43
4.2 Perhitungan
Altman Z-Score
Langkah awal untuk memulai analisis yaitu dengan terlebih dahulu memeriksa kelengkapan data dengan cermat, antara lain neraca historis perusahaan dan laporan
laba rugi perusahaan. Kedua laporan tersebut merupakan laporan keuangan yang utama, karena hampir memberikan keseluruhan data yang diperlukan untuk
menganalisis. Berikut ini perhitungan dan analisis rasio kelima variabel berdasarkan laporan
keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk dalam Jutaan Rupiah 000.000.
4.2.1 Net Working Capital to Total Assets Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Perusahaan berpotensi
gagal apabila investasinya untuk aktiva lancar mulai berkurang. Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi
kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih
yang bernilai
positif jarang
sekali menghadapi
kesulitan dalam
melunasi kewajibannya.
Modal kerja bersih Rasio X
1
= Total Asset
Adapun perhitungan rasio X
1
PT. Bank Rakyat Indonesia Persero dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
44
Tabel 4.1: Perhitungan Rasio X
1
Net Working Capital to Total Assets PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, periode 2005-2008.
Tahun Modal Kerja Bersih
Total Aktiva Rasio X
1
2005 13352982
122775597 0,109
2006 16878808
154725486 0,109
2007 19437635
203603934 0,095
2008 22356697
246026225 0,091
Sumber Data: Lampiran A Penjelasan:
a. Pada tahun 2005, rasio modal kerja bersih terhadap total aktiva menunjukan
rasio X
1
0,109. Nilai rasio tersebut merupakan hasil pembagian antara modal kerja bersih sebesar Rp. 13.352.982,- dengan total aktiva sebesar Rp.
122.775.597,-. b.
Pada tahun 2006, rasio modal kerja bersih terhadap total aktiva menunjukan rasio X
1
tetap. c.
Pada tahun 2007, rasio modal kerja bersih terhadap total aktiva mengalami penurunan menjadi 0,095. Tingkat penurunan yang terjadi sebesar 0.014
dibandingkan tahun 2006. d.
Pada tahun 2008, rasio modal kerja bersih terhadap total aktiva sebesar 0,091. Pada tahun ini rasio likuiditas mengalami penurunan dari 0,095 pada tahun
2007 menjadi 0,313 pada tahun 2008. Tingkat penurunan yang terjadi sebesar 0.004 dibandingkan tahun sebelumnya.
4.2.2 Retained Earning to Total Assets Ratio
Rasio ini merupakan indikator profitabilitas kumulatif yang relatif terhadap panjangnya waktu, maka ini mengisyaratkan bahwa semakin muda umur perusahaan,
semakin besar kemungkinannya untuk bangkrut, tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan yang besarpun mengalami kebangkrutan. Laba ditahan menunjukkan
berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk deviden
45
kepada para pemegang saham dan menunjukkan klaim terhadap aktiva, bukan aktiva per ekuitas pemegang saham.
Laba Ditahan Rasio X
2
= Total Aktiva
Adapun perhitungan rasio X
2
PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2: Perhitungan Rasio X
2
Retained Earning to Total Assets PT Bank Rakyat Indonesia Persero, periode 2005-2008.
Tahun Laba Ditahan
Total Aktiva Rasio X
2
2005
5239245 122775597
0,043 2006
7439180 154725486
0,048 2007
9978092 203603934
0,049 2008
13324726 246026225
0,054 Sumber Data: Lampiran B
Penjelasan:
a. Tahun 2005, rasio laba ditahan terhadap total aktiva menunjukkan rasio X
2
0,043. Nilai rasio tersebut merupakan hasil pembagian antara laba ditahan sebesar Rp. 5.239.245,- dengan total aktiva sebesar Rp. 122.775.597,-.
b. Tahun 2006, rasio laba ditahan terhadap total aktiva mengalami kenaikan
menjadi 0.048. Tingkat kenaikan yang terjadi sebesar 0.005 dibandingkan tahun 2005.
c. Tahun 2007, rasio laba ditahan terhadap total aktiva mengalami peningkatan
menjadi 0.049. Peningkatan rasio laba ditahan terhadap total aktiva ini tidak begitu signifikan.
d. Tahun 2008, rasio laba ditahan terhadap total aktiva mengalami kenaikan
menjadi 0.054. Tingkat kenaikan yang terjadi sebesar 0.05 dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini dikarenakan kenaikan pada laba ditahan.
46
4.2.3 EBIT to Total Assets Ratio