Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2008 tentang kebijakan Raskin, Perusahaan Umum Perum diberikan penugasan oleh pemerintah untuk melaksanakan pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalia harga beras melalui pengamanan stok beras untuk keluarga miskin Raskin serta stabilisasi harga beras. Dalam implementasi program ini perlu ada kemauan keras serta kemampuan untuk memanfaatkan potensi-potensi yang tersedia dalam rangka menghimpun kekuatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program dan usaha guna mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Mengacu pada Inpres no 13 tahun 2005, tentang kebijakan pemberasan bahwa program raskin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan pemberasan nasional. Dalam hal ini, program raskin harus dipandang sebagai kebijakan yang terintegrasi dengan kebijakan lainnya sebagimana diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku serta arah kebijakan pembangunan lainnya. Masalah kemiskinan merupakan permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh setiap negara khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan tersebut antara lain berkaitan dengan berbagai faktor. Berdasarkan kompleksitas dan keragaman dari dimensi-dimensi kemiskinan, maka penyebab kemiskinan disuatu daerah dengan daerah lainnya bisa sangat berbeda bahkan dalam tingkat rumah tangga maupun individu. Sehingga dalam upaya mengetahui akar-akar terjadinya kemiskinan, harus dilihat menurut karakteristik masing- masing. 1 Kebijakan pemerintah dalam upaya menangani masalah kemiskinan selama ini lebih condong kepada pengembangan proyek-proyek yang ditangani secara sektoral dan cenderung tidak terintegrasi. Sedangkan untuk kebijakan pemerintah yang berupa regulasi-regulasi, seringkali tidak menunjukan keberpihakan kepada kaum miskin. Selama ini pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakanprogram pengentasan kemiskinan melalui berbagai kebijakan dan program untuk meringankan beban orang miskin melalui penyediaan kebutuhan dasar seperti: pangan, pelayanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja, dan sebagainya. Desa Dadapan Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk merupakan daerah yang memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi dibidang pertanian. Kondisi daerah yang relatif produktif ini tidak lepas dari berbagai masalah sosial, salah satunya adalah masalah kemiskinan yang mendorong pemerintah daerah Kabupaten Nganjuk memberikan program bantauan atau program raskin. Dari hasil observasi awal, selama ini program raskin di Desa Dadapan kurang efektif. Salah satu ketidakefektifan adalah model penyaluran raskin yang kurang tepat sasaran. Hal ini terlihat pada seringkali penduduk miskin yang tidak 1 Kunarjo, 1992. Perencanaan dan pembiayaan pembangunan. UI Press Jakarta. Hlm: 2 kebagian raskin, karena sudah diberikan pada kelompok yang tidak menjadi sasaran program raskin. Selain itu jumlah penduduk Desa Dadapan yang berjumlah 4071 jiwa, dimana jumlah penerima raskin 549 KK. Selama ini jumlah raskin yang disalurkan 15 kgKKbulan. Disamping itu kualitas beras yang dibagikan pada masyarakat memiliki kualitas rendah. Program pemerintah dalam meringankan beban masyarakat miskin juga termasuk program raskin yang merupakan subsidi pangan sebagai upaya dari Pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan pada keluarga miskin melalui pendistribusian beras yang diharapkan mampu menjangkau keluarga miskin dimana masing-masing keluarga akan menerima beras minimal 10 Kg KK per bulan dan maksimal 20 Kg KK per bulan netto dengan harga netto Rp 1.000 per kg di titik distribusi. 2 Tujuan program raskin adalah memberikan bantuan dan meningkatkanmembuka akses pangan keluarga miskin dalam rangka memenuhi kebutuhan beras sebagai upaya peningkatan ketahanan pangan di tingkat keluarga melalui penjualan beras kepada keluarga penerima manfaat pada tingkat harga bersubsidi dengan jumlah yang telah ditentukan. Sasarannya adalah terbantu dan terbukanya akses beras keluarga miskin yang telah terdata dengan kuantum tertentu sesuai dengan hasil musyawarah desakelurahan dengan harga bersubsidi di tempat, sehingga dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan keluarga miskin. 3 2 http:semarang.go.idsimpeda05Simperekraskinraskin.htm 3 Ibid Program Raskin tersebut untuk membantu masyarakat kurang mampu, sehingga mereka mendapat subsidi untuk membeli beras dengan harga murah. Namun dalam realitasnya program ini belum efektif atau banyak terjadi penyelewengan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu masyarakat diharapkan ikut memantau pendistribusian Raskin, sehingga benar- benar diberikan kepada masyarakat kurang mampu. Karena selama ini Program Raskin dinilai oleh banyak kalangan, khususnya dalam implementasi program masih menghadapi banyak permasalahan. Beberapa permasalahan yang paling mendasar diantaranya adalah ketepatan program dalam mencapai kelompok sasaran, efisiensi dan efektifitas program yang belum maksimal, kurangnya transparansi dalam menentukan besarnya biaya dan subsidi, serta kurangnya terintegrasi program raskin dengan kebijakan HPP dan kebijakan pengaturan importasi beras. Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Implementasi Program Raskin dalam Meringankan Beban Masyarakat Miskin Studi di Desa Dadapan Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk, yang diharapkan mampu memberikan konstribusi pemikiran tentang kebijakan program yang akan datang.

B. Rumusan Masalah