PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS ARGUMENTASI PADA MATERI EKOSISTEM KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS
ARGUMENTASI PADA MATERI EKOSISTEM
KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS

Oleh:
Rahmad H. Gultom
NIM 4123141077
Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


i

RIWAYAT HIDUP

Rahmad H. Gultom dilahirkan di Batunadua pada tanggal 30 November
1993. Ayah bernama Alm. Robidun Gultom dan Ibu Basaria Dongoran dan
merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Pada tahun 1999 penulis masuk
SDN 173195 Pangaribuan dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis
melanjutkan MTs Darul Mursyid dan lulus tahun 2008. Kemudian pada tahun
2008 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di MA Darul
Mursyid Tapanuli Selatan dan lulus pada tahun 2011, kemudian pada tahun 2011
penulis melanjutkan pendidikan ke salah satu perguruan Tinggi Negeri di Medan
yaitu Universitas Negeri Medan dengan mengambil jurusan Pendidikan Biologi
dan lulus ujian pada tanggal 09 agustus 2016

ii

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS
ARGUMENTASI PADA MATERI EKOSISTEM
KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS


Rahmad H. Gultom (NIM 4123141077)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menyusun instrumen penilaian berbasis
argumentasi pada materi pokok ekosistem kelas X Sekolah Menengah Atas
(SMA) mengikuti tahap pengembangan instruksional model 4-D. (2) menilai
kelayakn perangkat penilaian berbasis argumentasi pada materi ekosistem kelas
X SMA oleh ahli dan praktisi pendidikan. Penelitian menggunakan metode
deskriptif dengan desain pengembangan instruksional model 4-D, dibatasi hingga
tahap develop. Objek penelitian adalah perangkat pembelajaran berbasis
argumentasi pada materi pokok ekosistem pada kelas X Sekolah Menengah Atas.
Penilaian produk instrument penilaian berbasis argumentasi menggunakan lembar
validasi yang meliputi aspek kelayakan materi, aspek kelayakan desain, dan
angket respon guru. Selanjutnya instrumen divalidasi oleh ahli instrumen.
Prosedur pengembangannya dimulai dari tahap: (1) analisis masalah; (2)
perancangan instrumen penilaian; (3) validasi instrument penilaian. Data penilaian
didapat dari 2 ahli materi, 2 ahli desain dan 4 responden praktisi. Hasil validasi
aspek materi oleh ahli materi pada instrument penilaian berbasis argumentasi pada
materi ekosistem yang dikembangkan masuk pada kriteria sangat baik. Hasil
validasi aspek desain oleh validator ahli desain masuk pada kriteria sangat baik.

Hasil penilaian guru biologi terhadap Instrumen Penilaian berbasis argumentasi
pada materi ekosistem kelas X Sekolah Menengah Atas yang dikembangkan
masuk pada kriteria sangat baik. sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument
penilaian berbasis argumentasi pada materi ekosistem kelas X Sekolah Menengah
Atas ini layak digunakan.
Kata Kunci: Pengembangan, Instrumen Penilaian, Argumentasi

iii

DEVELOPMENT OF INSTRUMENT RATING THE ARGUMENTS
BASED ON THE MATERIALS ECOSYSTEM CLASS X
SENIOR HIGH SCHOOL
Rahmad H. Gultom (NIM.4123141077)

ABSTRACT
This research aims to (1) develop arguments based assessment
instrument on the material class ecosystem X High School. (2) value the
instrumen based assessment instrument on the material class ecosystem X High
School. Feasibility of these instruments obtained from the validation of two
subject matter experts, two experts design and 4 respondents of practitioners

(teachers). This study is a development using 4-D model of development which
only reached the stage of development (development). The procedure starts from
the development stages: (1) analysis of the problem; (2) the design of assessment
instruments; (3) validation of assessment instruments. The instrument used was a
validation sheet material covering the aspects of feasibility, feasibility aspects of
design, and questionnaire responses of teachers. Methods of data collection in this
study is the collection of validation results and questionnaire responses
practitioners (teachers), then the data were analyzed descriptively. The results of
the validation aspect of the material by subject matter experts on assessment
instrument based on the arguments developed ecosystem material enter the criteria
very well. The results of the validation aspects of the design by a design expert
validator enter the criteria very well. Biology teacher assessment results to the
Instrument Rating arguments based on the material class ecosystem X High
School developed a very good entry criteria. so it can be concluded that the
argument based on the assessment instrument ecosystems material class X High
School is fit for use.
Keywords : Development, Assessment Instruments, Argumentation

vi


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala berkat dan kasih karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat
kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Instrumen Penilaian berbasis Argumentasi pada Materi Pokok
Ekosistem kelas X Sekolah Menengah Atas ”. Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Drs. Zulkifli Simatupang, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan saran dari awal penyusunan proposal penelitian
hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis juga menyampaikan terimakasih
kepada para dosen penguji Ibu Dr. Martina Restuati, M.Si, Bapak Drs.Ashar
Hasairin, M.Si dan Bapak Ahmad Safwan Pulungan, S.Si.,M.Si selaku dosen
penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi meningkatkan kualitas
skripsi ini..
Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada keluarga tercinta,
Ayahanda Alm. Robidun Gultom dan Ibunda Basaria Dongoran serta kakak dan
abang saya yaitu Rotua Gultom, Rosdiana Gultom, Robeta Gultom, Romian

Gultom, Ramadhan Gultom dan Roin Jhoin Gultom, yang telah memberikan
dukungan dan semangat yang luar biasa melalui ucapan dan doa selama saya
kuliah sampai pada terselesaikannya skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada teman-teman satu
perjuangan selama kuliah kelas Pendidikan Biologi Reguler C 2012 terkhusus
buat sahabat saya Febry Tua Siallagan, Dewi Irawati Tampubolon,Wendy
Panggabean, yang selalu ada memberi semangat sampai terselesaikannya skripsi
ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan penulis kepada teman-teman HMJ
Biologi, komunitas Revolusioner dan SMART khususnya yang selalu memberi
semangat dan mengingatkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih
atas semua dukungan dan doa dari kalian, semoga selalu semangat dan

vii

berpengharapan, tetap menjalin persaudaraan yang menghidupkan. Serta penulis
juga menyampaikan terimakasih kepada semua orang yang namanya belum
tersebutkan dalam tulisan ini yang telah memberi dukungan dan semangat dalam
penulisan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2016
Penulis,

Rahmad H. Gultom

v

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

i

ABSTRAK

ii


ABSTRACT

iii

KATA PENGANTAR

iv

DAFTAR ISI

v

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vii


DAFTAR LAMPIRAN

ix

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1.Latar Belakang Masalah

1

1.2.Identifikasi Masalah

3

1.3.Batasan Masalah

4


1.4.Rumusan Masalah

4

1.5.Tujuan Masalah

4

1.6.Manfaat Penelitian

5

1.7.Defenisi Operasional

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

6


2.1. Instrumen Penilaian

6

2.1.1 Pentingnya Instrumen Penilaian

6

2.1.2. Karakteristik Penilaian

6

2.2. Model Pengembangan Instruksional 4-D

7

2.2.1. Define (Pendefenisian)

7

2.2.2. Desain (Perancangan)

8

2.2.3. Development (Pengembangan)

9

2.2.4. Disseminate (Penyebaran)

9

2.3. Pengertian Perkembangan Peserta Didik

11

2.3.1. Perkembangan Peserta didik Menurut Piaget

11

2.4. Argumentasi

15

2.4.1. Ciri-ciri Argumentasi

16

vi

2.4.2. Analisis Argumentasi

17

2.5. Hasil Penelitian yang Relevan

18

BAB III METODE PENELITIAN

22

3.1. Lokasi dan waktu penelitian

22

3.2. Desain Penelitian

22

3.3. Model Dan Prosedur Pengembangan

22

3.3.1. Model Pengembangan Instrumen Penilaian

22

3.3.2. Prosedur Pengembangan Instrumen Penilaian

22

3.3.3. Validasi Instrumen Penialaian

26

3.3.3.1. Validasi Angket Penilaian Instrumen

26

3.3.3.2. Validasi Materi

26

3.3.3.3 Validasi Desain Perangkat Penilaian

27

3.4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

28

3.4.1. Instrumen Angket

28

3.4.2. Analisis Angket

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

28

4.1. Hasil Penelitian

28

4.1.1. Deskripsi Produk Awal

28

4.1.2. Deskripsi Proses Pengembangan Instrumen Penilaian

28

4.1.2.1. Deskripsi Tahap Pendefenisian (Define) Instrumen Penilaian

28

4.1.2.2. Deskripsi Tahap Perancangan (Design) Instrumen Penilaian

30

4.1.2.3.Deskripsi

Tahap

Pengembangan

(Development)

Penilaian

Instrumen
31

4.2. Deskripsi Hasil Validasi

31

4.2.1. Validasi Ahli

31

4.2.1.1 Deskripsi Validasi Ahli Materi

32

4.2.1.2. Deskripsi Validasi Ahli Desain

39

4.2.2. Persepsi/tanggapan guru bidang studi Biologi

46

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

48

5.4. Keterbatasan Penelitian

51

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

52

5.1. Kesimpulan

52

5.2. Saran

52

DAFTAR PUSTAKA

54

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Langkah-langkah Model Penelitian Pengembangan 4-D

25

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.

Perkembangan Kognitif Anak Versi Piaget

14

Tabel 3.1.

Kisi-kisi angket kelayakan isi materi Instrumen
penilaian

Table 3.2.

26

Kisi-kisi instrumen angket kelayakan desain desain
Instrumen Penilaian

Tabel 3.3.

27

Presentase Kriteria Kesesuaian Indikator Instrument
Penilaian

Tabel 4.1.

28

Saran dari validator Pertama tim ahli materi tentang
kelayakan isi Instrumen Penilaian berbasis argumentasi
pada materi ekosistem kelas X Sekolah Menengah Atas

Tabel 4.2.

33

Hasil penilaian Pertama tim ahli Materi terhadap
komponen kelayakan isi (materi) Instrumen Penilaian
berbasis argumentasi pada materi Ekosistem kelas X
Sekolah Menengah Atas

Tabel 4.3.

35

Saran dari validator Pertama tim ahli materi tentang
kelayakan isi Instrumen Penilaian berbasis argumentasi
pada materi ekosistem kelas X Sekolah Menengah Atas

Tabel 4.4.

35

Hasil penilaian kedua oleh ahli materi kedua terhadap
komponen kelayakan Isi (materi) Instrumen Penilaian
berbasis argumentasi pada materi Ekosistem kelas X
Sekolah Menengah Atas

Tabel 4.5.

36

Saran dari validator tim ahli Materi pertama tentang
kelayakan

penyajian

Instrumen

Penilaian

berbasis

argumentasi pada materi ekosistem kelas X Sekolah
Menengah Atas
Tabel 4.6.

38

Hasil penilaian pertama ahli Materi pertama terhadap
komponen kelayakan penyajian materi

Instrumen

Penilaian berbasis Argumentasi pada materi Ekosistem
kelas X Sekolah Menengah Atas

38

x

Tabel 4.7.

Saran dari Validator tim Ahli materi kedua tentang
kelayakan

Penyajian

Instrumen Penilaian

berbasis

argumentasi pada materi ekosistem kelas X Sekolah
Menengah Atas
Tabel 4.8.

39

Hasil penilaian pertama ahli materi pertama terhadap
komponen kelayakan penyajian materi

Instrumen

Penilaian berbasis argumentasi pada materi Ekosistem
kelas X Sekolah Menengah Atas
Tabel 4.9.

40

Saran dari validator Pertama ahli desain tentang
kelayakan isi Instrumen Penilaian berbasis argumentasi
pada materi ekosistem kelas X Sekolah Menengah Atas

Tabel 4.10.

41

Hasil penilaian pertama ahli desain terhadap komponen
kelayakan aspek Bahasa dan aspek Gambar Instrumen
Penilaian berbasis Argumentasi pada materi Ekosistem
kelas X Sekolah Menengah Atas

Tabel 4.11.

42

Saran dari validator kedua ahli Desain tentang kelayakan
aspek Bahasa Instrumen Penilaian berbasis Argumentasi
pada materi Ekosistem kelas X Sekolah Menengah Atas

Tabel 4.12.

43

Hasil penilaian kedua Ahli Desain terhadap komponen
kelayakan aspek Bahasa dan aspek Gambar Instrumen
Penilaian berbasis Argumentasi pada materi Ekosistem
kelas X Sekolah Menengah Atas

Tabel 4.13.

43

Saran dari Validator pertama Ahli Desain tentang
kelayakan aspek Gambar Instrumen Penilaian berbasis
argumentasi pada materi Ekosistem kelas X Sekolah
Menengah Atas

Tabel 4.14.

45

Hasil penilaian Pertama Ahli Desain terhadap komponen
kelayakan aspek Gambar Instrumen Penilaian berbasis
Argumentasi pada materi Ekosistem kelas X Sekolah
Menengah Atas

48

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 01.

Angket

Penilaian

Kelayakan

Materi

(isi)

Intrumen Penilaian Berbasis Argumentasi pada
Materi Ekosistem kelas X Sekolah Menengah
Atas
Lampiran 02.

59

Angket Penilaian Kelayakan Desain Intrumen
Penilaian Berbasis Argumentasi pada Materi
Ekosistem kelas X Sekolah Menengah Atas

Lampiran 03.

65

Angket Penilaian Kelayakan Intrumen Penilaian
Berbasis Argumentasi pada Materi Ekosistem
kelas X Sekolah Menengah Atas oleh Guru
Biologi

Lampiran 04.

Data Hasil Validasi Instrumen Penilaian berbasis
Argumentasi oleh Tim Ahli Materi

Lampiran 05.

73

Data Hasil Validasi Instrumen Penilaian berbasis
Argumentasi oleh Tim Ahli Desain

Lampiran 06.

70

76

Data Hasil Respon dari Praktisi Instrumen
Penilaian berbasis Argumentasi oleh guru biologi
Sekolah Menengah Atas

79

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kurikulum merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 1 ayat 16 menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.

Kurikulum 2013 merupakan keberlanjutan dari Kurikulum

Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 yang mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 menggunakan
penilaian berbasis kelas (PBK) yang mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor dengan menggunakan 7 teknik penilaian berbasis kelas, yaitu: penilaian
tertulis, penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian proyek, penilaian produk,
penilaian portofolio, penilaian diri sendiri (Zainal Arifin, 2010)
Penilaian merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses
pembelajaran. Menurut Gronlund(1981) dalam Arifin (2009) penilaian merupakan
serangkaian proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi data hasil belajar untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu
prinsip penilaian menurut Permendinas Nomor 20 Tahun 2007 adalah menyeluruh
dan berkesinambungan (BSNP,2007). Penilaian tidak hanya ditunjukkan pada satu
aspek saja. sesuai dengan taksonomi bloom dalam Arikunto(2007) yang
mengklarifikasikan hasil belajar kedalam 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Hal ini juga diperkuat dengan peraturan pemerintah nomor 19 tahun
2005 yang menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sehingga penilaian harus mampu mengukur 3 aspek tersebut
(Depdinas, 2005). Mansur (2012), menyatakan bahwa untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan sistem penilaian yang
baik dan terencana, sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan,

2

apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan atau masih perlu
perbaikan dan penyempurnaan. Undang-Undang tentang Guru dan Dosen No.14
Pasal 10 (1) menyebutkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Salah satu
kompetensi wajib yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi
pedagogik. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya dan evaluasi hasil belajar (Yuliarti, 2012).
Informasi yang dididapatkan saat observasi awal yang dilakukan peneliti
terhadap guru biologi di MAN 1 Medan bahwa instrumen penilaian yang dibuat
sampai saat ini belum bisa mendorong siswa untuk bisa mengungkapkan dengan
benar jawaban dari soal-soal yang telah diberikan. Instrumen penilaian tersebut berisi
soal-soal yang sebenarnya belum bisa memancing siswa untuk menjawab dengan
benar. Siswa hanya dituntun menjawab soal-soal tanpa harus mengembangkan
jawaban. Selain itu, Instrumen penilaian belum berbasis argumentasi. Lain halnya di
SMA As-syafi’iah Internasional Medan instrumen penilaian bahkan sebatas
pelengkap dari nilai-nilai yang lain yang di anggap prioritas. Padahal seharusnya
ketiga kategori kognitif, afektif dan psikomotor harus dinilai. Dan soal-soal yang
dibuat sebagai salah satu Instrumen penilaian masih pertanyaan yang hanya bisa
dijawab dengan benar hanya dengan satu kata. Sementara ujian salah satu kesempatan
untuk siswa untuk mengembangkan apa yang mereka dapat dari pembelajaran di
sekolah.
Para pakar pendidikan mulai meyakini bahwa inti dari cara berpikir saintis
adalah bagaimana ia mampu menyajikan bukti sebagai dasar argumen yang terkait
dengan fakta-fakta melalui suatu premis. Wacana argumentasi dalam konteks
pembelajaran sains selanjutnya menjadi isu sentral pada berbagai penelitian saat ini.
Aufschnaiter et all (2007) mengangkat adanya tiga kerangka teoritik yang mendasari
penelitian tentang argumentasi dalam pendidikan sains. Kerangka pertama, para
saintis

melibatkan

argumentasi

untuk

mengembangkan

dan

meningkatkan

3

pengetahuan (Lawson, 2003; Aufschnaiter et al., 2007). Kerangka kedua, masyarakat
harus menggunakan argumentasi untuk terlibat dalam perdebatan ilmiah (Simon et
al., 2003 dan Aufschnaiter et al., 2007). Kerangka ketiga, Dalam proses pembelajaran
sains siswa memerlukan argumentasi (Osborn et al., 2004; Aufschnaiter et all. 2007).
Erduran (2008) menemukan adanya dua kerangka kerja yang digunakan pada
penelitian tentang argumentasi dalam pembelajaran sains, yaitu kerangka kerja yang
mengkaji pentingnya wacana argumentasi dalam proses konstruksi pengetahuan
ilmiah dan konsekuensinya terhadap pendidikan. Selanjutnya kerangka kerja yang
mengkaji peran penting dari interaksi sosial dalam pembelajaran dan proses berpikir.
Kerangka kerja ini menggunakan dasar teori sociocultural prespective dari Vygotsky
(1978) yang berpandangan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi berasal dari
aktivitas sosial yang dimediasi oleh bahasa tertentu. Oleh karena itu, diperlukan
susatu solusi alternatif dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan
mengembangkan sebuah instrumen penilaian berbasis argumentasi. Atas dasar latar
belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka peneliti hendak mengembangkan
sebuah Instrumen penilaian biologi pada materi ekosistem untuk kelas X Sekolah
Menengah Atas berbasis argumentasi yang dipakai dikelas.

1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah, dapat di identifikasikan permasalahan antara
lain:
1. Instrumen penilaian yang ada saat ini masih belum diperhatikan dengan
serius oleh guru-guru Sekolah Menengah Atas
2. Perlu adanya strategi yang tepat untuk melakukan penilaian yang melibatkan
3 ranah yaitu kognitif, efektif dan psikomotorik terutama dalam
pengimplementasi pendidikan karakter.
3. Instrumen penilaian yang digunakan belum sesuai dengan instrumen
penilaian yang sesungguhnya.
4. Instrumen penilaian belum dapat membuat siswa untuk mengungkapkan
jawaban yang baik dan benar

4

5. Instrumen penilaianbelum bisa mengembangkan jawaban dari soal yang telah
dibuat oleh guru.
6. Instrumen penilaian yang ada belum berbasis argumentasi.

1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, penelitian ini
dibatasi agar memberikan arah yang tepat, yaitu:
1. Instrumen penilaian yang dikembangkan pada penelitian ini adalah instrumen
penilaian biologi kelas X Sekolah Menengah Atas yang berbasis argumentasi.
2. Basis argumentasi yang diintegrasikan kedalam instrumen penilaian
disesuaikan dengan materi Ekosistem kelas X Sekolah Menengah Atas
3. Produk penelitian pengembangan ini dilakukan hanya sampai pada tahapan
validasi yang divalidasi ahli materi dan ahli desain (konstruksi) yang sudah
dipilih.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan permaslahan
yang diteliti, yaitu:
1. Bagaimana proses pelaksanaan pengembangan perangkat penilaian berbasis
argumentasi pada materi pokok ekosistem kelas X SMA manggunakan model
pengembangan instruksional 4-D
2. Apakah perangkat penilaian berbasis argumentasi pada materi pokok
ekosistem kelas X SMA yang dikembangkan layak menurut ahli dan praktisi

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:
1. Untuk mengetahui Bagaimana proses pelaksanaan pengembangan perangkat
penilaian berbasis argumentasi pada materi pokok ekosistem kelas X SMA
manggunakan model pengembangan instruksional 4-D.

5

2. Untuk mengetahui Apakah perangkat penilaian berbasis argumentasi pada
materi pokok ekosistem kelas X SMA yang dikembangkan layak menurut ahli
dan praktisi

1.6. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat: (1) untuk
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan instrumen penilaian.
(2) salah satu solusi alternatif untuk membantu siswa menjawab soal-soal dengan
baik dan benar. Manfaat secara praktisi dari penelitian ini adalah Instrumen
penilaianyang dikembangkan dapat digunakan sebagai Instrumen penilaianbaik ujian
harian, ujian mid semester maupun ujian semester.

1.7. Defenisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran tentang defenisi variabel yang
digunakan, maka defenisi operasional variabel dibatasi:
1.

Pengembangan dalam penelitian adalah suatu proses atau langkah-langkah
untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang
pernah ada.

2.

Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi syarat akademis, sehingga
dipergunakan sebagai alat mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan
data mengenai suatu veriabel

3.

Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunkan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik
yang menggunakan tes maupun nontes

4.

Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan
yang

ditulis

dengan

tujuan

untuk

menyakinkan

pembaca

dengan

mengutarakan penjelasan, pembuktian disertai dengan contoh, analogi dan
sebab akibat.

51

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarakan

rumusan,

tujuan,

hasil

dan

pembahasan

penelitian

pengembangan instrumen penilaian berbasis argumentasi pada materi ekosistem kelas
X sekolah menengah atas yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Instrumen penilaian berbasis argumentasi pada materi ekosistem kelas X sekolah
menengah atas yang dikembangkan dengan menggunakan model 4-D dimulai
dari (1) analisis masalah; (2) perancangan instrumen penilaian; (3) validasi
instrument penilaian
2. Hasil validasi aspek materi pada instrumen penilaian berbasis argumentasi pada
materi ekosistem kelas X sekolah menengah atas yang dikembangkan oleh
validator ahli materi adalah sangat baik dimana kelayakan isi memiliki kriteria
sangat baik dan aspek kelayakan penyajian memiliki memiliki kriteria sangat
baik.
3. Hasil validasi aspek desain pada instrumen penilaian berbasis argumentasi pada
materi ekosistem kelas X SMA yang dikembangkan oleh validator tim ahli
desain memiliki kriteria sangat baik, dimana kelayakan pada aspek bahasa
memiliki memiliki kriteria sangat baik dan kelayakan pada aspek gambar
memiliki kriteria sangat baik.
4. Hasil penilaian dan tanggapan praktisi (guru) terhadap instrumen penilaian
berbasis argumentasi pada materi ekosistem kelas X SMA yang dikembangkan
sangat baik.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan, berikut ini
diajukan beberapa saran yaitu:

52

1. Mengingat bahwa hasil penelitian ini masih memunkinkan dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang belum mampu dikontrol, maka hasil perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut pada materi lain sehingga menjadi bahan perbaikan untuk
guru
2. Mengingat bahwa hasil penelitian ini hanya dilakukan pada tahap pengembangan
produk dengan itu perlu dilakukan penelitian selanjutnya yaitu ujicoba produk
sehingga dapat diketahui apakah instrumen yang dikembankan berpengaruh
nyata terhadap hasil pembelajaran sehingga dapat dilakukan tahap penyebaran
produk (dissemination)

53

DAFTAR PUSTAKA
Alwasliyah, A. Chaedar. 2005. Pokoknya Menulis. Cetakan Pertama. Bandung :
PT. Kiblat Buku Utama
Alawiyah, F. 2013. Dampak Implementasi Kurikulum 2013 Terhadap Guru. Info
Singkat
Aufschnaiter, V. A., Eduran, S, Osborne, J., Simon S., (2007) Argumentation and
The Learning of Science Dalam Pinto R., Causo, D (Eds), Contribution
for Science Education Research, London: Spinger
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasai Pembelajaran (Prinsip, Teknik dan Prosedur).
Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman teoritis
Praktek Bagi Praktisi Pendidikan . Bumi Aksara, Jakarta
Chang, S. N, and M. H. Chiu. Lactos’s Scientific Research: Programmes as a
Framework for Analysing Informal Argumentation about Sosio-scientific
Issues. International Journal of Science Education. Vol. 30 No. 17, 2008
Depdiknas. 2004. Pedoman Penyusunan Skenario Pembelajaran Sekolah
Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah
Dick. W, Carey. L. carey. J.O. 2001. The Systematic Design of Instruction,
Addison-Wesley Education Publisher Inc.
Idi, A. 1999. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktikum, Gaya Media
Pratama, Yogyakarta.
Indriati, Etty. 2001. Menulis Karya Ilmiah: Artikel Skripsi tesis dan Disertasi.
Jakarta : Gramedia
Inch, Edward S, et al. 2006. Critical Thinking and Communication: The Use of
Reason in Argument. Boston: Pearson Education, Inc
Kariem, F., Elvyanti, S., Gunawan, Mulyana. Pengembangan Bahan Ajar Tik
SMP Mengacu Pada Pembeljaran Berbasis Proyek. Invotec, 9 (2):117128

54

Keraf, Gorys. 2004. Narasi dan Argumentasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Kusuma, D,C .2013. Analisis Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
2013 Pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jurnal Analisis
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 Universitas
Pendidikan Indonesi.
Mansur. 2012. Implementasi Penilaian Berbasis Kelas dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
RemajaRosdaKarya
Muslikh. (2013), Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah.
Kemendikbud, Jakarta.
Nurdin, S .2005. Guru Profesionaldan Implementasi Kurikulum, Quantum
Teaching, Jakarta.
Nursitto. 1999. Penuntun Mengarang. Yojakarta: Adicia
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press
Osborne, J., Erduran, S. & Simon, S. (2004). Enhancing the quality of argument
in school science. Journal of Research in Science Teaching, 41(10), 9941020
Rusman .2009. Manajemen Kurikulum, Rajawali Pers, Jakarta.
Sugiono. 2015. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta
Sudijono, A. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada

55

Thiagarajan, S. Semmel, D.S & Semmel,MI.(1974). Instuctional Development for
Training Teacher of Exceptional Children. Indian: Indiana University
Bloomington.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Yuliarti. 2012. Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru PAI dengan Prestasi
Belajar Pada Mata Pelajaran PAI. Jurnal Tarbawi . 1: (2). 109-123.
Vigotsky, L., 1978. Mind In Society, The developmental of higher psycological
process. Cambridge: Harvard University Press.
Widoyoko, Eko. P . 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Zainal, Arifin. 2010. Makalah Strategi Pengembangan Penilaian Berbasis Kelas
(Graderoom-Based Assessment). Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Indonesia. Bandung.