18
sulfonat. Setelah dingin, campuran reaksi diteteskan perlahan ke dalam beker yang berisi barium karbonat halus yang telah digerus. Setelah semua
campuran reaksi bercampur dengan barium karbonat, diperiksan keasamannya pH. Apabila netralisai belum sempurna, ditambahkan barium karbonat lagi.
Setelah campuran bereaksi netral, campuran dimasak, lalu disaring atau disentrifugasi. Diperoleh filtrat yang jernih, mengandung garam barium
sulfonat.
5. Fenol
Filtrat yang mengandung barium benzene sulfonat pada percobaan VII.4 didepan sebagian diuapkan dalam kui. Setelah sebagian besar air menguap,
kedalam kui ditambahkan 15 butir pellet kalium hidroksida dan diaduk semua bercampur sempurna. Kemudian kui dipanaskan perlahan sampai campuran
meleburmeleleh. Setelah campuran dingin kembali, campuran reaksi dicampur dengan 20 ml air. Kalium fenolat yang terbentuk larut, kemudian
dipindahkan kedalam labu destilasi. Campuran diasamkan dengan asam sulfat encer sampai bereaksi asam. Periksa dengan lakmus. Labu dipanaskan sampai
fenol terdestilasi bersam uap air. Destilat ditampung dalam beberapa tabung lalu dilakukan reaksi berikut :
a. Kepada beberapa mililiter destilat ditambahkan beberapa tetes air brom.
Terbentuk endapan 2,4,6 tribromfenol. Larutan air brom pada tetes pertama hilang warnanya karena larutan masih mengandung sulfur
dioksida. b.
Pereaksi larutan besi III klorida. Beberapa tetes destilat dalam tabung dengan satu tetes larutan besi III
klorida member warna ungu disebabkan ikatan fenol.
6. Fenol liquefaktum dan fenolat
Kedalam sebuah tabung reaksi dimasukkan 0.5 gram fenol dan 1 ml air. Terbentuk 2 lapisan : satu lapisan fenol mengandung air fenolum
lequefaktum dan satu lapisan lain satu larutan fenol dalm air. Kemudian
19
campuran dalam tabung dikocok dengan tetes larutan natrium hidroksida. Terbentuk suatu larutan jernih natrium fenolat. Kedalam larutan natrium
fenolat dialirkan gas karbondioksida. Terbentuk natrium hidrogenkarbonat yang larut dalm air, dan memisah fenol dan air menjadi keruh.
7. Fenol bermartabat dua
a. Resorsinol resorsin, 1,3 – dihidroksibenzen atau m – dihdroksibenzen
i. Larutan resorsinol dalam lempeng tetes dengan beberapa etes air brom memberikan endapan tribromoresorsinol.
ii. Larutan resorsinol dalam lempeng tetes dengan setetes larutan besi III klorida, membentuk warna ungu. Bandingkan dengan 5c.
b. Hidrokuinon 1,4 – dihidroksibenzen atau p – dihidroksibnenzen
i. Beberapa tetes larutan hdrokuinon dalam tabung reaksi dicampur
dengan beberap tetes larutan besi III klorida. Campuran dikocok, terjadi oksidasi hdrokuinon menjadi kuinon yang berwarna kuning dan
bau yang menyengat. ii.
Kedalam tabung reaksi yang berisi 10 tetes larutan hidrokuinon ditambahkan setetes larutan besi III klorida, maka mula-mula akan
timbul Kristal kuinhidron C
6
H
4
OH
2
.C
6
H
4
O
2
berwarna hijau gelap. Pada penambah larutan besi III klorida berlebih, Krista kuinhidron
berlarut dan terbentuk kuinon. iii.
Sedikit larutan hidrokuinon pada lempeng tetes ditambahkan 1 – 2 tetes larutan perak nitrat. Logam perak memisah sifat reduksi dari
hidrokuinon. iv.
Larutan hidrokuinon kalau dibuat alkalis berubah menjadi coklat karena oksidasi udara.
20
8. Fenol bermartabat tiga
a.
Pirogalol 1,2,3 – trihidroksibenzen
i. Setets larutan pirogalol diatas lempeng tetes diberikan setetes larutan
perak nitrat. Memisah logam perak. ii.
Setets larutan pirogalol diatas lempeng tetes diberikan setetes larutan perak nitrat. Memisah logam perak.
21
PERCOBAAN VIII ALDEHIDA , KETON DAN ASAM KARBOKSILAT AROMATIK
1. Benzaldehida