5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Definisi Tumor Payudara Neoplasma atau tumor adalah pertumbuhan sel-sel baru yang tidak
terkontrol dan berlebihan akibat faktor pengendali pertumbuhan sel normal yang  tidak  responsif.
1
Tumor  dapat  dibedakan  menjadi  tumor  jinak  dan tumor  ganas  atau  kanker.  Karakteristik  dari  tumor  jinak  pada  gambaran
mikroskopik dan makroskopik yaitu, berdiferensiasi baik, laju pertumbuhan progresif  dan  lambat,  massa  berbatas  tegas,  tidak  menginfiltrasi  jaringan
normal  disekitarnya,  dan  tidak  bermetastasis  ke  organ  lain.  Sedangkan karakteristik  dari  tumor  ganaskanker  adalah  anaplastik,  pertumbuhan
progresif dan cepat, serta dapat menginfiltrasi ke jaringan sekitar.
1,2
Sel-sel kanker juga dapat bermetastasis ke bagian lain dari tubuh secara hematogen
maupun limfogen.
3
Sel-sel  kanker  dapat  menjadi  massa  yang  besar  untuk  dapat menjadi displasia selama 7 tahun. Kanker payudara dapat terjadi pada pria
maupun  wanita  mesikupun  angka  kejadian  kanker  pada  laki-laki  jarang terjadi.
10
2.1.2. Anatomi dan Fisiologi Payudara Payudara terletak pada hemitoraks kanan dan kiri. Batas payudara
yang tampak dari luar pada superior di iga II, inferior pada iga VI, taut antar sternokostal bagian medial, dan bagian lateral pada linea aksilaris anterior.
2
a. Struktur Payudara
Struktur payudara terdiri dari parenkim epitelial, lemak, pembuluh darah,  saraf,  saluran  getah  bening,  otot,  dan  fasia.  Parenkim  epitelial
terdiri  dari  15-20  lobus  yang  setiap  lobus  mempunyai  duktus  laktiferus dan bermuara ke papilla mamma. Setiap lobus terdiri dari lobulus-lobulus
6
yang  masing-masing  terdiri  dari  10-100  kelompok  asini.  Lobulus  ini merupakan struktur dasar dari glandula mammae.
3
Fungsi  glandula  mamma  adalah  sintesis,  sekresi,  dan  ejeksi  susu. Produksi  susu  dirangsang  oleh  hormon  prolaktin  serta  dipengaruhi  oleh
progesteron  dan  estrogen.  Sedangkan  untuk  ejeksi  susu  dirangsang  oleh hormon  oksitosin.
11
Diantara  lobulus  terdapat  jaringan  ikat  yaitu ligamentum Cooper sebagai penyangga untuk payudara.
2
Gambar 2.1. Jaringan payudara
Sumber : Tortora, 2009
b. Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara
1. Cabang-cabang  pembuluh  darah  ke  payudara  yaitu  rami  perforantes
arteri  thoracica  interna,  arteri  torakalis  lateralis,  arteri  mammaria interna,  arteri  mammaria  eksterna,  arteri  subskapular,  arteri
thoracoacromialis, serta cabang arteri axillaris.
12
2. Tiga  grup  vena  yang  memperdarahi  area  payudara  yaitu  cabang
perforanters vena mammaria interna, cabang vena aksilaris, vena yang bermuara pada vena interkoastalis seperti vena azygos.
3
3. Payudara bagian medial dipersarafi oleh cabang kutaneus anterior dari
nervus  interkostalis  2-7.  Payudara  bagian  superior  dipersarafi  oleh nervus supraklavikula yang berasal dari cabang ke-3 dan ke-4 pleksus
servikal.  Papila  mamma  terutama  dipersarafi  oleh  cabang  kutaneus lateral dari nervus interkostalis lain mempersarafi areola dan mamma
sisi  lateral.  Kulit  di  daerah  payudara  dipersarafi  oleh  cabang  pleksus
7
servikalis  dan  nervus  interkostalis.  Jaringan  kelenjar  payudara dipersarafi oleh saraf simpatik.
2
4. Kuadran  medial  mengalirkan  limfenya  melalui  pembuluh-pembuluh
yang melewati ruang intercostal dan masuk ke dalam nodi lymphoidei thorakalis  interna  terletak  di  dalam  rongga  thorax  sepanjang  arteri
thoraica  interna.  Kuadran  lateral  glandula  mamma  mengalirkan limfenya  ke  nodi  lymphoidei  axillaris  anterior  atau  kelompok
pektoralis.  Beberapa  pembuluh  limfe  mengikuti  arteri  intercostalis posterior,  beberapa  pembuluh  berhubungan  dengan  pembuluh  limfe
payudara  sisi  yang  lain  dan  dengan  kelenjar  di  dinding  anterior abdomen.
13
Gambar 2.2. Aliran limfe payudara
Sumber : Snell, 2007
c. Fisiologi
Payudara mengalami tiga kali perubahan. Perubahan pertama pada payudara  dari  awal  kelahiran  hingga  menopause.  Saat  pubertas,  terjadi
perkembangan  duktus  dan  sinus  laktiferus  yang  dipengaruhi  oleh estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium.
2
Perubahan yang kedua sesuai dengan siklus haid. Sekitar hari ke-8 haid,  payudara  membesar  dan  beberapa  hari  sebelum  haid  berikutnya
terjadi  pembesaran  maksimal.  Beberapa  hari  menjelang  haid,  payudara
8
terasa  nyeri  dan  menegang  sehingga  saat  melakukan  palpasi  payudara sulit dilakukan.
2
Perubahan  terakhir  terjadi  pada  masa  kehamilan  dan  menyusui. Saat  masa  kehamilan  terjadi  ploriferasi  epitel  duktus  lobus  dan  duktus
alveolus  sehingga  payudara  membesar.  Sel-sel  alveolus  akan memproduksi  air  susu  yang  dialirkan  ke  asinus,  kemudian  dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu yang dipicu oleh oksitosin.
2
2.1.3. Epidemiologi Tumor Payudara Dari  Global  Cancer  Statistic,  kanker  payudara  merupakan  kanker
yang paling sering didiagnosis dan penyebab utama kematian pada wanita di  seluruh  dunia,  sekitar  23  1,38  juta  dari  total  kasus  kanker  baru  dan
14 458.400 dari total kematian akibat kanker pada tahun 2008.
4
Global Health  Estimates  tahun  2013  menyatakan  meskipun  kanker  payudara
dianggap  penyakit  negara  maju,  hampir  50  dari  kasus  kanker  payudara dan  58  kematian  terjadi  di  negara  berkembang.
5
WHO  memperkirakan kasus kanker payudara pada wanita akan terus meningkat tiap tahunnya.
4
Di  Indonesia  berdasarkan  data  Sistem  Informasi  Rumah  Sakit SIRS  tahun  2007,  kanker  payudara  menempati  urutan  pertama  pada
pasien  rawat  inap  di  seluruh  RS  di  Indonesia  16,85  dan  kanker  leher rahim  menempati  urutan  kedua  pada  pasien  rawat  inap  11,78.
6
Pada penelitian  di  RSUP  Haji  Adam  Malik  tahun  2009  didapatkan  pasien  yang
mengalami tumor jinak payudara 30,5 dari semua pasien tumor payudara dan tumor ganas payudara sebesr 69,5.
8
Insidensi  kanker  payudara  pada  usia  lebih  dari  30  tahun  akan semakin tinggi. Kanker payudara jarang terjadi pada usia dibawah 20 tahun.
Angka  tertinggi  terdapat  pada  usia  45-66  tahun.  Insiden  karsinoma mammae pada laki-laki hanya 1 dari kejadian pada perempuan. Kejadian
kanker  payudara  pada  laki-laki  dibandingkan  dengan  wanita  1  :  100.
2
Sedangkan untuk tumor jinak payudara terdapat perbedaan usia pada setiap kejadian  tumor,  seperti  pada  fibroadenoma  mammae  sering  dijumpai  pada
9
perempuan  muda,  pada  tumor  filoides  terdapat  pada  semua  usia,  kista payudara sering ditemukan pada usia dekade kelima.
2
Distribusi letak
tumor payudara
berdasarkan penelitian
Haagensen  lebih  sering  terjadi  di  kuadran  lateral  atas  50,  kemudian sentralsubareolar 20, kuadran lateral bawah 10, kuadran medial atas
10 dan kuadran medial bawah 10. Payudara sebelah kiri lebih sering terkena bila dibandingkan sebelah kanan.
1,3
2.1.4. Faktor Risiko a. Variasi Geografik
Risiko  untuk  kanker  payudara  lebih  tinggi  di  Amerika  Utara  dan Eropa Barat dibandingkan Asia dan Afrika.
1
b. Usia Kejadian  tumor  payudara  lebih  sering  ditemukan  pada  usia  40-49
tahun dekade kelima yaitu sekitar 30 untuk kasus-kasus di Indonesia.
3
Satu  dari  delapan  keganasan  payudara  invasif  ditemukan  pada  wanita berusia  dibawah  45  tahun.  Dua  pertiga  keganasan  payudara  invasif
ditemukan pada wanita berusia 55 tahun. Insidensi kanker payudara akan berlipat  ganda setiap 10  tahun tetapi  akan menurun drastis setelah masa
menopause.
2
c. Genetika dan Riwayat Keluarga Sekitar  5-10  kanker  payudara  terjadi  akibat  adanya  predisposisi
genetik.
1
Jika menderita kanker payudara saat usia kurang dari 40 tahun dengan atau tanpa riwayat keluarga, menderita kanker payudara sebelum
usia  50  tahun  dan  satu  atau  lebih  kerabat  tingkat  pertama  menderita kanker  payudara  atau  kanker  ovarium,  menderita  kanker  payudara
bilateral,  menderita  kanker  payudara  pada  usia  berapapun,  dan  dua  atau lebih kerabat  tingkat  pertama menderita kanker payudara ini merupakan
faktor predisposisi genetik sebagai penyebab kanker payudara.
2
10
Mutasi  gen  BRCA1  kromosom  17q21.3,  mutasi  gen  BRCA2 kromosom 13q12-13, mutasi gen ATM sebagai gen pengatur perbaikan
DNA,  mutasi    gen  CHEK2  dan  gen  supressor  tumor  P53  merupakan predisposisi dari kanker payudara.
1,2
d. Pajanan lama ke estrogen eksogen pascamenopause Efek  samping  dari  terapi  sulih  estrogen  ERT,  Estrogen
Replacement Therapy dapat menyebabkan peningkatan insidensi kanker payudara Penggunaan terapi sulih hormon yang digunakan lebih dari 10
tahun  akan  meningkatkan  risiko  sebesar  1,35  dan  penggunaan  estrogen penguat kandungan selama kehamilan juga meningkatkan risiko dua kali
lipat.
1,2
e. Penggunaan kontrasepsi oral
Estrogen  sangat  mempengaruhi  pertumbuhan  jaringan  payudara, wanita  yang  terpapar  estrogen  dalam  waktu  yang  lama  akan  memiliki
risiko yang besar terhadap kanker payudara. Penggunaan kontrasepsi oral dalam  jangka  waktu  yang  lama  dapat  meningkatkan  risiko  kanker
payudara  sebesar  1,24  kali.
2
Pada  penelitian  yang  dilakukan  di  RSUD Moewardi Surakarta didapatkan bahwa pemakaian kontrasepsi hormonal
berisiko  terkena  kanker  payudara  2,199  kali  lebih  banyak  daripada pemakaian  kontrasepsi  non-hormonal  namun  bukan  peningkat  risiko
kanker payudara yang signifikan.
14
f. Radiasi pengion Radiasi pengion ke daerah dada dapat  meningkatkan risiko kanker
payudara namun risiko tersebut tergantung dari dosis radiasi, waktu sejak pajanan, dan usia.
1
g. Densitas jaringan payudara Risiko  terkena  kanker  payudara  akan  lebih  tinggi  pada  wanita
dengan jaringan kelenjar lebih banyak dan sedikit jaringan lemak.
9
11
h. Lama menyusui Kadar  hormon  estrogen  dan  hormon  progesteron  yang  tinggi
selama masa kehamilan akan menurun drastis setelah melahirkan. Kadar hormon  estrogen  dan  hormon  progesteron  yang  telah  menurun  dalam
darah  selama  menyusui  akan  mengurangi  pengaruh  hormon  tersebut terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara.
1
i. Usia menstruasi pertama
Risiko  kanker  payudara  akan  lebih  besar  jika  wanita  tersebut mengalami  menarche  sebelum  usia  12  tahun  dan  disertai  dengan
menopause  yang  lebih  lambat  yaitu  pada  usia  lebih  dari  55  tahun. Menarche pada usia kurang dari 12 tahun memberikan risiko  1,7-2,4 kali
lebih  tinggi  dibanding  dengan  wanita  yang  mengalami  menstruasi  pada usia  lebih  dari  12  tahun,  hal  ini  berhubungan  dengan  lamanya  paparan
hormon  estrogen  dan  progesteron  yang  berpengaruh  terhadap  proliferasi jaringan payudara.
15,16
j. Gaya hidup
Obesitas  yang  terjadi  pada  pasca  menopause  akan  meningkatkan risiko  kanker  payudara  sedangkan  obesitas  premenopause  dapat
menurunkan  risiko  kanker  payudara.  Hal  ini  dapat  disebabkan  oleh  efek tiap obesitas yang berbeda terhadap kadar hormon endogen.
2
Olahraga  selama  4  jam  setiap  minggu  menurunkan  risiko  sebesar 30.  Olahraga  rutin  pasca  menopause  juga  menurunkan  risiko  sebesar
30-40.  American  Cancer  Society  merekomendasikan  olahraga  selama 45-60  menit  setiap  hari.
2
Konsumsi  alkohol  dapat  meningkatkan  risiko kanker  payudara  karena  alkohol  dapat  meningkatkan  kadar  estrogen
endogen sehingga mempengaruhi responsivitas tumor terhadap hormon.
2
12
2.1.5. Tumor Jinak Payudara a. Fibroadenoma
Fibroadenoma  merupakan  tumor  jinak  yang  sering  terjadi  pada perempuan.  Fibroadenoma  biasanya  terjadi  pada  perempuan  muda
dengan  insidensi  puncak  pada  usia  30  tahun.  Struktur  fibroadenoma terdiri  dari  epitel  dan  komponen  kapsula  fibrosa.  Komponen  epitel
fibroadenoma  hampir  sama  dengan  komponen  epitel  pada  payudara normal.
17
Fibroadenoma  tampak  berwarna  coklat  berkapsul.  Pada pemeriksaan  fisik,  fibroadenoma  akan  teraba  sebagai  massa  soliter,
diskret,  mudah  digerakkan,  dan  konsistensi  kenyal  padat.  Massa  tumor membesar  pada  akhir  siklus  haid  dan  selama  hamil.
1
Tindakan pembedahan  merupakan  modalitas  primer  dalam  terapi.  Pembedahan
yang  dilakukan  ekstirpasi  yang  merupakan  tindakan  pembedahan pengangkatan  seluruh  massa  tumor  beserta  kapsulnya  yang  berada
dibawah lapisan kulit.
18
Pasien dengan fibroadenoma mammae memiliki risiko  tinggi  mengalami  kanker  payudara,  namun  jika  terdeteksi  secara
dini  maka  prognosisnya  akan  menjadi  baik,  bila  tidak  diangkat  dengan sempurna  maka  dapat  kambuh  kembali.
10
Fibroadenoma  mammae kadang  tumbuh  dengan  cepat  dan  berpotensi  kambuh  saat  rangsangan
estrogen meningkat.
2
b. Tumor filoides Tumor  filoides  merupakan  neoplasama  fibroepithelial  yang
mempunyai  potensi  untuk  berulang.  Pertumbuhan  tumor  filoides  diluar saluran  dan  lobulus,  yaitu  stroma  yang  meliputi  jaringan  lemak  dan
ligamen  yang    mengelilingi  saluran,  lobulus,  dan  darah  dan  pembuluh getah  bening  di    payudara.  Selain  sel  stroma,  tumor  filoides  dapat  juga
mengandung  sel-sel  dari  duktus  dan  lobulus.
19
Tumor  filoides  terdapat pada semua usia namun lebih banyak pada usia sekitar 30 tahun. Sekitar
10-15  tumor  filoides  yang  jinak  bisa  menjadi  tumor  ganas  dan  jika
13
dilakukan  eksisi  akan  memiliki  kemungkinan  rendah  untuk  terjadi rekurensi lokal.
2
c. Papilloma intraduktal Papilloma  intraduktal  payudara  ditandai  dengan  proliferasi  sel-sel
epitel  dan  mioepitel  yang  melapisi  fibrovaskular  sehingga  menciptakan struktur  yang  bercabang  dalam  lumen  duktus,  yang  dibagi  menjadi
sentral  duktus  besar  papiloma,  biasanya  terletak  di  subareolar  dan papilloma  perifer  yang  timbul  di  terminal  duct  lobular  unit.
20
Gejala yang  sering  timbul  berupa  sekresi  cairan  berdarah  dari  puting  susu.
2
Terapi  yang  dilakukan  untuk  menghilangkan  papilloma  melalui  insisi atau eksisi.
20
d. Perubahan fibrokistik payudara
Perubahan  fibrokistik  terjadi  akibat  ketidakseimbangan  hormonal dan  berkaitan  dengan  proses  penuaan  alami.  Gejala  kelainan  ini  berupa
nyeri bila disentuh dan payudara teraba keras sebelum waktu haid.
2
e. Galaktokel
Galaktokel merupakan kista retensi yang berisi air susu. Galaktokel berbatas  tegas  dan  dapat  digerakkan,  dan  timbul  biasanya  6-10  bulan
setelah berhenti menyusui. Letak galaktokel ini biasanya di tengah dalam payudara atau dibawah puting.
2
f. Adenoma tubular mammae
Adenoma  tubular  adalah  tumor  jinak  epitelial  yang  jarang,  sekitar 0,13-1,7 dari semua lesi jinak payudara. Gambaran klinis dan imaging
dari  adenoma  tubular  mammae  mirip  dengan  fibroadenoma  sehingga untuk  diagnosa  praoperasi  sulit.  Untuk  menetapkan  diagnosis  definitif
maka  dilakukan  tindakan  eksisi.  Adenoma  tubular  paling  sering  terjadi pada  wanita  muda  kurang  dari  40  tahun  atau  pada    usia  reproduksi  dan
tidak berhubungan dengan pengobatan kontrasepsi oral atau kehamilan.
21
14
2.1.6. Kanker Payudara Kanker  payudara  dibagi  menjadi  kanker  yang  belum  menembus
membran  basal  noninvasif  dan  kanker  yang  sudah  menembus  membran basal  invasif.  Bentuk  utama  karsinoma  payudara  dapat  diklasifikasikan
sebagai berikut : a. Noninvasif
1. Karsinoma duktal in situ DCIS
Karsinoma  duktal  in  situ  merupakan  kanker  non-invasif  dimana sel-sel  abnormal  ditemukan  pada  lapisan  duktus  laktiferus.  DCIS
mempunyai  gambaran  histologis  yang  bermacam-macam,  dari arsitekturnya  yaitu  tipe  solid,  kribiformis,  papilaris,  dan  clinging  serta
gambaran nukleus yang bervariasi dari derajat rendah dan monomorfik hingga  derajat  tinggi  dan  heterogen.  Prognosis  DCIS  lebih  dari  97
pasien dapat bertahan hidup lama.
1
2. Penyakit paget
Penyakit  pada  puting  payudara  yang  disebabkan  oleh  perluasan karsinoma  duktal  in  situ  ke  duktus  laktiferus,  tampak  sebagai  erupsi
ekzematosa kronik yang berkembang menjadi ulkus basah.
2
3. Karsinoma lobular in situ LCIS
Sel-sel  abnormal  tumbuh  dalam  lobulus,  kelenjar  penghasil  susu pada akhir saluran payudara. Pertumbuhnannya tetap dalam lobulus dan
tidak  menyebar  ke  jaringan  sekitarnya.  Karsinoma  lobular  in  situ biasanya  di  diagnosis  sebelum  menopause  pada  rentang  usia  40-50
tahun.  Gambaran  mikroskopis  dari  LCIS  adalah  uniform,  sel  bersifat monomorf  dengan  nukleus  polos  bulat  dan  terdapat  dalam  kelompok
kohesif di duktus dan lobulus.
1
15
B. Invasif 1. Karsinoma lobular invasif
Karsinoma  lobular  invasif  telah  menembus  dinding  lobulus  dan mulai menyerang jaringan payudara sekitar. Gejala klinis dari karsinoma
lobular  invasif  ini  bisa  asimptomatik  dan  juga  bisa  teraba  massa  besar yang  bersifat  multifokal  bilateral.  Sekitar  10  dari  semua  kanker
payudara  invasif  adalah  karsinoma  lobular  invasif.
2
Gambaran  sel  pada karsinoma  lobular  invasif  mirip  dengan  sel  pada  LCIS.  Sel-sel  tersebut
menginvasi  stroma  dan  terkadang  mengelilingi  asinus  atau  duktus sehingga membentuk yang disebut sebagai mata sapi bull’s eye.
1
2. Karsinoma duktal invasif Sekitar  70  -  80  dari  semua  kanker  payudara  adalah  karsinoma
duktal invasif. Kanker ini yang telah menembus dinding duktus laktiferus dan  menyerang  jaringan  payudara  sekitarnya.  Gambaran  mikroskopis
dari karsinoma duktal invasif heterogen, nukleus dengan derajat  rendah, sel  tumor  yang  anaplastik,  tepi  tumor  iregular.  Kanker  dengan  tahap
lanjut menimbulkan gambaran massa melekat ke otot pektoralis sehingga terjadi  fiksasi  lesi,  melekat  ke  kulit  sehingga  menyebabkan  retraksi  dan
cekungan  dimpling  kulit  payudara.  Keganasan  ini  sering  timbul  pada saat  sebelum  maupun  sesudah  menopause  pada  usia  dekade  kelima  dan
keenam.
1,2
Dari penelitian Wahyuni tahun 2006, karsinoma duktal invasif mempunyai ketahanan hidup lima tahun sebesar 70.
22
Subtipe dari karsinoma duktal invasif terdiri dari : a.
Karsinoma tubulus b.
Karsinoma medular c.
Karsinoma koloid Musinosa d.
Karsinoma papiler invasif e.
Karsinoma sistik adenoid
16
3. Karsinoma inflamasi Karsinoma  inflamasi  ini  jarang  ditemukan  yang  mempunyai
gambaran  klinis  berupa  pembesaran  dan  pembengkakan  payudara, kemerahan,  biasanya  tanpa  teraba  massa  yang  disebabkan  oleh
penyumbatan pada saluran limf dermis. Kanker ini tumbuh dan menyebar dengan cepat, dengan prognosis yang buruk.
1
2.1.7. Prosedur Diagnostik 1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Keluhan utama yang sering dialami penderita dapat berupa adanya massa  tumor  di  payudara,  rasa  sakit,  keluar  cairan  dari  puting  susu,
retraksi  puting  susu,  adanya  ekzema  sekitar  areola,  retraksi  kulit dimpling,  dan
“peau d’orange” akibat obstruksi pembuluh limf kulit limfedema lokal dan jaringan subkutan oleh sel-sel tumor.
1,2,3
Adanya massa dapat ditentukan sejak berapa lama, cepat atau tidak pertumbuhan,  disertai  rasa  sakit  atau  tidak.  Tumor  pada  kegansanan
mempunyai  gejala  tidak  nyeri  dan  massa  yang  irreguler  serta  tumbuh progresif.
3
2. Pemeriksaan Radiodiagnostik a.  Mamografi
Mamografi  dapat  digunakan  sebagai  metode  pilihan  deteksi  dini kanker  payudara  pada  tumor  yang  tidak  teraba  saat  palpasi.  Hasil
dari mamografi dikonfirmasi dengan Fine Needle Aspiration Biopsy FNAB, core biopsy, atau biopsi bedah.
2
b. Ultrasonografi Ultrasonografi  dapat  membedakan  lesi  solid  dan  kistik  serta
menentukan ukuran lesi.
2
17
3. Biopsi Setiap  ada  kecurigaan  dari  hasil  pemeriksaan  fisik  dan
mammografi, biopsi harus dilakukan. a.
Fine Needle Aspiration Biopsy FNAB Jaringan tumor diaspirasi dengan jarum halus lalu diperiksa
dibawah mikroskop. Kekurangan dari FNAB ini kadang tidak dapat menentukan  grade  tumor  dan  kadang  tidak  memberikan  diagnosis
yang jelas sehingga dibutuhkan biopsi lainnya.
2
b. Core Biopsy
Dengan menggunakan jarum  yang ukurannya  cukup besar, lalu diambil spesimen silinder jaringan tumor. Kelebihan dari core
biopsy  adalah  dapat  membedakan  tumor  yang  noninvasif    dan invasif serta grade tumor.
2
c. Biopsi Terbuka
Indikasi  dilakukan  biopsi  terbuka  jika  pada  mamografi terlihat adanya kelainan yang mengarah ke keganasan, hasil FNAB
atau core biopsy yang meragukan.
2
Biopsi  eksisional  adalah  mengangkat  seluruh  massa  tumor dan  menyertakan  sedikit  jaringan  sehat  disekitar  massa  tumor  ini
digunakan untuk kasus  yang masih operabel atau stadium dini dan biopsi  insisional  hanya  mengambil  sebagian  massa  tumor  yang
sudah  inoperabel  yang  selanjutnya  akan  dilakukan  pemeriksaan patologi anatomi.
2
d. Sentinel Node Biopsy
Biopsi  ini  dilakukan  untuk  menentukan  keterlibatan  dari kelenjar limf aksila dan parasternal.
2
4. Pemeriksaan Histopatologi Gold Standard Diagnostic
Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan potong beku danatau parafin.
23
Bahan pemeriksaan histopatologi diambil melalui:   Core biopsy
18   Biopsi eksisional untuk tumor ukuran 3 cm
  Biopsi  insisional  untuk  tumor  operabel  ukuran  3  cm  sebelum
operasi definitif dan inoperabel   Spesimen mastektomi disertai dengan pemeriksaan kelenjar getah
bening   Pemeriksaan  imunohistokimia
2.1.8. Staging dan Grading a. Staging
AJCC  American  Joint  Committee  on  Cancer  menyusun  panduan penentuan  stadium  dan  derajat  tumor  ganas  payudara  menurut  sistem
TNM.
2
Tabel 2.1. Klasifikasi TNM
Tumor Primer T
Varian Keterangan
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
To Tidak ada bukti tumor primer
Tis Karsinoma in situ
Tis DCIS
Karsinoma duktal in situ Tis
LCIS Karsinoma lobular in situ
Tis Paget
Penyakit  paget  pada  puting  payudara  tanpa tumor
T1 Diameter terbesar tumor 2 cm
T1 mic Diameter terbesar mikroinvasi 0,1 cm
T1a Diameter terbesar tumor  0,1 cm tetapi  0,5
cm T1b
Diameter  terbesar  tumor  0,5  cm  tetapi    1 cm
19
T1c Diameter terbesar tumor  1 cm tetapi  2cm
T2 Diameter terbesar tumor 2cm tetapi 5 cm
T3 Diameter terbesar tumor  5cm
T4 Tumor  berukuran  apapun  dengan  ekstensi
langsung ke a dinding dada atau b kulit : T4a
Ekstensi  ke  dinding  dada,  tidak  termasuk m.pektoralis
T4b Edema  termasuk
peau  d’orange  atau ulserasi  kulit  payudara,  atau  nodul  satelit  di
kulit payudara yang sama T4c
Gabungan T4a dan T4b T4d
Karsinoma inflamatorik
KGB Regional
N Varian
Metastasis ke KGB
Nx KGB regional tidak dapat dinilai
N0 Tidak  ada  metastasis  ke  KGB
regional N1
KGB aksila
ipsilateral dapat
digerakkan pN1mi
Mikrometastasis 0,2mm ≤2mm pN1a
1-3 KGB aksila pN1b
Mikrometastasis  ke  KGB  mamaria interna
pN1c Mikrometastasis  ke  1  sampai  3  KGB
aksila dan KGB mamaria interna
N2 KGB  aksila  ipsilateral  terfiksasi  atau
KGB mammaria
interna yang
terdeteksi  secara  klinis  dan  tidak terdapat metastasis KGB aksila secara
klinis N2a
KGB aksila ipsilateral  yang terfiksasi
20
satu  sama  lain  atau  terfiksasi  ke struktur lain
pN2a  4-9 KGB
N2b KGB  mammaria  interna  yang  hanya
terdeteksi  secara  klinis  dan  tidak terdapat metastasis ke KGB aksila
pN2b KGB
mammaria interna
yang terdeteksi  secara  klinis  dan  tidak
terdapat metastasis ke KGB aksila
N3 KGB infraklafikula ipsilateral dengan
atau  tanpa  keterlibatan  KGB  aksila; atau  KGB  mamaria  interna  yang
terdeteksi  secara  klinis  dan  terdapat metastasis  KGB  aksila  secara  klinis;
atau  KGB  supraklavikula  ipsilateral dengan  atau  tanpa  keterlibatan  KGB
aksila atau mamaria interna N3a
KGB infraklavikula ipsilateral pN3a  10 KGB aksila atau infraklavikula
N3b KGB  mammaria  interna  ipsilateral
dan KGB aksila
pN3b KGB  mammaria  interna  terlihat
secara  klinis,  dengan  KGB  aksila, atau  mikrometastasis  ke  3  KGB
aksila  dan  mamaria  interna  melalui sentinel  node  biopsy,  karena  tidak
terlihat secara klinis N3c
KGB supraklavikula ipsilateral pN3c  KGB supraklavikula
terdeteksi  melalui  pencitraan  atau  pada  pemeriksaan  fisik  atau  terlihat jelas pada pemeriksaan patologi
21
Metastasis M
Mx Metastasis tidak dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastasis
M1 Metastasis
Sumber : Sjamsuhidajat, 2010
Tabel 2.2. Stadium kanker payudara
Stadium  TNM Persentase
harapan hidup 5 tahun
Tis N0 M0 100
I T1
N0 M0 100
IIA T0N1M0, T1
N1M0, T2N0M0 92
IIB T2N1M0, T3N0M0
81 IIIA
T0N2M0, T1 N2M0, T2N2M0,
T3N1M0, T3N2M0 67
IIIB T4N0M0, T4N1M0, T4N2M0
54 IIIC
T apapun, N3 M0 ?
IV T apapun, N apapun, M1
20 Termasuk T1 mic
angka harapan hidup lima tahun untuk stadium IIIc belum didapatkan karena stadium ini baru didefinisikan akhir-akhir ini
Sumber : Sjamsuhidajat, 2010
  Stadium  0  :  DCIS,  termasuk  penyakit  Paget  pada  puting  payudara dan LCIS
  Stadium I : Karsinoma invasif dengan ukuran ≤ 2 cm tanpa adanya keterlibatan kelenjar getah bening KGB
  Stadium  IIA  :  Karsinoma  invasif  dengan  ukuran  ≤  2  cm,  disertai keterlibatan KGB atau karsinoma invasif   2 cm dan kurang dari  5
cm tanpa disertai keterlibatan KGB.   Stadium IIB : Karsinoma invasif dengan diameter  2 cm dan 5 cm
dengan keterlibatan KGB atau karsinoma invasif  dengan ukuran 5 cm tanpa disertai keterlibatan KGB.
22   Stadium IIIA : Karsinoma invasif ukuran berapapun, dengan fiksasi
KGB  menginvasi  ke  dalam  struktur  lain  atau  karsinoma berdiameter 5 cm dengan metastasis KGB nonfiksasi.
  Stadium IIIB : Karsinoma inflamasi, karsinoma yang telah invasi ke dinding  dada,  karsinoma  yang  telah  invasi  ke  kulit,  karsinoma
dengan  nodul  kulit  satelit,  atau  karsinoma  dengan  metastasis  ke KGB mammaria internal ipsilateral.
  Stadium  IIIC  :  Karsinoma  dengan  ukuran  berapapun,  dengan keterlibatan  KGB  yaitu  KGB  infraklavikula  ipsilateral  dengan  atau
tanpa  keterlibatan  KGB  aksila;  atau  KGB  mamaria  interna  dan terdapat  metastasis  KGB  aksila  secara  klinis;  atau  KGB
supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila atau mamaria interna
  Stadium IV : Metastasis jauh
1,2
b. Grading Berdasarkan  derajat  diferensiasi,  tumor  ganas  payudara  dibagi
menjadi  tiga  grade.  Grading  ditentukan  berdasarkan  gambaran  sitologi nukleus  sel  tumor  dibandingkan  dengan  membandingkan  gambaran  sel
epitel  payudara  normal.  Dengan  mengetahui  grade,  dapat  membantu dokter dalam memutuskan terapi yang dibutuhkan setelah operasi. Sistem
penilaian tersedia untuk  menentukan  grade dari  kanker payudara  adalah Nottingham  Histologic  Score  system  the  Elston-Ellis  modification  of
Scarff-Bloom-Richardson grading system.
2,24
Ada tiga faktor yang dinilai, yaitu :
2,24
1. Diferensiasi glandulartubular
Skor  1  :  75  dari  area  tumor  membentuk  struktur  kelenjar  atau tubular.
Skor 2 : 10 - 75 dari area tumor membentuk struktur kelenjar atau tubular.
23
Skor  3:  10  dari  area  tumor  membentuk  struktur  kelenjar  atau tubular.
2. Pleomorfik nukleus
Skor  1:  Nukleus  kecil  dengan  sedikit  peningkatan  ukuran  sel  epitel payudara  dibandingkan  dengan  sel  normal,  ukuran  yang  sedikit
bervariasi, garis reguler, dan kromatin nuklear seragam. Skor  2  :    Sel  lebih  besar  dari  normal  dengan  inti  vesikular  terbuka,
terlihat nukleolus, ukuran dan bentuk yang sedikit bervariasi. Skor 3: Nukleus vesikular, nukleolus menonjol, variasi dalam ukuran
dan  bentuk,  kadang-kadang  dengan  bentuk  yang  aneh  dan  sangat besar.
3. Derajat mitosis sel tumor
Kriteria  skor  untuk  derajat  mitosis  sel  tumor  bervariasi  tergantung pada  diameter  bidang  mikroskop  yang  digunakan  oleh  ahli  patologi.
Ahli  patologi  akan  menghitung  berapa  banyak  aktivitas  mitosis  yang terlihat pada 10 lapang pandang besar.
Skor  1  :  kurang  dari  atau  sama  dengan  7  mitosis  per  10  lapang pandang besar.
Skor 2 :  8-14 mitosis per 10 lapang pandang besar. Skor 3 : ≥ 15 mitosis per 10 lapang pandang besar.
Masing-masing  gambaran  ini  diberi  nilai  dari  1-3,  dan  kemudian masing-masing  skor  ditambahkan  untuk  memberikan  skor  total  akhir
mulai dari 3-9.
24
  Grade I derajat rendah  berdiferensiasi baik dengan skor 3-5: Sel kanker terlihat sedikit berbeda dari sel normal dan tumbuh lambat.
  Grade II derajat sedang atau berdiferensiasi sedang dengan skor 6-7:  Sel  kanker  tidak  terlihat  seperti  sel  normal  dan  sel  kanker
berproliferasi lebih cepat dari sel normal.   Grade  III  derajat  tinggi  atau  berdiferensiasi  buruk  dengan  skor
8-9  :  Sel  kanker  sangat  jauh  berbeda  dari  sel  normal  dan  sel  kanker tumbuh dengan sangat cepat.
24
2.1.9. Tatalaksana Tatalaksana  kanker  payudara  meliputi  tindakan  pembedahan,
kemoterapi,  radioterapi,  hormonal  terapi,  terapi  rehabilitasi  medik,  dan terapi paliatif.
1. Pembedahan
Jenis pembedahan yang dilakukan adalah
2
:   Mastektomi radikal klasik
Mastektomi  radikal  klasik  merupakan  pengangkatan  seluruh  kelenjar payudara  dengan  sebagian  besar  otot  pektoralis  mayor  dan  minor,
kulit, dan kelenjar limfe aksila level I, II, dan III.   Mastektomi radikal dimodifikasi
Pengangkatan seluruh kelenjar payudara dengan mengangkat kelenjar limfe level I dan II namun mempertahankan otot pektoralis mayor dan
minor  jika  otot  bebas  dari  tumor.  Pembedahan  ini  diikuti  dengan diseksi aksila.
  Mastektomi simpel Pengangkatan
seluruh kelenjar
payudara dan
puting dan
mempertahankan kelenjar limf aksila dan otot pektoralis jika tidak ada penyebaran  ke  kelenjar  aksila.  Ini  biasa  dilakukan  untuk  mastektomi
profilaktif  pada  kelompok  berisiko  tinggi  dan  pada  karsinoma  in  situ yang rekuren.
  Breast conserving treatment BCT  lumpektomi Tindakan ini dilakukan dengan tujuan mengangkat massa dan jaringan
payudara  sehat  di  sekitranya  dengan  menjaga  tampilan  kosmetik payudara.  Indikasi  dilakukan  BCT  adalah  tumor  stadium  Tis,  T1,T2
dengan ukuran ≤3 cm.
2. Radioterapi
Radioterapi  dapat  digunakan  sebagai  adjuvan  kuratif  pada pembedahan  BCT,  mastektomi  simpel,  mastektomi  radikal  modifikasi
dan  terapi  paliatif  pasca  mastektomi,  metastasis  tulang  dan  otak.
25
Pemberian radioterapi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penyinaran dari  luar  dan  dari  dalam.  Radiasi  dari  luar  dilakukan  bergantung  pada
jenis  prosedur  bedah  yang  dilakukan  dan  ada  tidaknya  keterlibatan kelenjar  getah  bening.  Radiasi  dari  dalam  atau  brakiterapi  adalah
menanam bahan radioaktif di jaringan payudara sekitar lesi.
2
3. Terapi hormonal
Terapi  hormonal  terdiri  dari  obat-obatan  anti-estrogen  tamoksifen, toremifen  analog  LHRH,  inhibitor  aromatase  selektif  anastrazol,
letrozol,  agen  progetasional  megesterol  asetat,  agen  androgen  dan prosedur ooforektomi.
2,10
4. Kemoterapi
Kemoterapi  dapat  berupa  kemoterapi  adjuvan  maupun  paliatif. Kemoterapi  adjuvan  merupakan  kemoterapi  yang  diberikan  pasca
mastektomi  untuk  membunuh  sel-sel  tumor  yang  mungkin  tertinggal atau menyebar secara mikroskopik. Kemoterapi  neoadjuvan merupakan
kemoterapi  yang  diberikan  sebelum  pembedahan  untuk  memperkecil besar  tumor  sehingga  dapat  diangkat  dengan  lumpektomi  atau
mastektomi  simpel.  Regimen  kemoterapi  yang  paling  sering  digunakan yaitu  CMF  siklofosfamid,  metotreksat,  dan  5-fluorourasil,  FAC
siklofosfamid,  adriamisin,  5-fluorourasil,  AC  adriamisin  dan siklofosfamid, dan CEF siklofosfamid, epirubisin, 5-fluorourasil.
2,23
5. Terapi biologi
Terapi  biologi  berupa  terapi  anti  ekspresi  HERneu  menggunakan pemberian trastuzumab.
2
Pada  kanker  payudara  stadium  0  dilakukan  simpel  mastektomi  atau Breast  Conserving  Treatment  BCT  yaitu  dengan  cara  hanya  mengangkat
tumor  dan  diseksi  aksila  dan  diikuti  dengan  radiasi  kuratif.
23
Pada  kanker payudara  stadium  I,  II,  III  awal  dilakukan  tindakan  kuratif.  Untuk  stadium
I,II  dilakukan  radikal  mastektomi  atau  radikal  mastektomi  modifikasi dengan  atau  tanpa  radiasi  dan  sitostatika  adjuvan.  Stadium  IIIa  dilakukan
simpel mastektomi dengan radiasi serta sitostatika adjuvan.
3
26
Pada kanker payudara stadium IIIB  IIIC   locally advanced terdiri dari dua  yaitu  operable locally advanced dan inoperable locally advanced.
Operable  locally  advanced  dilakukan  simpel  mastektomi  atau  mastektomi radikal + radiasi + kemoterapi adjuvant + hormonal terapi, sedangkan pada
inoperable locally advanced dapat dilakukan radiasi kuratif + kemoterapi  + hormonal terapi atau radiasi + operasi + kemoterapi + hormonal terapi atau
kemoterapi  neoadjuvan  +  operasi  +  kemoterapi  +  radiasi  +  horrmonal terapi.
23
Prinsip  pengobatan  kanker  payudara  stadium  lanjut  metastase  jauh stadium  IV  adalah  bersifat  paliatif  dan  terapi  pengobatan  primer  yang
bersifat sistemik yaitu terapi hormonal dan kemoterapi.
3
2.1.10. Prognosis Prognosis  kanker  payudara  buruk  jika  pasien  menderita  kanker
payudara  bilateral,  pada  usia  muda,  adanya  mutasi  genetik,  dan  adanya triple negatif  yaitu grade tumor tinggi dan seragam, reseptor ER dan PR
negatif,  dan  reseptor  permukaan  sel  HER-2  juga  negatif.
1,2,12
Tipe histologik  karsinoma  payudara  tubulus,  medular,  lobulus,  papilar,  dan
musinosa  lebih  baik  dibandingkan  dengan  tipe  histologik  karsinoma duktal.
1
2.1.11. Pencegahan Tumor  payudara  dapat  dicegah  dengan  mengetahui  faktor  risiko
dan  mengetahui  cara  pencegahannya.  Pencegahan  yang  dapat  dilakukan adalah  pemeriksaan  payudara  sendiri  SADARI  satu  bulan  sekali  sekitar
hari  ke-8  menstruasi,  obat  profilaksis  untuk  keganasan  payudara  seperti tamoksifen dan mamografi sebagai screening kanker payudara yang dapat
dilakukan setiap tahun sejak usia 25 tahun, mamografi terutama dilakukan pada perempuan yang telah menopause atau usia 50 tahun ke atas.
2
Selain  itu,  kejadian  kanker  payudara  dapat  dicegah  dengan menyusui  lebih  dari  2  tahun,  pemberian  ASI  ekslusif  selama  6  bulan,
27
indeks  massa  tubuh  IMT  sekitar  20-25  kgm
2
,  menghindari  konsumsi alkohol, konsumi makanan seimbang, dan olahraga yang teratur.
25
2.2. Kerangka Teori