Pengaruh Size, ROA dan Leverage terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH SIZE, ROA DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

OLEH

AYNIL AJIJAR HAMDANI 080503033

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Size, ROA dan Leverage terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 14Nopember 2012 Yang Membuat Pernyataan,

Aynil Ajijar Hamdani 080503033


(3)

ABSTRAK

PENGARUH SIZE, ROA DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh size, Return on Asset (ROA) dan leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Manajemen laba diukur dengan discretionary accruals menggunakan Model Jones yang dimodifikasi.

Populasi pada penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode purposive sampling, yakni metode yang menetapkan kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan sampel, yang menghasilkan 22 perusahaan selama tiga tahun pengamatan. Data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data berasal dari situ digunakan adalah model regresi linear berganda dan statistik deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan size, Return on Asset (ROA) dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Secara parsial, size, Return on Asset (ROA) dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.


(4)

ABSTRACT

THE INFLUENCE SIZE, ROA AND LEVERAGE OF EARNINGS MANAGEMENT IN BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE.

This study aimed to determine the effect of size, Return on Assets (ROA) and leverage on earnings management at banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. Earnings management as measured by discretionary accruals using the modified Jones model.

The study populationis a banking company listed on the Indonesia Stock Exchange 2008-2010 period. Data collection method used was purposive sampling method, ie a method that sets certain criteria for determining the sample, resulting in 22 companies during the three years of observation. Data sources are from websit regression models and descriptive statistics.

The results of this study show that simultaneously size, Return on Assets (ROA) and leverage no significant effect on earnings management. Partially, size, Return on Assets (ROA) and leverage no significant effect on earnings management.

Keywords: Size, Return on Assets (ROA), Leverage and Earnings Management.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kuasaNya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Size, ROA dan Leverage terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan, dari berbagai pihak berupa dukungan moral maupun materi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Arifin Lubis, M.M., Ak., selaku Plt Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran serta bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak. Selaku Dosen Pembaca yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Teristimewa untuk Ayahanda Dr. H. M. Hamdan, SH, MH dan Ibunda tercinta Hj. Darnawati yang senantiasa mencurahkan segenap kasih sayang, do’a, motivasi dan nasihat, seluruh keluarga yang telah


(6)

memberikan dukungan moral maupun materi serta kepada teman-teman kuliah yang selalu membantu penulis selama masa kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan,Nopember 2012 Penulis,

Aynil Ajijar Hamdani NIM : 080503033


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1 Manajemen Laba ... 8

2.1.1.1 Faktor-faktor Manajemen Laba ... 10

2.1.2 Size ... 12

2.1.3 Return on Asset (ROA) ... 14

2.1.4 Leverage ... 15

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

2.3 Kerangka Konseptual ... 21

2.4 Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Batasan Operasional ... 24

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 25

3.3.1 Variabel Dependen ... 25

3.3.2 Variabel Independen ... 27

3.3.2.1 Size (X1) ... 27

3.3.2.2 Return on Asset (X2) ... 28

3.3.2.3 Leverage (X3) ... 28

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.5 Jenis Data ... 30

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.7 Teknik Analisis... . 30

3.7.1 Statistik Deskriptif ... 30


(8)

3.7.2.1 Uji Normalitas ... 31

3.7.2.2 Uji Multikolinieritas... 32

3.7.2.3 Uji Autokorelasi... ... 32

3.7.2.4 Uji Heterokedastisitas... 33

3.7.3 Pengujian Hipotesis Penelitian... 34

3.7.3.1 Koefisien Determinasi (R2)... 35

3.7.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)... 35

3.7.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Data Penelitian ... 37

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 37

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 37

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 39

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 39

4.2.2.2 Uji Multikoloniearitas ... 41

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 42

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 43

4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 44

4.2.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 46

4.2.3.2 Uji Statistik F (Uji secara Simultan) 47 4.2.3.3 Uji Statistik t (Uji secara Parsial) ... 48

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 51

5.2Keterbatasan ... 51

5.3Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

3.1 Rekapitulasi Pengambilan Sampel ... 29

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 38

4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 41

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 42

4.4 Uji Autokorelasi ... 43

4.5 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 45

4.6 Koefisien Determinasi ... 46

4.7 Uji F ... 47


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 21

4.1 Grafik Histogram ... 39

4.2 Grafik Normal P-Plot ... 40


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Sampel Penelitian Tahun 2008-2010 ... 56

2 Tabulasi Data Penelitian Tahun 2008-2010 ... 57

3 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif ... 65

4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 66


(12)

ABSTRAK

PENGARUH SIZE, ROA DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh size, Return on Asset (ROA) dan leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Manajemen laba diukur dengan discretionary accruals menggunakan Model Jones yang dimodifikasi.

Populasi pada penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode purposive sampling, yakni metode yang menetapkan kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan sampel, yang menghasilkan 22 perusahaan selama tiga tahun pengamatan. Data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data berasal dari situ digunakan adalah model regresi linear berganda dan statistik deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan size, Return on Asset (ROA) dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Secara parsial, size, Return on Asset (ROA) dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.


(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE SIZE, ROA AND LEVERAGE OF EARNINGS MANAGEMENT IN BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE.

This study aimed to determine the effect of size, Return on Assets (ROA) and leverage on earnings management at banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. Earnings management as measured by discretionary accruals using the modified Jones model.

The study populationis a banking company listed on the Indonesia Stock Exchange 2008-2010 period. Data collection method used was purposive sampling method, ie a method that sets certain criteria for determining the sample, resulting in 22 companies during the three years of observation. Data sources are from websit regression models and descriptive statistics.

The results of this study show that simultaneously size, Return on Assets (ROA) and leverage no significant effect on earnings management. Partially, size, Return on Assets (ROA) and leverage no significant effect on earnings management.

Keywords: Size, Return on Assets (ROA), Leverage and Earnings Management.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi persaingan bisnis tidak dapat dihindari oleh perusahaan manapun, sehingga diperlukan peran manajemen dalam hal meningkatkan dan memperbaiki kinerja perusahaan di berbagai bidang. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut.

Pada umumnya, tujuan akhir yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Laba tersebut juga sering dijadikan sebagai indikator untuk menilai pencapaian keberhasilan perusahaan dewasa ini. Kemampuan perusahaan untuk tetap dapat bersaing dalam kompetisi dengan perusahaan-perusahaan lainnya, menuntut perusahaan untuk dapat meningkatkan profitabilitas.

Menurut statement of financial accounting concept (SFAC) No.1 (dalam Pujiningsih,2011), informasi laba merupakan perhatian utama untuk memperkirakan kinerja atau pertanggungjawaban pihak manajemen perusahaan. Adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba ini disadari oleh manajemen, khususnya bagi manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut,sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang (dysfunctional

behavior), yang salah satu bentuknya adalah manajemen laba (earnings

management) dalam penyajian laporan keuangan. Disini earnings dibatasi pada sifatnya, hal ini dikarenakan masih terdapat kerancuan mengenai terminology


(15)

earnings terdiri atas laba tunai dan komponen-komponen accruals baik yang berada di bawah kebijakan manajemen (discreationary) maupun yang tidak (nondiscreatioary).

Istilah manajemen laba mungkin tidak terlalu asing bagi para pemerhati manajemen dan akuntansi, baik praktisi maupun akademisi. Istilah tersebut mulai menarik perhatian para peneliti, khususnya peneliti akuntansi, karena sering dihubungkan dengan perilaku manajer atau para pembuat laporan keuangan.Manajemen laba adalah potensi penggunaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi (Belkaoui, 2007).

Pada prakteknya, yang banyak menjadi perhatian investor dan calon investor dalam laporan keuangan hanya terpusat pada laba perusahaankarena pada dasarnya laba yang dilaporkan oleh manajemen merupakan sinyal bagi para pengguna laporan keuangan terutama investor mengenai laba perusahaan di masa datang (Sudjito, 2006). Oleh karena itu, pengguna laporan keuangan dapat memprediksi laba yang akan datang berdasarkan sinyal yang disediakan oleh manajemen melalui laba yang dilaporkan pada periode berjalan. Perhatian investor yang sering terpusat pada informasi laba tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut mendorong manajer untuk melakukan manajemen atas laba.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka


(16)

meningkatkan taraf hidup rakyat (www.bi.go.id). Berdasarkan pengertian tersebut maka untuk menjalankan aktivitasnya perbankan harus mempunyai integritas tinggi supaya masyarakat memiliki kepercayaan dalam rangka menjalin hubungan kerja.

Praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajer dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring untuk menyelaraskan (alignment) ketidaksejajaran kepentingan tersebut (Midiastuty, 2003). Pertama, kualitas audit diperlukan untuk lebih meningkatkan kualitas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan sesuai dengan tugas – tugasnya. Laporan keuangan yang diaudit sesuai dengan standar, akan mempunyai reliabilitas yang tinggi dan tidak menyesatkan. Proses audit yang sesuai dengan standar akan membuat opini, data-data, dan disclosure yang diungkapkan oleh perusahaan menjadi dasar yang valid bagi pengambilan keputusan dari semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Kedua, leverage merupakan faktor penentu dari risiko ekuitas karena perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaannya memungkinkan penggunaan hutang sebagai modalnya. Proporsi pengguna hutang yang besar oleh perusahaan akan memberikan risiko yang besar bagi pemilik modal. Semakin besar leverage yang dimiliki perusahaan, maka akan berakibat semakin peka laba terhadap pertumbuhan penjualan. Oleh karena itu perusahaan dihadapkan pada risiko yang semakin besar. Ketiga, kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (managerial ownership), sehingga kepentingan pemilik atau pemegang saham dan kepentingan manajer dapat selaras.


(17)

Size merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Terdapat berbagai proksi yang biasanya digunakan untuk mewakili ukuran perusahaan, yaitu jumlah karyawan, total aset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar perusahaan dan luasan usahanya, mengakibatkan pemilik tidak bisa mengelola sendiri perusahaannya secara langsung. Hal inilah yang memicu munculnya masalah keagenan. Perusahaan yang berukuran besar memiliki kecenderungan melakukan tindakan manajemen labanya lebih kecil dibanding perusahaan yang ukurannya lebih kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak luar. Sehingga perusahaan besar mendapatkan tekanan yang lebih kuat untuk menyajikan pelaporan keuangan yang kredible (Pujiningsih, 2011).

Rasio ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan aset. Menurut Kasmir (2008) Rasio ini menunjukkan efektivitas pengelolaan aset, semakin tinggi angka ROA menunjukkan pengelolaan aset semakin produktif. Menurut Setiawati (2010) Rasio ROA digunakan untuk memprediksi tingkat kegagalan bank dan hasilnya terbukti signifikan dan Semakin rendah rasio ROA diduga akan lebih memotivasi bank untuk melakukan manajemen laba dengan cara meningkatkan laba.

Menurut Indriani(2010) perusahaan yang mempunyai rasio leverage tinggi akibat besarnya jumlah utang dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki perusahaan, diduga melakukan manajemen laba karena perusahaan terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya.


(18)

Widyaningdyah (dalam Tarjo,2008) mengatakan bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba.

Penelitian mengenai manajemen laba sudah pernah dilakukan oleh Pujiningsih (2011) yang menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan kompensasi bonus terhadap manajemen laba.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tahun yang diamati yaitu 2008 sampai dengan tahun 2010 dan variabel yang digunakan, serta juga mengingat bahwa pada tahun 2008 terdapat krisis global, sehingga peneliti ingin mengetahui kemampuan perusahaan memanajemen laba pada perusahaan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mengeluarkan laporan keuangan tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.Data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk replikasi dengan meng-update atau memodifikasi data dari peneliti terdahulu. Penelitian ini menggunakan teknik analisis yang berbeda dan sampel yang lebih luas dari penelitian sebelumnya.Alasan penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan sebagai objek penelitian dikarenakan perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk peningkatan taraf hidup rakyat banyak dan merupakan salah satu sektor yang berperan vital bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara.


(19)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara size,Return on Asset (ROA) dan leverage terhadap manajemen laba dengan judul ”Pengaruh Size, ROA dan Leverage terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah yaitu apakah size,Return on Asset (ROA) dan leverage berpengaruh terhadap manajemen laba baik secara simultan maupun parsial?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh size,Return on Asset (ROA) dan leverage terhadap manajemen laba baik secara simultan maupun parsial?

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peneliti

Menambah wawasan serta pengetahuan peneliti mengenaimanajemen laba.


(20)

2. Bagi Investor

Memberikan masukan untuk pengambilan keputusan mengenai investasi pada perusahaan yang telah menerapkan Manajemen laba.

3. Bagi Pembaca

Melalui hasil skripsi ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan pembaca dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain dalam mengadakan penelitian lebih lanjut tentang hal yang sama.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Manajemen Laba

Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan atas unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang. Dalam hal ini, tindakan manajemen laba dapat memberikan manfaat ekonomi yang keliru kepada perusahaan, sehingga dalam jangka panjang hal tersebut akan sangat mengganggu bahkan membahayakan perusahaan (Pujiningsih, 2011).

Manajemen laba merupakan bentuk intervensi manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan untuk kepentingan mereka sendiri. Tindakan manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan proxy discretionary accruals, yaitu dengan menggunakan rumus yang mengurang laba bersih dengan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan.

Manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan keputusannya dalam pelaporan keuangan dan dalam melakukan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, baik untuk menimbulkan gambaran yang salah bagi stakeholders tentang kinerja ekonomis perusahaan


(22)

maupun untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. (Healy dan Wahlen, 1999).

Tidak adanya persamaan pendapat untuk mendefinisikan laba secara tepat disebabkan oleh luasnya penggunaan konsep laba. (Harahap, 2011), menyatakan bahwa pada dasarnya ada tiga konsep laba yang umum dibicarakan dan digunakan oleh ekonomi. Konsep laba tersebut antara lain :

1. Physical Income, yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat diukur.

2. Real Income, menunjukkan suatu ungkapan kejadian yang

memberikan peningkatan terhadap kesenangan fisik. Ukuran yang digunakan dalam real income adalah “biaya hidup” ( cost of livin ).

3. Money Income, merupakan hasil uang yang diterima dan

dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Money income lebih dekat pada pengertian akuntansi dan tentang income.

Manajemen laba dapat dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan dengan memanfaatkan pos-pos akrual yang ada dalam laporan keuangan dengan menyajikan laba yang sesuai dengan kepentingannya, meskipun hal tersebut tidak sesuai dengan kepentingan prinsipal. Hal ini dapat terjadi karena dalam akuntansi menggunakan dasar akrual yang mewajibkan perusahaan mengakui pendapatan dan biaya yang telah menjadi hak dan kewajiban dalam periode sekarang meskipun transaksi kas-nya baru terjadi dalam periode berikutnya. Dasar akrual disepakati sebagai dasar penyusunan laporan keuangan karena dapat memberikan informasi yang lebih akurat kepada pengguna laporan keuangan. Dasar akrual tidak hanya memberikan informasi atas transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaandan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa


(23)

depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Sebagai konsekuensi penggunaan dasar akrual ini, dalam statemen keuangan, laba dalam suatu periode dapat mengandung unsur kas dan akrual (Sutopo, 2009). Penerapan konsep akrual inilah yang memicu kesempatan manajemen untuk melakukan manajemen laba dengan menaikkan atau menurunkan angka akrual dalam laporan laba rugi.

2.1.1.1 Faktor-faktor Mempengaruhi Manajemen Laba

Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi manajer melakukan manajemen laba (Suryani, 2010) yaitu:

1. Rencana Bonus(Bonus Scheme)

Para manajer yang bekerja pada perusahaan yang menerapkan rencana bonus akan berusaha mengatur laba yang dilaporkannya dengan tujuan dapat memaksimalkan jumlah bonus yang akan diterimanya.

2. Kontrak Utang Jangka Panjang (Debt Covenant)

Semakin dekat suatu perusahaan kepada waktu pelanggaran perjanjian utang maka para manajer akan cenderung untuk memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan dengan harapan dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak utang.

3. Motivasi Politik(Political Motivations)

Perusahaan-perusahaan dengan skala besar dan industri strategis cenderung untuk menurunkan laba terutama pada saat periode kemakmuran yang tinggi. Upaya ini dilakukan dengan harapan memperoleh kemudahan serta fasilitas dari pemerintah.

4. Motivasi Perpajakan(Taxation Motivations)

Perpajakan merupakan salah satu motivasi mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan. Tujuannya adalah dapat meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.


(24)

5. Pergantian CEO (Chief Executive Officer)

Biasanya CEO yang mendekati masa pensiun atau masa kontraknya menjelang berakhir akan melakukan strategi memaksimalkan jumlah pelaporan laba guna meningkatkan jumlah bonus yang akan mereka terima. Hal yang sama akan dilakukan oleh manajer dengan kinerja yang buruk. Tujuannya adalah menghindarkan diri dari pemecatan sehingga mereka cenderung untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan.

6. Penawaran Saham Perdana(Initital Public Offering)

Pada awal perusahaan menjual sahamnya kepada publik, informasi keuangan yang dipublikasikan dalam prospektus merupakan sumber informasi yang sangat penting. Informasi ini penting karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal kepada investor potensial terkait dengan nilai perusahaan. Guna mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh para investor maka manajer akan berusaha untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan.

Ada dua perilaku yang mendasari manajer melakukan manajemen laba (Herawaty, 2008) yaitu :

1. Perilaku oportunistik, Manajer memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, hutang dan political cost.

2. Efficient Contracting, Manajer meningkatkan keinformatifan laba dalam mengkomunikasikan informasi privat. Berdasarkan perilaku ini, manajemen laba memberikan fleksibilitas bagi manajer untuk melindungi diri dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Ketika penyusunan kontrak kompensasi, perusahaan akan mengantisipasi insentif manajer untuk mengelola laba melalui jumlah kompensasi yang ditawarkan.


(25)

Dechow, et al (1996) mengidentifikasi factor demand for external financing, insider trading debt, bonus, and governance structure sebagai faktor – faktor yang berpengaruh terhadap manajemen laba. Terdapat berbagai macam proxy yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor tersebut.

Tujuan yang akan dicapai oleh manejemen melalui manajemen laba menurut Watts dan Zimmerman (dalam Indriani, 2010), meliputi :

1. Mendapatkan bonus dan kompensasi lainnya. 2. Mempengaruhi keputusan pelaku pasar modal. 3. Menghindari pelanggaran perjanjian hutang. 4. Menghindari biaya politik.

2.1.2Size

Size adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain, variabel-variabel tersebut digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut.

Menurut Badan Standarisasi Nasional dalam Hardiyanti (2012), kategori ukuran perusahaan ada 3 yaitu:

1. Perusahaan Kecil

Perusahaan dapat dikategorikan perusahaan kecil apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari 50.000.000,- dengan paling banyak


(26)

500.000.000,- tidak termasuk bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 300.000.000,- sampai dengan paling banyak 2.500.000.000.

2. Perusahaan Menengah

Perusahaan dapat dikategorikan perusahaan menengah apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari 500.000.000,- sampai dengan paling banyak 10.000.000.000,- tidak termasuk bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari2.500.000.000,- sampai dengan paling banyak 50.000.000.000.

3. Perusahaan Besar

Perusahaan dapat dikategorikan perusahaan besar apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari 10.000.000.000,- tidak termasuk bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 50.000.000.000.

Perbedaan ukuran perusahaan menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil (Pujiningsih, 2011). Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tambahan dana. Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stakeholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Menurut Daniati (dalam Farisa,


(27)

2011)Perusahaan memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan (maturity) dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil .

Menurut Sawir(2004) ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan yang berbeda:

Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk utang, termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan oleh perusahaan kecil. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Akhirnya, ukuran diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi struktur keuangan, yaitu struktur perusahaan kecil sering tidak mempunyai staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu sistem informasi manajemen.


(28)

Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran lebih besar memiliki profitabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu, memungkinkan perusahaan untuk melakukan manajemen laba.

2.1.3Return on Asset (ROA)

ROA merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atasjumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir, 2008). ROA dipengaruhi oleh profit margin dan perputaran total aktiva. Untuk menaikkan ROA, suatu perusahaan bisa memilih dengan menaikkan profit margin dan mempertahankan perputaran total aktiva.Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan akan mengakibatkan harga saham perusahaan juga akan meningkat sehingga semakin tinggi pula returnsaham yang diperoleh.

Pada rasio ini, angka laba yang digunakan dalam perhitungan adalah yang berasal dari kegiatan usaha pokok perusahaan. Rasio ini mencerminkan


(29)

tingkat efisiensi perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. Jadi memungkinkan manajermelakukan manajemen laba untuk mendapatkan keadaan tersebut.

2.1.4Leverage

Leverage merupakan rasio antara total kewajiban dengan total

asset.Leveragejuga dapat diartikan sebagai pengunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau beban tetap (Kasmir:2008).Semakin besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai utang perusahaan. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman (dalam Indriani, 2010), dalam hipotesis debt

covenant bahwa motivasi debt covenant disebabkan oleh munculnya

perjanjian kontrak antara manajer dengan perusahaan yang berbasis kompensasi manajerial. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba.

Kebijakan hutang merupakan salah satu alternatif pendanaan perusahaan selain menjual saham di pasar modal. Hutang yang dipergunakan


(30)

secara efektif dan efisien akan meningkatkan nilai perusahaan. Herry dan Hamin (dalam Tarjo, 2008) menunjukkan bahwa leverage menyebabkan peningkatan nilai perusahaan.Tetapi bila dilakukan dengan dalih menarik perhatian para kreditur, maka justru akan memicu manajer untuk melakukan manajemen laba.Perusahaan yang memiliki hutang tinggi akan memilih kebijakan akuntansi dengan menggeser laba masa depan ke masa sekarang. Pernyataan ini juga dibuktikan oleh penelitian Herawati dan Baridwan (2007) yang memberikan bukti empiris tentang adanya tingkat manajemen laba yang lebih besar pada perusahaan yang terikat perjanjian hutang daripada perusahaan yang tidak terikat perjanjian hutang.

Menurut (Sawir, 2004)Leverage terdiri atas leverageoperasi dan leveragekeuangan :

a. LeverageOperasi

Leverageoperasi adalah kepekaan EBIT terhadap penjualan perusahaan. Leverage operasi timbul karena perusahaan menggunakan biaya operasi tetap. Leverage operasi sangat dipengaruhi oleh pertimbangan efisiensi serta dasar-dasar ekonomis dan karakteristik bisnis dari barang dan jasa yang dijual suatu perusahaan. Jika perusahaan mempunyai leverage operasi yang tinggi, titik impasnya (break even point) terletak pada tingkat penjualan yang relatif tinggi, dan dampak perubahan tingkat penjualan terhadap laba akan makin besar. Semakin besar biaya operasi tetap, perubahan pada penjualan akan mengakibatkan perubahan yang lebih besar pada EBIT perusahaan.


(31)

b. Leverage Keuangan

Leverage keuangan adalah penggunaan sumber dana yang

menimbulkan beban tetap keuangan. Leverage keuangan dapat diukur berdasarkan nilai buku atau nilai pasar. Leverage keuangan berdasarkan nilai buku diukur dengan rasio nilai buku seluruh utang terhadap total aktiva, sementara leverage keuangan berdasarkan nilai pasar diukur dengan rasio nilai buku seluruh utang terhadap total nilai pasar perusahaan.

Riyanto dalam Dewi (2010) menyatakan perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan (favorable financial leverage) atau efek yang positif jika pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap dari penggunaan dana itu. Financial leverage merugikan (unfavorable leverage) jika perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut sebanyak beban tetap yang harus dibayar.

Leverage seperti “pedang bermata dua”: bila rentabilitas ekonomis lebih kecil dari pada biaya utang, maka leverage akan mengurangi rentabilitas modal sendiri. Dengan kata lain, leverage dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham tetapi dengan risiko akan meningkatkan kerugian pada masa-masa suram (Sawir, 2004).


(32)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Pujiningsih (2011) melakukan penelitian terhadap Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Praktek Corporate Governance dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba, tetapi tidak menemukan bukti yang cukup kuat adanya pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan kompensasi bonus terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009.

Indriani (2010) meneliti pengaruh kualitas auditor, corporate governance, leverage dan kinerja keuangan terhadap manajemen laba (studi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2006 – 2008), dan penelitian ini menunjukankualitas auditor, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan CAR berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Setiawati (2010) meneliti pengaruh rasio CAMEL terhadap praktik manajemen laba di bank syariah tahun 2008-2009 dan penelitian ini menunjukanbahwa kinerja bank yang diproksikan dengan CAMEL (CAR, RORA, ROA, NPM, dan LDR) berhubungan negatif dan signifikan terhadap praktik manajemen laba.

Muljono(2008) meniliti pengaruh Kualitas audit, leverage, dan persentase kepemilikan saham oleh publik terhadap earning management pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta(2004-2006), dan menunjukan bahwavariable kualitas audit, leverage, dan kepemilikan sahamberpengaruh secara simultan terhadap praktik manajemen laba.


(33)

Berikut ini disajikan tabel penelitian terdahulu yang membahas tentang manajemen laba.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti

dan Tahun

Judul Variabel Dependen/ Independen Hasil Penelitian Andiany Indra Pujiningsih (2011) Pengaruh Struktur Kepemilikan,

Ukuran Perusahaan, Praktek Corporate Governance dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba Dependent : 1.Manajemen Laba Independen : 1.Struktur kepemilikan 2.Ukuran Perusahaan 3.Corporate Governance 4. Kompensasi Bonus Tidak adanya pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan kompensasi bonus terhadap manajemen laba Yohana Indriani (2010) Pengaruh kualitas auditor, corporate governance,

leverage dan kinerja keuangan terhadap manajemen laba (studi pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2006 – 2008)

Dependent :

1.Manajemen Laba Independen : 1. Kualitas auditor 2.Corporate Governance 3. Leverage

4.Kinerja keuangan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba adalah kualitas auditor, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan CAR. Perusahaan yang diaudit oleh auditor Big Four menunjukkan hasil yang positif antara kualitas auditor dengan praktik manajemen laba. Koosrini Setiawati (2010) Pengaruh Rasio Camel terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Syariah Dependent : 1.Manajemen Laba Independent: 1.CAMEL (CAR, RORA, ROA, NPM, dan LDR)

CAMEL

berpengaruh negatif dan signifikan pada manajemen laba.


(34)

Michael Kurniadi Muljono (2008)

Pengaruh Kualitas audit, leverage, dan persentase

kepemilikan saham oleh publik terhadap earning

management pada perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta (2004-2006) Dependent : 1.Earning Management Independen : 1. Kualitas Audit 2. Leverage 3.kepemilikan saham Seluruh variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap praktik manajemen laba.

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu makakerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Variabel independen dalam penelitian ini adalah size, Return on Asset (ROA) dan leverage. Sementara variabel dependennya adalah manajemen laba. Perusahaan atau pun manajer yang melakukan praktek manajemen labadengan menggunakan metode akrual dapat melakukan perekayasaan laporan keuangan yang dapat meningkatkan laba, dan laba yang tinggi diharapkan akan dihargai

Manajemen Laba (Y) Size (X1)

Return On Asset (X2)


(35)

tinggi oleh investor berupa harga penawaran yang tinggi. Dengan asumsi demikian, diperkirakan bahwa praktek manajemen laba yang dilakukan diharapkan mampu mendongkrak harga saham perdana. Dengan nilai laba yang tinggi yang diterima perusahaan pada saat penawaran saham perdana dan pertumbuhan perusahaan yang sangat menjanjikan dengan cara penerapan manajemen laba dapat meningkatkan daya tarik perusahaan untuk menyerap modal dari para investor.

Sizemenunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stakeholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Perusahaan yang memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan.Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran lebih besar memiliki profitabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri sehingga mendorong manajer melakukan praktik manajemen laba.

ROA dapat menggambarkan keefektifan operasi suatu perusahaan. Atau dengan kata lain dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasinya. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan


(36)

aset. Jadi memungkinkan manajer melakukan manajemen laba untuk mendapatkan keadaan tersebut.

Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar

hutangnya dengan modal yang dimilikinya. Pemilihan struktur keuangan yang menyangkut bauran pendanaan yang berasal dari modal sendiri dan utang yang akan digunakan oleh perusahaan pada akhirnya menyangkut penentuan berapa banyak utang (Leverage) yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya. Semakin tinggi leverage suatu perusahaan berarti proposi utang lebih tinggi dibandingkan dengan aktivanya lebih cenderung melakukan manipulasi pada laporan keuangannya dalam bentuk manajemen laba.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah :

Ha: Size,Return on Asset (ROA), danLeverageberpengaruh signifikan baik

secara parsial maupun simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Ho : Size,Return on Asset (ROA), danLeveragetidakberpengaruh signifikan baik

secara parsial maupun simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.


(37)

BABIII

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruhyang signifikan antara penerapan size, Return on Asset (ROA) dan leverageterhadap manajemen laba. Penelitian ini menggunakan desain kausal atau sebab akibat.

Menurut Erlina(2011) “penelitian kausal bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antara variabel dan tujuan utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasikan hubungan sebab akibat antara berbagai variabel”.

“Terdapat empat teknik dasar yang sering digunakan dalam penelitian deskriptif dan sebab akibat, yaitu survei, eksperimen, analisa data sekunder dan observasi” (Erlina, 2011).

“Studi kausalitas selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dengan kata lain, studi kausalitas mempertanyakan masalah sebab akibat” (Kuncoro, 2009). Dan penelitian ini menggunakan data sekunder.

3.2 Batasan Operasional

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel independen meliputi size, Return on Asset(ROA) dan leveragedan variabel dependen adalah manajemen laba.


(38)

2. Periodisasi data penelitian mencakup data tahun 2008, 2009, 2010, yang dipandang cukup untuk analisis yang membutuhkan pengamatan yang bersifat time series dan mewakili kondisi di BEI.

3. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari 2008-2010.

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran 3.3.1 Variabel Tidak Bebas (Dependent = Y)

Manajemen laba merupakan bentuk intervensi manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan untuk kepentingan mereka sendiri. Tindakan manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan proxy discretionary accruals, perusahaan tidak melakukan manajemen laba apabila total accrual sama dengan non discretionary accrual atau besarnya DAit=0. Jika DAit bernilai positif berarti terdapat indikasi perusahaan melakukan manajemen laba dengan pola menaikkan laba dan DAit negatif berarti perusahaan tersebut melakukan manajemen laba dengan pola menurunkan laba.

Menurut Belkaoui (2007) manajemen laba diukur dengan menggunakan proksi Discretionary Accrual. Discretionary Accrual merupakan komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajer, artinya manajer memberi intervensinya dalam proses pelaporan akuntansi. Sebelum mengukur Discretionary Accrual, terlebih dahulu mengukur total akrual.


(39)

Total akrual diklasifikasikan menjadi komponen discretionary dan nondiscretionary dengan tahapan :

1. Mengukur total akrual dengan menggunakan Model Jones yang dimodifikasi.

Total akrual = Laba bersih setelah pajak – Arus kas dari operasi

2. Menghitung nilai accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS (Ordinary Least Square) :

TAt /At-1= α1(1/At-1) + α2((ΔREVt- ΔRECt)/At-1) + α3(PPEt/At-1) + Et Keterangan :

TAt : total accrual perusahaan pada periode t

At-1 : total aset pada akhir tahun t-1

ΔREVt : perubahan pendapatan operasi dari tahun t-1 ke tahun t ΔRECt : perubahan piutang usaha dari tahun t-1 ke tahun t PPEt : aktiva tetap kotor perusahaan tahun t

Et : porsi pilihan spesifik perusahaan dalam akrual total

3. Menghitung nondiscretionary accruals model (NDA) adalah sebagai berikut :

NDAt = α1(1/At-1) + α2((ΔREVt- ΔRECt)/At-1) + α3(PPEt/At-1) Keterangan :


(40)

α : fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total accruals

4. Menghitung discretionary accruals :

DACt = (TACt /At-1) - NDAt

Keterangan :

DACt : discretionary accruals perusahaan pada periode t

3.3.2 Variabel Bebas (Independent = X)

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari size,Return on Asset(ROA), dan leverage.

3.3.2.1Size (X1)

Size adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut total aktiva.

Size dapat dinilai dengan log of total assets. Menurut Hardityanti (2012) Log of total Assets ini digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang terlalu besar dengan ukuran perusahaan yang terlalu kecil, maka nilai total asset dibentuk menjadi logaritma natural, konversi kebentuk logaritma natural ini bertujuan untuk membuat data total asset terdistribusi normal. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan log natural dari total asset.


(41)

Rasio ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan aset. Rasio ini menunjukkan efektivitas pengelolaan aset, semakin tinggi angka ROA menunjukkan pengelolaan aset semakin produktif. (Setiawati, 2010)

3.3.2.3 Leverage (X3)

Leverage dapat diartikan sebagai pengunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau beban tetap. Leverage terdiri atasleverageoperasi danleveragekeuangan. Dalam penelitian ini digunakan financial leverage (leverage keuangan). Riyanto dalam Dewi (2010) menyatakan financial leverage merupakan penggunaan dana yang disertai biaya tetap.

Financial leverage diproksikan dengan debt to total assets dengan rumus sebagai berikut :

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 31 perusahaan. Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive

���= ���������ℎ������������

����������� �100%

�����������������= total utang


(42)

sampling yaitu sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-2010.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan tidak pernah mengalami delisting tahun 2008-2010.

3. Perusahaan yang laporan keuangannya dari tahun 2008-2010 tidak mengalami kerugian.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 22 perusahaan dengan 3 tahun pengamatan yang dapat dilihat dilampiran 1 dan dalam tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1

Rekapitulasi Pengambilan Sampel

Keterangan Jumlah

• Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-2010

• Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan tidak pernah mengalami delisting tahun 2008-2010

• Perusahaan yang laporan keuangannya dari tahun 2008-2010 tidak mengalami Kerugiaan.

31

26

22


(43)

3.5 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008, 2009 dan 2010. Data ini diperoleh dari situs

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yaitu melalui sejumlah buku akuntansi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap yang kedua, pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui situs www.idx.co.id

3.7 Teknik Analisis

untuk memperoleh laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.


(44)

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

3.7.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, penelitian ini menggunakan analisis statistik dan analisis grafik.

1. Analisis Grafik

Untuk melihat normalitas residual dapat dilakukan dengan cara melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Cara lainnya adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

2. Uji Statistik

Analisis statistik merupakan alat statistik yang sering digunakan untuk menguji normalitas residual yaitu uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov. Dalam mengambil keputusan dilihat dari hasil uji K-S, jika nilai probabilitas signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.


(45)

3.7.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cutoff yang umum digunakan adalah nilai tolerance>0,10 atau sama dengan VIF diatas 10. Apabila nilai tolerance tidaklebih dari 0,10 atau nilai VIF < 10 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel dalam model regresi.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2005). Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW test).

Uji autokorelasi dengan Durbin-Watson (DW test) hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya


(46)

intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu:

1. Nilai DW dibawah – 2 = ada autokorelasi positif

2. Nilai DW diantara -2 samapai +2 = tidak ada autokorelasi 3. Nilai DW diatas +2 = ada autokorelasi negatif.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedasitas (Ghozali, 2006).

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisis menurut Ghozali (2006):

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.


(47)

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.7.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda. Metode regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independent yakni size,Return on Asset(ROA) dan

leverage terhadap variabel terikat yaitu manajemen laba dengan

menggunakan rumus :

Keterangan :

Y : Manajemen laba a : Konstanta

b1-3 : Koefisien regresi variabel independent

X1 : Size

X2 : Return on Asset (ROA)

X3 : Leverage


(48)

3.7.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh

kemampuan model menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2006). Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada R square. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R square berkisar antara 0 dan 1.

3.7.3.2 Uji Signifikansi Simultan (uji F)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Menurut Ghozali (2006) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.”

Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 = tidak semua variabel independen berpengaruh secara

parsial terhadap variabel dependen.

Ha = Semua variabel independen berpengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan :

1. Jika F hitung< F tabelpada α 0,05 maka H0 diterima Ha ditolak. 2. Jika F hitung< F tabel pada α 0,05 maka H0 ditolak Ha diterima.


(49)

3.7.3.3 Uji Signifikansi Parsial (uji t)

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Menurut Ghozali (2006) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.”

Hipotesis yang akan diuji adalah:

Ha = Variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap

variabel dependen.

H0 = Variabel independen tidak berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan :

1. Jika t hitung< t tabel pada α 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Jika t hitung > t tabel pada α 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.


(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian

Data dalam penelitian inidiperoleh dari webs periode 2008-2010. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masih aktif dari tahun 2008-2010. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan purposive sampling dengan beberapa kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, terdapat 22 perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dan diamati selama periode 2008-2010.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan model persamaan regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas atau independen terhadap variabel tidak bebas atau dependen. Analisis data dimulai dengan mengolah data yang selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS18 (Statistical Product and Services Solution).

4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata


(51)

(mean), dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Hasil analisis dengan statistik deskriptif dari sampel perusahaan perbankan dari tahun 2008-2010 disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SZ 66 27,94 33,74 30,6824 1,84360

ROA 66 ,000934 ,036875 ,01630186 ,009760213

LV 66 ,79 1,00 ,8933 ,03880

ML 66 -,251250 ,249079 -,02158368 ,076823056 Valid N

(listwise)

66

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 66, yang dapat dilihat dari nilai N. Berikut akan dijelaskan perincian deskriptif statistik yang telah diolah :

a. Variabel size (SZ) memiliki nilai minimum 27,94 dan nilai maksimum 33,74 dengan nilai rata-ratanya 30,6824. Standar deviasi variabel ini adalah sebesar 1,84360. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 66. b. Variabel Return on Asset (ROA) memiliki nilai minimum 0,000934 dan

nilai maksimum 0, 036875 dengan nilai rata-ratanya 0, 01630186. Standar deviasi variabel ini adalah sebesar 0, 009760213. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 66.

c. Variabel leverage (LV) memiliki nilai minimum 0,79 dan nilai maksimum 1,00 dengan nilai rata-ratanya 0,8933. Standar deviasi variabel ini adalah sebesar 0, 03880. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 66.


(52)

d. Variabel manajemen laba (ML) perusahaan, nilai minimumnya -0, 251250 dan maksimumnya 0, 249079 dengan nilai rata-ratanya -0, 02158368. Standar deviasi variabel ini adalah sebesar 0, 076823056. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 66.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Dalam analisis grafik, bila grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal dan grafik normal plot menyebar teratur mengikuti garis diagonal, maka data terdistribusi normal. Hasil analisis dengan uji normalitas dapat disajikan sebagai berikut :

Gambar 4.1 Grafik Histogram


(53)

Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa data distribusi normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan.

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Pada gambar 4.2 menunjukkan Grafik Normal P-Plot memperlihatkan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi normal.

Untuk uji statistik, dapat dilakukan dengan melihat nilai Kolmogorov Smirnov, jika nilai signifikansi > 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05


(54)

maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal. Hasil uji statistik ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized Residual

N 66

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation ,07528266

Most Extreme Differences

Absolute ,062

Positive ,062

Negative -,047

Kolmogorov-Smirnov Z ,500

Asymp. Sig. (2-tailed) ,964

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,964 lebih besar dari 0,05 (0,964 > 0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebasnya. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai toleransi (Tolerance Value)dan VIF (Variance Inflation Factor) data yang


(55)

diolah. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant)

SZ ,488 2,048

ROA ,517 1,936

LV ,612 1,635

a. Dependent Variable: ML

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,01 yaitu untuk variabel size memiliki nilai tolerance 0,488; variabel

Return on Asset(ROA) memiliki nilai tolerance 0,517; variabel

leverage memiliki nilai tolerance 0,612. Jika dilihat dari VIF-nya, bahwa masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10 yaitu untuk VIF size 2,048; VIF Return on Asset(ROA) 1,936; VIF leverage 1,635. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel independennya.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Dalam uji autokorelasi ini, kita dapat menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu


(56)

pada periode t dengan kesalahan-kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Hasil uji autokorelasi ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model RSquare Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

dimension0

199a

,040 -,007 ,077082495 2,239

a. Predictors: (Constant), LV, ROA, SZ b. Dependent Variable: ML

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Tabel 4.3 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,239. Hal ini menunjukkan bahwa -2 < Angka DW < +2 (-2 > 2,239 > +2), maka dengan demikian terjadi autokorelasi negatif.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama, maka dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Untuk menguji


(57)

adanya heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot yang disajikan sebagai berikut :

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Berdasarkan Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu y dan tidak membentuk suatu pola yang jelas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengolahan data dengan menggunakan regresi linear dilakukan dalam beberapa tahapan untuk mencari pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, melalui pengaruh size, Return on Asset(ROA)


(58)

dan leverage, sebagai variabel independen terhadap manajemen laba. Berikut ini adalah hasil regresi yang disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.5

Pengujian Hipotesis Penelitian Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) ,029 ,239 ,120 ,905

SZ -,006 ,007 -,137 -,768 ,445

ROA 2,024 1,363 ,257 1,485 ,143

LV ,103 ,315 ,052 ,326 ,746

a. Dependent Variable: ML

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

ML = 0,029 – 0,006 SZ + 2,024 ROA + 0,103 LV Keterangan :

1. Konstanta sebesar 0,029 menunjukkan bahwa apabila variabel independen dianggap konstan (X1, X2, X3 = 0), maka manajemen laba perusahaan sebesar 0,029.

2. Koefisien regresi size (X1) = - 0,006 artinya setiap penambahan size sebesar 1 %, jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan manajemen laba perusahaan sebesar 0,006.

3. Koefisien regresi Return on Asset(ROA) (X2) = 2,024 artinya setiap penambahan return on asset (ROA) sebesar 1 %, jika variabel lainnya


(59)

dianggap konstan, maka akan menaikkan manajemen laba perusahaan sebesar 2,024.

4. Koefisien regresi leverage (X3) = 0,103 artinya setiap penambahan leverage sebesar 1 %, jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan manajemen laba perusahaan sebesar 0,103.

4.2.3.1Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Berikut adalah hasil penghitungan koefisien determinasi hipotesis.

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

dimension0

199a

,040 -,007 ,077082495 a. Predictors: (Constant), LV, ROA, SZ

b. Dependent Variable: ML

Pada koefisien determinasi model regresi diperoleh nilai R square sebesar 0,040. Hal ini berarti bahwa 4% variasi manajemen laba dapat dijelaskan oleh size, Return on Asset(ROA) dan leverage, sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independen tersebut.


(60)

4.2.3.2Uji Statistik F (Uji secara Simultan)

Uji F bertujuan untuk menguji variabel independen yang digunakan dalam model regresi berpengaruh secara simultan terhadap variabel. Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,015 3 ,005 ,854 ,470a

Residual ,368 62 ,006

Total ,384 65

a. Predictors: (Constant), LV, ROA, SZ b. Dependent Variable: ML

Hasil uji F menunjukkan Fhitung sebesar 0,854 dengan tingkat

signifikansi 0,470. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa size, Return on Asset (ROA) danleverage, tidak berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba dan signifikansi penelitian lebih besar dari 0,05 (0,470 >0,05) dan Perbandingan nilai Fhitungdengan Ftabeljuga menunjukan

bahwa Size, Return on Asset (ROA) dan Leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dimana nilai Fhitung sebesar 0,854 dan nilai Ftabel sebesar 2,75


(61)

4.2.3.3Uji Statistik t (Uji secara Parsial)

Pengaruh size, Return on Asset (ROA) dan leverage, secara parsial terhadap manajemen laba dapat diketahui dari hasil uji t yang terdapat pada tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Uji t Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,029 ,239 ,120 ,905

SZ -,006 ,007 -,137 -,768 ,445

ROA 2,024 1,363 ,257 1,485 ,143

LV ,103 ,315 ,052 ,326 ,746

a. Dependent Variable: ML

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012) Keterangan :

a. Variabel size tidak berpengaruh terhadap manajemen laba karena dari hasil perhitungan data yang menggunakan SPSS 18. Hal ini terlihat dari signifikansi pada tabel 4.8 sebesar 0,488 lebih besar dari 0,05 (0,488 > 0,05). Perbandingan nilai thitung dengan ttabeljuga menunjukan

bahwaSizetidak berpengaruh terhadap manajemen laba dimana nilai thitung

sebesar 0,768 dan ttabel sebesar 1,669 yang berarti thitung <ttabel(0,768 <

1,669).

b. Variabel Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba karena dari hasil perhitungan data yang menggunakan SPSS 18. Hal ini terlihat dari signifikansi pada tabel 4.8 sebesar 0,143 lebih besar dari


(62)

0,05 (0,143 > 0,05). Perbandingan nilai thitungdengan ttabel juga

menunjukan bahwaReturn on Asset ROA tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dimana nilai thitung sebesar 1,485 dan ttabel sebesar 1,669

yang berarti thitung <ttabel (1,485 < 1,669).

c. Variabel Leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba karena dari hasil perhitungan data yang menggunakan SPSS 18. Hal ini terlihat dari signifikansi pada tabel 4.8 sebesar 0,746 lebih besar dari 0,05 (0,746 > 0,05). Perbandingan nilai thitung dengan ttabel juga menunjukan

bahwaLeverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dimana nilai thitung sebesar 0,326 dan ttabel sebesar 1,669 yang berarti thitung <ttabel (0,326

< 1,669).

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengolahan data di atas menunjukkan nilai R Square terhadap manajemen laba sebesar 0,040 yang berarti bahwa hanya 4% variabel manajemen laba dapat dijelaskan oleh konsentrasi size, Return on Asset (ROA) dan leverage sedangkan sisanya 96% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independen tersebut.

Berdasarkan hasil uji F diperoleh bahwa variabel independen yang terdiri dari size, Return on Asset(ROA) dan leverage secara simultan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh bahwa variabel size tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,445 yang


(63)

lebih besar dari 0,05. Hasil ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pujiningsih (2011). Hal ini disebabkan karena perusahaan biasanya memiliki peran sebagai pemegang kepentingan yang luas sehingga lebih diperhatikan oleh masyarakat. Akibatnya, perusahaan akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan untuk menghasilkan laporan yang akurat.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh bahwa Return on Asset(ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba (1,485). Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh koosrini setiawati (2010). Hal ini disebabkan karena penelitian ini menggunakan sampel perusahaan dan tahun yang diamati yaitu dari 2008-2010 berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba (0,326). Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh yohana indriani (2010). Hal ini disebabkan karena kebijakan hutang yang tinggi menyebabkan perusahaan dimonitor oleh pihak debtholders (pihak ketiga). Karena monitoring yang ketat yang dilakukan tersebut menyebabkan manajer akan bertindak sesuai dengan kepentingan debtholders. Investoryang sudah menanamkan modalnya di perusahaan dengan sendirinya akan berusaha melakukan pengawasan terhadap penggunaan modal tersebut.


(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil pengolahan data di atas memberi kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel size, Return on Asset (ROA) dan leverage, secara simultan tidak berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010.

2. Variabel size, Return on Asset (ROA) dan leverage, secara parsial tidak berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010.

5.2 Keterbatasan

Kelemahan atau kekurangan yang ditemukan setelah dilakukan analisis dan interpretasi data adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya mengambil tiga variabel yaitu size, Return on Asset (ROA) dan Leverage sebagai variabel independen, namun sebenarnya masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi manajemen laba yang tidak terdapat didalam penelitian ini.

2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu size, Return on Asset (ROA) dan Leverage hanya mampu menjelaskan 4% terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba.


(65)

5.3 Saran

Berdasarkan pada hasil analisis, kesimpulan dan keterbatasan yang telah diuraikan, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan disarankan untuk dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam memperoleh laba dan kualitas laporan keuangan perusahaan, agar tidak harus melakukan praktik manajemen laba untuk menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.

2. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk menambah tahun pengamatan dan variabel lain sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi manajemen pada perusahaan tersebut dalam melakukan praktik manajemen laba.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

BelkaouiTeori Akuntansi, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta.

Dechow, P.M., R.G. Sloan, and A.P. Sweeney, 1996. “Causes and Consequences of Earning Manipulation : Analysis of Firm Subject to Enforcement The Role of Accounting Accruals”, Journal of Accounting and Economis, 17.113-143.

Dewi, Diastiti Okkarisma, 2010. Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Empiris di BEI), Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang.

Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.

Farisa, Dian, 2011. Analisis Pengaruh Laba Unexpected, Large Working Capital Accruals, Ukuran Perusahaan, Earning Per Share, Dan Investment

Opportunity Set Terhadap Return Saham. Skripsi Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. Gozhali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan ProgramSPSS,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri, 2011. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta.

Hardiyanti, Nia, 2012.Analisis Pengaruh Insider Ownership, Leverage,Profitabilitas, Firm Size dan Dividen Payout Ratio Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010). Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang.

Healy and Wahlen, J.M. (1999), “A Review of he Earnings Management Literature and its Implication for Standard Setting”, Accounting Horizon (December), p 365-383.

Herawati, Nurul dan Zaki Baridwan. 2007. “Manajemen Laba pada Perusahaan yang Melanggar Hutang”, Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.


(67)

Herawaty, Vinola, 2008. “Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi XI.

Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.

Pujiningsih, Indra Andiany, 2011. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran perusahaan, Praktek Corporate Governance dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba”, Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang.

Indriani, Yohana, 2010. Pengaruh Kualitas Auditor, Corporate Governance,

Leverage dan Kinerja Keuangan Terhadap Manajemen Laba (Studi

Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI 2006-2008), Skripsi S-1 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

Midiastuty, 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba, Makalah Simposium Nasional Akuntansi VI,Surabaya, Hal : 176 – 199.

Muljono, Michael Kurniadi, 2008. Pengaruh kualitas Audit, Leverage dan Persentase kepemilikan saham oleh publik terhadap Earning

Management pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa

Efek Jakarta, Skripsi Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Airlangga, Surabaya.

Sawir, Agnes, 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Setiawati, Koosrini, 2010. “Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Umum Syariah”, Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang.

Sudjito, Dwi A, 2006. Analisis Praktek Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Melakukan Initial Public Offering di BEI periode 1997-2004,Tesis Universitas Diponegoro.

Suryani, Indra Dewi, 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang.


(68)

Sutopo, Bambang. 2009. Manajemen Laba dan Manfaat Kualitas Laba Dalam Keputusan Investasi. UPT Perpustakaan UNS, Solo.

Tarjo, 2008. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham serta Cost of Equity Capital”, Simposium Nasional Akuntansi 11, Pontianak.


(69)

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan

NO KODE NAMA PERUSAHAAN KRITERIA

SAMPEL

1 2 3

1 AGRO Bank Agroniaga Tbk √ √ × -

2 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk √ √ √ 1

3 BBKP Bank Bukopin Tbk √ √ √ 2

4 BNBA Bank Bumi Artha Tbk √ √ √ 3

5 BACA Bank Capital Indonesia Tbk √ √ √ 4

6 BBCA Bank Central Asia Tbk √ √ √ 5

7 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk √ √ √ 6

8 BDMN Bank Danamon Indonesia √ √ √ 7

9 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk √ × × -

10 BEKS Bank Eksekutif Internasional Tbk √ √ × -

11 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk √ √ √ 8

12 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk √ √ √ 9

13 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk √ √ × -

14 BKSW Bank Kesawan Tbk √ √ √ 10

15 LPBN Bank Lippo Tbk √ × × -

16 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk √ √ √ 11

17 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk √ √ √ 12

18 MEGA Bank Mega Tbk √ √ √ 13

19 BCIC Bank Mutiara Tbk √ √ × -

20 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk √ √ √ 14

21 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk √ √ √ 15

22 NISP Bank OCBC NISP Tbk √ √ √ 16

23 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk √ √ √ 17

24 BNLI Bank Permata Tbk √ √ √ 18

25 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ 19

26 BSWD Bank Swadesi Tbk √ √ √ 20

27 BTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk √ × × - 28 BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk √ × × -

29 BBIA Bank UOB Buana Tbk √ × × -

30 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk √ √ √ 21


(70)

Lampiran 2 Daftar Tabulasi Data Penelitian Tahun 2008-2010

SIZE

KODE Nama Perusahaan Tahun Total Aktiva Ln_Aktiva

INPC

Bank Artha Graha Internasional

Tbk 2008 12.845.448.797.066 30,18

2009 15.432.373.579.647 30,37

2010 17.063.094.176.282 30,47

BBKP Bank Bukopin Tbk 2008 32.633.063.000.000 31,12 2009 37.173.318.000.000 31,25

2010 47.489.366.000.000 31,49

BNBA Bank Bumi Artha Tbk 2008 2.044.367.406.129 28,35 2009 2.403.186.094.861 28,51

2010 2.661.051.689.702 28,61

BACA Bank Capital Indonesia Tbk 2008 1.703.769.269.000 28,16 2009 3.459.181.355.000 28,87

2010 4.399.404.518.000 29,11

BCA Bank Central Asia Tbk 2008 245.569.856.000.000 33,13 2009 282.392.294.000.000 33,27

2010 324.419.069.000.000 33,41

BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 2008 103.197.574.000.000 32,27 2009 107.104.274.000.000 32,30

2010 143.652.852.000.000 32,60

BDMN Bank Danamon Indonesia 2008 107.268.363.000.000 32,31 2009 98.597.953.000.000 32,22

2010 118.206.573.000.000 32,40

SDRA

Bank Himpunan Saudara 1906

Tbk 2008 1.977.150.161.987 28,31

2009 2.403.695.698.642 28,51

2010 3.245.762.792.900 28,81

BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 2008 6.287.877.927.000 29,47 2009 7.005.700.199.000 29,58

2010 8.659.899.122.000 29,79

BKSW Bank Kesawan Tbk 2008 2.162.316.319.660 28,40 2009 2.347.790.899.433 28,48


(1)

Lampiran 3 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics N

Minimu m

Maximu

m Mean

Std. Deviation

SZ 66 27,94 33,74 30,6824 1,84360

ROA 66 ,000934 ,036875 ,01630186 ,009760213

LV 66 ,79 1,00 ,8933 ,03880

ML 66 -,251250 ,249079 -,02158368 ,076823056

Valid N (listwise)


(2)

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik


(3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unsta ndardized

Residual

N 66

Normal Parametersa,b

Mean ,0000

000 Std. Deviation ,0752 8266 Most Extreme Differences

Absolute ,062

Positive ,062

Negative -,047

Kolmogorov-Smirnov Z ,500

Asymp. Sig. (2-tailed) ,964

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,029 ,239 ,120 ,905

SZ -,006 ,007 -,137 -,768 ,445 ,488 2,048

ROA 2,024 1,363 ,257 1,485 ,143 ,517 1,936

LV ,103 ,315 ,052 ,326 ,746 ,612 1,635


(4)

Uji Autokorelasi

Model Summaryb Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

dimension0 1 ,199a ,040 -,007 ,077082495 2,239

a. Predictors: (Constant), LV, ROA, SZ b. Dependent Variable: ML


(5)

Lampiran 5 Uji Hipotesis Penelitian

Koefisen Determinasi (R2)

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate dimension0 1 ,199a ,040 -,007 ,077082495

a. Predictors: (Constant), LV, ROA, SZ b. Dependent Variable: ML

Uji F

Uji t Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,029 ,239 ,120 ,905

SZ -,006 ,007 -,137 -,768 ,445

ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression ,015 3 ,005 ,854 ,470a

Residual ,368 62 ,006

Total ,384 65

a. Predictors: (Constant), LV, ROA, SZ b. Dependent Variable: ML


(6)