Pengertian Pengeluaran Pembangunan Penerimaan lain-lain

2.2.4. Pengeluaran Pembangunan

2.2.4.1. Pengertian Pengeluaran Pembangunan

Pengeluaran pembangunan adalah pengeluaran yang ditujukan untuk pembiayaan proses perubahan, yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah yang dicapai. Anonim, 1999 : 5 Belanja pembangunan yang sesui dengan pasal 2 ayat 2 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1984 tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN yang intinya adalah dirinci dalam sektor-sektor, kemudian diperinci dalam program, masing-masing program dirinci ke dalam suatu proyek-proyek dan masing-masing proyek diperinci dalam suatu bagan anggaran.Anonim, 2000 : 89. 2.2.4.2.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Suatu anggaran yang telah ditetapkan berarti telah membuat suatu keputusan kegiatan pengunaan dana yang dilaksanakan dan dari mana memperoleh sumber penerimaannya. Dimana anggaran merupakan suatu perencanaan yang terbagi menjadi penerimaan dan pengeluaran. Anggaran budget adalah suatu daftar atau pernyataan yang terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran negara yang diharapkan dalam waktu tertentu Suparmoko, 2002 : 49 . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan dasar pengelolaan Keuangan Daerah dalam tahun anggaran tertentu. Ketentuan ini berarti, bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana pelaksana semua Pendapatan Daerah dan semua Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dalam tahun anggaran tertentu. Dengan demikian, pemungutan semua penerimaan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi bertujuan untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Semua Pengeluaran Daerah dan ikatan yang membebani daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dilakukan sesuai jaralah dan sasaran yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menjadi dasar bagi kegiatan pengendalian, pemeriksaan dan pengawasan keuangan daerah Yani, 2002 : 232 . Undang-undang Nomor 35 tahun 1999 juga menetapkan bahwa anggaran pengeluaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tidak boleh melebihi anggaran penerimaan. Ini artinya tidak boleh menganggarkan pengeluaran tanpa kepastian terlebih dahulu mengenai ketersediaan sumber pembiayaan dan mendorong daerah untuk meningkatkan efisiensi pengeluarannya. Yani, 2002 : 233 . 2.2.4.3.Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan satu kesatuan yang terdiri dari : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi hak daerah. Pendapatan daerah dirinci menurut :  Kelompok pendapatan, meliputi Pendapatan Asli Daerah, dana perimbangan dan lain-lain dana pendapatan yang sah.  Jenis pendapatan, misalnya pajak daerah, restribusi daerah, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. b. Belanja Daerah Belanja Daerah adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah. Belanja Daerah dirinci menurut :  Organisasi, yaitu suatu kesatuan pengguna anggaran seperti Dewan Perwakilan Rakyat daerah dan sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sekretariat daerah, serta Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah lainnya.  Fungsi, misalnya pendidikan, kesehatan dan fungsi-fungsi lainnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Jenis belanja, yaitu seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas dan belanja modal atau pembangunan. c. Pembiayaan Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Pembiyaan dirinci menurut sumber pembiayaan. Sumber-sumber pembiayaan yang merupakan Penerimaan Daerah antara lain seperti sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman dan obligasi serta penerimaan dari penjualan asset daerah yang dipisahkan. Sumber pembiayaan yang merupakan pengeluaran antara lain seperti pembayaran hutang pokok. Sisa lebih perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun lalu adalah selisih lebih realisasi pendapatan terhadap realisasi belanja daerah dan merupakan komponen pembiayaan. Sebagai satu kesatuan, dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rangkuman seluruh jenis pendapatan, jenis belanja dan sumber-sumber pembiayaannya. Dari struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di atas akan ada kemungkinan surplus atau defisit. Surplus anggaran terjadi jika terdapat selisih lebih Pendapatan daerah terhadap Balanja Daerah. Sebaliknya defisit terjadi jika terdapat selisih Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kurang Pendapatan Derah terhadap Belanja Daerah, sedangkan jumlah pembiayaan sam dengan jumlah surplus atau defisit anggaran Yani dan ahmad, 2002 : 240 .

2.2.5. Inflasi

2.2.5.1. Pengertian Inflasi