Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah : a. Model kincir angin dibuat tipe propeler dengan bahan komposit dengan diameter 1m, lebar maksimum 12 cm dengan jarak 12.5 cm dari pusat poros. b. Kincir angin menggunakan sudu berjumlah dua. c. Penelitian dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata Dharma. d. Kincir angin propeller dua sudu tipe horizontal axis wind turbine HAWT.

1.5 Manfaat Penelitian:

Manfaat peneltitian yang ada dalam penelitian ini adalah : a. Kincir angin ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu aplikasi pemanfaatan energi terbarukan. b. Dalam pembuatan skala besar mampu menghasilkan energi listrik dalam jumlah besar dan dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat luas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

BAB II DASAR TEORI

2.1 Angin

Angin adalah udara yang bergerak, angin terjadi karena perbedaan tekanan di permukaan bumi. Angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh perbedaan penerimaan dan penyerapan panas matahari oleh bumi. Energi angin dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik tenaga angin PLTA dengan memanfaatkan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, angin memutar kincir angin yang kemudian memutar rotor pada generator. Energi listrik yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara langsung, ataupun disimpan dengan menggunakan baterei. Kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat dilihat tabel 2.1. Tabel 2.1 Tingkat Kecepatan Angin. Sumber : hhtp:www.kincirangin.infoplta-gbr.php. diakses Mei 2016. Batas minimum untuk menggerakkan kincir ialah angin kelas 3 dan batas maksimum adalah angin kelas 8. Kelas Kecepatan Angin Angin ms 1 0,00 – 0,02 ------------------------------------------------------- 2 0,3 – 1,5 Angin bertiup, asap lurus keatas 3 1,6 – 3,3 Asap bergerak mengikuti arah angin 4 3,4 – 5,4 Wajah terasa ada angin, daun bergoyang, petunjuk arah angin bergerak 5 5,5 – 7,9 Debu jalanan dan kertas berterbangan, ranting pohon bergoyang 6 8,0 – 10,7 Ranting pohon bergoyang, bendera berkibar 7 10,8 – 13,8 Ranting pohon besar bergoyang, air kolam bergoyang kecil 8 13,9 – 17,1 Ujung pohon melengkung, hembusan angin terasa di telinga 9 17,2 – 20,7 Dapat mematahkan ranting pohon, jalan berat melawan arah angin 10 20,8 – 24,4 Dapat mematahkan ranting pohon, rumah rubuh 11 24,5 – 28,4 Dapat merubuhkan pohon dan menimbulkan kerusakan 12 28,5 – 32,5 Dapat menimbulkan kerusakan parah 13 32,6 – 42,3 Angin Topan Kondisi Alam di Daratan 7

2.1.1 Jenis Angin

1. Angin Laut Angin laut adalah angin yang terjadi pada waktu siang hari, angin ini bergerak dari laut atau danau menuju daratan. Hal ini terjadi dikarenakan udara di atas daratan mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan udara di atas permukaan air, sehingga tekanan udara di atas daratan lebih rendah dibandingkan di atas permukaan laut atau danau seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. 2. Angin Darat Angin darat adalah angin yang terjadi pada waktu malam hari, angin ini bergerak dari darat menuju laut. Hal ini terjadi dikarenakan udara di atas daratan mengalami pendinginan lebih cepat dibandingkan udara di atas permukaan air, sehingga tekanan udara di atas permukaan laut atau danau menjadi lebih rendah dibandingkan di atas daratan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Gambar 2.1 Angin Laut. Gambar 2.2 Angin darat. Sumber : https:luciafebriarlita17.wordpress.com20140409unsur-unsur-iklim- dan-cuaca-ii-anginangin-laut-dan-angin-darat diakses Mei 2016. 3 Angin Lembah Angin lembah adalah angin yang terjadi pada waktu siang hari di kawasan pegunungan di seluruh dunia. Angin ini bergerak dari lembah menuju gunung. Hal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 ini terjadi dikarenakan udara di atas gunung mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan lembah, sehingga tekanan udara di atas permukaan gunung menjadi lebih rendah dibandingkan di atas permukaan lembah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3. 4. Angin Gunung Angin gunung adalah angin yang terjadi pada waktu malam hari di kawasan pengunungan di seluruh dunia. Angin ini bergerak dari gunung menuju lembah. Hal ini terjadi dikarenakan udara di atas gunung mengalami pendingin lebih cepat dibandingkan di atas permukaan lembah, sehingga tekanan udara di atas permukaan lembah menjadi lebih rendah di atas permukaan gunung seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4. Gambar 2.3 Angin Lembah Gambar 2.4 Angin Gunung Sumber : http:softilmu.blogspot.sg201307pengertian-dan-macam-macam- angin.html diakses Mei 2016. 5. Angin Muson Angin muson yang terjadi di Indonesia ada dua, yaitu muson barat dan muson timur. Angin ini disebabkan adanya perbedaan tekanan udara dua benua yang mengapit kepulauan Indonesia, yaitu Benua Asia yang kaya perairan dan Australia yang kering. Angin MusimMuson Barat adalah angin yang mengalir dari benua Asia musim dingin ke Benua Australia musim panas dan mengandung curah

Dokumen yang terkait

Unjuk kerja kincir angin poros horisontal empat sudu, berbahan komposit, berdiameter 100 cm, lebar maksimum 13 cm pada jarak 20 cm dari pusat poros.

5 26 88

Kincir angin poros horisontal tiga sudu berbahan komposit, diamater 100 cm, lebar maksimum 13 cm pada jarak 20 cm dari sumbu poros.

0 0 90

Unjuk kerja kincir angin poros horisontal empat sudu berbahan komposit dengan diameter 1 m lebar maksimum 13 cm pada jarak 12,5 cm.

0 1 90

Unjuk kerja kincir angin propeler bersudu tiga berbahan komposit, diameter 100 cm, lebar sudu maksimum 13 cm pada Jarak 12,5 cm dari pusat poros, dengan variasi lebar sirip.

0 0 112

Unjuk kerja turbin angin propeller 4 sudu berbahan komposit berdiameter 100 cm, dengan lebar maksimum sudu 13 cm pada jarak 19 cm dari pusat sumbu poros.

5 14 97

Unjuk kerja kincir angin poros horisontal bersudu tiga bahan komposit diameter 1 m lebar maksimum 13 cm dengan jarak 12.5 cm dari pusat poros.

0 0 107

Unjuk kerja kincir angin poros horisontal enam sudu, bahan PVC, diameter 1 m, lebar maksimum 14 cm pada jarak 20 cm dari pusat poros.

7 15 86

Unjuk kerja kincir angin poros horizontal empat sudu berbahan komposit berdiameter 100 cm lebar maksimum 13 cm dengan jarak 20 cm dari pusat poros.

0 2 121

Unjuk kerja kincir angin poros horisontal empat sudu, berbahan komposit, berdiameter 100 cm, lebar maksimum 13 cm pada jarak 20 cm dari pusat poros

2 24 86

Kincir angin poros horisontal tiga sudu berbahan komposit, diamater 100 cm, lebar maksimum 13 cm pada jarak 20 cm dari sumbu poros

0 1 87