GAMBARAN UMUM OBJEK PENELTIAN

35 Mewah PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolahan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya PTLL.Adapun beberapa fungsi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak sebagai berikut: a. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, penggalian potensi pajak, serta ekstensifikasi Wajib Pajak. b. Penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan SPT Tahunan serta berkas Wajib Pajak. c. Penatausahaan dan Pengecekan SPT Masa, pemantauan dan penyusunan laporan Masa PPN, PPh, PPnBM, PBB BPHTB dan PTLL. d. Penatausahaan, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan dan restitusi PPN, PPh, PPnBM,PBB BPHTB dan PTLL. e. Verifikasi dan penerapan sanksi pajak f. Pengutusan pemberian Surat Ketetapan Pajak SKP. g. Pengutusan tata usaha dari rumah tangga Kantor Pelayanan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratam Yogyakarta adalah sebuah lembaga milik pemerintah yang bertugas mengawasi dan melayani masyarakat dalam hal perpajakan yang berada di kota Yogyakarta. 36 B Struktur Organisasi Dan Pembagian Tugas 1. Jenis Kantor Pelayanan Pajak Kantor Pelayanan Pajak modern terbagi dalam tiga jenis, yaitu: a. Kantor Pelayanan Pajak Besar b. Kantor Pelayanan Pajak Madya c. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Dalam proses reorganisasinya, Kantor Pelayanan Pajak modern baru dibentuk dan dioperasikan di Pulau Jawa, Pulau Bali, sebagian Pulau Sumatera, sebagian Pulau Sulawesi dan Batam. 2. Bagian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kantor Pelayanan Pajak konvensional terdiri dari delapan seksi, yaitu : a. Sub bagian Umum b. Seksi Tata Usaha Perpajakan c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi d. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi e. Seksi Pajak Penghasilan Badan f. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan g. Seksi Pajak Pertambahan Nilai h. Seksi Penagihan i. Seksi Penerimaan dan Keberatan Secara bertahap sejak tahun 2002, Kantor Pelayanan Pajak telah mengalami modernisasi sistem dan struktur organisasi menjadi instansi 37 yang berorientasi pada fungsi, bukan lagi pada jenis pajak.Kantor Pelayanan Pajak modern juga merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan Pajak konvensional dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak.Pada Tahun 2002 tersebut, dibentuk 2 KPP WP Besar atau LTO Large Tax Office.KPP ini menangani 300 WP Badan Terbesar di seluruh Indonesia dan hanya mengadministrasikan jenis pajak penghasilan PPH dan PPN. Pada tahun 2003 dibentuk 10 KPP Khusus yang meliputi KPP BUMN, Perusahaan PMA, WP Badan dan Orang Asing, dan Perusahaan Masuk Bursa. Tahun 2004 dibentuk pula KPP Madya atau MTO Medium Tax Office. KPP Modern yang menangani WP terbanyak adalah KPP Pratama atau STO Small Tax Office. KPP Pratama baru dibentuk pada tahun 2006-2008. Perbedaan utama antara KPP STO dengan KPP LTO Maupun MTO antara lain adalah dengan adanya Seksi Ekstensifikasi pada KPP STO, sehingga dapat dikatakan pula KPP STO merupakan ujung tombak bagi DJP untuk menambah rasio perpajakan di Indonesia. Pembagian Seksi dan Jabatan Fungsional pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah sebagai berikut : a. Subbagian Umum b. Seksi Pelayanan c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi d. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 38 e. Seksi Pengawasan dan Konsultasi maksimal 4 Seksi Pengawasan dan Konsultasi f. Seksi Penagihan g. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal h. Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa Pajak i. Kelompok Jabatan Fungsional Penilai C Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta membentuk suatu struktur organisasi agar lebih mempermudah pelayanan kepada Wajib Pajak, sehingga dalam pelaksanaan tugas pokoknya dapat terorganisir dengan baik. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 535KM.012001 tentang Susunan dan Tugas Koordinator Pelaksana di Lingkungan Ditjen Pajak, dan Surat Keputusan Meneri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443KMK.012001 tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor Wilayah Dirjen Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, dan Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan. Tata kerja semua unit struktur organisasi dalam melaksanakan tugasnya menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, sedangkan mekanisme hubungan antar unit diatur berdasarkan azas organisasi garis dan staf. 39 Gambar 3.1. Struktur Organisasi KPP Pratama Yogyakarta Kepala Kantor Ka Subbag Umum Seksi Pemeriksaan Seksi Ekstensifikasi Perpajakan Kelompok Account Representative AR Seksi Pelayanan Seksi Penagihan Seksi Pengawas Konsultasi I-V Seksi Pengolahan Data Informasi Kelompok Jabatan Fungsional Sumber : KPP Pratama Yogyakarta 2015 40 D Tugas Dan Tanggung Jawab 1. Kepala Kantor KPP Pratama Yogyakarta a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan semua kegiatan kantor baik secara internal maupun eksternal. b. Menyusun program kerja kegiatan kantor. c. Berkoordinasi dengan semua kepala sub bagian. d. Membuat laporan evaluasi hasil kegiatan yang dilakukan secara periodik. 2. Bagian Umum a. Menangani administrasi perkantoran dan kepegawaian. b. Kegiatan kesekretaritan. c. Melakukan inventarisasi terhadap segala macam inventaris kantor. d. Mengurus kenaikan gaji berkala serta pangkat dan golongan. 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi a. Melakukan pembentukan pemanfaatan bank data. b. Membuat dan menyampaikan surat perhitungan SPH kirim kekantor pelayanan lain. c. Membuat laporan penerimaan PBB BPHTB. d. Melakukan penatausahaan penerimaan PBB non elektronik dan alat keterangan. 4. Seksi Penagihan a. Menyelesaikan penyeselesaian usulan pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak. 41 b. Melakukan penghapusan piutang pajak. c. Melakukan penagihan seketika dan sekaligus. d. Melakukan penagihan surat permintaan pemblokiran rekening wajib pajak. e. Membuat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap wajib pajak tertentu. f. Menjawab konfirmasi data dan tunggakan pajak. g. Melakukan penatausahaan surat ketetapan pajak dan surat tagihan pajak. h. Melakukan penatausahaan surat keputusan keberatan banding. i. Memproses dokumen yang masuk di seksi penagihan. 5. Seksi Pemeriksaan a. Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasi pelaksanaan penyusunan perencanaan pemeriksaan. b. Melakukan pengawasan pemeriksaan aturan pemeriksaan. c. Melakukan penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya 6. Seksi Ekstensifikasi a. Menggali potensi pajak dan ekstensifikasi wajib pajak. b. Mencari data ekstensifikasi wajib pajak serta penyusunan wajib pajak. c. Memelihara pencarian data potensi perpajakan dalam rangka pembuatan monografi fiskal. 42 7. Seksi Pelayanan a. Melakukan penatausahaan dokumen wajib pajak dan surat dokumen dan laporan wajib pajak di TPT. b. Melakukan penelitian hasil keluaran berupa SPPTSTTSDHKPDHR. c. Melakukan peminjaman pengiriman berkas. d. Melaksanakan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi. 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi. a. Melakukan penatausahaan laporan hasil pemeriksaan dan nota perhitungan. b. Menyelesaikan perubahan metode nilai persediaan. c. Melakukan penetapan wajib pajak patuh. d. Melakukan pemutakhiran profil wajib pajak dan melaksanakan ekualisasi. e. Melakukan pengusulan pengusaha kena pajak fiktif. f. Memberikan bimbingan pada wajib pajak. g. Memberikan himbauan pembetulan SPT Surat Pemberitahuan. h. Menyelesaikan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak 43

BAB V ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN

Analisis data yang digunakan penulis adalah analisis deskriptif komparatif yang digunakan untuk membandingkan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa serta pencairan tunggakan pajak dari tahun 2011 sampai dengan 2012. Perhitungan yang dilakukan yaitu dengan membandingkan penerbitan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak, dan kontribusi penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap seluruh pencairan tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta Metode ini menggambarkan efektivitas dan kontribusi penerbitan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak berdasarkan data yang dikumpulkan. Data tersebut mengenai Surat Teguran dan Surat Paksa yang kemudian diolah untuk menghitung persentase dari realisasi penerbitan Surat Paksa dan Pencairan tunggakan pajak. Data tersebut dikumpulkan berdasarkan data penerbitan surat paksa dan pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Yogyakarta . A Jumlah Penagihan Pajak dengan Menerbitkan Surat Teguran Analisis penagihan tunggakan pajak dengan surat Teguran pada KPP Pratama Yogyakarta digunakan metode deskriptif komparatif yaitu suatu metode yang dinyatakan secara deskriptif dengan membandingkan penagihan tunggakan pajak pada tahun yang bersangkutan dengan penagihan tunggakan pajak tahun sebelumnya. Penagihan Tunggakan Pajak dengan Surat Teguran merupakan tindakan penagihan yang dilaksanakan 44 oleh Jurusita Pajak dengan meyampaikan Surat Teguran kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihannya. Tabel 5.1. Jumlah Surat Teguran yang diterbitkan oleh KPP Pratama Yogyakarta Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal 1.478 Rp17.570.678.179 1.760 Rp 45.105.874.708 3.255 Rp 57.642.403.279 Sumber : KPP Pratama Yogyakarta Berdasarkan tabel diatas tersebut, Penagihan pajak dengan surat teguran pada umumnya mengalami turun-naik baik dari jumlah surat teguran dan nilai nominal yang tertera dalam surat teguran. Penagihan surat teguran pada tahun 2010 sebanyak 1.478 lembar dengan nilai nominalnya sebesar Rp 17.570.678.179 sedangkan pada tahun 2011 Sebanyak 1.760 Jumlah Surat Teguran, dengan nilai nominalnya Rp 45.105.874.708. dan Tahun 2012 Sebanyak 3.255 lembar jumlah Surat Teguran dengan nilai nominalnya Rp 57.642.403.279. dari tahun 2010 sampai 2011 ada peningkatan jumlah nominal sebesar Rp 27.535.196.529 dan dengan selisih jumlah surat teguran 282 lembar. Sedangkan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan jumlah nominal sebesar Rp 12.536.528.571 dengan selisih jumlah surat teguran 1.495 lembar. Lebih sedikit yang melakukan penagihan surat teguran di tahun 2010 dibandingan dengan tahun 2011 dan tahun 2012. 45 B Jumlah Penagihan Pajak dengan Menerbitkan Surat Paksa. Analisis penagihan tunggakan pajak dengan surat paksa pada KPP Pratama Yogyakarta menggunakan metode deskriptif komparatif yaitu suatu metode yang dinyatakan secara deskriptif dengan membandingkan penagihan tunggakan pajak pada tahun yang bersangkutan dengan menggunakan Surat teguran dengan penagihan tunggakan pajak dengan menggunakan Surat Paksa. Penagihan tunggakan pajak dengan Surat Paksa merupakan tindakan penagihan yang dilaksanakan oleh Juru sita Pajak dengan meyampaikan Surat Paksa kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihannya. Tabel 5.2. Jumlah Surat Paksa yang Diterbitkan KPP Pratama Yogyakarta Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal 1.603 Rp31.661.725.324 1.772 Rp 52.334.612.847 3.791 Rp 93..524.122.062 Sumber : KPP Pratama Yogyakarta Dari tabel kedua terlihat bahwa penagihan pajak dengan surat paksa pada umumnya mengalami peningkatan baik dilihat dari jumlah lembar surat paksa yang dikeluarkan oleh KPP Pratama Yogyakarta dan dari jumlah nominalnya. Penagihan surat paksa pada tahun 2010 sebanyak 1.603 Jumlah Surat Paksa, dengan nilai nominalnya sebesar Rp 31.661.725.324 Sedangkan pada tahun 2011 sebanyak 1.772 Jumlah Surat Paksa, dengan nilai nominalnya sebesar Rp 52.334.612.847 dan pada tahun 2012 sebanyak