Karakteristik Penderita Hemoroid Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di RSUP H. Adam Malik Tahun 2008 – 2009

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA HEMOROID BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DI RSUP H. ADAM MALIK TAHUN 2008 - 2009

Oleh :

HASNIL MUBARAK 070100366

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA HEMOROID BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DI RSUP H. ADAM MALIK TAHUN 2008 - 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

HASNIL MUBARAK 070100366


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

KARAKTERISTIK PENDERITA HEMOROID BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DI RSUP H. ADAM MALIK TAHUN 2008 – 2009

Nama : Hasnil Mubarak NIM : 070100366

Pembimbing

(dr. Liberti Sirait, Sp. B-KBD NIP : 14190455

)

Penguji I

(dr. Dudy Aldiansyah, Sp. OG NIP : 19771214 200812 1 001

)

Penguji II

(Dr. Aliandri, Sp. THT NIP. 19660309 200012 1 007

)

Medan, 15 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH NIP : 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis. Hemoroid umumnya sebanding terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Sekitar setengah orang yang berumur 50 tahun pernah mengalami hemoroid. Perbandingan penyakit hemoroid antara laki-laki dan perempuan tidak menunjukkan jarak yang signifikan sehingga angka kejadian hemoroid tidak terlalu jauh perbandingannya.

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif untuk melihat karakteristik penderita hemoroid berdasarkan umur dan jenis kelamin pada tahun 2008-2009. Sampel adalah seluruh pasien yang menderita hemoroid di RSUP. H. Adam Malik Meda Tahun 2008 – April 2009 yang tercatat pada berkas rekam medis.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 83 pasien hemoroid, sampel terbanyak terdapat pada usia diatas 45 tahun, sebanyak 36 orang (43,4%), diikuti oleh kelompok umur 35-44 tahun sebanyak 19 (22.9%) orang, kemudian 25-34 tahun sebanyak 10 orang (12.0%), 15-24 tahun sebanyak 14 orang (16.9%), dan 5-14 tahun sebanyak 3 orang (3.6%), sedangkan persentase terkecil berada pada interval usia 1-4 tahun hanya 1 orang (1,2%). Pada hasil yang lain menunjukkan bahwa dari 83 pasien hemoroid, terdapat sebanyak 47 orang laki-laki (56.6%) dan 36 orang perempuan (43.4%). Kemudian hasil berikutnya menunjukkan bahwa dari 83 pasien hemoroid, sampel terbanyak dengan keluhan utama BAB berdarah, sebanyak 42 orang (50.6%), diikuti oleh benjolan perianal, sebanyak 21 orang (25.3%), nyeri BAB, sebanyak 14 orang (16.9%), dan prolapsus hemoroidalis sebanyak 6 orang (7.2%).

Berdasarkan hasil penelitian tingkat kejadian hemoroid pada usia diatas 45 tahun termasuk besar, namun kejadian hemoroid pada laki-laki dan perempuan memiliki tingkat kejadian yang hampir sama. Diharapkan bagi tenaga kesehatan, serta instansi-instansi terkait dapat memberikan konseling kesehatan saluran pencernaan, khususnya untuk penyakit seperti hemoroid sebagai upaya peningkatan kesehatan, untuk mencegah kejadian hemoroid.


(5)

ABSTRACT

Hemorrhoids are blood vessel dilation and inflammation of veins in the anal region from hemoroidalis plexus. Hemorrhoids usually are camparable occur in men and women. About half of people aged 50 years have had hemorrhoids. Comparison of hemorrhoids disease between men and women did not show a significant distance so that the incidence of hemorrhoids is not too much comparison.

This study is a descriptive survey with a retrospective approach to look at the characteristics of patients with hemorrhoids by age and sex in the year 2008-2009. Data collection is to use all the medical records of patients with hemorrhoids during the year 2008-2009 obtained at the medical records Dr. H. Adam Malik Medan as much as 83 samples.

The method used in this research is descriptive method that is retrospective to look at the characteristic of patients with hemorrhoids by age and sex in the year 2008-2009. The sample is all patients who develop hemorrohoid at the RSUP. Haji Adam Malik Medan period 2008 - 2009 which was recorded in the medical record file.

The results showed that of 83 patients with hemorrhoids, most samples contained at age over 45 years, with 36 persons (43.4%), followed by the 35-44 years with 19 persons (22.9%), 25-34 years 10 persons (12.0%), 15-24 years with 14 persons (16.9%), and 5-14 years with 3 persons (3.6%), and the lowest percentage is at intervals of 1-4 years of age only 1 person (1.2 %). In other results showed that of 83 patients with hemorrhoids, there are as many as 47 men (56.6%) and 36 women (43.4%). Then the next result shows that of 83 patients with hemorrhoids, most samples with a main problem of defecate with bloody, with total 42 persons (50.6%), followed by perianal lump, 21 persons (25.3%), painful of defecate, 14 persons(16.9%), and prolapse hemoroidalis 6 persons (7.2%).

Based on the results of the study the incidence of hemorrhoids at age over 45 years, including a large, but the incidence of hemorrhoids in men and women have similar incidence rates. Desirable for health workers, as well as related government agencies to provide counseling for gastrointestinal health, especially for diseases such as hemorrhoids as an effort to improve health, to prevent the occurrence of hemorrhoids.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Karakteristik Penderita Hemoroid Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2008-2009”.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dalam memperkaya materi Karya Tulis Ilmiah ini.

Dalam proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak, dalam kehormatan ini ucapan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada :

1. Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Liberti Sirait, Sp.B – KBD selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini yang selalu memberikan waktu untuk membimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. dr. Alliandri, Sp. THT dan dr. Dudy Aldiansyah, Sp.OG selaku dosen penguji laporan karya tulis ilmiah penulis yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan karya tulis ilmiah penulis.

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran kepada penulis selama mengikuti pendidikan


(7)

Mutammamin Ula, Mawaddah Tusiha, dan Haikal Maulana, terima kasih atas dukungan dan perhatian yang diberikan.

6. Terima kasih khusus kepada Atira Annisa Lubis yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan, Mirhansyah Perdana, Catur Prianwari, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Serta terima kasih juga kepada teman-teman satu bimbingan, Ivan C. Pasaribu, Ismafitria Idris, dan Dedi Irwansyah atas kerjasama nya.

Akhirnya penulis mengucapkan permohonan maaf yang setulus-tulus nya kepada semua pihak atas segala kesalahan dan kekhilafan. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, November 2010 Penulis

Hasnil Mubarak


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan Penelitian ... 2

1.4.Manfaat Penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1. Anatomi Kanalis Anus ... 3

2.2. Fisiologi Rektum dan Anus ... 5

2.3. Definisi Hemoroid ... 6

2.4. Faktor Resiko ... 6


(9)

2.9. Diagnosa Banding ... 10

2.10. Penatalaksanaan Hemoroid ... 10

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 13

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 13

3.2. Variabel dan Definisi Operasional ... 13

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 14

4.1. Rancangan Penelitian ... 14

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 14

4.4. Metode Pengambilan Data ... 14

4.5. Metode Analisis Data ... 15

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 16

5.1. Hasil Penelitian ... 16

5.2.Pembahasan ... 18

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 21

6.1. Kesimpulan ... 21

6.2.Saran ... 21

DAFTAR PUSTAKA ... 23


(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

5.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Penderita Hemoroid ... 17 5.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita Hemoroid ... 17 5.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Keluhan Utama Penderita Hemoroid 17


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup

Rancangan Lembar Penelitian Survey Awal

Surat Izin Penelitian Ethical Clearence Data Induk


(13)

ABSTRAK

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis. Hemoroid umumnya sebanding terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Sekitar setengah orang yang berumur 50 tahun pernah mengalami hemoroid. Perbandingan penyakit hemoroid antara laki-laki dan perempuan tidak menunjukkan jarak yang signifikan sehingga angka kejadian hemoroid tidak terlalu jauh perbandingannya.

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif untuk melihat karakteristik penderita hemoroid berdasarkan umur dan jenis kelamin pada tahun 2008-2009. Sampel adalah seluruh pasien yang menderita hemoroid di RSUP. H. Adam Malik Meda Tahun 2008 – April 2009 yang tercatat pada berkas rekam medis.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 83 pasien hemoroid, sampel terbanyak terdapat pada usia diatas 45 tahun, sebanyak 36 orang (43,4%), diikuti oleh kelompok umur 35-44 tahun sebanyak 19 (22.9%) orang, kemudian 25-34 tahun sebanyak 10 orang (12.0%), 15-24 tahun sebanyak 14 orang (16.9%), dan 5-14 tahun sebanyak 3 orang (3.6%), sedangkan persentase terkecil berada pada interval usia 1-4 tahun hanya 1 orang (1,2%). Pada hasil yang lain menunjukkan bahwa dari 83 pasien hemoroid, terdapat sebanyak 47 orang laki-laki (56.6%) dan 36 orang perempuan (43.4%). Kemudian hasil berikutnya menunjukkan bahwa dari 83 pasien hemoroid, sampel terbanyak dengan keluhan utama BAB berdarah, sebanyak 42 orang (50.6%), diikuti oleh benjolan perianal, sebanyak 21 orang (25.3%), nyeri BAB, sebanyak 14 orang (16.9%), dan prolapsus hemoroidalis sebanyak 6 orang (7.2%).

Berdasarkan hasil penelitian tingkat kejadian hemoroid pada usia diatas 45 tahun termasuk besar, namun kejadian hemoroid pada laki-laki dan perempuan memiliki tingkat kejadian yang hampir sama. Diharapkan bagi tenaga kesehatan, serta instansi-instansi terkait dapat memberikan konseling kesehatan saluran pencernaan, khususnya untuk penyakit seperti hemoroid sebagai upaya peningkatan kesehatan, untuk mencegah kejadian hemoroid.


(14)

ABSTRACT

Hemorrhoids are blood vessel dilation and inflammation of veins in the anal region from hemoroidalis plexus. Hemorrhoids usually are camparable occur in men and women. About half of people aged 50 years have had hemorrhoids. Comparison of hemorrhoids disease between men and women did not show a significant distance so that the incidence of hemorrhoids is not too much comparison.

This study is a descriptive survey with a retrospective approach to look at the characteristics of patients with hemorrhoids by age and sex in the year 2008-2009. Data collection is to use all the medical records of patients with hemorrhoids during the year 2008-2009 obtained at the medical records Dr. H. Adam Malik Medan as much as 83 samples.

The method used in this research is descriptive method that is retrospective to look at the characteristic of patients with hemorrhoids by age and sex in the year 2008-2009. The sample is all patients who develop hemorrohoid at the RSUP. Haji Adam Malik Medan period 2008 - 2009 which was recorded in the medical record file.

The results showed that of 83 patients with hemorrhoids, most samples contained at age over 45 years, with 36 persons (43.4%), followed by the 35-44 years with 19 persons (22.9%), 25-34 years 10 persons (12.0%), 15-24 years with 14 persons (16.9%), and 5-14 years with 3 persons (3.6%), and the lowest percentage is at intervals of 1-4 years of age only 1 person (1.2 %). In other results showed that of 83 patients with hemorrhoids, there are as many as 47 men (56.6%) and 36 women (43.4%). Then the next result shows that of 83 patients with hemorrhoids, most samples with a main problem of defecate with bloody, with total 42 persons (50.6%), followed by perianal lump, 21 persons (25.3%), painful of defecate, 14 persons(16.9%), and prolapse hemoroidalis 6 persons (7.2%).

Based on the results of the study the incidence of hemorrhoids at age over 45 years, including a large, but the incidence of hemorrhoids in men and women have similar incidence rates. Desirable for health workers, as well as related government agencies to provide counseling for gastrointestinal health, especially for diseases such as hemorrhoids as an effort to improve health, to prevent the occurrence of hemorrhoids.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.5. Latar Belakang

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis. Di bawah atau di luar linea dentate

pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) disebut hemoroid eksterna. Sedangkan di atas atau di dalam linea dentate, pelebaran vena yang berada di bawah mukosa (submukosa) disebut hemoroid interna (Simadibrata, 2006).

Pasien dengan penyakit dan kondisi berikut memiliki peningkatan resiko keluhan hemoroid, yaitu: penyakit radang usus (para dokter harus waspada potensi terjadinya hemoroid terhadap penyakit peradangan usus), kolitis ulseratif, dan penyakit Crohn dapat mengakibatkan hemoroid, serta kehamilan juga dikaitkan dengan masalah anorektal (Thornton, 2010).

Sekitar setengah dari orang-orang yang berumur 50 tahun pernah mengalami hemoroid. Perbandingan penyakit hemoroid antara laki-laki dan perempuan tidak menunjukkan jarak yang signifikan sehingga angka kejadian hemoroid tidak terlalu jauh perbandingannya (Pearl, 2004).

Hemoroid merupakan penyakit daerah anus yang cukup banyak ditemukan pada praktek dokter sehari-hari. Di RSCM selama 2 tahun (Januari 1993 sampai Desember 1994) dari 414 kali pemeriksaan kolonoskopi didapatkan 108 (26,09%) kasus hemoroid. Keluhan penyakit ini antara lain: buang air besar sakit dan sulit, dubur terasa panas, adanya benjolan di dubur, perdarahan melalui dubur dan lain-lain (Simadibrata, 2006).

Hemoroid merupakan salah satu keluhan kolorektal yang paling umum didengar oleh dokter. Setiap tahun sekitar 10,5 juta Amerika mengalami gejala hemoroid dan seperempat pasien harus berkonsultasi. Angka kejadian hemoroid tinggi pada usia diatas 50 tahun (Parker, 2004).


(16)

Hemoroid memiliki faktor resiko antara lain kurangnya mobilisasi, konstipasi, cara buang air besar yang tidak benar, kurang minum, kurang memakan makanan berserat (sayur dan buah), faktor genetika, kehamilan, penyakit yang meningkatkan tekanan intraabdomen (tumor abdomen, tumor usus), dan sirosis hati (Simadibrata, 2006).

1.6. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah karakteristik penderita hemoroid di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2008-2009?”.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum

Mengetahui karakteristik penderita hemoroid berdasarkan umur dan jenis kelamin di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2008-2009.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Mengetahui jumlah pasien hemoroid berdasarkan umur di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2008-2009.

2. Mengetahui jumlah pasien hemoroid berdasarkan jenis kelamin di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2008-2009.

3. Mengetahui keluhan utama pasien hemoroid di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2008-2009.

1.4. Manfaat Penelitian


(17)

2. Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa lainnya untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan penulis.

3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dan tenaga kesehatan, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi program, dan upaya peningkatan pelayanan kesehatan.

4. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat dalam menyediakan berbagai informasi tentang penyakit hemoroid.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Kanalis Anal

Kanalis anal memiliki panjang sekitar 4 cm, yang dikelilingi dengan mekanisme sfingter anus. Setengah bagian atas dari kanalis anal dilapisi oleh mukosa glandular rektal. Mukosa bagian teratas dari kanalis anal berkembang sampai 6-10 lipatan longitudinal, yang disebut columns of Morgagni, yang masing masing memiliki cabang terminal dari arteri rektal superior dan vena. Lipatan-lipatan ini paling menonjol di bagian lateral kiri, posterior kanan dan kuadran anterior kanan, dimana vena membentuk pleksus vena yang menonjol. Mukosa glandular relatif tidak sensitif, berbeda dengan kulit kanalis, kulit terbawahnya lebih sensitif (Churchill, 1990).

Mekanisme spinter anal memiliki tiga unsur pembentuk, spinter internal, spinter eksternal dan puborektalis. Spinter internal merupakan kontinuasi yang semakin menebal dari muskular dinding ginjal. Spinter eksternal dan puborektalis sling (yang merupakan bagian dari levator ani) muncul dari dasar pelvis (Churchill, 1990).

Vaskularisasi rektum dan kanalis anal sebagian besar diperoleh melalui arteri hemoroidalis superior, media, dan inferior. Arteri hemoroidalis superior merupakan kelanjutan akhir arteri mesentrika inferior. Arteri hemoroidalis media merupakan cabang ke anterior dari arteri hipogastrika. Arteri hemoroidalis inferior dicabangkan oleh arteri pubenda interna yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna, ketika arteri tersebut melewati bagian atas spina ischiadica.


(19)

dan pleksus hemoroidalis inferior (eksterna) yang terletak di bawah anorectal junction dan di luar lapisan otot. Perhatikan Gambar 1 (Sobiston, 1997).

Gambar 2.1. Vaskularisasi Vena-Vena Kanalis Anal

Persarafan rektum terdiri atas sistem saraf simpatik dan parsimpatik. Serabut saraf simpatik berasal dari pleksus mesentrikus inferior dan dari sistem parasakral yang terbentuk dari ganglion simpatis lumbal ruas kedua, ketiga, dan keempat. Persarafan parasimpatik (nervi erigentes) berasal dari saraf sakral kedua, ketiga, dan keempat.

2.2. Fisiologi Rektum dan Anus

Fungsi utama dari rektum dan kanalis anal ialah untuk mengeluarkan massa feses yang terbentuk di tempat yang lebih tinggi dan melakukan hal tersebut dengan


(20)

cara yang terkontrol. Rektum dan kanalis anal tidak begitu berperan dalam proses pencernaan, selain hanya menyerap sedikit cairan. Selain itu sel-sel Goblet mukosa mengeluarkan mukus yang berfungsi sebagai pelicin untuk keluarnya massa feses.

Pada hampir setiap waktu rektum tidak berisi feses. Hal ini sebagian diakibatkan adanya otot sfingter yang tidak begitu kuat yang terdapat pada

rectosimoid junction, kira-kira 20 cm dari anus. Terdapatnya lekukan tajam dari tempat ini juga memberi tambahan penghalang masuknya feses ke rektum. Akan tetapi, bila suatu gerakan usus mendorong feses ke arah rektum, secara normal hasrat defekasi akan timbul, yang ditimbulkan oleh refleks kontraksi dari rektum dan relaksasi dari otot sfingter. Feses tidak keluar secara terus-menerus dan sedikit demi sedikit dari anus berkat adanya kontraksi tonik otot sfingter ani interna dan eksterna (Sobiston, 1994).

2.3. Definisi Hemoroid

Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal (kanalis anus). Secara keseluruhan berdasarkan statistic, jumlah tindakan hemoroidektomi menurun. Puncaknya terjadi tahun 1974 dimana hemoroidektomi dilakukan sebanyak 117 per 100.000 orang. Angka itu menurun 13 tahun kemudian (1987) menjadi 37 per 100.000 orang (Felix, 2006).

Hemoroid merupakan dilatasi varises pleksus vena submukosa anus dan perianus. Dilatasi ini sering terjadi setelah usia 50 tahun yang berkaitan dengan


(21)

2.4. Faktor Resiko

Hemoroid memiliki faktor resiko yang cukup banyak antara lain kurangnya mobilisasi, konstipasi, cara buang air besar yang tidak benar, kurang minum, kurang memakan makanan berserat (sayur dan buah), faktor genetika, kehamilan, penyakit yang meningkatkan tekanan intraabdomen (tumor abdomen, tumor usus), dan sirosis hati (Simadibrata, 2006).

Konstipasi merupakan etiologi hemoroid yang paling sering. Konstipasi terjadi apabila feses menjadi terlalu kering, yang timbul karena defekasi yang tertunda terlalu lama. Jika isi kolon tertahan dalam waktu lebih lama dari normal, jumlah H2O yang diserap akan melebihi normal, sehingga feses menjadi kering dan keras (Sherwood, 2001).

Kejadian hemoroid umumnya sebanding pada laki-laki maupun perempuan. Sekitar setengah orang yang berumur 50 tahun pernah mengalami hemoroid. Hemoroid juga terjadi pada wanita hamil. Pada wanita hamil, janin pada uterus, serta perubahan hormonal, menyebabkan pembuluh darah hemoroidalis meregang. Semua vena dapat diperparah saat terjadinya tekanan selama persalinan. Hemoroid pada wanita hamil hanya merupakan komplikasi yang bersifat sementara (Pearl, 2004).

2.5. Gejala Klinis

Hemoroid merupakan salah satu keluhan kolorektal yang paling umum didengar oleh dokter. Setiap tahun sekitar 10,5 juta Amerika mengalami gejala hemoroid; seperempat pasien harus berkonsultasi. Gejala yang paling umum dari hemoroid yaitu darah merah yang cerah menutupi toilet duduk dan muncul di atas kertas toilet. Gejala lain termasuk iritasi kulit di sekitar anus, rasa sakit, bengkak, atau benjolan keras di sekitar anus, dan didapati lendir pada sekitar anus. Terlalu banyak menggosok atau membersihkan sekitar anus dapat memperburuk gejala dan bahkan menyebabkan iritasi yang semakin parah, berdarah, dan gatal-gatal yang disebut


(22)

Hemorhoid sering menimbulkan gejala-gejala secara tidak beraturan. Menurut Churchill (1990) gejala-gejala hemoroid adalah :

1. Iritasi dan benjolan perianal, serta gatal-gatal ( pruritus ani),

2. Rasa tidak nyaman di daerah anus dan nyeri yang semakin diperberat oleh buang air besar (BAB),

3. Prolapse hemorrhoidalis, 4. Pendarahan rektal.

2.6. Klasifikasi dan Derajat Hemoroid

Berdasarkan letaknya, hemoroid dibagi menjadi 3 yaitu hemoroid eksterna, interna, dan campuran. Dikatakan eksterna karena benjolan terletak dibawah linea pectinea. Hemoroid eksterna mempunyai 3 bentuk yaitu bentuk hemoroid biasa yang letaknya distal linea pectinea, bentuk trombosis, dan bentuk skin tags. Biasanya benjolan pada hemoroid eksterna akan keluar dari anus bila mengedan, tapi dapat dimasukkan kembali dengan jari. Rasa nyeri pada perabaan menandakan adanya trombosis, yang biasanya disertai penyulit seperti infeksi atau abses perianal (Felix, 2006).

Berlawanan dengan hemoroid eksterna, benjolan pada hemoroid interna terletak diatas linea pectinea. Hemoroid interna merupakan benjolan dari vena hemoroidalis internus yang dilapisi epitel dari mukosa anus. Pada posisi litotomi, benjolan paling sering terdapat pada jam 3, 7, dan 11. Ketiga letak itu dikenal dengan

three primary haemorrhoidal areas (Felix, 2006).

Hemoroid interna dapat prolaps saat mengedan dan kemudian terperangkap akibat tekanan sfingter anus sehingga terjadi pembesaran mendadak yang edematosa,


(23)

1. Derajat 1 : Bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar kanal anus. Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop.

2. Derajat 2 : Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus secara spontan.

3. Derajat 3 : Pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari.

4. Derajat 4 : Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untuk mengalami trombosis dan infark.

Untuk melihat resiko perdarahan hemoroid, dapat dideteksi oleh adanya stigma perdarahan berupa bekuan darah yang masih menempel, erosi, kemerahan di atas hemoroid (Simadibrata, 2006).

2.7. Patofisiologi Hemoroid

Hemoroid dikatakan sebagai penyakit keturunan. Namun sampai saat ini belum terbukti kebenarannya. Akhir-akhir ini, keterlibatan bantalan anus (anal cushion) makin dipahami sebagai dasar terjadinya penyakit ini. Bantalan anus merupakan jaringan lunak yang kaya akan pembuluh darah. Agar stabil, kedudukannya disokong oleh ligamentum Treitz dan lapisan muskularis submukosa. Bendungan dan hipertrofi pada bantalan anus menjadi mekanisme dasar terjadinya hemoroid. Pertama, kegagalan pengosongan vena bantalan anus secara cepat saat defekasi. Kedua, bantalan anus terlalu mobile, dan ketiga, bantalan anus terperangkap oleh sfingter anus yang ketat. Akibatnya, vena intramuskular kanalis anus akan terjepit (obstruksi). Proses pembendungan diatas diperparah lagi apabila seseorang mengedan atau adanya feses yang keras melalui dinding rektum (Felix, 2006).

Selain itu, gangguan rotasi bantalan anus juga menjadi dasar terjadinya keluhan hemoroid. Dalam keadaan normal, bantalan anus menempel secara longgar pada lapisan otot sirkuler. Ketika defekasi, sfingter interna akan relaksasi. Kemudian, bantalan anus berotasi ke arah luar (eversi) membentuk bibir anorektum. Faktor


(24)

endokrin, usia, konstipasi dan mengedan yang lama menyebabkan gangguan eversi pada bantalan tersebut. Mitos di masyarakat yang mengatakan, hemoroid mudah terjadi pada ibu hamil ternyata benar. Tak pelak, kehamilan menjadi faktor pencetus hemoroid. Mengapa demikian? Pertama, hormon kehamilan mengurangi fungsi penyokong dari otot dan ligamentum di sekitar bantalan. Kedua, terjadi peningkatan vaskuler di daerah pelvis. Ketiga, seringnya terjadi konstipasi pada masa kehamilan. Dan terakhir adalah kerusakan kanalis anus saat melahirkan pervaginam (Felix, 2006).

2.8. Diagnosa

Diagnosis hemoroid ditegakkan berdasarkan anamnesis keluhan klinis dari hemoroid berdasarkan klasifikasi hemoroid (derajat 1 sampai dengan derajat 4), dan pemeriksaan anoskopi/kolonoskopi. Karena hemoroid disebabkan adanya tumor didalam abdomen atau usus proksimal, agar lebih teliti selain memastikan diagnosis hemoroid, dipastikan juga apakah di usus halus atau di kolon ada kelainan misal, tumor atau colitis. Untuk memastikan kelainan di usus halus diperlukan pemeriksaan rontgen usus halus atau enteroskopi. Sedangkan untuk memastikan kelainan di kolon diperlukan pemeriksaan rontgen Barium enema atau kolonoskopi total (Simadibrata, 2006).

2.9. Diagnosa Banding

Banyak masalah anorektal, antara lain, fistula, abses, atau iritasi dan gatal-gatal, yang memiliki gejala mirip dengan hemoroid dan harus dipahami sebelum direkomendasikan untuk melakukan pengobatan. Selain itu, hubungan pendarahan


(25)

2.10. Penatalaksanaan Hemoroid

Menangani hemoroid tak perlu terus melakukan tindakan invasif. Dengan obat juga dapat dilakukan. Namun, pemilihan jenis terapi (obat atau invasif) sangat bergantung dari keluhan penderita serta derajat hemoroidnya. Tidak ada indikasi mutlak dalam terapi invasif dan diusahakan menjadi pilihan terakhir. Salah satu obat hemoroid adalah diosmin dan hesperidin yang dimikronisasi. Layaknya noreadrenalin, obat ini mengakibatkan kontraksi vena, menurunkan ekstravasasi dari kapiler dan menghambat reaksi inflamasi terhadap prostaglandin (PGE2, PGF2). Kehadiran obat ini tentu memberi angin segar bagi penderita hemoroid yang takut atau enggan dioperasi. Sebuah studi acak bahkan membuktikan obat ini sama efektif dengan rubber band ligation. Malah dengan efek samping lebih kecil. Bila obat sudah tak adekuat atau terjadi perdarahan dan prolaps, tindakan invasif menjadi pilihan terakhir. Prinsip dari tindakan invasif ada 2 yaitu fiksasi dan eksisi. Fiksasi dilakukan pada derajat I dan II. Dan selebihnya adalah eksisi (Felix, 2006).

Fiksasi terdiri dari:.

1. Skleroterapi. Dilakukan untuk menghentikan perdarahan. Metode ini menggunakan zat sklerosan yang disuntikan para vasal. Setelah itu, sklerosan merangsang pembentukan jaringan parut sehingga menghambat aliran darah ke vena-vena hemoroidalis. Akibatnya, perdarahan berhenti. Sklerosan yang dipakai adalah 5% phenol in almond oil dan 1% polidocanol. Metode ini mudah dilaksanakan, aman dan memberikan hasil baik.

2. Rubber band ligation. Kerja dari metode ini adalah akan mengabliterasi lokal vena hemoroidalis sampai terjadi ulserasi (7-10 hari) yang diikuti terjadinya jaringan parut (3-4 minggu). Prosedur ini dilakukan pada hemoroid derajat 1-3.

3. Infrared thermocoagulation. Prinsipnya adalah mendenaturasi protein melalui efek panas dari infrared, yang selanjutnya mengakibatkan jaringan terkoagulasi. Untuk mencegah efek samping dari infrared berupa kerusakan jaringan sekitar


(26)

yang sehat, maka jangka waktu paparan dan kedalamannya perlu diukur akurat. Metode ini diperuntukkan pada derajat 1-2.

4. Laser haemorrhoidectomy. Metode ini mirip dengan infrared. Hanya saja mempunyai kelebihan dalam kemampuan memotong. Namun, biayanya mahal.

5. Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation. Metode ini menjadi pilihan utama saat terjadi perdarahan karena dapat mengetahui secara tepat lokasi arteri hemoroidalis yang hendak dijahit.

6. Cryotherapy. Metode ini kurang direkomendasikan karena seringkali kurang akurat dalam menentukan area freezing.

Sedangkan eksisi dapat dilakukan dengan beberapa teknik yaitu St. Marks Milligan – Morgan Technique, Submucosal Haemorrhoidectomy (Parks method), dan yang terbaru adalah Circular Stapler Anopexy (teknik Longo). Teknik Circular Stapler Anopexy atau dikenal dengan Procedure for Prolapse and Haemorrhoids

(PPH) baru dikembangkan sekitar tahun 1993. Teknik ini bekerja dengan mendorong jaringan hemoroid yang merosot ke arah atas dan dijahitkan ke selaput lendir dinding anus. Kemudian sebuah gelang dari bahan titanium diselipkan di jahitan dan ditanamkan di bagian atas saluran anus untuk mengokohkan posisi jaringan hemoroid tersebut. PPH memiliki beberapa keuntungan dibandingkan operasi konvensional diantaranya, nyeri minimal karena tindakan dilakukan di luar bagian sensitif, tindakan cepat karena hanya menghabiskan 12-45 menit, dan pasien dapat pulih lebih cepat pasca operasi. Namun risiko perdarahan, trombosis, serta penyempitan saluran anus masih dapat terjadi. Kontraindikasi PPH adalah fistula anus, bengkak, gangren, penyempitan anus, prolaps jaringan hemoroid yang tebal, serta pada pasien dengan gangguan koagulasi (pembekuan darah) (Felix, 2006).


(27)

banyak sayur dan buah akan membuat feses lembek sehingga tidak perlu mengedan saat buang air besar (Felix, 2006).

Menurut Haryoga (2009), ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah berulangnya kekambuhan keluhan hemoroid, di antaranya :

1. Hindari mengedan terlalu kuat saat buang air besar.

2. Cegah konstipasi dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat (sayur dan buah serta kacang-kacangan) serta banyak minum air putih minimal delapan gelas sehari untuk melancarkan defekasi.

3. Jangan menunda-nunda jika ingin buang air besar sebelum feses menjadi keras.

4. Tidur cukup.

5. Jangan duduk terlalu lama. 6. Senam/olahraga rutin.


(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Keterangan : - huruf tebal pada karakteristik adalah variable yang di teliti.

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

1. Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis pada satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal.

Karakteristik :

o Umur

o Jenis Kelamin o Keluhan Utama

o Ras

o Pendidkan o Status Ekonomi o Pekerjaan


(29)

3. Umur adalah satuan waktu yang mengukur keberadaan seseorang yaitu berupa tahun, bulan dan hari.


(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif untuk melihat karakteristik penderita hemoroid berdasarkan umur dan jenis kelamin pada tahun 2008-2009.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di bagian rekam medik RSUP. H. Adam Malik Medan dan akan dilakukan selama pada bulan Agustus - September 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh pasien hemoroid. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bagian dari populasi yang didapat dari rekam medis. Adapun besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sama dengan jumlah populasi (total sampling). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non randomized accidental sampling yaitu mengambil sampel yang kebetulan ada atau tersedia di tempat penelitian yang didapat melalui rekam medis pasien. (Saryono, 2008)

4.4. Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data adalah dengan menggunakan seluruh rekam medis pasien penderita hemoroid selama tahun 2008-2009 yang didapat di bagian rekam medis RSUP. H. Adam Malik Medan. Pada rekam medis tersebut dilihat variabel


(31)

4.5. Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan kemudian akan dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi dan melakukan pembahasan sesuai dengan pustaka yang ada.


(32)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 9 sampai dengan 25 Agustus 2010 di bagian rekam medik RSUP H. Adam Malik Medan. Ditemukan 83 buah rekam medik pasien hemoroid pada tahun 2008 - 2009. Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisa rekam medis, maka dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik yang beralamat di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan. RSUP H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No.335/Menkes/SK/VIII/1990. RSUP H. Adam Malik adalah Rumah Sakit Rujukan wilayah pembangunan A yaitu Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau, serta sebagai Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September 1991 dan secara resmi pusat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik pada tanggal 11 Januari 1993.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Dalam penelitian ini karakteristik sampel yang diamati meliput i usia, jenis kelamin dan keluhan dari pasien hemoroid berjumlah 83 pasien yang ditemukan pada


(33)

orang (12.0%), 15-24 tahun sebanyak 14 orang (16.9%), dan 5-14 tahun sebanyak 3 orang (3.6%), sedangkan persentase terkecil berada pada interval usia 1 - 4 tahun hanya 1 orang (1,2%).

Tabel 5.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Penderita Hemoroid

Umur sampel Frekuensi Persen

>45 36 43.4

35-44 19 22.9

25-34 10 12.0

15-24 14 16.9

5-14 3 3.6

1-4 1 1.2

Total 83 100.0

Dari Tabel 5.2. bahwa dari 83 pasien hemoroid, terdapat sebanyak 47 orang laki-laki (56.6%) dan 36 orang perempuan (43.4%).

Tabel 5.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita Hemoroid

Jenis Kelamin Frekuensi Persen

Laki-laki 47 56.6

Perempuan 36 43.4

Total 83 100.0

Dari Tabel 5.3. diketahui bahwa dari 83 pasien hemoroid, sampel terbanyak dengan keluhan utama BAB berdarah, sebanyak 42 orang (50.6%), diikuti oleh benjolan perianal, sebanyak 21 orang (25.3%), nyeri BAB, sebanyak 14 orang (16.9%), dan prolapsus hemoroidalis sebanyak 6 orang (7.2%).


(34)

Tabel 5.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Keluhan Utama Penderita Hemoroid

Keluhan Utama Frekuensi Persen

BAB Berdarah 42 50.6

Benjolan Perianal 21 25.3

Nyeri BAB 14 16.9

Prolapsus Hemoroidalis 6 7.2

Total 83 100.0

5.2. Pembahasan 5.2.1. Hemoroid

Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal (kanalis anus). Menurut teori Pearl (2004) sekitar setengah orang-orang yang berumur 50 tahun pernah mengalami hemoroid. Dan menurut Parker (2004) angka kejadian hemoroid tinggi pada usia diatas 50 tahun.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 83 pasien hemoroid, sampel terbanyak terdapat pada usia diatas 45 tahun, sebanyak 36 orang (43,4%), diikuti oleh kelompok umur 35-44 tahun sebanyak 19 orang (22.9%), kemudian 25-34 tahun sebanyak 10 orang (12.0%), 15-24 tahun sebanyak 14 orang (16.9%), dan 5-14 tahun sebanyak 3 orang (3.6%), sedangkan persentase terkecil berada pada interval usia 1 - 4 tahun hanya 1 orang (1,2%).


(35)

pada anak, walaupun sangat kecil, hal ini menunjukkan hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa usia 1 - 4 tahun jarang mengalami hemoroid.

Dari penelitian Pearl (2004) menyebutkan bahwa kejadian hemoroid umumnya sebanding terjadi pada laki-laki maupun perempuan, sehingga perbandingan penyakit hemoroid antara laki-laki dan perempuan tidak didapatkan perbedaan yang signifikan. Menurut Fikih (2010) 35% penderita hemoroid sering terjadi pada pria maupun wanita yang berusia lebih dari 25 tahun.

Pada penelitian ini, diperoleh bahwa dari 83 pasien hemoroid, terdapat sebanyak 47 orang laki-laki (56.6%) dan 36 orang perempuan (43.4%). Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien laki-laki memiliki persentase 56.6% kejadian hemoroid sedikit lebih tinggi dari wanita yang memiliki persentase 43.4%. Dalam hal ini, sesuai dengan teori yang diungkapkan, karakteristik hemoroid berdasarkan jenis kelamin mempunyai angka kejadian yang tidak terlalu jauh perbandingannya.

Menurut Simadibrata (2006) karakteristik hemoroid menurut jenis kelamin dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, misalnya kebiasaan individu, termasuk faktor resiko seseorang untuk terjadinya hemoroid, yaitu kurangnya mobilisasi (olahraga), konstipasi, cara buang air besar yang tidak benar, kurang minum, kurang memakan makanan berserat (sayur dan buah), faktor genetika, kehamilan, penyakit yang meningkatkan tekanan intraabdomen (tumor abdomen, tumor usus), dan sirosis hati.

Penyakit-penyakit lain pada laki-laki atau wanita juga merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hemoroid, misalnya kehamilan pada wanita yang dapat menyebabkan resiko terjadinya hemoroid. Namun, hemoroid pada wanita hamil hanya merupakan komplikasi yang bersifat sementara (Pearl, 2004).

Sesuai dengan teori menurut Churchill (1990) yang menjelaskan bahwa gejala-gejala hemoroid terbagi atas: 1) Iritasi dan benjolan perianal, serta gatal-gatal ( pruritus ani), 2) Rasa tidak nyaman di daerah anus dan nyeri yang semakin


(36)

diperberat oleh buang air besar (BAB), 3) Pendarahan rektal, dan 4) Prolapse hemorrhoidalis.

Pada penelitian ini (Tabel 5.3) diketahui bahwa dari 83 pasien hemoroid, sampel terbanyak dengan keluhan utama BAB berdarah, sebanyak 42 orang (50.6%), diikuti oleh benjolan perianal, sebanyak 21 orang (40.3%), kemudian nyeri BAB, sebanyak 14 orang (16.9%) dan prolapsus hemoroidalis, sebanyak 6 orang (7.2%).

Karakteristik gejala klinis pada penderita hemoroid menunjukkan bahwa BAB berdarah merupakan keluhan utama terbanyak pada pasien hemoroid di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2009.

Hal ini menunjukkan bahwa penderita hemoroid memasuki stadium klinis yang mempunyai derajat keparahannya sesuai dengan teori Fikih (2010) yang mengatakan bahwa, derajat I yaitu terdapat perdarahan merah segar pada rektum pasca defekasi, dan tidak prolaps. derajat II, yaitu terdapat perdarahan/tanpa perdarahan sesudah defekasi dan terjadi prolaps hemoroid yang dapat masuk sendiri (reposisi spontan), derajat III yaitu terdapat perdarahan sesudah defekasi maupun saat tidak defekasi dan terjadi prolapsus hemoroidalis yang tidak dapat masuk sendiri jadi harus didorong dengan jari (reposisi manual), dan derajat IV yaitu terdapat perdarahan sesudah defekasi maupun saat tidak defekasi dan terjadi prolapsus hemoroidalis yang tidak dapat didorong masuk (prolapsus hemoroidalis permanen).


(37)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Dalam penelitian ini didapati umur terbanyak yang menderita hemoroid adalah diatas 45 tahun, sebanyak 36 orang (43,4%), sedangkan interval usia 1-4 tahun adalah usia dengan kejadian hemoroid rendah, hanya 1 orang (1,2%). Dalam penelitian ini, karakteristik penderita hemoroid berdasarkan umur, didapatkan bahwa pada usia diatas 45 tahun merupakan usia yang rentan mengalami hemoroid, sedangkan usia 1 - 4 tahun jarang mengalami hemoroid.

2. Jenis kelamin yang lebih tinggi mengalami hemoroid adalah laki-laki, sebanyak 47 orang (56.6%), sedangkan perempuan 36 orang (43.4%).

3. Karakteristik gejala klinis pada penderita hemoroid menunjukkan bahwa BAB berdarah merupakan keluhan utama terbanyak pada pasien hemoroid di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2009, sebanyak 42 orang (50.6%).

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu:

1. Diharapkan bagi tenaga kesehatan, serta instansi-instansi terkait dapat memberikan konseling kesehatan saluran pencernaan, khususnya untuk penyakit seperti hemoroid sebagai upaya peningkatan kesehatan.


(38)

2. Jumlah sampel yang sedikit mempengaruhi hasil ketepatan penelitian, sehingga untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya jumlah sampel diperbanyak dengan cara memperlebar interval tahun penelitian.

3. Diharapkan bagi orang-orang yang beresiko untuk mengalami hemoroid sebaiknya memperbaiki faktor resiko yang dimilikinya dan gaya hidup yang kurang sehat agar terhindar dari hemoroid.

4. Diharapkan kepada para penderita hemoroid untuk memperbaiki gaya hidup yang dimiliknya agar terhindar dari hemoroid derajat tinggi.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Burkitt, H.G., Clive R.G., Gatt, D., 1990. Essential Surgery Problem, Diagnosis, and Management, New York: 355-362.

Felix, 2006. Duduk, Salah, Berdiri, Juga Salah.. Farmacia Majalah Kedokteran dan Farmasi, Jakarta. Available from:

[Accessed 7 March 2010).

Fikih, 2010. Referat Hemoroid. Available from :

[Accessed 02 November 2010].

Haryoga, I., 2009. Mengenal dan Mencegah Hemoroid, Denpasar. Available from: http://imadeharyoga.wordpress.com/2009/06/17/60/. [ Accesed 10 March 2010].

Kumar, Cotran, dan Robbins, 2007. Buku Ajar Patologi. Edisi 7 Volume 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Parker, G.S., 2004. A New Treatment Option for Grades III and IV Hemorrhoids.

Jersey Shore University Medical Center, USA. Available from:

[Accessed 14


(40)

Pearl, K.R., 2004. Hemorrhoids National Digestive Diseases Information Clearinghouse. USA. Available from:

Robby, 2006. Referat Hemmorhoid. Fakultas Kedokteran Muhammadiyah. Available

From :

14 Agusutus 2010].

Sabiston, 1994. Buku Ajar Bedah. Bagian II. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakata.

Sabiston, 1997. Atlas Bedah Umum. Binarupa Aksara, Jakarta.

Saryono, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Buku Kesehatan, Yogyakarta.

Sherwood, L., 2001. Fisiolgi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M,. dan Setiati, S., 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 92.

Sukandarrumidi, 2002. Metodologi Penelitian. Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.


(41)

Rancangan Lembar Penelitian

“Karakteristik Penderita Hemoroid Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2008-2009”

Identitas Pasien Nama Pasien :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Jenis Kelamin :

Agama :

Suku :

Keluhan Utama :


(42)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hasnil Mubarak

Tempar / Tanggal Lahir : Medan / 15 April 1989

Agama : Islam

Alamat : Villa Malina Jl. Permata Indah No. 16, Medan Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Swasta IKAL Medan (1995 - 2001)

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Medan (2001 - 2004) 3. Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan ( 2004 - 2007) Riwayat Pelatihan : -

Riwayat Organisasi :

1. Anggota SCORA FK USU Tahun 2009 - 2010.


(1)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Dalam penelitian ini didapati umur terbanyak yang menderita hemoroid adalah diatas 45 tahun, sebanyak 36 orang (43,4%), sedangkan interval usia 1-4 tahun adalah usia dengan kejadian hemoroid rendah, hanya 1 orang (1,2%). Dalam penelitian ini, karakteristik penderita hemoroid berdasarkan umur, didapatkan bahwa pada usia diatas 45 tahun merupakan usia yang rentan mengalami hemoroid, sedangkan usia 1 - 4 tahun jarang mengalami hemoroid.

2. Jenis kelamin yang lebih tinggi mengalami hemoroid adalah laki-laki, sebanyak 47 orang (56.6%), sedangkan perempuan 36 orang (43.4%).

3. Karakteristik gejala klinis pada penderita hemoroid menunjukkan bahwa BAB berdarah merupakan keluhan utama terbanyak pada pasien hemoroid di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2009, sebanyak 42 orang (50.6%).

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu:

1. Diharapkan bagi tenaga kesehatan, serta instansi-instansi terkait dapat memberikan konseling kesehatan saluran pencernaan, khususnya untuk penyakit seperti hemoroid sebagai upaya peningkatan kesehatan.


(2)

2. Jumlah sampel yang sedikit mempengaruhi hasil ketepatan penelitian, sehingga untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya jumlah sampel diperbanyak dengan cara memperlebar interval tahun penelitian.

3. Diharapkan bagi orang-orang yang beresiko untuk mengalami hemoroid sebaiknya memperbaiki faktor resiko yang dimilikinya dan gaya hidup yang kurang sehat agar terhindar dari hemoroid.

4. Diharapkan kepada para penderita hemoroid untuk memperbaiki gaya hidup yang dimiliknya agar terhindar dari hemoroid derajat tinggi.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Burkitt, H.G., Clive R.G., Gatt, D., 1990. Essential Surgery Problem, Diagnosis, and

Management, New York: 355-362.

Felix, 2006. Duduk, Salah, Berdiri, Juga Salah.. Farmacia Majalah Kedokteran dan Farmasi, Jakarta. Available from:

[Accessed 7 March 2010).

Fikih, 2010. Referat Hemoroid. Available from :

[Accessed 02 November 2010].

Haryoga, I., 2009. Mengenal dan Mencegah Hemoroid, Denpasar. Available from: http://imadeharyoga.wordpress.com/2009/06/17/60/. [ Accesed 10 March 2010].

Kumar, Cotran, dan Robbins, 2007. Buku Ajar Patologi. Edisi 7 Volume 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Parker, G.S., 2004. A New Treatment Option for Grades III and IV Hemorrhoids.

Jersey Shore University Medical Center, USA. Available from:

[Accessed 14


(4)

Pearl, K.R., 2004. Hemorrhoids National Digestive Diseases Information Clearinghouse. USA. Available from:

Robby, 2006. Referat Hemmorhoid. Fakultas Kedokteran Muhammadiyah. Available

From :

14 Agusutus 2010].

Sabiston, 1994. Buku Ajar Bedah. Bagian II. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakata.

Sabiston, 1997. Atlas Bedah Umum. Binarupa Aksara, Jakarta.

Saryono, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Buku Kesehatan, Yogyakarta.

Sherwood, L., 2001. Fisiolgi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M,. dan Setiati, S., 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 92.

Sukandarrumidi, 2002. Metodologi Penelitian. Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Thornton, S.C., 2010. Hemorrhoids. Yale University School of Medicine. Available from: April 2010].


(5)

Rancangan Lembar Penelitian

“Karakteristik Penderita Hemoroid Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2008-2009”

Identitas Pasien Nama Pasien :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Jenis Kelamin :

Agama :

Suku :

Keluhan Utama :


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hasnil Mubarak

Tempar / Tanggal Lahir : Medan / 15 April 1989

Agama : Islam

Alamat : Villa Malina Jl. Permata Indah No. 16, Medan Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Swasta IKAL Medan (1995 - 2001)

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Medan (2001 - 2004) 3. Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan ( 2004 - 2007) Riwayat Pelatihan : -

Riwayat Organisasi :

1. Anggota SCORA FK USU Tahun 2009 - 2010.