Pengembangan Pusat Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Wal Jama’ah Medan ( Arsitektur Islam )

(1)

PENGEMBANGAN PUSAT KAJIAN ISLAM ILMIAH AHLUSSUNNAH

WAL JAMA’AH MEDAN

( ARSITEKTUR ISLAM )

LAPORAN PERANCANGAN

TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

WAHIDIN 020406001

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2010


(2)

PENGEMBANGAN PUSAT KAJIAN ISLAM ILMIAH AHLUSSUNNAH

WAL JAMA’AH MEDAN

Oleh

WAHIDIN 020406001

Medan, 18 Juni 2010 Disetujui oleh,

Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M.Phil Ph.D Hilma Tamiami S.T., M.Sc NIP : 1952 0927 1983 03 1003 NIP : 1981 0426 2008 12 2003 (Pembimbing I) (Pembimbing II)

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, M.T. NIP : 1963 0716 1998 02 1001


(3)

(Ketua Departemen Arsitektur)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A )

Nama : Wahidin

NIM : 020406001

Judul Proyek Akhir : Pusat Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah wal Jama’ah Medan

Tema Proyek Akhir : Arsitektur Islam Rekapitulasi Nilai :

Nilai akhir A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

No Status Waktu

Pengumpulan Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing

II

Koordinator TKA-490

1 LULUS LANGSUNG 2 LULUS

MELENGKAPI 3 PERBAIKAN

TANPA SIDANG 4 PERBAIKAN

DENGAN SIDANG

5 TIDAK LULUS

Medan, 18 Juni 2010

Ketua Departemen Koordinator TKA-490

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho , M.T. Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, M.T. (NIP: 1963 0716 1998 02 1001) (NIP : 1963 0716 1998 02 1001)


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepadaAllah Subhanahu wa Ta’ala atas berkah dan karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Tugas ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik , khususnya Program Studi Arsitektur. Tugas akhir yang penulis susun ini mengambil judul Pengembangan Pusat Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah wal Jama’ah Medan dengan tema Arsitektur Islam. Hasil tugas akhir ini dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.

Laporan ini berisi pembahasan mengenai dasar penentuan judul, tema, deskripsi proyek, analisa lokasi dan bengunan, konsep seta hasil perancangan arsitektur dalam bentuk perancangan dan maket. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah selain sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana teknik, laporan ini dibuat untuk menyempurnakan hasil tugas akhir sehingga dapat dibukukan dan bisa diambil manfaatnya oleh pembaca.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Adapun orang-orang yang telah mendukung penyelesaian tugas akhir ini adalah :

1. Kedua orang tua saya Amir bin Sauri dan Suwenni.

2. Bapak Prof. Ir. Mohammed Nawaniy Loebis M.Phil Ph.D selaku dosen pembimbing pertama dalam tugas akhir ini.

3. Kakanda Hilma Tamiami S.T., M.Sc selaku dosen pembimbing kedua. 4. Ayahanda Ir. Dwi Lindarto H. M.T selaku dosen wali.

5. Abangda Devin Defriza S.T., M.T. selaku dosen penguji. 6. Bapak Firman Edy S.T., M.T. selaku dosen penguji juga.

7. Adinda Faisyal Somarta yang paling banyak membantu penulis dalam penyelesaian sidang I dan II.

8. Adinda Adhitya Nugraha Mestika S.T., dan Medy S.T., terima kasih sobat atas sharingnya.

9. Kakanda Nungky Arindiani S.T., yang telah banyak membantu penulis selama sidang I.

10.Teman-teman dunia maya Yahoo Chat Messenger room Batam:10 dan teman-teman Facebooker terima kasih atas bantuan dananya.

11.Ikhwan Salafiyyin Medan Denai, Jazakumullahu khairon katsiron. 12.Teman-teman arsitektur seangkatan 2002.


(5)

13.Teman-teman arsitektur lainnya khususnya seangkatan studio tugas akhir stambuk 2003, 2004, 2005, 2006 yang telah memberi motivasi di dalam studio kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

14.Teman-teman satu kelompok sidang; Tari, Liza, Julia, Ulinata, Daniel, dan Opung 03, terima kasih telah bersabar denganku selama ini.

15.Adik-adik angkatan 2008 yang paling kucintai; Va lex, Fahmi, Rasyid, Ilham, Tiyo, CYAP, Rahma, Adit, Yudha, yessi, Norma, Riri, Babaw, Tari, dan lain-lain yang sering bersama mereka terima kasih dukungannya.

16.Ketua dan Wakil ketua IMA angk. 2007 beserta anggotanya. 17.Angkatan 2009.

18.Mas Boy, CBD, Bu Ida, wak Udin.

19.Dan seluruh pihak yang telibat dan telah membantu penulis dalam penyelesaian Studio Tugas Akhir ini.

Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca sekalian, serta menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca khususnya mahasiswa arsitektur

Medan, 18 Juni 2010 Hormat saya,


(6)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Gambar ... iv

Daftar Tabel ... vii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kasusdan Tema ... 1

I.2 Tujuan dan Manfaat ... 2

I.3 Permasalahan ... 3

I.4 Identifikasi Permasalahan... 3

I.5 Perumusan Masalah ... 3

I.6 Maksud dan Tujuan... 3

I.7 Lingkup dan Batasan ... 3

1.8 Kerangka Berfikir ... 4

1.9 Sistematika Pembahasan... 5

BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul ... 6

2.2 Tinjauan Umum ... 7

2.3 Tinjauan Khusus ... 12

2.3.1. Tinjauan Terhada Ahlussunnah wal Jama’ah ... 13

2.3.2. Tinjauan Terhadap Keberadaan Markaz ... 14

2.3.3. Peta Situasi Lokasi ... 15

2.3.4. Tabel Informasi Kec. Medan Denai ... 16

2.4. Studi Banding Proyek Sejenis ... 19

2.4.1. Darul Hadits Yaman ... 19

2.4.2. Islamic Center Ujung Pandang ... 21

BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Latar Belakang Tema ... 22


(7)

3.2. Tinjauan Umum ... 24 3.2.1 Pengertian Tema ... 24 3.2.2. Interpretasi Tema ... 26

BAB IV ANALISA

4.1 Analisa Fisik ... 36 4.1.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 36 4.1.2 Tema... 39

BAB V KONSEP

5.1 Konsep Perencanaan Tapak ... 43 5.2. Konsep Massa Bangunan ... 43 5.3. Konsep Penerapan Surgawi sebagai Simbol Asas Tujuan Umat Islam ... 44

BAB VI HASIL PRANCANGAN

6.1. Gambar-gambar Arsitektural ... 45


(8)

Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN

Gbr.1 Peta Jalur Sutra ... 1

BAB II DESKRIPSI PROYEK Gbr. 2 Pamflet Yayasan al-Mujahadah ... 14

Gbr.3 Peta Google Map Kota Medan ... 15

Gbr. 4 Peta Kec. Medan Denai ... 15

Gbr. 5 Peta Lokasi Site Jl. Panglima Denai ... 15

Gbr. 6 Peta Massa Bangunan dengan Google ... 15

Gbr. 7 Masjid Lama ... 15

Gbr. 8 Rumah Ustadz ... 15

Gbr. 9 Darul Hadits Yaman... 19

Gbr. 10 Darul Hadits Ma’bar Yaman ... 20

Gbr. 11 Salah Satu Rumah Penduduk Yaman ... 20

Gbr. 12 Salah Satu kamar Warga Negara Indonesia ... 21

BAB IV ANALISA Gbr. 13 Lokasi Tapak dalam Skala Kota ... 36

BAB V KONSEP Gbr. 14 Konsep Perencanaan Tapak ... 43

Gbr. 15 Konsep Massa Bangunan ... 44

Gbr. 16 Konsep Taman ... 44


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

Agama Islam di Indonesia merupakan agama terbesar di dunia dengan jumlah penduduknya sekitar 80%. Dalam teori Arabia, mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia datang langsung dari Makkah atau Madinah. Waktu kedatangannya pun bukan pada abad ke-12 atau 13, melainkan pada awal abad ke-7 Masehi. Artinya, menurut teori ini, Islam masuk ke Indonesia pada awal abad hijriah, bahkan pada masa Khulafaur rasyidin memerintah. Islam sudah mulai melakukan ekspidesinya ke Nusantara ketika sahabat Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib memegang kendali sebagai amirul mukminin. 1

Sebuah Tim Arkeolog yang berasal dari Ecole Francaise D’extreme-Orient (EFEO) Perancis yang bekerjasama dengan peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) di Lobu Tua-Barus Sumatera Utara, telah menemukan bahwa pada sekitar abad 9-12 Masehi, Barus telah menjadi sebuah perkampungan multi-etnis dari berbagai suku bangsa seperti Arab, Aceh, India, China, Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu, dan sebagainya. Tim tersebut menemukan banyak benda-benda berkualitas tinggi yang usianya sudah ratusan tahun dan ini menandakan dahulu kala kehidupan di Barus itu sangatlah makmur.

1

Galery Swara Muslim :: sejarah Islam Nusantara ~ kompilasi chm :


(10)

Di Barus dan sekitarnya, banyak pedagang Islam yang terdiri dari orang Arab, Aceh, dan sebagainya hidup dengan berkecukupan. Mereka memiliki kedudukan baik dan pengaruh cukup besar di dalam masyarakat maupun pemerintah (Kerajaan Budha Sriwijaya). Bahkan kemudian ada juga yang ikut berkuasa di sejumlah bandar. Mereka banyak yang bersahabat, juga berkeluarga dengan raja, adipati, atau pembesar-pembesar Sriwijaya lainnya. Mereka sering pula menjadi penasehat raja, adipati, atau penguasa setempat. Makin lama makin banyak pula penduduk setempat yang memeluk Islam. Bahkan ada pula raja, adipati, atau penguasa setempat yang akhirnya masuk Islam. Tentunya dengan jalan damai (Rz/eramuslim)

1.1. Latar Belakang Kasus dan Tema

Berangkat dari minimnya ilmu pengetahuan umat tentang ajaran Islam dan kurangnya sarana dakwah yang dibuka secara umum di Sumatera Utara khusunya di Medan, maka proyek pengadaan Pengembangan Pusat Kajian Islam Ilmiah yang diadakan oleh Ahlussunnah wal Jama’ah yang sudah ada untuk masyarakat “awam” perlu dibangun dan dikembangkan guna menggali nilai-nilai spiritual bagi pribadi-pribadi muslim yang bertemakan sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah dengan bimbingan-bimbingan dari para Ulama Rabbani dan Ustadz-Ustadz yang berkompeten di bidangnya yang pembinaannya mengarah kepada perbaikan ummat di bawah tuntunan Rasulullah shallallahu 'alahi wa alihi wa sallam dan Sahabatnya.

1.2. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Mengembangkan bangunan yang berfungsi sebagai pusat kajian dan literatur Islam secara umum yang sudah ada, terutama dalam hal pembentukan akidah dan tauhid yang benar sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Hadits dengan pemahaman Salafus saleh.

2. Manfaat

Setiap orang akan dapat merasakan nilai-nilai estetika keislaman yang terdapat pada bangunan tersebut dengan tata ruang yang diatur secara islami, sehingga pola interaksi yang terjadi antar ruang dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan keagamaan yang membawa perubahan kepada tatanan hidup yang teratur dan tertata rapi (rahmatan lil ‘alamin).


(11)

1.3. Permasalahan

Masyarakat Islam di Medan sudah terlanjur terbuai dengan kenikmatan-kenikmatan dunia dan kemudahan-kemudahan dalam segala urusan sehingga melupakan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang Muslim yaitu belajar ilmu agama sampai mati. Padahal Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: “Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim.” 2

1.4. Identifikasi Permasalahan

Yayasan yang sudah ada tidak dapat memberikan kontribusi yang lebih kepada pembangunannya, sehingga masih memiliki kekurangan di sana sini. Untuk itu dibutuhkan pihak-pihak donatur dari kaum Muslimin yang berkompeten yang bersedia mengembangkan sarana dan prasarana proyek ini.

1.5. Perumusan Masalah

Dilihat dari kegiatannya yang besar; yaitu mengembangkan Pusat Kajian Islam Ilmiah, masing-masing memerlukan pengolahan ruang yang spesifik dengan besaran yang berbeda-beda. Sehingga perencanaan besaran dan fungsi masing-masing ruang sesuai dengan kaidah arsitektur dan dasar nilai-nilai keislaman.

1.6. Maksud dan Tujuan

Agar terealisasinya proyek Pengembangan Pusat Kajian Islam Ilmiah yang diadakan oleh Ahlussunnah wal Jama’ah di Medan ini, hendaknya bangunan yang direncanakan nantinya harus disesuaikan dengan konsep dan tema Arsitektur Islam.

1.7. Lingkup dan Batasan

Lingkup dan kajian hanya sebatas pada bidang-bidang ilmu Islam yang diajarkan Nabi Muhammad Shollallahu’alaihi wassallam yang perwujudannya terealisasi pada pendekatan studi banding dan studi pustaka Arsitektural, yang mana iklim tropis dan budaya masyarakat setempat menuntut kenyamanan dalam proses pengembangan sarana proyek ini.

2

(HR. Ahmad dengan sanad hasan. Lihat kitab Jami’ Bayan Al ‘Ilmi wa Fadllihi karya Ibnu ‘Abdil Bar, tahqiq Abi Al Asybal Az Zuhri, yang membahas panjang lebar tentang derajat hadits ini)


(12)

1.8. Kerangka Berfikir

`

PEMBANGUNAN

Pengembangan Pusat Kajian Islam Ilmiah oleh Ahlussunnah wal Jama’ah di kota Medan.

TUJUAN DAN SASARAN

Mewadahi masyarakat umum dengan bangunan yang bernuansa islami yang mengkaji disiplin ilmu agama dengan bimbingan Ulama dan Ustadz yang

berkompeten yang pembinaannya mengarah kepada perbaikan umat.

LATAR BELAKANG Minimnya pengetahuan masyarakat muslim tentang agamanya sendiri. PENGENALAN

• Pusat kajian Islam

Ilmiah

• Fungsi dan karakteristik bangunan serta lingkup kegiatan sesuai kasus • Pengguna/Pemakai Pendekatan Arsitektur Islam PENGUMPULAN DATA • Survey • Studi Pustaka • Wawancara • Browsing • Majalah

IDENTIFIKASI MASALAH 1. Non-fisik

- Karakteristik Pemakai

2. Tema

- Transformasi nilai-nilai Islam dalam ruang dan bentuk arsitektur

3. Fisik

- Tapak dan lingkungan - Tapak perencanaan

BATASAN-BATASAN

1. Luas tampak 2. Peraturan

bangunan

3. KDB, KLB,

GSB 4. Ketingian

bangunan 5. Standard

perancangan 6. Kriteria dan

tuntutan

DESAIN KELUARAN

Pusat Kajian Islam Ilmiah Konsep Perancangan FEED BACK ANALISA 1. Non-fisik - Kegiatan - Pemakai 2. Fisik

- Analisa fungsional

- Analisa tapak dan kondisi lingkungan - Analisa bangunan


(13)

1.9. Sistematika Pembahasan Bab I. Pendahuluan

Berisikan kajian tentang latar belakang kasus dan tema, serta permasalahan, identifikasi permasalahan, perumusan permasalahan, maksud dan tujuan, lingkup dan batasan serta sistematika pembahasan.

Bab II. Deskripsi Proyek

Berisikan kajian tentang kasus proyek secara umum (tinjauan umum) dan kasus proyek secara khusus (tinjauan khusus) berupa teori - teori yang dapat membantu dalam proses perencanaan/perancangan, posisi site, batas – batas lokasi dan fisik tapak serta kondisinya, potensi - potensi yang ada, ketentuan dan peraturan yang berlaku. Selain itu, juga disertakan studi banding terhadap proyek yang sejenis.

Bab III. Elaborasi Tema

Berisikan kajian tentang tema, pengertian, dan interpretasinya ke dalam kasus proyek yang akan direncanakan untuk menghasilkan pemahaman terhadap dasar penetuan konsep dan filosofi pembentukan ruang yang terkandung di dalam nilai-nilai Islam.

Bab IV. Analisa

Berisikan kajian tentang analisa terhadap ruang luar, ruang dalam, analisa kegiatan dan kebutuhan ruang, rancang bangun, struktur dan utilitas serta tampilan fisik bangunan.

Bab V. konsep Perancangan

Berisikan kajian tentang konsep - konsep terhadap ruang luar, ruang dalam, rancang bangun, struktur dan utilitas serta tampilan fisik bangunan.

Bab VI. Hasil Perancangan

Merupakan hasil keluaran berupa gambar hasil perancangan arsitektur dan dokumentasi maket.


(14)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

Adapun judul pada kasus proyek ini adalah Pengembangan “Pusat Kajian Islam

Ilmiah” Ahlussunnah wal Jama’ah Medan.

2.1. Terminologi Judul

Secara etimologi pengertian dari Pengembangan “Pusat Kajian Islam Ilmiah” Ahlussunnah wal Jama’ah Medan adalah sebagai berikut:

Pengembangan: Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengembangan

berarti pembangunan secara bertahap dan teratur yg menjurus ke sasaran yg dikehendaki.

Pusat: Menurut KBBI, pusat berarti pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan

(berbagai urusan, hal, dsb). Pusat juga dapat berarti, suatu tempat yang mempunyai aktivitas tinggi, yang menarik orang-orang di daerah sekitarnya untuk menuju tempat itu.

Kajian: Dalam KBBI yang dimaksud kajian adalah hasil mengkaji, yang mana

mengkaji adalah belajar; mempelajari; memeriksa; menyelidiki; memikirkan (mempertimbangkan); menguji; menelaah ~ baik buruk suatu perkara yang pada dasarnya berasal dari kata kaji yakni; pelajaran (agama).

Islam: islām, "berserah diri kepada

mengimani dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada ,

Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan

tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa melalui para nabi dan

2F

3

Ilmiah: Menurut KBBI ilmiah adalah bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan;

memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.

3


(15)

Ahlussunnah wal Jama’ah: Ialah para sahabat, tabi’in dan orang-orang yang

mengikuti mereka dengan baik dari para ulama Ahli Ijtihad dan Ahli Hadits yang berjalan di atas Al-Qur’an dan Sunnah dan siapa saja yang mengikuti mereka dalam hal tersebut sampai hari kiamat. 4

4

http://sunnisalafi.blogspot.com/2008/04/ahlus-sunnah-wal-jamaah-siapakah-mereka.html

Medan: Yaitu salah satu kota terbesar di pulau Sumatera yang merupakan ibukota

dari Sumatera Utara negara Republik Indonesia.

Jadi, pengembangan pusat kajian Islam ilmiah Ahlussunnah wal Jama’ah Medan adalah suatu tempat/ruang/bangunan yang dibangun secara bertahap yang menjadi pokok pangkal telaah ilmu-ilmu Islam yang dilakukan oleh siapa saja yang mengikuti jejak Rasulullah Shollallahu’alaihi wassalam dan sahabatnya di negara Indonesia tepatnya di kota Medan ibukota Sumatera Utara.

2.2. Tinjauan Umum

Sepintas Ringkasan Perjalanan Hidup Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi wassalam ( 570 M – 632 M)

Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah telah menggugah Michael H. Hart untuk memposisikan Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wassalam sebagai urutan pertama.

Menurut Michael H. Hart, jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.

Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.

Sebagian besar dari orang-orang yang tercantum di dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat perputaran politik bangsa-bangsa.


(16)

Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru mulai membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang janda berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak tampak petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.

Umumnya, bangsa Arab saat itu tak memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun, Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.

2. Tiga tahun untuk kawan-kawan dekat

Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya, pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.

Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk.

3. Akhir Hidup yang Membahagiakan

Sisa dua setengah tahun dari hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.


(17)

Suku Bedewi punya tradisi turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi, Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.

4. Tongkat Estafet

Ditilik dari sudut jumlah dan ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun 642. Tapi, penaklukan besar-besaran --di bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab-- itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigothic di Spanyol.

Sepintas lalu orang mesti mengira pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732, dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.

5. Penyebaran Agama Lebih Diutamakan

Ternyata, tidak semua penaklukan wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap penganut setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir


(18)

dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru itu merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya: adanya agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.

Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda tanya apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.

6. Laporan Pertanggungjawaban kepada Tuhan

Sebaliknya Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya. Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan.


(19)

Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.

Dari pelbagai peristiwa sejarah, orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia di abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan ini, walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan.

Ini jelas menunjukkan beda besar dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi sudah akan terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam beberapa negara tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi perpecahan yang bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa bahwa persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974. Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara Arab, yang mengambil langkah embargo minyak.

Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi


(20)

yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. 5

5

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah Michael H. Hart, 1978 Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982 PT. Dunia Pustaka Jaya Jln. Kramat II, No. 31A Jakarta Pusat (File hasil kompilasi dari situs Islam media.isnet.org Artikel/ebook lain, dpt di download dlm bentuk file zip/chm di: http://www.pakdenono.com/)

2.3. Tinjauan Khusus

2.3.1. Tinjauan Terhadap Ahlussunnah wal Jama’ah

A. Mereka adalah golongan yang selamat 1. Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai." (Ali Imran: 103)

2. Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:

"Aku wasiatkan padamu agar engkau bertakwa kepada Allah, patuh dan ta'at, sekalipun yang memerintahmu seorang budak Habsyi. Sebab barangsiapa hidup (lama) di antara kamu tentu akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Karena itu, berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa'ur rasyidin yang (mereka itu) mendapat petunjuk. Pegang teguhlah ia sekuat-kuatnya. (Dan hati-hatilah terhadap setiap perkara yang diada-adakan, karena semua perkara yang diada-adakan itu adalah bid'ah, sedang setiap bid'ah adalah sesat (dan setiap yang sesat tempatnya di dalam Neraka)." HR. Nasa'i dan At-Tirmi-dzi, ia berkata hadits hasan shahih).

3. Ibnu Mas'ud meriwayatkan:

"Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam membuat garis dengan tangannya lalu bersabda, 'Ini jalan Allah yang lurus.' Lalu beliau membuat garis-garis di kanan kirinya, kemudian bersabda, 'Ini adalah jalan-jalan yang sesat tak satu pun dari jalan-jalan ini kecuali di dalamnya ter-dapat setan yang menyeru kepadanya. Selanjutnya beliau mem-baca firman Allah, 'Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus maka ikutilah dia janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa." (Al-An'am: 153) (Hadits shahih riwayat Ahmad dan Nasa'i)


(21)

"... adapun Golongan Yang Selamat yaitu Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Dan Ahlus Sunnah, tidak ada nama lain bagi mereka kecuali satu nama, yaitu Ashhabul Hadits (para ahli hadits)."

5. Allah memerintahkan agar kita berpegang teguh kepada Al-Qur'anul Karim. Tidak termasuk orang-orang musyrik yang memecah belah agama mereka menjadi beberapa golongan dan kelompok. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam mengabarkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani telah berpecah belah menjadi banyak golongan, sedang umat Islam akan berpecah lebih banyak lagi, golongan-golongan tersebut akan masuk Neraka karena mereka menyimpang dan jauh dari Kitabullah dan Sunnah NabiNya. Hanya satu Golongan Yang Selamat dan mereka akan masuk Surga. Yaitu Al-Jamaah , yang berpegang teguh kepada Kitab dan Sunnah yang shahih, di samping melakukan amalan para sahabat dan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. 6

6. Menghormati para imam mujtahidin, tidak fanatik terhadap salah seorang di antara mereka.

B. Manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah

1. Setia mengikuti metode Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wassalam dalam hidupnya, serta metode para sahabat sesudahnya.

2. Merujuk kepada Kalamullah dan RasulNya tatkala terjadi perselisihan dan pertentangan di antara mereka, sebagai realisasi dari firman Allah:

“Kemudian jika kamu berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibat-nya." (An-Nisaa': 59)

3. Menjaga kemurnian tauhid.

4. Senang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah, baik dalam ibadah, perilaku dan dalam segenap hidupnya.

5. Tidak berpegang kecuali kepada Kalamullah dan Kalam RasulNya yang maksum, yang berbicara dengan tidak mengikuti hawa nafsu.

7

6

Ebook kitab Al Firqotun Naajiyah karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu dan dicompile dari blogsite www.firqatun-najiyah.co.nr.

7

Di ringkas dari Ebook kitab Al Firqotun Naajiyah karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu dan dicompile dari blogsite www.firqatun-najiyah.co.nr.


(22)

2.3.2. Tinjauan Ringkas Keberadaan Markaz

Lokasi proyek telah ada dan dibangun sejak tahun 1996 oleh ikhwah Salafiyyin Ahlussunnah wal Jama’ah dan guru mereka Al-Ustadz Muhammad Faisal di jalan Panglima Denai Gg. Wakaf no. 16 kecamatan Medan Denai. Ketika itu kajian Islam ilmiah Ahlussunnah wal Jama’ah dimulai dari sepetak Musholla yang berukuran 4x4 M2 di atas tanah wakaf seluas 10x10 M2.

Seiring meningkatnya jumlah Jama’ah yang menuntut ilmu dan mengambil faedahnya kepada Al-Ustadz, mulailah para Jama’ah yang simpati membeli dan mewakafkan lahan di sekitar areal Musholla tersebut lalu mendirikan Yayasan dengan nama Yayasan Al-Mujahadah

Kemudian dibentuklah panitia kepengurusan pembangunan Pusat Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah wal Jama’ah oleh para Jama’ah tersebut dengan cara yang sederhana yaitu sumbangan dana dan tenaga dari

tiap jama’ah yang sering hadir ke majlis ilmu. Di mulai dari pengajian tiap malam, tabung Jum’at, sumbangan para dermawan hingga gaji dari jama’ah di sisihkan sebagian

guna menyukseskan pembangunan ini.

pada tahun 1998 yang dibina oleh Ustadz Faisal sendiri.


(23)

2.3.3. Peta Situasi Lokasi Proyek

Gbr.3 Peta situasi Google map kota Medan

Gbr.4 Peta kec. Medan Denai

Gbr.5 Peta lokasi site jl. Panglima Denai

Gbr.6 Peta massa bangunan site, terlihat pada peta Google mesjid ke-3 belum terbangun

Gbr.8 Rumah Asatidz / pengajar Gbr.7 Masjid ke-3 selesai tahun 2002


(24)

Berdasarkan laporan pemkomedan.go.id, kecamatan Medan Denai berpotensi besar untuk kemajuan dakwah Islam di kota Medan. Karena lokasinya jauh dari keramaian pusat kota yang menyebabkan kerusakan moral.

2.3.4. Tabel Informasi Kec. Medan Denai

Secara umum kec. Medan Denai terbagi menjadi 6 kelurahan, sedangkan lokasi site berada di kelurahan Denai jl. Jermal 4 dengan alamat kantor di jl. Jermal 1.

Data-data existing wilayah Kec. Medan Denai dapat dilihat dari tabel berikut! Tabel 1. Kecamatan Medan Denai terbagi menjadi 6 kelurahan, sumber:pemkomedan.go.id


(25)

Tabel 2. Data umum kec. Medan Denai sumber: pemkomedan.go.id

Tabel 3. Pelayanan umum, sumber: pemkomedan.go.id


(26)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kecamatan Medan Denai belum termasuk wilayah yang merata pembangunannya. Wilayah tersebut masih benar-benar membutuhkan campur tangan pemerintah setempat. Pemerintah dan masyarakat hendaknya saling bahu membahu atau bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan wilayahnya dengan merealisasikan sarana-sarana umum yang paling urgen untuk dibenahi, sehingga tata kota yang terencana agar lebih baik ke depannya.

Tabel 5. Pelayanan perdagangan, sumber: pemkomedan.go.id

Tabel 3. Pelayanan umum, sumber: pemkomedan.go.id


(27)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kecamatan Medan Denai belum termasuk wilayah yang merata pembangunannya. Wilayah tersebut masih benar-benar membutuhkan campur tangan pemerintah setempat. Pemerintah dan masyarakat hendaknya saling bahu membahu atau bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan wilayahnya dengan merealisasikan sarana-sarana umum yang paling urgen untuk dibenahi, sehingga tata kota yang terencana agar lebih baik ke depannya.

2.4. Studi Banding Proyek Sejenis 2.4.1. Darul Hadits Yaman

Tabel 5. Pelayanan perdagangan, sumber: pemkomedan.go.id


(28)

Didirikan oleh Syaikh Muqbil Syaikh Al-Allamah Al-Muhaddits Abu Abdirrahman Muqbil bin Hadi bin Qayidah Al-Hamdany Al-Wadi’I Al-Khilaly rahimahullah ( 1532 -1423 H).

Beliau rahimahullah memulai pelajarannya di Maktab di sebuah desa yang bernama Al-Wathan Damaj Yaman beberapa lama kemudian berhenti karena tidak ada yang membantunya belajar.

Kemudian beliau safar ke Riyadh Saudi Arabia dan tinggal di sana sekitar sebulan setengah. Ketika cuaca Riyadh berubah maka beliau berangkat ke Makkah. Beliau meminta petunjuk kepada sebagian penceramah tentang kitab-kitab yang bermanfaat yang akan beliau beli, maka beliau dinasehati agar membeli kitab Shahih Bukhari, Bulughul Maram, Riyadhush Shalihin, dan Fathul Majid.

Beliau bekerja sebagai penjaga sebuah gedung di Hajun sambil menelaah kitab-kitab tersebut. Beliau sangat tertarik dengan kandungan kitab-kitab tersebut karena apa yang dilakukan manusia di negerinya sangat berbeda dengan yang ada dalam kitab-kitab tersebut.

Setelah beberapa lama beliau pulang ke negerinya Yaman dan mulai mengingkari kemungkaran-kemungkaran yang dilakukan kaumnya. Seperti menyembelih untuk selain Alloh, meminta kepada orang-orang yang sudah mati, membangun kuburan, dan kesyirikan-kesyirikan lainnya.

Reaksi yang muncul dari kaumnya

begitu keras, lebih-lebih dari orang Syi’ah yang memandang Syaikh Muqbil sudah mengganti agamanya sehingga pantas dibunuh. Mereka memaksa Syaikh Muqbil untuk belajar di Masjid Jami’ Al-Hadi untuk menghilangkan syubhat-syubhatnya.

Kemudian beliau berangkat ke Najran dan tinggal di sana selama dua tahun belajar kepada Majduddin Al-Muayyid. Setelah itu berangkatlah beliau ke Makkah bekerja di waktu siang dan belajar di waktu malam.

Ketika dibuka Ma’had Al-Haram Al-Makky beliau mendaftarkan diri dan diterima sehingga beliau menyelesaikan pendidikan Mutawassithah dan Tsanawiyah. Kemudian beliau menuju ke Madinah dan masuk ke Universitas Islam Madinah di Fakultas Da’wah dan Ushuluddin.


(29)

Ketika dibuka Fakultas Pasca Sarjana di Universitas Islam Madinah, Beliau mendaftarkan diri dan diterima.

Risalah Magisternya adalah tahqiq kitab Ilzamat dan Tatabbu’ oleh Al-Imam Daruquthni.

Ketika terjadi fitnah kelompok Juhaiman di Masjidil Haram, beliau rahimahullah dituduh termasuk kelompok mereka sehingga beliau dipenjara dan dipulangkan ke Yaman.

Sesampainya beliau di Yaman, beliau memulai dakhwahnya dengan mengajari Al-Qur’an kepada anak-anak di kampungnya. Beliau dengan gigih mendakwahkan dakwah salafiyah, dakhwah tauhid dakwah yang haq, meski begitu banyak rintangan yang menghadangnya dari kelompok syi’ah, sufiyah, dan sekuler. Beliau rahimahullah mulai dakwahnya dari kampungnya yang kecil yang dikelilingi gunung-gunung tetapi cahaya dakwah beliau memancar hingga ke pelosok-pelosok yang jauh di Yaman.

Dengan pertolongan Alloh ’Azza wa Jalla, kemudian dengan kegigihan beliau mulailah dengan manusia meninggalkan kesyirika-kesyirikan dan kemungkaran-kemungkaran yang sebelumnya merupakan kebiasaan mereka sehari-hari.

Ketika dakwah beliau mulai terdengar ke seluruh penjuru, berbondong-bondonglah manusia menuju tempat beliau untuk mengambil ilmu. Datanglah para penuntut ilmu dari daerah-daerah sekitarnya, bahkan dari luar negeri Yaman seperti Mesir, Kuwait, Haramain, Najd, Libia, Al-Jazair, Maghrib (Maroko), Turki, Inggris, Indonesia, Amerika, Somalia, Belgia, dan negeri-negeri lainnya.

Gbr. 11 salah satu rumah penduduk Yaman


(30)

2.4.2. Islamic Center Ujung Pandang

Lokasi lahan : Pusat kota Ujung Pandang Luas lahan : 10 Ha

Luas Bangunan : 40.000 M2

Konsep pembangunan Islamic Center Ujung Pandang memiliki 4 kriteria fisik yaitu monumental, mencerminkan ciri tradisional daerah setempat, arsitektur berwarna Islam dan fungsional.

Kompleks ini memiliki mesjid seluas 10.000 yang dilengkapi dengan perpustakaan, aula seluas 18.000, bangunan pendidikan seluas 18.000, gedung pendidikan lanjutan, perpustakaan dan asrama. Orientasi kea rah kiblat dan tiap massa bangunan dihubungkan oleh selasar. Interior masjid dihiasi dengan ornament-ornament geometris, kaligrafi dan hiasan tradisional dalam bentuk floral.

Hal-hal yang dimanfaatkan:

• Pemakaian selasar yang menghubungkan massa-massa bangunan dalam kawasan Islamic Center.

• Pemakaian Plaza sebagai Space penerima.


(31)

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1. LATAR BELAKANG TEMA

Latar belakang pemilihan tema Arsitektur Islam pada kasus proyek ini berhubungan erat dengan tujuan proyek Pengembangan “Pusat kajian Islam Ilmiah” Ahlussunnah wal Jama’ah Medan ini yaitu :

a. Untuk merancang suatu desain bangunan arsitektur yang bernilai Islami dalam mewadahi aktivitas Pengembangan “Pusat kajian Islam Ilmiah” Ahlussunnah wal Jama’ah Medan yang memiliki karakteristik yang mempresentasikan bentuk-bentuk yang bersandar pada konsep-konsep dasar ajaran Islam.

b. Menciptakan lingkungan yang bernuansa Islami.

Arsitektur sangat dekat dengan manusia. Arsitektur dalam konteks habitat, mewadahi berbagai kegiatan budaya manusia, kepercayaan, dan religiutasnya sebagai makhluk ciptaan Khaliknya.Unsur-unsur arsitektur menjadi tanda yang memilah ruang ke dalam bagian-bagian tertentu sesuai dengan fungsi dan makna yang dikandungnya. Islam telah menyumbangkan perannya dalam memperkaya khazanah perancanaan lingkungan binaan, khususnya arsitektur religious. Dalam arsitektur rreligious, hubungan antara pengalaman religious dangan ruang dan bentuk suatu lingkungan binaan dipahami lewat suatu analisis kritis.

Pada terminology ke-Islaman, Arsitektur tidak terlepas dari sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai mental structure muslim. Konsep seorang muslim tentang Iman, Ibadah, dan Ihsan (dogma, ritual, dan ethic), pada akhirnya melahirkan bentuk tertentu dalam bentuk fisik Arsitektur. Dengan memperkaya preseden bentuk yang telah dikenal selama ini, dan menggali potensi local untuk memperkuat karakter komunitas muslimnya. Arsitektur diharapkan dapat berperan dalam mendekatkan masyarakat muslim dengan kesempurnaan nilai-nilai Islam.

Secara sederhana faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalm mewujudkan suatu karya Arsitektur yang merefleksikan budaya muslim, dikelompokkan dalam urutan sebagai berikut:

 Ajaran Islam

 System sosial (control sosial) jamaah

 Ekosistemnya, seperti klimatologis, ekologis, geografis, dan lain-lain.


(32)

Aqidah Islam/Ajaran Islam adalah factor pertama landasan berpikir muslim yang dapat dikembangkan, hal ini dibuktikan dengan lahirnya bergam rumusan pendekatan suatu karya Arsitektur yang merefleksikan budaya Muslim. Rumusan tersebut antara lain :

1. Prinsip Perencanan Ruang Kota Islam Hakim

Besim Salim Hakim (1986) menyimpulkan sejumlah nilai dan pedoman etika sosial dalam membangun ruang perkotaaan. Menurutnya hukum Islam berpengaruh terhadap bentuk-bentuk kota Islam dengan prinsip sebagai berikut :

Harm, yaitu tempat dimana hak personal lainnya dihormati secara penuh.

Interdependency, berkaitan dengan tanggung jawab masyarakat.

Privacy

Original Usage, berhubungan dengan kondisi asli yang dipelihara.

Building height, berkaitan ketinggian bangunan yang selaras dengan lingkungan.

Respect, berupa kapercayaan dan penghormatan.

Keindahan tanpa kesombongan. 2. Konsep Ruang Terbuka Islam Al Faruqi

Islam memandang alam sebagai sesuatu yang nyata dan berguna. Al Faruqi mencoba untuk mengamati sudut pandang Islam terhadap bentang alamnya. Dalam bukunya, “The Culural Atlas of Islam “, menulis bahwa esensi alam dalam Islam dinyatakan sebagai prinsip :

Provanity (keduniaan)

Credtedness (kepenciptaan)

Orderliness (keteraturan)

Porposiveness (kesengajaan)

Subservience (ketaatan)

Baik Hakim maupun Al Faruqi, keduanya mengemukakan bahwa ekspresi fisik lingkungan binaan masyarakat muslim lahir dari konsep pemahamannya akan Islam. Dalam hal ini Islam tidak hanya merupakan Agama , tetapi juga Sistem (pandangan hidup komunitas Islam)

Bila dilihat dari tujuan pengadaan proyek Pengembangan “Pusat kajian Islam Ilmiah” Ahlussunnah wal Jama’ah Medan ini, yakni mengembalikan nilai-nilai Islam ke tengah masyarakat melalui penataan ruang dan bentuk bangunannya, maka tema yang diangkat


(33)

adalah : Arsitektur Islam, dengan pembatasan tema melalui Sub Tema yaitu : Penerapan

Bentuk-bentuk Geometris Dalam Arsitektur Islam.

3.2. TINJAUAN UMUM 3.2.1. Pengertian Tema

a. Pengertian Tema

Pengertian Arsitektur Islam

Arsitektur:

• Adalah mendirkan bangunan dilihat dari segi keindahan.8 • Adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia9 • Islam :

Pengertian menurut etimologi dan lugowiyah/harfiahnya : Islam adalah kata dalam Bahasa Arab : Aslama

Aslama berarti : taat dan berserah diri pada Allah, atau menganut Islam.

Kata dasarnya ialah Salima , berarti : sejahtera, tidak tercela, tidak bercacat. ‘Islam’ adalah agama yang diturunksn oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya dan dengan sesamanya.

Arsitektur Islam adalah :

menurut Ir. Ahmad Noe’man, Arsitektur Islam adalah :

Gagasan – gagasan serta karya Arsitektur yang sesuai dengan pandangan islam tentang Arsitektur.

Pendapat seorang arsitek, Ir. Adhi Mursied mengatakan Arsitektur Islam adalah: hasil karya individu muslim maupun masyarakat muslim, untuk kepentingan hidup mereka agar dapat melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya, sehingga esensi dasar dari sebuah arsitektur yang islami, adalah adanya pemanfaatan bagi ummatnya.( pendapat ini dibantah oleh Prof. Ir. Nawawiy Loebis, bahwasanya bukan merupakan hasil karya individu muslim saja akan tetapi hasil karya

8

Bouwkundige Encycclopedi 9 Van Romondt


(34)

nonmuslim juga ini trbukti dengan dibangunnya sebuah masjid di Roma dengan arsiteknya dari nonmuslim, red.)

Asal mula pertumbuhan Arsitektur Islam terjadi pada masa Nabi Muhammad

SAW dan Khulafa Ar-Rasyidin. Pada awalnya Arsitektur Islam itu sebagaimana

terlihat pada Masjid, yang bukanlah bangunan megah seperti yang tampil pada masa kejayaannya, melainkan sederhana dan bersahaja. Pada masa perkembangan selanjutnya, selain perkembangan arsitektur Masjid yang dimulai dari bentuk yang sederhana sampai perkembangannya menjadi beraneka ragam dalam bentuk serta coraknya, seperti penambahan kelengkapan bangunan Masjid dengan menara10

Penerapan

, bentuk Masjid yang semula beratap rata sampai mengembang ke arah lengkung (konstruksi lengkung) dan kubah yang kemudian pada saat ini, bentuk tersebut selalu dihubungkan dengan cirri simbolis yang khas bangunan Islam dan kadang-kadang dilengkapi dengan bentuk relief (ornament kaligrafi).

Arsitektur dalam Islam adalah bagian dari satu proses penterjemahan pesan-pesan Ilahi ke dalam konteks kehidupan dunia, yang selalu membuka diri terhadap perkembangan, sejauh mana masih berkesesuaian denga ajaran Islam. Proses penterjemahan atau transformasi yang cenderung dipandang sebagai proses ijtihad, dimana ijtihad merupakan proses berfikir untuk menterjemahkan konsep-konsep ajaran Islam dalam kehidupan. Oleh karena itu proses perencanaaan dan perancangan pada proyek ini memerlukan suatu pemikiran tersendiri dalam mengintegarsikan nilai-nilai ajaran Islam ke dalam bangunan.

b. Pengertian Sub Tema

Pengetian “Penerapan Bentuk-bentuk Geometris Dalam Arsitektur Islam”.

Pemakaian, pelaksanaan, pengamalan11 • Bentuk-bentuk

Wujud; karakter yang khas.12 • Geometris

Beraturan, seimbang, tepat sisi, simetris13

10

Y.B. Mangun Wijaya, 1992, Pengantar ke Ilmu Budaya dan Bentuk Arsitektur, Sendi-sendi Filsafatnya.

11

Poerwadaminta. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

12


(35)

Dalam

Di, pada14

Arsitektur Islam

Gagasan serta karya arsitektur yang sesuai dengan pandangan Islam.

Penerapan Bentuk-bentuk Geometris Dalam Arsitektur Islam terhadap proyek

Pengembangan “Pusat kajian Islam Ilmiah” Ahlussunnah wal Jama’ah Medan, maksudnya adalah pemakaian/pentransformasian wujud (karakter) yang baraturan (seimbang) yang terdapat dalam Arsitektur Islam pada proyek Pengembangan “Pusat kajian Islam Ilmiah” Ahlussunnah wal Jama’ah Medan yang akan dibangun.

3.2.2. Interpretasi Tema

a. Interpretasi Tema : Arsitektur Islam

Dari rumusan tema yang diuraikan untuk mendukung perancangan pada proyek ini, maka perlu adanya tafsiran lebih lanjut. Hal ini di maksudkan untuk mendekatkan semua pendapat dan mencari benang merah yang dapat lebih jelas mengarahkan pada proses disain arsitektur. Bentuk aplikasi tema terhadap fisik bangunan di terapkan pada perancangan lingkungan binaan Pengembangan “Pusat kajian Islam Ilmiah” Ahlussunnah wal Jama’ah Medan, dengan pendekatan-perndekatan sebagai berikut:

a. Pendekatan Privasi

Al-Qur’an menyerukan agar seorang muslim menghormati privasi pihak lain. Pada Qur’an surat Al-Ahzab:53, dikatakan :































































13

Poerwadaminta. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

14


(36)















































































“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah nabi kecuali bila kamu

diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu nabi lalu nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. apabila kamu meminta

sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih Suci bagi hatimu dan hati mereka. dan tidak boleh kamu menyakiti (hati)

Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.”

Ayat ini menjadi dasar bagi pelaksanaan interaksi antara perempuan dan laki-laki dalam Islam. Pada konteks arsitektur,ini dapat disampaikan dengan menjaga dan memperhatikan system hirarki ruang berdsasarkan sifat keprivasiannya dan mengembangkan bufer-bufer pada sekat-sekat ruang

b. Hubungan Keterkaitan

Islam mengarahkan muslim untuk menjaga hubungan baik kepada sesama manusia lewat silaturahmi. hal nini terdapat pada surat Al-Mumtahanah:8
































(37)













“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada

memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

Dalam kaitannya dengan pesan tersebut, maka arsitektur mewadahi kegiatan silaturahmi dalam ruang-ruang public yang kondusif untuk terjadinya suatu interaksi sosial yang Islami.

c. Sikap Terhadap Masyarakat Sekitar

Sebagai bagian dari masyarakat seorang muslim mempunyai hak-hak atas apa yang diusahakannya, termasuk harta. Secara eksplisit Al-Qur’an mengatakan pada surat Asy Syu’araa:183





















“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka

bumi dengan membuat kerusakan”

Arsitektur mengambil sikap kontekstual terhadap lingkungan setempat sebagai salah satu cara menangkap pesan ini. Secar arsitektural hal ini dapat dilihat dengan membangun sarana yang sifatnya menghormati kepentingan dan kebutuhan masyarakat sekitar. Ruang luar dan ruang public di rancang dengan akses terhadap kebutuhan masyarakat

d. Sikap Terhadap Lingkungan Alam Pada surat Huud: 85 Allah berpesan:
































(38)

“ Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah

kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.”

Alam yang alami sering menyentuh kepekaan manusia akan kebesaraan sang pencipta. Dengan begitu, alam adalah sarana bagi kita untuk bertafakur dan mensyukuri nikmat-nya.

Di Indonesia yang beriklim tropis, kesempatan untuk mengekspos efek-efek yang dihadirkan oleh iklim sangatlah besar. Lewat suatu sikap yang bersahabat terhadap alam banyak sekali peluang arsitektural yang dapat di rancang lewat penyesuaian iklim, kondisi lahan, dan menghadirkan unsur alam seperti cahaya, air, kekayaan tekstur, dan lain-lain.

e. Nilai Estetika

Islam menempatkan keindahan sebagai suatu hal yang sangat penting. Keindahan yang tercipta pada dasarnya adalah sarana untuk beribadah hanya kepada Allah. Banyak bangunan yang bertemakan keislaman menjadikan seni kaligrafi sebagai pilihan ornamentasi. Selain itu bentuk geometri dasar teraplikasikan dalam bentuk gubahan masa yang sederhana dan konfigurasi kerangka bukaan. Selain itu juga dalam konteks arsitekstur, ini di aplikasikan pada perancangan yang menampilkan keindahan bentuk, kelogisan system ruang, serta kejelasan system sirkulasi, namun tidak berlebihan.

f. Keteraturan

Selama seorang muslim hidup selama itu pula ia mengasah akalnya dengan berbaai macam hikmah. Fenomena-fenomena hukum alam yang selalu di jumpainya adalah bekal yang sangat kaya.

Ketika bersikap dalam arsitekturpun sesungguhnya wujud perancangan hanyalah cara kita menafsirkan hukum alam. Sikap ini di temui dalam bentuk denah mesjid yang persegi sebagai refleksi dari ruang yang diperlukan untuk proses ritual ibadah serta berorientasi kekekiblat. Bisa juga kita jumpai pada pilihan struktur atap miring di daerah tropis yang curah hujannya tinggi. Dan penempatan bukaan yang tepat untuk mengurangi beban energy listrik yang di keluarkan dalam penerangan atau pengkondisian udara.


(39)

Perkembangan Islam beradaptasi dengan unsur budaya setempat telah mengakar dengan segala keragaman (budaya Hindu dan Budha) yang telah dianut, dimiliki serta diresapi. Justru peradaban setempatlah yang mewujudkan bentuk dan rupanya.

Di dalam ajaran Islam tidak mengatur adanya symbol-simbol atau bentuk yang memberikan ciri khas tertentu, dimana Islam tidak memberikan suatu standarisasi atas bentuk-bentuk arsitektur. Ungkapan fisik merupakan sebuah pemmikiran yang memberikan andil dalam arsitektur serta memberikan manfaat bagi umat manusia.

Islam adalah sebuah agama yang dipeluk oleh sebuah masyarakat yang majemuk, hal inilah yang membuat agama islam menjadi amat kaya dengan berbagai interpretasi dan konsepsi ruang yang berbeda-beda. Juga perlu diketahui bahwa kemajemukan inilah yang menjadi kekuatan dan kekayaan Islam (DR. Nasir Tamara).

Dengan demikian perwujudan bentuk dari Arsitektur Islam dengan memperhatikan beberapa perumusan15

1. Bahwa upaya mencari “konsepsi Arsitektur Islami” dapat dicapai dengan jalan menggali dari sumber dasarnya, yakni Al-Qur’an dan Hadist.

adalah sebagai berikut :

2. Beberapa batasan tentang Arsitektur Islam adalah sebagai berikut : • Sebagai produk dunia Islam pada zamannya

• Arsitektur yang mengatur tatanan dan nilai jiwa (spirit) Islam

3. Islam tidak pernah memberikan nilai yang “negatif” terhadap perkembangan arsitektur pada umumnya. Arsitektur Islam terwujud dengan harapan agar nilai tersebut orang dapat lebih meningkatkan nilai hidupnya sebagai hamba Allah yang taqwa.

Peranan Arsitektur Islam16

15

Diskusi Islami KMTA UGM “Mencari Konsepsi Arsitektur Islami”, Yogyakarta, 1982

16

Amhar, Fahmi., dr., Ing.,

Berbicara arsitektur Islam, orang sering teringat pada bangunan-bangunan peninggalan sejarah keemasan Islam, dari ujung Barat (Cordoba di Spanyol) melewati Istanbul di Turki, Samarkand di Asia Tengah, hingga ke ujung timur seperti di Ternate di Indonesia.


(40)

Yang sering menjadi titik perhatian adalah bangunan seperti masjid atau yang serupa (Masjid Cordoba, Aya Sofia, Masjid Sultan Ahmet), namun juga sekolah (Al-Azhar) dan istana (Topkapi Palace).

Dalam era modern, arsitektur Islam diasosiasikan dengan arsitektur gaya timur tengah lengkap dengan lengkung-lengkung bak sebuah masjid dan hiasan kaligrafi di sekujur dinding.

Namun bila kita cermati, apa yang menonjol di atas belum memberikan secara lengkap makna di balik istilah “arsitektur Islam” – yang semestinya adalah suatu rancang bangunan yang didasari oleh aqidah Islam dan memenuhi norma-norma dalam syari’at Islam. Ini berarti, tujuan dibuatnya bangunan itu adalah comply atau sesuai dengan tujuan syari’ah atau maqashidus syari’ah, yakni: melindungi jiwa, harta, keturunan, agama, akal, kehormatan, keamanan, dan Negara.

1. Arsitektur yang melindungi Jiwa

Suatu bangunan harus mampu melindungi seseorang dari berbagai potensi yang mengancam jiwa, seperti:

- ancaman cuaca, termasuk banjir; artinya arsitektur suatu rumah dapat disebut islami bila penghuninya bisa merasa tenang tidak akan kebanjiran tiba-tiba tatkala mereka tidur nyenyak. Kekuatan atap dan saluran air hujan cukup untuk menghadapi hujan terlebat. Dan idealnya rumah tersebut memang di lokasi bebas banjir. Namun manakala lokasi itu memang rawan banjir, maka harus dipikirkan mekanisme teknis untuk menangkalnya – misalnya dengan rumah panggung, rumah ponton, atau rumah yang dilengkapi pompa otomatis.

- bencana alam seperti gempa dan tsunami; hampir sama dengan ancaman cuaca, artinya konstruksi rumah tersebut harus dibuat tahan gempa dan tsunami.

- risiko kebakaran; artinya bangunan itu dibuat dengan bahan-bahan tahan api, atau dengan alat-alat pendeteksi dini kebakaran, pemadam api otomatis atau jaringan listrik yang bebas overload dan berrisiko hubungan pendek yang memicu kebakaran.


(41)

- ancaman hama dan binatang buas; ini artinya desain rumah itu sedemikian rupa sehingga tidak perlu ada binatang tak diundang masuk dan berrisiko kesehatan, mulai dari srigala, ular, tikus hingga ke lalat atau nyamuk. Untuk yang terakhir ini bisa menggunakan jaring kasa atau tanaman spesial yang mampu menghalau serangga.

- ancaman polusi, baik yang berasal dari luar maupun dalam; artinya polusi udara dari luar tidak masuk ke dalam, dan pada saat yang sama udara kotor di dalam (terutama dari dapur) dapat berganti dengan udara segar – perlu sistem ventilasi yang baik, yang sewaktu-waktu dibutuhkan dapat dibuka-tutup dengan cepat. Sementara itu bahan-bahan yang digunakan dalam konstruksi (termasuk cat) juga harus yang ramah lingkungan dan ramah kesehatan. Pendek kata arsitektur di sini berupaya agar bangunan benar-benar aman dan sehat.

2. Arsitektur yang melindungi Harta

Suatu bangunan harus mampu melindungi harta penghuninya, baik langsung maupun tak langsung. Melindungi langsung telah jelas, yakni tidak memberi kesempatan tanga jahil untuk usil; sedang tak langsung artinya bangunan itu dirancang sedermikian rupa sehingga hemat dalam pemanfaatan dan pemeliharaannya. Dia hemat energi, karena letak ruang-ruangnya juga optimal dalam mendukung fungsi bangunan, serta optimal menggunakan cahaya alam atau udara segar, tak perlu banyak lampu atau AC. Kalaupun menggunakan lampu listrik atau AC akan dipilih yang hemat energi.

3. Arsitektur yang melindungi Kehormatan

Suatu bangunan harus memiliki tempat privacy, di mana berlaku syari’at yang berbeda dengan tempat yang mudah diakses (dilihat / dimasuki) publik. Pada tempat inilah wanita tidak wajib mengenakan jilbab atau kerudung. Dengan demikian kehormatan mereka

terjaga. Artinya keberadaan pagar, dinding luar atau bentuk dan jenis jendela menjadi penting.

Pada ruang privat inipun, ada kamar yang terpisah antara suami istri dengan anak-anaknya, dan antara anak laki-laki dengan anak perempuan, sehingga masing-masing dapat tumbuh normal sesuai syari’at tentang ijtima’. Ada pula ruang untuk menampung tamu atau


(42)

anggota keluarga yang boleh aurat wanita lain di dalam rumah itu. Pada rumah yang cukup besar, pemisahan ini bisa sampai pada ruang rekreasi dalam rumah, misalnya kolam renang.

Pada masa lalu – di istana para bangsawan, daerah para wanita ini sering disebut “harem” – yang arti sesungguhnya adalah kawasan yang tidak boleh dimasuki sesuka hati oleh lelaki yang bukan mahram.

4. Arsitektur yang melindungi Keturunan

Terkait dengan di arsitektur yang melindungi kehormatan adalah arsitektur yang melindungi keturunan. Anak-anak harus dapat dibesarkan secara islami dan sehat dalam rumah itu. Ada ruang yang cukup agar anak-anak dapat bermain, berkreasi dan mengembangkan seluruh potensinya, baik kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Pada area yang cukup luas, perlu untuk membuatkan semacam ruang anak (Kidsroom) tempat dia berlatih seperti melukis, bernyanyi, menari, olahraga, komputer, eksperimen sains dan sebagainya. Setidaknya setiap anak mendapat tempat belajar yang nyaman dan kondusif.

Selain itu, harus dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan kecelakaan di dalam rumah karena terguling di tangga atau terbentur sudut runcing dapat dihindari.

5. Arsitektur yang melindungi Agama

Agama adalah hal yang terpenting untuk diwariskan pada anak. Ini artinya kehidupan religius harus benar-benar ada di rumah. Jangan jadikan rumahmu kuburan – kata Nabi – dirikan sholatlah sunat di rumah. Secara arsitektoris sebaiknya ada tempat khusus untuk taqarrub (ritual agama), seperti tempat meditasi, yaitu mushola berikut tempat wudhunya. Mushola ini bisa untuk sholat berjama’ah, taddarus atau diskusi agama. Di dalam mushola pula bisa ditaruh perpustakaan buku-buku agama. Bahkan bila mushola ini cukup besar bisa untuk aktivitias pengajian bersama tetangga.

Selain ruang khusus seperti ini, suasana di rumah juga bisa dibuat lebih melindungi agama dengan menaruh kaligrafi atau pesan-pesan moral.


(43)

6. Arsitektur yang melindungi Akal

Setelah arsitektur menguatkan sisi nafsiyah dengan suasana religus, maka fungsi rumah perlu untuk juga menguatkan akal. Jadilah rumah yang cerdas dan mencerdaskan. Mirip dengan fungsi sebelumnya, di sini perlu ada ruang untuk mengembangkan diri dan meningkatkan ilmu di mana orang merasa nyaman belajar atau meningkatkan wawasannya. Hal itu bisa berupa ruang multimedia (ada TV, internet, …) atau perpustakaan, atau sekedar ruang baca dan belajar. Suasana belajarpun perlu dipupuk dengan memasang hiasan-hiasan dinding yang merangsang berpikir.

7. Arsitektur yang melindungi Keamanan

Secara umum sebuah bangunan harus mampu memberikan rasa aman, baik dari yang mengancam jiwa, harta, kehormatan, keturunan agama, maupun akal. Karena itu perlu ada beberapa konsep keamanan yang harus dipikirkan. Pada umumnya konsep yang telah banyak dimengerti adalah keamanan jiwa dan harta. Namun kalau hanya konsep ini saja yang diterapkan, maka rumah akan menjadi benteng. Amannya hanya dari gangguan eksternal. Sebaiknya memang konsep ini mengintegrasikan juga yang lain. Rumah jadi aman luar dalam. Di dalam tidak ada resiko pada kehormatan, keturunan, agama maupun akal.

8. Arsitektur yang melindungi Negara

Melindungi negara harus dibangun dari bawah., dari kerukunan antar tetangga. Mereka satu sama lain akan saling melindungi. Ini artinya, arsitektur harus sedemikian rupa sehingga tidak mengisolir rumah dari tetangganya. Justru seharusnya, arsitektur membuat antar tetangga bisa akrab, saling menyayangi sehingga timbul ukhuwah. Fungsi ini harus bisa terpenuhi tanpa berbenturan dengan fungsi lainnya (misalnya fungsi melindungi kehormatan).


(44)

APLIKASI PADA BENTUK DASAR FISIK BANGUNAN

- Sruktur

- Ruang

- Ornamen

HABLU MINALLAH HABLU MINANNAS

AGAMA ISLAM

Sumber: Tuhan Sifat: Tidak nyata

Konsep dasar

1. Al-Qur’an 2. Al-Hadiist 3. Ijma’ sahabat 4. Qiyas

Kebudayaan

Sumber: manusia Sifat: nyata


(45)

BAB IV

ANALISA

4.1. ANALISA FISIK

4.1.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan

A. Analisa Lokasi Tapak dalam Skala Kota dan Region

Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar (265,10 Km 2 ) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut.

SITE

Gambar.13 Lokasi tapak dalam skala kota dan region Sumber ; Hasil Olah Data Primer


(46)

B. Program Ruang 1. Ruang Majlis Ta’lim

Diasumsikan jumlah pengunjung maksimal 3000 orang. Berdasarkan kepmen PU No. 378

Untuk luasan lantai bruto tiap jama’ah 1,2 m2. 3000x1,2=6000m2.

Ruang majlis ta’lim ini adalah fungsi lain dari masjid.

2. Ruang Masyaikh

Masyaikh adalah para ulama yang membimbing sekaligus membina para jama’ah ketika berada di majlis ta’lim maupun di luar majlis ta’lim. Diasumsikan jumlah ulama yang membimbing adalah sebanyak 8 orang berdasakan keilmuan di sebuah bidang agama.

Bidang fiqih 3 x 36 m2= 108 m2

Bidang mustholah hadits 3 x 36 m2 = 108 m2 Bidang tahfidz al qur-an 2 x 36 m2= 72 m2 R. Tamu 36 m2

K. Mandi 3 x 1,2 m2 = 36 m2 Sirkuliasi 20 %

3. Ruang Asatidz

Asatidz adalah para ustadz yang mendapat bimbingan untuk mengajarkan para thullabul ‘ilmi jika para masyaikh berhalangan untuk mengisi majlis ta’lim. Dialihfungsikan sebagai ruang rapat dan membahas ilmu-ilmu agama.

Diasumsikan jumlah para ustadz sebanyak 30 orang. 30 x 16 m2 = 480 m2

K. Mandi 3 x 1 m2 = 3 m2 R. Tamu 36 m2

Srkulasi 20%

4. Tempat tinggal Masyaikh

Tempat tinggal masyaikh adalah sebuah rumah tinggal pribadi bersama keluarganya. 8 x 100 m2 = 800 m2


(47)

5. Tempat tinggal asatidz

Tempat tinggal asatidz adalah sebuah rumah tinggal pribadi bersama keluargnya. 30 x 60 m2 = 1800 m2

6. Tempat tinggal thullabul ‘ilmiy (para penuntut ilmu) yang berasal dari jauh

Tempat tinggal yang disewakan bagi para penuntut ilmu yang sudah berkeluarga. Diasumsikan dihuni sebanyak 200 kepala keluarga.

200 x 36 m2 = 9000 m2

7. Tempat tinggal yang belum berkeluarga adalah ebuah pemondokan.

Diasumsikan sebanyak 1500 orang. 1500 x 6 m2 = 9000 m2

8. Ruang Akhwat

Kapasitas 1000 orang

Hall (0,6 – 0,9 m2/orang) = 350 m2 Lobby (0,1 – 0,5 m2/orang) = 200 m2

Gudang = 30 m2

Sirkulasi 30% = 143 m2

9. Aula

Kapasitas 2000 orang

Hall (0,6 – 0,9 m2/ orang) = 350 m2 Lobby (0,1 – 0,5 m2/orang ) = 200 m2 Gudang = 30 m2 Irkulasi 30% = 143 m2

10. Tempat wudhu’

Tempat wudhu’ ikhwan adalah sebuah bak besar berukuran 600 m2. Tempat wudhu’ akhwat adalah sebuah bak berukuran 600 m2. Wc dan kamar mandi ikhwan diasumsikan sebanyak 20 orang. 20 x 1 = 20 m2


(48)

Wc dan kamar mandi akhwat diasumsikan sebanyak 20 orang 20 x 1 = 20 m2

Sirkulasi 20 %

11. Ruang tasjilat (audio rekaman)

Digunakan untuk merekam kajian-kajian yang berlangsung = 20 m2

12. Perpustakaan umum

Perpustakaan bersikan kitab-kitab kuning ( bahasa Arab tanpa baris). Diasumsikan sebanyak 800 pengunjung.

800 x 1,5 m2 = 1200 m2 Sirkulasi 30 %

13. Fasilitas penunjang

Dapur umum = 20 m2 Gudang = 6 m2 Telepon umum = 12 m2 Warnet = 12 m2 Poliklinik = 50 m2

4.1.2. TEMA 1. Ajuan Tema

Tema yang sesuai untuk proyek ini adalah Arsitektur Islam.

2. Elaborasi Tema

Arsitektur Islam, dari kata penyusunannya dapat diurikan sbagai berikut:

1. Arsitektur

• Ilmu dan seni merancang bangunan, kumpulan bangunan, serta struktur yang fungsional. (pesantren online)

• Arsitektur merupakan lingkungan buatan yang tidak hanya menjembatani antara manusia dan lingkungan total, melainkan sekaligus merupakan wahana ekspresi cultural, untuk menata kehidupan jasmaniah, psikologis dan social manusia. (Arsitektur, Manusia, dan Pengamatannya).


(49)

2. Islam

• Pasrah; patuh; tunduk; menyerah. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Purwadaminta, Balai Pustaka, Jakarta, 1996)

• Kepercayaan/agama yang dianut oleh orang muslim. (firman Allah:” Hari ini Aku sempurnakan agamamu dan Aku lengkapkan nikmat-Ku padamu dan rela Islam itu sebagai agamamu. (QS. Ali Imran:110)

Islam dapat juga berarti sebagai suatu pedoman hidup (kepercayaan) yang dianut oleh para kaum muslimin dengan pernyataan Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad adalah utusanNya dan tunduk patuh pada perintah Allah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Arsitektur Islam adalah:

• Arsitektur Islam merupakan hasil karya seni individu maupun masyarakat muslim, untuk kepentingan hidup mereka aar dapat melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya, sehingga esensi dasar dari sebuah arsitektur yang Islami adalah pemanfaatan bagi umatnya (Ir. Adhi Murseid)

• Arsitektur Islam adalah gagasan-gagasan dan karya-karya arsitektur yang sesuai dengan pandangan Islam tentang arsitektur. (Ir. Ahmad Noeman, IAI).

• Arsitektur Islam adalah suatu ilmu dan sni merancanga bangunan atau sekumpulan bangunan fungsional, akomodatif terhadap manusia, yang diranang berdasarkan kaidah estetika Islam, suatu kaidah yang bertolak dari pengakuan akan keesaan Allah Subhanahu wa ta’ala.

3. Studi Banding Tema Sejenis

1. Pondok Pesantren Pabedan Magelang

Secara tata letak, pesantren ini juga merupakan wilayah / kampung penduduk sekitar. Lingkungan pondok dan lingkungan masyarakat merupakan satu kesatuan. Mereka menyebutnya benteng hidup. Prinsip penataan lingkungan seperti ini sudah sejak lama diterapkan. Filosofi religi yang berdasarkan ayat-ayat suci Qur’an, dalam hal ini surat al-Alaq yang artinya “bacalah” diterapkan pada olah penataan massa bangunan yang dimulai dari perpustakaan pada bagian Timur pesantren, kemudian halaman dan masjid pada tengah areal dan diakhiri pada wilayah yang paling Barat yakni perkuburan. Hirarki ini menyratkan sebuah perjalanan hidup manusia sejak diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dari lahir,


(50)

besar dan berbaur dengan masyarakat luas, membaca dan menghormati proses hidup yang sesuai dengan prinsip dan nilai islami, hingga sampai titik ajal menjemput.

Zoning micro membagim jelas antara wilayah santri putri dan santri putra, mengutamakan wilayah suci dan privacy. Termasuk dalam sistem belajar mengajar, pembagian rang belajar dibedakan sesuai dengan mahromnya (jenis kelamin). Gedung belajar putri bagian Selatan dan gedung belajar putra pada bagian Utara. Seluruh massa bangunan juga diorientasikan membujur ke arah kiblat. Dengan harapan secara hakkat dapat selalu mengingat dan mempengaruhi secara psikologis kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kesemuanya juga merupakan penghargaan terhadap wajah kawasan dan tetap mempertahankan image desa yang asri.

Pesantren ini terletak di sebuah desa bernama Mungkid di Kecamatan Muntilan, 12 Km Selatan Kabupaten Magelang. Di seputaran tahun 70-an, tanpa dinyana, mendapat sebuah penghargaan Internasional di bidang Arsitektur, Aga Khan Award for Architecture – The First Award Cycle, 1978 – 1980. bernama sama dengan desa keberadaannya, secara arsitektural sejujurnya pondok pesantren Pabelan bisa dibilang terlalu sederhana. Namun yang menjadi pokok perhatian para juri dari berbagai negara tersebut adalah bagaimana keberadaan produk arsitektural tersebut mampu mempengaruhi dan mengangkat harkat lingkungannya.

2. Gedung Sekolah al-Azhar Syifa Budi, Bandung

Lahan di kompleks sekolah al-Azhar ini memiliki topografi unik, berupa bukit berbentuk “jazirah”dengan sungai di sebelah Barat dan jalan raya d sebelah Tenggara. Site plan ini lahir dari menyingkap “genius loci” (jiwa dari lahan) yang khas ini. Dari jalan raya, ujung lahan tampak seperti ujung “jazirah” dan diujung itu ditempatkan minaret (menara). Minaret menjadi landmark atau “mercu suar” sekaligus mercu “siar” bagi lingkungan. Tetapi minaret dirancang dengan bersahaja, idak menonjolkan diri, melainkan seperti tonggak (tungkul) yang tumbuh wajar di ujung semenanjung. Minaret di-“tanam” ke tanah dengan ruang serba guna sebagai dasarnya. Dari jalan, ruang iniseperti terbenam dalam tanah. Namun dari dalam kompleks, ia berada satu level dengan halaman.

Dua sumbu utama menjadi “pengatur” susunan massa. Minaret adalah fokus dari sumbu yang satu, dimana suatu “mall” (atau pelataran pajang) menjadi sirkulasi utama yang menghubungkan TK, SD, SMP, SMA, Mesjid, dan Ruang Serba Guna. Di ujung yang lain dari sumbu ini terdapat menara air. Kedua “menara” ini menjadi tanda dari dua dimensi, ukhrowi (akhirat) dan duniawi. Sumbu yang lain adalah arah kiblat. Sirkulasi pada sumbu


(51)

kiblat ini membawa kita dari gerbang masuk, lalu turun di tangga-tangga, dan berujung pada sebuah amphiteatre dengan sungai di belakangnya.

Massa bangunan dirancang terintegrasi dengan landscape yang berkontur. Bangunan kelas-kelas dengan variasi lantai(2 sampai 4 lantai) mengikuti kontur yang melandai ke arah sungai Cisudimampir. Makin rendah tanahnya, makin banyak jumlah lantainya. Zona sekolah membentuk ruang terbukayang menghadap ke sungai yang juga erupakan arah kiblat. Dengan demikian, susunan bangku dalam kelas juga menghadap kiblat. Orientasi demikian sekaligus membatasi sinar matahari. Karena dibangun dalam iklim institusi yang bernafaskan Islam, masjid di letakkan pada hierarki tertinggi.


(52)

BAB V

KONSEP

5.1. Konsep Perencanaan Tapak

Site asli Site Pengembangan

Site asli adalah sebuah Yayasan yang mengelola pondok pesantren. Karena mengadakan kajian islam terbuka untuk umum dan satu-satunya pondok pesantren yang melakukan seperti itu di kota Medan, maka site ini diberi nama pusat kajian islam ilmiah.

Site di area pengembangan adalah area lahan kosong tanpa ada rumah penduduk di sekitarnya. Site yang lama akan dijadikan kompleks akhwat, sedangkan pengembangannya dijadikan kompleks ikhwan.

5.2. Konsep Massa Bangunan

Konsep massa bangunan untuk Pusat kajian Islamnya adalah sederhana dan monumentalis. Terlihat dari 4 buah menara yang mengikat bangunan utamanya di tengah.


(53)

Menara sebagai simbol monumentalis dan sebagai sarana syiar Islam

Bangunan utama

5.3. Konsep Surgawi sebagai Simbol Asas Tujuan Umat Islam

Konsep surgawi di mana air, taman berada dalam satu perencanaan konsep kesatuan imajinasi dalam desain ini.

Gbr. 12 Konsep Massa Bangunan


(54)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

6.1. Gambar Arsitektural

Gbr. 15 Denah, Tampak Masjid yang lama kemudian dialihfungsikan menjadi perpustakaan akhwat


(55)

Gbr. 18 Site plan Gbr. 17 Potongan dan tampak pondok


(56)

Daftar Pustaka

Y.B. Mangun Wijaya, 1992, Pengantar ke Ilmu Budaya dan Bentuk Arsitektur, sendi-sendi filsafatnya.

Poerwodaminta, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Diskusi Islami KMTA UGM “Mencari Konsepsi Arsitktur Islam” .1982. Yogyakarta.


(1)

kiblat ini membawa kita dari gerbang masuk, lalu turun di tangga-tangga, dan berujung pada sebuah amphiteatre dengan sungai di belakangnya.

Massa bangunan dirancang terintegrasi dengan landscape yang berkontur. Bangunan kelas-kelas dengan variasi lantai(2 sampai 4 lantai) mengikuti kontur yang melandai ke arah sungai Cisudimampir. Makin rendah tanahnya, makin banyak jumlah lantainya. Zona sekolah membentuk ruang terbukayang menghadap ke sungai yang juga erupakan arah kiblat. Dengan demikian, susunan bangku dalam kelas juga menghadap kiblat. Orientasi demikian sekaligus membatasi sinar matahari. Karena dibangun dalam iklim institusi yang bernafaskan Islam, masjid di letakkan pada hierarki tertinggi.


(2)

BAB V

KONSEP

5.1. Konsep Perencanaan Tapak

Site asli Site Pengembangan

Site asli adalah sebuah Yayasan yang mengelola pondok pesantren. Karena mengadakan kajian islam terbuka untuk umum dan satu-satunya pondok pesantren yang melakukan seperti itu di kota Medan, maka site ini diberi nama pusat kajian islam ilmiah.

Site di area pengembangan adalah area lahan kosong tanpa ada rumah penduduk di sekitarnya. Site yang lama akan dijadikan kompleks akhwat, sedangkan pengembangannya dijadikan kompleks ikhwan.

5.2. Konsep Massa Bangunan

Konsep massa bangunan untuk Pusat kajian Islamnya adalah sederhana dan monumentalis. Terlihat dari 4 buah menara yang mengikat bangunan utamanya di tengah.


(3)

Menara sebagai simbol monumentalis dan sebagai sarana syiar Islam

Bangunan utama

5.3. Konsep Surgawi sebagai Simbol Asas Tujuan Umat Islam

Konsep surgawi di mana air, taman berada dalam satu perencanaan konsep kesatuan imajinasi dalam desain ini.

Gbr. 12 Konsep Massa Bangunan


(4)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

6.1. Gambar Arsitektural

Gbr. 15 Denah, Tampak Masjid yang lama kemudian dialihfungsikan menjadi perpustakaan akhwat


(5)

Gbr. 18 Site plan Gbr. 17 Potongan dan tampak pondok


(6)

Daftar Pustaka

Y.B. Mangun Wijaya, 1992, Pengantar ke Ilmu Budaya dan Bentuk Arsitektur, sendi-sendi filsafatnya.

Poerwodaminta, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Diskusi Islami KMTA UGM “Mencari Konsepsi Arsitktur Islam” .1982. Yogyakarta.