Y = 3,978 X
1 0,944
+ X
2 0,50
+ X
3 0,16
Jika X
1
naik 1, maka Y naik 0,944, jika X
2
naik 1 maka Y naik 0,50,dan jika X
3
naik 1 maka Y naik 0,16 . Dari Tabel 7 bahwa nilai koefisien determinasi R
2
yang diperoleh sebesar 0,818. Koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa produksi Y dapat dijelaskan oleh variabel tenaga kerja x
1
, pupuk x
2
, pestisida dan herbisida x
3
sebesar 81,8 sedangkan sisanya sebesar 18,2 dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Untuk menguji hipotesis secara serempak, dilakukan dengan uji F, dan secara parsial dilakukan dengan uji t, dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini
menggunakan α 5 atau 0,05. Hasil pengujian hipotesis diuraikan sebagai berikut:
5.2. Uji pengaruh Variabel Secara Serempak
Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan uji F disajikan pada tabel 7, menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar 0,00.
Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir yaitu α 5 atau 0,05 atau dapat diketahui melalui uji F. dimana F hitung yang diperoleh sebesar
53,785 dan F tabel sebesar 2,61. Sehingga F hitung F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa H
ditolak atau H
1
diterima , yaitu variabel Tenaga Kerja x
1
Pupuk x
2
, pestisida dan herbisida x
3
, secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi Y.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Uji pengaruh Variabel Secara Parsial
Setelah dilakukan uji pengaruh variabel secara serempak, pembahasan dilanjutkan dengan pengujian pengaruh variabel secara parsial. Uji pengaruh variabel
secara parsial dapat diketahui dengan menggunakan uji t, pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa:
Tenaga Kerja x
1
diperoleh t-
hitung
= 10,324 t-
tabel
= 1,68 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil
dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H ditolak atau H
1
diterima, yaitu curahan teanga kerja secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi.
Pupuk x
2
diperoleh t-
hitung
= 0,881 t-
tabel
= 1,68 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,384
lebih besar dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H diterima
atau H
1
ditolak, yaitu Pupuk secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi.
Pestisida dan Herbisida x
3
diperoleh t-
hitung
= 0,195 t-
tabel
= 1,68 dan memiliki nilai signifikansi sebesar lebih besar dari 0,847
lebih besar dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
diterima atau H
1
ditolak, yaitu pestisida dan herbisida secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi.
5.4.Uji Asumsi Klasik
Pendugaan dengan Metode Kuadrat Terkecil Ordinary Least Square memiliki beberapa persyaratan untuk memperoleh the best linear unbiased estimated
Universitas Sumatera Utara
BLUE yaitu terpenuhi beberapa uji asumsi klasik. Dalam penelitian ini asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut :
5.4.1.Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal, dilakukan uji normalitas. Pada penelitian ini normalitas dilakukan dengan
pendekatan grafik. Uji normalitas dengan pendekatan grafik dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Gambar 3. Histogram Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual
Distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal, apabila distribusi data berbentuk lonceng bell shaped Santoso, 2010. Berdasarkan tampilan
histogram pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa distribusi data berbentuk lonceng bell shaped, sehingga data tersebut dikatakan berdistribusi normal. Kemudian tampilan
Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual pada Gambar 4 terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar dan mengikuti garis diagonal. Suatu data dikatakan
berdistribusi normal apabila garis yang digambarkan data menyebar atau merapat ke garis diagonalnya Sulianto, 2011. Dengan demikian data tersebut dikatakan
berdistribusi normal, sehingga asumsi normalitas terpenuhi.
5.4.2 Uji Multikolinieritas
Untuk uji multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai VIF pada tiap independent variable yang dapat dilihat pada Tabel 8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Hasil Uji Multikolinearitas Independent variable Colinearty Statistic
Tolerrance VIF
Tenaga Kerja Pupuk
Pestisida dan Herbisida
.725 .751
.736 1.379
1.332 1.359
Menurut Ragner Frish dalam Supranto 2005 untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat ditinjau dari beberapa hal berikut :
1. nilai toleransi lebih kecil dari 0,1
2. nilai VIF lebih besar dari 10
3. R² = 1
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai VIF masing-masing variabel berada dibawah 10. Nilai VIF tenaga kerja sebesar 1,379 10, nilai VIF pupuk
sebesar 1,332 10, nilai VIF pestisida dan herbisida sebesar 1,359 10 dan tolerance semua input produksi di atas 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa model tidak
mengandung multikolinearitas.
5.4.3.Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dideteksi dengan metode grafik dengan mengamati scatterplot. Uji asumsi klasik heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik
dapat dilihat pada Gambar 5.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Scatterplot Uji Heteroskedastitas
Heteroskedastisitas dideteksi dengan metode grafik dengan mengamati scatterplot. Jika scatterplot membentuk pola tertentu, hal itu menunjukkan adanya
masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan scatterplot jika menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah
heteroskedastisitas. Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan melihat Gambar 5 menunjukkan
bahwa scatterplot menyebar secara acak dan titik-titik data diagonal tidak lurus dengan angka 0 dan di atas angka 0. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas. Dari penelitian diatas diketahu bahwa tenaga kerja berpengaruh nyata
terhadap produksi cengkeh ini dikarenakan semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalm memproduksi cengkeh maka semakin banyak pula hasil produksi
cengkeh yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain : 1.
Pengaruh curahan tenaga kerja terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue yaitu berpengaruh nyata karena semakin banyak tenaga kerja
maka hasil produksi cengkeh yang dihasilkan semakin baik karena tidak ada biji cengkeh yang terbuang dan lebih terkontrol.
2. Pengaruh pupuk terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue yaitu
tidak berpengaruh nyata karena di daerah penelitian pohon cengkeh dapat berproduksi tanpa penggunaan pupuk karena di dukung dengan tanah yang
subur. 3.
Pengaruh pestisida dan herbisida terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue yaitu tidak berpengaruh nyata karena di daerah penelitian kurang
gangguan hama.
6.2 Saran
1. Diharapkan kepada petani dapat meningkatkan penggunaan atau curahan
tenaga kerja karena ternyata hal ini berpengaruh terhadap produksi cengkeh di daerah penelitian.
2. Diharapkan kepada pemerintah dapat membantu memperlancar penyediaan
input produksi seperti benih, pupuk, dan pestisida dan juga sarana produksi atau alsintan baik dari segi harga maupun ketersediaan produk di daerah
penelitian
Universitas Sumatera Utara
3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat mengkaji faktor
– faktor produksi cengkeh lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka