perundang-undangan. Wewenang ini dapat didelegasikan atau dimandatkan.
25
Wewenang delegasi adalah wewenang yang diperoleh berdasarkan pelimpahan wewenang dari badanorgan pemerintahan yang lain. Wewenang delegasi
merupakan pelimpahan dari wewenang atribusi yang diberikan oleh pemberi wewenang delegans kepada penerima wewenang delegataris. Setelah terjadi
pelimpahan maka tanggung jawab beralih kepada delegataris dan bersifat tidak dapat ditarik kembali oleh delegans.
26
Wewenang mandat adalah pelimpahan wewenang yang pada umumnya dalam hubungan rutin antara atasan dengan
bawahannya. Setelah terjadi pelimpahan kepada penerima mandat mandataris, tanggung jawab tetap ada pada pemberi mandat mandans dan sewaktu-waktu
dapat ditarik dan digunakan kembali oleh mandans.
27
Ketiga cara dalam memperoleh wewenang ini sangat penting untuk diketahui oleh setiap badan atau pejabat pemerintahan Tata Usaha Negara
sebelum melakukan tindakan atau mengeluarkan keputusan. Ketiga jenis wewenang tersebut berkaitan dengan pertanggungjawaban apabila kelak timbul
sengketa yang disebabkan oleh tindakan atau keputusan dari badan atau pejabat pemerintahan Tata Usaha Negara.
b. Konsep Keputusan Tata Usaha Negara
Pada asasnya semua keputusan pemerintahan diambil atas dasar permintaan melalui permohonan tertulis baik dilakukan oleh orang perseorangan
naturlijk persoon maupun badan hukum recht persoon. Keputusan tanpa
25.
Sadjijono, op. cit, h. 66.
26.
Sadjijono, loc.cit.
27.
Sadjijono, loc.cit.
adanya surat permintaan adalah batal karena hukum.
28
Keputusan Tata Usaha Negara KTUN merupakan salah satu keputusan pemerintahan yang diambil atas
dasar permintaan. Menurut S. Prajudi Atmosudirjo, keputusan-keputusan tersebut terikat
kepada tiga asas hukum, yakni : 1
asas yuridikitas rechtmatigheid, artinya, keputusan pemeritahan maupun administratif tidak boleh melanggar hukum onrechtmatige
overheidsdaad; 2
asas legalitas wetmatigheid, artinya keputusan harus diambil berdasarkan suatu ketentuan undang-undang;
3 asas diskresi discretie, freies ermessen, artinya, pejabat penguasa
tidak boleh menolak mengambil keputusan dengan alasan “tidak ada peraturannya”, dan oleh karena itu diberi kebebasan untuk mengambil
keputusan menurut pendapatnya asalkan tidak melanggar asas yuridikitas dan asas legalitas tersebut di atas. Ada dua macam diskresi,
yaitu: “diskresi bebas” bilamana undang-undang hanya menentukan batas-
batasnya, dan “diskresi terikat” bilamana udang-undang menetapkan beberapa alternatif untuk dipilih salah satu yang oleh
pejabat administrasi dianggap paling dekat.
29
Keputusan yang diambil dalam suatu penetapan KTUN dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Bersifat positif artinya permohonan penetapan
KTUN tersebut dikabulkan, sedangkan bersifat negatif artinya permohanan penetapan KTUN tersebut ditolak. Pemohon yang permohonannya ditolak dapat
mengajukan kembali
permohonannya setelah
memperbaikai atau
menyempurnakan substansi dan syarat permohonannya itu.
c. Teori Tujuan Hukum
Menurut E. Utrecht, hukum adalah himpunan petunjuk hidup perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, dan seharusnya
ditaati oleh seluruh anggota masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu,
28.
S. Prajudi Atmosudirjo, op.cit, h.89.
29.
S. Prajudi Atmosudirjo, loc. cit.
pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh penguasa itu.
30
Ada hukum yang bersifat mengatur fakultatif, aanvuilend recht dan bersifat memaksa imperative, dwingend recht.
31
Adapun tujuan hukum menurut para sarjana diantaranya adalah sebagai berikut:
1 Menurut Subekti, tujuan hukum adalah untuk mengabdi pada tujuan
negara yang dalam pokoknya adalah untuk mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya.
2 Menurut L.J. van Apeldoorn, tujuan hukum ialah mengatur pergaulan
hidup manusia secara damai. Hukum menghendaki perdamaian. 3
Menurut teori etis, hukum bertujuan semata-mata menghedaki keadilan. 4
Menurut Geny, hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Dan sebagai unsur daripada keadilan disebutkannya
“kepentingan daya guna dan kemanfaatan”. 5
Menurut teori utilities Bentham, hukum bertujuan untuk mewujudkan semata-mata apa yang berfaedah bagi orang.
32
Sarjana lain juga memberikan pandangan mengenai tujuan hukum itu, diantaranya :
1 Menrut J. van Kant, hukum bertujuan untuk menjaga kepentingan tiap-
tiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu. 2
Menurut Soedjono Dirdjosisworo, tujuan hukum adalah melindungi individu dalam hubungannya dengan masyarakat, sehingga dengan
demikian dapat diharapkan terwujudnya keadaan aman, tertib, dan adil. 3
Menurut Roscoe Pound, hukum bertujuan untuk merekayasa masyarakat law as tool of social engineering.
33
Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan hukum itu ialah untuk memberikan keadilan, kepastian dan kemanfaatan bagi masyarakat.
30.
Ishaq, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 3.
31.
Ibid, h. 36.
32.
J.B. Daliyo, et. al., 1994, Pengantar Ilmu Hukum, Buku Panduan Mahasiswa, cet. III, Sinar Grafika, Jakarta, h. 40.
33.
C.S.T. Kansil, 1991, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, h. 40-44.
d. Asas Preferensi Hukum