PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

REBERKA MARDALENA S

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa yang rata-ratanya sebesar 34,4 pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa kelas V C SDN 2 Metro Timur. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V C SDN 2 Metro Timur pada pembelajaran PKn dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang dilaksanakan melalui tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data kegiatan tersebut dikumpulkan melalui lembar observasi, hasil tes pada setiap akhir siklus. Analisis data menggunakan kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (60,92), pada siklus II meningkat menjadi (69,62), dan pada siklus III meningkat menjadi (80,00). Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar siswa tiap siklusnya adalah siklus I (60,92), siklus II (69,62), dan siklus III (80,00). Dengan demikian hasil belajar siswa, dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 8,7% dan dari siklus II ke siklus III terjadi peningkatan 10,38%.


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan manusia tidak dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 34 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan merupakan elemen yang sangat penting guna terciptanya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang diharapkan, sehingga bangsa Indonesia mampu menghadapi berbagai perubahan dan tantangan global yang dewasa ini semakin terasa dampak manfaatnya dan “setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar”.

Dewantara (Ihsan, 2005: 5) menjelaskan bahwa pendidikan umumnya adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran dan tubuh anak; dalam taman siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

Pendidikan dapat dilaksanakan secara baik, jelas arah tujuannya, relevan isi kurikulumnya, serta efektif dan efisien metode atau cara-cara pelaksanaanya apabila dilaksanakan dengan mengacu pada suatu landasan yang kokoh.


(3)

Oleh sebab itu, sebelum melaksanakan pendidikan, para pendidik perlu terlebih dahulu memperkokoh landasan pendidikannya. Mengingat hakikat pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia, maka para pendidik perlu memahami hakikat manusia sebagai salah satu landasannya. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur, dan memiliki pengetahuan dan keterampilan serta membentuk manusia yang seutuhnya.

Untuk membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur dan membentuk manusia yang seutuhnya, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif yang berhubungan langsung dengan sikap seseorang khususnya anak-anak yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan teman bermainnya. Melalui PKn, manusia diharapkan dapat saling mengenal dan berhubungan satu sama lain, dan berbagi pengalaman agar meningkatkan kemampuan berkomunikasi di dalam lingkungan, serta membentuk manusia yang seutuhnya, oleh karena itu pembelajaran PKn menjadi sangat penting. Tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn, menurut Mulyasa (Ruminiati, 2007: 1. 26) adalah untuk menjadikan siswa:

1. Mampu berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya

2. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan


(4)

3. Bisa berkembang secara positif dan demoktratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma yang baik, maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan.

Untuk mencapai tujuan PKn tersebut diharapkan guru dapat memilih strategi pembelajaran agar anak didik dapat belajar secara efektif, menyenangkan, tidak membosankan, dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas V C SDN 2 Metro Timur pada tanggal 4 dan 18 Oktober 2011, hasil belajar mata pelajaran PKn masih rendah dan proses pembelajarannya guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah, karena hampir seluruh proses pembelajaran didominasi oleh metode ceramah, maka pembelajaran PKn terlihat membosankan, kurang menarik, kurangnya interaksi antara guru dan siswa, kondisi ini terlihat pada siswa yang kurang aktif dalam hal bertanya dan menjawab sehingga dalam proses pembelajaran di kelas aktivitas siswa terlihat pasif. Selain itu pada saat proses pembelajaran guru hanya memberikan tugas dan ketika guru kembali ke kelas guru kurang memberikan penilaian terhadap tugas yang telah dikerjakan oleh siswa hal ini membuat siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran PKn.

Hal ini dapat terlihat dari nilai Ulangan Mid Semester pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 yang telah mencapai KKM hanya 10 siswa atau 37% dari 27 siswa dan masih terdapat 17 siswa atau 63% yang belum


(5)

mencapai KKM. Sedangkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pembelajaran PKn adalah 65. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Peneliti memberikan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

Depdiknas (Kesuma, dkk.,2009: 58) Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran yang kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka dalam mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Dengan mengaitkan keduanya, para siswa mampu melihat makna di dalam tugas sekolah dan dari pelajaran tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini peneliti mengangkat judul “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn kelas V C SDN 2 Metro Timur.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut :

1. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang didominasi oleh metode ceramah sehingga membosankan, dan kurang menarik.


(6)

2. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran terlihat pada siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab.

3. Pendekatan dalam mengajar yang digunakan guru kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar.

4. Guru kurang memberikan penilaian terhadap tugas yang telah dikerjakan oleh siswa.

5. Hasil Ulangan Tengah Semster PKn Kelas V C SDN 2 Metro Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 masih rendah yaitu dibawah 65 atau dibawah KKM.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti serta pemecahan masalahnya, adapun permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan Pendekatan CTL dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran PKn kelas V C SDN 2 Metro Timur?”

2. Bagaimanakah penerapan Pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kelas V C SDN 2 Metro Timur? D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan aktivitas siswa dengan menerapkan Pendekatan CTL pada mata pelajaran PKn kelas V C SDN 2 Metro Timur.


(7)

2. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan Pendekatan CTL pada mata pelajaran PKn kelas V C SDN 2 Metro Timur.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn di kelas V C SDN 2 Metro Timur.

2. Bagi Guru

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya, serta menambah dan mengembangkan kemampuan guru dalam menerapkan Pendekatan CTL secara tepat.

3. Bagi SDN 2 Metro Timur

Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui Pendekatan CTL sebagai inovasi model pembelajaran yang lebih tepat khususnya pada mata pelajaran PKn. 4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan serta wawasan peneliti dalam menerapkan Pendekatan CTL pada pembelajaran PKn.


(8)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari proses belajar. Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Gagne (Komalasari, 2010: 2) mendefinisikan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat atau nilai dan perubahan kemampuan yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance

(kinerja). Bruner (Trianto, 2009: 20) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruksi) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya.

Teori Meaningful Learning dari Ausubel (Komalasari, 2010: 21) merumuskan belajar merupakan asimilasi bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Menurut Sunaryo (Komalasari, 2010: 2)


(9)

belajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan sikap, dan keterampilan. Sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah laku yang positif, artinya untuk mencari kesempurnaan hidup.

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama untuk melakukan berbagai jenis kinerja yang menghasilkan pembelajaran yang bermakna.

2. Pengertian Aktivitas Belajar

Perilaku belajar sangat dipengaruhi oleh kegiatan dan aktivitas dalam diri sendiri dan lingkungan. Menurut Poerwadarminto (http://id.shvoong.com /social-sciences/education) aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan. Aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses, yaitu proses belajar sesuatu yang merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar atau pengalaman lain (Dimyati dan Mujiono, 2006:236-238).

Menurut Defri (http://id.shvoong.com) bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa itu sendiri. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar.


(10)

Piaget (Sardiman, 2008: 100) menerangkan bahwa seseorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir sendiri, maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua aktivitas itu harus saling berkaitan.

Dari pendapat diatas dapat peneliti simpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif yang menekankan keaktifan siswa secra fisik, mental, intelektual dan emosional

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar, dengan hasil belajar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat diukur apakah sudah tercapai atau belum. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang diungkapkan oleh Sudjana(http://aadesanjaya.blogspot.com). Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Nashar (2004: 77) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Dimyati (2006: 3) mengemukakan hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak


(11)

mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar

Menurut Hamalik (2001: 33-55) hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat mentransferkan hasil belajar ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat. Sedangkan Nasution (Kunandar 2010:276) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil atau berupa prestasi siswa baik pengetahuan maupun perubahan dalam bentuk sikap atau aktivitas siswa setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung.

B. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan bidang studi yang bersifat multifset dengan konteks lintas bidang keilmuan. Menurut Winataputra (Ruminiati, 2007: 1.25) Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1949. Undang-undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan, dan peraturan


(12)

tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia.

Berdasarkan Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Menurut ketentuan tersebut Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

Disamping itu Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan juga untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Sudjatmiko (Martati, 2010: 35). Pembentukan warga negara yang beragam dari segi agama sosial kultural, bahasa dan suku-suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang bersatu, cerdas terampil dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan mempertimbangkan atau memanfaatkan sains lingkungan dan masyarakat.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu cara yang berfungsi untuk dapat melestarikan nilai luhur Pancasila, mengembangkan dan membina manusia yang memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara serta membina pengalaman dan kesadaran warga negara untuk dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang mampu diandalkan oleh bangsa dan negara.


(13)

2. Fungsi dan Tujuan PKn Secara Umum

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut:

a. Fungsi PKn

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan nilai dan moral, yaitu mata pelajaran yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila/budaya bangsa sehingga membentuk moral anak yang sesuai dengan nilai falsafah hidupnya (Nashar, 2004.)

b. Tujuan PKn

Tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn, menurut Mulyasa (Ruminiati, 2007: 1. 26) adalah untuk menjadikan siswa:

1. Mampu berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya

2. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan

3. Bisa berkembang secara positif dan demoktratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma yang baik, maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan.


(14)

3. Hakikat, Fungsi dan Tujuan PKn di Sekolah Dasar (SD)

Menurut Atha (http://athaanakcerdas.blogspot.com) mengemukakan Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar (SD) memliliki hakikat, fungsi dan tujuan seperti yang diungkapkan Atha. 2011.

a. Hakikat PKn di SD

Hakekat PKn di SD adalah memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter seperti yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.

b. Fungsi PKn di SD

Fungsi PKn di SD adalah sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.

c. Tujuan PKn di SD adalah:

1. Memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yang benar dan sah.

2. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan ciri khas serta watak ke-Indonesiaan.

3. Menanamkan nilai-nilai moral Pancasila ke dalam diri anak didik. 4. Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga negara dan

warga masyarakat Indonesia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral Pancasila tanpa menutup kemungkinan bagi diakomodasikannya nilai-nilai lain dari luar yang sesuai dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral Pancasila terutama dalam menghadapi arus globalisasi dan dalam rangka kompetisi dalam pasar bebas dunia.

5. Memberikan motivasi agar dalam setiap langkah laku lampahnya bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai, moral dan norma Pancasila.

6. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi warga negara dan warga masyarakat Indonesia yang baik dan bertanggung jawab serta mencintai bangsa dan negaranya.

7. Serta untuk mengembangkan kemampuan:

8. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

9. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi.


(15)

10. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

11. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian moral/ moralitas adalah suatu tuntutan prilaku yang baik yang dimiliki individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku. Dalam pembelajaran PKn, moral sangat penting untuk ditanamkan pada anak usia SD, karena proses pembelajaran PKn SD memang bertujuan untuk membentuk moral anak, yaitu moral yang sesuai dengan nilai falsafah hidupnya.

C. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Pendekatan CTL

Kata kontekstual berasal dari kata context yang berarti “hubungan, konteks, suasana dan keadaan (konteks)” KUBI (Kesuma, dkk 2009: 57). Sehingga Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu. Menurut Depdiknas (2003: 5) Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari.


(16)

Johnson (Nurhadi,dkk., 2002: 12) merumuskan pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya.

Contextual Teaching and Learning adalah suatu model pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Sanjaya (Hernawan, dkk 2007: 155).

Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey pada tahun 1916 (http://herdy07.wordpress.com) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi di sekelilingnya. Pengajaran kontekstual sendiri pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat yang diawali dengan dibentuknya Washington State Consortum for Contextual oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan pendekatan CTL diharapkan lebih bermakna bagi siswa, karena proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalaminya.


(17)

2. Kelebihan dan Kelamahan Pendekatan Contextual Teaching and Learning

Suatu pendekatan dalam pembelajaran pasti mempunyai kelebihan maupun kelemahan begitu juga dengan pendekatan CTL. Pendekatan CTL memiliki kelebihan dan kelemahan dalam (http://nadhirin.blogspot. com) pendekatan CTL ini terdapat beberapa kelebihan dan kelemahannya, kelebihannya antara lain:

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam PBM.

2. Siswa dapat berfikir dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif.

3. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.

4. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.

5. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan. 6. Membantu siswa bekerja dengan efektif dalam kelompok.

7. Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.

Sedangkan kelemahan yang terdapat dalam pendekatan CTL ini adalah: 1) Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda

dan tidak merata.

2) Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam

Contextual Teaching and Learning (CTL) ini peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan.

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan di atas dapat peneliti simpulkan dengan memperhatikan kelebihan dan kelemahan yang ada diharapkan pembelajaran dapat diterapkan dengan efektif.


(18)

3. Langkah-langkah Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Pembelajaran CTL adalah pembelajaran yang membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Pembelajaran kontekstual (CTL) memiliki tujuh komponen utama, yaitu sebagai berikut (http://herdy07.wordpress.com):

1. Konstruktivisme (construktivisme), merupakan landasan berpikir dalam pendekatan CTL yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui kontek yang terbatas.

2. Menemukan (inquiry), melalui upaya menemukan akan memberi penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri.

3. Bertanya (questioning), melalui penerapan bertanya pembelajaran akan lebih hidup, akan banyak ditemukan unsur-unsur lain terkait yang sebelumnya tidak terpikirkan baik oleh guru maupun siswa. 4. Masyarakat belajar (learning commnunity), adalah membiasakan

siswa untuk melakukan kerjasama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya.

5. Pemodelan (modelling), Pemodelan dalam pembelajaran kontekstual merupakan sebuah keterampilan atau pengetahuan tertentu dan menggunakan model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu.

6. Refleksi (reflection), adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari.

7. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang amat menentukan untuk mendapatkan informasi kualitas proses dan hasil belajar melalui penerapan CTL.

Dari ke tujuh komponen di atas dapat diterapkan di dalam pembelajaran. Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan pembelajaran CTL apabila menerapkan ke tujuh komponen tersebut. Secara garis besar, (http://education mantap blogspot.com) langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut:

1. Kembangkan pemikiran siswa bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baruya.


(19)

2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. 3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4. Ciptakan masyarakat belajar (kelompok). 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Ciri kelas yang menggunakan pendekatan konstektual :

a) Pengalaman nyata, b) Kerja sama, saling menunjang, c) Gembira, belajar dengan bergairah, d) Pembelajaran terintegrasi, e) Menggunakan berbagai sumber, f) Siswa aktif dan kritis, g) Menyenangkan, tidak membosankan, h) Sharing dengan teman, i) Guru kreatif.

Berdasarkan langkah-langkah di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan CTL dapat membuat siswa secara aktif berfikir memahami materi pelajaran dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan keterampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan ke permasalahan lainnya.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu ”Jika diterapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V C SDN 2 Metro Timur.”


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Wardhani, dkk., (2007: 1.3) PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagi guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observer), dan refleksi (reflect).

Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan guru kelas V C SDN 2 Metro Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dan dilaksanakan dengan tiga siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yakni; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada akhir kegiatan diadakan tes formatif. Siklus penelitian ini digambarkan sebagai berikut:


(21)

Gambar 1. Alur siklus Penelitian Tindakan Kelas. Diadopsi dari Wardhani (2007: 2.4)

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas V C SDN 2 Metro Timur. Adapun subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V C SDN 2 Metro Timur dengan jumlah siswa 27 orang, terdiri dari siswa laki-laki 15 orang dan siswa perempuan 12 orang.

SIKLUS I Pengamatan I Perencanaan II

Pelaksanaan I

Pelaksanaan II

Pelaksanaan III SIKLUS II

Pengamatan II Perencanaan III

SIKLUS III Pengamatan III Refleksi III

Refleksi II

Perencanaan I Refleksi I


(22)

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Metro Timur, Jalan Ki. Hajar Dewantara 15 A Desa Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur Kota Metro. 3. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 selama enam bulan, dimulai dari bulan Januari dan berakhir pada bulan Juni tahun 2012.

4. Sumber Data

Sumber data penelitian ini diperoleh dari guru dan siswa. Berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil post test siswa.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan. 1. Teknik non tes

Observasi, yaitu digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dapat meningkat selama pembelajaran berlangsung dengan menerapkan Pendekatan CTL.

2. Teknik tes

Tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa guna mengetahui hasil belajar PKn bagi siswa setelah diterapkan pendekatan CTL pada siswa kelas V C SDN 2 Metro Timur.


(23)

D. Alat Pengumpulan Data

1. Lembar panduan observasi, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran Pendidikan Keawarganegaraan dengan menerapkan Pendekatan CTL.

2. Soal-soal tes formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang telah diajarkan setelah menerapkan Pendekatan CTL.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penilitian dianalisis dengan menggunakan analisis kulitatif dan kuantitatif:

1. Analisis Kualitatif

Data kualitatif ini, diperoleh dari data nontes yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

a. Nilai aktivitas setiap siswa diperoleh dengan rumus: NP =

Keterangan:

NP = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum dari tes yang ditentukan 100 = bilangan tetap


(24)

b. Analisis kinerja guru diperoleh dengan rumus: NP=

Keterangan:

NP = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh SM = skor maksimum ideal 100 = bilangan tetap

Diadaptasi dari Purwanto (2008: 102). 2. Analisis Kuantitatif

Digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam penguasaan materi yang diajarkan guru. Nilai hasil belajar tiap siswa diperoleh dengan rumus:

Keterangan:

NP = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum dari tes yang ditentukan 100 = bilangan tetap

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal, digunakan rumus sebagai berikut:


(25)

Dengan Kriteria Keberhasilan Aktivitas siswa dan Kinerja Guru: 81% - 100 % = Baik sekali

61% - 80 % = Baik 41% - 60 % = Cukup 21% - 40 % = Kurang 0 % - 20 % = Kurang sekali (adaptasi dari Arikunto, 2007:17)

F. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam peelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa mencapai nilai KKM yaitu ≥65 secara klasikal tingkat keberhasilan siswa minimal mencapai 75%, dan adanya peningkatan aktivitas siswa da hasil belajar secara kalsikal pada setiap siklusnya. (Depdiknas, 2008: 5)

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas 1. Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran secara kolaboratif antara guru dan peneliti untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Dalam siklus pertama, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran PKn dengan menerapkan Pendekatan CTL dengan langkah–langkah sebagai berikut:

1. Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan tentang materi pembelajaran PKn


(26)

2. Menyiapkan perangkat pembelajaran (Pemetaan, Silabus, RPP, Media Pembelajaran ) yang sesuai dengan materi yang telah ditetapkan. 3. Merancang kegiatan belajar mengajar menggunakan pendekatan

CTL.

4. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok, lembar jawaban, dan lembar kegiatan tersebut.

5. Menyiapkan instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal-soal. Instrumen non tes berupa lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran PKn dengan menerapkan pendekatan CTL pada siklus I sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan:

1. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk memulai pembelajaran.

2. Guru melaksanakan tes awal (pre test) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum materi yang diberikan.

3. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan dicapai (menghubungkan materi yang akan dijelaskan dengan kehidupan sehari-hari).


(27)

4. Materi yang akan disampaikan adalah “Memahami Organisasi”. Dengan Standar kompetensi “Memahami Kebebasan Berorganisasi”. Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan pengertian organisasi”

Kegiatan Inti:

1. Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang organisasi. 2. Guru membentuk kelompok dengan jumlah 27 siswa setiap

kelompok terdiri dari 4-5 siswa untuk berdiskusi tentang materi yang akan disampaikan.

3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang arti dari “Memahami Organisasi”.

4. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dari penjelasan guru tentang “Memahami Organisasi”.

5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa/kelompok untuk berpikir, dan mengidentifikasi organisasi apa yang ada di sekitar lingkungan mereka, atau organisasi apa yang pernah mereka ikuti.

6. Siswa mencatat hasil dari diskusi tentang memahami organisasi ke dalam buku catatan.

7. Setelah siswa selesai mencatat hasil dari diskusi kelompok, kemudian guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kedepan kelas.

8. Siswa lain dapat memberikan tanggapan/saran kepada siswa yang maju.


(28)

Kegiatan Penutup:

1. Guru memberikan umpan balik serta penguatan untuk menghadapi tugas-tugas berikutnya.

2. Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

3. Pada akhir pembelajaran guru memberikan soal (post test) kepada siswa yang berbentuk Lembar Tugas Siswa tentang materi yang telah disampaikan.

c. Observasi

Peneliti mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja guru diamati dengan cara membubuhkan tanda ceklist pada lembar observasi.

d. Refleksi

Dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh guru baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan perbaikan pembelajaran untuk siklus II. Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus I perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran yang akan datang.


(29)

2. Siklus II

Siklus kedua ini dilakukan sebagai usaha peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan CTL. Hasil pembelajaran pada siklus II ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II masih sama pada siklus I namun dengan pokok bahasan yang berbeda yaitu “Organisasi-organisasi di sekitar kita”. Secara rinci pelaksanaan pembelajaran penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah:

a. Perencanaan (planning)

1. Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan tentang materi pembelajaran PKn

2. Menyiapkan perangkat pembelajaran (Pemetaan, Silabus, RPP, Media Pembelajaran) yang sesuai dengan materi yang telah ditetapkan.

3. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan digunakan oleh kelompok, lembar jawaban, dan lembar kegiatan tersebut.

4. Menyiapkan insrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal-soal. Instrumen non tes berupa lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana perbaikan pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran PKn dengan menerapkan pendekatan


(30)

CTL pada siklus II sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan:

1. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk memulai pembelajaran.

2. Guru melaksanakan tes awal (pre test) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum materi yang diberikan.

3. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan dicapai (menghubungkan materi yang akan dijelaskan dengan kehidupan sehari-hari),.

4. Materi yang akan disampaikan adalah “Organisasi di sekolah”. Dengan Kompetensi Dasar “Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat”

Kegiatan Inti:

1. Guru menggali pengetahuan siswa tentang organisasi yang ada di sekolah.

2. Guru membentuk kelompok kecil terdiri dari 4-5 siswa untuk berdiskusi tentang materi yang akan disampaikan.

3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang organisasi yang ada di sekolah dengan menggunakan media.

4. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dari penjelasan guru tentang organisasi yang ada di sekolah.


(31)

5. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berpikir, dan mengidentifikasi organisasi apa yang ada di sekolah, atau organisasi apa yang pernah mereka ikuti.

6. Dalam kegiatan kelompok, Guru memberi tugas kepada siswa untuk menuliskan 2 organisasi yang pernah, sedang, atau akan diikuti oleh siswa di lingkungan sekolah dan masyarakat, atau organisasi apa pun yang diketahui siswa.

7. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menuliskan tujuan, anggota, struktur, dan tata tertib yang berlaku di kedua organisasi itu.

8. Siswa mencatat hasil dari diskusi ke dalam buku catatan tentang organisasi yang ada di sekitar sekolah. Dalam diskusi tersebut diharapkan setiap anak dapat memberikan ide atau gagasan yang dimiliki, sehingga mereka dapat memecahkan masalah yang sedang didiskusikan

9. Setelah siswa selesai mencatat hasil dari diskusi kelompok, kemudian guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi ke depan kelas.

10. Siswa lain dapat memberikan masukan kepada siswa yang maju.

Kegiatan Penutup

1. Guru memberikan umpan balik serta penguatan untuk menghadapi tugas-tugas berikutnya.

2. Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.


(32)

3. Pada akhir pembelajaran guru memberikan soal (post test) kepada siswa yang berbentuk Lembar Tugas Siswa tentang materi yang telah disampaikan.

c. Observasi

Peneliti mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja guru diamati dengan cara membubuhkan tanda ceklist pada lembar observasi.

d. Refleksi

Dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus II yang dilakukan oleh guru baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus III. Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus II perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran yang akan datang.

3. Siklus III

Dalam pembelajaran ketiga ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus pertama dan kedua. Siklus ketiga ini juga melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus pertama dan kedua yaitu sebagai berikut:


(33)

a. Perencanaan (planning)

1. Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan tentang materi pembelajaran PKn.

2. Menyiapkan perangkat pembelajaran (Pemetaan, Silabus, RPP, Media Pembelajaran) yang sesuai dengan materi yang telah ditetapkan.

3. Merancang kegiatan belajar mengajar menggunakan pendekatan CTL

4. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan digunakan kelompok, lembar jawaban, dan lembar kegiatan tersebut.

5. Menyiapkan insrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal-soal. Instrumen non tes berupa lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran PKn dengan menerapkan pendekatan CTL pada siklus ketiga dengan perencanaan yang telah disusun sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan:

1. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk memulai pembelajaran 2. Guru melaksanakan tes awal (pretest) untuk mengetahui


(34)

3. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan dicapai.

4. Materi yang akan disampaikan adalah “Organisasi di Masyarakat”. Dengan Kompetensi Dasar “Menampilkan peran serta dalam memilih organisasi di sekolah”

Kegiatan Inti:

1. Guru menggali pengetahuan siswa tentang organisasi yang ada di lingkungan rumah.

2. Guru membentuk kelompok kecil terdiri dari 4-5 siswa untuk berdiskusi tentang materi yang akan disampaikan.

3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang peran serta organisasi yang ada di sekolah.

4. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dari penjelasan guru tentang organisasi yang ada di sekolah.

5. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berpikir, dan berdiskusi tentang peran serta dalam memilih organisasi di sekolah.

6. Mencatat hasil dari diskusi ke dalam buku catatan.

7. Setelah siswa selesai mencatat hasil dari diskusi kelompok, kemudian guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi ke depan kelas.


(35)

Kegiatan Penutup

1. Guru memberikan umpan balik serta penguatan untuk menghadapi tugas-tugas berikutnya.

2. Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

3. Pada akhir pembelajaran guru memberikan soal (post test) kepada siswa yang berbentuk Lembar Tugas Siswa tentang materi yang telah disampaikan.

c. Observasi

Peneliti mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja guru diamati dengan cara membubuhkan tanda ceklist pada lembar observasi.

d. Refleksi

Pada siklus III ini peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan evaluasi hasil belajar siswa serta lembar observasi pengamat. Guru dapat melihat sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa. Jika hasil belajar siswa meningkat, maka kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL dapat dikatakan berhasil sesuai dengan tingkat pencapaian tujuan yang diharapkan.


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas V C mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SDN 2 Metro Timur dapat disimpulkan :

1. Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V C SDN 2 Metro Timur hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus III, dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu rata-rata siklus I yaitu 50,58 dan siklus II meningkat menjadi 63,38 dan nilai rata-rata siklus III meningkat menjadi 80,42. Dengan demikian dari siklus I ke siklus II di peroleh peningkatan sebesar 12,8% dan dari siklus II ke siklus III yaitu 17,04%.

2. Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar kelas siswa kelas V C SDN 2 Metro Timur, hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang telah dilakukan siswa pada siklus I sampai siklus III, dimana nilai rata-rata siswa tiap siklusnya adalah siklus I sebesar 60,92 meningkat pada siklus II yaitu 69,62 siklus III meningkat menjadi 80,00. Dengan demikian hasil belajar siswa, dari siklus I ke siklus II terjadi


(37)

peningkatan sebesar 8,7 dan dari siklus II ke siklus III terjadi peningkatan 10,38.

B. Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa membudayakan belajar dan membaca, guna memperkaya ilmu pengetahuan dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Kepada guru, diharapkan dapat menerapkan pendekatan CTL sehingga siswa diharapkan bisa saling bekerja sama, lebih aktif, berfikir secara kritis dalam memahami materi yang diajarkan dan dapat membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan untuk senantiasa menggunakan media atau alat peraga pembelajaran dalam setiap proses pembelajaran.

3. Kepada sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang masih belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga aktivitas siswa dapat meningkat dan dapat memberikan sosialisasi kepada guru tentang metode atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Kepada peneliti, untuk dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL pada mata pelajaranlain. Selain itu peneliti sebaiknya memiliki pengetahuan yang lebih banyak lagi, dan lebih inovatif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif.


(38)

PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

REBERKA MARDALENA S

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(39)

PENERAPAN PENDEKATANCONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING(CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

REBERKA MARDALENA S

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa yang rata-ratanya sebesar 34,4 pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa kelas V C SDN 2 Metro Timur. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V C SDN 2 Metro Timur pada pembelajaran PKn dengan menerapkan pendekatanContextual Teaching and

Learning(CTL).

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang dilaksanakan melalui tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data kegiatan tersebut dikumpulkan melalui lembar observasi, hasil tes pada setiap akhir siklus. Analisis data menggunakan kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (60,92), pada siklus II meningkat menjadi (69,62), dan pada siklus III meningkat menjadi (80,00). Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar siswa tiap siklusnya adalah siklus I (60,92), siklus II (69,62), dan siklus III (80,00). Dengan demikian hasil belajar siswa, dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 8,7% dan dari siklus II ke siklus III terjadi peningkatan 10,38%.


(40)

PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

REBERKA MARDALENA S

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(41)

Judul Skripsi : Penerapan PendekatanContextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Kelas V C SDN 2 Metro Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama : Reberka Mardalena S

NPM : 0813053052

Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Menyetujui : Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Asmaul Khair, M. Pd Drs. Mugiadi, M. Pd

NIP 19520919 197803 2002 NIP 19520511 197207 1 001

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd NIP 19510507 198103 1 002


(42)

1. Tim Penguji:

Ketua Tim Penguji, Dra. Asmaul Khair, M.Pd ...

Sekretaris, Drs. Mugiadi, M. Pd ...

Penguji Utama, Drs. Kojat Sudiatmaja, M. Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(43)

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : Reberka Mardalena S Nomor Pokok Mahasiswa : 0813053052

Program Studi : S1 PGSD

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Lokasi Penelitian : SDN 2 Metro Timur

Penerapan PendekatanContextual Teaching and Learning(CTL) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn kelas V C SDN 2 Metro Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

saya atau tidak plagiat kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, 6 Juli 2012

Yang membuat pernyataan,


(44)

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung Propinsi Lampung, pada tanggal 19 Maret 1989. Merupakan anak sulung dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Rafael Jahoras Sitanggang dan Ibu Lusia Warti.

Penulis mengenal pendidikan pertama di Taman Kanak-kanak (TK) Xaverius Way Halim Kota Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 1995. Dilanjutkan dengan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Perumnas Way Halim diselesaikan pada tahun 2001. Penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 19 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Pangudi Luhur Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007.

Setelah pendidikannya di SMA, pada tahun 2008 penulis mengikuti tes SNPTN Universitas Lampung dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung Program Studi S-1 PGSD.


(45)

Terus berharap, berusaha dan berdoa, pasti Tuhan

memberkati langkahmu.

Jikalau kau ingin mendapatkan sesuatu yang belum pernah

kau dapatkan maka, lakukanlah sesuatu yang belum pernah

kau lakukan


(46)

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

Ayah ku Rafael Jahoras Sitanggang dan Ibu ku Lusia Warti

yang telah memberikan doa dalam setiap langkah ku serta semangat

yang tiada hentinya.

Adik ku Andreas Pandapotan, Monica Lamtiurna dan Agnes Vena

Widiastuti serta Nenek ku Chatarina Kasinem yang memberi

keceriaan dan menanti keberhasilanku

Bapak dan Ibu Dosen yang selalu memberikan ilmu-ilmu yang

bermanfaat untuk penulis


(47)

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

Penerapan PendekatanContextual Teaching and Learning(CTL) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Kelas V C SDN Metro Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1 PGSD Universitas Lampung.

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua S1 PGSD UPP Metro, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama atas kesediannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(48)

penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Kojat Sudiatmaja, M.Pd., selaku Dosen Pembahas atas kesediaannya untuk membahas, memberikan saran dan kritik dalam proses penyempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Sulistiasih, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah membantu dalam penyelesaian tugas dan masalah yang ada di dalam kampus maupun di luar kampus.

8. Bapak dan Ibu dosen serta staf S1 PGSD Universitas Lampung yang telah memberikan arahan dan ilmu yang bermanfaat.

9. Ibu Wartiah, S.Pd., selaku Kepala SDN 2 Metro Timur yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SDN 2 Metro Timur. 10. Ibu Suprihatin, S.Pd, selaku teman sejawat dalam melaksanakan penelitian ini

yang banyak membantu peneliti dalam kelancaran penyusunan skripsi ini. 11. Bapak dan Ibu guru SDN 2 Metro Timur yang selalu memberikan saran

bagaimana kelak menjadi guru yang baik.

12. Siswa siswi kelas V C SDN 2 Metro Timur yang menjadi subjek dalam penelitian ini.

13. Teristimewa untuk kedua orangtua dan keluarga besar yang selalu berdoa dan memberikan semangat demi keberhasilanku.

14. Sahabat-sahabat ku S1 PGSD angkatan 2008 khususnya, Maiko Sabri Martha, M. Rinaldi, Devit Ahtiar, Winda Triliana, Nova Amalia, Yuliana F.N terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang diberikan selama ini.


(49)

16. Seseorang yang senantiasa memberikan ku semangat dan menemani ku disaat suka maupun duka, Gosun Fajar Indra.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak memberikan dorongan dan informasi serta pendapat yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan, khususnya para guru sebagai acuan dalam pengembangan

pembelajaran di kelas dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Metro, 6 Juli 2012


(50)

vii

Gambar Halaman

1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 20

2. Grafik Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 85

3. Grafik Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru Per-Siklus ... 87

4. Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hail Belajar Per-Siklus ... . 89


(51)

iv Halaman

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar ... 7

2. Pengertian Aktivitas ... 8

3. Pengertian Hasil Belajar ... 9

B. Pendidikan Kewarganegraraan (PKn) 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 10

2. Fungsi dan Tujuan PKn Secara Umum... 12

3. Hakikat, Fungsi dan Tujuan PKn di SD... 13

C. PendekatanContektual Teaching and Learning... 14

1. Pengertian Pendekatan CTL... 14

2. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan CTL ... 16

3. Langkah-langkah Pembelajaran CTL ... 17

D. Hipotesis Tindakan ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian... 19

B. Setting Penelitian ... 17

C. Teknik Pengumpulan Data ... 21

D. Alat Pengumpulan Data ... 22

E. Teknik Analisis Data ... 22

F. Indikator Keberhasilan ... 24

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 24


(52)

v BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 35

1. Deskripsi Awal... 35

2. Hasil Penelitian Siklus I ... 37

a. Persiapan Pembelajaran Siklus I ... 37

b. Pelaksanaan Siklus I ... 38

c. Temuan Pada Siklus I... 42

d. Refleksi... 51

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas untuk Siklus II... 53

3. Hasil Penelitian Siklus II... a. Persiapan Pembelajaran Siklus II ... 54

b. Pelaksanaan Siklus II... 55

c. Temuan Pada Siklus II. ... 59

d. Refleksi... 67

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas untuk Siklus II... 69

4. Hasil Penelitian Siklus III. ... 69

a. Persiapan Pembelajaran untuk Siklus III... 69

b. Pelaksanaan Siklus III ... 70

c. Temuan Pada Siklus III ... 73

d. Refleksi... 81

B. Pembahasan ... 83

1. Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 83

2. Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran ... 86

3. Hasil Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95 LAMPIRAN


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Defri. 2010.Aktivitas Belajar. http://id.shvoong.com/socialsciences/1961162-aktivitas-belajar/. Diakses pada 10 Februari 2011 @ 09.39 WIB

Andayani. 2009.Pemantapan Kemampuan Profesional.Universitas Terbuka. Jakarta Angkowo, dkk. 2007.Optimalisasi Media Pembelajaran.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Jakarta.

Anonim. 2010.Langkah-langkah Pembelajaran.

http://education-mantap.blogspot.com/2010/06/langkah-langkah-pembelajaran.html. Diakses pada 13 Desember 2011 @ 13. 58 WIB

Arikunto, dkk. 2004.Penelitian Tindakan Kelas.Bumi Aksara. Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk. 2009.Penelitian tindakan kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Wdya. Bandung.

Atha. 2011.Hakekat Fungsi dan Tujuan PKn di SD.

http://athaanakcerdas.blogspot.com/2011/12/hakekat-fungsi-dan-tujuan-pkn-di-sd.html

Azis wahab, Abdul. 2008.Metode dan Model-Model mengajar.Alfabeta. Bandung. Depdiknas. 2008.Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran.Dikti. Jakarta. Dimyati, dan Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Fathurrohman, dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar.Refika Aditama. Bandung Fuad, Ihsan. 2005.Dasar-dasar Kependidikan.Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2001.Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta Herdy. 2010.Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning.

http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-contextual-teaching-learning-ctl/. Diakses pada 10 Oktober 2011 @ 10.30 WIB

Hernawan, Asep Herry. 2007.Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI PRESS. Bandung.


(54)

Komalasari, Kokom. 2010.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.

Kunandar. 2010.Langkah Mudah Penelitian Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT Rajawali Pers. Jakarta.

Martati, Badruli. 2010.Metodologi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Genesindo. Bandung.

Nashar. 2004.Peranan Motivasi & Kemampuan Awal.Delia Press. Jakarta. Nadhirin. 2010.Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning.

http://nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-contextual-teaching.html. Diakses pada 13 Desember 2011 @ 13.57 WIB

Nurhadi, dkk. 2002.Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Universitas Negeri Malang. Malang.

Purwanto, Ngalim. 2002.Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda. Bandung. Roestiyah. 2001.Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta. Jakarta.

Ruminiati. 2007.Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD.Depdiknas. Jakarta. Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Kencana. Jakarta.

Sanjaya, Ade. 2011. Pengertian Definisi, Hasil Belajar Siswa. http://aadesanjaya.blogspot.com. Diakses pada 27 Januari 2012 @ 10.00 WIB

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Grafindo Persada. Jakarta.

Tim Penyusun. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Trianto. 2009.Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik.Prestasi Pustakarya. Jakarta. Universitas Lampung. 2007.Format Penulisan Karya Ilmiah.Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Wardhani, IGAK, dkk. 2007.Penelitan Tindakan Kelas.Universitas Terbuka. Jakarta Winataputra. 2008.Materi dan Pembelajaran IPS di SD.Universitas Terbuka. Jakarta Winarno. 2009.Melaksanakan Pancasila di Era Reformasi.http://winarno. staff. fkip. uns.

ac.id/2009/06/11/melaksanakan-pancasila-di-era-reformasi/. Diakses pada 9 Oktober 2011 @ 16.30 WIB


(55)

vi

Tabel Halaman

1. Jadwal Kegiatan PTK Tiap Siklus ... 37

2. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus I Pertemuan I) ... 43

3. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus I Pertemuan II) . 44 4. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 46

5. Tabel Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan I ... 47

6. Tabel Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan II... 48

7. Peningkatan Kinerja Guru Siklus I ... 49

8. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I... 50

9. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 50

10. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan I) . 59 11. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan II) . 60 12. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 63

13. Tabel Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan I... 64

14. Tabel Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan II ... 65

15. Peningkatan Kinerja Guru Siklus II ... 65

16. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 66

17. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II... 66

18. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus III Pertemuan I) ... 74

19. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus III Pertemuan II) ... 76

20. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus III ... 77

21. Tabel Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan I ... 78

22. Tabel Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan II ... 79

23. Peningkatan Kinerja Guru Siklus III... 80

24. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 80

25. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 81

26. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 84

27. Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru Per-Siklus ... 86


(1)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 20

2. Grafik Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 85

3. Grafik Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru Per-Siklus ... 87

4. Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hail Belajar Per-Siklus ... . 89


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar ... 7

2. Pengertian Aktivitas ... 8

3. Pengertian Hasil Belajar ... 9

B. Pendidikan Kewarganegraraan (PKn) 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 10

2. Fungsi dan Tujuan PKn Secara Umum... 12

3. Hakikat, Fungsi dan Tujuan PKn di SD... 13

C. PendekatanContektual Teaching and Learning... 14

1. Pengertian Pendekatan CTL... 14

2. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan CTL ... 16

3. Langkah-langkah Pembelajaran CTL ... 17

D. Hipotesis Tindakan ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian... 19

B. Setting Penelitian ... 17

C. Teknik Pengumpulan Data ... 21

D. Alat Pengumpulan Data ... 22

E. Teknik Analisis Data ... 22

F. Indikator Keberhasilan ... 24

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 24


(3)

v

2. Siklus II ... 28

3. Siklus III... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35

1. Deskripsi Awal... 35

2. Hasil Penelitian Siklus I ... 37

a. Persiapan Pembelajaran Siklus I ... 37

b. Pelaksanaan Siklus I ... 38

c. Temuan Pada Siklus I... 42

d. Refleksi... 51

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas untuk Siklus II... 53

3. Hasil Penelitian Siklus II... a. Persiapan Pembelajaran Siklus II ... 54

b. Pelaksanaan Siklus II... 55

c. Temuan Pada Siklus II. ... 59

d. Refleksi... 67

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas untuk Siklus II... 69

4. Hasil Penelitian Siklus III. ... 69

a. Persiapan Pembelajaran untuk Siklus III... 69

b. Pelaksanaan Siklus III ... 70

c. Temuan Pada Siklus III ... 73

d. Refleksi... 81

B. Pembahasan ... 83

1. Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 83

2. Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran ... 86

3. Hasil Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95 LAMPIRAN


(4)

95

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Defri. 2010.Aktivitas Belajar. http://id.shvoong.com/socialsciences/1961162-aktivitas-belajar/. Diakses pada 10 Februari 2011 @ 09.39 WIB

Andayani. 2009.Pemantapan Kemampuan Profesional.Universitas Terbuka. Jakarta Angkowo, dkk. 2007.Optimalisasi Media Pembelajaran.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Jakarta.

Anonim. 2010.Langkah-langkah Pembelajaran.

http://education-mantap.blogspot.com/2010/06/langkah-langkah-pembelajaran.html. Diakses pada 13 Desember 2011 @ 13. 58 WIB

Arikunto, dkk. 2004.Penelitian Tindakan Kelas.Bumi Aksara. Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk. 2009.Penelitian tindakan kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Wdya. Bandung.

Atha. 2011.Hakekat Fungsi dan Tujuan PKn di SD.

http://athaanakcerdas.blogspot.com/2011/12/hakekat-fungsi-dan-tujuan-pkn-di-sd.html

Azis wahab, Abdul. 2008.Metode dan Model-Model mengajar.Alfabeta. Bandung. Depdiknas. 2008.Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran.Dikti. Jakarta. Dimyati, dan Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Fathurrohman, dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar.Refika Aditama. Bandung Fuad, Ihsan. 2005.Dasar-dasar Kependidikan.Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2001.Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta Herdy. 2010.Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning.

http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-contextual-teaching-learning-ctl/. Diakses pada 10 Oktober 2011 @ 10.30 WIB

Hernawan, Asep Herry. 2007.Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI PRESS. Bandung.


(5)

96

Komalasari, Kokom. 2010.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.

Kunandar. 2010.Langkah Mudah Penelitian Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT Rajawali Pers. Jakarta.

Martati, Badruli. 2010.Metodologi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Genesindo. Bandung.

Nashar. 2004.Peranan Motivasi & Kemampuan Awal.Delia Press. Jakarta. Nadhirin. 2010.Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning.

http://nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-contextual-teaching.html. Diakses pada 13 Desember 2011 @ 13.57 WIB

Nurhadi, dkk. 2002.Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Universitas Negeri Malang. Malang.

Purwanto, Ngalim. 2002.Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda. Bandung. Roestiyah. 2001.Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta. Jakarta.

Ruminiati. 2007.Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD.Depdiknas. Jakarta. Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Kencana. Jakarta.

Sanjaya, Ade. 2011. Pengertian Definisi, Hasil Belajar Siswa.

http://aadesanjaya.blogspot.com. Diakses pada 27 Januari 2012 @ 10.00 WIB

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Grafindo Persada. Jakarta.

Tim Penyusun. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Trianto. 2009.Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik.Prestasi Pustakarya. Jakarta. Universitas Lampung. 2007.Format Penulisan Karya Ilmiah.Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Wardhani, IGAK, dkk. 2007.Penelitan Tindakan Kelas.Universitas Terbuka. Jakarta Winataputra. 2008.Materi dan Pembelajaran IPS di SD.Universitas Terbuka. Jakarta Winarno. 2009.Melaksanakan Pancasila di Era Reformasi.http://winarno. staff. fkip. uns.

ac.id/2009/06/11/melaksanakan-pancasila-di-era-reformasi/. Diakses pada 9 Oktober 2011 @ 16.30 WIB


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Kegiatan PTK Tiap Siklus ... 37

2. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus I Pertemuan I) ... 43

3. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus I Pertemuan II) . 44 4. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 46

5. Tabel Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan I ... 47

6. Tabel Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan II... 48

7. Peningkatan Kinerja Guru Siklus I ... 49

8. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I... 50

9. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 50

10. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan I) . 59 11. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan II) . 60 12. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 63

13. Tabel Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan I... 64

14. Tabel Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan II ... 65

15. Peningkatan Kinerja Guru Siklus II ... 65

16. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 66

17. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II... 66

18. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus III Pertemuan I) ... 74

19. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus III Pertemuan II) ... 76

20. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus III ... 77

21. Tabel Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan I ... 78

22. Tabel Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan II ... 79

23. Peningkatan Kinerja Guru Siklus III... 80

24. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 80

25. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 81

26. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 84

27. Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru Per-Siklus ... 86


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 TOTOKATON TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 55

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 TOTOKATON TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 62

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 55

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 53

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 48

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG SUGIH BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 2 47

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BOJONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUNUNG RAYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 44

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) YANG BERORIENTASI PADA LIFE SKILL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 18 107

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SDN 1 TANJUNG KEMALA KECAMATAN PUGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 29 81