Kelemahan dan Kesulitan Penelitian

Ho : P1=P2 H1, 2, 3 : P1≠P2 ; 0,05 Gambar 3. Analisis Hipotesis Perbedaan Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi yang Disebabkan oleh Faktor Risiko Kesehatan Keterangan : P1 = proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden merokok; tidak olahraga; tidak mengatur pola makan; BMI25; adanya penyakit penyerta yang berhubungan dengan kardiovaskular. P2 = proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden yang tidak merokok; berolah raga; mengatur pola makan; BMI25; tidak ada penyakit penyerta yang berhubungan dengan kardiovaskular.

K. Kelemahan dan Kesulitan Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan hanya satu kali kunjungan ke tiap rumah responden. Pengambilan data yang hanya satu kali ini merupakan salah satu kelemahan penelitian ini. Hal ini berkaitan dengan hasil pengukuran tekanan darah responden penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian tentang hipertensi, maka idealnya pengukuran tekanan darah tidak dilakukan hanya sekali untuk menyatakan seseorang mengalami hipertensi, namun berulang kali dalam beberapa periode pengecekan rutin. Data wawancara yang dimuat dalam CRF sebagian besar hanya berdasarkan data subjektif dari responden penelitian. Data subjektif yang dimaksudkan adalah data hanya berdasarkan jawaban responden Prevalensi H1 Kesadaran H2 Terapi H3 Faktor Risiko Kesehatan tanpa dapat dibuktikan apakah pernyataan dari responden sesuai dengan kebiasaan responden sehari-hari atau tidak. Data yang dimaksud meliputi kebiasaan responden sehari-hari terkait pola hidup dan riwayat penyakit penyerta. Hal ini menyebabkan terdapat beberapa pertanyaan tertentu yang dijawab secara bias. Dalam menanggulangi jawaban yang bias ini, peneliti harus mampu membuat spesifikasi yang jelas. Kesulitan yang dialami peneliti adalah jarak antara tempat peneliti dan tempat penelitian cukup jauh. Jarak antar rumah responden juga cukup jauh terutama pada dua RT yang terletak di pegunungan. Kondisi jalan menuju rumah responden juga ada beberapa yang sulit dilalui karena rusak ataupun medan yang harus dilalui dengan berhati-hati. Kesulitan lain yang dialami peneliti adalah kesulitan berbahasa Jawa karena sebagian besar lansia merespon pertanyaan peneliti dengan bahasa setempat. Dalam mengatasi hal tersebut, peneliti biasanya meminta bantuan orang lain untuk menerjemahkan atau menggunakan bahasa tubuh untuk dapat lebih berinteraksi dengan responden. 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Warga Dukuh Blambangan paling banyak menggunakan sepeda untuk melakukan aktivitas di sawah maupun dalam mencari rumput. Selain sepeda, warga dukuh Blambangan ada juga yang menggunakan motor menuju sawah atau membawa beberapa keperluan di sawah. Warga di tempat ini juga ada yang memiliki mobil, namun tidak terlalu banyak sebanyak pengguna sepeda dan motor. Warga di dukuh ini kebanyakan berprofesi sebagai buruh tani. Aktivitas sehari-hari lebih banyak dihabiskan di sawah dan di rumah. Kebanyakan warga dukuh Blambangan juga memiliki hewan ternak, seperti ayam, kambing, atau bahkan sapi. Pada siang menjelang sore hari, warga mencari rumput sebagai makanan untuk diberikan kepada hewan ternak kambing dan sapi. Di sore hari, ada yang melakukan aktivitas jalan sore, senam bagi para ibu, bersepeda, atau sekedar berkunjung ke tetangga. Pada malam hari, biasanya setelah maghrib, masyarakat di Dukuh Blambangan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga. Di RT 6 dan 7, hampir semua warga memiliki kartu asuransi kesehatan BPJS. BPJS diurus oleh bidan terdekat untuk warga pada dua RT di pegunungan. BPJS yang digunakan warga baru berkisar dua bulan. Diharapkan dengan adanya BPJS, warga terbantu untuk semakin memperhatikan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dituju oleh warga di tujuh RT lainnya beragam. Walaupun sebagian besar warga biasanya mengikuti pemeriksaan kesehatan di

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi berdasarkan faktor risiko kesehatan di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor risiko kesehatan).

0 9 79

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 1 81

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 0 79

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 2 109

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 1 95

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor risiko kesehatan

0 11 93