BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komoditi kelapa sawit merupakan salah satu andalan komoditi pertanian Indonesia yang pertumbuhannya sangat cepat dan mempunyai peran strategis dalam
perekonomian nasional. Salah satu hasil olahan kelapa sawit adalah minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil CPO yang dapat diolah menghasilkan produk yang
lebih bernilai, salah satunya adalah senyawa amida.
Potensi CPO Indonesia sangat besar dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan produksi CPO menjadi 19,2 juta ton pada tahun 2008. Jumlah
tersebut melampaui Malaysia yang hanya memiliki tingkat produksi sebesar 17,08 juta ton. Hal ini membuat Indonesia menjadi penghasil CPO nomor satu di dunia, kondisi
ini lebih cepat dari prediksi awal yaitu tahun 2010. Minyak kelapa sawit CPO merupakan salah satu sumber minyak nabati relatif cepat diterima oleh pasar domestik
dan pasar dunia. CPO yang dihasilkan Sebanyak 5 – 5,5 juta ton diserap pasar domestik, dan sekitar 4 juta ton diantaranya diproses menjadi minyak goreng. Pada
saat ini kapasitas terpakai industri pengolahan CPO baru mencapai 54 Pahan, I. 2006.
Dalam rangka mengantisipasi melimpahnya produksi CPO, maka diperlukan usaha untuk mengolah CPO menjadi produk hilir dengan mendayagunakan setiap
komponen kimia yang terkandung didalam CPO menjadi bahan-bahan kimia lain seperti senyawa amida. Pengolahan CPO menjadi produk hilir memberikan nilai
tambah tinggi. Produk olahan dari CPO dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu produk pangan dan non pangan. Produk pangan terutama minyak goreng dan
margarin. Produk non pangan terutama oleokimia yaitu asam lemak, metil ester,
Universitas Sumatera Utara
O
25 24 jam
senyawa amida, senyawa amina, surfaktan, gliserin dan turunan-turunannya.
Asam palmitat merupakan salah satu asam lemak yang terdapat dalam minyak kelapa sawit CPO. Kandungan asam palmitat dalam minyak kelapa sawit tinggi dan
merupakan komponen yang terbanyak didalam minyak kelapa sawit tersebut yaitu sebesar 40 – 46.
Senyawa amida dapat disintesis dengan beberapa cara yaitu dengan dehidrasi garam ammonium, dimana asam karboksilat dicampur dengan amina akan diperoleh
garam ammonium yang kemudian didehidrasi membentuk senyawa amida. Menurut Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. 1986 amida dapat disintesis dengan mereaksikan
antara ester dengan amoniak cair dan menghasilkan hasil samping etanol.
Amida juga dapat disintesis dengan turunan asam karboksilat lainnya seperti anhidrida asam halida asam dengan amoniak cair.
Senyawa amida memiliki kegunaan yang luas dalam kehidupan antara lain dapat berguna dalam pembuatan obat-obatan seperti sulfoamida yang digunakan untuk
melawan infeksi dalam tubuh manusia, sebagai zat antara dalam pembuatan amina, sebagai bahan awal dalam pembuatan suatu polimer seperti palmitamida yang
digunakan sebagai bahan penyerasi pada penguatan karet alam dengan silika.
Sintesis senyawa amida telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, diantaranya adalah Sintesis senyawa amida dari trigliserida telah dilakukan oleh
Farizal 2004, dimana senyawa amida dibuat dengan mereaksikan antara trigliserida dengan amoniak berlebih dengan berbagai variasi waktu dan suhu tetapi tanpa
menggunakan katalis. Hal yang sama juga telah dilakukan oleh Makmun, S.W 2004 yang mensintesis senyawa fatty amida dari minyak kelapa sawit dengan metode yang
CH
3
CHCOCH
2
CH
3
+ NH
3
CH
3
CHCNH
2
O + CH
3
CH
2
OH O
O
Universitas Sumatera Utara
sama yaitu dengan mereaksikan metil oleat dengan amoniak berlebih tetapi tanpa penggunaan pelarut dan katalis, dimana mengalami kesulitan karena konsentrasi
lemak yang tinggi sehingga reaksinya dengan amoniak kemungkinan akan membutuhkan energi yang sangat besar. Manihuruk 2009 juga telah berhasil
mensintesis asam azelat dengan amoniak bertekanan menggunakan katalis nikel pada suhu 180
C selama 5 jam. Asam azelat tersebut merupakan asam dikarboksilat dimana senyawa ini mempunyai 2 gugus karboksil, reaksi asam azelat dengan ammoniak
tersebut menghasilkan senyawa Nonana-1,9-diamida sebanyak 70,2. Sintesis dekanamida dari asam dekanoat juga telah dilakukan oleh manihuruk 2008 yaitu
dengan mereaksikan asam dekanoat C
10
H
21
COOH dengan amoniak bertekanan menggunakan katalis nikel berlangsung pada suhu 150
C menghasilkan dekanamida Hutauruk,2008.
Karena itu, dalam penelitian ini senyawa amida disintesis dari asam palmitat, suatu asam rantai panjang C
15
H
31
COOH, dengan mereaksikan asam palmitat dengan gas amoniak menggunakan katalis Nikel dilakukan selama 10 jam pada suhu
180 C sehingga diharapkan ikatan N-H dapat dipecah dengan energi yang lebih
rendah dan memudahkan berjalannya reaksi amidasi.
1.2 Permasalahan