commit to user
40 4
Mencuci tangan 5
Menutup pintu dan jendela sebelum memulai prosedur 6
Mengatur posisi klien senyaman mungkin 7
Menempatkan perlak dibawah klien 8
Memakai sarung tangan 9
Membuka pakaian klien dengan hati-hati 10
Mengisi bak dengan air hangat. Suhu air 28-32
o
C Alves et all., 2008. 11
Memasukkan handuksaputangan ke dalam bak. 12
Memeras handuk saputangan dan menempatkan handuksaputangan di dahi, ketiak, dan selangkangan.
13 Mengusap bagian ekstremitas klien selama lima menit. Kemudian bagian
punggung klien selama 5-10 menit 14
Memonitor respon klien 15
Mengganti pakaian klien dengan pakaian yang tipis dan menyerap keringat 16
Mengganti sprei bila memungkinkan dan memindahkan perlak dan alat-alat yang dipakai
17 Mendokumentasikan tindakan
B. Penelitian yang Relevan
1. Kompres Hangat Konvensional Teknik Blok Aksila
a. Penelitian yang dilakukan oleh Triredjeki 2002 yang melakukan penelitian
tentang perbandingan kompres dingin dan kompres hangat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, menggunakan sampel anak umur 5
sampai 12 tahun dengan cara random ordinal berjumlah 30 anak. Hasil dari
commit to user
41 penelitian tersebut adalah kompres hangat lebih efektif dari pada kompres dingin
untuk menurunkan panas melalui proses evaporasi. b.
Penelitian yang dilakukan oleh Purwanti 2006 yang berjudul “Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pasien Anak Hipertermi di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta”. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperimen dengan
design one group pre test dan post test design, sampel
yang di ambil anak umur 2 tahun sampai 12 tahun. Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh pemberian kompres hangat pada penurunan suhu anak
demam. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti dengan penelitian
yang dilakukan sekarang adalah pada metode penelitian yang digunakan. Purwanti menggunakan metode penelitian pre eksperimen dengan
design one group pre test
dan post test yang menitikberatkan pada perbedaan suhu sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat.
Sedangkan penelitian yang dilakukan sekarang menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain Randomized Control Trial yang
menitikberatkan pada perbedaan penurunan suhu pada kedua kelompok perlakuan. Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah anak dengan usia 1 –
12 tahun. c.
Valita 2007, melalui penelitiannya yang berjudul “Perbedaan Penurunan Suhu Klien Febris antara Kompres Hangat Pada Reseptor Suhu Aksila dengan Tanpa
Kompres Hangat Studi Kasus di Ruang Anak RSU Dr Saiful Anwar Malang” menunjukkan bahwa ada perbedaan penurunan suhu yang signifikan pada klien
febris antara klien dengan pemberian kompres hangat dan klien tanpa pemberian
commit to user
42 kompres hangat pada reseptor suhu aksila.
Penelitian ini menggunakan jenis eksperimen kuasi dengan pre-test and post-test witht control group design
dengan teknik sampling purposive sampling dengan jumlah sample 20 orang. Perbedaan dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah teknik dan jumlah sampel penelitian yang akan diambil. Dimana pada penlitian ini akan menggunakan teknik simple random sampling
dengan jumlah sampel 30 orang. d.
Penelitian yang dilakukan oleh Suminto 2004 yang berjudul “Perbandingan Keefektifan Penggunaan Kompres Hangat di Temporal dengan Kompres Hangat
di Aksila dalam Menurunkan Suhu Tubuh Pasien Dengan Demam Thypoid di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember” menunjukkan bahwa
pemberian kompres hangat di aksila lebih cepat dalam menurunkan suhu tubuh pada klien dengan demam tifoid dibandingkan dengan pemberian kompres
hangat ditemporal. Metode yang dipakai oleh Suminto adalah eksperimen kuasi dengan
rancangan pre-test and post-test two group without control group design , metode yang juga dipakai oleh penulis untuk melaksanakan penelitian ini.
Namun perbedaanya adalah pada jumlah sampel dan teknik samplingnya dimana pada penelitian yang dilakukan oleh suminto adalah menggunakan purposive
sampling dengan jumlah 20 sampel, sedangkan pada penelitian ini jumlah
sampel diperbanyak menjadi 30 sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling
. Riset terkait di atas memiliki beberapa kekurangan diantaranya tidak
mempertimbangkan adanya pengaruh tipe demam, status nutrisi dan status
commit to user
43 cairan terhadap penurunan suhu pada anak. beberapa faktor diatas akan menjadi
perancu yang dapat mengaburkan hasil penelitian. Oleh karena itu pada penlitian yang akan saya lakukan ini akan memasukkan faktor-faktor diatas untuk
meminimalisir faktor bias yang akan mempengaruhi hasil penelitian. 2.
Kompres Hangat Teknik Tepid Sponge a.
Penelitian Alves dan Almeida 2008 yang berjudul “Tepid Sponging Plus Dipyrone Versus Dipyrone Alone in Reducing Body Temperature in Febrile
Children” menunjukkan kelompok perlakuan dengan tepid sponge dan Dipyrone
memiliki kemampuan menurunkan suhu tubuh anak dengan febris dibandingkan dengan anak yang hanya mendapatkan Dipyrone, meskipun dilaporkan
penambahan tepid sponge mengakibatkan sedikit ketidaknyamanan, dan iritabilitas pada mayoritas responden.
Riset ini menggunakan metode True Experimental dengan disain pre- test
and post-test two group without control group design p 0,001. Jumlah sampel mencapai 120 anak dengan usia 6 – 60 bulan yang didapatkan dengan
teknik simple random sampling. Desain yang digunakan ini sama dengan desain yang akan digunakan oleh penulis pada penelitian yang akan dilakukan bulan
ini. Meskipun penelitian yang akan dilakukan masih menggunakan metode eksperimen semu dengan jumlah sample yang lebih sedikit yaitu 30 anak dengan
cara non random sampling. Namun penulis berusaha untuk memodifikasi beberapa faktor yang terkait dengan variabel penelitian agar hasil penelitian
tetap valid dan bisa dipertanggungjawabkan. b.
Melalui Department of Child Health Nursing of India, Bantonisamy et all. 2008 dengan risetnya yang berjudul “Comparative Effectiveness of Tepid
commit to user
44 Sponging and Antipyretic Drugs Versus Only Antipyretic Drug in The
Management of Fever Among Children” membuktikan bahwa anak dengan
perlakuan Tepid Sponge dan antipiretik mengalami penurunan suhu tubuh yang lebih cepat dibandingkan dengan anak yang hanya diberi antipiretik saja. Namun
dua jam setelah perlakuan kedua kelompok tersebut mencapai suhu yang sama. Peneltitan ini menggunakan metode true experimental dengan rancang
bangun pre-test and post-test group with control group design. Jumlah sampel 150 anak dengan usia 6 bulan – 12 tahun dengan cara randomisasi.
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Sharber 1997 menghasilkan kesimpulan yang sama dengan peneliti terdahulu. Namunn pada penelitian ini
menggunakan metode eksperimen semu yang diterapkan pada 20 anak dengan usia 5-68 tahun.
c. Liverpool School of Tropical Medicine Melalui riset yang dilakukan oleh Mahar
et all. 1994 dengan judul “Tepid Sponging to Reduce Temperature in Febrile Children in a Tropical Climate”
membuktikan bahwa pemberian antipiretik dan tepid sponge
mempercepat penurunan suhu tubuh pada anak dengan demam di wilayah dengan iklim tropis.
Penelitian yang dilaksanakan di Department of the Childrens Hospital, Bangkok, Thailand
ini menggunakan metode true experimental dengan rancang bangun pre-test and post-test group with control group design. Sample di ambil
pada anak dengan usia 6-53 bulan sebanyak 75 sampel dengan teknik simple random sampling.
commit to user
45 Namun pada beberapa penelitian diatas tidak mempertimbangkan
adanya tipe demam, status nutrisi dan hidrasi terhadap penurunan suhu pada anak. sehingga penulis merasa perlu menambahkan faktor-faktor tersebut
sebagai faktor yang turut dipertimbangkan dalam peneltian dengan cara memasukkan ketiga faktor tersebut kedalam kriteria eksklusi sample penelitian.
Sehingga dengan demikian diharapkan faktor bias penelitian akan berkurang dan riset ini mampu menghasilkan kesimpulan yang akurat dan bisa
dipertanggungjawabkan.
C. Kerangka Berpikir