Flakes sebagai produk sereal

pada produk kering seperti keripik, maltodekstrin berperan dalam melapisi permukaan produk sehingga dapat mempertahankan kerenyahan. Spesifikasi maltodekstrin dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Spesifikasi Maltodekstrin Kriteria Spesifikasi Kenampakan Bubuk putih agak kekuningan Bau Bau Seperti Malt Dekstrin Rasa Kurang Manis, hambar Kadar Air 6 DE Dextrose Equivalent 10-20 pH 4,5 – 6,5 Sulfated ash 0,6 maksimum Total Plate Count TPC 1500gram Sumber : Luthana, 2008

C. Flakes sebagai produk sereal

Makanan untuk sarapan sebaiknya merupakan makanan yang lengkap, yakni mengandung semua unsur gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan gizi yang seimbang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Selain itu sarapan juga dapat mencegah penurunan daya ingat Wesnes dkk., 2003. Sereal sarapan umumnya memiliki kandungan vitamin B yaitu thiamin, riboflavin, niasin, vitamin B6, asam pantotenat, dan asam folat. Selain itu juga mengandung kalsium, zat besi, serat dan asam amino lainnya, misalnya lisin, terdapat pada kacang- kacangan dan susu Johnson, 1991. Sereal dapat dikategorikan dalam sereal tradisional yang biasanya disajikan dalam kondisi panas atau hangat sebelum dikonsumsi secara langsung dengan atau tanpa penambahan susu. Flakes termasuk ke dalam kategori sereal siap saji. Flakes biasanya dibuat dari gandum utuh atau bagian dari biji jagung melalui proses pengolahan tertentu sehingga mendapatkan bentuk bagian-bagian flakes. Proses pengolahan flakes meliputi persiapan, pencampuran bahan, pemasakan, pengeringan, pendinginan suhu produk dan flaking Tribelhom, 1991. Menurut Lawess 1990, flakes merupakan salah satu bentuk dari produk pangan yang menggunakan bahan pangan serealia seperti beras, gandum atau jagung dan umbi-umbian seperti kentang, ubi kayu, ubi jalar. Flakes digolongkan kedalam jenis makanan sereal siap santap yang telah dioalah dan direkayasa menurut jenis dan bentuknya. Pembuatan flakes dilakukan dengan cara pengepresan sekaligus pengeringan. Umumnya proses tersebut menggunakan dua buah roller drum dryer dengan jarak 0,25 milimeter dan 3 milimeter yang disertai dengan pisau untuk mengikis lapisan tipis produk yang terbentuk setelah mengalami ¾ putaran roller sehingga terbentuk lapisan tipis atau serpihan dengan kadar air 3 dan total padatan 97. Cara lain dengan pembuatan flakes adalah dengan melewatkan adonan diantara dua buah rol dengan jarak tertentu, kemudian dilakukan pengeringan sampai kadar air sekitar 3 Lawess, 1990. Bahan-bahan dalam pembuatan flakes dicampurkan sehingga terjadi proses gelatinisasi dari pati bahan. Beberapa proses terkadang ditambahkan pewarna, perasa dan vitamin hingga proses pengayakan. Flakes kemudian dipanggang dalam oven dan dapat diberi lapisan gula bersamaan dengan penambahan vitamin dan mineral Maxwell dkk., 1977. Menurut Maxwell dkk. 1977, produk akhir flakes mempunyai spesifikasi yakni berukuran seragam dan sepadan, berwarna coklat keemasan. Produk flakes harus bersih dari serangga, larva dan kotoran lainnya. Kelembaban produk tidak lebih dari 1 sehingga teksturnya renyah. Total kadar abu termasuk garam tidak lebih dari 1 dari berat keringnya dan kadar abu yang tidak larut dalam HCl tidak lebih dari 0,1 dari berat keringnya. Mutu kualitas flakes sebagai sereal yakni Tabel 4. Tabel 4. Syarat Mutu Sereal SNI 01-4270-1996 Kriteria Uji Satuan Spesifikasi 1. Keadaan 1.1.Bau - Normal 1.2.Rasa - Normal 1.3.Warna - Normal 2. Air bb Maks.3 3. Abu bb Maks.4 4. Protein N x 6,25 bb Min.5 5. Lemak bb Min.7 6. Karbohidrat bb Maks. 60.7 7. Serat Kasar bb Maks. 0,7 8. Bahan Tambahan Makanan 8.1.Pemanis Buatan Sakarin dan Siklamat - Tidak Boleh Ada 8.2.Pewarna - Sesuai SNI 01-0222-1995 9. Cemaran Logam 9.1.Timbal Pb mgkg Maks. 2,0 9.2.Tembaga Cu mgkg Maks. 30 9.3.Seng Zn mgkg Maks. 40 9.4.Timah Sn mgkg Maks. 40 9.5.Raksa Hg mgkg Maks. 0,03 10. Cemaran Arsen As mgkg Maks. 1,0 11. Cemaran Mikrobia 11.1.Angka Lempeng Total kolonig Maks. 5x10 5 11.2. Coliform APMg Maks 10 2 11.3. Coliform APMg Maks. 3 11.4. Salmeonella 25 g - Negatif 11.5. Staphylococus aureus g - Negatif 11.6. Kapang - Maks. 10 2 Sumber : Badan Standardisasi Nasional, 2000

D. Manfaat dan Sumber Protein