7 Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan
memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan
karper ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau,
biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.
B. SYARAT DAN KEBIASAAN HIDUP
Ikan mas seringkali disebut ikan karper. Ikan mas termasuk jenis ikan thermophil yang mampu beradaptasi atau toleran terhadap perubahan temperatur air lingkungan
antara 4
o
C – 30
o
C. Ikan ini telah berkembang di daerah substropis dibelahan bumi utara Eropa sampai daratan tropis di belahan selatan Asia. Ikan mas Cyprinus carpio Linn
merupakan ikan yang paling banyak dipelihara para petani di Indonesia. Ikan ini tidak saja disenangi konsumen, tetapi juga oleh para petani, mengingat ikan memiliki beberapa sifat
yang baik sebagai ikan budidaya. Ikan ini tumbuhnya tergolong cepat, dalam usia setengah tahun sudah dikonsumsi dan laku di pasaran; makan makanan yang berupa tanaman
maupun hewan, bahkan dapat mencerna karbohidrat dengan baik; serta masa reproduksinya tergolong cepat dan bertelur banyak, yakni sekitar 100.000-200.000 butir per
kg. Ikan ini juga termasuk ikan yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan
kandungan oksigen terlarut dalam perairan dan tidak sensitif terhadap perlakuan, misalnya seleksi, penampungan, penimbangan, pengangkutan, dan lain-lain.
Ikan mas menyukai tempat hidup habitat di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas
dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan air laut dpl dan pada suhu 25-30°C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang
ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas kadar garam 25-30o. Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis
8 makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan
utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
C. POTENSI DAN DISTRIBUSI IKAN MAS
Potensi lahan perikanan budidaya Indonesia cukup besar. Hal ini didukung oleh kondisi alam Indonesia yang mempunyai keragaman fisiografis yang menguntungkan untuk
akuakultur. Suhu air wilayah tropis yang relatif tinggi dan stabil sepanjang tahun memungkinkan kegiatan budidaya berlangsung sepanjang tahun. Tipologi bentang lahan
dan pesisir yang beragam memberi peluang untuk pengembangan komoditas budidaya yang beragam pula. Produksi perikanan budidaya menutup tahun 2010 telah mencapai sekitar
5,48 juta ton serta pengembangan pembenihan yang semakin maju, baik benih nila, benih lele, benih gurame dan benih ikan lainnya. Angka tersebut melebihi angka sasaran yang
telah ditetapkan sebagai target pencapaian produksi tahun 2010 sebesar 5,38 juta ton. Program minapolitan yang berbasis pada tingkat kabupaten dan telah ditetapkan
beberapa kabupaten minapolitan dengan mengandalkan potensi masing-masing daerah turut memberikan peranan dalam peningkatan potensi akuakultur. Konsep minapolitan
sendiri merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan dengan prinsip-prinsip, integrasi, efisiensi,
kualitas, dan akselerasi. Selain itu, juga ada paket-paket wirausaha pemula yang diharapkan akan bermunculan banyak pembudidaya baru sehingga secara tidak langsung akan tercetak
lahan-lahan baru yang diharapkan dapat memacu pertumbuhan produksi perikanan
budidaya.
Komoditas perikanan budidaya memiliki peluang yang sangat besar dikembangkan untuk pemenuhan gizi masyarakat. Ikan digemari oleh semua lapisan masyarakat,
dibanding produk lainnya. Ikan memiliki efek yang baik bagi kesehatan, dagingnya relatif lunak, lebih cepat dan mudah diolah serta harganya murah. Usaha perikanan diharapkan
mampu memasok produknya dalam rangka memenuhi permintaan perikanan yang terus meningkat. Tingkat konsumsi ikan di Indonesia 2010 mencapai 30,47 kilogram per kapita per
tahun, meningkat 29 dibanding tingkat konsumsi 2009. Dukungan konsumsi dalam negeri
9 sangat diperlukan untuk membangun alur pemasaran produk yang kuat sehingga juga
membangun kepercayaan diri pelaku usaha sektor perikanan dari hulu sampai ke hilir. Akibatnya, peningkatan tingkat konsumsi ikan diyakini tidak hanya dapat meningkatkan
kesejahteraan makanan, khususnya pelaku usaha. Selain itu, peningkatan konsumsi ikan juga dinilai berarti penting bagi ketahanan pangan dan kemandirian bangsa karena
peningkatan konsumsi ikan akan mengurangi ketergantungan terhadap impor protein hewani lainnya.
Ikan mas Cyprinus caprio L. merupakan ikan konsumsi air tawar yang sudah lama sekali dipelihara, yaitu sejak 425 SM di China. Di Indonesia, ikan mas dipelihara sekitar
tahun 1920, yang dibawa dari China, Jepang, Taiwan. Budidaya ikan mas terdapat di Jawa Barat, tersebar di daerah Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur,
Purwakarta. Menurut Djoko Suseno 2000, di Indonesia pertama kali ikan karper berasal dari
daratan Eropa dan Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budi daya yang sangat penting. Sementara itu, menurut R.O Ardiwinata, 1981 ikan karper yang
berkembang di Indonesia diduga awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan karper diketahui sudah berkembang di daerah Galuh Ciamis Jawa Barat pada
pertengahan abad ke-19. Dari Jawa, ikan karper kemudian dikembangkan ke Bukittinggi Sumatera Barat tahun 1892. Berikutnya dikembangkan di Tondano Minahasa, Sulawesi
Utara tahun 1895, daerah Bali Selatan Tabanan tahun 1903, Ende Flores, NTT tahun 1932 dan Sulawesi Selatan tahun 1935. Selain itu, pada tahun 1927 atas permintaan
Jawatan Perikanan Darat saat itu juga mendatangkan jenis-jenis ikan karper dari Negeri Belanda, yakni jenis Galisia karper gajah dan kemudian tahun 1930 didatangkan lagi
karper jenis Frankisia karper kaca. Kedua jenis karper tersebut sangat digemari oleh petani karena rasa dagingnya lebih sedap, padat, durinya sedikit dan pertumbuhannya lebih cepat
dibandingkan ras-ras lokal yang sudah berkembang di Indonesia sebelumnya. Ikan mas merupakan ikan air tawar yang memiliki konsumen cukup besar, terutama
di Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan serta Sulawesi Utara. Minat masyarakat terhadap ikan mas semakin meningkat seiring dengan peningkatan
10 konsumsi ikan yang saat ini terus dicanangkan pemerintah dalam rangka peningkatan
konsumsi ikan oleh masyarakat. Bahkan di Sumatera Utara ikan mas menjadi sangat penting keberadaannya ketika acara adat suku Batak digelar.
Budidaya ikan mas semakin berkembang dan diminati oleh masyarakat untuk dikembangkan dalam bentuk usaha, baik itu usaha pembenihan maupun pembesarannya.
Ikan mas termasuk ikan konsumsi yang tergolong mudah dalam pembenihan dan pemeliharaannya karena cenderung bersifat adaptif mudah menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya, pertumbuhannya cepat, dan tahan terhadap berbagai jenis penyakit serta mempunyai peluang usaha yang potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan oleh
masyarakat. Pengolahan perikanan bertujuan untuk lebih mendekatkan produk perikanan kepada
konsumen sehingga bisa dijadikan salah satu strategi pemasaran. Peningkatan penduduk Indonesia yang cukup besar setiap tahunnya berdampak pada meningkatnya kebutuhan
konsumen terhadap ikan mas yang cukup besar pula. Berapapun produksi yang dihasilkan, pada umumnya dapat diserap oleh pasar. Umumnya, ikan yang telah diolah lebih disukai
konsumen karena lebih mudah dan praktis untuk di konsumsi ready to eat atau dimasak ready to cook. Melalui produk-produk ikan olahan tersebut, diharapkan konsumen menjadi
lebih familiar dengan produk-produk perikanan. Penduduk Indonesia yang ratusan juta tentu sangat membutuhkan makanan jenis ikan termasuk ikan mas yang sudah sangat digemari
oleh masyarakat. Hampir disetiap pulau yang mempunyai pantai, pasti ada hasil budidaya ikan masnya sehingga kebutuhan ikan mas sebagai bahan baku juga dengan mudah dapat
dipenuhi.
D. KANDUNGAN GIZI