5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Definisi Tumor Payudara Neoplasma atau tumor adalah pertumbuhan sel-sel baru yang tidak
terkontrol dan berlebihan akibat faktor pengendali pertumbuhan sel normal yang tidak responsif.
1
Tumor dapat dibedakan menjadi tumor jinak dan tumor ganas atau kanker. Karakteristik dari tumor jinak pada gambaran
mikroskopik dan makroskopik yaitu, berdiferensiasi baik, laju pertumbuhan progresif dan lambat, massa berbatas tegas, tidak menginfiltrasi jaringan
normal disekitarnya, dan tidak bermetastasis ke organ lain. Sedangkan karakteristik dari tumor ganaskanker adalah anaplastik, pertumbuhan
progresif dan cepat, serta dapat menginfiltrasi ke jaringan sekitar.
1,2
Sel-sel kanker juga dapat bermetastasis ke bagian lain dari tubuh secara hematogen
maupun limfogen.
3
Sel-sel kanker dapat menjadi massa yang besar untuk dapat menjadi displasia selama 7 tahun. Kanker payudara dapat terjadi pada pria
maupun wanita mesikupun angka kejadian kanker pada laki-laki jarang terjadi.
10
2.1.2. Anatomi dan Fisiologi Payudara Payudara terletak pada hemitoraks kanan dan kiri. Batas payudara
yang tampak dari luar pada superior di iga II, inferior pada iga VI, taut antar sternokostal bagian medial, dan bagian lateral pada linea aksilaris anterior.
2
a. Struktur Payudara
Struktur payudara terdiri dari parenkim epitelial, lemak, pembuluh darah, saraf, saluran getah bening, otot, dan fasia. Parenkim epitelial
terdiri dari 15-20 lobus yang setiap lobus mempunyai duktus laktiferus dan bermuara ke papilla mamma. Setiap lobus terdiri dari lobulus-lobulus
6
yang masing-masing terdiri dari 10-100 kelompok asini. Lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula mammae.
3
Fungsi glandula mamma adalah sintesis, sekresi, dan ejeksi susu. Produksi susu dirangsang oleh hormon prolaktin serta dipengaruhi oleh
progesteron dan estrogen. Sedangkan untuk ejeksi susu dirangsang oleh hormon oksitosin.
11
Diantara lobulus terdapat jaringan ikat yaitu ligamentum Cooper sebagai penyangga untuk payudara.
2
Gambar 2.1. Jaringan payudara
Sumber : Tortora, 2009
b. Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara
1. Cabang-cabang pembuluh darah ke payudara yaitu rami perforantes
arteri thoracica interna, arteri torakalis lateralis, arteri mammaria interna, arteri mammaria eksterna, arteri subskapular, arteri
thoracoacromialis, serta cabang arteri axillaris.
12
2. Tiga grup vena yang memperdarahi area payudara yaitu cabang
perforanters vena mammaria interna, cabang vena aksilaris, vena yang bermuara pada vena interkoastalis seperti vena azygos.
3
3. Payudara bagian medial dipersarafi oleh cabang kutaneus anterior dari
nervus interkostalis 2-7. Payudara bagian superior dipersarafi oleh nervus supraklavikula yang berasal dari cabang ke-3 dan ke-4 pleksus
servikal. Papila mamma terutama dipersarafi oleh cabang kutaneus lateral dari nervus interkostalis lain mempersarafi areola dan mamma
sisi lateral. Kulit di daerah payudara dipersarafi oleh cabang pleksus
7
servikalis dan nervus interkostalis. Jaringan kelenjar payudara dipersarafi oleh saraf simpatik.
2
4. Kuadran medial mengalirkan limfenya melalui pembuluh-pembuluh
yang melewati ruang intercostal dan masuk ke dalam nodi lymphoidei thorakalis interna terletak di dalam rongga thorax sepanjang arteri
thoraica interna. Kuadran lateral glandula mamma mengalirkan limfenya ke nodi lymphoidei axillaris anterior atau kelompok
pektoralis. Beberapa pembuluh limfe mengikuti arteri intercostalis posterior, beberapa pembuluh berhubungan dengan pembuluh limfe
payudara sisi yang lain dan dengan kelenjar di dinding anterior abdomen.
13
Gambar 2.2. Aliran limfe payudara
Sumber : Snell, 2007
c. Fisiologi
Payudara mengalami tiga kali perubahan. Perubahan pertama pada payudara dari awal kelahiran hingga menopause. Saat pubertas, terjadi
perkembangan duktus dan sinus laktiferus yang dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium.
2
Perubahan yang kedua sesuai dengan siklus haid. Sekitar hari ke-8 haid, payudara membesar dan beberapa hari sebelum haid berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Beberapa hari menjelang haid, payudara
8
terasa nyeri dan menegang sehingga saat melakukan palpasi payudara sulit dilakukan.
2
Perubahan terakhir terjadi pada masa kehamilan dan menyusui. Saat masa kehamilan terjadi ploriferasi epitel duktus lobus dan duktus
alveolus sehingga payudara membesar. Sel-sel alveolus akan memproduksi air susu yang dialirkan ke asinus, kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu yang dipicu oleh oksitosin.
2
2.1.3. Epidemiologi Tumor Payudara Dari Global Cancer Statistic, kanker payudara merupakan kanker
yang paling sering didiagnosis dan penyebab utama kematian pada wanita di seluruh dunia, sekitar 23 1,38 juta dari total kasus kanker baru dan
14 458.400 dari total kematian akibat kanker pada tahun 2008.
4
Global Health Estimates tahun 2013 menyatakan meskipun kanker payudara
dianggap penyakit negara maju, hampir 50 dari kasus kanker payudara dan 58 kematian terjadi di negara berkembang.
5
WHO memperkirakan kasus kanker payudara pada wanita akan terus meningkat tiap tahunnya.
4
Di Indonesia berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada
pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia 16,85 dan kanker leher rahim menempati urutan kedua pada pasien rawat inap 11,78.
6
Pada penelitian di RSUP Haji Adam Malik tahun 2009 didapatkan pasien yang
mengalami tumor jinak payudara 30,5 dari semua pasien tumor payudara dan tumor ganas payudara sebesr 69,5.
8
Insidensi kanker payudara pada usia lebih dari 30 tahun akan semakin tinggi. Kanker payudara jarang terjadi pada usia dibawah 20 tahun.
Angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun. Insiden karsinoma mammae pada laki-laki hanya 1 dari kejadian pada perempuan. Kejadian
kanker payudara pada laki-laki dibandingkan dengan wanita 1 : 100.
2
Sedangkan untuk tumor jinak payudara terdapat perbedaan usia pada setiap kejadian tumor, seperti pada fibroadenoma mammae sering dijumpai pada
9
perempuan muda, pada tumor filoides terdapat pada semua usia, kista payudara sering ditemukan pada usia dekade kelima.
2
Distribusi letak
tumor payudara
berdasarkan penelitian
Haagensen lebih sering terjadi di kuadran lateral atas 50, kemudian sentralsubareolar 20, kuadran lateral bawah 10, kuadran medial atas
10 dan kuadran medial bawah 10. Payudara sebelah kiri lebih sering terkena bila dibandingkan sebelah kanan.
1,3
2.1.4. Faktor Risiko a. Variasi Geografik
Risiko untuk kanker payudara lebih tinggi di Amerika Utara dan Eropa Barat dibandingkan Asia dan Afrika.
1
b. Usia Kejadian tumor payudara lebih sering ditemukan pada usia 40-49
tahun dekade kelima yaitu sekitar 30 untuk kasus-kasus di Indonesia.
3
Satu dari delapan keganasan payudara invasif ditemukan pada wanita berusia dibawah 45 tahun. Dua pertiga keganasan payudara invasif
ditemukan pada wanita berusia 55 tahun. Insidensi kanker payudara akan berlipat ganda setiap 10 tahun tetapi akan menurun drastis setelah masa
menopause.
2
c. Genetika dan Riwayat Keluarga Sekitar 5-10 kanker payudara terjadi akibat adanya predisposisi
genetik.
1
Jika menderita kanker payudara saat usia kurang dari 40 tahun dengan atau tanpa riwayat keluarga, menderita kanker payudara sebelum
usia 50 tahun dan satu atau lebih kerabat tingkat pertama menderita kanker payudara atau kanker ovarium, menderita kanker payudara
bilateral, menderita kanker payudara pada usia berapapun, dan dua atau lebih kerabat tingkat pertama menderita kanker payudara ini merupakan
faktor predisposisi genetik sebagai penyebab kanker payudara.
2
10
Mutasi gen BRCA1 kromosom 17q21.3, mutasi gen BRCA2 kromosom 13q12-13, mutasi gen ATM sebagai gen pengatur perbaikan
DNA, mutasi gen CHEK2 dan gen supressor tumor P53 merupakan predisposisi dari kanker payudara.
1,2
d. Pajanan lama ke estrogen eksogen pascamenopause Efek samping dari terapi sulih estrogen ERT, Estrogen
Replacement Therapy dapat menyebabkan peningkatan insidensi kanker payudara Penggunaan terapi sulih hormon yang digunakan lebih dari 10
tahun akan meningkatkan risiko sebesar 1,35 dan penggunaan estrogen penguat kandungan selama kehamilan juga meningkatkan risiko dua kali
lipat.
1,2
e. Penggunaan kontrasepsi oral
Estrogen sangat mempengaruhi pertumbuhan jaringan payudara, wanita yang terpapar estrogen dalam waktu yang lama akan memiliki
risiko yang besar terhadap kanker payudara. Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko kanker
payudara sebesar 1,24 kali.
2
Pada penelitian yang dilakukan di RSUD Moewardi Surakarta didapatkan bahwa pemakaian kontrasepsi hormonal
berisiko terkena kanker payudara 2,199 kali lebih banyak daripada pemakaian kontrasepsi non-hormonal namun bukan peningkat risiko
kanker payudara yang signifikan.
14
f. Radiasi pengion Radiasi pengion ke daerah dada dapat meningkatkan risiko kanker
payudara namun risiko tersebut tergantung dari dosis radiasi, waktu sejak pajanan, dan usia.
1
g. Densitas jaringan payudara Risiko terkena kanker payudara akan lebih tinggi pada wanita
dengan jaringan kelenjar lebih banyak dan sedikit jaringan lemak.
9
11
h. Lama menyusui Kadar hormon estrogen dan hormon progesteron yang tinggi
selama masa kehamilan akan menurun drastis setelah melahirkan. Kadar hormon estrogen dan hormon progesteron yang telah menurun dalam
darah selama menyusui akan mengurangi pengaruh hormon tersebut terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara.
1
i. Usia menstruasi pertama
Risiko kanker payudara akan lebih besar jika wanita tersebut mengalami menarche sebelum usia 12 tahun dan disertai dengan
menopause yang lebih lambat yaitu pada usia lebih dari 55 tahun. Menarche pada usia kurang dari 12 tahun memberikan risiko 1,7-2,4 kali
lebih tinggi dibanding dengan wanita yang mengalami menstruasi pada usia lebih dari 12 tahun, hal ini berhubungan dengan lamanya paparan
hormon estrogen dan progesteron yang berpengaruh terhadap proliferasi jaringan payudara.
15,16
j. Gaya hidup
Obesitas yang terjadi pada pasca menopause akan meningkatkan risiko kanker payudara sedangkan obesitas premenopause dapat
menurunkan risiko kanker payudara. Hal ini dapat disebabkan oleh efek tiap obesitas yang berbeda terhadap kadar hormon endogen.
2
Olahraga selama 4 jam setiap minggu menurunkan risiko sebesar 30. Olahraga rutin pasca menopause juga menurunkan risiko sebesar
30-40. American Cancer Society merekomendasikan olahraga selama 45-60 menit setiap hari.
2
Konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara karena alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen
endogen sehingga mempengaruhi responsivitas tumor terhadap hormon.
2
12
2.1.5. Tumor Jinak Payudara a. Fibroadenoma
Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang sering terjadi pada perempuan. Fibroadenoma biasanya terjadi pada perempuan muda
dengan insidensi puncak pada usia 30 tahun. Struktur fibroadenoma terdiri dari epitel dan komponen kapsula fibrosa. Komponen epitel
fibroadenoma hampir sama dengan komponen epitel pada payudara normal.
17
Fibroadenoma tampak berwarna coklat berkapsul. Pada pemeriksaan fisik, fibroadenoma akan teraba sebagai massa soliter,
diskret, mudah digerakkan, dan konsistensi kenyal padat. Massa tumor membesar pada akhir siklus haid dan selama hamil.
1
Tindakan pembedahan merupakan modalitas primer dalam terapi. Pembedahan
yang dilakukan ekstirpasi yang merupakan tindakan pembedahan pengangkatan seluruh massa tumor beserta kapsulnya yang berada
dibawah lapisan kulit.
18
Pasien dengan fibroadenoma mammae memiliki risiko tinggi mengalami kanker payudara, namun jika terdeteksi secara
dini maka prognosisnya akan menjadi baik, bila tidak diangkat dengan sempurna maka dapat kambuh kembali.
10
Fibroadenoma mammae kadang tumbuh dengan cepat dan berpotensi kambuh saat rangsangan
estrogen meningkat.
2
b. Tumor filoides Tumor filoides merupakan neoplasama fibroepithelial yang
mempunyai potensi untuk berulang. Pertumbuhan tumor filoides diluar saluran dan lobulus, yaitu stroma yang meliputi jaringan lemak dan
ligamen yang mengelilingi saluran, lobulus, dan darah dan pembuluh getah bening di payudara. Selain sel stroma, tumor filoides dapat juga
mengandung sel-sel dari duktus dan lobulus.
19
Tumor filoides terdapat pada semua usia namun lebih banyak pada usia sekitar 30 tahun. Sekitar
10-15 tumor filoides yang jinak bisa menjadi tumor ganas dan jika
13
dilakukan eksisi akan memiliki kemungkinan rendah untuk terjadi rekurensi lokal.
2
c. Papilloma intraduktal Papilloma intraduktal payudara ditandai dengan proliferasi sel-sel
epitel dan mioepitel yang melapisi fibrovaskular sehingga menciptakan struktur yang bercabang dalam lumen duktus, yang dibagi menjadi
sentral duktus besar papiloma, biasanya terletak di subareolar dan papilloma perifer yang timbul di terminal duct lobular unit.
20
Gejala yang sering timbul berupa sekresi cairan berdarah dari puting susu.
2
Terapi yang dilakukan untuk menghilangkan papilloma melalui insisi atau eksisi.
20
d. Perubahan fibrokistik payudara
Perubahan fibrokistik terjadi akibat ketidakseimbangan hormonal dan berkaitan dengan proses penuaan alami. Gejala kelainan ini berupa
nyeri bila disentuh dan payudara teraba keras sebelum waktu haid.
2
e. Galaktokel
Galaktokel merupakan kista retensi yang berisi air susu. Galaktokel berbatas tegas dan dapat digerakkan, dan timbul biasanya 6-10 bulan
setelah berhenti menyusui. Letak galaktokel ini biasanya di tengah dalam payudara atau dibawah puting.
2
f. Adenoma tubular mammae
Adenoma tubular adalah tumor jinak epitelial yang jarang, sekitar 0,13-1,7 dari semua lesi jinak payudara. Gambaran klinis dan imaging
dari adenoma tubular mammae mirip dengan fibroadenoma sehingga untuk diagnosa praoperasi sulit. Untuk menetapkan diagnosis definitif
maka dilakukan tindakan eksisi. Adenoma tubular paling sering terjadi pada wanita muda kurang dari 40 tahun atau pada usia reproduksi dan
tidak berhubungan dengan pengobatan kontrasepsi oral atau kehamilan.
21
14
2.1.6. Kanker Payudara Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus
membran basal noninvasif dan kanker yang sudah menembus membran basal invasif. Bentuk utama karsinoma payudara dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : a. Noninvasif
1. Karsinoma duktal in situ DCIS
Karsinoma duktal in situ merupakan kanker non-invasif dimana sel-sel abnormal ditemukan pada lapisan duktus laktiferus. DCIS
mempunyai gambaran histologis yang bermacam-macam, dari arsitekturnya yaitu tipe solid, kribiformis, papilaris, dan clinging serta
gambaran nukleus yang bervariasi dari derajat rendah dan monomorfik hingga derajat tinggi dan heterogen. Prognosis DCIS lebih dari 97
pasien dapat bertahan hidup lama.
1
2. Penyakit paget
Penyakit pada puting payudara yang disebabkan oleh perluasan karsinoma duktal in situ ke duktus laktiferus, tampak sebagai erupsi
ekzematosa kronik yang berkembang menjadi ulkus basah.
2
3. Karsinoma lobular in situ LCIS
Sel-sel abnormal tumbuh dalam lobulus, kelenjar penghasil susu pada akhir saluran payudara. Pertumbuhnannya tetap dalam lobulus dan
tidak menyebar ke jaringan sekitarnya. Karsinoma lobular in situ biasanya di diagnosis sebelum menopause pada rentang usia 40-50
tahun. Gambaran mikroskopis dari LCIS adalah uniform, sel bersifat monomorf dengan nukleus polos bulat dan terdapat dalam kelompok
kohesif di duktus dan lobulus.
1
15
B. Invasif 1. Karsinoma lobular invasif
Karsinoma lobular invasif telah menembus dinding lobulus dan mulai menyerang jaringan payudara sekitar. Gejala klinis dari karsinoma
lobular invasif ini bisa asimptomatik dan juga bisa teraba massa besar yang bersifat multifokal bilateral. Sekitar 10 dari semua kanker
payudara invasif adalah karsinoma lobular invasif.
2
Gambaran sel pada karsinoma lobular invasif mirip dengan sel pada LCIS. Sel-sel tersebut
menginvasi stroma dan terkadang mengelilingi asinus atau duktus sehingga membentuk yang disebut sebagai mata sapi bull’s eye.
1
2. Karsinoma duktal invasif Sekitar 70 - 80 dari semua kanker payudara adalah karsinoma
duktal invasif. Kanker ini yang telah menembus dinding duktus laktiferus dan menyerang jaringan payudara sekitarnya. Gambaran mikroskopis
dari karsinoma duktal invasif heterogen, nukleus dengan derajat rendah, sel tumor yang anaplastik, tepi tumor iregular. Kanker dengan tahap
lanjut menimbulkan gambaran massa melekat ke otot pektoralis sehingga terjadi fiksasi lesi, melekat ke kulit sehingga menyebabkan retraksi dan
cekungan dimpling kulit payudara. Keganasan ini sering timbul pada saat sebelum maupun sesudah menopause pada usia dekade kelima dan
keenam.
1,2
Dari penelitian Wahyuni tahun 2006, karsinoma duktal invasif mempunyai ketahanan hidup lima tahun sebesar 70.
22
Subtipe dari karsinoma duktal invasif terdiri dari : a.
Karsinoma tubulus b.
Karsinoma medular c.
Karsinoma koloid Musinosa d.
Karsinoma papiler invasif e.
Karsinoma sistik adenoid
16
3. Karsinoma inflamasi Karsinoma inflamasi ini jarang ditemukan yang mempunyai
gambaran klinis berupa pembesaran dan pembengkakan payudara, kemerahan, biasanya tanpa teraba massa yang disebabkan oleh
penyumbatan pada saluran limf dermis. Kanker ini tumbuh dan menyebar dengan cepat, dengan prognosis yang buruk.
1
2.1.7. Prosedur Diagnostik 1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Keluhan utama yang sering dialami penderita dapat berupa adanya massa tumor di payudara, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu,
retraksi puting susu, adanya ekzema sekitar areola, retraksi kulit dimpling, dan
“peau d’orange” akibat obstruksi pembuluh limf kulit limfedema lokal dan jaringan subkutan oleh sel-sel tumor.
1,2,3
Adanya massa dapat ditentukan sejak berapa lama, cepat atau tidak pertumbuhan, disertai rasa sakit atau tidak. Tumor pada kegansanan
mempunyai gejala tidak nyeri dan massa yang irreguler serta tumbuh progresif.
3
2. Pemeriksaan Radiodiagnostik a. Mamografi
Mamografi dapat digunakan sebagai metode pilihan deteksi dini kanker payudara pada tumor yang tidak teraba saat palpasi. Hasil
dari mamografi dikonfirmasi dengan Fine Needle Aspiration Biopsy FNAB, core biopsy, atau biopsi bedah.
2
b. Ultrasonografi Ultrasonografi dapat membedakan lesi solid dan kistik serta
menentukan ukuran lesi.
2
17
3. Biopsi Setiap ada kecurigaan dari hasil pemeriksaan fisik dan
mammografi, biopsi harus dilakukan. a.
Fine Needle Aspiration Biopsy FNAB Jaringan tumor diaspirasi dengan jarum halus lalu diperiksa
dibawah mikroskop. Kekurangan dari FNAB ini kadang tidak dapat menentukan grade tumor dan kadang tidak memberikan diagnosis
yang jelas sehingga dibutuhkan biopsi lainnya.
2
b. Core Biopsy
Dengan menggunakan jarum yang ukurannya cukup besar, lalu diambil spesimen silinder jaringan tumor. Kelebihan dari core
biopsy adalah dapat membedakan tumor yang noninvasif dan invasif serta grade tumor.
2
c. Biopsi Terbuka
Indikasi dilakukan biopsi terbuka jika pada mamografi terlihat adanya kelainan yang mengarah ke keganasan, hasil FNAB
atau core biopsy yang meragukan.
2
Biopsi eksisional adalah mengangkat seluruh massa tumor dan menyertakan sedikit jaringan sehat disekitar massa tumor ini
digunakan untuk kasus yang masih operabel atau stadium dini dan biopsi insisional hanya mengambil sebagian massa tumor yang
sudah inoperabel yang selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi.
2
d. Sentinel Node Biopsy
Biopsi ini dilakukan untuk menentukan keterlibatan dari kelenjar limf aksila dan parasternal.
2
4. Pemeriksaan Histopatologi Gold Standard Diagnostic
Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan potong beku danatau parafin.
23
Bahan pemeriksaan histopatologi diambil melalui: Core biopsy
18 Biopsi eksisional untuk tumor ukuran 3 cm
Biopsi insisional untuk tumor operabel ukuran 3 cm sebelum
operasi definitif dan inoperabel Spesimen mastektomi disertai dengan pemeriksaan kelenjar getah
bening Pemeriksaan imunohistokimia
2.1.8. Staging dan Grading a. Staging
AJCC American Joint Committee on Cancer menyusun panduan penentuan stadium dan derajat tumor ganas payudara menurut sistem
TNM.
2
Tabel 2.1. Klasifikasi TNM
Tumor Primer T
Varian Keterangan
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
To Tidak ada bukti tumor primer
Tis Karsinoma in situ
Tis DCIS
Karsinoma duktal in situ Tis
LCIS Karsinoma lobular in situ
Tis Paget
Penyakit paget pada puting payudara tanpa tumor
T1 Diameter terbesar tumor 2 cm
T1 mic Diameter terbesar mikroinvasi 0,1 cm
T1a Diameter terbesar tumor 0,1 cm tetapi 0,5
cm T1b
Diameter terbesar tumor 0,5 cm tetapi 1 cm
19
T1c Diameter terbesar tumor 1 cm tetapi 2cm
T2 Diameter terbesar tumor 2cm tetapi 5 cm
T3 Diameter terbesar tumor 5cm
T4 Tumor berukuran apapun dengan ekstensi
langsung ke a dinding dada atau b kulit : T4a
Ekstensi ke dinding dada, tidak termasuk m.pektoralis
T4b Edema termasuk
peau d’orange atau ulserasi kulit payudara, atau nodul satelit di
kulit payudara yang sama T4c
Gabungan T4a dan T4b T4d
Karsinoma inflamatorik
KGB Regional
N Varian
Metastasis ke KGB
Nx KGB regional tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada metastasis ke KGB
regional N1
KGB aksila
ipsilateral dapat
digerakkan pN1mi
Mikrometastasis 0,2mm ≤2mm pN1a
1-3 KGB aksila pN1b
Mikrometastasis ke KGB mamaria interna
pN1c Mikrometastasis ke 1 sampai 3 KGB
aksila dan KGB mamaria interna
N2 KGB aksila ipsilateral terfiksasi atau
KGB mammaria
interna yang
terdeteksi secara klinis dan tidak terdapat metastasis KGB aksila secara
klinis N2a
KGB aksila ipsilateral yang terfiksasi
20
satu sama lain atau terfiksasi ke struktur lain
pN2a 4-9 KGB
N2b KGB mammaria interna yang hanya
terdeteksi secara klinis dan tidak terdapat metastasis ke KGB aksila
pN2b KGB
mammaria interna
yang terdeteksi secara klinis dan tidak
terdapat metastasis ke KGB aksila
N3 KGB infraklafikula ipsilateral dengan
atau tanpa keterlibatan KGB aksila; atau KGB mamaria interna yang
terdeteksi secara klinis dan terdapat metastasis KGB aksila secara klinis;
atau KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB
aksila atau mamaria interna N3a
KGB infraklavikula ipsilateral pN3a 10 KGB aksila atau infraklavikula
N3b KGB mammaria interna ipsilateral
dan KGB aksila
pN3b KGB mammaria interna terlihat
secara klinis, dengan KGB aksila, atau mikrometastasis ke 3 KGB
aksila dan mamaria interna melalui sentinel node biopsy, karena tidak
terlihat secara klinis N3c
KGB supraklavikula ipsilateral pN3c KGB supraklavikula
terdeteksi melalui pencitraan atau pada pemeriksaan fisik atau terlihat jelas pada pemeriksaan patologi
21
Metastasis M
Mx Metastasis tidak dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastasis
M1 Metastasis
Sumber : Sjamsuhidajat, 2010
Tabel 2.2. Stadium kanker payudara
Stadium TNM Persentase
harapan hidup 5 tahun
Tis N0 M0 100
I T1
N0 M0 100
IIA T0N1M0, T1
N1M0, T2N0M0 92
IIB T2N1M0, T3N0M0
81 IIIA
T0N2M0, T1 N2M0, T2N2M0,
T3N1M0, T3N2M0 67
IIIB T4N0M0, T4N1M0, T4N2M0
54 IIIC
T apapun, N3 M0 ?
IV T apapun, N apapun, M1
20 Termasuk T1 mic
angka harapan hidup lima tahun untuk stadium IIIc belum didapatkan karena stadium ini baru didefinisikan akhir-akhir ini
Sumber : Sjamsuhidajat, 2010
Stadium 0 : DCIS, termasuk penyakit Paget pada puting payudara dan LCIS
Stadium I : Karsinoma invasif dengan ukuran ≤ 2 cm tanpa adanya keterlibatan kelenjar getah bening KGB
Stadium IIA : Karsinoma invasif dengan ukuran ≤ 2 cm, disertai keterlibatan KGB atau karsinoma invasif 2 cm dan kurang dari 5
cm tanpa disertai keterlibatan KGB. Stadium IIB : Karsinoma invasif dengan diameter 2 cm dan 5 cm
dengan keterlibatan KGB atau karsinoma invasif dengan ukuran 5 cm tanpa disertai keterlibatan KGB.
22 Stadium IIIA : Karsinoma invasif ukuran berapapun, dengan fiksasi
KGB menginvasi ke dalam struktur lain atau karsinoma berdiameter 5 cm dengan metastasis KGB nonfiksasi.
Stadium IIIB : Karsinoma inflamasi, karsinoma yang telah invasi ke dinding dada, karsinoma yang telah invasi ke kulit, karsinoma
dengan nodul kulit satelit, atau karsinoma dengan metastasis ke KGB mammaria internal ipsilateral.
Stadium IIIC : Karsinoma dengan ukuran berapapun, dengan keterlibatan KGB yaitu KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau
tanpa keterlibatan KGB aksila; atau KGB mamaria interna dan terdapat metastasis KGB aksila secara klinis; atau KGB
supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila atau mamaria interna
Stadium IV : Metastasis jauh
1,2
b. Grading Berdasarkan derajat diferensiasi, tumor ganas payudara dibagi
menjadi tiga grade. Grading ditentukan berdasarkan gambaran sitologi nukleus sel tumor dibandingkan dengan membandingkan gambaran sel
epitel payudara normal. Dengan mengetahui grade, dapat membantu dokter dalam memutuskan terapi yang dibutuhkan setelah operasi. Sistem
penilaian tersedia untuk menentukan grade dari kanker payudara adalah Nottingham Histologic Score system the Elston-Ellis modification of
Scarff-Bloom-Richardson grading system.
2,24
Ada tiga faktor yang dinilai, yaitu :
2,24
1. Diferensiasi glandulartubular
Skor 1 : 75 dari area tumor membentuk struktur kelenjar atau tubular.
Skor 2 : 10 - 75 dari area tumor membentuk struktur kelenjar atau tubular.
23
Skor 3: 10 dari area tumor membentuk struktur kelenjar atau tubular.
2. Pleomorfik nukleus
Skor 1: Nukleus kecil dengan sedikit peningkatan ukuran sel epitel payudara dibandingkan dengan sel normal, ukuran yang sedikit
bervariasi, garis reguler, dan kromatin nuklear seragam. Skor 2 : Sel lebih besar dari normal dengan inti vesikular terbuka,
terlihat nukleolus, ukuran dan bentuk yang sedikit bervariasi. Skor 3: Nukleus vesikular, nukleolus menonjol, variasi dalam ukuran
dan bentuk, kadang-kadang dengan bentuk yang aneh dan sangat besar.
3. Derajat mitosis sel tumor
Kriteria skor untuk derajat mitosis sel tumor bervariasi tergantung pada diameter bidang mikroskop yang digunakan oleh ahli patologi.
Ahli patologi akan menghitung berapa banyak aktivitas mitosis yang terlihat pada 10 lapang pandang besar.
Skor 1 : kurang dari atau sama dengan 7 mitosis per 10 lapang pandang besar.
Skor 2 : 8-14 mitosis per 10 lapang pandang besar. Skor 3 : ≥ 15 mitosis per 10 lapang pandang besar.
Masing-masing gambaran ini diberi nilai dari 1-3, dan kemudian masing-masing skor ditambahkan untuk memberikan skor total akhir
mulai dari 3-9.
24
Grade I derajat rendah berdiferensiasi baik dengan skor 3-5: Sel kanker terlihat sedikit berbeda dari sel normal dan tumbuh lambat.
Grade II derajat sedang atau berdiferensiasi sedang dengan skor 6-7: Sel kanker tidak terlihat seperti sel normal dan sel kanker
berproliferasi lebih cepat dari sel normal. Grade III derajat tinggi atau berdiferensiasi buruk dengan skor
8-9 : Sel kanker sangat jauh berbeda dari sel normal dan sel kanker tumbuh dengan sangat cepat.
24
2.1.9. Tatalaksana Tatalaksana kanker payudara meliputi tindakan pembedahan,
kemoterapi, radioterapi, hormonal terapi, terapi rehabilitasi medik, dan terapi paliatif.
1. Pembedahan
Jenis pembedahan yang dilakukan adalah
2
: Mastektomi radikal klasik
Mastektomi radikal klasik merupakan pengangkatan seluruh kelenjar payudara dengan sebagian besar otot pektoralis mayor dan minor,
kulit, dan kelenjar limfe aksila level I, II, dan III. Mastektomi radikal dimodifikasi
Pengangkatan seluruh kelenjar payudara dengan mengangkat kelenjar limfe level I dan II namun mempertahankan otot pektoralis mayor dan
minor jika otot bebas dari tumor. Pembedahan ini diikuti dengan diseksi aksila.
Mastektomi simpel Pengangkatan
seluruh kelenjar
payudara dan
puting dan
mempertahankan kelenjar limf aksila dan otot pektoralis jika tidak ada penyebaran ke kelenjar aksila. Ini biasa dilakukan untuk mastektomi
profilaktif pada kelompok berisiko tinggi dan pada karsinoma in situ yang rekuren.
Breast conserving treatment BCT lumpektomi Tindakan ini dilakukan dengan tujuan mengangkat massa dan jaringan
payudara sehat di sekitranya dengan menjaga tampilan kosmetik payudara. Indikasi dilakukan BCT adalah tumor stadium Tis, T1,T2
dengan ukuran ≤3 cm.
2. Radioterapi
Radioterapi dapat digunakan sebagai adjuvan kuratif pada pembedahan BCT, mastektomi simpel, mastektomi radikal modifikasi
dan terapi paliatif pasca mastektomi, metastasis tulang dan otak.
25
Pemberian radioterapi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penyinaran dari luar dan dari dalam. Radiasi dari luar dilakukan bergantung pada
jenis prosedur bedah yang dilakukan dan ada tidaknya keterlibatan kelenjar getah bening. Radiasi dari dalam atau brakiterapi adalah
menanam bahan radioaktif di jaringan payudara sekitar lesi.
2
3. Terapi hormonal
Terapi hormonal terdiri dari obat-obatan anti-estrogen tamoksifen, toremifen analog LHRH, inhibitor aromatase selektif anastrazol,
letrozol, agen progetasional megesterol asetat, agen androgen dan prosedur ooforektomi.
2,10
4. Kemoterapi
Kemoterapi dapat berupa kemoterapi adjuvan maupun paliatif. Kemoterapi adjuvan merupakan kemoterapi yang diberikan pasca
mastektomi untuk membunuh sel-sel tumor yang mungkin tertinggal atau menyebar secara mikroskopik. Kemoterapi neoadjuvan merupakan
kemoterapi yang diberikan sebelum pembedahan untuk memperkecil besar tumor sehingga dapat diangkat dengan lumpektomi atau
mastektomi simpel. Regimen kemoterapi yang paling sering digunakan yaitu CMF siklofosfamid, metotreksat, dan 5-fluorourasil, FAC
siklofosfamid, adriamisin, 5-fluorourasil, AC adriamisin dan siklofosfamid, dan CEF siklofosfamid, epirubisin, 5-fluorourasil.
2,23
5. Terapi biologi
Terapi biologi berupa terapi anti ekspresi HERneu menggunakan pemberian trastuzumab.
2
Pada kanker payudara stadium 0 dilakukan simpel mastektomi atau Breast Conserving Treatment BCT yaitu dengan cara hanya mengangkat
tumor dan diseksi aksila dan diikuti dengan radiasi kuratif.
23
Pada kanker payudara stadium I, II, III awal dilakukan tindakan kuratif. Untuk stadium
I,II dilakukan radikal mastektomi atau radikal mastektomi modifikasi dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvan. Stadium IIIa dilakukan
simpel mastektomi dengan radiasi serta sitostatika adjuvan.
3
26
Pada kanker payudara stadium IIIB IIIC locally advanced terdiri dari dua yaitu operable locally advanced dan inoperable locally advanced.
Operable locally advanced dilakukan simpel mastektomi atau mastektomi radikal + radiasi + kemoterapi adjuvant + hormonal terapi, sedangkan pada
inoperable locally advanced dapat dilakukan radiasi kuratif + kemoterapi + hormonal terapi atau radiasi + operasi + kemoterapi + hormonal terapi atau
kemoterapi neoadjuvan + operasi + kemoterapi + radiasi + horrmonal terapi.
23
Prinsip pengobatan kanker payudara stadium lanjut metastase jauh stadium IV adalah bersifat paliatif dan terapi pengobatan primer yang
bersifat sistemik yaitu terapi hormonal dan kemoterapi.
3
2.1.10. Prognosis Prognosis kanker payudara buruk jika pasien menderita kanker
payudara bilateral, pada usia muda, adanya mutasi genetik, dan adanya triple negatif yaitu grade tumor tinggi dan seragam, reseptor ER dan PR
negatif, dan reseptor permukaan sel HER-2 juga negatif.
1,2,12
Tipe histologik karsinoma payudara tubulus, medular, lobulus, papilar, dan
musinosa lebih baik dibandingkan dengan tipe histologik karsinoma duktal.
1
2.1.11. Pencegahan Tumor payudara dapat dicegah dengan mengetahui faktor risiko
dan mengetahui cara pencegahannya. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan payudara sendiri SADARI satu bulan sekali sekitar
hari ke-8 menstruasi, obat profilaksis untuk keganasan payudara seperti tamoksifen dan mamografi sebagai screening kanker payudara yang dapat
dilakukan setiap tahun sejak usia 25 tahun, mamografi terutama dilakukan pada perempuan yang telah menopause atau usia 50 tahun ke atas.
2
Selain itu, kejadian kanker payudara dapat dicegah dengan menyusui lebih dari 2 tahun, pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan,
27
indeks massa tubuh IMT sekitar 20-25 kgm
2
, menghindari konsumsi alkohol, konsumi makanan seimbang, dan olahraga yang teratur.
25
2.2. Kerangka Teori