi sebagai cara untuk dapat memfokuskan pembahasan penelitian tertentu yang dianggap menunjang.

2. Klasifikasi data yaitu mengelompokan data dan dipilih-pilih sesuai dengan jenisnya. Klasifikasi data ini dilakukan untuk memberikan batasan pembahasan dan berusaha untuk menyusun laporannya secara tersistematis menurut klasifikasinya. Klasifikasi ini juga membantu penulis dalam memberikan penjelaan secara lebih detail dan jelas. 3. Merumuskan hasil penelitian, Semua data yang diperoleh kemudian

dirumuskan menurut pengklasifikasian data yang telah ditentukan. Rumusan hasil penelitian ini memaparkan beragam hasil yang didapat dilapangan dan berusaha untuk menjelaskan dalam bentuk laporan penelitian yang terarah dan sistematis.


(24)

4. Menganalisa hasil penelitian, tahap akhir yang diperoleh dan berusaha membandingkannya dengan berbagai teori atau penelitian sejenis lainnya dengan data yang diperoleh secara nyata dilapangan. Menganalisa jawaban atas penelitian yang dilakukan dan berusaha menguatkan yang ada.

5. Penarikan kesimpulan dan saran, tahap ini mengambil satu intisari yang diperoleh selama penelitian dilakukan. Dengan penarikan kesimpulan diharapkan seluruh penelitian dapat tercakup secara menyeluruh pada bagian ini. Agar mudah di mengerti dan dipahami.

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.11.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan teknik wawancara dengan menemui para informan. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti di lakukan di kota Bandung, dengan target sasaran dikalangan Mahasiswa yang menggunakan handphone Blackberry Smartphone.

1.11.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 5 bulan. Terhitung dari awal bulan Maret 2010 sampai bulan Juli 2010. Mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga ke penyelesaian dengan perincian waktu. Dengan jadwal penelitian tercantum dalam tabel 1.2


(25)

23

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

Maret April Mei Juni Juli No. Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Pengajuan judul Acc judul Pengajuan persetujuan pembimbing Bimbingan 2 Pelaksanaan Bimbingan BAB I Bimbingan BAB II Bimbingan BAB III Bimbingan BAB IV Bimbingan BAB V

3 Penelitian Lapangan Proses wawancara Pengolahan data 4 Penyelesaian Laporan Penyusunan seluruh draft Skripsi

5 Sidang Kelulusan


(26)

1.12 SISTEMATIKA PENULISAN

Bab 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang uraian Latar belakang Masalah yang mendasari pntingnya diadakan penelitian, identifikasi Masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian yang diharapkan, kerangka pemikiran, pertanyaan penelitian yang diajukan, subjek penelitian dan informan, metode penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data, tehnik analisa data, lokasi dan waktu penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang tinjauan tentang komunikasi, mengenai teknologi komunikasi, mengenai gaya hidup dan mengenai fenomenologi.

Bab III OBJEK PENELITIAN

Bab ini berisi tentang uraian sejarah Blackberry, asal mula Blackberry, Sejarah di Indonesia, Sejarah Komunitas dan tips dan trick untuk Blackberry.

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini di uraikan hasil penelitian yang meliputi data informan, analisa penelitian yang meliputi; pola tindakan, identitas, fungsi interaksi dan gaya hidup, dan yang terakhir pembahasan penelitian.

Bab V PENUTUP

Bab ini berisikan uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran yang perlu disampaikan kepda pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian


(27)

25 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Mengenai Ilmu Komunikasi

2.1.1. Pengertian Ilmu Komunikasi

“kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”. Communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama”. (Mulyana, 2004:41).

Carl. I. Hovland yang dikutup oleh Onong Uchjana Effendy mendefinisikan komunikasi sebagai berikut:

“The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols).” (Proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan). (Effendy, 2002:49).


(28)

Sedangkan menurut Gerald A Militer yang kutip oleh Onong Uchjana Effendy menjelaskan bahwa:

“In the main, communication has an its central interest those behavioral situations in which asource tranmits a messege to a receivers with conscious intent to affect the latte’s behavior”. (Pada pokoknya, komunikasi mengandung situasi keperilakuan sebagai minat sentral, dimana seseorang sebagai sumber menyampaikan suatu kesan kepada seseorang atau sejumlah penerima yang secara sadar bertujuan memperoleh perilakunya). (Effendy, 2002:49).

Berdasarkan dari definisi diatas, dapat dijabarkan bahwa komunikasi adalah proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) kepada orang lain (komunikan) bukan hanya sekedar memberitahu, tetapi juga mempengaruhi seseorang atau sejumlah orang tersebut untuk melakukan tindakan tertentu (merubah perilaku orang lain).

“Mengenai tujuan komunikasi R. Wayne Pace, Brent . D. Peterson dan M. Dallas Burnet menyatakan “Bahwa tujuan sentral dari komunikasi meliputi 3 hal utama, yakni: To Secure Understanding (memastikan pemahaman), To Establish Acceptance (membina penerimaan), To Motivate Action (motivasi kegiatan).”(Effendy, 1986;63).


(29)

27

Jadi pertama-tama haruslah diperhatikan bahwa komunikan itu memahami pesan-pesan komunikasi, apabila komunikan memahami berarti adanya kesamaan makna antara komunikator dengan komunikan, karena tidak mungkin memahami sesuatu tanpa terlebih dahulu adanya kesamaan makna (Communis). Jika komunikan memahami dapat diartikan menerima, maka penerimanya itu perlu dibina selanjutnya komunikan dimotivasi untuk melakukan suatu kegiatan. Uraian tersebut jelas, bahwa pada hakekatnya komunikasi itu adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain, baik secara langsung melalui lisan maupun tidak langsung melalui media proses komunikasi.

Proses komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian pesan yang dilakukan seseorang komunikator kepada komunikan, pesan itu bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain.

Dalam prosesnya Mitchall. N. Charmley memperkenalkan 5 (lima) komponen yang melandasi komunikasi, yakni sebagai berikut:

- Sumber (Source) - Komunikator (Encoder) - Pertanyaan Pesan (Messege) - Komunikan (Decoder) - Tujuan (Destination)


(30)

Unsur-unsur pesan dari proses komunikasi diatas, merupakan faktor penting dalam komunikasi, bahwa pada setiap unsur tersebut oleh para ahli komunikasi dijadikan objek ilmiah untuk ditelaah secara khusus. Proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu:

1. Komunikasi Verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan bicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal yang disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan orang lain secara lisan. Basaha dapat juga dianggap sebagai suatu sistem kode verbal

2. Komunikasi Non Verbal

Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry. A. Samovat dan Richard. E. Porter, komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (terkecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima”.(Mulyana, 2004:237).


(31)

29

Lasswel menerangkan bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi ialah menjawab pertanyaan,” Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect”, dibawah ini adalah penjelasaanya;

Tabel 2.1 Model Lasswel

No Pertanyaan Jawaban

1

2

3

4

5

Siapa (Who)?

Mengatakan apa (Says What)?

Melalui saluran apa (In Which Channel)?

Kepada siapa (To Whom)?

Dengan efek apa (with What Effect)?

Komunikator :

Orang yang menyampaikan pesan Pesan :

Pernyataan yang didukung oleh lambing Media:

Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak

jumlahnya. Komunikan:

Orang yang menerima pesan Efek:

Dampak sebagai pengaruh pesan. Sumber : (Dedy Mulyana, 2004:253)


(32)

Dalam menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka, agar apa yang kita sampaikan dapat dimengerti sehingga komunikasi yang kita laksanakan dapat tercapai. Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain:

a. “Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksanakan kehendak. b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus

mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah ke barat tapi kita memberi jalur ke timur.

c. Menggerakan orang untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan disini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang terbaik.

d. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan”. (Effendy, 1993:18).

Jadi secara singkat dapat dikatakan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan. Setiap


(33)

31

hari kita bermaksud mengadakan komunikasi maka kita perlu meneliti apa tujuan kita tersebut:

1. Apakah kita ingin orang mengerjakan sesuatu atau supaya mereka mau bertindak.

2. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu pada orang lain.

3. Apakah kita ingin orang lain menerima dan mendukung gagasan kita.

2.1.3 Konteks-Konteks komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruang hampa sosial, melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks lomunkasi di sini berarti semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi, yakni terdiri dari:

1. Aspek bersifat fisik, seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk, dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan.

2. Aspek psikologis, seperti : sikap dan emosi para peserta komunikasi.

3. Aspek sosial, seperti: norma, nilai serta budaya. 4. Aspek waktu, yakni waktu berkomunikasi.

Konteks komunikasi antara lain: 1. Komunikasi Antar persona 2. Komunikasi Kelompok 3. Komunikasi Organisasi, dan


(34)

4. Komunikasi Massa .(Mulyana, 2004:69)

2.1.4Fungsi komunikasi

William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:

1. Sebagai komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.

2. Sebagai komunikasi ekspresif

Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal.


(35)

33

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.

4. Sebagai komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.

Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan-tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression


(36)

management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan.

Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.

Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa pendapat dari para ilmuwan yang bila dicermati saling melengkapi. Misal pendapat Onong Effendy (1994), ia berpendapat fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Sedangkan Harold D Lasswell (dalam Nurudin, 2004 dan Effendy, 1994:27) memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:

1. Penjagaan/pengawasan lingkungan (surveillance of the information) yakni penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.


(37)

35

2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya .

3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya.

2.1.5 Proses Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy, Proses komunikasi pada intinya terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder

1. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pesan dan atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang atau symbol berupa bahasa, kial, syarat, gambar, warna dan sebagainya secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran, perasaan komunikator kepada komunikan.

2. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua, setelah memakai lambang sebagai media pertama. (Effendy, 1999:15).

Proses komunikasi secara primer, pikiran dan perasaan seseorang baru akan diketahui oleh dan akan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer tersebut yaitu lambang-lambang. Dengan demikian, pesan (messege)


(38)

yang disampaikan komunikator kepada komunikan terdiri dari isi (content) dan lambang-lambang (symbol).

Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, karena hanya yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini. Selain bahasa, gambar juga banyak digunakan dalam berkomunikasi, karena gambar melebihi kial, syarat dan warna dalam hal “menerjemahkan” lambang-lambang tersebut sering dipadukan penggunaannya.

Proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan cirri-ciri sifat media yang digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Menurut Effendy, pada proses komunikasi secara sekunder, media yang dipergunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut

1. Media Massa (Mass Media), yakni tertuju kepada sejumlah orang yang relative amat banyak.

2. Media Nir-Massa atau Media Massa, yakni tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang relative sedikit. (Effendy, 1999:23).


(39)

37

2.2.1 Pengertian Teknologi Komunikasi

“ Teknologi merupakan sesuatu yang dapat dipakai untuk mengurangi ketidakpastian dalam hubungan timbal balik, demi untuk mencapai hasil yang di inginkan, selain itu teknologi komunikasi dapat membuka jendela dalam membuat kita mengetahui berbagai macam peristiwa yang sesungguhnya kita tidak mengalaminya secara langsung”. ( Roger, 1986:1-2).

2.2.2 Dampak Teknologi

Dampak teknologi komunikasi dalam dalam kehidupan social masyarakat, secara singkat di kemukakan oleh Roger (1986:254), dengan mengungkapakan “modernisasi teknologi komunikasi menyebabkan pengawasan masyarakat menjadi lebih penting, walaupun lebih sukar dilaksanakan”.

2.2.3 Fungsi Pesawat Telepon

Sebuah pesawat telepon mempunyai fungsi diantaranya:

1. Me-request pemakaman saluran telepon, jika hendset di angkat. 2. Mengindikasikan bahwa system telepon sudah siap, dengan

menerima nada dial.

3. Mengirim sejmlah nomor tertentu, yang akan di panggil. No ini di bangkitkan oleh user dengan menekan tombol push bottom pada pesawat teleon.

4. Menerima beberapa nada yang menyatakan panggilan sedang dalam proses (ringing, busy).

5. Mengindikasikan adanya panggilan pada sisi terima, dengan menyembunyikan nada panggil (ringing tone).


(40)

6. Dapat mengubah dari sinyal suara menjadi sinyal listrik untuk pentransmisian jarak jauh. Begitu pula di sisi terima, mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara.

7. Memberikan tanda pada sistim jika salah satu sisi sudah menyelesaikan pembicaraan, dengan jalan menutup hendset.

2.3 Tinjauan Mengenai Gaya Hidup 2.3.1 Pengertian Gaya Hidup

“Gaya hidup adalah pola-pola tindakan dalam membedakan antara satu dengan yang lain. Gaya hidup adalah bentuk identitas kolektif yang berkembang seiring waktu. Gaya hidup berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak dapat dipahami”. (David Chaney,2004)

2.3.2 Bentuk – bentuk Gaya hidup

Menurut Chaney (dalam Idi Subandy,1997) ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain

a. Industri Gaya Hidup

Dalam abad gaya hidup, penampilan-diri itu justru mengalami estetisisasi, “estetisisasi kehidupan sehari-hari” dan bahkan tubuh/diri (body/self) pun justru mengalami estetisisasi tubuh. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup. “Kamu bergaya maka kamu ada!” adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk melukiskan kegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya hidup untuk sebagian besar adalah industri penampilan.


(41)

39

Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi), para politisi, individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita rasa (taste culture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang kadang-kadang mempesona dan memabukkan. Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.

c. Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup

Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa dalam budaya berbasis-selebriti (celebrity based-culture), para selebriti membantu dalam pembentukan identitas dari para konsumen kontemporer. Dalam budaya konsumen, identitas menjadi suatu sandaran “aksesori fashion”. Wajah generasi baru yang dikenal sebagai anak-anak E-Generation, menjadi seperti sekarang ini dianggap terbentuk melalui identitas yang diilhami selebriti (celebrity-inspired identity)-cara mereka berselancar di dunia maya (Internet), cara mereka gonta-ganti busana untuk jalan-jalan. Ini berarti bahwa selebriti dan citra mereka digunakan momen demi momen untuk membantu konsumen dalam parade identitas.


(42)

Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secara sadar dan memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resiko dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri. Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.

e. Gaya Hidup Hedonis

Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat perhatian. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu gaya hidup dapat berupa gaya hidup dari suatu penampilan, melalui media iklan, modeling dari artis yang di idola kan, gaya hidup yang hanya mengejar kenikmatan semata


(43)

41

sampai dengan gaya hidup mandiri yang menuntut penalaran dan tanggung jawab dalam pola perilakunya.

2.3.4 Faktor Pembentuk Gaya Hidup

Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).

A.Faktor Internal Sikap.

Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.

Pengalaman dan pengamatan.

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat


(44)

memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.

Kepribadian.

Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.

Konsep diri.

Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.

Motif.

Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.


(45)

43

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

B.Faktor Eksternal Kelompok referensi.

Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.

Keluarga.

Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.


(46)

Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.

Kebudayaan.

Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.

2.4.Tinjauan Mengenai Fenomenologi 2.4.1.Pengertian Fenomenologi


(47)

45

Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani, phainomai, yang berarti ‘menampak’ dan phainomenon merujuk ‘pada yang menampak’. Istilah feomenologi diperkenalkan oleh Johann Heinrickh Lambert. Meskipun pelopor fenomenologi adalah Husserl, namun dalam buku ini lebih banyak mengupas ide-ide Schutz (yang tetap berdasar pada pemikiran sang pelopor, Husserl). Terdapat dua alasan utama mengapa Schutz dijadikan centre dalam penerapan metodologi penelitian kualitatif menggunakan studi fenomenologi ini. Pertama, karena melalui Schutz-lah pemikiran dan ide Husserl yang dirasa abstrak dapat dijelaskan dengan lebih gamblang dan mudah dipahami. Kedua, Schutz merupakan orang pertama yang menerapkan fenomenologi dalam penelitian ilmu sosial. Oleh karena itu, buku ini mengupas beberapa pandangan Schutz dan penerapannya dalam sebuah penelitian sosial. Schutz mengawali pemikirannya dengan mengatakan bahwa objek penelitian ilmu sosial pada dasarnya berhubungan degan interpretasi terhadap realitas. Jadi, sebagai peneliti ilmu sosial, kita pun harus membuat interpretasi terhadap realitas yang diamati. Orang-orang saling terikat satu sama lain ketika membuat interpretasi ini. Tugas peneliti sosial-lah untuk menjelaskan secara ilmiah proses ini.

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus menggunakan metode interpretasi yang sama dengan orang yang diamati, sehingga peneliti bisa masuk ke dalam dunia interpretasi orang yang dijadikan objek penelitian. Pada praktiknya, peneliti mengasumsikan dirinya


(48)

sebagai orang yang tidak tertarik atau bukan bagian dari dunia orang yang diamati. Peneliti hanya terlibat secara kogniti dengan orang yang diamati. Peneliti dapat memilih satu ‘posisi’ yang dirasakan nyaman oleh subyek penelitiannya, sehingga ketika subyek merasa nyaman maka dirinya dapat menjadi diri sendiri. Ketika ia menjadi dirinya sendiri inilah yang menjadi bahan kajian peneliti sosial.

Setelah Schutz berhasil mengintegrasikan fenomenologi dalam ilmu sosial, para cendekiawan sosial mulai melirik pemikiran fenomenologi yang paling awal, yakni fenomenologi transendental Husserl. Husserl sangat tertarik dengan penemuan makna dan hakikat dari pengalaman. Dia berpendapat bahwa terdapat perbedaan antara fakta dan esensi dalam fakta, atau dengan kata lain perbedaan antara yang real dan yang tidak.


(49)

(50)

47

BAB III

OBJEK PENELITIAN

1.1 Sejarah Blackberry

Blackberry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM). Didirikan oleh seorang imigran Yunani di kota Waterloo, Kanada. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1984 oleh Mihalis “Mike” Lazaridis., kini menjabat President dan Co-CEO RIM dengan Jim Balsillie (Co-Co-CEO RIM), dan Douglas Freign (Vice President of Operation RIM).

Saat mendidrikan perusahaan ini, Mike tercatat sebagai mahasiswa Ilmu Komputer, Universitas Waterloo angkatan tahun 1979. Namun, naluri bisnis telah membuatnya dropped out tepat dua bulan sebelum dia diagendakan untuk diwisuda. Pada saat itu, pemuda keturunan Yunani itu memperoleh proyek pekerjaan dari General Motors. Bermodal uang pinjaman orang tuanya CAD $15 ribu, dia dan koleganya lebih memilih mengerjakan proyek tersebut dibandingkan lulus kuliah.

Sejak awal, RIM fokus dalam pengembangan peranti lunak, khususnya yang terkait jaringan nirkabel. Setelah awal-awal banyak mengerjakan pesanan pihak lain, RIM kemudian tetcatat sebagai Pengembang kedua Mobitex di dunia pada tahun 1988. Mobitex adalah sistem operasionl nirkabel berbasis Paket atau data switched yang tergolong teknologi ponsel generasi pertama, yang dikembangkan pertama kali oleh


(51)

48

Swedish Televerket Radio pada tahun 1980. Sistem yang hampir serupa dengannya adalah data Tac temuan Motorola.

Sistem apada kanal 12m 5kHz dan beroperasi pada frekuensi 900 Mhz di Amerika Utara inilah yang memungkinkan terciptanya layanan pager/penyerataan dan push email. Dua tahun kemudian, RIM menciptakan Digisyn Film Keykode Reader (pembaca Barcode di film).

Selanjutnya, tahun 1991 Mike dan Jim memperkenalkan konveter protocol Mobitex (MPC) yang pertama. Setahun kemudian, pertemuan ini disempurnakan dengan temuan solusi point of sale dari Mobitex itu sendiri. Tahun 1993, RIM memperkenalkanlagi RIM Gate alias Mobitex Gateway pertama yang juga disebut-sebut sebagai modem pertama yang dirilisnya. Laju mereka makin kencang dengan menciptakan Freedom/PCMCIA radio modem untuk mobitex pada tahun 1995.

Dengan laju korporasi yang kian produktif itu, tahun itu mereka dipercya Working venture Canadian fund Inc untuk memperoleh pembiayaan pertamanya sebesar CAD $ 5 juta guna pembuatan perngkat elektronik mereka yang pertama. Dan, akhirnya, pada tahun 1996 terciptalah perangkat teknologi Mobitex yang diperkembangknnya yang bernama Inter@ctive Pager Rim 900 (pager dua arah pertama) serta 900 OEM radio modem.


(52)

Mike Lazaridis dan jajaran manajemen memutuskan menjadikan RIM sebagai perusahaan terbuka di Toronto Stock Exchange pada tahun 1997. Dua tahun dari itu, merekam mencatatkan namanya di Nasdaq (bursa saham elektronik terbesar di Amerika Serikat).

Setelah mengeluarkan perangnya handheld pertamanya, RIM makin agresif saja. Tahun 1998 mereka merilis RIM 950, produk yang disebut-sebut pengamat industri gadget sebagai cikal bakal perangkat ajaib bernama Blackberry.

3.2. Asal Mula Nama Blackberry

Pemilihan nama Blackberry pada awlnya penggodokan di tingkat perusahaan perangkat ini akan dinamai The pocketlink. Namun ketika dikomersilkan berubah jadi LeapFrog, yang mengacu kecanggihan teknologi yang jauh melebihi kompetitornya. Ketika jajaran menejeman RIM masih tidak merasa puas dengan merek ini, mereka membawanya ke konsultan merek ternama di Sausalito, California yakni Lexicon Branding Inc-yang juga jadi konsultan merek Intel dan Apple. Seminggu di Lexicon, muncullah nama Blackberry. “kami awalnya melihat maniatur tombol perangkat mirip seperti benih kecil buah strawberry, namun analisa bahasa kami telah melihat, ini kurang kuat secara psikologi bahasa. Lantas muncullah Blackberry, dan RIM pun sepakat,’ujar pendiri Lexicon, David Placek.


(53)

50

Setelah merilis perngkat ini, langkah mereka seolah tidak terbendung. Setahun kemudian, perusahaan ini memperkenalkan solusi suurat elektronik nirkabel bernama Blackberry Enterprise Server (BES) untuk Microsoft Exchange. BES ini dipercaya sebagai solusi sistem yang melahirkan layanan yang menjadi cirri khas RIM yakni fasilitas push email atau surat elektronik dorong/geser, dimana pengguna akan menerima surat elektronik tak ubahnya seperti menerima SMS.

Sejak saat itu, kesatuan perangkat Blackberry dengan push email adalah sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan hingga sekarang. Adapun perkembangan perangkat genggam RIM itu dapat dikelompokkan dalam lima generasi sebagai berikut:

GENERASI PERTAMA (Diluncurkan antara tahun 1996-2000): Model permulaan yang didukung teknologi awal packet data switched yakni Mobitex dan Data Tac yang didisain hanya untuk layanan pager dua arah dan fasilitas internet.

Sayangnya, generasi ini belum bisa digunakan untuk fasilitas dasar telekomunikasi selular seperti menelepon dan sms. Model ini juga prinsipnya tidak bisa mendukung aplikasi berbasis Java, kecuali diinstalasi perangkat tertentu lebih dahulu.


(54)

Gambar 3.1

Generasi Pertama Blackberry

(Blackberry 850) (Blackberry 857) Sumber Foto: Berbagai sumber

GENERASI KEDUA (2002-2003): Generasi ini mulai membenamkan layanan telekomunikasi selular di dalamnya. Model awal yang sudah bisa menjalankan aplikasi berbasis bahasa pemprograman Java dan akses data 2G pada jaringan selular.

Pada generasi ini, RIM banyak mempromosikannya sebagai perangkat ponsel yang dilengkapi kemampuan akses surat elektronik dan perlahan mulai mulai meninggalkan citra pager dua arah. Generasi kedua ini lazim disebut generasi seri 5000 dan 6000.


(55)

52

Gambar 3.2

Generasi Kedua Blackberry

(Blackberry 57900) (Blackberry 5810) Sumber Foto: Berbagai sumber

GENERASI KETIGA (2003-2004) : Merupakan model Blackberry pertama dengan layar berwarna, dengan tipe awal masih menggunakan electroluminescent backlight LED backlight.

Pembaruan teknologi layar ini membuat tampilan terlihat baik sekalipun layar berada di bawah sinar matahari langsung. Spesifikasi generasi ketiga ini terus berkembang seperti mulai munculnya seri dengan memori 32Mb seperti tipe 7290.


(56)

Seri tersebut juga merupakan unit pertama yang bisa beroperasi pada jaringan quadband, sementara Blackberry 7270 merupkan tipe yang pertama dengan fasilitas Wi-Fi. Generasi ini juga kerap disebut generasi seri 7000.

Gambar 3.3

Generasi Ketiga Blackberry

(Blackberry 7230) (Blackberry 7520 Sumber Foto: Berbagai sumber

GENERASI KEEMPAT (2004-2006) : Pada generasi ini, RIM mulai memperkenalkan Sure Type yakni teknologi yang bisa memprediksi huruf yang akan ditulis (predictive text) dengan dalam tampilan papan ketik menyerupai qwertyboard.

Jika tombol sebelumnya persis komputer personal, maka seri ini mulai menyajikan tombol mirip ponsel umumnya (namun dengan masukan dua huruf per tombol). Jumlah tombol kesamping cukup 5 buah, setelah seri sebelumnya 10 tombol. Inilah yang menbuat bentuk ponsel generasi ini


(57)

54

tidak besar lagi dan makin mirip ponsel standar. Karenanya, seri ini mendapatkan sambutan hangat masyarakat luas/konsumen setelah sebelumnya dominan direspon kalangan pebisnis. Dari tiga generasi sebelumnya, seri ini adalah yang paling banyak mendapatkan respon masyarakat luas. Praktis, sejak tahun 2004, Blackberry mulai dilirik semua kalangan sebagai ponsel pilihan, khususnya bagi masyarakat Amerika Utara.

Gambar 3.4

Generasi Keempat Blackberry

(Blackberry 7100t)

GENERASI KELIMA (2005-…) : Generasi mutakhir ini didesain dengan pendekatan memberikan kepuasan kepada pasar ritel dengan tujuan merebut pasar serupa yang dimiliki pesaing Palm Treo motoq.

Atas situasi itu, pabrikan asal Kanada ini menampilkan upaya progresif di generasi ini : Tampilan layar lebih baik, kapasitas memori


(58)

bertambah, munculnya kamera, adanya slot memori eksternal, hingga kehadiran seri pearl yang super ramping.

RIM juga secara khusus membenamkan aplikasi piranti lunak berbasis instant messaging di dalamnya, seperti Yahoo Messenger, Google Talk, Blackberry Messenger dan Windows Live messenger. Dengan bentuk yang lebih ramping, tampilan lebih popular, dan fitur yang lebih mudah digunakan, generasi seri 8000-9000 ini membuat Blackberry makin familiar dan jadi pilihan utama konsumen ponsel seantero jagat.

Gambar 3.5 Generasi Kelima

(Blackberry 8700) ( Blackberry8820)


(59)

56

Itulah lima generasi Blackberry hasil kreasi Mike Lazaridis dan kawan-kawan, dari sebuah kota kecil di kanada berpenduduk kurang dari 100.000 orang. Terlihat sudah bahwa RIM bukan hanya jagoan di system operasi, tapi jempoln pula pada produk handset. Jagoan di sistem operasi ditunjukkan dengan proses pengembangan system operasi yang tidak pernah berhenti. Dari kreasi Mobitex dan DataTAC yang hanya mampu menyokong pager, hingga akhirnya muncul dua layanan utama yang menyihir dunia. Layanan tersebut adalah Blackberry Internet Service yang memungkinkan pengguna akses 10 alamat email disertai browsing dan pesan singkat tanpa batas serta Blackberry Enterprise Server yang memberi kemudahan koordinasi korporat berbasis Internet.

Sementara kepiawaian dalam perbuatan perangkat genggam terlihat dari evolusi yang begitu cepat dari tahun ke tahun, dimana peningkatan fasilitas (semifal dari layar monokrom ke warna) umumnya hanya perlu waktu kurang dari dua tahun, Yang jelas, sekalipun perubahan dan peningkatan tiada henti dilakukan, perangkat yang dihasilkan RIM dalam kurun 13 tahun terakhir (1996-2009), selalu mencuatkan satu kesamaan. Conect ke akses telekomunikasi dan internet tanpa batasan waktu dan tempat.


(60)

3.3. Sejarah di Indonesia

Seperti gelaran teknologi selular lainnya, Blackberry terlambat masuk ke Indonesia. Selang enam tahun setelah peluncuran perdananya di Kanada, layanan ini resmi diperkenalakan dua operator selular, Telkomsel dan Indosat, pada penghujung tahun 1994. Rumor implementasi layanan ini sendiri sudah santer terdengar sejak bulan September tahun ini, dimana uji coba layanan itu telah dilaksanakan operator dalam rangka mmenuhi kebutuhan akses internet, khususnya surat elektronik, secara mobile.

Kenyataannya, sebagaimana dipublikasi Bisnis Indonesia edisis Desember 2004, Indosat dan Telkomsel merilisnya hampir bersamaan pada awal Desember 2004 dengan sasaran pasar potensial kalangan pelanggan korporasi.

Kebutuhan pasar terhadap Blackberry cukup besar. Pasarnya korporasi, dengan target 15.000 pelanggan ujar Direktur Pemasaran Selular PT Indosat saat itu, Hasnul Suhaimi, seraya menyambut operator Singapura, StarHub, sebagai mitranya.

Selain StarHub yang telah menggelar layanan serupa pada tahun Mei 2003, Indosat dalam dalam implementasi layanan itu juga menggandeng mitra distribusi perangkat, TeleChoise Indonesia, serta produsen ponsel non-bundling asal Jerman, Siemens.

Sedari awal, kedua operator memang membidik segmen menengah ke atas. Karenanya, dalam operasional awal Blackberry di Indonesia, layanan umumnya tersedia hanya di kota besar seluruh Jawa, serta Medan, batam dan


(61)

58

Kalimantan Timur. Perangkat yang pertama di perkenalakan pun Blackberry 7730 yang dimensinya (panjang x lebar x tebal) teramat tambun: 12,1 cm x 7,7cm dengan bobot 142 gram. Ini membuat pengguna repot saat memasukkan ke saku maupun menggenggamnya.

Konsep baru dari sebuah ponsel yang ditawarkannya, yakni ukuran layar lebih lapang plus kehadiran qwerty board. Ini wacana baru di tengah begitu kentalnya persepsi pasar pada ponsel layar kecil dengan susunan keyboard mengikuti urutan angka.

Demikian pula kehadiran trackwheel alias navigasi menu (semacam trackball pada model Blackberry terkini) yang terletak di samping kanan ponsel. Ini juga memberi alternative input enter ponsel konvensional yang terletak di atas keypad.

Gambar 3.6


(62)

Sekalipun demikian, kedua operator itu sejak awal menyediakan paket layanan kepada pengguna ponsel lainnya. Baik Telkomsel dan Indosat sudah memberi koneksi layanan Blackberry kepada pengguna Nokia 9300, misalnya. Business Managers Enterprise Solutions PT Nokia Mobile Phone Indonesia kala itu, Edmondus Wonohutomo, menjelaskan kedua tipe communicator (Nokia 9300 dan 9500) sudah bisa tersambung layanan Blackberry.

Perpaduan antara bentuk fisik handset Nokia 9300 dan 9500 yang memiliki layar lebar, menu navigasi jeas, dan keyboard qwerty terintegrasi dengan fungsionalitas Blackberry akan menciptakan posel ideal.

Respon pasar sendiri menjelang setahun layanan itu (Desember 2005) beroperasi terbilang adem ayem. Situasi itu wajar dimaklumi, sebab harga ponsel sekaligus tarif langganan lanyanannya sangat mahal untuk ukuran kantong masyarakat Indonesia tahun 2005-an. Pasaran ponsel bawaan RIM mampu perangkat kompeten seperti Nokia 9300 kala itu paling murah Rp 4 juta. Tarif juga sama tidak terjangkau, antara Rp 400 ribu- Rp 500 ribu per bulan ini yang membuat respons minim.

Memasuki tahun 2006, pergerakan layanan ini juga masih umpama keong siput. Tetap berjalan, namun dengan kecepatan amat rendah. Manakala upaya Telkomsel terlihat stagnan, Indosat mencoba menawarkan di beberapa titik potensial. Media Febuari 2006, operator yang saham utamanya dimiliki Qatar Telecommunication itu, mulai agresif berpromosi di luar Jabotabek


(63)

60

yakni di Jateng dan Yogyakarta dengan penawaran enam paket langganan kapasitas hingga 25 megabyte (MB) per bulan.

Kemudian tanggal 31 Juli 2006, melalui Direktur Marketing PT Indosat Wahyu Wijayadi, operator itu kembali ekspansi pasar dengan menyediakan layanan Blackberry yang bisa diakses pada ponsel Sony Ericsson M-600i. Tidak berhenti sampai sana, mereka kembali menawarkan paket ponsel pendukung sistem operasi itu melalui Nokia E-61 pada 1 September 2006 smentara paket bundling Blackberry 8700G juga diluncurkan pada 18 Oktober 2006.

Respon pasar pun mulai muncul. Apalagi, pada tahun itu embrio pengguna smartphone yakni pengguna internet di Indonesia makin berkembang dengan estimasi 15 juta pengguna (Dirjen Postel, 2008). Inilah sebabnya operator besar lainnya, PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL), membuka tahun 2007 dengan secara resmi menggelar XL Blackberry service apada 25 Januari 2007. Waktu itu, anak perusahaan Telekom Malaysia itu menggandeng Vodafone.

Seolah terlecut dengan itu, PT Indosat sebagai motor layanan itu di Indonesia, ikut memasuki tahun 2007 tetap dengan langkah tegap. Pada Maret 2007, operator itu tercatat “bercerai” dari Starhub untuk menjalin kerja sama langsung dengan RIM. Dengan derap langkah yang intensif itu, tak heran jika PT Indosat pada posisi September 2007 sudah berhasil memperoleh sekitar 10.000 pelanggan dengan rata-rata penggunaan pulsa Rp 200 ribu- Rp 300 ribu per bulan (Bisnis Indonesia, 6 September 2007).


(64)

Pencapaian ini kemudian menandakan bahwa layanan ini mulai memasuki babak baru ketika kalender masuk angka tahun 2008, dimana ketiga operator yang sudah menyediakan layanan ini makin serius dan agresif menyajikannya ke pelanggan. Bentuk umum keseriusan itu terlihat dari tarif langganan yang turun drastis dan terjangkau antara Rp50 ribu – Rp 200 rubu per bulan, namun yang fenomenal diperlihatkan Telkomsel dengan menyediakan tarif khusus prabayar pada 15 Mei 2008. Ini adalah layanan pertama di seluruh Asia dengan proses aktivasi layanan cukup dengan mengirim SMS. Akan tetapi pelanggan sudah bisa memperoleh layanan regular seperti alamat push email hingga 10 buah, Microsoft Direct Push dan lainnya.

XL pun tak mau kalah, terhitumg sejak 1 November 2008 mereka meluncurkan layanan bernama Blackberry 1 (One) yang memungkinkan pelanggan prabayar berlangganan Blackberry secara harian hanya Rp 5.000. ini adalah yang pertama di dunia. Dengan mengirim pesan singkat ke nomor tetentu, maka pelanggan bisa memperoleh aktivasi layanan 1x24 jam. Jika dirasa sedang tidak memerlukan layanan Blackberry, pelanggan tinggal mengirim SMS non aktivasi.

Sementara Indosat sebagai pemimpin pasar terlihat hanya memperbaharui saja layanan miliknya dengan merilis Blackberry on Deman pada 21 Juli 2008, yang memungkinkan paket layanan mingguan sekaligus bisa digunakan bersama oleh komunitas pengguna. Mereka lebih fokus mengelola jalur distribusi ritel dengan meluncurkan seri 900 (Bold) pertama


(65)

62

di Indonesia awal September 2008 serta menggandeng lima mitra took ritel ternama seperti Trikomsel dan Efafone pada 20 Oktober 2008.

Sekarang, disepanjang awal tahun 2009 ini, demam perangkat sekaligus layanan asal Waterloo ini masih nyaring. Sekalipun konsep bisnis inti yang di anutnya masih eksklusif dengan operator, namun peredarannya di pasaran melebihi perkiraan sebelumnya. Jadi, bila mengacu terminology siklus layanan versi Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vison Dr. dimitri Mahayanam penulis menilai Blackberry saat ini sudah masuk face pleasure (masa keemasan), yang terlhat dengan respon tinggi plus kualitas layanan membaik.

Dalam periode sebelumnya (antara tahun 2004-2008), face layanan ini masuk face pain/masa sulit karena kualitas layanan belum stabil sehingga pengguna segitu-gitu saja. Kelak setelah face pleasure, ada face perfect yakni layanan sudah sangat missal sehingga pasar cenderung jenuh. Jika melihat contoh di industry telecommunikasi global seperti layanan GPRS dan SMS, face pain dan pleasure memerlukan waktu masing-masing sekitar lima tahun sementara fase perfect kurang dri tiga tahun. Berikut kilasan sejarah sekaligus fase layanan Blackberry Indonesia:


(66)

Tabel 3.1

Layanan Blackberry di Indonesia

PERIODE CATATAN SEJARAH

FASE PAIN

September, 2004 PT Telkomsel disebut-sebut sudah melakukan uji coba PT layanan Blackberry.

Desember, 2004 Indosat dan PT Telkomsel merilis secara resmi layanan Blackberry dengan mensasar segmen korporat.

Januari, 2005 PT Indosat merilis seri Blackberry 7730.

Agustus, 2005 PT Indosat meluncurkan layanan Blackberry yang bisa diakses pada seri Noia 9300 dan 9500.

Febuari, 2006 PT Indosat perluas layanan Blackberry di luar kota inti, ke Jateng dan Yogya.

Juli, 2006 PT Indosat meluncurkan layanan Blackberry yang bisa di akses pada seri Sony Ericsson M600i.

September, 2006 PT Indosat meluncurkan layanan Blackberry yang bisa di akses pada seri Nokia E61.

Oktober, 2006 PT Indosat merilis seri Blackberry 8700g.

Januari, 2007 PT Excelcomindo Pratama Tbk meramaikan pasar layanan Blackberry dengan menggandeng Vodafone.


(1)

173

1994-2000 :SD Gatot Subroto, Bandung

2000-2003 :SMP YWKA, Bandung

2003-2006 :SMA YWKA, Bandung

2006- : Mahasiswa Program Sarjana (S-1) Ilmu

Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

C. Non Formal

- Pelatihan TABLE MANNER COURSE di Hotel Jayakarta Bandung Pada Tanggal 11 Januari 2007

- Mengikuti WORKSHOP BRAIN OF MANAGEMENT di Auditorium UNIKOM Pada Tanggal 22 Mei 2007.

- Pelatihan PEMBAWA ACARA di Auditorium UNIKOM Pada Tanggal 23 Mei 2007

- Mengikuti Kunjungan ke Media Massa Aneka Yess dan RCTI Pada Tanggal 18-19 Juni 2008

- Mengikuti Pelatihan Melejitkan Potensi dan Pengembangan Diri Personal Development and Self Empowerment

B. PENDIDIKAN FORMAL


(2)

174

- Mengikuti Seminar dan Workshop Fotografi Pada Tanggal 24 Maret 2009 - Kebudaaan Film & sensor Film di Auditorium UNIKOM Pada Tanggal 24

November 2009


(3)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah meridhoi segala jalan dan upaya peneliti dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam melakukan penelitian skripsi ini tidak sedikit peneliti menghadapi kesulitan serta hambatan baik tekhnis maupun non tekhnis. Namun atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang peneliti terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya peneliti tujukan kepada kedua orang tua yang selalu membantu dan memberikan dukungan baik moral, spiritual, dan material serta doa kepada peneliti hingga detik ini. Doa ananda, semoga ananda dapat membahagiakan Mama dan Papa serta menjadi seperti apa yang Mama dan Papa harapkan untuk menjadi manusia yang berguna setidaknya untuk hidup ananda sendiri. Amiien.

Melalui kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan rasa hormat, terimakasih, dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth. Bapak Prof. Dr. J. M. Papasi selaku Dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, yang telah banyak memberikan bimbingan, nasehatnya serta motivasi selama peneliti kuliah di UNIKOM.


(4)

2. Yth. Ibu Rismawaty, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, yang telah banyak memberikan nasehat, semangat serta ijin di dalam penulisan skripsi ini.

3. Yth. Ibu Melly Maulin P., S.Sos,M.Si, selaku Dosen Wali Dan Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasihat dan memberikan arahan.

4. Yth. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos, yang telah banyak membantu dan member bekal ilmu selama kuliah.

5. Yth. Bapak Gumgum Gumilar, S.Sos, selaku Dosen Wali sebelumnya yang telah membantu dan memberikan arahan dan nasihatnya.

6. Dosen-dosen Program Ilmu Komunikasi, yang telah banyak membantu dan mengarahkan peneliti selama kuliah.

7. Sekertariat, yang telah banyak membantu dan selalu memberikan informasi.

8. Yth. Informan yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. 9. Teman-teman Humas satu Khususnya untuk Dicky, Hendra, Lilis dan

Rima. yang selalu berbagi canda, saling menghibur, mendukung satu sama lain.

10. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

mendorong peneliti selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung


(5)

viii

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih diperlukan penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penelitian ini, dan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

Bandung, 29 Juli 2010

Peneliti Ferry Herlinawati


(6)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Fenomena Gaya Hidup Penggunaan Blackberry

Smartphone di Kalangan Mahasiswa Kota Bandung.

Nama : Ferry Herlinawati

NIM : 41806010

Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disahkan: Bandung, 29 Juli 2010

Menyetujui : Pembimbing,

Melly Maulin P.,S. Sos., M.Si. NIP. 4127 35 30 004

Mengetahui,

Dekan FISIP Ketua Program Studi Universitas Komputer Indonesia Ilmu Komunikasi

Prof Dr. J.M. Papasi Rismawaty. S. Sos., M.Si. NIP. 4127.70.00.011 NIP. 4127 35 30 002