BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
SMK Negeri 1 Air Putih merupakan salah satu SMK Negeri yang berada di Kabupaten Batu Bara. SMK Negeri 1 Air Putih memiliki beberapa jurusan
keteknikan yang salah satunya adalah jurusan teknik komputer dan jaringan TKJ.
Pengenalan Konsep Dasar Elektronika PKDE adalah salah satu kompetensi yang diberikan di SMK Negeri 1 Air Putih
jurusan Teknik Komputer dan Jaringan TKJ. Materi PKDE yang diajarkan berkaitan dengan pemaparan
dan penjelasan mengenai teori dasar elektronika. Dari hasil pra observasi yang dilakukan di SMK Negeri 1 Air Putih bahwa
hasil belajar siswa masih jauh dari yang diharapkan. Hasil perolehan nilai dari evaluasi yang diadakan sekolah menunjukkan masih rendahnya penguasaan siswa
terhadap materi yang diajarkan yaitu : dengan rata-rata nilai 65. Untuk mengatasi nilai yang rendah tersebut, dilakukan ujian ulang remedial khususnya terhadap
siswa yang belum mencapai nilai yang diharapkan. Mutu pendidikan yang rendah sering dikaitkan dengan kemampuan guru
dalam mengelola proses belajar dan mengajar. Djamarah 2005:1 : Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang
menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti terlibat
dalam agenda pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan
formal di sekolah. Hal itu tidak dapat disangkal, karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar waktu guru ada di sekolah,
sisanya ada di rumah dan masyarakat. Untuk itu, guru hendaknya dapat menerapkan model-model mengajar
sehingga dengan model mengajar yang bervariasi dapat membantu siswa dalam belajar dan dapat menimbulkan motivasi belajar pada siswa sehingga siswa aktif
melakukan kegiatan yang diperlukan agar dapat menguasai materi yang diberikan. Dalam menerapkan model mengajar, juga harus diperhatikan apakah
dengan penerapan model itu, pengajaran lebih efektif dan efesien. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat,
efesien dan efektif mungkin. Pengajaran dengan model konvensional, guru berdiri di depan kelas
mendominasi semua kegiatan belajar mengajar di sekolah. Siswa hanya sebagai penerima pelajaran dengan cara pasif. Dari segi guru, banyak guru yang mengajar
hanya dengan model ceramah saja sehingga siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja Slameto, 2003:65. Tugas guru seharusnya
mengusahakan dengan berbagai cara agar konsep-konsep pada pelajaran tersebut dimengerti siswa dengan baik. Dengan tujuan agar siswa dapat menerapkan
konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga ada manfaat yang diperoleh siswa dari proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Pengajaran yang terfokus pada guru menyebabkan siswa kurang mandiri dan membatasi daya kreativitas siswa dalam pembelajaran konsep-konsep PKDE.
Untuk mengatasi kesulitan yang dapat meyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKDE, model pembelajaran konvensional yang biasanya
merupakan ceramah dengan menggunakan papan tulis perlu diganti dengan menggunakan presentasi yang menggunakan program powerpoint, powerpoint
merupakan salah satu program aplikasi yang dikeluarkan oleh Microsoft. Dengan menggunakan program ini, diharapkan siswa lebih tertarik untuk mengikuti
pelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini dibandingkan pembelajaran powerpoint konvensional dengan model pembelajaran cooperative learning.
Menurut Lie 2002:30 : Model pembelajaran kooperatif ini merupakan model pembelajaran yang dikembangkan atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memaknai konsep-konsep yang sulit apabila siswa dapat mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya, pembelajaran kooperatif
menerapkan pembelajaran secara kelompok dan menekankan pentingnya kerjasama.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran oleh rekan sebaya Peer Teaching melalui pembelajaran kooperatif ternyata lebih efektif
daripada pembelajaran oleh pengajar. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap siswa
yang rendah hasil belajarnya, karena dapat meningkatkan motivasi siswa yang rendah hasil belajarnya dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama
Ada beberapa jenis tipe model pembelajaran kooperatif salah satu tipe yaitu
Numbered Head Together NHT.
NHT merupakan pendekatan struktur informal dalam cooperative learning. Menurut Kagan dalam Sitti Maesuri
2002 : 11: NHT merupakan struktur sederhana dan terdiri atas 4 tahap yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk
mengatur interaksi para siswa.
Pendekatan NHT adalah suatu model pembelajaran yang lebih melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman siswa tentang isi pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran ini kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari siswa-siswa yang bekerja sama
dalam suatu perencanaan kegiatan. Dalam pembelajaran setiap anggota kelompok diharapkan dapat saling bekerja sama dan tanggung jawab baik kepada dirinya sendiri
maupun kelompoknya. Dalam pembelajaran ini akan lebih meningkatkan kerja sama antar siswa.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam
Ibrahim 2000: 18, antara lain adalah : 1.
Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2. Memperbaiki kehadiran
3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5. Konflik antara pribadi berkurang
6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Hasil belajar lebih tinggi Kelebihan NHT
Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusisiswa secara bersama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif.
Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan manjadi lebih besarkemungkinan untuk siswa dapat
sampai pada kesimpulan yang diharapkan.
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya, berdiskusi,
dan mengembangkan
bakat kepemimpinan.
Kelemahan NHT
Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.
Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
Menurut hasil penelitian Jimmi mengenai model NHT hasil analisis rata- rata model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebesar 26,76 dan memiliki standar
deviasi 4,06 sedangkan model pembelajaran konvensional berbasis animasi powerpoint sebesar 21,67 dan memiliki standar deviasi 3,96
Untuk itu dilakukan penelitian terhadap hasil belajar PKDE terhadap siswa kelas X bidang keahlian teknik komputer dan jaringan SMK Negeri 1 Air Putih
yang dilakukan dengan menerapkan suatu model pembelajaran koorperatif tipe NHT yaitu dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam suatu kegiatan
pembelajaran, memberikan suatu pokok pembahasan untuk didiskusikan bersama dengan teman kelompoknya, dan menemukan sendiri jawaban dari permasalahan
yang diberikan, untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan siswa terhadap nilai belajar PKDE mereka.
Dengan bertitik tolak pada latar belakang masalah di atas, maka akan dilakukan kegiatan penelitian yang berjudul:
“Perbedaan Hasil Belajar Pengenalan Konsep Dasar Elektronika PKDE Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together NHT Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Siswa Kelas X Teknik Komputer Dan Jaringan TKJ SMK Negeri 1 Air Putih
Tahun Pembelajaran 20152016
”.
B. Identifikasi Masalah