Analisis Radiografi Analisis Non-Radiografi

2.7.1 Analisis Radiografi

Analisis radiografi menggunakan foto radiografi untuk memprediksi mesiodistal kaninus dan premolar permanen yang belum erupsi. 9 Analisis ini digunakan oleh Nance dan Huckaba. 1,6,9,15 Nance menentukan ruang yang tersedia untuk kaninus dan premolar yang belum erupsi dengan mengukur mesiodistal kaninus dan molar desidui pada model gigi dan menentukan ruang yang dibutuhkan dengan mengukur mesiodistal gigi yang belum erupsi pada gambaran radiografi. Nance juga mengukur total panjang lengkung rahang dari permukaan mesial molar pertama permanen kanan ke kiri. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa transisi fase gigi bercampur ke permanen menyebabkan molar bergerak ke arah mesial dengan rata-rata 1,7 mm pada mandibula dan 0,9 mm pada maksila. 1 Analisis Huckaba ini menggunakan foto radiografi periapikal. 15 Kelemahan dari analisis radiografi adalah gambaran foto rontgen biasanya mengalami distorsi, bisa bertambah panjang atau pendek. 16 Lebar mesiodistal gigi dapat diukur melalui foto radiografi periapikal tetapi gambar yang dihasilkan lebih lebar dari mesiodistal gigi sebenarnya. Akan tetapi, jika menggunakan CBCT cone beam computed tomography akan memperkecil pembesaran radiografi hingga 1 sehingga dapat digunakan secara langsung untuk menganalisis Leeway space. 31

2.7.2 Analisis Non-Radiografi

Analisis non-radiografi adalah analisis yang menggunakan persamaan regresi dengan menghubungkan ukuran gigi yang telah erupsi dengan ukuran gigi yang belum erupsi. 9,29 Analisis ini digunakan oleh Moyers, Tanaka-Johnston, Ballard and Wylie, dan Sitepu. 1-2,6,9,22 Analisis Moyers memprediksi kaninus dan premolar permanen pada maksila dan mandibula dengan menghitung lebar mesiodistal insisivus mandibula dan menggunakan tabel prediksi Moyers. 15 Ballard and Wylie mengamsumsikan jika insisivus lebih besar daripada rata-rata maka ukuran kaninus, premolar, dan molar juga akan lebih besar dari rata-rata. Ballard and Wylie mengamati 441 model gigi yang terdapat insisivus, kaninus, premolar, dan molar pertama permanen yang telah erupsi sempurna untuk merumuskan formula prediksi gigi yang belum erupsi. 1 Sitepu menemukan rumus untuk memprediksi lebar mesiodistal kaninus dan premolar permanen pada ras Deutro-Melayu. 18 Analisis Sitepu ini mengukur lebar mesiodistal insisivus bawah dan memasukkan angka tersebut dalam rumus untuk memprediksi lebar mesiodistal kaninus dan premolar permanen. 20

2.7.2.1 Analisis Tanaka-Johnston

Analisis Tanaka-Johnston memprediksi ukuran kaninus dan premolar permanen berdasarkan ukuran insisivus mandibula. 16 Analisis ini diperkenalkan oleh Tanaka-Johnston pada tahun 1974. Analisis Tanaka-Johnston ini merupakan pengembangan dari tabel Moyers dengan meneliti 506 model gigi pasien di daerah Cleveland dari departemen ortodonsia di Universitas Case Western Reserve. 1-2 Rumus analisis Tanaka-Johnston dapat dilihat pada rumus dibawah ini : 2,15,31 • Perkiraan Lebar Mesio-distal Kaninus dan Premolar Permanen Mandibula dalam satu kuadran = + 10,5 mm • Perkiraan Lebar Mesio-distal Kaninus dan Premolar Permanen Maksila dalam satu kuadran = + 11,0 mm Analisis Tanaka-Johnston memiliki koefisien korelasi 0,63 pada maksila dan 0,65 pada mandibula. Standard error analisis ini adalah 0,86 mm pada maksila dan 0,85 mm pada mandibula. 31 Keuntungan dari analisis ini adalah tidak memerlukan gambaran radiografi, dapat digunakan pada maksila dan mandibula, mudah digunakan, dapat diaplikasi langsung pada kunjungan pertama, hemat waktu, dan memiliki akurasi yang cukup baik. 3,11

2.7.3 Analisis Kombinasi