Tingkat Bising Sinambung Noise Mapping

titik lokasi pada aplikasi google earth mewakili setiap tempat dengan jarak titik ±10 meter.

3.7.1. Metode Pengukuran Kebisingan

13 Metode pengukuran kebisingan menurut Kementerian Lingkungan Hidup terbagi atas 2 metode yaknik: 1. Cara Sederhana Dengan sebuah sound level meter biasa diukur tingkat tekanan bunyi dB A selama 10 sepuluh menit untuk tiap pengukuran. 2. Cara Langsung Dengan sebuah integrating sound level meter yang mempunyai fasilitas pengukuran LTM5, yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik, dilakukan pengukuran selama 10 sepuluh menit.

3.8. Tingkat Bising Sinambung

Equivalen Leq Leq adalah suatu angka tingkat kebisingan tunggal dalam beban weighting Network A, yang menunjukkan energi bunyi yang equivalen dengan energi yang berubah-ubah dalam selang waktu tertentu, secara matematis adalah sebagai berikut : Leq = 10 log 10 [∑ t j 10 Lj10 ]...................6 Dimana Leq = Tingkat bising sinambung equivalen dalam dBA Lj = Tingkat tekanan suara ke 1 13 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per.13MENX2011. Universitas Sumatera Utara t j = Fraksi waktu

3.9. Pengendalian Kebisingan

14 Program pencegahan yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi tingkat kebisingan di tempat kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Monitoring paparan bising 2. Kontrol engineering dan administrasif

3. Evaluasi audiometer 4. Penggunaan alat pelindung diri

5. Pendidikan dan motivasi 6. Evaluasi program

7. Audit program.

Pengendalian bising merupakan salah satu kebijakan yang bertujuan mengurangi noisebising di sumber atau jalur perambatan suara di area pekerja, sesuai Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, tentang keselamatan kerja. Alternatif Solusi Proses Hasil Sumber Medium Penerima Structural Airborne Sound Airborne Sound Manajemen Pengendalian Bising Reduksi Biaya Kenyamanan Gambar 3.8. Skema Pengendalian Bising 14 Cyril M. Harris. Ph. D. Handbook of Noise Control. Columbia University. 1998 Universitas Sumatera Utara Sumber : Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Suara berawal dari sumber dan berakhir diteliga. Kebisingan yang tinggi sebagai sumber bising. Bising yang dihasilkan merambat melalui udara atau benda padat. Medium propagasi adalah faktor penting dalam pengendalian bising, oleh karena itu suara yang merambat diudara airborne sound, dan suara yang merambat melalui benda padat structural-borne sound harus dibedakan. Manajemen pengendalian bising adalah alternatif pengendalian bising yang paling tepat digunakan yang menghasilkan pengurangan bising pada tingkat yang di inginkan, sesuai rujukan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER. 13MENX2011, tentang NABNilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja,dan atau standar ; 1. Threshold Limit Value TLV American Conference of Govermental Industrial Hygienists ACGIH 2010 - 2011 2. OSHA Noise standard, 29 CFR 1910,95 OSHA Occupational Safety and Health Administration, adalah sebuah birodevisibadan bagaian dari Departemen tenaga Kerja Amerika Serikat, yang bertujuan untuk mencegah kecelakkan kerja, penyakit, dan kematian saat kerja dengan membuat peraturanstandard yang berkekutan untuk hukukm keselamatandan kesehatan kerja 3. ISO International Standards, Technical Committees ISO TC43SC-1 Noise ISODIS 128 untuk main engine room noise level 90 dBA - TWA = 4 jam kerja

3.9.1. Noise Reduction Oleh Penghalang Exterior

15 15 Ibid. Ingard, Uno. 2010. Universitas Sumatera Utara Pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pada instalasi. Pengendalian kebisingan dilakukan bertujuan untuk mereduksi tingkat kebisingan itu sendiri. Noise reduction NR didefinisikan sebagai pengurangan kekuatan bunyi, diukur dalam dB. Adapun pengurangan kebisingan NR oleh penghalang atau barrier dapat dilihat pada persamaan berikut. NR = 20 log [2πN 0.5 tan2πN 0.5 ] + 5 dB………………..……..7 Dimana, NR : Pengurangan kebisingan dB N : 0,006f A+B-d dB A+B : Jarak terdekat melewati penghalang m D : Jarak lurus antara sumber bunyi dan penerima bunyi m

3.10. Noise Mapping

Noise mapping adalah pemetaan kebisingan yang menggambarkan distribusi tingkat kebisingan pada suatu lingkungan kerja. Cara pembuatan noise mapping adalah dengan melakukan pengukuran tingkat kebisingan pada beberapa titik pengukuran di sekitar sumber bising dimana terdapat pekerja yang terpapar bising. Titik-titik yang mempunyai tingkat kebisingan yang sama tersebut dihubungkan sehingga terbentuk suatu garis pada peta yang menunjukkan tempat dengan tingkat tekanan bunyi yang sama. Tujuan dari dilakukannya noise mapping adalah: 1. Sebagai pedoman dalam mengambil langkah-langkah SMK3 sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan peta yang dibuat. Contohnya adalah membuat peraturan mengenai keharusan menggunakan alat Universitas Sumatera Utara pelindung diri berupa earplug maupun earmuff pada daerah tertentu, serta memberikan sanksi kepada operator yang melanggar ketentuan tersebut. 2. Mengetahui dimana lokasi yang tepat dalam pemakaian alat pelindung diri berdasarkan sound intensity. 3. Mengetahui jumlah tenaga kerja yang terpapar kebisingan di area kerja sehingga manajemen dapat mengetahui operator yang berisiko tinggi menderita gangguan pendengaran, untuk keperluan treatment berupa pengadaan program konservasi pendengaran, asuransi kesehatan. 4. Kepentingan terhadap uji audiometri untuk mengetahui gangguan pendengaran yang dialami operator.

3.11. Teknik Sampling