Deskripsi Wani Mangifera caesia

7 II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Wani Mangifera caesia

Wani merupakan salah satu tanaman buah tropika yang berkerabat dekat dengan mangga van Steenis, 1978 dan biasanya tumbuh di Bali, Lampung, Aceh, maupun Kalimantan. Wani Bahasa Bali, di daerah lain dinamai kemang Sunda dan Jawa, binje Aceh, bienglu Lampung Mukherji, 1985, atau palung-wanyi Kalimantan Purnomo, 1987. Wani menyebar secara alami di Sumatera, Kalimantan dan Semenanjung Malaya. Sebagian pakar meyakini Kalimantan adalah lokasi asal-usulnya, kemudian dibawa dan dibudidayakan orang di Bali, Filipina, dan Thailand, serta sebagian di Jawa Kostermans dan Bompard, 1993. Umumnya wani tumbuh di dataran-dataran rendah kawasan tropik basah, di bawah ketinggian 400 m dpl. dan sangat jarang mencapai 800 m dpl. Wani memerlukan persebaran curah hujan yang merata sepanjang tahun dan tumbuh baik di daerah pinggiran sungai yang secara berkala tergenang air Wardiyono, 2008. Tanaman wani berbentuk pohon, tinggi tanaman mencapai 30-40 m dan diameter batang antara 50-120 cm. Buahnya berbentuk lonjong, dengan ukuran panjang 12-20 cm dan lebar 6-12 cm. Kulit buahnya tipis berwarna kekuningan hingga coklat. Daging buah putih susu, berserat, berbau, dan rasanya asam manis. Biji berbentuk bulat lonjong dengan kulit tipis Wardiyono, 2008. Bentuk buah dan biji dapat dilihat pada Gambar 1 d. Citarasa wani disukai karena rasanya manis, enak dengan aroma khas, dan daging buahnya tebal. Jenisnya banyak dengan ciri khas masing-masing sehingga tersedia berbagai alternatif pilihan bagi konsumen Rai dkk., 2008. Tajuk pohon wani berbentuk kubah dengan percabangan yang rapat, dapa dilihat pada Gambar 1 a. Kulit batang coklat keabu-abuan, dan mengandung getah yang dapat menyebabkan iritasi. Daun jorong sampai lanset, panjang 7 - 30 cm dan lebar 3 - 10 cm, sering kali mengumpul di ujung-ujung percabangan. Bentuk daun dari wani dapat dilihat pada Gambar 1 b. Perbungaan mulai di ujung-ujung cabang atau ranting, panjang 15 - 40 cm, bunga banyak, merah muda pucat dan berbau harum, 5 merus, benang sari fertil 1, staminodium 4 menyerupai gigi-gigi, diskus sempit menyerupai tangkai, bakal buah bulat miring. Perbungaan wani dapat dilihat pada Gambar 1 c. Buah batu berbentuk bulat telur terbalik sampai lonjong, panjang 12 - 20 cm dan lebar 6 - 12 cm, kulit tipis kekuningan atau coklat pucat; daging buah keputihan, lunak, berair dan berserat, beraroma tajam, rasanya agak asam sampai manis. Biji jorong sampai lanset, monoembrionik Wardiyono, 2008. Kedudukan taksonomi wani menurut Mukherji 1985 adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Mangifera Spesies : Mangifera caesia Gambar 1. a Bentuk Tajuk Pohon Wani Mangifera caesia Sumber: Anonim, 2008; b Bentuk Daun Wani Sumber: Anonim, 2008; c Perbungaan Wani Sumber: Anonim a, 2009 d Bentuk Buah Wani Sumber: Anonim, 2008 Keterangan Gambar: a 1. Daun Wani c 1. Bunga Wani a 2. Batang Pohon Wani d 1. Daging Buah Wani b 1. Ujung Daun Wani d 2. Biji Buah Wani b 2. Tulang Daun Wani d 3. Kulit Buah Wani b 3. Pangkal Daun Wani b 4. Tepi Daun Wani Sentra produksi wani di Bali terkonsentrasi pada 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Sawan dan Kecamatan Sukasada di Kabupaten Buleleng, Kecamatan Pupuan dan Kecamatan Selemadeg di Kabupaten Tabanan, Kecamatan Dawan di Kabupaten Klungkung, dan Kecamatan Bebandem di 1 1 1 2 3 2 1 3 1 4 a b d c Kabupaten Karangasem. Buah wani Bali dihasilkan secara alami di kebun campuran, pekarangan, dan areal sekitar hutan tanpa pemeliharaan secara memadai, sehingga kuantitas dan kualitas buahnya rendah Rai dkk., 2008. Buah yang telah masak rasanya manis asam dan dimakan sebagai buah segar ataupun dibuat jus, sedangkan buah yang belum masak dapat dirujak. Buah wani di Bali dan Kalimantan Timur mempunyai rasa yang manis dan tanpa serat sehingga banyak disukai orang dan harganya-pun cukup tinggi. Buah wani juga dimanfaatkan sebagai rempah untuk bahan pembuatan sambal bersama-sama dengan ikan. Kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Masyarakat Sunda mengkonsumsi daun mudanya sebagai lalap sayuran Wardiyono, 2008. Daging buah yang matang dijadikan asinan dan diawetkan dalam garam, dan disimpan dalam botol untuk membuat sambal jika tidak sedang musim buah. Masyarakat Hulu Tabalong, Kalimantan Selatan dan sekitarnya memanfaatkan akar dari tumbuhan wani sebagai obat diabetes. Akar dari tumbuhan wani direndam di dalam air mendidih kemudian air rendamannya diminum Anonim, 2001. Keaktifan akar tumbuhan wani ini diduga karena akar tumbuhan ini mengandung komponen metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, flavonoid, dan lain-lain Mustikasari dan Ariyani, 2008. Wani termasuk tumbuhan dari genus Mangifera mangga-manggaan dan merupakan bagian dari famili Anacardiaceae. Famili Anacardiaceae terdiri dari 82 genus dan banyak mengandung senyawa triterpen. Beberapa senyawa triterpen dilaporkan aktif sebagai antiinflamasi, antikanker, antileukimia, antimalaria, dan anti-HIV Salminen dkk., 2008.

B. Komponen Fitokimia Wani Mangifera caesia