Tahap pengorganisasian Tahapan pelaksanaan

166 d Penetapan metode pelatihan didiskusikan antara narasumber pelatih dengan peserta pelatihan orang tua anak. Agar tujuan pelatihan akan berhasil dengan baik, maka metode yang digunakan adalah metode yang lebih banyak melibatkan peserta pelatihan dalam proses pelatihan sehingga akan lebih bermakna pelatihan tersebut bagi orang tua sebagai peserta pelatihan. Pelatih narasumber berperan sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi proses pelatihan. e Penetapan waktu pelatihan ditentukan secara bersama-sama terutama memperhatikan kesiapan ketersediaan waktu orang tua peserta pelatihan , agar kegiatan pelatihan tidak mengganggu kegiatan orang tua peserta pelatihan yang sudah direncanakan terlebih dahulu.

2. Tahap pengorganisasian

Pengorganisasian adalah menata pelaksanaan kegiatan pelatihan meliputi pengorganisasian personal terkait dengan kelancara pelaksanaan kegiatan pelatihan.Pengorganisasian personil yaitu melakukan koordinasi dengan pihak terkait terutama dengan orang tua sebagai peserta pelatihan, dan Pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan untuk memfasilitasi pelaksanaan pelatihan.Koordinasi dimaksudkan untuk memperolah kelancaran pelaksanaan kegiatan pelatihan. Koordinasi perumusan programpembelajaran disusun berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan belajar, dan diorientasikan untuk perumusan: 1 tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua anak usia dini yang selalu menunggui anaknya di 167 PAUD, 2materi pembelajaran berorientasipada materi agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua anak usia dini, agar orang tua memiliki kesiapan dan kemampuan dalam mendidik anak, memiliki nilai-nilai dasar kearah yang benar tentang pendidikan anak dilingkungan keluarga,mampu mentransfer nilai-nilai pendidikan kepada anak-anaknya, mampu membangun motivasi, kebersamaan, membentuk karakter anak dan melestarikan nilai-nilai budaya,3 media atau alat pembelajaran yang disesuaikan dengan materi dan kebutuhan dalam pembelajaran, 4 sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran, 5 metode pembelajaran disesuaikan dengan materi dan karakteristik peserta pelatihan, 6 sumber belajar meliputi pelatih narasumber, bahan belajar baik berupa buku teks maupun bahan belajar yang disusun oleh pelatih narasumber, dan 7 jadwal pembelajaran dalam pelatihan,disusun berdasarkan kesepakatan peserta dan peneliti dengan mempertimbangkan waktu dan kesempatan semua pihak yang terlibat dalam pelatihan.

3. Tahapan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pelatihan disesuaikan dengan perencanaan yang telah dirumuskan sebelumnya.Proses pembelajaran membutuhkan situasi dan kondisi yang interaktif edukatif antara pelatih dengan peserta pelatihan orang tua dan antar peserta pelatihan itu sendiri. Karena peserta pelatihan adalah orang dewasa yang kaya pengalaman, maka dalam proses pembelajarannya, peserta pelatihan bukan menjadi objek, akan tetapi menjadi subyek pembelajaran sehingga pembelajarannya lebih berpusat pada peserta pelatihan, sehingga 168 memberikan pengalaman seluas-luasnya kepada peserta pelatihan. Pengalaman belajar dalam pelatihan tersebut diarahkan untuk meningkatkan pengetahuandan keterampilan orang tua agar dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga. Peserta pelatihan orang tua anak usia dini dalam hal ini sebagai warga belajar bertindak secara individual maupun kelompok melaksanakan kegiatan dalam proses pelatihan melalui langkah-langkah: 1 menyimak uraian materi secara seksama; 2 melakukan kegiatan praktek sesuai materi yang diberikan dengan bimbingan pelatih narasumber. Melalui pelatihan ini diharapkan orang tua sebagai peserta pelatihan dapat mengadopsi, dan mengaktualisasikanapa yang telah diterima melalui pelatihan, apa yang diamati, dialami agar dapat diterapkan dalam pembelajaran kepada anak-anak dalam pendidikan di lingkungan keluarga, sehingga orang tua selalu berupaya mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sesuai pengalaman praktek yang diterima melalui pelatihan.

4. Tahap Evaluasi