penggongsengan S
3
dan perendaman dengan air panas kemudian direndam pada air dingin S
4
karena tidak terjadi perkecambahan sehingga nilai yang diperoleh 0,00 dan berbeda nyata dengan seluruh perlakuan.
2. Persentase Perkecambahan Normal
Data rataan pengamatan parameter persentase perkecambahan normal terdapat pada Lampiran 4 dan rataan persentase perkecambahan normal setelah
ditransformasi terdapat pada Lampiran 5. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam Lampiran 6 menunjukkan bahwa berbagai perlakuan pemecahan dormansi
memberi pengaruh yang nyata terhadap persentase perkecambahan normal. Rataan persentase perkecambahan normal benih aren A. pinnata dapat
dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan Persentase Perkecambahan Normal Benih Aren A. pinnata
dengan Berbagai Perlakuan Pemecahan Dormansi Perlakuan
Rataan S
S
1
S
2
S
3
S
4
S
5
3,33 ab 0,00 c
3,33 b 0,00 c
0,00 c 16,67 a
Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa rataan persentase perkecambahan normal benih tertinggi terdapat pada perlakuan perendaman dengan H
2
SO
4
pekat 65 S
5
sebesar 16,67 dimana perlakuan ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol S
, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan pengikisan dengan kertas pasir S
2
, perlakuan pembuangan hilum dengan pisau S
1
, perlakuan
Universitas Sumatera Utara
penggongsengan S
3
dan perendaman dengan air panas kemudian direndam pada air dingin S
4
. Persentase perkecambahan benih terendah terdapat pada perlakuan pembuangan hilum dengan pisau S
1
, perlakuan penggongsengan S
3
dan perendaman dengan air panas kemudian direndam pada air dingin S
4
karena tidak terjadi perkecambahan sehingga nilai yang diperoleh 0,00 dan berbeda
nyata dengan seluruh perlakuan.
3. Kecepatan Perkecambahan Indeks Vigor
Data rataan pengamatan parameter kecepatan perkecambahan terdapat pada Lampiran 7 dan rataan kecepatan perkecambahan setelah ditransformasi
terdapat pada Lampiran 8. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam Lampiran 9 menunjukkan bahwa berbagai perlakuan pemecahan dormansi memberi pengaruh
yang nyata terhadap kecepatan perkecambahan. Rataan kecepatan perkecambahan Indeks Vigor benih aren A. pinnata dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rataan Kecepatan Perkecambahan Indeks Vigor Benih Aren
A. pinnata dengan Berbagai Perlakuan Pemecahan Dormansi
Perlakuan Rataan
S S
1
S
2
S
3
S
4
S
5
0,04 b 0,09 a
0,07 b 0,00 b
0,00 b 0,21 a
Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa rataan kecepatan perkecambahan benih tertinggi terdapat pada perlakuan perendaman dengan H
2
SO
4
pekat 65 S
5
Universitas Sumatera Utara
sebesar 0,21 dimana perlakuan ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan pembuangan hilum dengan pisau S
1
tetapi berbeda nyata dengan perlakuan pengikisan dengan kertas pasir S
2
, perlakuan kontrol, S perlakuan
penggongsengan S
3
dan perendaman dengan air panas kemudian direndam pada air dingin S
4
. Persentase perkecambahan benih terendah terdapat pada perlakuan penggongsengan S
3
dan perendaman dengan air panas kemudian direndam pada air dingin S
4
karena tidak terjadi perkecambahan sehingga nilai yang diperoleh 0,00 dan berbeda nyata dengan seluruh perlakuan.
4. Laju Perkecambahan Germination Rate