Karakteristik Penderita Meningitis Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008.

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2005-2008 SKRIPSI

Oleh :

MARIA MESRANTI Br S NIM. 051000167

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2005-2008

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

MARIA MESRANTI Br S NIM. 051000167

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2005-2008

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : MARIA MESRANTI Br S

NIM. 051000167

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 11 Agustus 2009 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji :

Ketua Penguji Penguji I

Prof. dr. Nerseri Barus, MPH drh. Hiswani, M.Kes NIP. 194508171973022001 NIP. 196501121994022001

Penguji II Penguji III

drh. Rasmaliah, M.Kes Drs. Jemadi, M.Kes NIP. 195908181985032002 NIP.196404041992031005

Medan, September 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

dr. Ria Masniari Lubis, M.Si NIP.195310181982032001


(4)

ABSTRAK

Meningitis merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah di negara yang sedang berkembang. Di Indonesia tahun 2000 dan 2001 terdapat 1.937 dan 1.667 kematian , CSDR 9,4 dan 8 per 1000.000 penduduk. Di RSUP H. Adam Malik Medan, jumlah penderita meningitis rawat inap dari tahun 2005-2008 sebanyak 148 orang.

Untuk mengetahui karakteristik penderita meningitis rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2008 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain

case series. Populasi penelitian, data semua penderita meningitis yang dirawat inap tahun 2005-2008 sebanyak 148 data (total sampling). Analisa data dengan uji Chi-square, t-test , Anova dan Kruskal Wallis.

Hasil penelitian menunjukkan trend kunjungan berdasarkan data per bulan, tahun 2005 meningkat, tahun 2006 menurun, tahun 2007 meningkat, tahun 2008 meningkat. Proporsi tertinggi berdasarkan sosiodemografi : Umur 0-<5 tahun 37,8% laki-laki 26,35% dan perempuan 11,49%; suku Batak 53,4% ; agama Islam 60,8% ; belum sekolah 39,2% ; tidak bekerja 43,2% ; dari luar kota Medan 73 %. Sadar 56,8%; meningitis serosa 57,4% ; demam usia <5 tahun 96,4% , demam usia ≥5 tahun 85,9%; letargi 79,1%; rujukan 60,1 %; lama rawatan rata-rata 12,09 hari; pulang meninggal dunia 48%, CFR 48%.

Uji chi-square tidak ada perbedaan bermakna antara umur(p=0,958) , jenis kelamin(p=0,143), lama rawatan rata-rata(p=0,221) , keadaan sewaktu pulang (p=0,155) berdasarkan jenis meningitis; jenis kelamin(p=0,601) , keadaan sewaktu datang(p=0,062) , keadaan sewaktu pulang(p=0,104) berdasarkan asal rujukan; keadaan sewaktu pulang(p=0,273) berdasarkan keadaan sewaktu datang. Lama rawatan rata-rata pulang berobat jalan secara bermakna lebih lama dari pulang atas permintaan sendiri dan meninggal(F=20,859; p=0,000; 20,09 hari vs 10,97 hari vs 7,52 hari).

Diharapkan pada pihak Rumah Sakit H. Adam Malik agar meningkatkan penanganan pasien meningitis untuk mengurangi jumlah kematian ,melengkapi pencatatan penderita seperti pendidikan dan pekerjaan, dan ibu yang mempunyai balita agar memberikan imunisasi meningitis pada anaknya.


(5)

ABSTRACT

Meningitis is one of infection disease still become a problem in developing country. In Indonesia, in 2000 and 2001 the death number of meningitis was 1.937 and 1.667 with CSDR 9,4 and 8 in 1.000.000 people. The members of patient with meningitis were hospitalized in H. Adam Malik Central General Hospital in 2005-2008 was 148 patient.

The purpose of this descriptive study with case series design is to analyse the characteristics of the patient with meningitis were hospitalized in H. Adam Malik Central General Hospital in 2005 – 2008. The population for this study was 148 patient(total sampling). Data analysed by using Chi-square, t-test, Anova and Kruskal-Wallis.

The result of this study reveals that, based on the monthly data, in 2005 – 2008, the trend of visit of patient with meningitis show an increase, in 2006 show a decrease, in 2007 show an increase, and 2008 show an increase. The highest proportion of sociodemography ; Age group of 0-<5 years old 37,8%, male 26,35% and female 11,49%; ethnic Batak 53,4%; Moeslem 60,8%; pre school group 39,2%, ; doesn’t work 43,2%; from out of Medan 73%. Conscious 56,8%; serous meningitis 57,4%; pever of age <5 years old 96,4% and ≥5 years old 85,9%; letarghy 79,1%; reference 60,1%, average length of treatment was 12,09 days, death patient 48%, CFR 48%.

The result of chi-square test, there was no significant difference between the age(p=0,958), sex(p=0,143), average length of treatment(p=0,221), back home condition(p=0,155) by meningitis classification ; sex(p=0,601) , arrival condition (p=0,062), back home condition(p=0,104) by source of reference ; back home condition(p=0,273) by arrival condition. The average length of treatment is more length for home treatment than back home by self recommendation and died patient(F=20,859; p=0,000; 20,09 days vs 10,97 days vs 7,52 days).

It is suggested that the management of H. Adam Malik General Hospital Medan to increase the handling of patient’s meningitis to decrease number of death , complete the filling out patient’s status card by including educational background and occupational background and to every mother who has child 0-<5 years old suggested to give an imunnization of meningitis to their child.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Maria Mesranti Br Sitohang Tempat/tanggal lahir : Batusangkar/ 02 Juni 1987

Agama : Katolik

Status Perkawinan : Belum Kawin Jumlah Bersaudara : 6 Orang

Alamat Rumah : Jl. Hj. Sumanik No. 216 Simpurut Batusangkar SUMBAR

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 14 Kp. Baru Batusangkar ( 1993 – 1997 ) 2. SDN 06 Kp. Baru Batusangkar ( 1997 – 1999 ) 3. SLTP Negeri I Batusangkar ( 1999 – 2002 ) 4. SMU Negeri I Batusangkar ( 2002 – 2005 ) 5. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ( 2005 – 2009 )


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Karakteristik Penderita Meningitis Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang mendukung penulisan skripsi ini:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH selaku kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 3. Ibu Prof. dr. Nerseri Barus, MPH selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

4. Ibu drh. Hiswani, MKes selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini

5. Ibu drh. Rasmaliah, MKes selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini

6. Bapak Drs. Jemadi, MKes selaku Dosen Penguji yang telah membrikan masukan, pengarahan dalam penulisan skripsi ini

7. Bapak Dr.Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberi bimbingan dan nasehat selama perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


(8)

8. Bapak Direktur RSUP H. Adam Malik Medan, Kepala Bagian Rekam Medis beserta seluruh pegawai di bagian Rekam Medik RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan izin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian 9. Bapak/ Ibu dosen yang telah memberikan pengajaran selama penulis

mengikuti perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

10.Orangtuaku tercinta (O. Sitohang dan D. Sihaloho) yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi dan pengharapan yang tiada hentinya

11.Buat Kakakku,abangku dan juga adek-adekku buat doa, dukungan dan motivasi yang diberikan

12.Sahabat-sahabatku yang telah memberikan doa dan motivasi, Eka, Erna, Eva, Heni, Lina, Melva, Rena dan Yanti. Teman-teman peminatan Epidemiologi dan teman-teman stambuk ’05 : Melfa, Erna, Eka, Rani, Yanti, Arin, wawan vina, Essy, Icha, Melinda, Yuni, Ayu, Dewi, Christin, Meri dan yang lainnya, terimakasih buat dukungan dan kebersamannya

13.Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2009


(9)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan... i

Abstrak... iia Abstract... iib Daftar Riwayat Hidup... iv

Kata Pengantar... v

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel... xi

Daftar Gambar... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 4

1.3.Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4.Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1. Definisi Meningitis ... 7

2.2. Infectious Agent Meningitis... 8

2.3. Anatomi dan Fisiologi Selaput Otak ... 8

2.3.1. Lapisan Luar (Durameter)... 9

2.3.2. Lapisan Tengah (Arachnoid)... 9

2.3.3. Lapisan Dalam (Piameter)... 9

2.4. Patofisiologi Meningitis ...10

2.5. Gejala Klinis Meningitis ...11

2.6 Pemeriksaan Rangsangan Meningeal...13

2.6.1. Pemeriksaan Kaku Kuduk...13

2.6.2. Pemeriksaan Tanda Kernig ...13

2.6.3. Pemeriksaan Tanda Brudzinski I ...13

2.6.4. Pemeriksaan Tanda Brudzinski II ...13

2.7 Pemeriksaan Penunjang Meningitis ...14

2.7.1. Pemeriksaan Pungsi Lumbal ...14

2.7.2. Pemeriksaan darah ...14

2.7.3. Pemeriksaan Radiologis ...14

2.8. Epidemiologi Meningitis...15

2.8.1. Distribusi Frekuensi Meningitis...15

2.8.2. Determinan Meningitis ...16

2.9. Prognosis Meningitis...19


(10)

BAB 3. KERANGKA KONSEP... 24

3.1. Kerangka Konsep ... 24

3.2. Definisi Operasional... 24

BAB 4. METODE PENELITIAN... 29

4.1. Jenis Penelitian... 29

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

4.2.1. Lokasi Penelitian... 29

4.2.2. Waktu Penelitian ... 29

4.3. Populasi dan Sampel ... 29

4.3.1. Populasi ... 29

4.3.2. Sampel... 30

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 30

4.5. Pengolahan dan Analisis Data... 30

BAB 5. HASIL PENELITIAN... 31

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 31

5.1.1. Pelayanan Medis ... 31

5.1.2. Pelayanan Penunjang Medis ... 32

5.1.3. Penunjang Umum... 32

5.1.4. Ketenagaan... 32

5.2. Analisa Deskriptif ... 34

5.2.1. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Waktu ... 34

5.2.2. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 36

5.2.3. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Sosiodemografi ... 37

5.2.4. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang ... 38

5.2.5. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Jenis Meningitis ... 39

5.2.6. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Gejala Subjektif ... 39

5.2.7. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Gejala Objektif ... 40

5.2.8. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Asal Rujukan.... 41

5.2.9. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningitis... 42

5.2.10. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... 43

5.3. Analisa Statistik ... 47

5.3.1. Umur Berdasarkan Jenis Meningitis ... 47

5.3.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Jenis Meningitis... 48

5.3.3. Lama Rawatan rata-rata Berdasarkan Jenis Meningitis ... 48 5.3.4. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Jenis


(11)

Meningitis ... 49

5.3.5. Jenis Kelamin Berdasarkan Asal Rujukan ... 50

5.3.6. Keadaan Sewaktu Datang Berdasarkan Asal Rujukan ... 51

5.3.7. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Asal Rujukan ... 51

5.3.8. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... 52

5.3.9. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang ... 53

BAB 6. PEMBAHASAN... 55

6.1. Analisa Deskriptif ... 55

6.1.1 Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Waktu ... 55

6.1.2 Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 57

6.1.3. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Sosiodemografi ... 59

6.1.4. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang ... 64

6.1.5. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Jenis Meningitis ... 65

6.1.6. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Gejala Subjektif ... 66

6.1.7. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Gejala Objektif ... 68

6.1.8. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Asal Rujukan.... 69

6.1.9. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningitis Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 70

6.1.10. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... 71

6.2. Analisa Statistik ... 75

6.2.1. Umur Berdasarkan JenisMeningitis ... 75

6.2.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Jenis Meningitis... 76

6.2.3. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Meningitis... 77

6.2.4. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Jenis Meningitis ... 78

6.2.5. Jenis Kelamin Berdasarkan Asal Rujukan ... 79

6.2.6. Keadaan Sewaktu Datang Berdasarkan Asal Rujukan ... 80

6.2.7. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Asal Rujukan ... 81

6.2.8. Lama Rawatan rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... 82

6.2.9. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang ... 83


(12)

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... 85 7.2. Saran... 87 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN I. Master data II. Hasil uji statistik III.Surat selesai penelitian


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Data Tenaga Para Medis Perawatan dan Non Perawatan RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 32 Tabel 5.2. Data Tenaga Medis RSUP H.Adam Malik Medan

Tahun 2005-2008 ... 33 Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Bulan di RSUP

H.Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 34 Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan

Umur dan Jenis Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2005 – 2008... 36 Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan

Sosiodemografi di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2005-2008 .. 37 Table 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Datang di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun

2005-2008 ... .. 38 Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008 Berdasarkan Jenis

Meningitis ... .. 39 Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan

Gejala Subjektif Pada Umur < 5 Tahun di RSUP H. Adam Malik

Medan Tahun 2005-2008 ... .. 39 Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan .

Gejala Subjektif Pada Umur ≥ 5 Tahun di RSUP H. Adam Malik

Medan Tahun 2005-2008 ... .. 40 Tabel 5.10.Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan

Gejala Objektif di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2005-2008 .. 40 Tabel 5.11.Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan

Asal Rujukan di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 41 Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasar-

kan Jenis Rujukan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun


(14)

Tabel 5.13. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningitis Rawat Inap di

RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 42 Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2005-2008 43 Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Yang

Meninggal Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 43 Tabel 5.16. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Yang

Meninggal Berdasarkan Sosiodemografi di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008 ... 44 Tabel 5.17. CFR Penderita Meningitis Yang Meninggal Berdasarkan Umur

Dan Jenis Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2005-2008 ... 46 Tabel 5.18. Distribusi Proporsi Umur Penderita Meningitis Rawat Inap

Berdasarkan Jenis Meningitis di RSUP H. Adam Malik Medan

Tahun 2005-2008 ... 47 Tabel 5.19. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Jenis Meningitis di RSUP H .Adam Malik Medan

Tahun 2005-2008 ... 48 Tabel 5.20. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasar- kan Jenis Meningitis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2005-2008 ... 49 Tabel 5.21. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Jenis Meningitis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008 ... 49 Tabel 5.22. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Asal Rujukan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008 ... 50 Tabel 5.23. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Datang Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Asal Rujukan di RSUP H.Adam Malik

Medan Tahun 2005-2008 ... 51 Tabel 5.24. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Asal Rujukan di RSUP H . Adam Malik


(15)

Tabel 5.25. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningitis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2005-2008 52 Tabel 5.26. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang di RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 53


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1. Diagram Garis Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Ber - dasarkan Waktu di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun

2005-2008 ... 55

Gambar 6.2. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Meningits Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUP H.Adam

Malik Medan Tahun 2005-2008 ... 57 Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat

Inap Berdasarkan Suku di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2005-2008 ... 59 Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat

Inap Berdasarkan Agama di RSUP H.Adam Malik Medan

Tahun 2005-2008 ... 60 Gambar 6.5. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Meningits Rawat

Inap Berdasarkan Pendidikan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008 ... 61 Gambar 6.6. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Meningits Rawat

Inap Berdasarkan Pekerjaan di RSUP H. Adam Malik Medan

Tahun 2005-2008 ... 62 Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Meningits Rawat

Inap Berdasarkan Tempat Tinggal di RSUP H. Adam Malik

Medan Tahun 2005-2008 ... 63 Gambar 6.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Meningits Rawat

Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang di RSUP H.Adam Malik Medan Thun 2005-2008 ... 64 Gambar 6.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat

Inap Berdasarkan Jenis Meningitis di RSUP H.Adam Malik

Medan Tahun 2005-2008 ... 65 Gambar 6.10. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat

Inap Berdasarkan Gejala Subjektif Pada Umur < 5 tahun di


(17)

Gambar 6.11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Gejala Subjektif Pada Umur ≥ 5 tahun

di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 67 Gambar 6.12. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat

Inap Berdasarkan Gejala Objektif di RSUP H.Adam Malik

Medan Tahun 2005-2008 ... 68 Gambar 6.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawai

Inap Berdasarkan Asal Rujukan di RSUP H. Adam Malik

Medan Tahun 2005-2008 ... 69 Gambar 6.14. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat

Inap Berdasarkan Jenis Rujukan di RSUP H. Adam Malik

Medan Tahun 2005-2008 ... 70

Gambar 6.15. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Mrningitis Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H.Adam

Malik Medan Tahun 2005-2008 ... 71

Gambar 6.16. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Yang Meninggal Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 72 Gambar 6.17. Diagram Bar CFR Penderita Meningitis Rawat InapYang

Meninggal Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 73 Gambar 6.18. Diagram Pie Distribusi Proporsi Umur Penderita Meningitis

Rawat Inap Berdasarkan Jenis Meningitis di RSUP H.Adam

Malik Medan Tahun 2005-2008 ... 75 Gambar 6.19. Diagram Pie Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita

Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Jenis Meningitis di RSUP

H.Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 76

Gambar 6.20. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Meningitis di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 77

Gambar 6.21. Diagram Bar Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Jenis


(18)

Gambar 6.22. Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Asal Rujukan di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2005... 79 Gambar 6.23. Diagram Bar Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Datang

Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Asal Rujukan

Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 80 Gambar 6.24. Diagram Bar Distri busi Proporsi Keadaan Sewaktu Datang

Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Asal Rujukan

di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2005... 81 Gambar 6.25. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu

Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008... 82 Gambar 6.26. Diagram Bar Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang

Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun


(19)

ABSTRAK

Meningitis merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah di negara yang sedang berkembang. Di Indonesia tahun 2000 dan 2001 terdapat 1.937 dan 1.667 kematian , CSDR 9,4 dan 8 per 1000.000 penduduk. Di RSUP H. Adam Malik Medan, jumlah penderita meningitis rawat inap dari tahun 2005-2008 sebanyak 148 orang.

Untuk mengetahui karakteristik penderita meningitis rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2008 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain

case series. Populasi penelitian, data semua penderita meningitis yang dirawat inap tahun 2005-2008 sebanyak 148 data (total sampling). Analisa data dengan uji Chi-square, t-test , Anova dan Kruskal Wallis.

Hasil penelitian menunjukkan trend kunjungan berdasarkan data per bulan, tahun 2005 meningkat, tahun 2006 menurun, tahun 2007 meningkat, tahun 2008 meningkat. Proporsi tertinggi berdasarkan sosiodemografi : Umur 0-<5 tahun 37,8% laki-laki 26,35% dan perempuan 11,49%; suku Batak 53,4% ; agama Islam 60,8% ; belum sekolah 39,2% ; tidak bekerja 43,2% ; dari luar kota Medan 73 %. Sadar 56,8%; meningitis serosa 57,4% ; demam usia <5 tahun 96,4% , demam usia ≥5 tahun 85,9%; letargi 79,1%; rujukan 60,1 %; lama rawatan rata-rata 12,09 hari; pulang meninggal dunia 48%, CFR 48%.

Uji chi-square tidak ada perbedaan bermakna antara umur(p=0,958) , jenis kelamin(p=0,143), lama rawatan rata-rata(p=0,221) , keadaan sewaktu pulang (p=0,155) berdasarkan jenis meningitis; jenis kelamin(p=0,601) , keadaan sewaktu datang(p=0,062) , keadaan sewaktu pulang(p=0,104) berdasarkan asal rujukan; keadaan sewaktu pulang(p=0,273) berdasarkan keadaan sewaktu datang. Lama rawatan rata-rata pulang berobat jalan secara bermakna lebih lama dari pulang atas permintaan sendiri dan meninggal(F=20,859; p=0,000; 20,09 hari vs 10,97 hari vs 7,52 hari).

Diharapkan pada pihak Rumah Sakit H. Adam Malik agar meningkatkan penanganan pasien meningitis untuk mengurangi jumlah kematian ,melengkapi pencatatan penderita seperti pendidikan dan pekerjaan, dan ibu yang mempunyai balita agar memberikan imunisasi meningitis pada anaknya.


(20)

ABSTRACT

Meningitis is one of infection disease still become a problem in developing country. In Indonesia, in 2000 and 2001 the death number of meningitis was 1.937 and 1.667 with CSDR 9,4 and 8 in 1.000.000 people. The members of patient with meningitis were hospitalized in H. Adam Malik Central General Hospital in 2005-2008 was 148 patient.

The purpose of this descriptive study with case series design is to analyse the characteristics of the patient with meningitis were hospitalized in H. Adam Malik Central General Hospital in 2005 – 2008. The population for this study was 148 patient(total sampling). Data analysed by using Chi-square, t-test, Anova and Kruskal-Wallis.

The result of this study reveals that, based on the monthly data, in 2005 – 2008, the trend of visit of patient with meningitis show an increase, in 2006 show a decrease, in 2007 show an increase, and 2008 show an increase. The highest proportion of sociodemography ; Age group of 0-<5 years old 37,8%, male 26,35% and female 11,49%; ethnic Batak 53,4%; Moeslem 60,8%; pre school group 39,2%, ; doesn’t work 43,2%; from out of Medan 73%. Conscious 56,8%; serous meningitis 57,4%; pever of age <5 years old 96,4% and ≥5 years old 85,9%; letarghy 79,1%; reference 60,1%, average length of treatment was 12,09 days, death patient 48%, CFR 48%.

The result of chi-square test, there was no significant difference between the age(p=0,958), sex(p=0,143), average length of treatment(p=0,221), back home condition(p=0,155) by meningitis classification ; sex(p=0,601) , arrival condition (p=0,062), back home condition(p=0,104) by source of reference ; back home condition(p=0,273) by arrival condition. The average length of treatment is more length for home treatment than back home by self recommendation and died patient(F=20,859; p=0,000; 20,09 days vs 10,97 days vs 7,52 days).

It is suggested that the management of H. Adam Malik General Hospital Medan to increase the handling of patient’s meningitis to decrease number of death , complete the filling out patient’s status card by including educational background and occupational background and to every mother who has child 0-<5 years old suggested to give an imunnization of meningitis to their child.


(21)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia. Salah satu upaya pembangunan kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah melalui Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan serta mengurangi dampak sosial dari penyakit menular.1

Dengan kemajuan teknologi, di negara maju banyak penyakit menular yang telah mampu diatasi, bahkan ada yang telah dapat dibasmi. Namun, masalah penyakit menular masih tetap dirasakan oleh sebagian besar penduduk negara berkembang, salah satunya adalah penyakit meningitis. 2 Meningitis merupakan infeksi cairan otak yang disertai radang selaput otak dan medulla spinalis yang superfisial.3 Lebih dari 70 % kasus meningitis terjadi pada anak usia bawah lima tahun (balita).4

WHO(2005) melaporkan adanya 7.078 kasus meningitis yang disebabkan oleh bakteri terjadi di Niamey – Nigeria pada tahun 1991 – 1996 dengan penyebab

Neisseria Meningitidis (57,7%) , Streptococcus Pneumoniae (13,2%) dan


(22)

Penyakit meningitis dan pneumonia telah membunuh jutaan balita di seluruh dunia. Data WHO (1998) menunjukkan bahwa dari sekitar 1,8 juta kematian balita akibat pneumonia dan meningitis di seluruh dunia setiap tahun, lebih dari 700.000 kematian anak terjadi di Negara kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Barat.5 Menurut WHO, pada tahun 2005 terjadi 111 kasus meningitis di Delhi-India dengan 15 kematian (CFR=13,5%).6

Di Negara Amerika Serikat (1993) setidaknya 25.000 kasus baru meningitis bakterial muncul setiap tahunnya. Penyebab meningitis bakterial yang terutama adalah Haemophilus influenzae dengan proporsi 50%. Sedangkan lebih dari 30% kasus disebabkan oleh Meningococcus dan Pneumococcus.7 Pada tahun 1998, Insidens Rate meningitis bakterial di Amerika Serikat dan Eropa adalah 3 – 5 per 100.000 penduduk pertahun. Sedangkan Insidens Rate meningitis karena virus di Amerika Serikat 10 per 100.000 penduduk pertahun.8

Penyakit meningitis seringkali menimbulkan wabah di daerah sabuk meningitis Afrika (African Meningitis belt) dengan angka insidensi sampai 1000 penderita per 100.000 penduduk yang muncul setiap 8 – 12 tahun sekali dengan CFR 8-20%. Di Senegal (Afrika Barat) pada tahun 1995 Insidens Rate penyakit meningitis 5 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) 40%.9 Pada wabah tahun 1996, di Nigeria Utara didapatkan 22.000 kasus dengan 4.000 kematian (CFR=18,2%).10 Pada tahun 2002 di Burkinia Faso terjadi KLB meningitis meningokokus dengan 13.000 penderita dan 1.400 kematian (CFR=10,8%). Pada tahun 2008 di daerah sabuk meningitis terdapat 27.985 kasus meningitis dengan 2.578 kematian (CFR=9,2%).11


(23)

Data Southeast Asian Medical Information Center (SEAMIC) Health Statistic

(2002) melaporkan bahwa pada tahun 2000 di Malaysia terdapat 206 kematian karena meningitis dengan Cause Spesific Death Rate (CSDR) 9,3 per 1000.000 penduduk. Di Thailand pada tahun 2000 terdapat 2.161 kematian dengan CSDR 35 per 1000.000 penduduk. Di Indonesia pada tahun 2000 dan 2001 terdapat masing-masing 1.937 dan 1.667 kasus kematian dengan CSDR 9,4 dan 8 per 1000.000 penduduk.12

Meningitis juga sering muncul pada saat pelaksanaan ibadah haji karena pada saat musim haji daerah tersebut sangat padat sehingga penularan kuman dari penderita meningitis ke orang yang sehat mudah terjadi. Laporan Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji di Arab Saudi menyebutkan pada tahun 1996 jumlah kasus meningitis meningokokus pada jemaah haji Indonesia di Arab Saudi tercatat 7 orang dan 5 orang mengalami kematian (CFR= 71,4%). Pada tahun 2000 sebanyak 14 orang dan yang meninggal 8 orang (CFR=57,1%). Pada tahun 2001 sebanyak 18 orang dan yang meninggal 6 orang (CFR=33,3%).5

Tahun 1997 di Indonesia, khususnya Jakarta, meningitis purulenta merupakan penyakit yang masih banyak ditemukan pada bayi dan anak-anak yaitu pada umur 2 bulan – 2 tahun dengan mortalitas 47,8%. 13 Di Rumah Sakit Elisabeth Medan pada tahun 2000-2002 diketahui jumlah penderita meningitis purulenta 80 orang (69%), sedangkan penderita meningitis serosa 36 orang (31%).14

Penelitian yang dilakukan Erika,S., di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun 2000-2002 terdapat 116 kasus meningitis pada anak dan 26 kasus mengalami kematian (CFR=22,4%).Penderita paling banyak yaitu usia < 6 tahun 73 orang (62,9%).14 Penelitian yang dilakukan oleh Delima Sitorus di Rumah Sakit Santa


(24)

Elisabeth Medan Tahun 2000 – 2004 tercatat 130 kasus meningitis dan 37 kasus mengalami kematian (CFR=28,46%). Penderita paling banyak usia < 5 tahun 58 orang (44,6%).15 Berdasarkan data pada survei pendahuluan di RSUP H. Adam Malik Medan , pada tahun 2005– 2008 terdapat 148 kasus meningitis.

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perlu dilakukan penelitian tentang Karakteristik Penderita Meningitis Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005 – 2008.

1.2Perumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita meningitis yang dirawat inap di RSUP H.Adam Malik Medan tahun 2005– 2008.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita meningitis yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005- 2008.

1.3.2Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui trend kunjungan penderita meningitis rawat inap di RSUP H.Adam Malik Medan berdasarkan bulan pada tahun 2005-2008. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan

sosiodemografi : umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal.


(25)

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan keadaan sewaktu datang.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan jenis Meningitis.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan gejala subjektif.

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan gejala objektif.

g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan asal rujukan.

h. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita meningitis.

i. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan jenis meningitis. k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan jenis

meningitis

l. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis meningitis.

m. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan jenis meningitis.

n. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan asal rujukan.


(26)

o. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan sewaktu datang berdasarkan asal rujukan.

p. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan asal rujukan.

q. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

r. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan keadaan sewaktu datang.

1.4Manfaat Penelitian

a. Sebagai informasi dan masukan bagi pihak Rumah Sakit H.Adam Malik Medan tentang karakteristik penderita meningitis.

b. Sebagai sarana untuk menambah wawasan penulis mengenai meningitis dan penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di FKM USU serta sebagai bahan masukan atau referensi yang berguna untuk penelitian selanjutnya terutama bagi mahasiswa FKM yang meneliti kasus meningitis.


(27)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Meningitis

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter (lapisan dalam selaput otak) dan arakhnoid serta dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial.3

Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta. Meningitis serosa ditandai dengan jumlah sel dan protein yang meninggi disertai cairan serebrospinal yang jernih. Penyebab yang paling sering dijumpai adalah kuman Tuberculosis dan virus. Meningitis purulenta atau meningitis bakteri adalah meningitis yang bersifat akut dan menghasilkan eksudat berupa pus serta bukan disebabkan oleh bakteri spesifik maupun virus. Meningitis Meningococcus merupakan meningitis purulenta yang paling sering terjadi. 16

Penularan kuman dapat terjadi secara kontak langsung dengan penderita dan

droplet infection yaitu terkena percikan ludah, dahak, ingus, cairan bersin dan cairan tenggorok penderita.17 Saluran nafas merupakan port d’entree utama pada penularan penyakit ini. Bakteri-bakteri ini disebarkan pada orang lain melalui pertukaran udara dari pernafasan dan sekresi-sekresi tenggorokan yang masuk secara hematogen (melalui aliran darah) ke dalam cairan serebrospinal dan memperbanyak diri didalamnya sehingga menimbulkan peradangan pada selaput otak dan otak.18


(28)

2.2. Infectious Agent Meningitis

Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia, jamur, cacing dan protozoa. Penyebab paling sering adalah virus dan bakteri. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri berakibat lebih fatal dibandingkan meningitis penyebab lain karena mekanisme kerusakan dan gangguan otak yang disebabkan oleh bakteri maupun produk bakteri lebih berat.19 Infectious Agent meningitis purulenta mempunyai kecenderungan pada golongan umur tertentu, yaitu golongan neonatus paling banyak disebabkan oleh E.Coli, S.beta hemolitikus dan Listeria monositogenes. Golongan umur dibawah 5 tahun (balita) disebabkan oleh

H.influenzae, Meningococcus dan Pneumococcus. Golongan umur 5-20 tahun disebabkan oleh Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis dan Streptococcus Pneumococcus, dan pada usia dewasa (>20 tahun) disebabkan oleh Meningococcus,

Pneumococcus, Stafilocccus, Streptococcus dan Listeria.20 Penyebab meningitis serosa yang paling banyak ditemukan adalah kuman Tuberculosis dan virus.19 Meningitis yang disebabkan oleh virus mempunyai prognosis yang lebih baik, cenderung jinak dan bisa sembuh sendiri. Penyebab meningitis virus yang paling sering ditemukan yaitu Mumpsvirus, Echovirus, dan Coxsackie virus , sedangkan

Herpes simplex , Herpes zooster, dan enterovirus jarang menjadi penyebab meningitis aseptik(viral).21

2.3. Anatomi dan Fisiologi Selaput Otak22

Otak dan sum-sum tulang belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur syaraf yang halus, membawa pembuluh darah dan sekresi cairan serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:


(29)

2.3.1. Lapisan Luar (Durameter)

Durameter merupakan tempat yang tidak kenyal yang membungkus otak, sumsum tulang belakang, cairan serebrospinal dan pembuluh darah. Durameter terbagi lagi atas durameter bagian luar yang disebut selaput tulang tengkorak (periosteum) dan durameter bagian dalam (meningeal) meliputi permukaan tengkorak untuk membentuk falks serebrum, tentorium serebelum dan diafragma sella.

2.3.2. Lapisan Tengah (Arakhnoid)

Disebut juga selaput otak, merupakan selaput halus yang memisahkan durameter dengan piameter, membentuk sebuah kantung atau balon berisi cairan otak yang meliputi seluruh susunan saraf pusat. Ruangan diantara durameter dan arakhnoid disebut ruangan subdural yang berisi sedikit cairan jernih menyerupai getah bening. Pada ruangan ini terdapat pembuluh darah arteri dan vena yang menghubungkan sistem otak dengan meningen serta dipenuhi oleh cairan serebrospinal.

2.3.3. Lapisan Dalam (Piameter)

Lapisan piameter merupakan selaput halus yang kaya akan pembuluh darah kecil yang mensuplai darah ke otak dalam jumlah yang banyak. Lapisan ini melekat erat dengan jaringan otak dan mengikuti gyrus dari otak. Ruangan diantara arakhnoid dan piameter disebut sub arakhnoid. Pada reaksi radang ruangan ini berisi sel radang. Disini mengalir cairan serebrospinalis dari otak ke sumsum tulang belakang.


(30)

2.4. Patofisiologi Meningitis

Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit di organ atau jaringan tubuh yang lain. Virus / bakteri menyebar secara hematogen sampai ke selaput otak, misalnya pada penyakit Faringitis, Tonsilitis, Pneumonia, Bronchopneumonia dan Endokarditis. Penyebaran bakteri/virus dapat pula secara perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan yang ada di dekat selaput otak, misalnya Abses otak, Otitis Media, Mastoiditis, Trombosis sinus kavernosus dan Sinusitis. Penyebaran kuman bisa juga terjadi akibat trauma kepala dengan fraktur terbuka atau komplikasi bedah otak.23 Invasi kuman-kuman ke dalam ruang subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid, CSS (Cairan Serebrospinal) dan sistem ventrikulus.24

Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami hiperemi; dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear ke dalam ruang subarakhnoid, kemudian terbentuk eksudat. Dalam beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam minggu kedua sel-sel plasma. Eksudat yang terbentuk terdiri dari dua lapisan, bagian luar mengandung leukosit polimorfonuklear dan fibrin sedangkan di lapisaan dalam terdapat makrofag.24

Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan dapat menyebabkan trombosis, infark otak, edema otak dan degenerasi neuron-neuron. Trombosis serta organisasi eksudat perineural yang fibrino-purulen menyebabkan kelainan kraniales. Pada Meningitis yang disebabkan oleh virus, cairan serebrospinal tampak jernih dibandingkan Meningitis yang disebabkan oleh bakteri. 24


(31)

2.5. Gejala Klinis Meningitis

Meningitis ditandai dengan adanya gejala-gejala seperti panas mendadak, letargi, muntah dan kejang. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) melalui pungsi lumbal.25

Meningitis karena virus ditandai dengan cairan serebrospinal yang jernih serta rasa sakit penderita tidak terlalu berat. Pada umumnya, meningitis yang disebabkan oleh Mumpsvirus ditandai dengan gejala anoreksia dan malaise, kemudian diikuti oleh pembesaran kelenjer parotid sebelum invasi kuman ke susunan saraf pusat. Pada meningitis yang disebabkan oleh Echovirus ditandai dengan keluhan sakit kepala, muntah, sakit tenggorok, nyeri otot, demam, dan disertai dengan timbulnya ruam makopapular yang tidak gatal di daerah wajah, leher, dada, badan, dan ekstremitas. Gejala yang tampak pada meningitis Coxsackie virus yaitu tampak lesi vasikuler pada palatum, uvula, tonsil, dan lidah dan pada tahap lanjut timbul keluhan berupa sakit kepala, muntah, demam, kaku leher, dan nyeri punggung.21

Meningitis bakteri biasanya didahului oleh gejala gangguan alat pernafasan dan gastrointestinal. Meningitis bakteri pada neonatus terjadi secara akut dengan gejala panas tinggi, mual, muntah, gangguan pernafasan, kejang, nafsu makan berkurang, dehidrasi dan konstipasi, biasanya selalu ditandai dengan fontanella yang mencembung. Kejang dialami lebih kurang 44 % anak dengan penyebab

Haemophilus influenzae, 25 % oleh Streptococcus pneumoniae, 21 % oleh

Streptococcus, dan 10 % oleh infeksi Meningococcus. Pada anak-anak dan dewasa biasanya dimulai dengan gangguan saluran pernafasan bagian atas, penyakit juga


(32)

bersifat akut dengan gejala panas tinggi, nyeri kepala hebat, malaise, nyeri otot dan nyeri punggung. Cairan serebrospinal tampak kabur, keruh atau purulen.24

Meningitis Tuberkulosa terdiri dari tiga stadium, yaitu stadium I atau stadium prodormal selama 2-3 minggu dengan gejala ringan dan nampak seperti gejala infeksi biasa. Pada anak-anak, permulaan penyakit bersifat subakut, sering tanpa demam, muntah-muntah, nafsu makan berkurang, murung, berat badan turun, mudah tersinggung, cengeng, opstipasi, pola tidur terganggu dan gangguan kesadaran berupa apatis. Pada orang dewasa terdapat panas yang hilang timbul, nyeri kepala, konstipasi, kurang nafsu makan, fotofobia, nyeri punggung, halusinasi, dan sangat gelisah.24

Stadium II atau stadium transisi berlangsung selama 1 – 3 minggu dengan gejala penyakit lebih berat dimana penderita mengalami nyeri kepala yang hebat dan kadang disertai kejang terutama pada bayi dan anak-anak. Tanda-tanda rangsangan meningeal mulai nyata, seluruh tubuh dapat menjadi kaku, terdapat tanda-tanda peningkatan intrakranial, ubun-ubun menonjol dan muntah lebih hebat. Stadium III atau stadium terminal ditandai dengan kelumpuhan dan gangguan kesadaran sampai koma. Pada stadium ini penderita dapat meninggal dunia dalam waktu tiga minggu bila tidak mendapat pengobatan sebagaimana mestinya.24


(33)

2.6. Pemeriksaan Rangsangan Meningeal 26 2.6.1. Pemeriksaan Kaku Kuduk

Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi dan rotasi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan kekakuan dan tahanan pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot. Dagu tidak dapat disentuhkan ke dada dan juga didapatkan tahanan pada hiperekstensi dan rotasi kepala.

2.6.2. Pemeriksaan Tanda Kernig

Pasien berbaring terlentang, tangan diangkat dan dilakukan fleksi pada sendi panggul kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut sejauh mengkin tanpa rasa nyeri. Tanda Kernig positif (+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135° (kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna) disertai spasme otot paha biasanya diikuti rasa nyeri.

2.6.3. Pemeriksaan Tanda Brudzinski I ( Brudzinski Leher)

Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan kirinya dibawah kepala dan tangan kanan diatas dada pasien kemudian dilakukan fleksi kepala dengan cepat kearah dada sejauh mungkin. Tanda Brudzinski I positif (+) bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada leher.

2.6.4. Pemeriksaan Tanda Brudzinski II ( Brudzinski Kontra Lateral Tungkai) Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada sendi panggul (seperti pada pemeriksaan Kernig). Tanda Brudzinski II positif (+) bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral.


(34)

2.7. Pemeriksaan Penunjang Meningitis 3 2.7.1. Pemeriksaan Pungsi Lumbal

Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel dan protein cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan tekanan intrakranial.

a. Pada Meningitis Serosa terdapat tekanan yang bervariasi, cairan jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein normal, kultur (-).

b. Pada Meningitis Purulenta terdapat tekanan meningkat, cairan keruh, jumlah sel darah putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur (+) beberapa jenis bakteri.

2.7.2. Pemeriksaan darah

Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju Endap Darah (LED), kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit dan kultur.

a. Pada Meningitis Serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Disamping itu, pada Meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan LED.

b. Pada Meningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit. 2.7.3. Pemeriksaan Radiologis

a. Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila mungkin dilakukan CT Scan.

b. Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinus paranasal, gigi geligi) dan foto dada.


(35)

2.8 Epidemilogi Meningitis

2.8.1. Distribusi Frekuensi Meningitis a. Orang/ Manusia

Umur dan daya tahan tubuh sangat mempengaruhi terjadinya meningitis. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan dan distribusi terlihat lebih nyata pada bayi. Meningitis purulenta lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak karena sistem kekebalan tubuh belum terbentuk sempurna.27

Puncak insidensi kasus meningitis karena Haemophilus influenzae di negara berkembang adalah pada anak usia kurang dari 6 bulan, sedangkan di Amerika Serikat terjadi pada anak usia 6-12 bulan. Sebelum tahun 1990 atau sebelum adanya vaksin untuk Haemophilus influenzae tipe b di Amerika Serikat, kira-kira 12.000 kasus meningitis Hib dilaporkan terjadi pada umur < 5 tahun.9 Insidens Rate pada usia < 5 tahun sebesar 40-100 per 100.000.7 Setelah 10 tahun penggunaan vaksin, Insidens Rate menjadi 2,2 per 100.000.9 Di Uganda (2001-2002) Insidens Rate meningitis Hib pada usia < 5 tahun sebesar 88 per 100.000.28

b. Tempat

Risiko penularan meningitis umumnya terjadi pada keadaan sosio-ekonomi rendah, lingkungan yang padat (seperti asrama, kamp-kamp tentara dan jemaah haji), dan penyakit ISPA.16 Penyakit meningitis banyak terjadi pada negara yang sedang berkembang dibandingkan pada negara maju. 27

Insidensi tertinggi terjadi di daerah yang disebut dengan the African Meningitis belt, yang luas wilayahnya membentang dari Senegal sampai ke Ethiopia meliputi 21 negara. Kejadian penyakit ini terjadi secara sporadis dengan Insidens


(36)

Rate 1-20 per 100.000 penduduk dan diselingi dengan KLB besar secara periodik.9 Di daerah Malawi, Afrika pada tahun 2002 Insidens Rate meningitis yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae 20-40 per 100.000 penduduk.29

c. Waktu

Kejadian meningitis lebih sering terjadi pada musim panas dimana kasus-kasus infeksi saluran pernafasan juga meningkat. Di Eropa dan Amerika utara insidensi infeksi Meningococcus lebih tinggi pada musim dingin dan musim semi sedangkan di daerah Sub-Sahara puncaknya terjadi pada musim kering. 10

Meningitis karena virus berhubungan dengan musim, di Amerika sering terjadi selama musim panas karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar virus.21 Di Amerika Serikat pada tahun 1981 Insidens Rate meningitis virus sebesar 10,9 per 100.000 Penduduk dan sebagian besar kasus terjadi pada musim panas.30

2.8.2. Determinan Meningitis a. Host/ Pejamu

Meningitis yang disebabkan oleh Pneumococcus paling sering menyerang bayi di bawah usia dua tahun.7 Meningitis yang disebabkan oleh bakteri

Pneumokokus 3,4 kali lebih besar pada anak kulit hitam dibandingkan yang berkulit putih.27 Meningitis Tuberkulosa dapat terjadi pada setiap kelompok umur tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak usia 6 bulan sampai 5 tahun dan jarang pada usia di bawah 6 bulan kecuali bila angka kejadian Tuberkulosa paru sangat tinggi. Diagnosa pada anak-anak ditandai dengan test Mantoux positif dan terjadinya gejala meningitis setelah beberapa hari mendapat suntikan BCG.31


(37)

Penelitian yang dilakukan oleh Nofareni(1997-2000) di RSUP H.Adam Malik menemukan odds ratio anak yang sudah mendapat imunisasi BCG untuk menderita meningitis Tuberculosis sebesar 0,2.32 Penelitian yang dilakukan oleh Ainur Rofiq (2000) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengenai daya lindung vaksin TBC terhadap meningitis Tuberculosis pada anak menunjukkan penurunan resiko terjadinya meningitis Tb pada anak sebanyak 0,72 kali bila penderita diberi BCG dibanding dengan penderita yang tidak pernah diberikan BCG.33

Meningitis serosa dengan penyebab virus terutama menyerang anak-anak dan dewasa muda (12-18 tahun). Meningitis virus dapat terjadi waktu orang menderita campak, Gondongan (Mumps) atau penyakit infeksi virus lainnya. Meningitis

Mumpsvirus sering terjadi pada kelompok umur 5-15 tahun dan lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan.21 Penelitian yang dilakukan di Korea (Lee,2005) , menunjukkan resiko laki-laki untuk menderita meningitis dua kali lebih besar dibanding perempuan.30

b. Agent

Penyebab meningitis secara umum adalah bakteri dan virus. Meningitis purulenta paling sering disebabkan oleh Meningococcus, Pneumococcus dan

Haemophilus influenzae sedangkan meningitis serosa disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosa dan virus. 3 Bakteri Pneumococcus adalah salah satu penyebab meningitis terparah. Sebanyak 20-30 % pasien meninggal akibat meningitis hanya dalam waktu 24 jam. Angka kematian terbanyak pada bayi dan orang lanjut usia.5


(38)

Meningitis Meningococcus yang sering mewabah di kalangan jemaah haji dan dapat menyebabkan karier disebabkan oleh Neisseria meningitidis serogrup A,B,C,X,Y,Z dan W 135. Grup A,B dan C sebagai penyebab 90% dari penderita. Di Eropa dan Amerika Latin, grup B dan C sebagai penyebab utama sedangkan di Afrika dan Asia penyebabnya adalah grup A.17 Wabah meningitis Meningococcus

yang terjadi di Arab Saudi selama ibadah haji tahun 2000 menunjukkan bahwa 64% merupakan serogroup W135 dan 36% serogroup A. Hal ini merupakan wabah meningitis Meningococcus terbesar pertama di dunia yang disebabkan oleh serogroup W135. Secara epidemiologi serogrup A,B,dan C paling banyak menimbulkan penyakit.20

Meningitis karena virus termasuk penyakit yang ringan. Gejalanya mirip sakit flu biasa dan umumnya penderita dapat sembuh sendiri. Pada waktu terjadi KLB

Mumps, virus ini diketahui sebagai penyebab dari 25 % kasus meningitis aseptik pada orang yang tidak diimunisasi. Virus Coxsackie grup B merupakan penyebab dari 33 % kasus meningitis aseptik, Echovirus dan Enterovirus merupakan penyebab dari 50 % kasus. 9 Resiko untuk terkena aseptik meningitis pada laki-laki 2 kali lebih sering dibanding perempuan.30

c. Lingkungan

Faktor Lingkungan (Environment) yang mempengaruhi terjadinya meningitis bakteri yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe b adalah lingkungan dengan kebersihan yang buruk dan padat dimana terjadi kontak atau hidup serumah dengan penderita infeksi saluran pernafasan.27 Risiko penularan meningitis


(39)

Meningococcus juga meningkat pada lingkungan yang padat seperti asrama, kamp-kamp tentara dan jemaah haji.17

Pada umumnya frekuensi Mycobacterium tuberculosa selalu sebanding dengan frekuensi infeksi Tuberculosa paru. Jadi dipengaruhi keadaan sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat. Penyakit ini kebanyakan terdapat pada penduduk dengan keadaan sosial ekonomi rendah, lingkungan kumuh dan padat, serta tidak mendapat imunisasi.3

Meningitis karena virus berhubungan dengan musim, di Amerika sering terjadi selama musim panas karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar virus. Lebih sering dijumpai pada anak-anak daripada orang dewasa. Kebanyakan kasus dijumpai setelah infeksi saluran pernafasan bagian atas.21

2.9. Prognosis Meningitis

Prognosis meningitis tergantung kepada umur, mikroorganisme spesifik yang menimbulkan penyakit, banyaknya organisme dalam selaput otak, jenis meningitis dan lama penyakit sebelum diberikan antibiotik. Penderita usia neonatus, anak-anak dan dewasa tua mempunyai prognosis yang semakin jelek, yaitu dapat menimbulkan cacat berat dan kematian.34

Pengobatan antibiotika yang adekuat dapat menurunkan mortalitas meningitis purulenta, tetapi 50% dari penderita yang selamat akan mengalami sequelle (akibat sisa). Lima puluh persen meningitis purulenta mengakibatkan kecacatan seperti ketulian, keterlambatan berbicara dan gangguan perkembangan mental, dan 5 – 10% penderita mengalami kematian.35


(40)

Pada meningitis Tuberkulosa, angka kecacatan dan kematian pada umumnya tinggi. Prognosa jelek pada bayi dan orang tua. Angka kematian meningitis TBC dipengaruhi oleh umur dan pada stadium berapa penderita mencari pengobatan. Penderita dapat meninggal dalam waktu 6-8 minggu.3

Penderita meningitis karena virus biasanya menunjukkan gejala klinis yang lebih ringan,penurunan kesadaran jarang ditemukan. Meningitis viral memiliki prognosis yang jauh lebih baik. Sebagian penderita sembuh dalam 1 – 2 minggu dan dengan pengobatan yang tepat penyembuhan total bisa terjadi.35

2.10. Pencegahan Meningitis a. Pencegahan Primer

Tujuan pencegahan primer adalah mencegah timbulnya faktor resiko meningitis bagi individu yang belum mempunyai faktor resiko dengan melaksanakan pola hidup sehat.36

Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi meningitis pada bayi agar dapat membentuk kekebalan tubuh. Vaksin yang dapat diberikan seperti

Haemophilus influenzae type b (Hib), Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7),

Pneumococcal polysaccaharide vaccine (PPV), Meningococcal conjugate vaccine

(MCV4), dan MMR (Measles dan Rubella).10 Imunisasi Hib Conjugate vaccine ( Hb-OC atau PRP-OMP) dimulai sejak usia 2 bulan dan dapat digunakan bersamaan dengan jadwal imunisasi lain seperti DPT, Polio dan MMR.20 Vaksinasi Hib dapat melindungi bayi dari kemungkinan terkena meningitis Hib hingga 97%. Pemberian imunisasi vaksin Hib yang telah direkomendasikan oleh WHO, pada bayi 2-6 bulan sebanyak 3 dosis dengan interval satu bulan, bayi 7-12 bulan di berikan 2 dosis


(41)

dengan interval waktu satu bulan, anak 1-5 tahun cukup diberikan satu dosis. Jenis imunisasi ini tidak dianjurkan diberikan pada bayi di bawah 2 bulan karena dinilai belum dapat membentuk antibodi.5,37

Meningitis Meningococcus dapat dicegah dengan pemberian kemoprofilaksis (antibiotik) kepada orang yang kontak dekat atau hidup serumah dengan penderita.9 Vaksin yang dianjurkan adalah jenis vaksin tetravalen A, C, W135 dan Y.35 meningitis TBC dapat dicegah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memenuhi kebutuhan gizi dan pemberian imunisasi BCG. Hunian sebaiknya memenuhi syarat kesehatan, seperti tidak over crowded (luas lantai > 4,5 m2 /orang), ventilasi 10 – 20% dari luas lantai dan pencahayaan yang cukup.32

Pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara mengurangi kontak langsung dengan penderita dan mengurangi tingkat kepadatan di lingkungan perumahan dan di lingkungan seperti barak, sekolah, tenda dan kapal. Meningitis juga dapat dicegah dengan cara meningkatkan personal hygiene seperti mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah dari toilet.5

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan penyakit sejak awal, saat masih tanpa gejala (asimptomatik) dan saat pengobatan awal dapat menghentikan perjalanan penyakit. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan pengobatan segera. Deteksi dini juga dapat ditingkatan dengan mendidik petugas kesehatan serta keluarga untuk mengenali gejala awal meningitis.38


(42)

Dalam mendiagnosa penyakit dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan cairan otak, pemeriksaan laboratorium yang meliputi test darah dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru .23

Selain itu juga dapat dilakukan surveilans ketat terhadap anggota keluarga penderita, rumah penitipan anak dan kontak dekat lainnya untuk menemukan penderita secara dini.10 Penderita juga diberikan pengobatan dengan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis penyebab meningitis yaitu : 23

b.1. Meningitis Purulenta

b.1.1. Haemophilus influenzaeb : ampisilin, kloramfenikol, setofaksim, seftriakson. b.1.2. Streptococcus pneumonia : kloramfenikol , sefuroksim, penisilin, seftriakson. b.1.3. Neisseria meningitidies : penisilin, kloramfenikol, serufoksim dan seftriakson. b.2. Meningitis Tuberkulosa (Meningitis Serosa)

Kombinasi INH, rifampisin, dan pyrazinamide dan pada kasus yang berat dapat ditambahkan etambutol atau streptomisin. Kortikosteroid berupa prednison digunakan sebagai anti inflamasi yang dapat menurunkan tekanan intrakranial dan mengobati edema otak.

c. Pencegahan Tertier

Pencegahan tertier merupakan aktifitas klinik yang mencegah kerusakan lanjut atau mengurangi komplikasi setelah penyakit berhenti. Pada tingkat pencegahan ini bertujuan untuk menurunkan kelemahan dan kecacatan akibat meningitis, dan membantu penderita untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi-kondisi yang tidak diobati lagi, dan mengurangi kemungkinan untuk mengalami dampak neurologis jangka panjang misalnya tuli atau ketidakmampuan untuk


(43)

belajar.38 Fisioterapi dan rehabilitasi juga diberikan untuk mencegah dan mengurangi cacat.18


(44)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Penderita meningitis adalah pasien yang didiagnosa menderita infeksi cairan otak disertai radang (meningitis) sesuai yang tercatat dalam kartu status. 3.2.2. Sosiodemografi

a. Umur adalah usia penderita meningitis seperti yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas :

1. 0 - < 5 tahun 2. 5 - < 10 tahun 3. 10 - < 15 tahun 4. 15 - < 20 tahun 5. 20 - < 25 tahun

Karakteristik Penderita Meningitis 1. Sosiodemografi

Umur

Jenis Kelamin Suku

Agama Pendidikan Pekerjaan Tempat tinggal

2. Keadaan sewaktu datang 3. Jenis Meningitis

4. Gejala subjektif 5. Gejala objektif 6. Asal rujukan

7. Lama rawatan rata-rata 8. Keadaan sewaktu pulang


(45)

6. 25 - < 30 tahun 7. 30 - < 35 tahun 8. 35 - < 40 tahun 9. 40 - < 45 tahun 10.45 - < 50 tahun 11.50 - < 55 tahun 12.≥55 tahun

Untuk analisa statistik kelompok umur dibedakan atas: 1. 0 - < 5 tahun

2. 5 - < 15 tahun 3. ≥ 15 tahun

b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita meningitis seperti yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas :

1. Laki-laki 2. Perempuan

c. Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita, sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas :

1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Aceh 5. Lain-lain

d. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita meningitis sesuai yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas:

1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik 4. Hindu


(46)

e. Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir penderita meningitis yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. Belum Sekolah 2. SD

3. SLTP 4. SLTA

5. Akademi (D3)/ Perguruan Tinggi

f. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita meningitis setiap hari sesuai yang tercatat di kartu status yang dibedakan atas:

1. Tidak bekerja 2. Pelajar/Mahasiswa

3. Pegawai Negeri Sipil (PNS)/TNI/Polri 4. Pegawai Swasta

5. Wiraswasta (Petani, Nelayan, Pedagang, Supir)

g. Tempat tinggal adalah tempat tinggal penderita meningitis yang tercatat di kartu status yang dibedakan atas:

1. Kota Medan 2. Luar Kota Medan

3.2.3 Keadaan sewaktu datang adalah keadaan penderita sewaktu datang berobat ke RSUP H.Adam Malik Medan yang tercatat di kartu status yang dibedakan atas:

1. Sadar 2. Tidak Sadar

3.2.4. Jenis Meningitis adalah pembagian meningitis berdasarkan gejala dan penyebabnya yang tercatat di kartu status yang dibedakan atas:

1. Meningitis Purulenta 2. Meningitis Serosa


(47)

3.2.5. Gejala subjektif adalah gejala yang dirasakan oleh penderita meningitis saat datang berobat yang tercatat di kartu status.

3.2.6. Gejala subjektif pada umur <5 tahun dibedakan atas: 1. Demam

2. Batuk 3. Muntah

4. Gangguan pernafasan 5. Kejang

6. Nafsu makan berkurang 7. Berat badan berkurang

3.2.7. Gejala subjektif pada umur ≥ 5 tahun dibedakan atas: 1. Demam

2. Batuk 3. Sakit kepala 4. Mual 5. Muntah 6. Kejang

7. Gangguan pernafasan 8. Nyeri Kepala

9. Nafsu makan berkurang 10.Berat badan berkurang

3.2.8. Gejala objektif adalah gejala yang terdapat pada penderita meningitis berdasarkan hasil pemeriksaan / diagnosa dokter yang tercatat di kartu status yang dibedakan atas:

1. Kaku kuduk(+) 2. Kernig (+) 3. Brudzinski (+)

4. Fontanella mencembung 5. Letargi

6. Dehidrasi

3.2.9. Asal rujukan adalah sumber rujukan penderita sebelum dirawat di Rumah Sakit sesuai yang tercatat pada kartu status yang dibedakan menjadi:

1. Langsung 2. Rujukan


(48)

3.2.10. Jenis rujukan adalah tempat penderita dirawat sebelum dirujuk ke RSUP H. Adam Malik Medan yang dibedakan atas:

1. Praktek dokter 2. Klinik

3. Puskesmas 4. Rumah Sakit

3.2.11.Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penderita menjalani perawatan di rumah sakit, dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai dengan tanggal keluar seperti tercatat dalam kartu status.

3.2.12. Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita meningtis sewaktu keluar atau pulang dari RSUP H.Adam Malik Medan yang dibedakan menjadi : 1. Pulang Sembuh

2. Pulang Berobat Jalan (PBJ)

3. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 4. Sembuh dengan gejala sisa (sequelle) 5. Pulang Meninggal dunia (PM)


(49)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain

case series.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan. Pemilihan lokasi penelitian ini atas dasar pertimbangan bahwa belum pernah dilakukan penelitian mengenai karakteristik penderita meningitis rawat inap pada tahun 2005-2008, adanya kasus Meningitis serta tersedianya data-data yang dibutuhkan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan Agustus 2009.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah data semua penderita Meningitis yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2005-2008 yaitu 148 data.


(50)

4.3.2. Sampel

Sampel adalah data semua penderita Meningitis yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2005-2008. Besar sampel adalah sama dengan populasi (total sampling).

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dari bagian rekam medik RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2008. Selanjutnya dilakukan pencatatan dan tabulasi dari kartu status semua penderita Meningitis yang dirawat inap pada tahun tersebut sesuai dengan variabel yang diteliti.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan komputer dan dianalisa secara statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS(Statistical Product and Service Solution)

menggunakan uji Chi-square, t-test , Anova dan Kruskal-Wallis. Kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan proporsi, diagram pie dan diagram bar.


(51)

BAB 5

HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik terletak di Jalan Bunga Lau No. 17 Medan. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit kelas A dan juga sebagai pusat rujukan yang meliputi Sumatera Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau.

5.1.1. Pelayanan Medis

Rumah sakit ini dilengkapi dengan berbagai prasarana yang terdiri dari Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan Intensif, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Pusat, dan Instalasi Hemodialisa.

Poli spesialis penyakit dalam Rumah Sakit melayani penyakit yang berkaitan dengan penyakit endokrinologi, gastro hepatologi, nefrologi, geriatri, psikosomatik, reumatologi, hematologi dan onkologi, pulmonologi dan imunologi, kardiologi, poli penyakit dalam wanita, poli penyakit dalam pria dan konsultasi penyakit dalam.

Spesialisasi bagian bedah meliputi orthopedi, urologi, plastik, kardio thorax vascular, anak, digestif, onkologi, bedah klinik, dan bedah saraf. Spesialisasi kesehatan anak meliputi penyakit alergi/immunologi,endokrinologi, gastroentrologi/ hepatologi, hematologi/onkologi, ICU, kardiologi, nefrologi, neurologi, perinatologi/ neonatologi, pulmonologi, dan gizi.

Spesialisasi bagian obstetrik dan ginekologi meliputi endokrinologi, onkologi, perinatologi,urologi wanita, P.I.H, KIPA, ginekologi, rekontruksi, obgyn sosial,


(52)

amnioscopi, dan laparascopi. Selain itu juga dilengkapi dengan spesialisasi saraf dan jiwa, THT, mata, kulit dan kelamin.

5.1.2. Pelayanan Penunjang Medis

Rumah Sakit ini memiliki pelayanan penunjang medis seperti instalasi diagnostik terpadu, instalasi pathologi klinik, instalasi pathologi anatomi, instalasi radiologi, instalasi rehabilitasi medik, dan instalasi kardiovaskuler.

5.1.3. Penunjang Umum

Penunjang umum yang terdapat di rumah sakit ini terdiri dari administrasi, jaringan komputer, telepon, sumber air, sumber listrik, pembuangan limbah cair dan padat, taman dan parkir, instalasi gizi, instalasi farmasi, instalasi CSSD, instalasi bioelektro medik, instalasi PKMRS dan fasilitas umum lainnya.

5.1.4. Ketenagaan

a. Tenaga Para Medis dan Non Medis

Tabel 5.1. Data Tenaga Para Medis Perawatan dan Non Perawatan RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008

Paramedis Non Perawatan

Jumlah (Orang)

Paramedis Perawatan

Jumlah (Orang)

SKM 31 S. Keperawatan 26

Apoteker 29 AKPER 355

AAF 1 AKBID 13

AKFIS 20 Bidan 39

APRO/ ATRO 15 SPK 124

ATEM 13 SPRG 22

AAK 8 AKG 6

AKZI 13

AKNES 5

APK 9

ARO 5

SMF/SAA 58

SMAK/SAKMA/SPA 41


(53)

S1 TEHNIK 2

S1 BIOLOGI 7

D-4 GIZI 1

SPPH 4

SPTG 2

ATW 1

LCPK 7

Sumber: RSUP H. Adam Malik Medan, 2008

b. Tenaga Medis

Tabel 5.2. Data Tenaga Medis RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008

No Profesi Jumlah

(Orang)

1 Dokter Umum 18

2 Dokter Gigi 23

3 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 38 4 Dokter Spesialis Bedah 12 5 Dokter Spesialis Anak 26 6 Dokter Spesialis Obgyn 22 7 Dokter Spesialis Paru 13 8 Dokter Spesialis Kardiologi 11 9 Dokter Spesialis Mata 10 10 Dokter Spesialis THT 19 11 Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 21 12 Dokter Spesialis Jiwa 7 13 Dokter Spesialis Syaraf 8 14 Dokter Spesialis Radiologi 5 15 Dokter Spesialis Anasthesi 11 16 Dokter Spesialis Patologi Klinik 9 17 Dokter Spesialis Patologi Anatomi 3 18 Dokter Spesialis Forensik 6 19 Dokter Spesialis Rehabilitasi Medis 1 20 Dokter Spesialis Gigi dan Mulut 1 21 Dokter Spesialis Bedah Orthopedi 4 22 Dokter Spesialis Bedah Thorax 2 23 Dokter Spesialis Bedah Syaraf 1 24 Dokter Spesialis Urologi 2 25 Dokter Spesialis Bedah Plastik 2 26 Dokter Spesialis Bedah Digestif 1 Sumber: RSUP H. Adam Malik Medan, 2008


(54)

5.2. Analisa Deskriptif

5.2.1. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Waktu

Proporsi penderita meningitis rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan berdasarkan bulan pada tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Bulan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008

Tahun

2005 2006 2007 2008 Bulan

f % f % f % f %

Jan 2 8,7 3 6,8 3 6,1 4 12,5

Feb 2 8,7 4 9,1 5 10,2 2 6,3

Mar 1 4,3 4 9,1 2 4,1 1 3,1

Apr 1 4,3 2 4,5 4 8,2 2 6,3

Mei 2 8,7 7 15,9 3 6,1 2 6,3 Jun 2 8,7 6 13,6 5 10,2 7 21,8

Jul 0 0 2 4,5 2 4,1 2 6,3

Agt 3 13,1 2 4,5 5 10,2 2 6,3

Sept 1 4,3 4 9,1 7 14,2 1 3,1

Okt 2 8,7 5 11,4 4 8,2 2 6,3

Nov 2 8,7 1 2,4 4 8,2 1 3,1

Des 5 21,8 4 9,1 5 10,2 6 18,6

Jumlah 23 100 44 100 49 100 32 100

Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa proporsi penderita meningitis yang rawat inap tahun 2005 tertinggi pada bulan Desember 21,8%, tahun 2006 pada bulan Mei 15,9%, tahun 2007 pada bulan September 14,2 %, dan pada tahun 2008 tertinggi pada bulan Juni 21,8%.


(55)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi kasus dari bulan Januari-Desember tahun 2005 meningkat sebanyak 5-2 = 3 kasus, dengan simpel rasio

peningkatan 5/2 = 2,5 kali, serta persentase peningkatan 2

2 5−

x 100% =150%.

Pada bulan Januari - Desember tahun 2006 meningkat sebanyak 4-3 = 1 kasus, dengan simpel rasio peningkatan 4/3 = 1,3 kali,serta persentase peningkatan

3 3 4−

x 100% = 33,3 %. Pada bulan Januari - Desember tahun 2007 meningkat

sebanyak 5-3 = 2 kasus, dengan simpel rasio peningkatan 5/3 = 1,7 kali, serta

persentase peningkatan 3

3 5−

x 100% = 66,7 %. Pada Januari – Desember tahun

2008 peningkatan sebanyak 6-4 = 2 kasus, dengan simpel rasio peningkatan 6/4= 1,5

kali, serta persentase peningkatan 4

4 6−

x 100% = 50 %


(56)

5.2.2. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Proporsi penderita meningitis rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2008 berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

No Umur

(tahun

f % f % f % 1 0 - <5 39 26,35 17 11,49 56 37,8

2 5 - <10 13 8,78 4 2,70 17 11,5 3 10 - <15 4 2,70 4 2,70 8 5,4 4 15 - <20 7 4,73 2 1,35 9 6,1 5 20 - <25 7 4,73 7 4,73 14 9,5 6 25 - <30 6 4,05 4 2,70 10 6,7 7 30 – <35 7 4,73 2 1,35 9 6,1 8 35 – <40 2 1,35 2 1,35 4 2,7 9 40 – <45 6 4,05 2 1,35 8 5,4 10 45 - <50 4 2,70 2 1,35 6 4,1 11 50 - < 55 2 1,35 2 1,35 4 2,7 12 ≥ 55 2 1,35 1 0,68 3 2,0

Jumlah 99 66,9 49 33,1 148 100

Berdasarkan tabel 5.4. dapat dilihat bahwa proporsi umur tertinggi pada kelompok umur 0-<5 tahun 37,8%, dengan proporsi laki-laki 26,35% dan perempuan 11,49%. Proporsi umur terendah pada kelompok umur ≥ 55 tahun 2%

dengan proporsi laki-laki 1,35% dan perempuan 0,68%. Sex ratio

49 99

x 100% =

202,04% artinya laki-laki penderita meningitis lebih banyak daripada perempuan.

Ratio penderita laki-laki dan perempuan yaitu 2:1.


(57)

5.2.3. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Sosiodemografi

Proporsi penderita meningitis rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2008 berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan

Sosiodemografi (suku, agama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal) di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008

Jumlah No Sosiodemografi

f % 1 Suku

1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Aceh 5. Lain-lain 79 40 10 16 3 53,4 27,0 6,8 10,8 2,0

Jumlah 148 100

2 Agama 1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik

90 52 6 60,8 35,1 4,1

Jumlah 148 100

3 Pendidikan 1. Belum Sekolah 2. SD

3. SLTP 4. SLTA

5. Akademi (D3)/ Perguruan Tinggi 6. Tidak tercatat

58 23 6 14 3 44 39,2 15,5 4,1 9,5 2,0 29,7

Jumlah 148 100

4 Pekerjaan 1. Tidak bekerja 2. Pelajar/Mahasiswa

3. Pegawai Negeri Sipil (PNS)/TNI/Polri 4. Pegawai Swasta

5.Wiraswasta (Petani, Nelayan, Pedagang, Supir)

6. Tidak tercatat

64 31 7 4 13 29 43,2 20,9 4,7 2,7 8,9 19,6

Jumlah 148 100

5 Tempat Tinggal 1. Kota Medan 2. Luar Kota Medan

40 108

27,0 73,0


(58)

Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa proporsi penderita meningitis berdasarkan sosiodemografi yaitu suku tertinggi pada suku Batak 53,4% dan terendah yaitu lain-lain yang terdiri dari suku Nias dan Bugis 2%. Berdasarkan agama tertinggi adalah agama Islam 60,8% dan terendah agama Kristen Katolik 4,1%. Berdasarkan pendidikan, yang tertinggi yaitu belum sekolah 39,2% dan terendah yaitu Akademi(D3)/Perguruan Tinggi 2%. Berdasarkan pekerjaan, yang tertinggi adalah tidak bekerja 43,2% dan terendah yaitu pegawai swasta 2,7%. Berdasarkan tempat tinggal tertinggi adalah di luar kota Medan 73 % sedangkan yang berasal dari kota Medan 27%.

5.2.4. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang Proporsi penderita meningitis rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2008 berdasarkan keadaan sewaktu datang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008

No Keadaan Sewaktu Datang f %

1 Sadar 84 56,8

2 Tidak Sadar 64 43,2

Jumlah 148 100

Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa proporsi penderita meningitis berdasarkan keadaan sewaktu datang lebih tinggi dalam keadaan sadar 56,8% dan yang tidak sadar 43,2%.


(59)

5.2.5. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Jenis Meningitis

Proporsi penderita meningitis rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2008 berdasarkan jenis meningitis dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan

Jenis Meningitis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008

No Jenis Meningitis f %

1 Meningitis Purulenta 63 42,6

2 Meningitis Serosa 85 57,4

Jumlah 148 100

Berdasarkan tabel 5.7. dapat dilihat bahwa proporsi jenis meningitis serosa lebih tinggi 57,4% dibandingkan meningitis purulenta 42,6%.

5.2.6. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Gejala Subjektif

Proporsi penderita meningitis rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2008 berdasarkan gejala subjektif dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan

Gejala Subjektif Pada umur <5 tahun di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008

No Keluhan (N=56) f %

1 Demam 54 96,4

2 Kejang 44 78,6

3 Batuk 30 53,6

4 Gangguan pernafasan 16 28,6

5 Muntah 14 25,0

6 Nafsu makan berkurang 4 7,1

7 Berat badan berkurang 1 1,8

Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat bahwa proporsi gejala subjektif tertinggi pada kelompok umur < 5 tahun yaitu demam 96,4% , kejang 78,6%, batuk 53,6%,


(60)

gangguan pernafasan 28,6 %, muntah 25%, nafsu makan berkurang 7,1%, dan penurunan berat badan 1,8%.

Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan Gejala Subjektif Pada umur ≥5 tahun di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008

No Keluhan (N=92) f %

1 Demam 79 85,9

2 Batuk 37 40,2

3 Kejang 31 33,7

4 Gangguan pernafasan 26 28,3

5 Sakit kepala 26 28,3

6 Muntah 26 28,3

7 Nyeri kepala 22 23,9

8 Mual 10 10,9

9 Berat badan berkurang 9 9,8

10 Nafsu makan berkurang 4 4,3

Pada tabel 5.9. dapat dilihat bahwa proporsi gejala subjektif tertinggi pada kelompok umur ≥ 5 tahun yaitu demam 85,9 % , batuk 40,2%, kejang 33,7%, gangguan pernafasan 28,3%, sakit kepala 28,3%, muntah 28,3%, nyeri kepala 23,9%, mual 10,9%, berat badan berkurang 9,8% dan kurang nafsu makan 4,3%.

5.2.7. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Gejala Objektif

Proporsi penderita meningitis rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2008 berdasarkan gejala objektif dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Rawat Inap Berdasarkan

Gejala Objektif di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2008

No Hasil Pemeriksaan (N=148) f %

1 Letargi 117 79,1

2 Kaku kuduk (+) 75 50,7

3 Kernig (+) 20 13,5

4 Fontanella mencembung 11 7,4

5 Brudzinski (+) 11 7,4


(1)

Chi-Square Tests

.274b 1 .601

.119 1 .730

.273 1 .602

.722 .364

.272 1 .602

148 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19. 53.

b.

Keadaan sewaktu datang * Asal rujukan

Crosstab

39 45 84

33.5 50.5 84.0

46.4% 53.6% 100.0%

66.1% 50.6% 56.8%

26.4% 30.4% 56.8%

20 44 64

25.5 38.5 64.0

31.3% 68.8% 100.0%

33.9% 49.4% 43.2%

13.5% 29.7% 43.2%

59 89 148

59.0 89.0 148.0

39.9% 60.1% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

39.9% 60.1% 100.0%

Count

Expected Count % within Keadaan sewaktu datang % within Asal rujukan % of Total

Count

Expected Count % within Keadaan sewaktu datang % within Asal rujukan % of Total

Count

Expected Count % within Keadaan sewaktu datang % within Asal rujukan % of Total

Sadar

Tidak sadar Keadaan sewaktu

datang

Total

Langsung Rujukan Asal rujukan


(2)

Chi-Square Tests

3.491b 1 .062

2.886 1 .089

3.529 1 .060

.065 .044

3.467 1 .063

148 Pearson Chi-Square

Continuity Correction a

Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25. 51.

b.

Keadaan sewaktu pulang * Asal rujukan

Crosstab

22 23 45

17.9 27.1 45.0

48.9% 51.1% 100.0%

37.3% 25.8% 30.4%

14.9% 15.5% 30.4%

15 17 32

12.8 19.2 32.0

46.9% 53.1% 100.0%

25.4% 19.1% 21.6%

10.1% 11.5% 21.6%

22 49 71

28.3 42.7 71.0

31.0% 69.0% 100.0%

37.3% 55.1% 48.0%

14.9% 33.1% 48.0%

59 89 148

59.0 89.0 148.0

39.9% 60.1% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

39.9% 60.1% 100.0%

Count

Expected Count % within Keadaan sewaktu pulang % within Asal rujukan % of Total

Count

Expected Count % within Keadaan sewaktu pulang % within Asal rujukan % of Total

Count

Expected Count % within Keadaan sewaktu pulang % within Asal rujukan % of Total

Count

Expected Count % within Keadaan sewaktu pulang % within Asal rujukan % of Total

Pulang Berobat Jalan (PBJ)

Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)

Pulang Meninggal Dunia (PM)

Keadaan sewaktu pulang

Total

Langsung Rujukan Asal rujukan


(3)

Chi-Square Tests

4.519a 2 .104

4.554 2 .103

3.994 1 .046

148 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.76.

a.

Case Processing Summary

148 100.0% 0 .0% 148 100.0%

Keadaan sewaktu pulang * Keadaan sewaktu datang

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Keadaan sewaktu pulang * Keadaan sewaktu datang Crosstabulation

30 15 45

25.5 19.5 45.0

66.7% 33.3% 100.0%

35.7% 23.4% 30.4%

20.3% 10.1% 30.4%

17 15 32

18.2 13.8 32.0

53.1% 46.9% 100.0%

20.2% 23.4% 21.6%

11.5% 10.1% 21.6%

37 34 71

40.3 30.7 71.0

52.1% 47.9% 100.0%

44.0% 53.1% 48.0%

25.0% 23.0% 48.0%

84 64 148

84.0 64.0 148.0

56.8% 43.2% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

56.8% 43.2% 100.0%

Count

Expected Count % within Keadaan sewaktu pulang % within Keadaan sewaktu datang % of Total Count

Expected Count % within Keadaan sewaktu pulang % within Keadaan sewaktu datang % of Total Count

Expected Count % within Keadaan sewaktu pulang % within Keadaan sewaktu datang % of Total Count

Expected Count % within Keadaan sewaktu pulang % within Keadaan sewaktu datang % of Total Pulang Berobat Jalan

(PBJ)

Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)

Pulang Meninggal Dunia (PM)

Keadaan sewaktu pulang

Total

Sadar Tidak sadar Keadaan sewaktu

datang


(4)

Chi-Square Tests

2.596a 2 .273

2.638 2 .267

2.185 1 .139

148 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.84.

a.

T-Test

Group Statistics

63 13.44 12.255 1.544

85 11.08 11.012 1.194

Jenis Meningitis Meningitis Purulenta Meningitis Serosa Lama rawatan (hari)

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

2.277 .133 1.229 146 .221 2.362 1.921 -1.435 6.159

1.210 125.293 .229 2.362 1.952 -1.501 6.225 Equal varianc

assumed Equal varianc not assumed Lama rawatan (

F Sig.

Levene's Test for quality of Variance

t df Sig. (2-tailed Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means


(5)

Oneway

Test of Homogeneity of Variances Lama rawatan (hari)

8.314 2 145 .000

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Lama rawatan (hari)

4401.527 2 2200.763 20.859 .000

15298.332 145 105.506

19699.858 147

Between Groups Within Groups Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Descriptives

Lama rawatan (hari)

45 20.09 13.752 2.050 15.96 24.22 1 56

32 10.97 6.266 1.108 8.71 13.23 3 31

71 7.52 9.071 1.077 5.37 9.67 1 47

148 12.09 11.576 .952 10.21 13.97 1 56

Pulang Berobat Jala (PBJ)

Pulang Atas Permint Sendiri (PAPS) Pulang Meninggal D (PM)

Total

N Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound 5% Confidence Interval fo

Mean

Minimum Maximum

NPar Tests

Descriptive Statistics

148 12.09 11.576 1 56

148 2.18 .871 1 3

Lama rawatan (hari) Keadaan sewaktu pulang


(6)

Kruskal-Wallis Test

Ranks

45 104.80

32 82.53

71 51.68

148 Keadaan sewaktu pulang

Pulang Berobat Jalan (PBJ)

Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)

Pulang Meninggal Dunia (PM)

Total Lama rawatan (hari)

N Mean Rank

Test Statisticsa,b

43.906 2 .000 Chi-Square

df

Asymp. Sig.

Lama rawatan (hari)

Kruskal Wallis Test a.

Grouping Variable: Keadaan sewaktu pulang b.