Pengaruh Size, ROA dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH SIZE, ROA DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

T. ABDU SYAHRI ATTHAR 060503160

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Size, ROA dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi yang diterapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan , 2012 Yang Membuat Pernyataan

NIM : 060503160 T. Abdu Syahri Atthar


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang safa’atnya diharapkan di akhirat kelak.

Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku ketua Departemen Akuntansi dan bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Indra Naleni, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku Dosen Penilai yang telah banyak membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.


(4)

6. Kepada orang tua selaku motivator penulis Alm. H. T. Bachtaruddin dan Hj. Nurbaity Rasydi, Amk. Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang telah diberikan. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan. Terima kasih kepada seluruh saudara dan sahabat yang telah merelakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dari para pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan , 2012 Yang Membuat Pernyataan

NIM : 060503160 T. Abdu Syahri Atthar


(5)

ABSTRAK

PENGARUH SIZE, ROA DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel size perusahaan, return on asset (ROA) dan Leverage terhadap Dividend per Share (DPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2008 – 2010. Dalam penelitian ini terdapat 134 perusahaan dari 415 perusahaan yang terdaftar atau sekitar 33% dari total perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Untuk mendapatkan laporan keuangan dari setiap perusahaan, peneliti

mendapatkannya dari

menggunakan metode purposive sampling. Hasil regresi menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang digunakan tidak mampengaruhi variabel dependen. Hasil uji simultan menunjukkan bahwa ketiga variabel independen bersama-sama tidak berpengaruh secara simultan terhadap DPS. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tidak mempengaruhi pada varuabel dependen.


(6)

ABSTRACK

THE EFFECT OF FIRM SIZE, ROA AND LEVERAGE TO DIVIDEN POLICY ON THE MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE

The study was concuted to examine the effect of firm size variabel, return on assets (ROA) and Dividend per Share Leverage of (DPS) to the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in period 2008 until 2010. In this study there were 134 companies of the 415 companies listed it’s about 33% of total manufacturing company in Indonesia Stock Exchange.

To get financial statements of each company, the researchers get from samples and data collected using purposive sampling method. Regression result show that the three independent variables used did not affect the dependent variable. simultaneous test results showed that all three independent variables together simultaneously had no effect on DPS. The conclusion of this study is to show that independent variables do not affect the dependent variable.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 11

2.1.1 Dividen ... 11

2.1.2 Bentuk Kebijakan Dividen ... 13

2.1.3 Teori Dividen ... 14

2.1.4 Firm Size ... 20

2.1.5 Profitabilitas ... 21

2.1.6 Leverage ... 25

2.2 Penelitian Terdahulu ... 27

2.3 Kerangka Konseptual ... 30

2.4 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 38

3.5.1 Variabel Penelitian ... 38

3.5.2 Defenisi Operasional ... 38

3.5.2.1 Variabel Dependen ... 38

3.5.2.2 Variabel Independen ... 39

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.6.1 Statistik Deskriptif ... 41

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.6.2.1 Uji Normalitas ... 43


(8)

3.6.2.3 Uji Multikolinearitas ... 45

3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 45

3.6.2.5 Uji Hipotesis ... 46

3.6.2.5.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 46

3.6.2.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 46

3.6.2.5.3 Koefisien Determinasi (R2 3.7 Jadwal Penelitian ... 47

) ... 47

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 48

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 50

4.2.1 Analisis Stattistik Deskriptif ... 50

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 51

4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas ... 51

4.2.2.2 Hasil Uji Autokorelasi ... 56

4.2.2.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 56

4.2.2.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 58

4.2.3 Hasil Uji Regresi Berganda ... 59

4.2.4 Hasil Uji Hipotesis ... 61

4.2.4.1 Hasil Uji t (Uji Parsial) ... 62

4.2.4.2 Hasil Uji F (Uji Simultan) ... 63

4.2.4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

) ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 27

3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.2 Definisi Data Operasional Variabel ... 40

3.3 Pengambilan Keputusan Oleh Uji Durbin Watson ... 44

3.4 Jadwal Penelitian ... 47

4.1 Syarat Pengambilan Sampel ... 48

4.2 Daftar Perusahaan Manufaktur Sebagai Obyek Penelitian ... 49

4.3 Statistik Deskriptif ... 50

4.4 Hasil Uji Kormogorov-Smirnov ... 52

4.5 Hasil Uji Kormogorov-Smirnov Dalam Bentuk LN ... 53

4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 56

4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ... 57

4.8 Hasil Perhitungan Regresi Berganda ... 60

4.9 Hasil Uji t (Uji Parsial) ... 61

4.10 Hasil Uji F (Uji Simultan) ... 63


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 30

4.1 Grafik Histogram Residual ... 54

4.2 Normal P-P Plot Residual LN Dividen ... 55


(11)

11 DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Halaman

i Data Penelitian ... 71

ii Descriptive ... 75

iii Regression ... 76

iv Hitogram dan Normal P-P Plot Residual ... 78

v Kolmogorov Smirnov ... 79

vi Scatterplot ... 80


(12)

ABSTRAK

PENGARUH SIZE, ROA DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel size perusahaan, return on asset (ROA) dan Leverage terhadap Dividend per Share (DPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2008 – 2010. Dalam penelitian ini terdapat 134 perusahaan dari 415 perusahaan yang terdaftar atau sekitar 33% dari total perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Untuk mendapatkan laporan keuangan dari setiap perusahaan, peneliti

mendapatkannya dari

menggunakan metode purposive sampling. Hasil regresi menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang digunakan tidak mampengaruhi variabel dependen. Hasil uji simultan menunjukkan bahwa ketiga variabel independen bersama-sama tidak berpengaruh secara simultan terhadap DPS. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tidak mempengaruhi pada varuabel dependen.


(13)

ABSTRACK

THE EFFECT OF FIRM SIZE, ROA AND LEVERAGE TO DIVIDEN POLICY ON THE MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE

The study was concuted to examine the effect of firm size variabel, return on assets (ROA) and Dividend per Share Leverage of (DPS) to the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in period 2008 until 2010. In this study there were 134 companies of the 415 companies listed it’s about 33% of total manufacturing company in Indonesia Stock Exchange.

To get financial statements of each company, the researchers get from samples and data collected using purposive sampling method. Regression result show that the three independent variables used did not affect the dependent variable. simultaneous test results showed that all three independent variables together simultaneously had no effect on DPS. The conclusion of this study is to show that independent variables do not affect the dependent variable.


(14)

12 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan dunia usaha membawa perubahan pasar yang semakin meningkatkan persaingan antar perusahaan. Memasuki pasar bebas, usaha diantara perusahaan-perusahaan yang ada semakin bersaing. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi-strategi yang tepat agar perusahaan dapat terus bertahan dan mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. Kondisi ini membuat banyak perusahaan yang tidak mempunyai kekuatan atau persiapan akan mengalami kebangkrutan karena kalah dalam persaingan. Meningkatnya persaingan usaha dan semakin rumitnya situasi yang dihadapi oleh perusahaan modern masa kini menuntut pergerakan peran seorang manajer keuangan yang luas. Melalui manajer keuangan perusahaan harus mampu menjalankan fungsinya di dalam mengelola keuangan dengan benar dan seefisien mungkin. Ukuran yang digunakan untuk menilai keberhasilan seorang manajer keuangan dalam mengelola keuangan perusahaan adalah dengan melihat seberapa besar nilai atau ukuran perusahaan tersebut.

Size perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva dan penjualan, semakin besar total aktiva dan penjualan maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Variable ini digunakan untuk menentukan seberapa besar ukuran perusahaan. Semakin besar nilai aktiva maka semakin besar modal pada perusahaan, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang. Menurut (Sartono, 2001: 8) “tujuan yang diperhitungkan oleh perusahaan adalah


(15)

13 untuk memaksimalkan kemakmuran (kesejahteraan) pemilik atau pemegang saham atau maximization wealth of stockholders dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat ditempuh dengan memaksimalkan nilai sekarang atau present value semua keuntungan pemegang saham yang diharapkan akan

diperoleh di masa depan.

ROA (salah satu ukuran profitabilitas) yang juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat return investasi yang semakin besar.

Menurut Sutrisno (2001:248) “kebijakan leverage adalah kebijakan yang menentukan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibiayai oleh hutang”. Dalam pengambilan keputusan akan penggunaan hutang ini harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari hutang berupa bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan. Hutang adalah instumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang akan meningkatkan harga saham perusahaan. Dengan semakin tinggi harga saham perusahaan berarti nilai perusahaan akan meningkat. Soliha dan Taswan (2002:1) “namun bila mempertimbangkan kemungkinan munculnya biaya kepailitan atau manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari biaya yang ditimbulkannya, maka peningkatan hutang akan menyebabkan turunnya nilai perusahaan.


(16)

14 Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan berinvestasi pada perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa (performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan dividend yang berbeda-beda. Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan mengurangi jumlah laba ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pemenuhan kebutuhan dana dari sumber dana intern akan semakin besar dan ini akan menjadikan posisi finansial dari perusahaan yang bersangkutan semakin kuat karena ketergantungan kepada sumber dana eksternal menjadi semakin kecil.

Pada setiap perusahaan juga harus tetap memperhatikan tujuan utamanya yaitu meningkatkan nilai perusahaan, dimana nilai perusahaan ditentukan oleh nilai modal sendiri dan nilai hutang. Pembayaran dividen yang lebih besar cenderung akan meningkatkan harga saham yang berarti meningkatnya nilai perusahaan, pembayaran dividen yang semakin besar akan mengakibatkan semakin sedikitnya sisa dana yang tersedia untuk investasi, dan menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan yang pada akhirnya akan menurunkan harga saham. Sehingga nampak bahwa kebijakan dividen akan menimbulkan dua efek yang saling bertentangan.


(17)

15 Saxena (1999:3) mengemukakan “bahwa isu tentang dividen sangat penting dengan berbagai alasan antara lain: Pertama, perusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar atau calon investor sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang”. Kedua, dividen memegang peranan penting pada struktur permodalan perusahaan. Menurut teori residual dividend, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham hanya jika perusahaan tersebut sudah tidak mempunyai kesempatan melakukan suatu investasi yang menguntungkan, dalam hal ini net present value yang negatif.

Investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pandapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dalam hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan. Pada dasarnya pilihan atas dividend yield atau capital gain ini bergantung pada kebutuhan dan tujuan investasi investor. Hal ini dijelaskan Keown, Martin, dan Scott Jr. (2003) dalam penelitian Niken Tyas (2007:1) teori mengenai clientele effect. Investor yang memiliki preferensi lebih besar terhadap dividen melihat dividen sebagai hal yang lebih pasti dari pada capital gain, hal ini sesuai dengan teori dividen “bird-in-the-hand” yang dikemukakan oleh Suherli dan Harahap (2004:23).


(18)

16 Lebih lanjut, Suherli dan Harahap (2004:23) “menyatakan bahwa dengan mendapatkan dividen adalah lebih baik dari pada saldo laba karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud sebagai masa depan”. Kebijakan-kebijakan ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Kebijakan investasi akan mempengaruhi kebijakan pendanaan dalam menentukan komposisi struktur modal sebagai sumber pendanaan perusahaan. Sumber pendanaan perusahaan terdiri dari sumber pendanaan internal dan ekbsternal. Sumber pendanaan pada internal diperoleh melalui penyisihan laba perusahaan yang tidak dibagikan sebagai dividen (retained earnings). Sumber pendanaan eksternal dapat diperoleh antara lain melalui hutang, penerbitan saham, atau penerbitan obligasi. Kebijakan pendanaan serta kebijakan investasi akan mempengaruhi kebijakan dividen, karena dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham yang tidak diinvestasikan dalam kegiatan investasi perusahaan.

Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk mengurangi kemungkinan risiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mewajibkan bagi setiap perusahaan (terutama perusahaan publik) untuk


(19)

17 menyajikan laporan keuangan, baik laporan keuangan interim/ quarter (unaudit) maupun laporan keuangan tahunan/ annual (audited). Laporan keuangan tahunan (yang telah di audit) antara lain dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memuat laporan neraca dan laporan laba rugi, serta catatan yang berhubungan dengan laporan keuangan tersebut. Berdasarkan laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja perusahaan dalam kemampuannya untuk menghasilkan roa dan besarnya pendapatan dividen.

Pada umumnya para investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun capital gain. Di lain pihak, perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. Tentunya hal ini akan menjadi unik karena kebijakan dividen sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap dividen, dan dari satu sisi juga tidak harus menghambat pertumbuhan perusahaan. Para investor yang tidak bersedia mengambil risiko (risk aversion) mempunyai pandangan bahwa semakin tinggi risiko yang dihadapi oleh investor, maka tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai hasil atau imbalan terhadap risiko tersebut akan semakin tinggi juga. Selanjutnya dividen diterima pada saat ini akan mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada capital gain yang akan diterima di masa yang akan datang. Dengan demikian investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih menyukai dividen dari pada capital gain, Fira Puspita (2009:4).


(20)

18 Van Horne (2001:669) “kemudian mengatakan bahwa keputusan keuangan dan pendanaan perusahaan kini juga dipengaruhi berbagai faktor seperti rasio hutang, coverage ratio, dan lain-lain”. Rasio-rasio ini dapat mencerminkan keadaan keuangan dan performa perusahaan. Selain itu, Keown, Martin, dan Scott Jr. (2003) dalam penelitian Niken Tyas (2007:2) juga mengatakan rasio-rasio keuangan berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Rasio keuangan dapat membantu pembuatan perbandingan data keuangan perusahaan dari tahun ke tahun serta melakukan perbandingan dengan perusahaan lain. Kemudian dari berbagai rasio yang ada seperti likuiditas, rasio profitabilitas (ROA), leverage dan lain-lain, kita dapat melihat berbagai komponen keuangan perusahaan, seperti net income, total debt, total equity, total assets, dan lain-lain. Komponen-komponen tersebut oleh berbagai penelitian yang

ada dipercaya sebagai komponen-komponen yang dapat mempengaruhi besaran dividen.

Palepu, et al (2004) dalam penelitian Niken Tyas (2007:3) juga menambahkan bahwa ”analisis rasio keuangan bertujuan untuk menilai efektivitas dari kebijakan perusahaan dari tiap-tiap area dimana dari area-area tersebut manajer perusahaan dapat mencapai target pertumbuhan dan profit”. Salah satu dari area tersebut adalah kebijakan dividen perusahaan.

Pada penelitian ini penulis akan meneliti beberapa faktor yang diduga berpengaruh pada pembayaran jumlah dividen sebagai salah satu bentuk return investasi. Adapun judul pada penelitian ini adalah Pengaruh Size, ROA dan


(21)

19 Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.2. Perumusan Masalah

Latar belakang di atas menimbulkan beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi permasalahan yang akan coba dijawab dalam penulisan karya akhir ini melalui penelitian. Jadi terdapat beberapa masalah utama dalam penulisan ini, yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh secara partial yang signifikan dari Size perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan?

2. Apakah terdapat pengaruh secara partial yang signifikan dari ROA (yang salah satu ukuran profitabilitas) perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan?

3. Apakah terdapat pengaruh secara partial yang signifikan dari Leverage perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan?

4. Apakah terdapat pengaruh secara simultan yang signifikan dari Size, ROA dan Leverage perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan?


(22)

20 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Melalui analisis terhadap rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Ingin mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh secara partial yang signifikan dari size perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan.

2. Ingin mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh secara partial yang signifikan dari ROA (yang salah satu ukuran profitabilitas) perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan.

3. Ingin mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh secara partial yang signifikan dari Leverage perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan.

4. Ingin mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh secara simultan yang signifikan dari Size, ROA dan Leverage perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan,

1.3.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Manajemen

Diharapkan dari hasil penelitian ini manajemen akan mampu meningkatkan kinerja yang baik untuk memperbaiki Size, ROA


(23)

21 dan Leverage perusahaan, sehingga ketertarikan investor dalam jangka panjang dapat meningkat pada saham perusahaan.

2. Investor atau calon investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi investor ataupun calon investor yang akan melakukan investasi dalam bentuk saham.

3. Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi para akademisi dalam bidang keuangan, khususnya tentang pembayaran dividen.


(24)

22 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Dividen

Definisi Dividen Palepu et al (2004) dalam penelitian Niken Tyas (2007:9) “mendefinisikan dividen sebagai cara perusahaan untuk memberikan timbal balik kepada pemegang saham dari kelebihan kas atas kegiatan operasional dan investasi”. Lebih lanjut, Keown, Martin, dan Scott Jr. (2003) dalam penelitian Niken Tyas (2007:9) menyatakan bahwa “kebijakan dividen perusahaan mencakup dua komponen dasar”. Pertama, dividend payout ratio yang memberikan jumlah dividen yang dibayar relatif

terhadap laba perusahaan. Komponen kedua adalah stabilitas dari dividen sepanjang waktu.

Ross et al (2005:606) mengemukakan bahwa “Dividend is a payment made out of a firm’s earnings to its owners, in the form of either cash or

stock.” Selain definisi tersebut, Besley dan Brigham (2000:497) mendefinisikan dividen sebagai “distribution made to stockholders from the firm’s earnins, wether those earnings were generated in the current period or

in the previous periods.” Dari beberapa definisi tersebut, dapat kita ketahui

bahwa dividen merupakan pembagian laba kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas (cash dividend) maupun dividen saham (stock dividend) baik laba dari laba tahun berjalan atau laba dalam periode sebelumnya. Ikatan


(25)

23 Akuntasi Indonesia (2007), dalam PSAK No.23, merumuskan dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu. Laba bersih perusahaan berdampak berupa peningkatan saldo laba ditahan (retained earnings) perusahaan. Apabila saldo laba didistribusikan kepada pemegang saham maka saldo laba akan berkurang sebesar nilai yang didistribusikan kepada pemegang saham.

Sebagaimana definisi dividen yang telah diungkapkan Ross et al (2005:606) yang mendefinisikan “dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai”, artinya hanya perusahaan yang membukukan keuntungan yang dapat membagikan dividen karena dividen diambil dari keuntungan perusahaan dan bahwa dividen tunai (cash dividend) umumnya lebih menarik bagi pemegang saham dibandingkan dengan dividen saham (stock dividend).

Bagi perusahaan go public, kebijakan dividen merupakan kebijakan yang penting di dalam semua kebijakan keuangan lainnya. Menurut Bangun et al (2007:24), kebijakan dividen adalah kebijakan perusahaan dalam

menentukan apakah akan membayar dividen atau tidak, meningkatkan atau mengurangi jumlah dividen, atau membayar dividen dengan jumlah yang sama dengan yang dibagikan pada periode sebelumnya. Kebijakan dividen dapat dihitung dengan beberapa cara analisis diantaranya adalah Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend per Share (DPS).


(26)

24 2.1.2 Bentuk Kebijakan Dividen

Menurut Kieso et al (2005:358), ada beberapa jenis kebijakan dividen yang digolongkan menjadi beberapa bentuk, yaitu :

1. Dividen Tunai (Cash Dividend)

Merupakan bentuk dividen yang paling wajib digunakan oleh pihak perusahaan. Bagi suatu perusahaan, dividen ini menyebabkan penurunan laba yang dibagi dan nilai kas, kewajiban lancar untuk hutang dividen diakui pada tanggal pengumuman dividen. Kewajiban ini dihapus ketika cek dividen dikirimkan kepada para pemegang saham.

2. Dividen Harta (Property Dividend)

Merupakan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham yang dibayarkan dengan aktiva selain kas. Seringkali aktiva yang akan didistribusikan adalah sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian, perusahaan memindahkan hak kepemilikannya dalam sekuritas tersebut kepada para pemegang saham. Dividen harta biasanya hanya terjadi dalam perseroan yang bersifat tertutup. Dividen harta dinilai dengan nilai terbawa (carrying value), jika nilai pasar yang wajar tidak dapat ditentukan. 3. Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend)

Suatu pembagian yang merupakan pengembalian modal setoran kepada pemegang saham. Dividen ini merupakan peluang bagi investasi yang dibukukan dengan mengurangi modal setoran.

4. Dividen Saham (Stock Dividend)

Dividen saham merupakan pembagian dividen bukan dalam bentuk uang tunai, namun dengan memberikan dalam bentuk lembar saham. Jadi pembagian stock dividend akan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki shareholders. Perusahaan sering kali membayar stock dividend sebagai pengganti atau pelengkap dividen kas. Dividen saham memungkinkan perusahaan untuk tetap menggunakan aktiva bersih yang dihasilkan dari laba bersih dan bersamaan dengan itu menawarkan tambahan saham kepemilikan kepada pemegang saham.


(27)

25 2.1.3 Teori Dividen

1. Residual Dividend Theory

Teori dividen yang dinamakan residual dividend theory, seperti yang dikutip dari Keown, Martin, dan Scott Jr. (2003) dalam penelitian Niken Tyas (2007:9), menyatakan bahwa dividen yang dibayarkan seharusnya sejumlah modal yang tersisa dari alokasi pendanaan proyek atau investasi dalam gambaran menguntungkan. Van Horne (2001:299), berpendapat bahwa teori ini juga menyatakan bahwa dividen tidak relevan, karena mengasumsikan investor memiliki preferensi yang sama antara kas yang dijadikan dividen atau yang ditahan perusahaan. Apabila proyek atau investasi yang ditargetkan perusahaan menjanjikan return lebih besar dari pada required return, maka investor lebih senang jika perusahaan menahan kas dari pada memberikannya sebagai dividen. Begitu pula sebaliknya. Lebih lanjut, Keown, Martin, dan Scott Jr. (2003) dalam penelitian Niken Tyas (2007:9), memberikan kesimpulan bahwa pada teori ini, kebijakan dividen dipengaruhi oleh:

1. Kesempatan investasi perusahaan, 2. Struktur modal, dan

3. Ketersediaan dari modal yang dihasilkan sendiri atau internal (internally generated capital).


(28)

26 Menurut teori diatas, kebijakan dividen adalah pengaruh yang pasif karena tidak memiliki pengaruh langsung pada harga pasar saham. Maka teori diatas menyatakan bahwa dividen akan dibagikan bila perusahaan memiliki dana sisa (residu), dan apabila perusahaan tidak memiliki dana sisa tersebut maka tidak akan ada pembagian dividen. Keputusan dividen adalah residual karena perusahaan lebih cenderung membiayai investasinya dengan pendanaan internal dari laba ditahan (retained earnings) dibandingkan pendanaan eksternal (hutang atau saham). Karena pendanaan internal tentu saja jauh lebih murah, dan tidak akan ada percampuran dari pihak perusahaan lain, baik dari dalam mau pun dari luar perusahaan.

2. Clientele Effect Theory

Dalam Keown, Martin, dan Scott Jr. (2003), dalam penelitian Niken Tyas (2007:10), teori mengenai clientele effect menjelaskan bahwa investor memiliki tipikal serta preferensi yang berbeda-beda atas return dalam investasi saham. Investor individu dan institusional yang kebutuhannya mendesak atau current income akan lebih memilih berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang memberikan pembayaran dividen (kas) yang besar. Sedangkan investor lainnya, terutama bagi yang cenderung menghindari pajak, lebih memilih berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang memberikan dividen yang kecil namun capital gain yang besar.


(29)

27 Dalam teori ini menyatakan bahwa jika perusahaan membagikan dividennya, maka akan mengurangi sumber pendanaan perusahaan tersebut. Dengan demikian, perusahaan harus mencari sumber dana yang baru dalam bentuk hutang (debt). Investor akan secara langsung menyesuaikan jenis investasi dengan kebijakan dividen perusahaan yang bersangkutan. Bagi investor yang menyukai kas, cenderung akan memilih perusahaan yang akan melakukan pembagian dividen dalam jumlah besar, sedangkan investor yang lebih menyukai capital appreciation tentu saja akan memilih berinvestasi pada saham yang mengalami kenaikan harga, jadi perusahaan dengan kebijakan dividen yang ditentukan akan memiliki investor (client).

3. Bird In The Hand Theory

Menurut Keown, Martin, dan Scott Jr. (2003) dalam penelitian Niken Tyas (2007:11), bird in the hand theory merupakan teori yang memiliki keyakinan bahwa pendapatan dividen memberikan nilai yang lebih tinggi kepada investor dibandingkan pendapatan capital gain. Karena dividen dinilai memiliki tingkat kepastian yang

lebih tinggi dari pada capital gain. 4. Signaling Theory

Selain itu perubahan dalam kebijakan dividen dapat dijadikan investor sebagai sinyal mengenai keadaan keuangan perusahaan, khususnya mengenai earnings power. Jadi, kenaikan dividen yang


(30)

28 melebihi perkiraan dapat menjadi sinyal bagi investor bahwa manajemen memprediksikan kenaikan laba yang signifikan di masa depan, begitu pula sebaliknya. Hal ini berdasarkan pada signaling theory.

Wirjolukito et al (2003) merangkum beberapa penelitian yang memperkenalkan model persinyalan di dalam kebijakan dividen perusahaan. Teori ini menjelaskan bahwa dividen berisi informasi mengenai tingkat keuntungan sekarang maupun di masa yang akan datang. Hipotesis persinyalan menjelaskan bahwa perusahaan menggunakan dividen untuk memberikan sinyal adanya informasi asimetris, yang artinya bahwa dividen tersebut dapat mengubah ekspektasi perusahaan atas keuntungan di masa yang akan datang dan membuat perubahaan atas harga saham biasa. Penelitian Aharony dan Swary (1980) yang dikutip oleh Wirjolukito et al (2003) yang memusatkan perhatian pada hubungan antara

sinyal dan pergerakan harga saham, bahwa penggunaan dividen sebagai sinyal akan bereaksi positif terhadap peningkatan dividen (harga saham meningkat) dan negatif terhadap pemotongan dividen (penurunan harga saham).

Dalam Signaling theory ini juga mengatakan bahwa penurunan dividen terlihat manajemen yang tidak optimis terhadap kemajuan perusahaan dan akan memberikan sinyal negatif bagi pasar. Sebaliknya peningkatan dividen menunjukkan bahwa


(31)

29 manajemen yakin akan prospek masa depan perusahaan dan merupakan sinyal yang direspon positif oleh pasar.

5. Tax Preference Theory

Jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah dari pada pajak atas dividen, maka saham yang memiliki nilai pertumbuhan tinggi menjadi lebih menarik. Sebaliknya, jika capital gain dikenai pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan capital gain menjadi berkurang. Namun demikian karena pajak atas capital gain akan dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen. Selain itu periode investasi juga mempengaruhi pendapatan investor. Jika investor hanya membeli saham untuk jangka waktu satu tahun, maka tidak ada bedanya antara pajak atas capital gain dan pajak atas dividen. Jadi investor akan meminta tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang memiliki dividen yield yang tinggi dari pada saham dengan dividen yield yang rendah.

Berdasarkan teori tax preference, investor mungkin menyetujui menahan laba dari pada menerima pembagian dividen karena alasan yang berkaitan dengan pajak. Perlakuan yang menguntungkan dari capital gain melebihi dividen akan mengarahkan investor untuk lebih memilih


(32)

30 pembayaran yang lebih rendah dari pada pembayaran dividen dalam jumlah yang lebih tinggi.

Berdasarkan POH (Pecking Order Hypothesis) yang dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) dalam penelitian Fira Puspita (2009:23), perusahaan lebih mengutamakan dana internal dari pada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan. Kecukupan dana internal dapat dilihat dari besarnya laba, laba ditahan, atau arus kas. Apabila dana eksternal dibutuhkan, maka perusahaan lebih mengutamakan penggunaan utang dari pada ekuitas. Ide dasar POH sangat sederhana, yaitu perusahaan membutuhkan dana eksternal hanya apabila dana internal tidak cukup dan sumber dana eksternal yang lebih diutamakan adalah utang dari pada emisi saham. Myers dan Majluf (1984) dalam penelitian Fira Puspita (2009:23) menyatakan bahwa asimetri informasi menyebabkan perusahaan lebih mengutamakan dana internal dari pada dana eksternal karena asimetri informasi tersebut menyebabkan pendanaan eksternal terlalu mahal bagi perusahaan.

Myers dan Majluf (1984) berpendapat bahwa perusahaan tergantung pada internal funds karena ingin memaksimalkan kekayaan pemegang saham yang sudah ada. Penjualan saham baru bukan kepentingan dari pemegang saham yang sudah ada tetapi hanya akan mengakibatkan penurunan nilai saham yang sudah ada. Perusahaan akan memilih hutang dibanding external equity, apabila memerlukan dana eksternal. Dengan penerbitan hutang bebas

risiko (risk free debt) tidak punya dampak terhadap nilai saham yang sudah ada ataupun dengan penerbitan hutang yang berisiko mempunyai pengaruh


(33)

31 lebih sedikit terhadap nilai saham yang sudah ada dibandingkan dengan menerbitkan saham baru.

Hipotesis Pecking Order menurut Myers (1984). Didasarkan pada empat asumsi, yaitu :

1. Dividen policy bersifat konstan (sticky), 2. Lebih baik dana internal disbanding eksternal,

3. Bila menggunakan dana eksternal pilih surat berharga bebas risiko,

4. Jika diperlukan banyak dana eksternal maka memilih urutan surat berharga dari risk free debt, risky debt, convertible security, saham preferen, common stock.

2.1.4 Firm Size

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya

terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan didasarkan kepada total asset perusahaan.

Suatu perusahaan besar akan dengan mudah memasuki dunia pasar modal sedangkan untuk perusahan kecil dan menengah akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke dunia pasar modal (Fira Puspita 2009:32). Karena untuk memiliki kemudahan memasuki akses ke dalam dunia pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk


(34)

32 memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan setidaknya mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil.

2.1.5 Profitabilitas

Van Horne (2001:682) membagi rasio profitabilitas menjadi dua tipe, yakni profitabilitas yang berkaitan dengan penjualan serta profitabilitas yang berkaitan dengan investasi. Rasio profitabilitas ada yang berkaitan dengan penjualan dan ada pula yang berkaitan dengan investasi. Rasio profitabilitas yang berkaitan dengan penjualan meliputi : gross profit margin, net profit margin, SG&A to sale, dan asset turnover ratio. Adapun rasio profitabilitas

yang berkaitan dengan investasi yakni return of equity (ROE), return on assets (ROA), dan operating profit rate of return. Rasio-rasio ini menginformasikan tingkat efisiensi kegiatan operasional perusahaan.

1. Gross Profit Margin

Menurut Van Horne (2001:682) “gross profit margin dihitung dengan cara membagi antara penjualan dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan”. Rasio ini menunjukkan jumlah keuntugan (profit) relatif terhadap penjualan. Selain mengindikasikan tingkat efisiensi operasi, juga menunjukkan tingkat pemberian harga (pricing) perusahaan terhadap produknya.


(35)

33 2. Net Profit Margin

Rasio ini merupakan rasio profitabilitas yang lebih spesifik. Seperti yang dikutip dari Van Horne (2001:683) “rasio ini dihitung dengan cara membagi antara net profits after taxes dengan penjualan”. Rasio net profit margin menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan secara relatif setelah memperhitungkan semua beban dan penerimaan pajak, tapi tanpa memasukkan extra ordinary charges.

3. SG&A to Sales

Dalam melakukan analisis, penting untuk melibatkan rasio ini bersama dengan dua rasio sebelumnya. Hal ini dikarenakan antara ketiga rasio, yakni gross profit margin, net profit margin, dan SG&A to sale memiliki hubungan yang erat dan membantu dalam menghasilkan kesimpulan yang akurat mengenai kegiatan operasional perusahaan. Berdasarkan Van Horne (2001:683) “SG&A to sale dihitung dengan cara membagi antara selling, general & administrative expense dengan penjualan”. Dengan

asumsi pertumbuhan terus terjadi, persentase dari SG&A to sale diperkirakan akan turun sejalan dengan terjadinya economies of scale. 4. Asset Turnover Ratio

Berdasarkan Van Horne (2001:684) “rasio ini diukur dengan cara membagi antara penjualan dengan total asset”. Rasio ini menginformasikan tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya untuk menghasilkan output. Pada umumnya, semakin


(36)

34 tinggi asset turnover menandakan bahwa semakin sedikit jumlah investasi pada aset untuk menghasilkan penjualan.

5. Return on Equity

Berdasarkan Van Horne (2001) “return on equity (ROE) termasuk dalam kelompok rasio profitabilitas yang terkait dengan investasi”. ROE menujukkan earning power atas nilai investasi pemegang saham. Palepu, Hearly, dan Bernard (2004) menambahkan bahwa “ROE merupakan indikator komprehensif dari performa perusahaan yang mengindikasikan kemampuan manajer dalam mengelola dana yang diinvestasikan pemegang saham perusahaan dalam menghasilkan timbal balik”. Berdasarkan Van Horne (2001) nominator dari ROE adalah net profit after taxes dikurangi dengan dividen saham preferen. Adapun

denominatornya adalah ekuitas pemegang saham yang dapat menggunakan baik nilai buku maupun nilai pasar. Jika kita ingin menggunakan nilai pasar, maka sebelumnya kita harus menghitung earnings/price ratio dari saham. ROE juga dapat dinyatakan dalam

bentuk ROCE (return on common equity) yang menekankan pada saham biasa (common equity). Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2007), nominator dari ROCE adalah net income yang dikurangi dengan preferred dividends, sedangkan denominatornya adalah average common


(37)

35 6. Return On Assets

Return on assets (ROA) merupakan rasio yang juga umum digunakan

dalam analisis profitabilitas. Pada dasarnya, Palepu, et al (2004) mengatakan bahwa ROA memberikan informasi mengenai seberapa banyak profit yang dihasilkan dari hasil investasi aset perusahaan. Van Horne (2001:683) menyatakan bahwa “ROA dihitung dengan cara membagi antara net profit after taxes dengan total aset akhir periode”. Sementara itu berdasarkan Wild, Subramanyam, dan Halsey (2007), “nominator dari ROA adalah net income yang ditambah dengan interest expense (net of tax), sedangkan denominatornya adalah average total asset”. Gibson (2004) juga menambahkan bahwa “denominator yang lebih

tepat yakni menggunakan rata total asset”. Secara teoritis, angka rata-rata yang terbaik dihitung berdasarkan saldo akhir setiap bulan. Namun informasi ini sulit didapatkan oleh pihak eksternal perusahaan. Alternatifnya, kita dapat menghitung rata-rata dengan menggunakan saldo awal dan akhir periode.

7. Net Operating Profit Rate of Return

Seperti yang dikutip dari Van Horne (2001:684) “ketika biaya atas transaksi pendanaan dinilai signifikan, maka analisis rasio net operating profit rate of return dinilai cocok”. Rasio ini diukur dengan cara membagi

antara earnings before interest and taxes dengan total aset. Dengan menggunakan rasio ini, kita mendapat gambaran dengan membedakan biaya transaksi pendanaan (meliputi bunga dan dividen saham preferen).


(38)

36 Jadi, hubungan yang dipelajari merupakan hubungan yang independen dari cara pendanaan perusahaan.

Dalam penilitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on assets ROA (salah satu ukuran profitabilitas) yang juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingat pengembalian investasi (return) yang semakin besar.

Menurut Hanafi (2004:375) “perusahaan yang mempunyai aliran arus kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen”. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebih kebanyakan akan menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen, dan sekaligus membuat senang pemegang saham.

2.1.6 Leverage

Menurut Sutrisno (2001:248) “kebijakan leverage adalah kebijakan yang menentukan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibiayai oleh hutang”. Dalam pengambilan keputusan akan penggunaan hutang ini harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari hutang berupa


(39)

37 bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan. Hutang adalah instumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang akan meningkatkan harga saham perusahaan. Dengan semakin tinggi harga saham perusahaan berarti nilai perusahaan akan meningkat. (Soliha dan Taswan, 2002:1) “namun bila mempertimbangkan kemungkinan munculnya biaya kepailitan atau manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari biaya yang ditimbulkannya, maka peningkatan hutang akan menyebabkan turunnya nilai perusahaan.

Keputusan manajemen untuk berusaha menjaga agar rasio leverage tidak bertambah tinggi mengacu pada teori pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing dan apabila pendanaan dari luar (ekternal financing) diperlukan. Maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila belum mencukupi, perusahaan akan menerbitkan saham. Pada intinya apabila perusahaan masih bisa mengupayakan sumber sumber pendanaan internal maka sumber pendanaan eksternal tidak akan diupayakan. Maka dapat disimpulkan rasio leverage perusahaan yang tinggi akan menyebabkan turunnya nilai perusahaan (Weston dan Copeland, 1992).


(40)

38 2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Peneliti terdahulu No Nama Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian 1. Ikhsan Yudha

Nugraha (2008)

Analisis Hubungan Set Kesempatan Investasi, Profitabilitas, Likuiditas dan Hutang Dengan Kebijakan Dividen

• MTBVE =

Market to Book Value • ROI • Current Ratio • DER kesempatan investasi (IOS), profitabilitas (ROI), likuiditas (CR), dan hutang (DER) mampu menjelaskan variable terikat DPS sbesar 30,5% 2. Niken Tyas

Lestanti, (2007)

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Hutang, dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan

• ROCE =

Return Common On Equity

• DER = Debt to Equity Ratio

• CURR =

Current Ratio • ROCE memiliki hub positif dan signifikan • DER memiliki

hub negative dan signifikan • CURR tidak

berpengaruh signifikan 3. Fira Puspita,

(2009)

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio (Studi Kasus Pada

Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007)

•CR:

CashRatio

•Growth •Firm Size •ROA: Return

On Asset

•DTA: Debt to Total Asset

•DER: Debt to Equity Ratio

Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen 4. Setya Nugroho,

(2004)

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

• ROA • Cash Ratio

• DTA • GrowthSize:natural logarithm dari total asset Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel ROA, Cash Ratio, DTA,

Growth, dan Size

secara bersama-sama terhadap variabel DPR


(41)

39 Berikut ini adalah uraian dari tabel tinjauan penelitian terdahulu yang diuraikan sebagai berikut :

1. Ikhsan Yudha Nugraha (2008) meneliti tentang analisis Hubungan Set Kesempatan Investasi, Profitabilitas, Likuiditas dan Hutang Dengan Kebijakan Dividen. Variabel yang digunakan variabel bebas dapat disimpulkan bahwa variabel kesempatan investasi (IOS) dan current ratio mempunyai hubungan pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap DPS, sedangkan variabel ROI mempunyai hubungan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap DPS, dan yang terakhir variabel DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPS.

2. Niken Tyas Lestanti (2007) dengan judul analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Hutang, dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 4, terdiri dari satu variabel dependen yaitu dividend payout ratio (DPR), serta 3 variabel independen yaitu return on common equity (ROCE), debt to equity ratio (DER), dan current ratio (CURR). Disimpulkan bahwa dari

tiga hipotesis yang diuji, didapatkan hasil ROCE memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan DPR. Selain itu DER terbukti memiliki hubungan pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan CURR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR.

3. Fira Puspita (2009) dengan judul analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007).


(42)

40 Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada tujuh terdiri dari enam variabel independen yaitu cash ratio, growth, firm size, ROA, DTA, dan DER serta satu variabel dependen yaitu dividend payout ratio (DPR). Hasil pengolahan data disimpulkan bahwa cash ratio, firm size, dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR, growth berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR, DTA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DPR, dan DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR.

4. Setya Nugroho (2004) dengan judul analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 6 variabel yang terdiri dari 1 variabel dependen yaitu dividen payout ratio (DPR) dan variabel independennya ialah ROA, cash ratio,

DTA, growth, size. Hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa variabel ROA dan growth memiliki hubungan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap DPR, sedangkan variabel cash ratio dan size tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR, dan variabel DTA berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel DPR.

Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian sekarang menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, dan menggunakan data keuangan tahun 2008-2010, sementara penelitian terdahulu menggunakan populasi perusahaan


(43)

41 Manufaktur yang terdaftar di BEI dengan menggunakan data keuangan tahun 2005-2007.

2.3 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini menggunakan kerangka konseptual partial dan simultan yang terlihat pada gambar 2.1 bawah ini.

H1 H2

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana besar kecilnya suatu perusahaan. Return on Assets adalah rasio antara laba bersih dibagi dengan total aktiva. Leverage adalah merupakan rasio antara kewajiban dengan total asset. kebijakan dividen adalah kebijakan perusahaan dalam menetukan

Size Perusahaan

(X1)

Leverage (X3) ROA


(44)

42 apakah akan membayar dividen atau tidak, meningkatkan atau mengurangi jumlah dividen, atau membayar dividen dengan jumlah yang sama dengan yang dibagikan pada periode sebelumnya. Kebijakan dividen dapat diukur dengan beberapa alat analisis diantaranya adalah Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend per Share (DPS).

2.4. Hipotesis

Erlina (2008:49) menyatakan “Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Preposisi merupakan ungkapan atau penyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Ada pengaruh positif antara Size perusahaan dengan kebijakan dividen. H2: Ada pengaruh positif antara ROA perusahaan dengan kebijakan dividen. H3: Ada pengaruh positif antara Leverage perusahaan dengan kebijakan

dividen.

H4: Ada pengaruh positif antara Size, ROA dan Leverage perusahaan dengan kebijakan dividen.


(45)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 dengan tujuan untuk melihat pengaruh antara beberapa variabel sehingga penelitian ini bersifat penelitian korelasional. Sasaran penelitian menguji seberapa besar Size perusahaan, ROA, dan Leverage dapat mempengaruhi pembayaran dividen dalam perusahaan. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu Firm size yang diukur dengan Logaritma Natural Total Assets, profitabillitas yang diukur dengan Return on assets (ROA) dan Leverage serta kebijakan dividen yang diukur dengan Dividen

per Share (DPS) yang menjadi variabel terikat (dependent variable). Populasi

pada penelitian ini yaitu perusahaan yang termasuk ke dalam perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang membagikan dividen berupa cash dividend pada tahun 2008 sampai dengan 2010.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitan ini populasi yang akan digunakan adalah perusahan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2008 sampai tahun 2010. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116). Menurut Sumarni (2006:77), “Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan menyesuaikan diri berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu”. Purposive Sampling


(46)

44 disini menggunakan Judgement Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditentukan adalah :

1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 – 2010. 2. Perusahaan tidak pernah mengalami kerugian selama periode penilitian

2008 – 2010.

3. Perusahaan melakukan pembagian dividen secara konsisten selama periode 2008 – 2010.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka dari 134 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai tahun 2010, terpilih 29 perusahaan yang memenuhi kriteria yang akan menjadi sampel penelitian. Pemilihan sampel dari populasi dapat dilihat dari tabel 3.1 berikut.


(47)

45 Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

1 PT Holcim Indonesia Tbk √ √ - -

2 PT Langgeng Makmur Industry Tbk √ √ - -

3 PT Semen Gresik Tbk √ √ √ 1

4 PT Asahimas Flat Glass Tbk √ √ - -

5 PT Arwana Citra Mulia Tbk √ √ √ 2

6 PT Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk √ √ - - 7 PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk √ √ - -

8 PT Mulia Industrindo Tbk √ √ - -

9 PT Surya Toto Indonesia Tbk √ √ √ 3

10 PT Alaska Industrindo Tbk √ √ - -

11 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk √ √ - -

12 PT Beton Jaya Manunggal Tbk √ √ - -

13 PT Citra Turbindo Tbk √ √ - -

14 PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk √ √ - -

15 PT Indal Aluminium Industry Tbk √ √ - -

16 PT Itamaraya Tbk √ √ - -

17 PT Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk √ √ - -

18 PT Jaya Pari Steel Tbk √ √ - -

19 PT Krakatau Steel Tbk √ √ - -

20 PT Lion Metal Works Tbk √ √ √ 4

21 PT Lionmesh Prima Tbk √ √ √ 5

22 PT Hanson International Tbk √ √ - -

23 PT Pelat Timah Nusantara Tbk √ √ - -

24 PT Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ - -

25 PT Tembaga Mulia Semanan Tbk √ √ - -

26 PT Barito Pasific Tbk √ √ - -

27 PT Budi Acid Jaya Tbk √ √ √ 6

28 PT Duta Pertiwi Nusantara √ √ - -

29 PT Ekadharma International Tbk √ √ √ 7

30 PT Eterindo Wahanatama Tbk √ √ - -

31 PT Intan Wijaya International Tbk √ √ - - 32 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk √ √ - -

33 PT Indo Acitama Tbk √ √ - -

34 PT Chandra Asri Petrochemical √ √ - -


(48)

46

36 PT Alam Karya Unggul Tbk √ √ - -

37 PT Argha Karya Prima Industry Tbk √ √ - -

38 PT Asiaplast Industries Tbk √ √ - -

39 PT Berlina Tbk √ √ - -

40 PT Titan Kimia Nusantara Tbk √ √ - -

41 PT Champion Pasific Indonesia Tbk √ √ - - 42 PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk √ √ - -

43 PT Sekawan Intipratama Tbk √ √ - -

44 PT Siwani Makmur Tbk √ √ - -

45 PT Trias Sentosa Tbk √ √ √ 8

46 PT Yana Prima Hasta Persada Tbk √ √ - - 47 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk √ √ - - 48 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk √ √ - -

49 PT Malindo Feedmill Tbk √ √ - -

50 PT Siearad Produce Tbk √ √ - -

51 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ √ - -

52 PT Tirta Mahakam Resources Tbk √ √ - -

53 PT Alkindo Naratama Tbk √ √ - -

54 PT Fajar Surya Wisesa Tbk √ √ - -

55 PT Indah Kiat Pul & Paper Tbk √ √ - -

56 PT Toba Pulp Lestari Tbk √ √ - -

57 PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk √ √ - - 58 PT Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk √ √ - -

59 PT Suparma Tbk √ √ - -

60 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk √ √ - -

61 PT Astra International Tbk √ √ √ 9

62 PT Astra Auto Part Tbk √ √ √ 10

63 PT Indo Kordsa Tbk √ √ √ 11

64 PT Goodyear Indonesia Tbk √ √ √ 12

65 PT Gajah Tunggal Tbk √ √ - -

66 PT Indomobil Sukses International Tbk √ √ - -

67 PT Indospring Tbk √ √ - -

68 PT Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ - -

69 PT Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ - -

70 PT Nipress Tbk √ √ - -

71 PT Prima Alloy Steel Universal Tbk √ √ - -

72 PT Selamat Sempurna Tbk √ √ √ 13


(49)

47

74 PT Argo Pantes Tbk √ √ - -

75 PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk √ √ - -

76 PT Centex Tbk √ √ - -

77 PT Eratex Djaya Tbk √ √ - -

78 PT Ever Shine Textile Industry Tbk √ √ - -

79 PT Pan asia Indosyntec Tbk √ √ - -

80 PT Indo Rama Synthetic Tbk √ √ - -

81 PT Karwell Indonesia Tbk √ √ - -

82 PT Apac Citra Centertex Tbk √ √ - -

83 PT Pan Asia Filament Inti Tbk √ √ - -

84 PT Pan Brothers Tbk √ √ - -

85 PT Asia Pasific Fibers Tbk √ √ - -

86 PT Ricky Putra Gloalindo Tbk √ √ - -

87 PT Sunson Textile Manufacturer Tbk √ √ - -

88 PT Nusantara Inti Corpora Tbk √ √ - -

89 PT Unitex Tbk √ √ - -

90 PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk √ √ - -

91 PT Surya Intrindo Makmur Tbk √ √ - -

92 PT Sumi Indo Kabel Tbk √ √ √ 14

93 PT Jembo Cable Company Tbk √ √ - -

94 PT KMI Wire and Cable Tbk √ √ - -

95 PT Kabelindo Murni Tbk √ √ - -

96 PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce

Tbk √ √ - -

97 PT Voksel Electric Tbk √ √ - -

98 PT Sat Nusa Persada Tbk √ √ - -

99 PT Alakasha Wira International Tbk √ √ - - 100 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ - -

101 PT Cahaya Kalbar Tbk √ √ - -

102 PT Davomas Abadi Tbk √ √ - -

103 PT Delta Djakarta Tbk √ √ √ 15

104 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk √ √ - - 105 PT Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ 16 106 PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ 17

107 PT Mayora Indah Tbk √ √ √ 18

108 PT Prashida Aneka Niaga Tbk √ √ - -

109 PT Nippon Indosari Corporindo Tbk √ √ - -


(50)

48

111 PT Siantar Top Tbk √ √ - -

112 PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company

Tbk √ √ - -

113 PT Gudang Garam Tbk √ √ - -

114 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk √ √ √ 19 115 PT Bentoel International Investama Tbk √ √ - - 116 PT Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ - -

117 PT Indofarma Tbk √ √ - -

118 PT Kimia Farma Tbk √ √ √ 20

119 PT Kalbe farma Tbk √ √ √ 21

120 PT Merck Tbk √ √ √ 22

121 PT Pyridam Farma Tbk √ √ - -

122 PT Schering Plough Indonesia Tbk √ √ - - 123 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk √ √ - -

124 PT Tempo Scan Pasific Tbk √ √ √ 23

125 PT Martina Berto Tbk √ √ - -

126 PT Mustika Ratu Tbk √ √ √ 24

127 PT Mandom Indonesia Tbk √ √ √ 25

128 PT Unilever Indonesia Tbk √ √ - -

129 PT Kedawung Setia Industrial Tbk √ √ - -

130 PT Kedaung Indag Can Tbk √ √ - -

131 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk √ √ √ 26

132 PT Sepatu Bata Tbk √ √ √ 27

133 PT Kageo Igar Jaya Tbk √ √ √ 28

134 PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk √ √ √ 29

3.3. Jenis dan Sumber Data

Semua data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan – perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber data di peroleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan situs Bursa Efek Indonesia


(51)

49 3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan peneliti. Hal ini masih perlu diuji secara empiris, dengan perlunya pengujian tersebut, maka diperlukan pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder.

Metode pengumpulan data yang digunakan terutama dengan cara studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pencarian data mengenai variabel-variabel yang diteliti.

3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini menggunakan dua macam variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel yang digunakan sebagai variabel terikat adalah variabel dependen, yaitu Dividen per Share (DPS), sedangkan variabel bebas adalah variabel independen, yaitu ukuran perusahaan (Size), Return on Assets (ROA) dan Leverage.


(52)

50 3.5.2. Definisi Operasional

3.5.2.1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain (variabel independent). Variabel yang digunakan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah Dividen per Share (DPS). Dividend per Share dipakai sebagai alat

ukur kebijakan jumlah dividen, karena pengukuran akan lebih rumit apabila menggunakan Dividen Payout Ratio, hal ini dikarenakan adanya perusahaan membagikan dividen interim pada tahun yang sama dan dividen final pada tahun berikutnya. Dividend per Share dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Cash Dividend DPS =

The Number Out Standing

Variabel ini adalah simbol Y. Sumber data dari variabel ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory.

3.5.2.2. Variabel Independen

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu:

1. Size perusahaan yang di hitung dengan Logaritma Natural (LN), Rumus:

Size (X1 Keterangan:

) = Ln of Total Aset


(53)

51 2. Profitabilitas yang di hitung dengan Return on Assets (ROA),

Rumus:

ROA (X2)=

��������������� (EAT) ����������

Keterangan:

EAT : Laba setelah pajak TA : Total Aset

3. leverage yang di hitung dengan, Rumus:

L(X3) =

��������� ������

Keterangan:

Total Debt : Total hutang perusahaan

Equity : Jumlah modal yang dimiliki perusahaan

Identifikasi variabel dan definisi operasional dengan terperinci di sajikan dalam tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

Definisi Data Operasional Variabel No Jenis

Variabel

Nama

Variabel Definisi

Skala Penguk

uran 1 Independen Size

Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan


(54)

52 lain.

2 Independen Return on Asset (ROA)

Return on Asset adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan. Return On Asset diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan probabilitas perusahaan

Rasio

3 Independen Leverage Leverage merupakan rasio antara total kewajiban dengan total asset. Semakin besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai utang perusahaan.

Rasio

4 Dependen Dividen per Share

Dividen per Share merupakan nilai yang menunjukkan besarnya dividen yang akan dibagikan perusahaan dari total earning yang diperoleh perusahaan

Rasio

Sumber : Penulis, 2012

3.6. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Pengolahan data diawali dengan pengambilan dan pengubahan data mentah terkait kebijakan jumlah dividen sebagai variabel dependen dan size perusahaan, roa, dan leverage sebagai variabel independen. Data kemudian diolah dengan menggunakan bantuan pengolahan data statistik yaitu software SPSS 17.0. Pengujian dalam penelitian ini terdiri dari statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.


(55)

53 3.6.1. Statistik Deksriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deksriptif suatu data yang dilihat dari rata-rata, standar deviasi, minimum, dan maksimum. Pada penelitian ini statistik deskriptif dijabarkan dengan mean, minimum, maksimum, dan standard deviasi.

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini, yang menjadikan variabel bebas antara lain : size perusahaan, roa dan leverage, yang diduga mempengaruhi variabel terikat yaitu berupa dividen kas yang di bayarkan dan di hitung oleh Dividend per Share (DPS) maka digunakan suatu perhitungan regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut :

Y= β+ β1 SIZE(X1) + β2 ROA(X2) + β3 LV(X3) + e

Dimana :

Y = Dividend per Share bo = Konstanta

b1…b4= Koefisien Regresi X1 = Size

X2 = Return on Assets (ROA) X3 = Leverage


(56)

54 Untuk mengetahui apakah model regresi benar – benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representative atau disebut BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), maka model tersebut harus memenuhi asumsi

klasik regresi, untuk itu dilakukannya uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

3.6.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas >0,05, maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas <0,05, maka residual tidak memiliki distribusi normal.

Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) sebagai berikut :

1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dan

2) jika data menyebar dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan


(57)

55 pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.6.2.2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai runtut waktu (time series). “Autokorelasi akan muncul bila data sesudahnya merupakan fungsi data sebelumnya atau data sesudahnya memiliki korelasi yang tinggi dengan data sebelumnya pada tempat data tersebut terjadi” (Ghozali,2005:175). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya), jika terjadi autokorelasi maka dapat diatasi dengan melakukan transformasi data atau dengan menambah jumlah observasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Durbin Watson dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Pengambilan Keputusan oleh uji Durbin Watson

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl≤d≤du Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4-dl<d<4 Tidak ada autokorelasi negative No decision 4-du≤d≤4-dl Tidak ada autokorelasi positif

maupun negative


(58)

56 3.6.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah suatu hubungan linier yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Pada program SPSS ada beberapa metode yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas. Menurut (Syafrizal; 104) Salah satunya adalah dengan cara membandingkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance yaitu (Tolerance <0,1 sedangkan VIF > 5).

3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat kesamaan atau perbedaan varians dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau tidak adanya pola tertentu pada grafik, apabila tidak ada pola yang jelas ( titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y), maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(59)

57 3.6.2.5 Uji Hipotesis

3.6.2.5.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji – t)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

1) Ho : b1

2) Ho : b

= 0, artinya variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

1

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

≠ 0, artinya variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

1) Jika probabilitas < 0,05 maka ha diterima atau Ho ditolak. 2) Jika probabilitas > 0,05 maka ha ditolak atau Ho diterima.

3.6.2.5.2 Uji Signifikan Simultan (uji – F)

Pengujian signifikansi simultan (uji F) dimaksudkan untuk menguji kuat tidaknya pengaruh variabel bebas secara keseluruhan (simultan) terhadap variabel terikat. Hasil hitung dengan uji F dilakukan pada tingkat keyakinan 95% atau tingkat signifikansi (α) sebesar 5% dengan kriteria sebagai berikut :

1) H0 diterima dan Ha 2) H

ditolak jika probabilitas. F > 0,05 0 ditolak dan Ha diterima jika probabilitas. F ≤ 0,05


(60)

58 3.6.2.5.3 Koefisien Determinasi (R2

Persentase pengaruh dari seluruh variabel bebas yang tercakup dalam model regresi terhadap variabel terikat dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi berganda (R

)

2

) yang besarnya 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang mendekati 1 berarti semakin kuat model tersebut dalam menjelaskan variasi variabel bebas terhadap variabel terikat.

3.7 Jadwal Penelitian

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian No. Tahapan

Penelitian Maret 2012 Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli

2012 Keterangan 1 Pengajuan

Judul Skripsi 2 minggu

2

Bimbingan Proposal

Skripsi

1 minggu

4 Pengumpulan Data

3-4 minggu 5 Bimbingan Bab

2 dan 3 1 minggu

6 Perbaikan Bab 2 dan 3

2-3 minggu 7 Bimbingan Bab

4 1 minggu

8 Perbaikan Bab

Kompilasi 2 minggu

9 Koreksi Akhir

Pembimbing 1 minggu

10 Evaluasi


(61)

59 BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini populasi perusahaan yang digunakan adalah perusahaan yang tergolong ke dalam industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI dipilih sebagai pusat sumber data perusahaan karena BEI merupakan pasar saham terbesar dan paling utama di Indonesia. Pemilihan sampel pada perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di BEI di dasarkan karena perusahaan industri manufaktur lebih dominan. Hal ini terlihat dari peusahaan yang tergolong ke dalam perusahaan industri manufaktur sekitar 134 perusahaan dari 415 perusahaan yang terdaftar atau sekitar 33% dari total perusahaan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang mana data diambil dengan syarat ketentuan atau sesuai dengan

syarat penelitian sehingga data yang terhimpun sebagai berikut.

Tabel 4.1

Syarat Pengambilan Sampel

No. Kriteria Jumlah

1. Perusahaan yang masuk ke dalam industri manufaktur selama periode tahun 2008 sampai tahun 2010.

134 2. Perusahaan tidak pernah membagikan kas dividen berturut

selama periode penelitan tahun 2008 sampai tahun 2010.

(105) 3. Perusahaan yang tidak mengalami keuntungan selama periode

penelitian tahun 2008 sampai tahun 2010

(0) 4. Data laporan keuangan tidak tersedia dengan lengkap (belum

menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen beserta opini dan tanggal auditnya)

(0)


(62)

60 Dari tabel 4.1 diperoleh sampel penelitian sebanyak 29 perusahaan dari periode observasi selama 3 tahun maka total observasi dalam penelitan ini adalah sebanyak 87 observasi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0. Berikut daftar nama perusahaan yang masuk ke dalam industri manufaktur yang menjadi objek penelitian dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

Tabel 4.2

Daftar Perusahaan Manufaktur Sebagai Obyek Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan

1 SMGR PT Semen Gresik Tbk 2 ARNA PT Arwana Citra Mulia Tbk 3 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 4 LION PT Lion Metal Works Tbk 5 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 6 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk

7 EKAD PT Ekadharma International Tbk 8 TRST PT Trias Sentosa Tbk

9 ASII PT Astra International Tbk 10 AUTO PT Astra Auto Part Tbk 11 BRAM PT Indo Kordsa Tbk

12 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk 13 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 14 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 15 DLTA PT Delta Djakarta Tbk

16 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 17 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 18 MYOR PT Mayora Indah Tbk

19 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 20 KAEF PT Kimia Farma Tbk

21 KLBF PT Kalbe farma Tbk 22 MERK PT Merck Tbk

23 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk 24 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 25 TCID PT Mandom Indonesia Tbk

26 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 27 BATA PT Sepatu Bata Tbk

28 IGAR PT Kageo Igar Jaya Tbk

29 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk


(63)

61 4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Langkah awal pengujian statistik dalam penelitan ini adalah melakukan pengujian statistik deksriptif dari variabel penelitian. Statistik deskriptif ini meliputi nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi pada perusahaan. Hasil dari uji statistik deskriptif dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LN_DVD 87 14.49 24.75 18.0441 2.30959

LN_SZ 87 2.92 3.14 3.0569 .04861

LN_LV 87 -2.81 2.13 -.8876 .85472

LN_ROA 87 -7.14 -.14 -2.1732 .98155

Valid N (listwise) 87

Sumber: Hasil Olah Data SPSS,2012

Berdasarkan hasil statistik deskriptif secara menyeluruh dengan total observasi sebesar 87 sebagaimana dijelaskan pada tabel 4.3, yaitu dijelaskan bahwa. Rata-rata Dividend per Share (DPS) atau yang terlihat dalam tabel sebagai LN_DVD (logaritma Natural_Dividend) dari seluruh perusahaan sampel adalah 18,0441 dengan standar deviasi 2,30959. Nilai DPS terbesar pada perusahaan sampel yaitu sebesar 24,75 dan nilai DPS terkecil pada


(64)

62 perusahaan sampel yaitu sebesar 14,49. Di lihat dari nilai mean-nya yang lebih besar dari nilai standar deviasi, maka nilai DPS dinyatakan normal. 4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi variabel dependen dan independen keduanya dapat mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memeliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data dilakukan dengan model uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikan atau profitabilitas (>0.05), maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikan atau profitabilitas (<0.05), maka residual tidak memiliki distribusi normal. Selain itu uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram.

1) Hasil uji Kormogorov-Smirnov

Hasil pengujian normalitas dengan alat uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.


(65)

63 Tabel 4.4

Hasil Uji Kormogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardi zed Residual

N 87

Normal Parametersa,,b Mean -.0000007

Std. Deviation 8.35715795

E9 Most Extreme

Differences

Absolute .320

Positive .320

Negative -.304

Kolmogorov-Smirnov Z 2.986

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai signifikan = 0.00 lebih kecil (<0.05) berarti data yang dihasilkan tidak normal, data yang tidak normal dapat di uji kembali setelah di lakukan transformasi data dalam bentuk logaritma Natural, maka diperoleh hasil pengujian sebagai berikut.


(1)

86

Lampiran iii

Regression

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 LN_LV, LN_SZ, LN_ROAa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .129a .017 -.019 2.33135 a. Predictors: (Constant), LN_LV, LN_SZ, LN_ROA

b. Dependent Variable: LN_DVD

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.622 3 2.541 .467 .706a Residual 451.121 83 5.435

Total 458.743 86

a. Predictors: (Constant), LN_LV, LN_SZ, LN_ROA


(2)

87

Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 32.561 16.057 2.028 .046

LN_SZ -4.893 5.215 -.103 -.938 .351

LN_ROA -.133 .281 -.057 -.475 .636

LN_LV -.169 .322 -.063 -.524 .602

a. Dependent Variable: LN_DVD

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 17.3879 18.8761 18.0441 .29771 87

Std. Predicted Value -2.204 2.795 .000 1.000 87

Standard Error of Predicted Value

.267 1.351 .470 .172 87

Adjusted Predicted Value 17.0370 19.3388 18.0484 .33238 87

Residual -3.45111 6.42273 .00000 2.29033 87

Std. Residual -1.480 2.755 .000 .982 87

Stud. Residual -1.576 2.803 .000 1.009 87

Deleted Residual -3.91381 6.67006 -.00427 2.41734 87

Stud. Deleted Residual -1.591 2.928 .004 1.023 87

Mahal. Distance .137 27.879 2.966 3.630 87

Cook's Distance .000 .208 .014 .027 87

Centered Leverage Value .002 .324 .034 .042 87


(3)

88

Lampiran iv

Histogram dan

Normal P-P Plot

Residual


(4)

89

Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardi

zed Residual

N

87

Normal Parameters

a,,b

Mean

-.0000007

Std. Deviation

8.35715795

E9

Most Extreme

Differences

Absolute

.320

Positive

.320

Negative

-.304

Kolmogorov-Smirnov Z

2.986

Asymp. Sig. (2-tailed)

.000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardi

zed Residual

N

87

Normal Parameters

a,,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

2.29032545

Most Extreme

Differences

Absolute

.102

Positive

.102

Negative

-.066

Kolmogorov-Smirnov Z

.955

Asymp. Sig. (2-tailed)

.321

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


(5)

90

Lampiran vi


(6)

91

Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .129a .017 -.019 2.33135 1.818 a. Predictors: (Constant), LN_LV, LN_SZ, LN_ROA

b. Dependent Variable: LN_DVD

Tabel Durbin Watson (DW),

= 5%

n k=1 k=2 k=3 k=4 k=5

dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU 71 1.5865 1.6435 1.5577 1.6733 1.5284 1.7041 1.4987 1.7358 1.4685 1.7685 72 1.5895 1.6457 1.5611 1.6751 1.5323 1.7054 1.5029 1.7366 1.4732 1.7688 73 1.5924 1.6479 1.5645 1.6768 1.5360 1.7067 1.5071 1.7375 1.4778 1.7691 74 1.5953 1.6500 1.5677 1.6785 1.5397 1.7079 1.5112 1.7383 1.4822 1.7694 75 1.5981 1.6521 1.5709 1.6802 1.5432 1.7092 1.5151 1.7390 1.4866 1.7698 76 1.6009 1.6541 1.5740 1.6819 1.5467 1.7104 1.5190 1.7399 1.4909 1.7701 77 1.6036 1.6561 1.5771 1.6835 1.5502 1.7117 1.5228 1.7407 1.4950 1.7704 78 1.6063 1.6581 1.5801 1.6851 1.5535 1.7129 1.5265 1.7415 1.4991 1.7708 79 1.6089 1.6601 1.5830 1.6867 1.5568 1.7141 1.5302 1.7423 1.5031 1.7712 80 1.6114 1.6620 1.5859 1.6882 1.5600 1.7153 1.5337 1.7430 1.5070 1.7716 81 1.6139 1.6639 1.5888 1.6898 1.5632 1.7164 1.5372 1.7438 1.5109 1.7720 82 1.6164 1.6657 1.5915 1.6913 1.5663 1.7176 1.5406 1.7446 1.5146 1.7724 83 1.6188 1.6675 1.5942 1.6928 1.5693 1.7187 1.5440 1.7454 1.5183 1.7728 84 1.6212 1.6693 1.5969 1.6942 1.5723 1.7199 1.5472 1.7462 1.5219 1.7732 85 1.6235 1.6711 1.5995 1.6957 1.5752 1.7210 1.5505 1.7470 1.5254 1.7736 86 1.6258 1.6728 1.6021 1.6971 1.5780 1.7221 1.5536 1.7478 1.5289 1.7740 87 1.6280 1.6745 1.6046 1.6985 1.5808 1.7232 1.5567 1.7485 1.5322 1.7745 88 1.6302 1.6762 1.6071 1.6999 1.5836 1.7243 1.5597 1.7493 1.5356 1.7749 89 1.6324 1.6778 1.6095 1.7013 1.5863 1.7254 1.5627 1.7501 1.5388 1.7754 90 1.6345 1.6794 1.6119 1.7026 1.5889 1.7264 1.5656 1.7508 1.5420 1.7758 91 1.6366 1.6810 1.6143 1.7040 1.5915 1.7275 1.5685 1.7516 1.5452 1.7763 92 1.6387 1.6826 1.6166 1.7053 1.5941 1.7285 1.5713 1.7523 1.5482 1.7767 93 1.6407 1.6841 1.6188 1.7066 1.5966 1.7295 1.5741 1.7531 1.5513 1.7772 94 1.6427 1.6857 1.6211 1.7078 1.5991 1.7306 1.5768 1.7538 1.5542 1.7776 95 1.6447 1.6872 1.6233 1.7091 1.6015 1.7316 1.5795 1.7546 1.5572 1.7781 96 1.6466 1.6887 1.6254 1.7103 1.6039 1.7326 1.5821 1.7553 1.5600 1.7785 97 1.6485 1.6901 1.6275 1.7116 1.6063 1.7335 1.5847 1.7560 1.5628 1.7790 98 1.6504 1.6916 1.6296 1.7128 1.6086 1.7345 1.5872 1.7567 1.5656 1.7795 99 1.6522 1.6930 1.6317 1.7140 1.6108 1.7355 1.5897 1.7575 1.5683 1.7799 100 1.6540 1.6944 1.6337 1.7152 1.6131 1.7364 1.5922 1.7582 1.5710 1.7804