Karakteristik Kasus Tumor Ovarium di RSUD.Dr.Pirngadi Medan Tahun 2013

(1)

KARAKTERISTIK KASUS TUMOR OVARIUM DI RSUD. Dr. PIRNGADI MEDAN

DZURRIYYATUN THOYYIBAH 135102103

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


(2)

(3)

KARAKTERISTIK PENDERITA TUMOR OVARIUM DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2013

ABSTRAK Dzurriyyatun Thoyyibah

Latar Belakang :Keganasan indung telur (ovarium) merupakan keganasan yang sering dijumpai, tetapi sebagian besar datang sudah dalam stadium lanjut atau ditemukan saat operasi.Proses keganasan indung telur beralan dengan lamban sehingga sering dijumpai dalaam keadaan lanjut.

Tujuan Penelitian:Untuk mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium.

Metode penelitian : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Sumber data dari catatan rekam medis tahun 2013. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 38 dokumen penderita tumor ovarium. Teknik pengambilan data total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar checklist. Hasil Penelitian : Hasil penelitianpenderita tumor ovarium paling tinggi > 35 tahun (68,4%), suku batak (48,8%), wanita sudah menikah (81,6%), nulipara (42,1%),tindakan medik histerektomi yaitu sebanyak 16 kasus (28,9%) dan kistektomi yaitu sebanyak (28,9%), jenis tumor tertinggi tumor ovarium jinak yaitu sebanyak 42 kasus (71,2%).

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa keganasan lebih sering dijumpai pada wanita berusia > 35 tahun. Untuk itu dianjurkan pada masyarakat agar memeriksakan secara dini untuk identifikasi kejadian tumor ovarium.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah swt karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kesehatan dan nikamat kepada peneliti sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Penelitian ini berjudul “KARAKTERISTIK KASUS TUMOR OVARIUM DI RSUD.Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2013”.

Penulis menyadari sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan KTI ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun susunan bahasa.Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dikemudian hari.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

2. Ibu Febrina Oktavinola Kaban, SST, M.Keb Selaku Penguji I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

3. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji II yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

4. dr. Christoffel L. Tobing, SPOG (K) Selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, yang telah membimbing hingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai

5. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(5)

7. Ayahanda dan Ibunda serta Adinda yang telah memberikan dukungan, semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.

8. Teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini selesai.

9. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata peneliti ucapkan terimahkasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari Allah swt. Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, Juli 2013


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I Pendahuluan ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Institusi Rumah Sakit ... 4

2. Bagi Profesi Bidan ... 4

3. Bagi Institusi Pendidikan ... 4

4. Bagi Penulis ... 5

BAB II Tinjauan Pustaka ... 6

A.Pengertian Tumor Ovarium ... 6

B.Diagnosis ... 7

C.Penyebab ... 7

D.Gejala Tumor Ovarium ... 8

E. Tumor Dalam Kehamilan ... 9

F. Klasifikasi ... 10

1. Non Neoplastik ... 10

2. Neoplastik ... 12

G. Bahaya Tumor ... 13


(7)

I. Perawatan dan Pengobatan ... 15

J. Variabel yang Terkait Penelitian ... 17

BAB III Kerangka Konsep ... 19

A.Kerangka Konsep ... 19

B.Defenisi Operasional ... 20

BAB IV Metode Penelitian ... 23

A.Desain Penelitian ... 23

B.Populasi dan Sampel ... 23

1. Populasi ... 23

2. Sampel ... 23

C.Tempat Penelitian Dan Waktu Penelitian ... 24

1. Tempat Penelitian ... 24

2. Waktu Penelitian ... 24

D.Metode Pengumpulan Data ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 25

F. Pengumpulan Data ... 25

G. Pengolahan Data ... 25

BAB V Hasil dan Pembahasan ... 26

A. Hasil ... 26

B. Pembahasan ... 33

1. Umur ... 33

2. Suku ... 33

3. Marital ... 34

4. Paritas ... 34

5. Tindakan Medik ... 35

6. Jenis Tumor ... 36

C. Keterbatasan Penelitian ... 36

D. Implikasi Penelitian ... 36

BAB VI Kesimpulan dan Saran ... 37

A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.b Defenisi Operasional ... 20 Tabel 5.1 Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Umur penderita Tumor

Ovarium ... 26 Tabel 5.2 Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan suku penderita Tumor

Ovarium ... 27 Tabel 5.3 Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Marital penderita

TumorOvarium ... 28 Tabel 5.4 Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Umur penderita Tumor

Ovarium ... 29 Tabel 5.5 Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Tindakan Medis

penderita Tumor Ovarium ... 30 Tabel 5.6 Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Jenis penderita Tumor


(9)

DAFTAR SKEMA


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Riwayat Hidup Lampiran 2 : Lembar cheklis Lampiran 3 : Surat penelitian Lampiran 4 : Master tabel Lampiran 5 : Lembar konsultasi


(11)

KARAKTERISTIK PENDERITA TUMOR OVARIUM DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2013

ABSTRAK Dzurriyyatun Thoyyibah

Latar Belakang :Keganasan indung telur (ovarium) merupakan keganasan yang sering dijumpai, tetapi sebagian besar datang sudah dalam stadium lanjut atau ditemukan saat operasi.Proses keganasan indung telur beralan dengan lamban sehingga sering dijumpai dalaam keadaan lanjut.

Tujuan Penelitian:Untuk mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium.

Metode penelitian : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Sumber data dari catatan rekam medis tahun 2013. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 38 dokumen penderita tumor ovarium. Teknik pengambilan data total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar checklist. Hasil Penelitian : Hasil penelitianpenderita tumor ovarium paling tinggi > 35 tahun (68,4%), suku batak (48,8%), wanita sudah menikah (81,6%), nulipara (42,1%),tindakan medik histerektomi yaitu sebanyak 16 kasus (28,9%) dan kistektomi yaitu sebanyak (28,9%), jenis tumor tertinggi tumor ovarium jinak yaitu sebanyak 42 kasus (71,2%).

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa keganasan lebih sering dijumpai pada wanita berusia > 35 tahun. Untuk itu dianjurkan pada masyarakat agar memeriksakan secara dini untuk identifikasi kejadian tumor ovarium.


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Makin berhasil pembangunan nasional, makin tinggi usia harapan hidup yang dapat dicapai oleh masyarakat Indonesia. Dengan makin tinggi usia harapan hidup terhadap beberapa hal yang mungkin terjadi, yaitu makin tingginya penyakit degenerasi (kemunduran) proses penuaan yang memerlukan pengawasan dan pemeliharaan kesehatan maka makin tinggi kejadian penyakit ganas khususnya pada alat kelamin wanita yang dapat menimbulkan kematian (Manuaba, 2009)

Keganasan indung telur (ovarium) merupakan keganasan yang sering dijumpai, tetapi sebagian besar datang sudah dalam stadium lanjut atau ditemukan saat operasi.Keganasan indung telur disebut“ pembunuh dingin” (silent killer) karena perjalanan penyakit yang lamban. Dugaan keganasan indung telur ditemukan dengan menemukan tumor pada wanita usia muda apalagi sebelum menarche, tumor indung telur pada usia diatas 45 tahun maka kecurigaan ganas akan lebih besar, indung telur masih teraba setelah wanita berhenti haid (Manuaba, 2010).

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker bertambah mencapai 6.25 juta orang. Dalam 10 tahun mendatang diperkirakan 9 juta orang akan meninggal setiap tahun akibat kanker. Dua pertiga dari penderita kanker di dunia akan berada di Negara-negara yang sedang berkembang (Setiati, 2009).

Karsinoma ovarium jenis epitel adalah penyebab utama kematian akibat kanker ginekologi di Amerika Serikat.Pada tahun 2003 diperkirakan terdapat 25.400 kasus kanker ovarium dengan 14.300 kematian.Yang mencakupkira – kira 5% dari semua kematian wanita karena kanker.Kanker ovarium jarang ditemukan pada usia


(13)

di bawah 40 tahun. Angka kejadian meningkat dengan makin tuanya usia, dari 15 – 16 per 100.000 padausia 40 – 44 tahun menjadi paling tinggidenganangka 57 per 100.000 padausia 70 – 74 tahun. Usia median saat diagnose dalah 63 tahundan 48% penderitaberusia 65 tahun. (Prawihardjo,2006).

Sebagaimana diketahui bahwaAngka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan sasaran pembangunan Millenium. Millenium Development Goals (MDGs) yang ditetapkan World Health Organization (WHO) sebesar 102/100.000 kelahiran hidup atau dua kali lebih besar dari target WHO sebesar 15/ 1000 KH (DepKes RI, 2007).

Menurut Yatim (2008), menguraikan bahwa di Indonesia kanker alat kandungan merupakan salah satu penyebab kematian utama di antara penyakit kandungan. Kanker ovarium menduduki urutan ketiga sesudah kanker serviks dan kanker payudara.Kematian akibat kanker di Indonesia menempati urutan kedua, setelah kematian akibati nfeksi.Namun timbul praduga, apabila berbagai penyakit infeksi telah dapat diatasi dan penduduk yang mencapai usia lanjut makin banyak jumlahnya, diperkirakan jumlah penderita kanker akan menempati urutan tertinggi (Anolis, 2011).

Tumor ovarium tersering dijumpai adalah tumor kistik. Menurut Whitecardkk (1999) dalam Williams (2005) melaporkan 130 kasus massa adneks yang didiagnosa selama kehamilan, 30 persen teratoma kistik, 28 persen kista denoma serosa ataumusinosa, 13 persen kista korpus luteum, dan 7 persen kista jenis lainnya. Dari 130 massa, 5 persen bersifat ganas.

Hasil penelitian Dumaris (2008-2012) di Rumah Sakit ST Elisabet penderita kista ovarium berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada kelompok umur


(14)

29 – 37 tahun (29,7%),sukuBatak (81,9%),status kawin (71,6%). Sementara survey pendahulauanDumaris (2008-2012) yang dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan dari bulan Januari-Oktober 2010 penderita kista ovarium pada wanita usia subur berjumlah 34 orang.Hasil survey awal yang dilakukan di RSUD pirngadi yang menderita kistaovarium tahun 2013 berjumlah 38 orang

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti ’’Karakteristik Penderita Tumor Ovarium di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2013”.

B. RumusanMasalah

Dari latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah karakteristik Penderita Tumor Ovarium di Rumah Sakit Pirngadi Medan Tahun 2013?”

C. TujuanPenelitian 1. TujuanUmum

Untuk mengetahui karakteristik penderita tumorovarium di RSUD Dr. Pirngadi Medantahun 2013.

2. TujuanKhusus

1. Untuk mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium berdasarkan umur di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2013.

2. Untuk mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium berdasarkan suku di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2013.

3. Untukmengetahuikarakteristikpenderita tumorovariumberdasarkan status marital di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2013.


(15)

4. Untuk mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium berdasarkan paritas di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2013.

5. Untuk mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium berdasarkan tindakan medis di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2013.

6. Untuk mengetahui karakteristik penderita tumor ovarium berdasarkan jenis tumor ovarium di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2013.

D. ManfaatPenelitian

1. Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai informasi data tentang kejadian tumor ovarium dalam upaya deteksi dini, pencegahan dan pengobatan pada kasus tumor ovarium.

2. Bagi Profesi Kebidanan

Sebagai bahan masukan dalam mendeteksi risiko tinggi pada ibu agar tumor ovarium dapat diketahui secara dini dan tidak menjadi ganas sehingga menyebabkan kematian.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan referensi tambahan bagi pendidikan khususnya mengenai tumor ovarium.

4. Bagi Penulis

Menambah pengalaman dan wawasan penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama menjadi mahasiswa DIV Universitas Sumatera Utara khususnya mengenai tumor ovarium.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tumor

Indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium.Tumor ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam idung telur (ovarium).Kista ovarium biasanya tidak bersifat kanker, tetapi walaupun kista tersebut berukuran kecil.Diperlukan perhatian lebih lanjut untuk memastikan bahwa kista tersebut tidak berupa kanker (Setiati 2009).

Kista indung telur (kista ovarium) relative sering dijumpai, kista ini merupakan pembesaran dari indung telur yang mengandung cairan. Besarnya bervariasi dapat kurang dari 5 centi meter sampai besarnya memenuhi rongga perut, sehingga menimbulkan sesak dan panas (Manuaba, 2009).

Menurut Setiati (2009), menguraikan bahwa Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal yang bukan radang. Berdasarkan golongannya, tumor dibagi menjadi dua, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Sedangkan kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh secara lambat. Oleh karena itu pada umumnya, tumor jinak tidak dapat cepat membesar. Pada masa perkembangannya, sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat)


(17)

B. Diagnosis

Menurut Llwellyn (2001), kista ovarium jinak tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak dapat dideteksi selama beberapa tahun. Tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika membesar dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan jarang menimbulkan gangguan menstruasi.Pemeriksaan abdomen dan vagina secara periodik akan dapat mendeteksi kista ini. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan skrenning ultrason abdomen atau transvagina, yang dapat membedakannya dari kehamilan, kegemukan, pseudosiesis, kandung kemih penuh atau degenerasi kistik dari mioma.

C. Penyebab

Bila dilihat dari faktor penyebab Tumor ovarium, tidak ada satu orang pun yang mengetahui penyebab yang tepat dari kasus ini.Bagaimanapun penyakit ini tidak menular. Perempuan bisa mendapat penyakit ini karena mempunyai faktor-faktor risiko tertentu dibandingkan dengan perempuan lain. Adapun faktor-faktor risiko tumor ovarium rahim adalah umur, kista ovarium terjadi kebanyakan pada perempuan yang berumur usia diatas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun (Anolis,


(18)

D. Gejala Tumor ovarium

1. Gejala klinis Tumor ovarium sangat bervariasi yaitu:

a. Tanpa gejala apapun, karena besarnya bervariasi, gejalanya tidak menentu. Mungkin hanya ketidak nyamanan di perut bagian bawah.

b. Setelah besarnya tertentu, pasien mencari pertolongan karena merasa perutnya membesar dan menimbulkan gejala perut terasa penuh dan sering sesak napas, karena perutnya tertekan oleh besarnya kista (Manuaba, 2009).

Gejala penyakit dapat datang sebagai akibat penyulit kista indung telur diantaranya sakit mendadak pada perutnya karena terdapat perdarahan, kista, terpelintirnya tangkai kista atau kista pecah.Kista telah mengalami degenerasi ganas dengan gejala penderita kurus, perut terdapat cairan asites, dan sudah terdapat anak sebarnya (Manuaba, 2009).

2. Menurut Anolis (2011), gejala tumor dapat berupa:

a. Menstruasi datangnya terlambat yang sering disertai timbulnya rasa yang sangat nyeri.

b. Nyeri, perasaan penuh atau tertekan di daerah perut

c. Serangan nyeri tajam yang muncul mendadak pada perut bagian bawah. d. Tumbuhnya rambut pada bagian wajah dan bagian tubuh lainnya

e. Pembengkakan pada tungkai bawah yang biasanya tidak disertai adannya rasa sakit


(19)

3. Menurut Yatim (2008), gejala tumor ovarium dapat berupa:

a. Rasa nyeri yang menetap di rongga panggul disertai rasa agak gatal

b. Rasa nyeri sewaktu bersetubuh atau nyeri rongga panggul kalau tubuh bergerak.

c. Rasa nyeri segera timbul siklus menstruasi selesai. Perdarahan menstruasi tidak seperti biasa. Mungkin perdarahan lebih lama, mungkin lebih pendek, atau mungkin tidak keluar darah menstruasi pada siklus biasa atau siklus menstruasi tidak teratur.

E. Tumor Ovarium Dalam Kehamilan

Pembesaran ovarium kurang dari 6 cm yang ditemukan pada awal kehamilan biasanya mencerminkan pembentukan korpus luteum. Satu dari 1.500 kehamilan mendapat komplikasi tumor yang terdeteksi secara klinis, berdiameter <50 mm. Jika pemeriksaan ultrason dilakukan secara rutin, tumor ovarium dapat dideteksi pada 1 dari 200 kehamilan. Kebanyak tumor karena kista, biasanya karena pembesaran korpus luteum, yang dapat hilang secara spontan ( Llewelyn dan Jones,2001).

Pada kehamilan yang disertai kista ovarii seolah – olah terjadi perebutan ruangan, ketika kehamilan makin membesar. Oleh karena itu, kehamilan dengan kista memerlukan operasi untuk mengangkat kista tersebut pada usia kehamilan 16 minggu. Kebanyakan adalah kistadenoma serosa, sedikit kistadenoma musinosa dan keduanya meliputi 65 persen dari semua neoplasma yang menjadi penyulit pada kehamilan. Teratoma mencakup 25 persen. Sisanya 10 persen terdiri dari berbagai tumor ovarium lainnya ( Llewelyn dan Jones,2001).


(20)

Bahaya melangsungkan kehamilan bersama dengan tumor ovarii adalah dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin yang akhirnya mengakibakan abortus, kematian dalam rahim. Pada kedudukan kista di pelvis minor, persalinan dapat terganggu dan dan memerlukan penyelesaian dengan jalan operasi seksio sesaria. Pada kedudukan kista ovarii di daerah fundus uteri, persalinan dapat berlangsung normal tetapi bahaya postpartum mungkin menjadi torsi kista, infeksi sampai abses. Oleh karena itu, segera setelah persalinan normal bila diketahui terdapat kista ovarii, laparotomi dilakukan untuk mengngkat kista tersebut. (Manuaba,2010).

F. Klasifikasi

Pembagian tumor ovarium berdasarkan non neoplastik dan neoplastik yaitu: a. Non Neoplastik

1. Kista folikel

Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Biasanya dapat di dapati beberapa kista dengan diameter kista 1-1,5 cm. Kista yang berdiri sendiri sebesar jeruk nipis. Cairan di dalam kista jernih dan mengandung estrogen, oleh sebab itu jenis kista ini sering mengganggu siklus haid. Kista folikel ini lambat laun mengacil dan menghilang spontan.

2. Kista Korpus Luteum

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans, kadang – kadang korpus luteum


(21)

mempertahankan diri (korpus luteum pesisten). Perdarahan yang sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista. Berisi cairan yang berwarna coklat karena darah tua. Frekuensi kista luteum lebih jarang dari pada kista folikel luteum lebih jarang daripada kista folikel dan yang pertama bisa menjadi lebih besar daripada yang kedua.

3. Kista Teka Lutein

Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang – kadang tanpa adanya kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.

Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopi terlihat luteinsasi sel – sel teka. Sel – sel granulosa dapat pula atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonodotropin yang berlebihan dan dengan hilangnya mila atau koriokarsinoma ovarium akan mengecil spontan.

4. Kista Inkulusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian – bagian kecil dari epitel germaimativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak pada wanita yang lanjur usia dan besarnya jarang yang lebih dari 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi.

5. Kista Endometrium

Kista ini yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh diluar rahim) menempel di ovarium dan berkembang menjadi kista. Kista ini berhubungan dengan endometriosis yang menimbulkan nyeri haid sanggama.


(22)

Pada kista ini ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik dan permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal. Kista ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormon. Umumnya pada penderita terdapat gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya di pengaruhi estrogen (Prawirohardjo,2008).

b. Neoplastik

1. Kistoma Ovarii Simpleks

Kistoma ovarii simpleks adalah kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwana kuning. 2. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Kista ini berasal dari teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen lain. Kista lazimnya berbentuk multilokuler, dinding kista agak tebal dan berwarna ke abu- abuan. Jika dalam kista ini terjadi torsi (putaran tangkai) akan menyebabkan sirkulasi yang menyebabkan perdarahan dalam kista.

3. Kistadenoma Ovarii Serosum

Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista umumnya unilokular, bila multilokular perlu di curigai adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum. Gambaran klinis pada kasus ini tidak klasik. Selain teraba massa intraabdominal dapat timbul asites.


(23)

Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol daripada mesoderm dan entoderm. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat terjadi perubahan kearah keganasan, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak diperut bagian bawah karena torsi tangkai kista (Prawirohardjo,2008).

G. Bahaya Tumor

Salah satu bahaya yang ditakuti ialah apabila kista tersebut ganas.Sekalipun tidak semua kista mudah berubah menjadi ganas.Berdasarkan kajian teoritik, kista fungsional yang paling sering terjadi dan sangat jarang menjadi ganas. Sebaliknya kistadenoma yang jarang terjadi tetapi mudah menjadi ganas terutama pada usia di atas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun. Bahaya lain dari kista adalah apabila terpuntir. Kejadian ini akan menimbulkan rasa sakit yang sangat dan memerlukan tindakan darurat untuk mencegah kista jangan sampai pecah. (Anolis, 2011).

H. Pemeriksaan Dini

Di zaman sekarang ini, keberadaan kista sudah dapat dideteksi secara dini, yaitu dengan melalui tiga cara menurut Setiati (2009), yaitu:

1. Pemeriksaan secara berkala dan teratur, minimal setahun sekali.

Jika pada pemeriksaan pertama kista yang tidak terlalu besar ditemukan, dengan batasan 5 sentimeter, maka harus dilakukan follow up setiap tiga bulan sekali.


(24)

2. Pemeriksaan dengan Ultrasonograffy (USG)

Kadang meskipun dengan alat bantu USG, jenis kista tidak dapat dibedakan secara pasti. Oleh karena itu, diperlukan juga pemeriksaan anamnesis untuk menanyakan riwayat penyakitnya, seperti bagaimana menstruasinya, apakah ada nyeri atau tidak, sebagainya.

3. Pemeriksaan fisik dan laboratorium

Kista yang mengarah pada kanker memang dapat diperkirakan melalui USG karena gambaran tertentu dapat terlihat, misalnya dinding yang menebal atau tidak beraturan. Jadi, pertumbuhan dalam kista yang mengarah pada kanker dapat diketahui. Selain itu, pemeriksaan tumor marker juga dapat dilakukan, walaupun pemeriksaan ini tidak spesifik. Jika ditemukan kista berdiameter lebih dari lima sentimeter atau kurang dan hasil USG menunjukkan kecurigaan kearah kanker dan tumor marker-nya diperiksa tinggi, maka pemeriksaan ke arah kanker harus dipikirkan.

Seandainya kista tersebut memang kanker, maka harus dilakukan follow updan, mungkin, obat-obat kemoterapi harus diberikan berdasarkan jenis sel-sel dan stadiumnya.Jika ternyata kista tersebut menjadi kanker indung telur, mau tidak mau tindakan opersi harus dilakukan.Semua itu harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai kista tersebut pecah karena kista yang pecah dapat menyebar ke mana-mana.Setiati (2009).


(25)

I. Perawatan dan Pengobatan.

Menurut Anolis (2011), perawatan dan pengobatan tumor ovarium adalah sebagai berikut:

1) Perawatan

a. Terapi konservatif yaitu dengan melakukan observasi karena mayoritas kista adalah kista fisiologis yang akan menghilang dengan sendirinya. Jadi tidak perlu operasi karena tidak berkembang dan tidak mengarah keganasan

b. Terapi bedah, diindikasikan bila kista tidak menghilang dalam beberapa kali obervasi atau bahkan semakin besar, kista yang ditemukan pada wanita menopause, kista yang menyebabkan nyeri yang luar biasa lebih-lebih jika sampai timbul perdarahan

2) Pengobatan

Pengobatan tergantung pada tipe dan ukuran kista serta usia penderita. Untuk kista folikel, kista ini tidak perlu diobati karena akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-3 bulan. Tetapi tetap harus konsultasi pada dokter. Untuk kista lutein golongan granulose lutein, yang sering terjadi pada wanita hamil, akan sembuh secara perlahan-lahan pada masa kehamilan trimester ketiga, sehingga jarang dilakukan operasi, sedangkan untuk golongan teka lutein, maka akan menghilang secara spontan jika faktor penyebabnya telah dihilangkan (Setiati, 2009),

Untuk kista polikistik indung telur yang menetap atau persisten, operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.Untuk kista fungsional, dapat digunakan pil kontrasepsi


(26)

yang digunakan untuk mengecilkan ukuran kista.Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista.

Dalam menghadapi kista ovarium dapat memegang dua prinsip menurut Setiati (2009), antara lain:

a. Sikap wait and see

Karena mayoritas kista adalah kista fungsional yang akan menyusut dengan sendirinya dalam 2-3 bulan maka semakin dini deteksinya, semakin mudah pengobatannya. Tentu, tiap wanita selalu berharga agar indung telurnya tetap utuh, tidak rusak atau dapat dipertahankan jika tim dokter mengambil keputusan untuk mengangkat kista. Kemungkinan tersebut menjadi ada jika kista ditemukan dalam stadium dini. Alternatif terapi dapat dilakukan dengan peberian pil KB dengan maksud menekan proses ovulasi. Dengan sendirinya, kista pun tidak akan tumbuh.

b. Pilihan terapi bedah

Indikasi perlu dilakukan pembedahan adalah jika kista tidak menghilang dalam beberapa kali siklus menstruasi atau kista yang memiliki ukuran demikian besar, kista yang ditemukan pada wanita menopause, atau kista yang menimbulkan rasa nyeri luar biasa, lebih-lebih jika sampai timbul perdarahan.Tindakan bedah dapat sangat terbatas, yaitu berupa pengangkatan kista dengan tetap memperhatikan indung telur.Selain itu, pembedahan pun menyimpan kemungkinan lebih ekstensif, mulai dari pengangkatan seluruh indung telur atau lebih luas lagi, merembet ke pangambilan seluruh rahim.


(27)

J. Variabel yang terkait penelitian 1. Umur

Umur adalah lamanya hidup seseorang yang dihitung sejak dilahirkan.Tumor ovarium ternyata juga dapat terjadi pada bayi, anak-anak, remaja sampai orang tua. Akan tetapi, kebanyakan penderita penyakit ini adalah wanita berusia di atas 40 tahun.Ada beberapa kasus ditemukannya tumor ovarium pada bayi dalam kandungan. Ketika hamil, sang ibu menjalani USG dan ditemukan tumor ovarium, setelah dilahirkan bayi tersebut dioperasi dan selamat. tumor dapat menyerang wanita dari segala usia, mulai dari usia tujuh tahun hingga usia lanjut. Kista yang menyerang anak-anak di duga disebabkan adanya faktor genetik.Walaupun demikian, kista pada anak-anak atau remaja juga harus diwaspadai karena sering kali merupakan kanker indung telur yang ganas (Setiati, 2009).

Menurut Anolis (2008), menguraikan bahwa kista berupa kistadenoma mudah menjadi ganas terutama pada usia di atas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun. Polikistik ovarium ditemukan pada 5-10% perempuan usia dewasa tua sampai usia menopause (Yatim, 2008). Keganasan dapat terjadi lebih-lebih jika kista terjadi pada gadis yang belum memulai siklus menstruasi atau pada wanita yang memasuki menopause (Setiati, 2009).

2. Suku

Suku bangsa adalah kelompok teryentu yang memiliki kesamaan latar belakang atau kelompok etnik merupakan perkumpulan orang yang memiliki latar belakang budaya,bahasa, kebiasaan, gaya hidup dan ciri – ciri fisik yang sama. Masalah ginekologi harus mengarah pada masalah tentang peran dalam sudut


(28)

pandang wanita terhadap tubuhnya dan kemampuannya atau untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya secara otonomi (varney dkk,2006).

3. Status Marital

Tumor ovarium lebih sering ditemukan pada wanita yang belum menikah daripada wanita yang telah menikah.Jarang terjadi karena pada kurun waktu wanita akan mengalami fase dimana tidak melaukan ovulasi sel telur pada wanita hamil sehingga tidak ada kegagalan ovulasi sel telur.

4. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dikandung dan dilahirkan ibu (Mochtar, 1998). Menurut (Ashari, 2010), membagi klasifikasi paritas yaitu:

a. Nulipara (Paritas 0): bila seorang ibu belum pernah mempunyai anak baik hidup maupun yang sudah mati.

b. Primipara (Paritas 1): bila ibu belum pernah melahirkan 1 kali baik hidup maupun yang sudah mati.

c. Skundipara (Paritas 2): bila ibu belum pernah melahirkan 2 kali baik hidup maupun yang sudah mati.

d. Multipara (Paritas 3-4): bila ibu belum pernah melahirkan 2 sampai 4 kali baik hidup maupun yang sudah mati.

e. Grandemultipara (Paritas >5): bila ibu belum pernah melahirkan lebih dari 5 kali baik hidup maupun yang sudah mati.


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Kerangka konsep penelitian adalah pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Pada peneitian ini yang menjadi variabel independent karakteristik kasus kista ovarium umur, pekerjaan, suku, dan paritas, tindakan medik, jenis tumor.

Umur

Suku

Status Perkawinan

Paritas

Tindakan Medik

Jenis Tumor

Karakteristik kasus Kista


(30)

B. Defenisi Operasional No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Umur Umur adalah

lamanya hidup responden yang dihitung dalam satuan tahun yang dilihat dari Rekam Medik RSUD.Dr.Pirngadi Medan Lembar Checklis Mencatat dari hasil RM

Klasifikasi umur :

1. < 20 tahun 2. 20 – 35 tahun 3. > 35 tahun

Nominal

2 Suku Ras atau etnik yang melekat pada diri penderita kista ovarium yang tercatat di Rekam Medik Lembar Checklis Mencatat dari hasil RM

Klasifikasi suku :

1. Batak 2. Jawa 3. Minang 4. Melayu 5. dll Nominal


(31)

3 Status Perkawinan Status perkawinan adalah status menikah /belum menikahnya responden yang dilihat di rekam medik RS Pirngadi

Lembar Checklis Mencatat dari hasil RM Klasifikasi: 1. Menikah

2. Belum Menikah

Nominal

4 Paritas Paritas adalah seseorang wanita berkaitan dengan memiliki bayi yang lahir yang dilihat di rekam medik RS Pirngadi Lembar Cheklis Mencatat dari hasil RM Klasifikasi :

1. Nulipara=paritas 0 2. Primipara=paritas 1 3. Skundipara= paritas 2 4. Multipara=paritas 3-4 5. Grandemultipara=

paritas ≥5

Nominal 5 Tindakan Medik Tindakan Medik adalah penanganan ginekologi yang dilakukan pada penderita tumor ovarium yang dilihat di rekam medik RS Pirngadi Medan. Lembar Cheklis Mencatat dari hasil RM Klasifikasi : 1. Kisterektomi 2. Histerektomi 3. Laparotomi 4. Radiasi/Kemoterpi 5. Hormonal Nominal


(32)

6 Jenis Tumor

Jenis tumor adalah keadaan yang abnormal yang tubuh didalam tubuh yang bukan radang yang akan semakin tumbuh bahkan dapat hilang dengan sedirinya.

Lembar Cheklis

Mencatat dari hasil RM

Klasifikasi : 1. Jinak 2. Ganas


(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektifyang artinya rancangan penelitian ini dilakukan dengan melihat kembali ke belakang dari catatan rekam medis tahun 2013 untuk mengetahui karakteristik kasus tumor ovarium di RSUD.Dr. Pirngadi Medan tahun 2013 (Hidayat, 2010).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau semua elemen yang ada diwilayah penelitian (Arikonto,2006). Populsi dalam penelitian ini adalah 38 penderita tumor ovarium di RSUD.Dr.Pirngadi Medan tahun 2013.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari populasi dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu 38 penderita yang mengalami tumor ovarium di RSUD.Dr. Pirngadi Medan tahun 2013.


(34)

C. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukandi RSUD.Dr. Pirngadi Medan tahun 2013 di bagian rekam medikdengan berbagai alasan:

1) RSUD.Dr. Pirngadi kota Medan merupakan salah satu rumah sakit rujukan

2) Merupakan rumah sakit pendidikan

3) Banyak menangani berbagai penyakit terutama tumor ovarium

4) Adanya izin untuk dilakukan penelitian di RSUD.Dr. Pirngadi kota medan tahun 2013.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan April 2014 sampai dengan bulan mei

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Kemudian pengambilan data dilakukan di rekam medik RSUD.Dr. Pirngadi dengan terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dilakukan dan menjaga kerahasiaan data responden dan boleh tidak mencantumkan namanya dan juga menjelaskan bahwa data ini digunakan untuk penelitian.


(35)

E. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar checklist pada variabel – variabel yang diteliti dari umur, suku, status perkawinan dan usia kehamilan penderita tumor ovarium di RSUD.Dr. Pirngadi Medan.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan menggunakan data sekunder dari rekam medik yang berhubungan dengan karakteristik penderita tumor ovarium.

G. Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dengan langkah – langka sebagai berikut : 1. Editing

Editing adalah Dilakukan untuk memeriksa lembar check list yang telah diisi dengan memasukkan data yang sebenarnya kemudian dikategorikan sesuai dengan kategori variablle yang telah direncanakan. Bila terdapat data yang tidak lengkap maka dilakukan pengumpulan data kembali.

2. Entri Data

Penelitian memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam bentuk maser tabel atau data base komputer. Kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kotingensi (Hidayat,2007). 3. Tabulating

Melakukan pengolahan data dan memperoleh kesimpualan dari penelitian yang akan dimasukkan ke dalan bentuk tabel.


(36)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Setelah dilakukan pengambilan data dari rekam medik terhadap kasus Tumor Ovarium di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan tahun 2013, maka diperoleh angka kejadian tumor ovarium di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan tahun 2013 sebesar 38 kasus.

Penelitian ini dilakukan sendiri oleh peneliti di rekam medik RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2013 dengan menggunakan lembar checklist. Penelitian ini dilakukan pada tanggal20 Maret 2014 – 20 April 2014Karena keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti penelitian ini hanya bersifat deskriptif dimana meneliti karakteristik tumor ovarium yang ditemukan selama tahun 2013. Berikut ini akan dipaparkan hasil yang diperoleh dari masing-masing variabel yang akan ditelit.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Umur penderita Tumor Ovarium Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013

Umur Frekuensi %

< 20 tahun 2 5,3

20 – 35 tahun 10 26,3

> 35 tahun 26 68,4

Jumlah 38 100 Dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa kasus tumor ovarium di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2013 berdasarkan umur tertinggi > 35 tahun yaitu sebanyak 26 kasus (68,4%) dan terendah < 20 yaitu sebanyak 2 kasus (5,3%).


(37)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Suku penderita Tumor Ovarium Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013

Suku Frekuensi % Batak 17 44,7

Jawa 12 31,5 Minang 2 5,3 Melayu 5 13,2

Nias 2 5,3 Jumlah 38 100 Dari tabel 5.2diatas dapat dilihat bahwa kasus tumor ovarium di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2013 berdasarkan sukutertinggi suku batak yaitu sebanyak 17kasus (44,7%) dan terendah suku minang yaitu sebanyak 2 kasus (5,3%) dan suku nias yaitu sebanyak 2 kasus (5,3%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Marital penderita Tumor OvariumDi Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013

Marital Frekuensi %

Menikah 31 81,6

Belum Menikah 7 18,4

Jumlah 38 100 Dari tabel 5.3diatas dapat dilihat bahwa kasus tumor ovarium di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2013 berdasarkan Marital tertinggi sudah menikah yaitu sebanyak 31 kasus (81,6%) dan paling terendah belum menikah yaitu sebanyak 7 kasus (18,4%).


(38)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Paritas penderita Tumor OvariumDi Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013

Paritas Frekuensi %

Nulipara 16 42,1

Primipara 4 10,5

Skundipara 5 13,2

Multipara 12 31,6

Grandemultipara 1 2,6

Dari tabel 5.4diatas dapat dilihat bahwa kasus tumor ovarium di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2013 berdasarkan paritas tertinggi nulipara yaitu sebanyak 16 kasus (42,1%) dan terendah Grandemultipara yaitu sebanyak 1 kasus (2,6%).

Tabel 5.5

Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Tindakan Medik penderita Tumor Ovarium Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013

Tindakan Medik Frekuensi %

Kistektomi 11 28,9

Histerektomi 11 28,9

Radiasi/kemoteraphy 6 15,8

Hormonal 10 26,4

Jumlah 38 100

Dari tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa kasus tumor ovarium di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2013 berdasarkan Tindakan medik tertinggi Histerektomi yaitu sebanyak 11 kasus (28,9%) dan Kistektomi yaitu sebanyak 14 kasus (28,9%), terendah Radiasi/ kemoterapi yaitu sebanyak 6 kasus (15,8%).


(39)

Tabel 5.6

Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Jenis penderita Tumor Ovarium Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013

Jenis Tumor Frekuensi %

Tumor Ovarium Jinak 29 76,3

Tumor Ovarium Ganas 9 23,7

Jumlah 38 100

Dari tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa kasus tumor ovarium di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2013 berdasarkan jenis tumor tertinggitumor ovarium jinak yaitu sebanyak 29kasus (76,3%) dan terendah tumor ovarium ganas yaitu sebanyak 9kasus (23,7%).

B. Pembahasan 1. Umur

Dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa kasus tumor ovarium di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2013 berdasarkan umur tertinggi > 35 tahun yaitu sebanyak 26 kasus (68,4%) dan terendah < 20 yaitu sebanyak 2 kasus (5,3%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Menurut Hidayatin (2010) di RSUD. H. Adam Malik Medan Periode 2004 – 2009 melalui Rekam Medik dengan 30 kasus yang dijadikan sampel menemukan proporsi umur tertinggi 21 – 40 tahun sebanyak 23 (48,9%).Hal ini sama yang di dapatkan dari penelitian Afiq Bin Johari dan Fidel Ganis Siregar (2008 – 2011) di RSUP Haji Adam Malik penderita kanker ovarium paling banyak dijumpai pada kelompok usia 35 – 50 tahun sebanyak 142 orang (42,1%) dengan penderita termuda berusia 12 tahun dan tertua berusia 84 tahun.


(40)

Menurut Prawihardjo (2006).Kanker ovarium jarang ditemukan pada usia di bawah 40 tahun. Angka kejadian meningkat dengan makin tuanya usia, dari 15 – 16 per 100.000 pada usia 40 – 44 tahun menjadi paling timggi dengan angka 57 per 100.000 pada usia 70 – 74 tahun. Usia median saat diagnosa adalah 63 tahun dan 48% penderita berusia 65 tahun.

Menutut Setiari (2009) hal ini disebabkan ketidakseimbangan hormon dan proses menua atau kemunduran pertumbuhan sel.

2. Suku

Dari tabel 5.2diatas dapat dilihat bahwa kasus tumor ovarium di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2013 berdasarkan suku tertinggi suku batak yaitu sebanyak 17 kasus (44,7%) dan terendah suku minang yaitu sebanyak 2 kasus (5,3%) dan suku nias yaitu sebanyak 2 kasus (5,3%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dumaris (2008 – 2012) di Rumah Sakit St Elisabeth Medan menemukan proporsi suku tertinggi adalah suku Batak yaitu sebanyak 93 orang (81,9%), Jawa sebanyak 13 orang (11,2%), Nias sebanyak 4 orang (3,5%), Melayu sebanyak 2 orang (1,7%) dan lain – lain sebanyak 2 orang (1,7%) dari jumlah 116 kasus.

Menurut asumsi penulis hal ini disebabkan karena banyaknya mayoritas suku Batak yang bertempat tinggal di daerah Kota Medan dan sekitar Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan.

3. Marital

Dari tabel 5.3diatas dapat dilihat bahwa kasus tumor ovarium di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2013 berdasarkan Marital tertinggi sudah menikah yaitu sebanyak 31 kasus (81,6%) dan paling terendah belum menikah yaitu sebanyak 7 kasus (18,4%).


(41)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dumaris (2008 – 2012) di Rumah Sakit St Elisabeth Medan menemukan proporsi marital tertinggi adalah sudah menikah yaitu sebanyak 83 orang (71,6%) dari jumlah sampel 116 kasus.

Menurut Setiati (2009) Wanita sudah menikah yang beresiko menderita kanker ovarium biasanya wanita yang mengalami kesulitan memiliki anak, dan wanita yang mendapatkan pemicu ovulasi (terapi hormon).

4. Paritas

Dari tabel 5.4diatas dapat dilihat bahwa kasus tumor ovarium di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2013 berdasarkan paritas tertinggi nulipara yaitu sebanyak 16 kasus (42,1%) dan terendah Grandemultipara yaitu sebanyak 1 kasus (2,6%).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Emi di dalam leli (2013) di RSUD.Dr. Koesma Tuban menemukan proporsi berdasarkan paritas penderita tumor ovarium tertinggi adalah ≤ 1. Hal ini sama yang di dapatkan dari penelitian Afiq Bin Johari dan Fidel Ganis Siregar (2008 – 2011) di RSUP Haji Adam Malik penderita kanker ovarium paling banyak dijumpai pada wanita yang tidak pernah melahirkan dan Nulipara yaitu 91 orang (27,0%) dbandingkan dengan wanita yang memiliki jumlah paritas yang banyak. Hal ini terjadi karena proses ovulasi yang berulang – ulang pada wanita tidak hamil mengakibatkan terjadinya iritasi kronis pada ovarium.

Menurut afiq bin johari dan fidel gandis siregar wanita yang tidak pernah melahirkan dan nulipara paling banyak menderita kanker ovarium dibandingkan dengan wanita yang mempunyai paritas yang banyak. Hal ini bisa terjadi karena, proses ovulasi yang berulang – ulang pada wanita yang tidak hamil mengakibatkan terjadi iritasi kronis pada ovarium.Menurut Rostgaard (2003) kehamilan membawa


(42)

efek potektif pada wanita dengan merangsang pelepasan sel – sel ovari yang premalignant.

5. Tindakan Medik

Dari tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa kasus tumor ovarium di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2013 berdasarkan Tindakan medik tertinggi Histerektomi yaitu sebanyak 11 kasus (28,9%) dan Kistektomi yaitu sebanyak 14 kasus (28,9%), terendah Radiasi/ kemoterapi yaitu sebanyak 6 kasus (15,8%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dumaris (2008 – 2012) di Rumah Sakit St Elisabeth Medan menemukan proporsi penderita kista ovarium bersdasarkan penatalaksanaan medis yang tertinggi adalah terapi pembedahan yaitu sebanyak 79 orang (68,1%). Penatalaksanaan medis yang paling tinggi adalah terapi pembedahan hal ini dikarenakan terapi pembedahan di RS.ST. Elisabeth Medan adalha kiriman ddokter SPOG dari tempat prakteknya untuk dilakukan terapi pembedahan dan setuju untuk melakukan pembedahan setelah dilakukan berbagai pemeriksaan.

Menurut Setiati (2009) kista ovarium yang jinak sebaiknya diangkat karena memiliki resiko yang paling ditakuti, yaitu mengalami degenerasi keganasan.Disamping itu.Kista tersebut juga dapat mengalami torsi atau terpuntir sehingga menimbulkan nyeri akut, perdarahan atau infeksi.Penderita kanker ovarium stadium dini dapat ditangani dengan operasi yang kemudian dilanjutkan dengan terapi.Bila kanker ovarium telah memasuki stadium lanjut, kemoterapi atau radiasi dilakukan.


(43)

6. Jenis

Dari tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa kasus tumor ovarium di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2013 berdasarkan jenis tumor tertinggi tumor ovarium jinakyaitu sebanyak 29 kasus (76,3%) dan terendah tumor ovarium ganas yaitu sebanyak 9 kasus (23,7%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dumaris (2008 – 2012) di Rumah Sakit St Elisabeth Medan menemukan proporsi penderita kista ovarium bersdasarkan jenis kista tertinggi adalah kista jinak yaitu sebanyak 110 orang (94,8%) dari jumlah responden 116 orang. Penderita datang berobat ke rumah sakit keluhan berupa ganggua haid/ menstruasi.

C. Keterbatasn Penelitian

Dalam penelitian ini telah berupaya semaksimal mungkin, namun berbagai kendala yang tidak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melakukan penelitian ini, diantaranya adalah terbatasnya waktu untuk meneliti di RSUD Dr Pirngadi Medan.

D. Implikasi penelitian

Penelitian ini sebagai sarana untuk mengevaluasi penatalaksanaan tumor ovarium supaya seluruh yang terlibat langsung dalam memberikan pelayanan baik medis maupun non medis agar selalu mengikuti sesuai dengan Standar Pelayanan Medis di RSUD Dr Pirngadi Medan agar morbiditas dan mortalitas akibat tumor ovarium menurun.


(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilaakukan penelitian tentang Karakteristik Tumor di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013 terdapat 38 kasus tumor ovarium.

1. Kejadian tumor ovarium pada kategori kelompok umur paling tinggi adalah > 35 tahun yaitu sebanyak 26 kasus (68,4%).

2. Kategori kelompok suku paling tinggi adalah suku Batak yaitu sebanyak 17 kasus (45,8%).

3. Kategori kelompok marital adalah sudah menikah yaitu sebanyak 31 kasus (81,6%) dan belum menikah yaitu sebanyak 7 kasus (18,4%).

4. Kategori kelompok paritas paling tinggi adalah nulipara yaitu sebanyak 16 kasus (42,1%).

5. Kategori kelompok Tindakan medik paling tinggi adalah Histerektomi yaitu sebanyak 11 kasus (28,9%) dan Kistektomi yaitu sebanyak 11 kasus (28,9%). 6. Kategori kelompok jenis tumor adalah tumor ovarium jinak yaitu sebanyak 29

kasus (76,3%) dan tumor ovarium ganas yaitu sebanyak 9 kasus (23,7%).

B. Saran

1. Dianjurkan pada masyarakat supaya memerikasakan secara dini untuk identifikasi kejadian tumor ovarium.

2. Pencatatan dan pelaporan catatan medik perlu ditingkatkan untuk meningkatkan data yang berkualitas.

3. Perlu penelitian lebih lanjut dengan waktu dan sampel yang disesuaikan untuk peningkatan wawasan dalam tumor ovarium.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Anolis, A. (2011). 17 Penyakit Wanita yang Paling Mematikan. Buana Pustaka. Yogjakarta

Derek Lewellyn.jones. (2001). Dasar-dasar obstetric dan ginekologi, Alih bahasa; Hadyanto, Ed.6 Jakarta

Johari, A& Gandis, F. (2013). Insiden Kanker Ovarium Berdasarkan Faktor Resiko di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2008 – 2011, Jurnal FK USU Volume 1 no 1 tahun 2013.

Linawati Lely. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kista Ovarium Di Desa Jabung Sragen Tahun 2013. Jurnal Kebidanan Sekolah Tinggi Kesehatan Kusuma Husada Surakarta 2013

Manuaba, IAC. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.EGC. Jakarta. Notoatdmojo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka cipta. Jakarta. Prawirhardjo, S. (2008).Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

Cunningham,F. Garry,dkk.2012. Obstetri

Setiati, E. (2009). Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita, Andi. Jogjakarta. Siringo.D, Hiswani & Jemadi. Karakteristik Penderita Kista Ovarium Yang Dirawat Inap

Di Rumah Sakit ST Elisabeth Medan Tahun 2008 – 2009, Jurnal FK USU Triyanto, E.(2010). Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Mekanisme Koping

Istri Yang Menderita Kista Ovarium di Puwokerto.Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing)

Yatim, F. (2008).Penyakit Kandungan. Pustaka Populer Obor. Jakarta

William &Helm, C.( 2007). American College of Obstetricians and Gynecologists Ovarian Cysts.Diakses darihttp://emedicine.com pada tanggal 30 Maret 2009.


(46)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama : Dzurriyyatun Thoyyibah 2. Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 30 September 1991

3. Agama : Islam

4. Nama Ayah : Drs. H. Lukman Hakim, M.Pd 5. Nama Ibu : Hj. Rosmala Dewi, SH

6. Alamat : Jl. Datuk Kabu Tembung Pasar 3 Pendidikan Formal

1. Tahun 1996 - 1997 : TK Hikmatul Fadillah 2. Tahun 1997 – 2003 : SD Al – Ulum Medan 3. Tahun 2003 - 2006 : SMP Al – Ulum Medan 4. Tahun 2006 - 2009 : SMA Al – Ulum Medan

5. Tahun 2009 – 2012 : Akademi Kebidanan Pemkab Langkat 6. Tahun 2013 – 2014 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan


(47)

LEMBAR CHEKLIST

KARAKTERISTIK KASUS KISTA OVARIUM

DI RSUD. Dr. PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2013

Tahun : 2013 No. Rekam Medis :

1. Umur Ibu

< 20 tahun 20 – 35 tahun > 35 tahun

2. Suku

Batak Jawa Minang Melayu Aceh Nias 3. Status Perkawinan

Menikah

Belum menikah 4. Paritas

Nulipara Primipara Skundipara Multipara


(48)

Grandemultipara 5. Tindakan Medik

Kistektomi Histerektomi Radiasi/Kemoterapi Hormonal

6. Jenis Tumor

Tumor Jinak


(49)

(50)

Master Tabel

Karakteristik Penderita Tumor Ovarium

Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2013

No Umur Suku Marital Paritas jenis Tindakam Medik

< 20 Thn 20 – 35 Thn > 35

thn Batak Jawa Minang Melayu Nias Menikah

Belum

Menikah Nulipara

Primi para Skund ipara Multi para Grandemult

ipara Jinak Ganas

Kistek tomi Histerek tomi Kemoter api Hormo nal

1 - - 1 1 - - - - 1 - 1 - - - - - 1 - - 1 -

2 - 1 - 1 - - - - 1 - - - - 1 - 1 - 1 - - -

3 - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1 - 1 - - - - 1

4 - - 1 - 1 - - - 1 - - 1 - - - 1 - 1 - - -

5 - 1 - 1 - - - 1 1 - - - - 1 - 1 - - -

6 - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1 - 1 - - - - 1

7 - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1 - 1 - 1 - - -

8 - 1 - - - 1 1 - - - 1 - - 1 - - - - 1

9 - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1 - 1 - - 1 - -

10 - 1 - 1 - - - - 1 - 1 - - - - 1 - 1 - - -

11 - - 1 - 1 - - - 1 - - - - 1 - - 1 - - 1 -

12 - 1 - - - 1 - - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1

13 - - 1 - 1 - - - 1 1 - - - - - - 1 - 1 - -

14 - - 1 1 - - - - 1 - 1 - - - - 1 - - 1 - -

15 - - 1 1 - - - - 1 - 1 - - - - 1 - - - - 1

16 - - 1 - 1 - - - 1 - - - 1 - - 1 - - - - 1

17 - - 1 - - 1 - - 1 - - - 1 - - 1 - 1 - - -

18 - - 1 - - - 1 - - 1 1 - - - - - 1 - - 1 -

19 - - 1 - 1 - - - 1 - - - - 1 - 1 - - 1 - -


(51)

21 - - 1 - 1 - - - 1 - 1 - - - - 1 - 1 - - -

22 - - 1 1 - - - 1 1 - - - - - 1 - - 1 -

23 - 1 - - - - - 1 1 - - 1 - - - - 1 - - 1 -

24 - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1 - 1 - 1 - - -

25 - 1 - - - - 1 - 1 - - - 1 - - - 1 - - 1 -

26 - - 1 - 1 - - - 1 - 1 - - - - 1 - - - - 1

27 - - 1 - 1 - - - 1 - - - - 1 - 1 - - 1 - -

28 - - 1 1 - - - - 1 - - - 1 - - 1 - - 1 - -

29 - - 1 - - - 1 - 1 - - - - - 1 - 1 - 1 - -

30 - - 1 - - - 1 - - - - 1 - 1 - - 1 - -

31 - 1 - - - - 1 - 1 - 1 - - - - 1 - - - - 1

32 - - 1 - 1 - - - 1 - - - - 1 - 1 - - 1 - -

33 - - 1 1 - - - - 1 - - 1 - - - 1 - 1 - - -

34 1 - - - - - 1 - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1

35 - 1 - 1 - - - 1 1 - - - - 1 - 1 - - -

36 - 1 - 1 - - - - 1 - 1 - - - - 1 - - 1 - -

37 1 - - - 1 - - - - 1 1 - - - - - 1 1 - - -

38 - - 1 - 1 - - - 1 - - 1 - - - 1 - - 1 - -


(52)

(53)

(54)

(1)

(2)

Master Tabel

Karakteristik Penderita Tumor Ovarium

Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2013

No Umur Suku Marital Paritas jenis Tindakam Medik

< 20 Thn 20 – 35 Thn > 35

thn Batak Jawa Minang Melayu Nias Menikah Belum

Menikah Nulipara Primi para Skund ipara Multi para Grandemult

ipara Jinak Ganas Kistek tomi Histerek tomi Kemoter api Hormo nal

1 - - 1 1 - - - - 1 - 1 - - - - - 1 - - 1 - 2 - 1 - 1 - - - - 1 - - - - 1 - 1 - 1 - - - 3 - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1 - 1 - - - - 1 4 - - 1 - 1 - - - 1 - - 1 - - - 1 - 1 - - - 5 - 1 - 1 - - - 1 1 - - - - 1 - 1 - - - 6 - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1 - 1 - - - - 1 7 - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1 - 1 - 1 - - - 8 - 1 - - - 1 1 - - - 1 - - 1 - - - - 1 9 - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1 - 1 - - 1 - - 10 - 1 - 1 - - - - 1 - 1 - - - - 1 - 1 - - - 11 - - 1 - 1 - - - 1 - - - - 1 - - 1 - - 1 - 12 - 1 - - - 1 - - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1 13 - - 1 - 1 - - - 1 1 - - - - - - 1 - 1 - - 14 - - 1 1 - - - - 1 - 1 - - - - 1 - - 1 - - 15 - - 1 1 - - - - 1 - 1 - - - - 1 - - - - 1 16 - - 1 - 1 - - - 1 - - - 1 - - 1 - - - - 1 17 - - 1 - - 1 - - 1 - - - 1 - - 1 - 1 - - - 18 - - 1 - - - 1 - - 1 1 - - - - - 1 - - 1 - 19 - - 1 - 1 - - - 1 - - - - 1 - 1 - - 1 - - 20 - - 1 - 1 - - - 1 - - - - 1 - 1 - - - - 1


(3)

21 - - 1 - 1 - - - 1 - 1 - - - - 1 - 1 - - - 22 - - 1 1 - - - 1 1 - - - - - 1 - - 1 - 23 - 1 - - - - - 1 1 - - 1 - - - - 1 - - 1 - 24 - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1 - 1 - 1 - - - 25 - 1 - - - - 1 - 1 - - - 1 - - - 1 - - 1 - 26 - - 1 - 1 - - - 1 - 1 - - - - 1 - - - - 1 27 - - 1 - 1 - - - 1 - - - - 1 - 1 - - 1 - - 28 - - 1 1 - - - - 1 - - - 1 - - 1 - - 1 - - 29 - - 1 - - - 1 - 1 - - - - - 1 - 1 - 1 - - 30 - - 1 - - - 1 - - - - 1 - 1 - - 1 - - 31 - 1 - - - - 1 - 1 - 1 - - - - 1 - - - - 1 32 - - 1 - 1 - - - 1 - - - - 1 - 1 - - 1 - - 33 - - 1 1 - - - - 1 - - 1 - - - 1 - 1 - - - 34 1 - - - - - 1 - - 1 1 - - - - 1 - - - - 1 35 - 1 - 1 - - - 1 1 - - - - 1 - 1 - - - 36 - 1 - 1 - - - - 1 - 1 - - - - 1 - - 1 - - 37 1 - - - 1 - - - - 1 1 - - - - - 1 1 - - - 38 - - 1 - 1 - - - 1 - - 1 - - - 1 - - 1 - - Jlh 2 10 26 17 12 2 5 2 31 7 16 4 5 12 1 29 9 11 11 6 10


(4)

(5)

(6)