Ekstraksi DNA Bakteri Simbion
Analisis Kekerabatan Rayap Tanah M. gilvus dengan Pendekatan Perilaku
Uji Agonistik Pengujian rayap di dalam arena dengan jarak + 5 cm memperlihatkan perilaku
yang beragam. Hasil pengujian agonistik diperoleh hasil bahwa rayap dari koloni yang berasal dari lokasi yang sama CA Yanlappa-Jasinga atau Kampus IPB
Dramaga tidak terlihat adanya perilaku agresif dengan ditandai rayap yang diujikan tidak saling menyerang Tabel 5. Akan tetapi, rayap yang diuji dari lokasi
yang berbeda rayap dari CA Yanlappa-Jasinga vs Kampus IPB Dramaga terlihat adanya perilaku saling menyerang yaitu kedua rayap saling menggigit.
Rayap pekerja yang diujikan memperlihatkan respon perilaku yang unik. Beberapa respon yang diperlihatkan yaitu pekerja langsung menjauh, pekerja
mengetuk-ketukkan antena, dan ada yang langsung menyerang pekerja lain. Rayap dari lokasi yang sama Dramaga vs Dramaga memberikan respon yang langsung
karena isyarat yang dikeluarkan sama dan respon yang dihasilkan yaitu rayap akan mengetuk-ketukkan antena kemudian berputar berkeliling. Berbeda halnya rayap
dari lokasi yang berbeda Dramaga vs CA Yanlappa akan memberikan respon yang yang terlebih dahulu berputar-putar mengelilingi pekerja lain dan berusaha
menyerang saat bertemu dengan rayap pekerja dari koloni yang lain tersebut. Jarak yang digunakan saat pengujian tidak menjadi pengaruh dalam respon pengenalan
rayap pekerja lain. Rayap pekerja mayor dan prajurit minor antara M. subhyalinus dan M. bellicosus diujikan dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak
terlihat adanya korelasi jarak spasial dan indeks agresi Jmhasly dan Leuthold 1999.
Tabel 5 Hasil uji agonistik rayap M. gilvus dari CA Yanlappa-Jasinga dan Kampus IPB Dramaga
1 2
3 4
5 6
[1] -
- √
√ √
[2] -
- √
√ √
[3] -
- √
√ √
[4] √
√ √
- -
[5] √
√ √
- -
[6] √
√ √
- -
Keterangan: 1-3: koloni dari CA Yanlappa, 4-6: koloni dari Kampus IPB Dramaga, Mg: M. gilvus, JSG: CA Yanlappa-Jasinga, DMG: Kampus IPB-Dramaga, √: menunjukkan perilaku agresif, -:
tidak menunjukkan perilaku agresif
Koloni rayap yang berasal dari lokasi yang sama tidak menunjukkan adanya perilaku agresif. Rayap dari koloni CA Yanlappa-Jasinga maupun Kampus IPB
Dramaga terlihat adanya perilaku saling mendekat kemudian mengetuk-ketukkan antena ke individu yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa kedua individu rayap
yang diujikan melakukan pengenalan isyarat satu sama lain. Rayap pekerja yang terlihat saling menyerang mengindikasikan bahwa rayap mempunyai perilaku yang
agresif pada saat proses pengenalan Delphia et al. 2003. Individu rayap langsung 19
20 mengenali isyarat yang dikeluarkan dari individu yang lain dan secara langsung
menyerang dan berusaha menggigit individu rayap tersebut. Rayap yang terlihat adanya perilaku agresif mengindikasikan bahwa rayap
masih mampu mengenali isyarat yang dikeluarkan oleh individu yang lain. Isyarat yang dikeluarkan dari individu rayap pekerja kemudian dikenali oleh individu rayap
pekerja yang lain merupakan sifat dari perilaku pengenalan rayap di dalam koloninya nestmate. Isyarat yang dikeluarkan berasal dari induk betina, sehingga
rayap yang berperilaku saling mengenali satu sama lain merupakan rayap yang masih berasal dari tetua yang sama. Rayap pekerja mayor dan prajurit minor dari
M. subhyalinus dan M. bellicosus diuji dan diperoleh hasil bahwa rayap pekerja
mayor M. subhyalinus mempunyai kemampuan membedakan ekspresi dari variasi tingkat agresi terhadap pekerja mayor dari rayap M. bellicosus. Rayap prajurit
minor M. subhyalinus maupun M. bellicosus juga bereaksi terhadap koloni asing dengan tingkat agresi yang berbeda Jmhasly dan Leuthold 1999.
Rayap yang saling yang saling mendekat kemudian melakukan respon untuk menyerang atau menggigit mengindikasikan bahwa proses pengenalan isyarat dari
individu satu dengan individu yang lain berhasil. Isyarat yang dikeluarkan dari individu satu kemudian diterima oleh individu rayap yang lain. Akan tetapi isyarat
yang dikeluarkan tidak dikenali, sehingga menyebabkan rayap saling menyerang. Rayap menganggap bahwa proses pengenalan dari koloninya tidak berhasil karena
isyarat yang dikeluarkan berbeda dengan yang dikeluarkannya. Rayap yang menganggap isyarat yang dikeluarkan tidak sama dengan koloninya, menganggap
bahwa rayap lain tersebut sebagai musuh Shelton dan Grace 1996. Koloni yang dulunya berasal dari tetua yang sama, tetapi karena sudah terlalu lama terpisah
dapat menyebabkan pengenalan recognize dari koloni sebelumnya menjadi semakin luntur. Pengenalan dari koloni yang semakin melemah terhadap
pengenalan dari koloni sebelumnya menyebabkan kedua koloni yang terpisah tidak saling mengenal. Koloni yang tidak saling mengenal terhadap isyarat dari koloni
yang lain menyebabkan perilaku agresif pada rayap Andrews 1911.
Analisis Kekerabatan Rayap Tanah M. gilvus dengan Teknik Molekuler
Hasil amplifikasi gen COI pada rayap.
Primer forward dan reverse mampu mengamplifikasi gen COI dengan baik, terlihat pita DNA 1 sampai 4 merupakan
hasil amplifikasi gen COI dari rayap. Pita DNA 1 dan 2 berasal dari DNA total rayap pekerja dari CA Yanlappa-Jasinga, sedangkan pita DNA 3 dan 4 berasal dari
DNA total rayap pekerja Kampus IPB. Pita yang terlihat sesuai dengan target yang diinginkan yaitu berukuran sekitar 750pb Gambar 8.
Analisis homologi sekuen DNA gen COI pada rayap.
Keempat sekuen DNA rayap M. gilvus dari Bogor CA Yanlappa-Jasinga dan Kampus IPB
Dramaga mempunyai homologi dengan rayap M. gilvus dari Laos dengan nilai query cover
, e-value, dan max-identity berturut-turut adalah 100, 0.0, dan 98 Tabel 6. Rayap yang telah diidentifikasi secara morfologi dan berdasarkan hasil
BLAST-N merujuk pada spesies yang sama yaitu M. gilvus.