Perjanjian operasional Operational agreements

PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2014 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT TIDAK DIAUDIT Lanjutan PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS AS OF MARCH 31, 2014 AND FOR THE THREE-MONTH PERIOD THEN ENDED UNAUDITED Continued - 75 - Dewan Direksi Grup secara berkala melakukan reviu struktur permodalan Grup. Sebagai bagian dari reviu ini, Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan. The Board of Directors of the Group periodically reviews the Group’s capital structure. As part of this review, the Board of Directors considers the cost of capital and the related risks. Rasio jumlah pinjaman terhadap kapitalisasi pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: The total debt to capitalization ratio as of March 31, 2014 and December 31, 2013 are as follows: 31 Maret 31 Desember March 31, December 31, 2014 2013 Tidak diaudit Diaudit Unaudited Audited US 000 US 000 Pinjaman 446.078 335.813 Debt Jumlah ekuitas 856.405 855.323 Total equity Jumlah kapitalisasi 1.302.483 1.191.136 Total Capitalization Rasio jumlah pinjaman terhadap kapitalisasi 34 28 Total debt to capitalization ratio

b. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan

b. Financial risk management objectives and policies

Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Grup bertujuan untuk memastikan bahwa terdapat sumber daya keuangan yang memadai untuk pengembangan usaha Grup serta dapat mengelola risiko pasar termasuk risiko uang asing dan risiko suku bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kebijakan manajemen risiko keuangan yang dijalankan oleh Grup adalah sebagai berikut: The Group’s financial risk management policy seeks to ensure that adequate financial resources are available for the development of the Group’s business while managing its market risk including currency risk and interest rate risk, credit risk and liquidity risk. The Group’s financial risk management policies are as follows: i. Risiko pasar i. Market risk Aktivitas Grup terekspos terutama untuk risiko keuangan atas perubahan nilai tukar mata uang asing Catatan 36.b.ii dan tingkat bunga Catatan 36.b.iii. Saat ini, Grup mengadakan instrumen keuangan derivatif, berupa swap suku bunga untuk mengurangi risiko kenaikan suku bunga. The Group’s activities expose it primarily to the financial risks of changes in foreign currency exchange rates Note 36.b.ii and interest rates Note 36.b.iii. Currently, the Group enters into a derivative financial instrument, interest rate swaps, to mitigate the risk of rising interest rates. Tidak terdapat perubahan eksposur Grup terhadap risiko pasar atau cara di mana risiko tersebut dikelola dan diukur. There has been no change to the Group’s exposure to market risk or the manner in which these risks are managed and measured. PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2014 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT TIDAK DIAUDIT Lanjutan PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS AS OF MARCH 31, 2014 AND FOR THE THREE-MONTH PERIOD THEN ENDED UNAUDITED Continued - 76 - ii. Manajemen risiko mata uang asing ii. Foreign currency risk management Pendapatan, biaya-biaya, dan pinjaman Grup sebagian besar diselenggarakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Namun, karena Grup beroperasi di Indonesia, terdapat keadaan di mana Grup dipengaruhi oleh fluktuasi dari nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat terutama terkait dengan pajak dan beberapa beban tertentu yang berdenominasi dalam Rupiah. Jumlah eksposur bersih mata uang selain Dolar Amerika Serikat Grup pada tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 37. The Group’s revenues, costs and borrowings are denominated mostly in U.S. Dollar. However, since the Group operates in Indonesia, there are instances where the Group is affected by the fluctuation of Indonesian Rupiah against the U.S. Dollar pertaining mainly to taxes and certain expenses which are denominated in Indonesian Rupiah. The Group’s net open currency other than U.S. Dollar exposure as of reporting date is disclosed in Note 37. Grup memelihara saldo kas dalam mata uang Rupiah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan beban dalam Rupiah. The Group maintains sufficient cash balance denominated in Indonesian Rupiah to cover the expenses denominated in Indonesian Rupiah. Analisis sensitivitas mata uang asing Foreign currency sensitivity analysis Analisis sensitivitas Grup di bawah ini terhadap peningkatan dan penurunan dalam US terhadap mata uang Rupiah menggunakan 8 pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013. 8 adalah tingkat sensitivitas yang digunakan ketika melaporkan secara internal risiko mata uang asing kepada para karyawan kunci, dan merupakan penilaian manajemen terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada nilai tukar valuta asing. Analisis sensitivitas hanya mencakup item mata uang moneter selain Dolar Amerika Serikat yang ada dan menyesuaikan translasinya pada akhir periode untuk perubahan 8 dalam nilai tukar mata uang asing. The Group’s sensitivity analysis below to the increase and decrease in the US against the relevant foreign currencies uses 8 at March 31, 2014 and December 2013, respectively. 8 is the sensitivity rate used when reporting foreign currency risk internally to key management personnel and represents managements assessment of the reasonably possible change in foreign exchange rates. The sensitivity analysis includes only outstanding monetary items denominated in currency other than U.S. Dollar and adjusts their translation at the period end for 8 change in foreign currency rates. Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2014 dan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, jika US melemah menguat sebesar 8 terhadap Rupiah, dengan seluruh variabel lainnya tetap konstan, laba bersih, setelah pajak, masing-masing akan menjadi US 5.143 ribu dan US 4.304 ribu lebih tinggirendah, terutama sebagai akibat dari keuntungan kerugian kurs mata uang asing dari translasi pajak dibayar dimuka dan tagihan restitusi pajak yang didenominasi dalam Rupiah. For the three-months period ended March 31, 2014 and the year ended December 31, 2013, if US had weakened strengthened by 8 against Indonesian Rupiah with all other variables held constant, net income, after tax, would have been US 5,143 thousand and US 4,304 thousand, respectively, higherlower, mainly as a result of foreign exchange gainslosses on translation of Rupiah- denominated prepaid taxes and claims for tax refund. Menurut pendapat manajemen, analisis sensitivitas tidak representatif atas risiko valuta asing melekat karena eksposur pada akhir periode pelaporan tidak mencerminkan eksposur selama tahun berjalan. In managements opinion, the sensitivity analysis is unrepresentative for the inherent foreign exchange risk because the exposure at the end of the reporting period does not reflect the exposure during the year.