5
BAB II KAJIAN TEORETIS
Kajian Pustaka
A. Hakikat Perkembangan Bahasa
Pengertian Bahasa Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang atbitrer yang digunakan
oleh kelompok anggota sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.
1
Bahasa apa pun sama baiknya dengan bahasa lain dan kosa kata dari bahasa tertentu mungkin dipinjam dari bahasa lain jika
ada kebutuhan. Contohnya penggunaan bahasa Inggris banyak diambil dalam bahasa Indonesia untuk kata-kata tehnologi yang memang tidak ada
pedomannya dalam bahasa Indonesia. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai
oleh suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berdasarkan pada budaya yang mereka miliki bersama.
2
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah, maka penggunaan bahasa Indonsia adalah hal yang tepat untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi.
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
3
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat pemersatu dalam kehidupan bersosial, walau dengan latar belakang
bahasa yang berbeda- beda, bukan berarti komunikasi, interaksi antar sesama kurang lancar, justru dengan perbedaan bahasa tersebut memperkaya
kosa kata dalam berkomunikasi.
1
Ramlan A. Gani, Mahmudah Fitriyah, Disiplin Bahasa Indonesia Jakarta, FITK Press,2011. Cet.2, h.1
2
Soenjono Dardjowidjojo, Psikolinguistik,Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2003, cet.I, h.16
3
Gorys Keraf, Komposisi, Jakarta, Nusa Indah, 1993. Cet.IX, h.1
B. Hakikat Menulis
Menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif. Kemampuan puncak seseorang untuk dikatakan terampil berbahasa ialah menulis.
Menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks. Menulis juga merupakan media untuk melestarikan dan menyebarluaskan informasi dan
ilmu pengetahuan.
4
Karena sebelum menulis harus mengetahui tata bahasa, tanda baca, terutama perbendaharaan kata yang kompleks. Selain itu
menulis juga menceritakan yang ada dalam khayalan dituangkan dalam tulisan yang tersusun rapi dan didisain sedemikian menarik agar pembaca
tertarik tuk membaca, juga pembaca dapat memahami maksud dari penulis. Jadi hakikat menulis adalah menyebarluaskan infomasi maupun ilmu
pengetahuan yang dikemas sedemikian menarik dengan tata bahasa,tanda baca dan perbendaharaan yang demikian kompleks, sehingga membuat
pembaca tertarik untuk mengetahui informasi yang akan disampaikan penulis dan memahami maksud dari penulis.
C. Keterampilan Menulis
1. Pengertian Keterampilan
Beberapa literature mengunakan istilah yang merujuk pada pengertian keterampilan berbahasa, misalnya kompetensi bahasa language
competence, keterampilan berbahasa language skill, dan kecakapan berbahasa language proficiency. Menurut pendapat Omagio dalam buku
Terampil Menulis di Sekolah Dasar karangan Dr. Zulela H.M Saleh, mengartikan bahwa keterampilan bahasa sebagai tingkat ideal dari kopetensi
dan performansi yang diperoleh seseorang melalui proses berlatih.
5
Seseorang dikatakan memiliki keterampilan berbahasa dalam posisi sebagai pengirim pesan, dalam proses encoding ia terampil memilih bentuk-
4
Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah IbtidaiyahSekolah Dasar, Jakarta,Nusa Indah Mandiri,2012, Cet, h.201
5
Zulela H.M, Terampil Menulis di Sekolah Dasar, Tangerang, PT.Pustaka Mandiri, 2013, Cet.I h. 25
bentuk bahasa yang tepat, sesuai dengan kontek komunikasi dalam suatu kontek komunikasi menjadi pesan yang utuh, yang sama dengan yang
dimaksudkan oleh si pengirim.
6
Seseorang dikatakan memiliki keterampilan menulis bila yang bersangkutan dapat memilih bentuk-bentuk bahasa tertulis
berupa kata, kalimat, paragrap serta menggunakan retorika organisasi tulisan yang tepat guna mengutarakan pikiran, perasaan, gagasa, fakta.
7
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah seseorang akan dikatakan terampil dalam menulis diawali
proses latihan, dengan berlatih maka akan terampil menggunakan dan memilih bentuk-bentuk bahasa tertulis serta menggunakan retorika yang
tepat guna mengutarakan pikiran, gagasan, perasaan dan fakta. Dengan tujuan yang diinginkan penulis akan sampai maksud isi tulisan kepada
pembaca.
2. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan
orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, sang penulis haruslah terampil memanfaatkan
grafologi, strutur, bahasa dan kosakata. Menulis bukanlah kegiatan yang diwariskan oleh leluhur. Terbukti
bahwa tidak semua orang memiliki keterampilan menulis, dan hanya dimiliki orang-orang tertentu. Ini dapat dibuktikan tidak setiap hasil tuliasan
dapat dipandang sebagai hasil kegiatan seseorang dalam menulis. Menulis merupakan kegitan yang menyatu dalam proses belajar. Keterampilan ini
menuntut wawasan dan pengetahuan yang luas dalam memaparkan ide dan gagasan. Ramlan A. Gani, Mahpudah Fitriyah dalam buku “Disiplin Bahasa
Indonesia,” Menulis ialah kegiatan memaparkan isi jiwa, pengalaman, dan
6
Yeti Mulyati dkk, Keterampilan Bebahasa Idonesia SD, Jakarta, Universitas Terbuka, 2007 Cet. I, h.1.5
7
ibid h. 1.5
penghayatan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya.
8
Oleh karena itu kemampuan menulis bukan suatu hal yang didapat dari warisan
atau bakat, tetapi suatu keterampilan yang harus dilakukan dengan berlatih dan proses belajar.
Soenjono Dardjowidjojo, dalam buku” Psikolinguistik” berpendapat, menulis sebagai sebuah keterampilan, berbahasa adalah kemampuan
seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pikiran-pikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan media tulisan. Karena
terkadang seseorang mahir dalam berbicara belum tentu dapat mengungkapkan ide dan gagasan yang ada dalam benak dan perasaan. Oleh
karena dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan yang ada dalam pikiran dan perasaan.
Bromley 1992 menulis diperlukan adanya keserasian antara pikiran dan tataan berbahasa yang tepat dalam mengekspresikan gagasan yang
tertuang dalam lambang-lambang bahasa tulisan. Maka dari itu dalam bahasa ada dua ragam dalam menulis.
Dalam buku Terampil menulis di sekolah dasar, karangan Zulela H.M S, keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan
gagasan dan menyampaikan bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Berdasarkan batasan itu dapat dikatakan
bahwa menulis merupakan rangkaian proses berupa kegiatan seseorang untuk menungkapkan isi pikiran, perasaan, pendapat, sikap penulis kepada
siapa saja yang membaca tulisan ituagar pembaca dapat memahami dan mengerti apa yang dimaksud oleh penulis.
Kiranya bukanlah suatu hal yang berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau
bangsa yang yang terpelajar, Sehubungan dengan hal ini ada penulis yaitu Morsey dalam Tarigan mengatakan bahwa:
8
M. Silitonga, A.H. Hasan Lubis, dkk, Membaca dan Menulis, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984 Cet. I h. 9
“menulis dipergunakan
oleh orang
terpelajar untuk
mencatatmemberitahukan, dan mempengaruhi dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang yang dapat menyusun
pikirannya dan mengutarakannya dengan jalas, kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-
kata dan struktur kalimat.”
9
Asul Wijayanto berpandangan bahwa di dalam suatu masyarakat selain dikenal kata menulis dikenal kata mengarang. Namun, banyak orang
yang menurutnya menggunakan kata menulis dengan arti mengarang dan kata mengarang dengan arti menulis, padahal kedua kata itu mempunyai
persamaan dan perbedaan. Pandangan Asul Wijayanto tersebut dipertegas dalam kutipan berikut ini.
Kegiatan menulis dan mengarang adalah kegiatan yang sama-sama mengungkapkan gagasan. Baik penulis maupun pengarang menyampaikan
gagasan melalui melalui huruf dan tanda baca. Huruf dan tanda baca itu menjadi” wakil” bunyi bahasa bahasa kata, frasa, kalimat dan paragraf
yang berisi gagasan unttuk disampaikan kepada orang lain. Perbedaannya, kegiatan menulis menghasilkan tulisan, sedangkan karangan menghasilkan
karangan. Tulisan dilandasi fakta, pengalaman, pangamatan, penelitian, pemikiran, atau analisis. Sebaliknya karangan hanya dipengaruhi oleh
imajinasi dan perasaan pengarang.
10
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan menulis adalah alat komunikasi secara tak langsung dan bukan merupakan warisan leluhur,
karena menulis memerlukan latihan agar dapat menguasai kosa kata, tata bahasa dan memahami struktur kalimat, dengan harapan segala isi fikiran,
gagasan dan ide dapat tertulis dengan rapi, pembacapun akan mengerti yang akan disampaikan penulis. Oleh karena seseorang dapat dikatakan terpelajar
dan intelektual tinggi bila dapat mencurahkan gagasan, ide, dan pendapat dalam bentuk tulisan.
9
Henry Guntur Tarigan, Menulis dengan suatu keterampilan berbahasa, Bandung: Offset Angkasa, 1986, Cet. IV, h.4.
10
Asul Wiyanto, Terampil Menulis Paragraf, Jakarta: Grasindo, 2004, Cet. 1, h. 2-3
3. Kemampuan menulis
Kemampuan menulis kecakapan seseoarang dalam mengutarakan pikiran, perasaan dan pengalaman yang berkenaan dengan masalah secara
jelas, lugas, dan tuntas dengan menggunakan bahasa tulis. Kemampuan menulis adalah kemampuan orang memakai bahasa tulis
sebagai wadah, alat, dan media untuk memaparkan isi jiwa serta pengalaman. Kemampuan ini memungkinkan untuk mengkomunikasikan isi
jiwa, penghayatan, dan pengalaman kepada berbagai pihak. Kemampuan menulis adalah terampil membuat huruf besar maupun kecil dengan jalan
menyalin atau meniru tulisan-tulisan dalam struktur kalimat.
11
Jadi kemampuan
menulis adalah
kemampuan seseorang
berkomunikasi dengan pembaca untuk mengutarakan isi pikiran, perasaan dan pengalaman dalam bentuk tulisan dengan struktur kalimat yang jelas
dan lugas.
4. Tujuan menulis
Ketika seseorang memiliki kemampuan untuk menulis, ia harus memngetahui” apa tujuan” yang diharapkannya. Tujuan itu mungkin tidak
dinyatakan dalam tulisan, melainkan berada dalam pikiran penulis saja. Tujuan itu dapat dikerjakan pada awal proses penulisan, yaitu perencanan
proses penulisan. Jadi tujuan penulisan adalah hal penting dalam menulis. Tujuan menulis adalah untuk memberikan gambaran atau perencanaan
menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tulisannya. Dengan mengetahui tujuan, penulis akan dapat
menentukan bahan materi tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang point of view. Dengan mengacu pada tujuan yang diidentifikasikan antara
lain sebagai alat untuk: 1 menginformasikan sesuatu kepada pembaca, 2 meyakinkan pembaca, 3 mengajak membaca, 4 menghibur pembaca, 5
11
Broto Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua diSekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif, Jakarta, Bulan Bintang, 1978 h,143.
melarang atau memerintah pembaca, 6 mendukung pendapat oarng lain, dan 7 menolak atau menyanggah pendapat orang lain.
12
Menulis sudah menjadi ciri yang melekat pada setiap insan akademis agar ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan dapat
diwariskan kepada generasi mendatang. Adapun tercetus lagi beberapa tujuan dalam menulis yaitu, 1 menginformasikan,
menceritakan peristiwa, pandangan yang berhubungan dengan fakta, data maupun suatu hal yang berupa sejarah maupun
kejadian yang tengah diperbincangkan dituangkan dalam bentuk tulisan melalui bermacam-macam publikasi yang baik berupa
jurnal ilmiah maupun maupun jurnal majalah atau surat kabar. 2 mendidik, karena dengan tulisan akan menambah wawasan
pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang.
Dengan menulis akan membuat akan menjadi tahu dari yang tidak tahu, berani mengungkapkan segala yang ada dalam fikiran
menjadi tulisan indah. 3 menghibur, dengan menulis akan sangat bisa mengurangi beban yang ada dalam pikiran kita,
awalnya
sangat membosankan
menjadi sesuatu
yang menyenangkan dengan tujuan dapat melupakan sejenak
permasalahan yang dihadapi.
13
Syafei dalam Isah Cahyani dan Khodijah menjelaskan bahwa tujuan penulisan sering dikacaukan dengan maksud penulisan. Walaupun
ada hubungan yang erat antara maksud dan tujuan penulisan, namun keduanya terdapat
14
tujuan penulisan adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi dalam diri pembaca setelah ia membaca tulisan.
Misalnya: setelah seorang membaca tulisan yang ada dalam skripsi ini, diharapkan memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang
menulis. Kemudian dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari- hari, akan menjadi sadar bahwa banyak hal yang belum diketahui tentang
menulis setelah membaca skripsi ini. Adapun maksud penulisan adalah motivasi yang mendorong seseorang melakukan kegiatan menulis, baik
itu dorongan dari dalam diri sendiri intrisik maupun dorongan dari luar
12
Hindun, Pembelajaran
Bahasa Indonesia Berkarakter
di Madrasah
IbtidaiyahSekolah Dasar, Jakarta, Nusa Citra Mandiri,2012Cet. h,208
13
Hadiyanto, Membudayakan Kebiasaan Menulis sebuah pengantar, Jakarta, PT Fikahati Aneska, 2001Cet1. h,10
14
Isah Cahyani dan Khodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia, Bandung: UPI PRESS, 2007, CET. 1, h. 134.
diri sendiri ekstrinsik, misalnya: siswa menulis karangan narasi yang ditugaskan dari guru Bahasa Indonesia.
Ada dua cara untuk menyatakan tujuan penulisan, yaitu: tesis dan pernyataan maksud. Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan
gagasan yang berupa tema seluruh tulisan. Pernyataan maksud digunakan jika penulis tidak mengembangkan gagasan serupa itu.
a. Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan bila ada sebuah tema karangan yang dominan.Tesis
sama dengan kalimat utama dalam paragraf. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat.
Sebuah topik yang telah dibatasi “Sistem Pembelajaran Bahasa Indonesia di SDMadrasah Ibtidaiyah di
Seluruh Jakarta Selatan” _misalnya_ mungkin akan menghasilkan kalimat tujuan “tulisan ini
menunjukkan Madrasah Ibtidaiyah, perlu adanya peningkatan kualitas di masa yang akan datang”. Dalam pembahasan selanjutnya tentu saja,
penulis akan
menunjukkan bagaimana
meningkatkan kualitas
pembelajaran bahasa Indonesia di SDMI, komponen-komponen apa saja yang ditingkatkan. Ini menunjukkan bahan yang akan menjadi tulisan.
b. Pengungkapan Maksud
Pengungkapan maksud dilakukan tidak bermaksud untuk mengembangkan ide sentral.
Contoh: Topik: Kecemasan Ketika Mengikuti UAN.
Tujuan: Mengisahkan kecemasan ketika mengikuti UAN. Pengungkapan maksud: Dalam tulisan ini, penulis akan menggambarkan
bagaimana seorang siswa Madrasah Ibtidaiyah merasa cemas ketika mengikuti UAN sehingga pembaca dapat merasakan peristiwa seperti
yang dirasakan oleh siswa tersebut. Ketakutan tidak dapat mengisi soal
dan kecemasan kemungkinan tidak dapat lulus bercampur menjadi satu. Semuanya dideskripsikan oleh penulis.
15
5. Tahapan Menulis
Dalam menulis kita mengetahui beberapa tahap yaitu, pramenulis, menulis konsep, revisi dan yang terakhir mengedit.
Dikemukakan, para penulis perlu mengetahui pengetahuan teoritisnya di samping harus biasa berlatih mempergunakannya. Untuk itu, pada bagian
berikut ini akan disajikan pengetahuan teoritis tentang salah satu aspek menulis, yakni sistematika tulis beberapa aspek beserta aplikasinya.
Suatu tulisan atau karangan dapat dikatakan terbentuk secara sistematis antara lain apabila:
1. Terdapat relevansi yang baik antara judul dengan bagian
pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup tulisan; 2.
Terdapat relevansi yang baik antara awalpenutup tulisan, atau sebaliknya;
3. Terdapat relevansi antara kalimat klausa yang satu dengan kalimat
klausa yang lain dalam tiap alenia; dan 4.
Terdapat relevansi yang tepat antara isi tulisan dengan tujuannya.
16
Betty mattix dalam bukunya yang berjudul Reasoning and writing well berpendapat bahwa penilaian situasiretorik dapat dianggap
sebagai tahap awal dari proses penulisan. Bagian 1 dari buku ini fokus pada tahap awal penulisan yang mempertimbangkan situasi retorik, pra-
penulisan,dan penyusunan. Bagian 2 fokus pada hal-hal yang muncul selama revisi dan pengeditan.
Cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan diri adalah dengan menghilangkan segala mitos yang anda dengar tentang penulis.
Cara menyempurnakan setiap kalimat saat pertama kali dibuat:
15
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitryah Z. A. Disiplin Berbahasa Indonesia Jakarta,FITK UIN, 2010 Cet2, h.1 138
16
Hindun, Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Brkarakter di
Madrasah IbtidaiyahSekolah DasarJakarta,Nusa Citra Mandiri,2013Cet.h,208
c. Pra-penulisan, tujuan dari pra-penulisan adalah untuk menangkap dan
menyimpan ide-ide yang ada. d.
Penyusunan, tujuan dari penyusunan adalah membiarkan ide-ide anda mengembangkan, memperluas, dan membentuk hubungan- hubungan
yang ada.
D. Huruf kapital.
Dalam Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, penulisan huruf menyangkut dua masalah, yaitu 1 penulisan huruf besar atau huruf kapital dan
2 penulisan huruf miring.
Penulisan huruf kapital yang kita jumpai dalam tulisan-tulisan resmi kadang-kadang menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah
penilisan huruf kapital itu adalah sebagai berikut.
- Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama pada awal
kalimat. -
Huruf pertama petikan langsung. -
Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
- Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang. -
Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama tertentu, nama instansi, atau nama
tempat. -
Huruf pertama unsur-unsur nama orang -
Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. -
Huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah. -
Huruf pertama nama geografi. -
Huruf pertama singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. -
Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. Termasuk unsur ulang pertama
- Huruf pertama semua kata didalam buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan. -
Huruf pertama kata penunjuk kekerabatan. -
Huruf pertama kata ganti Anda.
17
E. Karangan
1. Arti Karangan
Mengarang ialah melahirkan pikiran dan perasaan dengan cara yang teratur, dan dituliskan dalam bahasa tulisan.
18
Menurut pendapat saya mengarang adalah berbicara melalui tulisan segala yang ada di pikiran
seseorang, dan hal ini sangat membantu bila seseorang kurang percaya diri untuk berkata dengan kalimat yang cukup banyak.
Dalam menulis karangan seseorang harus memilih kata dan bentukkan yang tepat dan menyusun kalimat, yang harus diperhatikan dan ditaati adalah
konvensi dalam penggunaan huruf, tanda baca, serta konvensi tata tulis lainnya. Oleh karena itu dalam menulis kita dituntut untuk dapat memilih
bentuk kata yang benar, menyusun kalimat yang efektif, dan memperhatikan aspek ejaan serta organisasi karangan.
2. Macam-macam Karangan
Macam-macam karangan yang dapat diajarkan di SD dapat dijelaskan sebagai berikut:
Menurut tingkatannya, dari kelas pemula sampai kelas yang lebih tinggi a.
Menurut isibentuknya 1.
Karangan verlag laporan, umumnya diberikan di kelas-kelas rendah yang dialami dalam Pengajaran Lingkungan.
2. Karangan fantasi, karangan ini mengeluarkan isi yang ada dalam
khayalan atau sesuatu yang dibayangkan, contohnya: tentang khayalan andai menjadi raja, andai menjadi guru kelak
17
E. Zaenal Arifin, S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta, Akademia Presendo,2010 Cet 12. h,175
18
M. Ngalim Purwanto, dan Djaelani Alim. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Bandung, Remaja RosdaKarya Offset, 1997Cet. h,58
3. Karangan reproduksi, karangan ini menceritakan kembali peristiwa
sejarah, pahlawan, dan yang bersifat perkara yang diuraikan dengan kata-kata sendiri.
4. Karangan argumentasi, karangan ini membiasakan siswa menyatakan
pendapat atau pikirannya berdasarkan alasan yang tepat. b.
Menururt susunannya 1.
Karangan terikat adalah karangan yang terikat oleh jumlah baris, bait dan ritma. Ada dua jenis yaitu: puisi lama dan puisi baru.
2. Karangan bebas adalah karangan yang tidak terikat oleh jumlah baris,
bait dan ritma. Ada dua jenis yaitu prosa lama dan prosa baru. 3.
Karangan
F. Karangan Narasi
Gorys Keraf mengemukakan bahwa narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga
Nampak seolah-olah pembaca melihat sendiri peristiwa itu, dan yang terpenting pada sebuah narasi adalah unsure perbuatan dan tindakan
19
Lain halnya dengan Jos Daniel Parera mengungkapkan bahwa narasi adalah satu bentuk pengembangan karangan dan tulisan yang bersifat
menyejarahkan sesuatu berdasarkan pengembangan dari waktu ke waktu.
20
Jadi dapat disimpulkan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu
peristiwa yang terjadi, berdasarkan pengalaman diri sendiri, tentang orang lain, atau tentang diri sendiri dan orang lain pada suatu saat atau suatu kurun
waktu tertentu.
19
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia, 1997, Cet. XI, h. 135- 136.
20
Jos Daniel Parera, Menulis Tertib dan Sistematik, Jakarta: Erlangga, 1987. Cet. 11, h. 5
G. Hakikat Psikologi
Betapa tidak, teori-teori dan riset psikologi telah digunakan dan diaplikasikan secara luas dalam berbagai lapangan kehidupan, seperti
ekonomi , kesehatan, pendidikan dan proses pembelajaran, industri, dan bahkan agama.
Psikologi khusus kemungkinan akan terus berkembang sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Karena itu tidak tertutup kemungkinan akan
bermunculan cabang-cabang psikologi khusus lainnya, seperti psikologi perkembangan peserta didik.
Psikologi perkembangan peserta didik adalah bidang kajian psikologi perkembangan secara khusus mempalajari aspek-aspek perkembangan yang
berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah.
21
Maka psikologi perkembangan anak didik bertujuan mempelajari karakteristik
umum perkembangan peserta didik, baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial.
Dapat disimpulkan bahwa hakikat psikologi adalah mempelajari karakteristik perkembangan peserta didik baik secara fisik maupun
psikososial, hal ini sangat membantu kemampuan siswa dalam pelajaran menulis dalam mencurahkan pengalaman dan perasaan yang dibenaknya.
H. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelusuran literatur yang dilakukan oleh penulis ada beberapa literarur yang dimaksud antara lain adalah:
a. Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dalam Karangan Narasi Siswa
Kelas X SMK Bintang Nusantara Pondok Aren, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 20112012, ditulis oleh Agung Setiawan Dari hasil
penelitiannya berkesimpulan : -
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata termasuk semua unsur kata ulang sempurna didalam nama buku, majalah,
21
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung,PT Remaja Rosdakarya,2010 Cet 1.h, 5
surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal, sebanyak 18,09. Ini
menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa kelas X, sudah memahami tentang penggunaan huruf kapital pada aspek ini.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya, dan peristiwa sejarah, sebanyak 9,52. Ini menunjukkan hampir semua siswa kelas X memahami penggunaan huruf kapital
pada aspek ini. -
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang, sebanyak 0,95. Ini menunjukkan hampir semua siswa kelas X
memahami penggunaan huruf kapital dalam aspek ini.
22
b. Peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dengan media teks
wawacancara pada siswa SMA Taruna Mandiri Pamulang- Tangerang Selatan. Oleh Nurma Ulfa- 108013000048. Berdasarkan hasil analisis
yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang cukup signifikan dalam pembelajaran menulis karangan narasi
pada siswa SMA Taruna Mandiri dengan menggunakan media test wawacancara. Hal ini dapat dibuktikan bahwa analisis data yang
diperoleh dari hasil pra tindakan, siklus 1 dan siklus 2. Nilai rata-rata diperoleh pada saat pratindakan adalah 64,8 dan tungkat keberhasilan
siswa mencapai 26,3. Nilai tersebut mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 75 atau 75 sehingga perlu dilakukan tindakan untuk
perbaikan. Kemudian,
dilakukan tindakan
siklus 1
dengan menggunakan media teks wawacancara sehingga nilai rata- rata
pratindakan yaitu 78,6 dan tingkat keberhasilaan siswa mencapai 64,4. Karena belum mencapai KKM, peneliti melakukan siklus ke 2
dengan nilai yang diperoleh yaitu 83,2 dan tingkat keberhasilan siswa mencapai 89,5. Karena hasil nilai rata-rata pada siklus ke 2 telah
melampaui KKM yang telah ditentukan yaitu 75 atau 75 sehingga
22
Agung Setiawan, 2012, Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital Dalam Karangan Narasi Siswa kelas X SMK Bintang Nusantara Pondok Aren, Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 20112012 Jakarta,2012, FITK UIN h,85.
penelitian dihentikan. Jadi media teks wawancara dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa Taruna Mandiri.
c. Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Dengan Media
Gambar Seri Siswa kelas X.8 SMA Negeri I Leuwiliang Kabupaten Bogor 2012. Oleh Helda Dwi Oktaviani Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan di kelas X.8 SMA Negeri Leuwiliang Bogor dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media
gambar seri dapat meningkatkan: -
Kemampuan proses pembelajaran menulis narasi tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya tingkat ketercapaian siswa
dalam proses pembelajaran menulis narasi melalui media gambar seri, yaitu: Pada kegiatan pratindakan hanya 35 meningkat pada
siklus 1 menjadi 50 dan lebih meningkat lagi pada siklus ke 2 menulis narasi menjadi 86,8. Dengan demikian, penggunaan
gambar seri dalam pembelajaran menulis narasi dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menuli narasi pada siswa kelas X.8
SMAN I Leuwilang Kabupaten Bogor. -
Kemampuan menulis narasi tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai kemampuan menulis narasi pada setiap
siklusnya yaitu: Pada siklus I didapatkan bahwa jumlah siswa 38, hanya 10 orang yang mendapat nilai skor minimal 10, sedangkan
pada siklus II 33siswa dari 38 mendapat skor minimal 15 dan 5 siswa mendapatka skor maksimal 20. Dengan demikian, penggunaan
mediagambar seri dalam pembelajaran menulis narasi dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas X.8
SMAN 1 Leuwiliang Kabupaten Bogor.
20
BAB III METODE PENELITIAN