Uji Heteroskedastisitas METODE PENELITIAN
30
Tabel 7. Anggaran pendidikan, proporsi anggaran pendidikan dan rata-rata lama sekolah kabupatenkota di Provinsi Jawa Barat
KabupatenKota 2007
2012 Anggaran
Pendidikan RLS
Kepala Rumah
Tangga Anggaran
Pendidikan RLS
Kepala Rumah
Tangga Milyar
Rupiah terhadap
PDRB Milyar
Rupiah terhadap
PDRB Kab. Bogor
521 31
5.49 1,133
34 6.11
Kab. Sukabumi 445
42 5.44
898 48
6.16 Kab. Cianjur
471 45
5.14 796
47 5.83
Kab. Bandung 804
41 6.16
1,314 50
6.93 Kab. Garut
475 40
4.93 1,222
53 5.70
Kab. Tasikmalaya 209
41 5.31
756 53
5.93 Kab. Ciamis
462 38
5.66 845
58 6.56
Kab. Kuningan 285
39 5.28
687 54
6.44 Kab. Cirebon
346 34
5.25 886
44 5.87
Kab. Majalengka 310
39 5.57
810 53
5.54 Kab. Sumedang
299 39
6.35 680
48 6.88
Kab. Indramayu 325
31 4.30
877 51
5.03 Kab. Subang
330 35
5.42 586
41 6.30
Kab. Purwakarta 194
33 4.94
426 39
6.07 Kab. Karawang
306 29
5.35 915
39 5.84
Kab. Bekasi 300
23 5.91
806 33
6.69 Kab. Bandung Barat
533 33
6.16 604
40 6.49
Kota Bogor 177
28 6.98
432 34
8.32 Kota Sukabumi
127 28
8.02 216
32 7.19
Kota Bandung 533
33 8.10
1,254 34
8.47 Kota Cirebon
167 32
7.02 312
36 7.67
Kota Bekasi 353
32 8.54
738 31
8.45 Kota Depok
195 23
8.79 404
26 8.48
Kota Cimahi 209
26 7.78
338 37
8.09 Kota Tasikmalaya
209 41
6.40 328
39 6.95
Kota Banjar 66
18 5.25
128 30
6.27
Sumber : BPS, diolah
PDRB Provinsi Jawa Barat
Gambaran perekonomian suatu daerah secara umum dapat dilihat dari perkembangan PDRBnya. Peningkatan nilai PDRB suatu daerah dapat
diinterpretasikan sebagai peningkatan perekonomian daerah tersebut. Demikian pula yang terjadi di Provinsi Jawa Barat, perkembangan nilai PDRB Provinsi
Jawa Barat pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan adanya peningkatan yang dapat diinterpretasikan bahwa terjadi perkembangan
pembangunan di bidang ekonominya.
31 Sumbangan sektor industri pengolahan terhadap PDRB Provinsi Jawa
Barat cenderung meningkat setiap tahunnya seperti pada Tabel 8. Perkembangan sektor industri di Provinsi Jawa Barat tersebar di beberapa daerah kabupaten dan
kota.
Tabel 8. PDRB atas dasar harga konstan 2000 per sektor ekonomi Provinsi Jawa Barat tahun 2007-2012 Milyar Rupiah
Sektoral 2007
2008 2009
2010 2011
2012 Pertanian
35,687 36,505
41,723 42,137
42,101 41,802
Pertambangan dan Galian 6,677
6,842 74,245
7,465 7,085
6,576 Industri Pengolahan
122,703 133,757 131,433 135,595 144,010 149,677 Listrik Gas dan Air Bersih
5,751 6,028
6,839 7,316
7,426 8,009
Bangunan 8,928
9,731 10,299
11,810 13,483
15,318 Perdagangan Hotel dan Restoran
54,790 56,938
62,702 70,083
75,770 84,524
Pengangkutan dan Komunikasi 12,271
12,234 13,209
15,353 17,645
19,763 Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan
8,646 9,076
9,619 10,565
11,985 13,209
Jasa-Jasa 18,728
19,064 20,158
21,899 23,606
25,527 Total PDRB dengan MIGAS
274,181 290,175 370,227 322,223 343,111 364,405
Sumber : BPS 2013 Sektor lainnya yang membentuk PDRB Provinsi Jawa Barat adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Dari sektor tersebut, yang memberikan kontribusi besar dalam pembentukkan PDRB sektoralnya adalah perdagangan.
Hal ini tentu saja masih terkait dengan perdagangan hasil-hasil industri yang berkembang di Provinsi Jawa Barat. Berbagai hasil industri merupakan komoditas
bagi perdagangan internasional ekspor. Volume perdagangan ekspor dari hasil- hasil industri yang cukup besar dengan nilai yang besar pula, menyebabkan sektor
perdagangan menjadi sektor ekonomi yang mampu membentuk PDRB Provinsi Jawa Barat cukup besar.
Sektor berikutnya yang memberikan kontribusi pembentukkan PDRB Provinsi Jawa Barat yang juga besar adalah sektor pertanian. Sektor pertanian
merupakan sektor ekonomi yang penting bagi Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut didasarkan pada alasan bahwa secara geografis Provinsi Jawa Barat terdiri atas
potensi sektor pertanian yang besar. Sektor pertanian yang memiliki karakteristik sebagai sektor ekonomi yang dapat terus bekembang meskipun sedikitnya
perhatian dari pemerintah dalam hal penyediaan berbagai sarana dan fasilitas kegiatan produksinya. Sektor pertanian lebih mengutamakan pada ketersediaan
sumberdaya alam yang ada di suatu daerah. Di mana terdapat sumberdaya alam tersebut, maka di situ pulalah akan berkembang kegiatan pertanian meliputi
kegiatan seluruh subsektor dalam sektor pertanian.
Peningkatan PDRB sektor industri pengolahan Provinsi Jawa Barat mengakibatkan terjadinya peralihan tenaga kerja dari sektor pertanian sehingga
jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian terus mengalami penurunan. BPS 2014 mencatat penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Provinsi Jawa
Barat tahun 2013 tercatat 3,642 juta orang, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 sebesar 3,626 juta orang
. Penurunan tenaga kerja di sektor pertanian